SKRIPSI
Oleh :
Oky Ariestyo M
002114184
“ Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan kamu akan menerimanya “ ( Matius 21 : 22 )
Halaman
F. Sistematika Penulisan……………………………………… 5
A. Persepsi ……………………………………………….. 6
B. Etika………………………………… …………………… 7
C. Kode Etik dan Etika Profesional……………………….. 8
H. Hipotesis……………………………………………………23
4. Statistik Deskriptif……………………………………...32
5. Uji Hipotesis……………………………………………32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN …………………… 35
D. Pengujian Hipotesis………..……………………………… 48
E. Pembahasan…………………………………………………51
A. Kesimpulan……………………………….……………. 54
B. Keterbatasan………………….………………………… 55
C. Saran……………………. ………………………………. 55
Tabel Halaman
Tabel 1 Variabel Persepsi Akuntan Pendidik dan Akuntan Publik
Terhadap Etika Profesi Akuntan……………………………..27
Gambar Halaman
Gambar I Kerangka Kode Etik IAI …………….……………………… 20
ABSTRAK
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN AKUNTAN PUBLIK TERHADAP
ETIKA PROFESI AKUNTAN INDONESIA
Studi kasus Pada empat perguruan tinggi dan empat KAP di Yogyakarta
This research was aimed to find out and compare the perception of
Indonesian accountant profession ethics toward educator accountant and public
accountant at four different universities and KAPs in Yogyakarta.
The data research firstly were gained from the distribution of questionnaires
adapted from Desriani’s research (1993) that was developed and adjusted by research
subject and goal, secondly from literature study included previous researches related
to this research. The measurenment was conducted by likert scale the data analysis
techniques used to solve the problem formulation were : (1) Validity Test, (2)
Reliability Test, (3) Percentage Analisys, (4) Descriptive Statistic, and (5)
Hypothesis Test related to decision undertaking, analysis instrument used was
independent sample t – test.
In conclusion, generally there was no significant different perception between
educator and public accountant toward Indonesian account profession ethics.
However, dissimilarity perception was found in each principle of educator and public
accountant, namely : (1) Responsibily principle, (2) Public importance principle, and
(3) Professionalism principle.
BAB I
PENDAHULUAN
menaruh kepercayaan terhadap mutu jasa yang diberikan oleh profesi. Profesi
pertama dari pendidikan akuntan dalam tahun 1957. Para Akuntan yang terdaftar
di Indonesia dapat dibagi terutama dalam dua golongan, yaitu golongan register
A bagi mereka yang telah lulus dalam tahun 1959 atau sebelumnya dan golongan
register D bagi mereka yang lulus pada tahun 1960 dan sesudahnya.
bahwa suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap
dalam sikap dan tindakan etisnya. Sikap dan tindakan etis anggota profesi akan
yang diberikan untuk memastikan bahwa profesi akuntan publik bisa memenuhi
1
jasa akuntan publik yaitu standar auditing dan kode etik. Kode etik merupakan
pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Indonesia untuk bertugas secara
bertanggungjawab.
Kode etik akuntan publik dibentuk untuk mengatur sikap dan tindakan
etik akuntan publik yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara
akuntan publik dengan para klien, antara akuntan publik dengan sejawatnya dan
tekanan yang dapat muncul dari dirinya sendiri maupun pihak eksternal dengan
sikap profesionalismenya.
layaknya yang mereka harapkan, maka perlu adanya kesamaan persepsi. Persepsi
2
organisasional akuntan publik, semakin tinggi pula komitmen untuk menerapkan
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis memberikan
2. Sampel untuk akuntan pendidik diambil dari beberapa universitas yang ada di
3. Sampel untuk akuntan publik diambil dari beberapa KAP yang ada di wilayah
DIY.
3
D. Tujuan Penelitian
terhadap etika profesi akuntan Indonesia antara akuntan pendidik dan akuntan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi akuntan pendidik, penelitian ini dapat digunakan untuk lebih memahami
etika profesi yang diterapkan dan telah melembaga dalam diri anggotanya,
5. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menerapkan teori-teori yang telah
4
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
hasil penelitian.
5
BAB V : Penutup
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
antara lain :
“ Persepsi adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang atau hal
“ Proses diketahuinya suatu hal pada seseorang melalui panca indra yang
dimiliki “
indrawi “
7
Dalam penelitian ini persepsi yang dimaksud adalah persepsi mengenai
kode etik akuntan publik. Persepsi ini diukur dengan menggunakan pertanyaan
B. Etika
merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran – ajaran
etika didefinisikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
kesusilaan karena sila berarti dasar, kaedah atau aturan , sedangkan su berarti
Dengan demikian persepsi etika dalam penelitian ini adalah tanggapan atau
penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa yang disifati oleh kombinasi dari
tunduk pada suatu kode etik profesi dan melaksanakan serta mempertahankan
terlaksananya kode etik yang telah ditetapkan. Etik lebih banyak berhubungan
dengan sifat manusia yang ideal dan disiplin pribadi di luar yang ditentukan oleh
undang-undang dan peraturan, sehingga etik dapat pula diartikan sebagai suatu
sopan santun atau tatanan moral dalam suatu profesi atau jabatan. Etik yang telah
8
disepakati bersama oleh anggota suatu profesi disebut dengan Kode Etik Profesi
(Munawir, 1999: 58 ).
Mulyadi,(1998: 45);
“Kode etik yaitu etika profesional bagi praktek akuntan di Indonesia dan
Sihwahjoeni dan Gudono, 2000. Dalam Jurnal Riset Akuntansi 2000: 170).
“Kode etik yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan
dengan masyarakat”
9
Dari beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kode etik adalah aturan
atau tatanan dalam suatu profesi yang menjadi acuan dalam menjalankan tugas
Oleh karena merupakan konsensus maka, etika tersebut dinyatakan secara tertulis
atau formal untuk selanjutnya disebut “ Kode Etik “. Sifat sangsinya juga moral
Kode etik yang sudah ada, sewaktu – waktu dapat dinilai kembali dan jika
perlu direvisi atau disesuaikan. Hal ini bisa terjadi karena situasi yang berubah
Kode etik yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan
dengan kliennya, antara akuntan dengan teman sejawatnya dan antara profesi
dengan masyarakat (Sihwahjoni dan Gundono,2000). Dengan tujuan kode etik itu
masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Dalam bab VII pasal 10 Kode Etik
Akuntan Indonesia disebutkan bahwa kode etik akuntan berlaku bagi seluruh
ditetapkan pada konggres VII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta pada tahun
1998 terdiri dari prinsip etika, aturan etika, interprestasi aturan etika. Prinsip-
10
prinsip tersebut terdiri dari integritas, obyektifitas, kebebasan, kepercayaan,
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik
dalam kongres IAI tahun 1981 dan tahun 1986, dan kemudian di ubah lagi dalam
Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta pada tahun 1998 terdiri dari (Haryono, 2001:
91):
1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
profesionalnya.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari 3 bagian : Prinsip Etika,
Aturan Etika dan Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka
dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional
oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh kongres dan berlaku bagi seluruh
11
anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh rapat anggota himpunan dan
profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai interpretasi dan atau aturan
menggantikannya.
jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus
selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
12
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan
tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
a. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
tertib.
b. Profesi akuntan dapat tetap berada pada posisi yang penting ini hanya
bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi dan sesuai
prestasi tersebut.
13
berkepentingan. Dalam mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak
3. Integritas
setinggi mungkin.
14
a. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
c. Integritas diukur dalam bentuk yang benar dan adil. Dalam hal ini
4. Obyektivitas
15
a. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
pihak lain.
anggota.
prinsip obyektivitas.
16
5) Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah yang
kecerdikan.
tanggung jawab untuk memberikan jasa dengan segera dan berhati – hati,
17
e. Kehati – hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan
tanggung jawabnya.
6. Kerahasiaan
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa
mengungkapkan informasi.
18
e Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang
orang lain. Namun hal ini tidak berlaku untuk pengungkapan informasi
profesional.
7. Perilaku Profesional
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja
8. Standar Teknis
19
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
relevan.
Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh
kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan oleh
oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setalah memperhatikan tanggapan dari
penerapannya.
Dengan sampel, latar responden, populasi, dan luas penelitian yang berbeda,
maka dalam penelitian ini melakukan observasi terhadap persepsi terhadap kode etik
20
Gambar 1
Kepentingan
Umum(Publik)
Itegritas
Obyektivitas PRINSIP
ETIKA IAI-PUSAT
Kompetensi dan Kehati-
hatian Profesional
Kerahasiaan
Perilaku Profesional
Standar Teknis
.............................................................................................................................................
ATURAN
ETIKA IAI-KAP
RAPAT
100 200 300 F400 500 ANGGOTA
Independ Standar Tanggun Tanggung Tanggung KAP
ensi, umum g Jawab Jawab Jawab dan
Integritas Prinsip Kepada Kepada Praktek
Obyektivi Akuntans Klien Rekan Lain
i
PENGURUS
INTERPRESTASI IAI-KAP
ATURAN ETIKA
TANYA DAN
JAWAB DEWAN- SPAP
21
G. Hasil Penelitian Sebelumnya
penelitian baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Dari hasil penelitian
Desriani (1993) mengenai persepsi akuntan publik terhadap kode etik akuntan
antara kelompok akuntan publik. Penelitian ini hanya ditujukan kepada para
akuntan publik.
etis mahasiswa bisnis dan teknik di tingkat sarjana dan pasca sarjana. Dalam
hal ini instrumen didesain untuk mengukur bagaimana mahasiswa bisnis dan
teknik merasakan keyakinan etis dan tindakan diri mereka serta bagaimana
mereka merasakan keyakinan etis dan tindakan kawan sebayanya. Dari hasil
evaluasi etis dari staf pengajar dan mahasiswa sekolah bisnis. Data
22
suatu praktik bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
tingkat akhir dan mahasiswa baru. Selain itu hasil dalam penelitian ini juga
akuntan dan mahasiswa terhadap etika bisnis. Penelitian ini terdiri dari dua
bagian, yaitu tentang persepsi akuntan dan mahasiswa terhadap etika bisnis dan
Penelitian ini juga diperluas untuk melihat perbedaan persepsi di antara dua
Dari hasil pengujian ini diketahui bahwa hasil tidak ada perbedaan signifikan
23
manajemen sekaligus akuntan pendidik, akuntan pemerintah, dan akuntan
pemerintah sekaligus akuntan pendidik tehadap kode etik akuntan. Dari hasil
akuntan publik.
Sedangkan pada faktor penafsiran dan penyempurnaan kode etik antara akuntan
H. Hipotesis
masih perlu dibuktikan kebenarannya. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak
atau ditolak. Dengan latar belakang dan landasan teori serta pendapat bahwa
24
terhadap kode etik akuntan. Maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
terhadap kode etik akuntan Indonesia dilihat dari prinsip etika profesi
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yang dilakukan dengan
1. Tempat penelitian
DRS. Kumala Hadi, KAP DRS. Abdul Muntalib, KAP DRS Bambang
Hartadi) dan Perguruan tinggi yang ada di wilayah DIY (UGM, UNY, UTY
dan STIE YKPN) Ke empat Perguruan tinggi tersebut dipilih karena untuk
dipilih karena dari 7 KAP yang ada di Yogyakarta hanya 4 KAP tersebut
2. Waktu penelitian
1. Subyek penelitian.
wilayah DIY.
26
2. Obyek penelitian.
Persepsi akuntan pendidik dan akuntan publik mengenai kode etik akuntan
1. Kuesioner
pertanyaan.
2. Studi Literatur
lapangan.
27
E. Variabel Penelitian
akuntan publik terhadap etika professi akuntan. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan etika profesi akuntan adalah delapan prinsip etika yang
akuntan pendidik dan akuntan publik dalam penelitian ini adalah tanggapan
mereka selaku pihak yang diharapkan mengerti dan memahami akan etika profesi
akuntan.
NO Pertanyaan
PRINSIP Indikator Variabel
No.
PRINSIP Tanggung Jawab 1 s/d 4
1.
TANGGUNG JAWAB Profesi
PROFESI
2. PRINSIP Kepentingan Publik 5 s/d 8
KEPENTINGAN PUBLIK
3. PRINSIP Integritas 9 s/d 11
INTEGRITAS
4. PRINSIP Obyektifitas 12 s/d 17
OBYEKTIFITAS
PRINSIP Kompetensi dan 18 s/d 20
5. KOMPETENSI DAN Kehati-hatian
KEHATI-HATIAN
PROFESIONAL
6. PRINSIP Kerahasiaan 21s/d 23
KERAHASIAAN
PRINSIP Perilaku Profesional 24s/d 28
7.
PERILAKU
PROFESIONAL
8. PRINSIP Standar Teknis 29s/d 34
STANDAR TEKNIS
28
Jawaban responden selanjutnya dinyatakan dengan alternatif jawaban
yang menggunakan skala Likert 1-4, yaitu:
Alternatif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : (Umar, 2001: 89 )
pengembalian kuesioner.
1. Populasi
29
kuesioner yang kembali sebanyak 24 kuesioner dan 1 kuesioner dari UGM
tidak kembali dikarenakan responden tersebut tidak ada ditempat sampai pada
batas waktu yang telah ditentukan. Dari akuntan publik yang bekerja di empat
KAP. Ada : KAP DRS Hendri Susanto ( 5 kuesioner ), KAP DRS Kumala
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel yang diambil harus bisa mewakili populasi. Sampel dalam
diberikan dan total jumlah kuesioner yang diminta oleh Kaprodi Akuntansi
yang bekerja di empat KAP adalah 30 orang. Karena dari 7 KAP hanya 4
30
Untuk menetapkan jumlah sampel, peneliti menggunakan pendapat
Gay (Umar, 2001: 75) yang menyatakan ukuran minimal sampel yang dapat
dari populasi atau untuk populasi yang relatif kecil minimal 20% dari total
n = 20% X N
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
n = 20% X 28
ini 24 responden yang bersedia, maka sampel telah memenuhi batas minimal
jumlah sampel.
n = 20% X 30
n=6
ini 24 responden yang bersedia, maka sampel telah memenuhi batas minimal
jumlah sampel
31
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
reliabilitas.
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan mencari faktor analisis yang dicari dari nilai KMO
dikatakan valid bila factor loading diperoleh dari nilai KMO dengan nilai >
0,5. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur semakin tepat pula alat
2. Uji Reliabilitas
⎡ k ⎤
rα = ⎢
⎡
⎢1 −
∑ Si 2
⎤
⎥
⎣ k − 1 ⎥⎦
2
⎢⎣ St ⎥⎦
Keterangan :
rα = reliabilitas instrumen
k = banyaknya item
32
∑ Si 2
= jumlah varians item
3. Analisis Presentase.
4. Statistik Deskriptif.
persepsi dari populasi yang di observasi. Data yang didapat dari hasil
deviasi, dan kisaran skor jawaban baik kisaran teoritis maupun kisaran actual.
5. Uji Hipotesis
261-266):
a. Menentukan Ho dan H1
33
Ho : Tidak terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan
Daerah terima Ho jika : - titik kritis < statistik uji < + titik kritis. Daerah
terima H1 jika : statistik uji > + titik kritis dan statistik uji < - titik kritis.
_ _
x1 − x2
t=
⎛ (n1 − 1)S12 + (n2 − 1) + S 22 ⎞⎛ 1 1 ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ ⎜⎜ + ⎟⎟
⎝ n1 + n2 − 2 ⎠ ⎝ n1 n2 ⎠
Keterangan:
34
n1 = jumlah populasi Akuntan Publik
e. Pembuatan keputusan.
menolak Ho. Jika nilai statistik jatuh di daerah terima Ho, maka Ho
diterima dan H1 ditolak, bila nilai statistik berada di daerah terima H1,
35
BAB IV
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi
akuntan pendidik dan akuntan publik terhadap etika profesi akuntan Indonesia, maka
pada bab ini akan dipaparkan hasil analisis persepsi tersebut dengan menggunakan
uji analisis mean. Selain itu akan dilakukan pula uji perbedaan persepsi tentang etika
profesi akuntan Indonesia antara akuntan pendidik dan akuntan publik dengan
Sampel dalam penelitian ini adalah akuntan pendidik yang diambil dari
beberapa universitas dan akuntan yang bekerja pada KAP di wilayah DIY yaitu
sebesar 96,0%. Dari 48 kuesioner yang kembali tersebut, seluruh kuesioner dapat
diolah lebih lanjut karena data yang ada di dalamnya diisi dengan lengkap. Sehingga
jumlah kuesioner yang layak diuji untuk dijadikan responden sebesar 48 kuesioner.
1. Uji Validitas.
responden. Uji coba kuesioner menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu alat ukur untuk
36
mengukur apa yang seharusnya diukur. Metode uji validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Instrumen dikatakan valid bila
factor loading suatu item mempunyai nilai lebih dari 0,4 pada faktornya. Hasil
uji validitas terhadap item-item pada kuesioner penelitian dapat dilihat pada
37
ITEM PRINSIP PRINSIP PRINSIP PRINSIP PRINSIP PRINSIP PRINSIP PRINSIP
PERTA TANGG KEPENT INTEGRI OBYEKTI KOMPETE KERAHA PERILAU STANDAR
NYAAN UNG INGAN TAS VITAS NSI DAN SIAAN PROFESIO TEKNIS
JAWAB PUBLIK KEHATI- NAL
PROFESI HATIAN
PROFESIO
NAL
20 -0,758
21 -0,708
22 0,750
23 0,675
24 0,653
25 0,567
26 -0,635
27 0,557
28 0,793
29 0,829
30 0,534
31 0,534
32 0,426
33 0,553
34 0,389
pertanyaan pada variabel etika profesi akuntan Indonesia tetap terbentuk pada
dimensinya lebih dari 0,40. Maka dapat disimpulkan seluruh item pada variabel
etika profesi akuntan Indonesia adalah valid yang berarti bahwa semua item
38
pada variabel etika profesi akuntan Indonesia tersebut dapat dinyatakan layak
2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi hasil
reliabel jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel. Dengan tingkat
signifikansi 5%, nilai r tabel yang diperoleh sebesar 0,444. Dari hasil pengujian
reliabilitas, diperoleh nilai alpha sebesar 0,8880. Nilai alpha ini lebih besar dari
B. Profil Responden
kelamin, umur, posisi dan jabatan pekerjaan, pendidikan terakhir dan asal
diberikan, rata-rata penghasilan per bulan, jam kerja serta pernah tidaknya
berikut ini :
39
Tabel 4. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Persentase
Jenis Kelamin Jumlah
(%)
Laki-laki 27 56,2
Perempuan 21 43,8
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
Profil responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Persentase
Umur Jumlah
(%)
< 25 tahun 15 31,3
26 – 30 tahun 7 14,6
31 – 35 tahun 5 10,4
36 – 40 tahun 15 31,3
> 40 tahun 6 12,5
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
mempunyai umur kurang dari sama dengan 25 tahun dan antara 36 sampai
40
mempunyai umur lebih dari 40 tahun dan 5 orang lainnya (10,4%)
bahwa sebagian besar akuntan pendidik dan akuntan publik di wilayah DIY
mempunyai umur kurang dari sama dengan 25 tahun dan antara 36 sampai
40 tahun.
Persentase
Posisi Jumlah
(%)
Akuntan Publik 24 50,0
Akuntan Pendidik 24 50,0
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
wilayah DIY.
41
4. Profil Responden Berdasarkan Jabatan
Persentase
Jabatan Jumlah
(%)
Dosen 23 47,9
Junior Audit 21 43,8
Senior Audit 3 6,3
Kepala PPAM 1 2,1
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
42
Tabel 8. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Persentase
Pendidikan Terakhir Jumlah
(%)
S1 23 47,9
S2 24 50,0
S3 1 2,1
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
Persentase
Pelatihan Jumlah
(%)
Brifet Pajak 17 31,5
Seminar Perpajakan 17 31,5
Kursus Audit 15 27,8
PPA Berkelanjutan 1 1,9
Seminar Kependidikan 1 1,9
Seminar Kurikulum 1 1,9
Keuangan Negara 1 1,9
Profesi Akuntansi UGM 1 1,9
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
43
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak pernah
selama 2 sampai 3 bulan ada 18 orang (37,5%) dan jumlah responden yang
Hasil ini mengindikasikan bahwa rata-rata lama pelatihan yang diikuti oleh
sebagian besar akuntan pendidik dan akuntan publik di wilayah DIY adalah
1 bulan.
berikut ini :
44
Tabel 10. Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja
Persentase
Masa Kerja Jumlah
(%)
< 3 tahun 23 47,9
4 – 5 tahun 4 8,3
6 – 7 tahun 6 12,5
8 – 10 tahun 8 16,7
> 10 tahun 7 14,6
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
mempunyai masa kerja selama kurang dari atau sama dengan 3 tahun yaitu
tahun dan 7 orang (14,6%) mempunyai masa kerja lebih dari 10 tahun. Hasil
publik di wilayah DIY mempunyai masa kerja kurang dari atau sama
dengan 3 tahun.
jasa yang pernah diberikan adalah audit yaitu ada 36 orang (45,0%).
45
8. Profil Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan
Profil responden berdasarkan penghasilan per bulan dapat dilihat pada tabel
11 berikut ini :
Persentase
Penghasilan Jumlah
(%)
< Rp.3.000.000 31 64,6
Rp.3.000.100 – Rp.4.000.000 8 16,7
Rp.4.000.100 – Rp.5.000.000 6 12,5
Rp.5.000.100 – Rp.6.000.000 1 2,1
> Rp.6.000.000 2 4,2
Total 48 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
lebih dari Rp.5.000.000 per bulan dan 1 orang lainnya (2,1%) mempunyai
Sementara itu bila dilihat dari jumlah jam kerja rata-rata per minggu,
46
30 jam per minggunya yaitu ada 26 orang (54,2%). Sedangkan 10 orang
minggunya.
Persentase
Tempat Jumlah
(%)
Di bangku kuliah 41 80,4
Kursus khusus kode etik 4 7,8
Kursus akuntansi termasuk kode etik 2 3,9
Seminar 4 7,8
Total 51 100,0
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 4)
mendalami kode etik akuntan di bangku kuliah yaitu ada 41 orang (80,4%).
pada kursus khusus kode etik ada 4 orang (7,8%), pada kursus akuntansi
termasuk kode etik ada 2 orang (3,9%) dan pada seminar ada 4 orang
(7,8%).
47
C. Gambaran Data Penelitian
persepsi.
4 −1
= = 0,75
4
rata, standar deviasi dan kisaran aktual skor jawaban akuntan pendidik maupun
akuntan publik mengenai kode etik akuntan Indonesia yang dapat dilihat pada
48
Tabel 13. Statistik Deskriptif Skor Jawaban Mengenai Kode Etik Akuntan
Dari Tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata persepsi jawaban
responden mengenai kode etik akuntan Indonesia sebesar 3,48. Nilai rata-rata
Sementara jika dilihat dari prinsip-prinsip kode etik, prinsip kode etik
49
1. Prinsip integritas dengan nilai rata-rata 3,15,
D. Pengujian Hipotesis
antara akuntan pendidik dan akuntan publik terhadap kode etik akuntan dilihat
dari prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia, maka digunakan uji beda
diperoleh lebih besar dari t tabel atau t hitung lebih kecil dari - t tabel (sig <
antara akuntan pendidik dan akuntan publik terhadap kode etik akuntan dilihat
dari prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesai. Dengan α = 5% dan derajat
Hasil uji perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan akuntan publik
terhadap kode etik akuntan dilihat dari prinsip etika profesi Ikatan Akuntan
Tabel 14. Hasil Uji Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik dan Akuntan
Publik Terhadap Kode Etik Akuntan
diperoleh sebesar -1,358 dengan tingkat signifikansi 0,181. Karena nilai t hitung
50
yaitu -1,358 lebih besar dari –t tabel yaitu -2,013 maka dapat disimpulkan tidak
ada perbedaan yang signifikan akuntan pendidik dan akuntan publik terhadap
kode etik akuntan dilihat dari prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia.
pendidik dan akuntan publik terhadap kode etik akuntan dilihat dari prinsip etika
akuntan pendidik mengenai kode etik akuntan sebesar 3,53 dan rata-rata skor
jawaban akuntan publik mengenai kode etik akuntan sebesar 3,43. Berdasarkan
nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata skor jawaban akuntan
publik. Hal ini berarti ada kecenderungan persepsi akuntan pendidik tentang
kode etik akuntan dilihat dari prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia, secara umum dapat dikatakan tidak ada perbedaan
persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan akuntan publik. Hal ini
dapat dilihat pada hasil pengujian perbedaan persepsi tentang prinsip etika
profesi Ikatan Akuntan Indonesia yang ada pada Tabel 15 dibawah ini :
51
Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik dan Akuntan Publik
Terhadap Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntan
Rata-rata
Prinsip Akuntan Akuntan t hitung t tabel Kesimpulan
Pendidik Publik
Tanggung Jawab 3,89 3,63 -2,525 -2,015 Signifikan
Kepentingan Publik 3,83 3,54 -2,847 -2,015 Signifikan
Integritas 3,03 3,26 1,603 2,013 Tidak signifikan
Obyektifitas 3,69 3,54 -1,556 -2,013 Tidak signifikan
Kompetensi dan Kehati-
hatian Profesional 3,00 3,00 0,000 2,013 Tidak signifikan
Kerahasiaan 3,72 3,64 -0,696 -2,013 Tidak signifikan
Perilaku Profesional 3,46 3,18 -3,270 -2,013 Signifikan
Standar Teknis 3,43 3,52 0,861 2,013 Tidak signifikan
Sumber: Data Primer diolah (Lampiran 6)
persepsi yang signifikan antara akuntan pendidik dan akuntan publik terhadap
publik. Ini terlihat dari nilai rata-rata persepsi akuntan pendidik yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai rata-rata persepsi akuntan publik. Hal ini berarti
kepentingan publik dan prinsip perilaku profesional lebih baik jika dibandingkan
dengan persepsi akuntan publik terhadap ketiga prinsip etika profesi akuntan.
E. Pembahasan
52
maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab
profesionalnya. Dalam hal ini, akuntan sebagai suatu profesi yang memiliki kode
etik akuntan yang sasaran atau bahkan dasar pemikiran diciptakannya adalah
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh
profesi akuntan. Oleh karena itu, perlu adanya penyamaan persepsi mengenai
kode etik akuntan tersebut agar masyarakat dapat percaya terhadap kualitas atau
Dari hasil pengujian hipotesis yaitu perbedaan persepsi kode etik akuntan
antara akuntan pendidik dan akuntan publik dapat diambil kesimpulan bahwa
tidak terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan akuntan publik
terhadap kode etik akuntan dilihat dari prinsip etika profesi Ikatan Akuntan
kesamaan persepsi tentang kode etik akuntan bahwa kode etik akuntan tersebut
Jika dilihat dari masing-masing prinsip kode etik akuntan, ada tiga (3)
prinsip dari delapan (8) prinsip kode etik yang dipersepsikan berbeda oleh
akuntan pendidik dan akuntan publik. Tiga prinsip kode etik dimana akuntan
pendidik dan akuntan publik mempunyai persepsi yang berbeda tentang kode
etik akuntan tersebut adalah prinsip tanggung jawab, prinsip kepentingan publik
53
persepsi yang lebih baik terhadap ketiga prinsip kode etik akuntan tersebut)
profesional yaitu:
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bab sebelumnya yaitu analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan akuntan pendidik dan
akuntan publik terhadap etika profesi akuntan dilihat dari seluruh prinsip etika
profesi Ikatan Akuntan Indonesia dengan nilai t hitung sebesar -1,358 dan
Akuntan Indonesia, akan tetapi jika dilihat dari masing-masing prinsip etika
55
B. Keterbatasan
2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya meliputi 8 prinsip etika
C. Saran
akuntan yang lebih luas. Selain meneliti kelompok akuntan pendidik dan
persepsi antar kelompok akuntan mengenai kode etik akuntan saja, akan tetapi
bahwa konsekuensi yang baik dapat selalu dicapai, dengan mengakui bahwa
56
konsekuensi buruk dan baik muncul sebagai hasil dari semua tindakan.
pedoman umum, namun ada banyak cara untuk melihat isu-isu etika
57
DAFTAR PUSTAKA
Pengauditan Sebagai Mata Kuliah dan Profesi. Modus Vol 15 (2) Hal 77-88.
Atmaja, Lukas Setia. 1997. Memahami Statistik Bisnis, buku dua. Andi Offset,
Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1975. Kode Etik Akuntan Indonesia, Jakarta : IAI dalam
Siswahjoeni dan M Gudono, 2000. Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik
Akuntan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2, Hal. 168-184.
Munaf H. Regar, 1993. Mengenal Profesi Akuntan dan memahami Laporannya. PT.
Bumi Aksara Jakarta.
O’clock and Okleshen, 1993 Perception of Auditor Independence and official Ethical
Guidelines. The Accounting Review.
58
Sugiyono,2000.Metode Penelitian Bisnis,edisi kedua,CV Alphabeta,Bandung.
Steven et al, 1993 Ethics and the Accountant. Journal of business Ethic.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai
Pustaka.
Umar Husein, 2001. Riset Akuntansi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Umar Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
59
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
60
DAFTAR PERTANYAAN
A. Pertanyaan Umum
Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian dan tipe pilihan. Pada
tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan
jelas. Sedangkan pada tipe pilihan , berilah tanda “ X “ pada kotak jawaban
4. Posisi sebagai
[ ] Akuntan Publik
[ ] Akuntan Pendidik
Bapak/Ibu/Saudara ?…………………………………………..
7. Pendidikan terakhir : [ ] S1 [ ] S2 [ ] S3
61
9. Pendidikan/pelatihan yang pernah diikuti :
[ ] 1 bulan [ ] 6 – 7 bulan
[ ] 4 – 5 bulan
[ ] 6 – 7 tahun
[ ] 6 – 8 perusahaan
[ ] Audit [ ] Akuntansi
[ ] Examinasi [ ] Perpajakan
62
14 . Rata – rata penghasilan per bulan :
[ ] Dibangku kuliah
63
B. Pernyataan mengenai persepsi terhadap kode etik dilihat dari prinsip etika
Setuju ( S ) Skor 3
64
kepada semua pemakai jasa profesional.
dan obyektif.
profesionalisme.
65
tinggi.
integritas.
Prinsip Integritas
9. Sebagai seorang akuntan publik, saya harus
klien.
harus independen. 1 2 3 4
66
14. Seorang auditor tidak boleh terlibat dalam
usaha atau pekerjaan lain yang dapat
1 2 3 4
menimbulkan pertentangan kepentingan atau
mempengaruhi independensi.
15. Seorang auditor tidak boleh melakukian
utama.
67
memberi barang atau jasa yang dapat 1 2 3 4
mengancam independensinya.
akuntan publik.
Prinsip Kerahasiaan
klien.
68
25. Sebagai akuntan sudah seharusnya saya
mendiskriditkan profesi.
kecakapan profesionalnya.
( IAI ).
69
relevan yang memadai untuk menjadi dasar
profesional.
yang pofesional.
seprofesi.
menggantikan tugasnya.
70
Jika ada kritik saran dan komentar silahkan menulis pada tempat yang telah tersedia
dibawah ini :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bapak/Ibu/Saudara
71
LAMPIRAN II
72
Frequencies
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 27 56.3 56.3 56.3
Perempuan 21 43.8 43.8 100.0
Total 48 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 25 tahun 15 31.3 31.3 31.3
26-30 tahun 7 14.6 14.6 45.8
31-35 tahun 5 10.4 10.4 56.3
36-40 tahun 15 31.3 31.3 87.5
> 40 tahun 6 12.5 12.5 100.0
Total 48 100.0 100.0
Posisi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Akuntan Publik 24 50.0 50.0 50.0
Akuntan Pendidik 24 50.0 50.0 100.0
Total 48 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 4 8.3 8.3 8.3
Ya 44 91.7 91.7 100.0
Total 48 100.0 100.0
Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dosen 23 47.9 47.9 47.9
Junior Audit 21 43.8 43.8 91.7
Kepala PPAM 1 2.1 2.1 93.7
Senior Audit 3 6.3 6.3 100.0
Total 48 100.0 100.0
73
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S1 23 47.9 47.9 47.9
S2 24 50.0 50.0 97.9
S3 1 2.1 2.1 100.0
Total 48 100.0 100.0
Almamater S1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 10.4 10.4 10.4
STIE "YO" 2 4.2 4.2 14.6
STIE YKPN 5 10.4 10.4 25.0
UAD 1 2.1 2.1 27.1
UGM 23 47.9 47.9 75.0
UII 2 4.2 4.2 79.2
UTY 10 20.8 20.8 100.0
Total 48 100.0 100.0
Multiple Response
Group $P9 Pendidikan/Pelatihan yang pernah diikuti
Pct of Pct of
Category label Code Count Responses Cases
74
Frequencies
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 bulan 19 39.6 48.7 48.7
2-3 bulan 18 37.5 46.2 94.9
4-5 bulan 2 4.2 5.1 100.0
Total 39 81.3 100.0
Missing System 9 18.8
Total 48 100.0
Pengalaman Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 3 tahun 23 47.9 47.9 47.9
4-5 tahun 4 8.3 8.3 56.3
6-7 tahun 6 12.5 12.5 68.8
8-10 tahun 8 16.7 16.7 85.4
> 10 tahun 7 14.6 14.6 100.0
Total 48 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 2 perusahaan 21 43.8 45.7 45.7
3-5 perusahaan 18 37.5 39.1 84.8
6-8 perusahaan 5 10.4 10.9 95.7
> 11 perusahaan 2 4.2 4.3 100.0
Total 46 95.8 100.0
Missing System 2 4.2
Total 48 100.0
75
Multiple Response
Group $P13 Jenis-jenis jasa yang pernah diberikan
Pct of Pct of
Category label Code Count Responses Cases
Frequencies
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= Rp.3.000.000 31 64.6 64.6 64.6
Rp.3.000.100-Rp.4.000.000 8 16.7 16.7 81.3
Rp.4.000.100-Rp.5.000.000 6 12.5 12.5 93.8
Rp.5.000.100-Rp.6.000.000 1 2.1 2.1 95.8
> Rp.6.000.000 2 4.2 4.2 100.0
Total 48 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 jam 3 6.3 6.5 6.5
21-30 jam 26 54.2 56.5 63.0
31-40 jam 10 20.8 21.7 84.8
41-50 jam 4 8.3 8.7 93.5
> 50 jam 3 6.3 6.5 100.0
Total 46 95.8 100.0
Missing System 2 4.2
Total 48 100.0
76
Pernah mendalami pengetahuan mengenai kode etik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum 17 35.4 35.4 35.4
Pernah 31 64.6 64.6 100.0
Total 48 100.0 100.0
Multiple Response
Pct of Pct of
Category label Code Count Responses Cases
77
LAMPIRAN III
78
Descriptives
Descriptive Statistics
79
LAMPIRAN IV
PENGUJIAN HIPOTESIS
80
T-Test
Group Statistics
81
T-Test
Group Statistics
Prinsip Tanggung
Jawab
Equal
Equal variances
variances not
assumed assumed
Levene's Test for F 4.345
Equality of Variances Sig. .043
t-test for Equality of t -2.525 -2.525
Means df 46 43.601
Sig. (2-tailed) .015 .015
Mean Difference
-.26 -.26
Std. Error Difference
.10 .10
95% Confidence Interval Lower -.47 -.47
of the Difference Upper -5.28E-02 -5.25E-02
82
T-Test
Group Statistics
Prinsip Kepentingan
Publik
Equal
Equal variances
variances not
assumed assumed
Levene's Test for F 7.210
Equality of Variances Sig. .010
t-test for Equality of t -2.847 -2.847
Means df 46 43.546
Sig. (2-tailed) .007 .007
Mean Difference
-.2917 -.2917
Std. Error Difference
.1024 .1024
95% Confidence Interval Lower -.4978 -.4982
of the Difference Upper -8.55E-02 -8.52E-02
83
T-Test
Group Statistics
Prinsip Integritas
Posisi
Akuntan Publik Akuntan Pendidik
N 24 24
Mean 3.2639 3.0278
Std. Deviation .4913 .5286
Std. Error Mean .1003 .1079
Prinsip Integritas
Equal
Equal variances
variances not
assumed assumed
Levene's Test for F .034
Equality of Variances Sig. .854
t-test for Equality of t 1.603 1.603
Means df 46 45.756
Sig. (2-tailed) .116 .116
Mean Difference
.2361 .2361
84
T-Test
Group Statistics
Prinsip Obyektifitas
Posisi
Akuntan Publik Akuntan Pendidik
N 24 24
Mean 3.5347 3.6944
Std. Deviation .3806 .3285
Std. Error Mean 7.770E-02 6.705E-02
Prinsip Obyektifitas
Equal
Equal variances
variances not
assumed assumed
Levene's Test for F 1.224
Equality of Variances Sig. .274
t-test for Equality of t -1.556 -1.556
Means df 46 45.036
Sig. (2-tailed) .126 .127
Mean Difference
-.1597 -.1597
85
T-Test
Group Statistics
86
T-Test
Group Statistics
Prinsip Kerahasiaan
Posisi
Akuntan Publik Akuntan Pendidik
N 24 24
Mean 3.6389 3.7222
Std. Deviation .4387 .3891
Std. Error Mean 8.954E-02 7.942E-02
Prinsip Kerahasiaan
Equal
Equal variances
variances not
assumed assumed
Levene's Test for F 1.748
Equality of Variances Sig. .193
t-test for Equality of t -.696 -.696
Means df 46 45.353
Sig. (2-tailed) .490 .490
Mean Difference
-8.33E-02 -8.33E-02
87
T-Test
Group Statistics
Prinsip Perilaku
Profesional
Equal
Equal variances
variances not
assumed assumed
Levene's Test for F 1.276
Equality of Variances Sig. .264
t-test for Equality of t -3.270 -3.270
Means df 46 41.447
Sig. (2-tailed) .002 .002
Mean Difference
-.2833 -.2833
Std. Error Difference
8.664E-02 8.664E-02
95% Confidence Interval Lower -.4577 -.4582
of the Difference Upper -.1089 -.1084
88
T-Test
Group Statistics
89