Fitri Ning Lestari
Fitri Ning Lestari
Disusun oleh :
FITRI NING LESTARI
2015750018
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan menemukan banyak hambatan serta kesulitan karena terbatasnya
ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun karena adanya bimbingan, arahan,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini,
penulisan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada :
1. Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu
memberikan nikmat kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan karya
tulis ini serta melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat kelulusan di
Program D III Keperawatan FIK-UMJ.
2. Dr. Muhammad Hadi, SMK.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Univeristas Muhammadiyah Jakarta
3. Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
4. Ns. Idriani, M.Kep.,Sp.Mat selaku pembimbing dan penguji dalam penusunan
makalah ilmiah ini, sikap ibu yang gregetan justru membuat penulis menjadi
semangat ingin mengambil karya tulis ilmiah di maternitas ini.
5. Sri Mulati, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing dan penguji lahan praktik
iii
6. Nuraenah, M.Kep, Sp.Kep.J selaku wali akademik angkatan 33 DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
7. Seluruh dosen dan karyawan DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
8. Kepala ruangan dan staf di paviliun Shafa An-nisa yang selalu membantu
penulis dapat menentukan data-data yang diperlukan.
9. Semua keluarga tercinta, terutama untuk ayah dan ibu yang tidak pernah
berhenti memberikan dukungan kepada penulis, serta doa yang selalu kalian
panjatkan demi kemudahan dan kelancaran penulis dalam menyelesaikan
makalah ilmiah ini.
10. Kepada pasien selaku pasien Ny. R yang telah bersedia menjadi pasien
kelolaan dalam pengambilan kasus ini.
11. Teman-teman angkatan 33 yang selalu kompak dan semangat serta turut
berpartisipasi dan selalu memberikan masukan baik secara langsung maupun
tidak langsung selama tiga tahun lamanya. Termasuk tingkah-tingkah
abnormal kalian akan menjadi sesuatu yang akan sangat kurindukan dihari
nanti.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya
penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu
pengetahuan dibidang keperawatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian ....................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ...........................................................60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................72
B. Saran ...........................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. DATA DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
A. Latar Belakang
Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira - kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis (Sulistyawati, 2009).
Salah satu adaptasi fisiologis yang terjadi ibu postpartum yaitu perubahan
pada sistem hematologi yang mengakibatkan perdarahan pada saat
persalinan. Perdarahan yang terjadi pada saat persalinan dapat
menyebabkan ibu kekurangan darah. Komponen yang terdapat didalam
darah salah satunya adalah hemoglobin. Jika kadar hemoglobin rendah
maka seseorang menderita anemia. Anemia dapat terjadi pada siapa saja
tak terkecuali pada ibu hamil.
Anemia pada ibu hamil dapat berdampak pada kehamilan dengan keluhan
bervariasi, mulai dari yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur, partus prematur),
gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan
atonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan
terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah), dan gangguan janin
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, berat badan lahir rendah, kematian
perinatal, dll) (Rukiyah, 2010).
Penyebab anemia pada kehamilan yaitu kurangnya zat besi pada ibu hamil
yang dapat mengakibatkan anemia. Hal ini dapat menyebabkan kematian
1
2
Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tetangani segera akan
berpengaruh pada saat postpartum. Postpartum dengan anemia
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10 gr/dl.
Anemia pada ibu nifas merupakan komplikasi yang paling sering dialami,
penyebab utamanya adalah infeksi dan perdarahan saat proses persalinan
yang berlangsung lama karena atonia uteri. Selain itu anemia ini pada ibu
nifas dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan aktivitas menyusui
dikarenakan penderita merasa males, pusing, dan cepat lelah (Manuaba,
2007).
Menurut Nanda Nic Noc (2017) masalah keperawatan yang dapat terjadi
pada ibu post partum dengan anemia adalah Perubahan perfusi jaringan,
gangguan rasa nyaman: nyeri, resiko tinggi kekurangan volume cairan,
resiko nutrisi, perubahan eliminasi urine: retensio urine, perubahan
eliminasi fekal: konstipasi, perubahan pola tidur, kurang pengetahuan
mengenai perawatan diri dan perawatan bayi, perubahan proses keluarga,
koping individu yang tidak efektif dan tidak efektifnya proses menyusui,
kemandirian ibu dalam memilih alat kontrasepsi: IUD.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dapat memperoleh pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia
Ringan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pada ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan sesuai kebutuhan dasar
yang terganggu pada ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan
dasar ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus pasien dengan ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun
penghambat serta dapat mencari solusi pada kasus kehamilan
dengan ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu dengan Post Partum
Normal dengan Anemia Ringan dalam bentuk narasi.
5
C. Ruang Lingkup
Permasalahan yang dialami pada ibu hamil sangat banyak, begitu pun pada
ibu yang mengalami dengan Post Partum Normal dengan Anemia. Oleh
karena itu, mengingat banyaknya kasus ibu dengan Post Partum Normal
dengan Anemia, maka dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup
bahasannya pada “Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Pada Ny. R Dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan Di Pavilium Shafa An-nissa Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih” selama 3 hari perawatan mulai tanggal 07 sampai
dengan 09 Mei 2018.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskritif dan studi kepustakaan, yaitu dengan cara melakukan pendekatan
pada klien untuk mengumpulkan data, mempelajari catatan medis, dan
catatan keperawatan. Dilakukan dengan cara mengadakan wawancara pada
klien dan keluarga, observasi dan partisipasi aktif di mana penulis terlibat
langsung dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada klien dengan ibu dengan Post Partum Normal
dengan Anemia. Selain itu, metode yang digunakan adalah studi literatur
seperti menggunakan bahan-bahan ilmiah berupa buku - buku dan hasil
penelitian yang sesuai dengan kasus.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kasus ini dari BAB I sampai BAB V disusun secara
sistematis dengan urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri
dari tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
6
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang kesenjangan yang terkait
antara teori pada landasan teori dengan pelaksanaan yang
penulis dapatkan di lapangan selama melakukan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.
R dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
BAB V : PENUTUP
Pada kesimpulan berisi tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu Post Partum Normal
dengan Anemia Ringan dan permasalahan yang timbul
pada ibu tersebut. Sedangkan saran berisi tentang harapan
masukan dari penulis yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.
7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang definisi dari post partum,
adaptasi fisiologis dan psikologis post partum, pemenuhan kebutuhan dasar post
partum, konsep post partum pada anemia, pengkajian keperawatan pada post
partum dengan anemia ringan, diagnosis keperawatan pada post partum dengan
anemia ringan, perencanaan keperawatan pada post partum dengan anemia ringan,
implimentasi keperawatan pada post partum dengan anemia ringan dan evaluasi
keperawatan pada post partum dengan anemia ringan.
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Post partum adalah jangka waktu antara lahirnya bayi dengan
kembalinya organ reproduksi ke keadaan normal seperti sebelum
hamil. Periode ini disebut masa nifas (puerperium) (Lowdermilk,
2014).
Post partum adalah masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu
dan masa pulih semua selama 3 bulan (Prawirahrdjo, 2010).
Masa postpartum terbagi tiga tahap, yaitu:
a. Immediet post partum periode (24 jam pertama setelah melahirkan)
Post partum dini, yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan jalan – jalan, dihitung setelah 24 jam plasenta lahir.
b. Early post partum periode (minggu pertama setelah melahirkan)
Periode 1 minggu setelah melahirkan.
c. Late post partum (minggu kedua/ketiga sampai keenam setelah
melahirkan)
Minggu kedua sampai keenam setelah melahirkan.
8
9
2) Kontraksi uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang
hampir padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal
saling menutup, yang menyebabkan rongga di bagian tengah
merata. Ukuran uterus akan tetap sama selama dua hari
pertama setelah melahirkan, tetapi kemuadian secara tetap
ukurannya berkurang oleh involusi. Keadaan ini di sebabkan
sebagian oleh kontraksi uterus dan mengecilnya ukuran
masing-masing sel-sel myometrium dan sebagian lagi oleh
proses otolisis, yaitu sebagian material protein dinding uterus
di pecah menjadi komponen yang lebih sederhana yang
kemudian di absorbsi.
a) After pains
10
3) Lokia
Lokia adalah secret berlendir warna putih atau kekuniangan dari
kanal serviks atu vagina yang bisa normal secara fisiologis atau di
sebabkan keadaan patologis vagina dan endoserviks. Lokia
memiliki bau yang khas namun seharusnya tidak berbau busuk.
a) Lokia rubra
Rubra berwarna merah terang ini berlangsung selama 1 - 3 hari
pertama. Berwarna merah terang dan mengandung darah. Lokia
rubra berbau amis, bau busuk mengidentifikasikan infeksi.
b) Lokia serosa
11
4) Serviks
Ujung serviks yang melunak di sebut tanda Goodell dapat di lihat
sekitar awal minggu ke-6 pada serviks normal pada jaringan parut.
Tanda ini disebabkan oleh peningkatan vaskularitas, hipertropi
ringan, dan hyperplasia (peningkatan jumlah sel) otot dan jaringan
ikat kaya kolagen, yang menjadi longgar, edema, elastis, dan
bertambah besar. Tempat mengambil sempel sel untuk skrining
kanker serviks, semakin menjauh dari seviks karena semua
perubahan ini, jadi test pap smear saat kehamilan menjadi sulit
(Copeland, 2007).
Serviks sebelum melahirkan berbentuk bulat. Laserasi serviks
hampir selalu terjadi saat persalinan. Meski demikian, seviks
menjadi lebih oval pada bidang horizontal dan ostium eksterna
tampak seperti celah transversal.
b. Sistem endokrin
Perubahan hormonal yang terjadi segera setelah plasenta lahir adalah
hormon esterogen dan progesterone menurun, sedangkan hormon
prolaktin dan hormon oksitosin meningkat pada ibu menyusui,
menstruasi terjadi setelah 12 minggu post partum. Pada ibu yang tidak
menyusui terjadi setelah 36 minggu post partum.
c. Sistem perkemihan
Pengeluaran janin melewati jalan lahir menyebabkan trauma pada
uretra dan kandung kemih. Mukosa kandung kemih setelah kelahiran
menunjukkan berbagai derajat edema, dengan penurunan tonus
kandung kemih. Kondisi ini menyebabkan penurunan sensasi terhadap
tekanan dan kapasitas kandung kemih yang lebih besar. Edema
jaringan dikombinasikan dengan efek analgesik, menekan keinginan
untuk berkemih. Nyeri panggul bertambah berkurangnya refleks untuk
berkemih. Diuresis pascapartum dapat menyebabkan cepatnya
pengisian kandung kemih.
Faktor-faktor tersebut sering kali menyebabkan kandung kemih sangat
besar dengan inkontinensia aliran yang berlebihan dan tidak
sempurnanya pengosongan kandung kemih. Urine residual membuat
kandung kemih lebih rentan terhadap infeksi dan mengganggu
pengeluaran urine normal. Pembesaran kandung kemih
berkepanjangan dapat menyebabkan atonia dinding kandung kemih.
Dengan pengosongan kandung kemih yang adekuat, tonus biasanya
14
pulih dalam 5-7 hari. Diuresis terjadi dalam 12 jam pada kelahiran,
keluarnya urine 3000 ml selama 4-5 hari, fungsi ginjal kembali ke
kondisi sebelum melahirkan dalam waktu 6 minggu, hal ini
menyebabkan penurunan berat badan sekitar 4,5 kg selama
puerperium. Tonus kandung kemih membaik pada akhir minggu
pertama.
d. Perubahan payudara
Perubahan pada payudara setelah kelahiran mempersiapkan zat gizi
untuk bayi baru lahir selama paru akhir kehamilan dan beberapa hari
pertama postpartum, payudara memproduksi kolostrum, sekresi
kekuningan yang memberi vitamin dan zat imun yang melindungi bayi
baru lahir terhadap infeksi. Pada sekitar hari kedua atau ke-3 post
partum, payudara mulai menyekresi ASI.
Laktasi, produksi ASI, terjadi karena pelepasan 2 hormon, yaitu
prolaktin dan oksitoksin. Untuk beberapa hari pertama, payudara
lunak. Putting harus utuh, tidak kering, pecah-pecah, atau mengalami
fisura. Saat ASI diproduksi, payudara akan terasa penuh dan keras saat
diraba.
e. Sistem pencernaan
Ibu biasanya akan merasa lapar segera setelah melahirkan dan dapat
mentoleransi menu makanan yang ringan. Sehingga besar ibu akan
sangat lapar setelah pulih dari anastesi, analgestik, dan kelelahan.
Permintaan porsi makanan dua kali lebih banyak dan cemilan yang
sering merupakan hal yang umum. Defekasi spontan mungkin baru
terjadi 2 – 3 hari post partum. Penundaan ini dapat di sebabkan oleh
berkurangnya tonus otot di usus selama melahirkan dan masa nifas.
Pergerakan usus yang biasa dan teratur akan kembali setelah tonus otot
kembali.
15
f. Sistem kardiovaskular
Antara kehamilan 14 daan 20 minggu, denyut nadi meningkat sekitar
10-15 kali/menit, yang kemudian menetap saat kehamilan aterm.
Palpitasi mungkin terjadi, pada kehamilan kembar mendekati aterm,
frekuensi denyut jantung ibu dapat meningkat sampai 40% frekuensi
saat tidak hamil (Blackburn, 2007).
1) Volume Darah
Volume darah meningkat sekitar 1.500 ml atau sekitar 40-45% di
atas volume sebelum hamil (Cunningham dkk., 2007). Peningkatan
ini terdiri dari 1.000 ml plasma dan 450 ml sel darah merah
(SDM). Rata-rata kehilangan darah persalinan normal pervagina
adalah 400 sampai 500 ml, untuk persalinan dengan seksio sesaria
kehilangan darah sering kali lebih dari 1.000 ml.
2) Curah Jantung
Curah jantung yang meningkat selama persalinan, memuncak
secara tiba-tiba setelah pelepasan plasenta seiring dengan kontraksi
uterus yang memaksa volume darah dalam jumlah besar masuk ke
dalam sirkulasi (Laros, 2007). Peningkatan isi sekuncup yang
disebabkan oleh kehamilan berlanjut sampai 48 jam setelah
melahirkan, akibat peningkatan aliran balik vena yang disebabkan
oleh hilangnya sirkulasi plasenta dan menurunnya aliran darah
uterus. Kombinasi efek peningkatan aliran balik vena dan diuresis
menyebabkan curah jantung 35% lebih besar pada masa awal post
partum.
Dalam dua minggu setelah melahirkan, curah jantung menurun
sampai sekitar 30% (Robson et al., 2007). Penurunan volume darah
bertahap terjadi selama minggu kedua sampai minggu keempat
post partum, yang memungkinkan curah jantung kembali ke
kondisi sebelum hamil pada sekitar minggu ketiga post partum
(Cunninghem et al., 2007).
16
3) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah mengalami sedikit perubahan di bawah keadaan
normal. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dalam 48 jam pertama
setelah melahirkan karena pembengkakan kelenjar limpa. Setelah
melahirkan, sering kali terjadi bradikardi fisiologik sementara,
yang berlangsung selama 24 sampai 48 jam, dengan frekuensi
jantung 40 sampai 50 x/menit. Bradikardi ringan 50-70 x/menit
dapat terus berlangsung selama 1 minggu. Frekuensi jantung
kembali ke kondisi sebelum hamil sekitar 3 bulan pascapartum.
Tanda-tanda vital setelah melahirkan:
a) Temperatur: satu jam pertama setelah melahirkan suhu naik
38˚C sebagai efek dehidrasi selama persalinan. Setelah 24 jam
wanita yang melahirkan harusnya tidak demam.
b) Denyut nadi: frekuensi nadi setelah melahirkan 40-70 x/ menit.
Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak
diketahui. Pada minggu ke 8 sampai dengan minggu ke 10
setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum
hamil.
c) Pernafasan: pernafasan harus berada dalam rentang normal
sebelum melahirkan.
g. Sistem integumen
Hiperpigmentasi di stimulasi oleh hormon melanotrofin dari hipofisis
anterior, yang meningkat pada kehamilan. Putting susu, areola, ketiak,
dan vulva akan menjadi gelap pada minggu ke-16 kehamilan. Melasma
di wajah disebut juga kloasma atau topeng kehamilan merupakan
bercak hiperpigmentasi kecoklatan di kulit pipi, hidung, dan dahi,
terutama pada wanita hamil berkulit gelap.
Linea nigra merupakan garis terpigmentasi dari simfisis pubis sampai
ke atas fundus di garis tengah. Pemanjangan linea nigra, di mulai pada
bulan ketiga, berjalan seiring dengan pertambahan tinggi fundus.
17
h. Sistem neurologis
Setelah melahirkan adaptasi neurologis disebabkan kehamilan kembali
semula. Rasa baal dan rasa seperti tersetrum pada jari-jari tangan,
yang sering dialami oleh sekitar 5% wanita hamil akibatnya terjadi
retraksi pleksus brakialis menghilang. Pengaruh endokrin pada
fibrokartilago selama kehamilan secara bertahap kembali semula
selama masa post partum. Relaksasi relatif dan meningkatnya
pergerakan persendian panggul kembali ke stabilitas sebelum hamil
pada sekitar minggu ke-6 sampai ke-8 setelah melahirkan. Kondisi ini
sering kali meredakan nyeri punggung khas pada kehamilan, meskipun
sumber tegangan baru karena menggendong bayi baru lahir dapat
memperburuk pemulihan simtomatik.
i. Sistem muskuloskeletal
Pada periode post partum di perlukan sekitar 6 minggu untuk dinding
abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Terjadi pengembalian
tonus otot bergantung kepada kondisi tonus sebelum hamil, latihan
fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu,
dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan seperti bayi besar atau
hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, suatu keadaan
yang di sebut dengan diastatis rektus abdominalis.
18
b. Etiologi
Anemia menurut Proverawati (2011)
1) Adanya pendarahan sewaktu/sehabis melahirkan.
2) Adanya anemia sejak kehamilan yang disebabkan oleh faktor
nutrisi, ketidakseimbangan pola makan dalam mengkonsumsi
23
f. Penanganan anemia
Menurut Saifuddin (2009) sebagai berikut:
1) Pada anemia ringan bisa diberikan sulfas ferosis 3 x 100mg/hari
dikombinasi dengan asam folat/b12 : 15 – 30 hari
2) Lakukan pemeriksaan Hb post partum
3) Tranfusi darah sangat diperlukan apabila banyak terjadi
pendarahan pada waktu persalinan sehingga menimbulkan
penurunan kadar Hb < 6 grdL (anemia pasca perdarahan)
4) Anjurkan ibu makan makanan yang mengandung banyak protein
zat besi dan asam folat
g. Klasifikasi anemia
Anemia pada ibu nifas menurut WHO yaitu (Handayani, dkk, 2008):
1) Hb 11 gr/dl tidak anemia
2) Hb 8-10 gr/dl anemia ringan
3) Hb 6-8 gr/dl anemia sedang
4) Kurang dari 6 gr/dl anemia berat
26
B. Asuhan Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah awal dalam landasan proses keperawatan,
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat
mengidentifikasi dan menganalisa masalah pasien. Penulis hanya akan
menjelaskan pengkajian secara khusus pada pasien dengan post partum
normal, menurut Nanda Nic Noc (2017) pengkajian keperawatan yang
muncul pada klien dengan post partum normal dengan anemia, yaitu :
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas/ istirahat
Dapat terlihat berenergi atau kelelahan/keletihan, dan mengantuk.
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lamabat (50 sampai 70x/menit), karena
hipersensitivitas vegal. Tekanan darah (TD) bervariasi: mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau
meningkat pada respon terhadap pemberian oksitosin atau
hipertensi karena kehamilan (HKK) edema, bila ada, mungkin
dependen (misalnya ditemukan pada ekstrimitas bawah) atau dapat
meliputi ekstrimitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda -
tanda HKK). Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran
sampai 400 - 500 ml untuk kelahiran secara normal atau 600 – 800
ml untuk kelahiran sesaria.
c. Integritas ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah – ubah misalnya
eksitasi atau perilaku menunjukan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan) atau kecewa.
d. Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol, kandung kemih mungkin
teraba diatas simfisis pubis atau kateter urinarius mungkin
dipasang. Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat aliran urinarius atau cairan IV diberikan selama
persalianan dan kelahiran. Diuresis terjadi diantara hari kedua dan
kelima.
27
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan yang aktual dan resiko, pernyataan maupun kesimpulan
yang didapat dari pengkajian tentang status kesehatan klien akan
disimpulkan menjadi diagnosis keperawatan. Menurut Nanda Nic
Noc (2017) diagnosis keperawatan yang muncul pada klien dengan
post partum dengan anemia yaitu:
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi
ke sel
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan adanya
luka episiotomi
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi episiotomi
e. Perubahan eliminasi urin: retensio urine berhubungan dengan
trauma mekanis
f. Perubahan eliminasi ufekal: retensio urine berhubungan dengan
penurunan tonus otot (diastasis recti)
g. Perubahan pola tidur berhubungan dengan
nyeri/ketidaknyamanan
h. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan
bayi berhubungan dengan kurangnya informasi
i. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau
peningkatan perkembangan keluarga
j. Koping individu yang tidak efektif berhubungab dengan krisis
mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjasi orang
tua, ketidak adekuatan sistem pendukung.
k. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan
kurangnya produksi ASI
28
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan dalam proses keperawatan lebih dikenal dengan
rencana asuhan keperawatan atau rencana tindakan keperawatan
merupakan tahap setelah pengkajian dan rumusan diagnosis
keperawatan menurut Nanda Nic Noc (2017), yaitu :
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi
ke sel
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil:
1) menunjukan perfusi adekuat
2) TTV dalam batas normal
3) membrane mukosa merah muda
4) pengisian kapiler baik
Intervensi keperawatan :
1) Observasi TTV, kaji pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa
2) Kaji tingkat upaya pernapasan: auskultasi bunyi napas
3) Kaji adanya keluhan nyeri dada, palpitasi
4) Kaji untuk respon verbal melambat, agitasi, gangguan
memori, bingung
4. Pelaksanaan Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dan
diarahkan untuk menentukan respon klien terhadap intervensi
keperawatan dan sebatas mana tujuan – tujuan sudah tercapai.
Evaluasi yang diharapkan pada ibu post partum adalah :
a. Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri dapat berkurang
c. Resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi
d. Infeksi tidak terjadi
e. Perubahan eliminasi urin: retensio urine dapat teratasi
f. Perubahan eliminasi fekal: konstipasi dapat teratasi
g. Perubahan pola tidur dapat teratasi
h. Pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi teratasi
36
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis menguraikan kasus tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar Ny. R dengan post partum normal dengan anemia
ringan di Pavilium An-nissa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Data diperoleh
penulis dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan juga didapatkan dari catatan keperwatan, catatan
medis, dan penulis bekerja sama dengan perawat ruangan dan tim kesehatan yang
lain untuk mendapatkan data. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama 3 hari
dari tanggal 07 – 09 Mei 2018
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum Klien
a. Identitas klien
Nama klien Ny. R usia 15 tahun, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga,
suku bangsa betawi, pendidikan SMP, status perkawinan menikah,
suaminya adalah Tn. H, usia 40 tahun, beragama islam, suku betawi,
pendidikan SMA, pekerjaan karyawan swasta dan status pernikahan
menikah.
b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu (riwayat obstetri)
Anak pertama lahir pada tahun 2018, tipe persalinan normal, dibantu
oleh bidan, berjenis kelamin perempuan dengan berat 2900 gram,
panjang badan 48cm, appgar score menit pertama 9 dan menit kelima
10, jumlah perdarahan 200 cc dan keadaan bayi sehat.
c. Riwayat kehamilan saat ini
Klien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan kepuskesmas dua bulan
sekali jadi jumlah pemeriksaan 4 kali. Klien tidak mempunyai masalah
kehamilan. Persalinan klien pada tanggal 09 Mei 2018 jam 10.12 WIB.
Dengan tipe persalinan spontan. Bayi lahir dengan jenis kelamin
perempuan, berat badan 2900 gram, panjang badan 48 cm, apgar score
37
38
5) Ekstermitas
Pada bagian atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada rasa
kesemutan, terdapat varises dan tanda human sign (-)
Masalah khusus tidak ada masalah pada Ny. R
6) Eliminasi
Klien mengatakan pola eliminasi BAK 7 – 10 x/hari, BAK setelah
melahirkan 5x/hari, tidak nyeri pada saat BAK. Pola eliminasi
BAB 1x/hari, setelah melahirkan belum BAB karena takut dengan
jahitannya.
7) Istirahat dan kenyamanan
Kebiasaan Ny. R tidur 6 – 8 jam, frekuensi siang dan malam, pola
tidur saat ini hanya 4 – 5 jam sehari karena menyusui anaknya
8) Keluhan ketidaknyamanan
Ny. R mengatakan tidak nyaman dibagian perineum karena ada
bekas jahitan, nyerinya hilang timbul, intensitasnya sedang
9) Mobilisasi dan latihan
Ny. R mengatakan tingkat mobilisasi mandiri dan latihan jalan
Masalah khusus : Tidak ada masalah pada Ny. R
10) Nutrisi dan cairan
Ny. R mengatakan pola makan 3 kali sehari, nafsu makan baik
tetapi kurang menyukai sayur – sayuran, hati ampela. Asupan
cairan cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Masalah khusu : Tidak ada masalah pada Ny. R
11) Keadaan mental
Ny. R mengatakan bahwa kelahiran bayinya sangat diharapkan dan
direncanakan oleh suaminya, Ny. R dan suaminya sangat menerima
kehadiran bayinya
12) Kemampuan eliminasi
Ny. R mengatakan ASI belum keluar, Ny. R tidak mengetahui cara
menyusui ASI yang benar
13) Obat – obatan
a) Clindamycin 3 x 1 : 18.00, 06.00, 12.00
41
3. Data Fokus
Berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian. Maka data – data
tersebut di kelompokan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang
terdiri dari.
a. Data subjektif
Klien mengatakan “sudah mempunyai anemia sejak kandungan 8 bulan,
dan mengatakan sudah berobat dipuskesmas dan diberikan obat
penambah darah dan kalsium, jarang memakan sayur – sayuran selama
hamil. Klien mengatakan masih lemas, sedikit pusing, mules pada
perutnya semakin meningkat, terutama saat menyusui, mules yang
dirasakan sedang, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, durasi 3 menit.
Terasa nyeri diperineum karena ada luka bekas jahitan, skala nyeri 7,
durasi 5 menit, intensitas sedang, nyerinya seperti teriris disatu tempat
saja, nyeri saat mau duduk, ASI belum keluar, tidak megetahui cara
menyusui yang benar, belum BAB setelah melahirkan karena takut
dengan jahitannya.
b. Data Objektif
Pada tanggal 07 mei 2018 klien dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
data – data sebagai berikut: kepala: kulit kepala bersih, rambut tidak
rontok, mata: konjungtiva anemis, sklera anikterik, hidung: tidak ada
sumbatan, mulut: mukosa mulut dan bibir lembap, tidak ada stomatitis
dan gigi berlubang, telinga: tidak ada cairan, leher: tidak ada
pembesaran tyroid dan peningkatan vena jugularis dan hiperpigmentasi
sedikit, jantung: irama jantung teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung
dank lie tidak mengeluh sakit pada bagian dada, paru: pergerakan dada
simetris, tidak menggunakan otot – otot bantu nafas, bunyi nafas
vesikuler, irama teratur, payudara simetris, areola hiperpigmentasi,
payudara bersih, tidak ada benjolan, payudara sedikit membengkak,
43
4. Analisa Data
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruangan : 6/Shafa – Anissa
Do :
a) Konjungtiva anemis
b) Klien tampak sakit
sedang
c) Pendarahan post
partum 180cc
d) TD : 120/80 mmHg
Nadi : 91x/menit
RR : 19xmenit
Suhu : 36oC
e) Pengisian kapila
renfil : 1 detik
f) Hemoglobin post
partum : 8,5 g/Dl
Do :
ND : 91 x/menit
Suhu : 36oC
RR : 19 x/menit
c. Kesadaran :
komposmentis
d. Keadaan umum baik
e. Klien tampak berhati –
hati saat berjalan
f. Klien tampak meringis
saat berubah posisi
terutama duduk,
intesitas sedang
g. Abdomen :TFU
sepusat, kontraksi baik
Do :
a) Keadaan luka di
perineum kering
b) Terdapat rupture
grade II diperineum
c) Reedness : ada
Ecimosis : tidak ada
Approximatcly : rapih
dan rapat
07 Mei
4 DS: Ketidak
2018
efektifan Kurangnya
Klien mengatakan : pemberian ASI produksi ASI
Do :
B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data – data tersebut di atas maka diagnose yang dapat
disimpulkan pada Ny. R adalah sebagai berikut :
Nama pasien : Ny. R
No Kamar/Ruang : 6/Ahafa-Anissa
Ds : Klien mengatakan :
Do :
a) Konjungtiva
anemis
b) Klien tampak sakit
sedang
c) Pendarahan post
partum 200cc
d) TD : 120/80
mmHg
Nadi : 91x/menit
RR : 19xmenit
Suhu : 36oC
e) Pengisian kapila
renfil : 1 detik
f) Hemoglobin post
partum : 8,5 g/dL
47
Ds:
Klien mengatakan :
Do :
DS:
48
Klien mengatakan :
Do :
a) Keadaan luka di
perineum kering
b) Terdapat rupture
grade II
diperineum
c) Reedness: ada
Ecimosis: tidak ada
Discharge: darah
sesuai lochea rubra
Approximatcly: rapih
dan rapa
Do :
a. Klien tampak
tidak mengetahui
cara pemberian
ASI yang benar
b. ASI tampak belum
keluar
c. Klien tampak
cemas
d. Putting eksverted
49
C. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan, maka disusun
rencana keperawatan pada Ny. R yang akan dilakukan selama 3 hari
terhitung mulai tanggal 07 – 09 Mei 2018 adalah sebagai berikut :
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruang : 6/Shafa-Anissa
07 Mei 2018 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji Karakteristik nyeri Fitri Ning L
keperawatan kepada Ny. R selama 3 x (lokasi, frekuensi,
24 jam diharapkan nyeri hilang durasi, intensitas dan
dengan kriteria hasil : skala nyeri)
a. Mengungkapkan nyeri di 2. Kaji kontraksi uterus
perineum berkurang klien
b. Skala nyeri 0 - 1 (dari 0 – 3. Observasi TFU setiap
10) hari
c. Dapat melakukan tindakan 4. Ajarkan tehnik
untuk mengurangi nyeri relaksasi
d. Kooperatif dengan tindakan 5. Berikan kompres
yang dilakukan hangat selama 20 menit
e. TTV dalam batas normal selama 24 jam post
Kesadaran : komposmentis partum
Keadaan umum baik 6. Kolaborasi untuk
pemberian analgetik :
TD : 120/80 mmHg
Asam mefenamat (3x1
Nd : 80 – 100x/menit
tablet) jam : 18.00,
Rr : 18 – 20 x/menit 06.00, 12.00
Sh : 36 – 37oC
50
9. Berikan informasi
tentang keuntungan
dan kerugian
pemberian ASI
D. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan pada Ny. R dan keluarga
sesuai dengan rencana keperawatan di buat, maka penulis melakukan
asuhan keperawatan selama 3 hari dimulai tanggal 07 – 09 Mei 2018.
Berdasarkan rencana keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan
diagnosis keperawatan adalah :
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruang : 6/Shafa –Annissa
S:-
O : bunyi napas : vesikuler, tidak ada bunyi
tambahan
O : TFU sepusat
DRA 7 x 2 cm
Kontraksi baik
S:-
O : R : ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea
rubra
A : rapih dan rapat
15.00 4.1 Mengkaji cara menyusui dan produksi ASI ibu Fitri Ning L
S : klien mengatakan “ASI belum keluar dan
tidak tahu cara menyusui”
O : klien tampak terlihat beingung saat menyusui
bayinya
Fitri Ning L
16.00 3.2 Mengkaji jumlah dan bau lochea
S:-
O : 2 pembalut terisi penuh
Bau seperti menstruasi
S:-
O : TFU 1 jari dibawah pusat
DRA 7 x 2 cm
Kontraksi baik
53
S:-
O : obat oral sudah diberikan 1 tablet
Klien terlihat meminum obatnya tanpa
dimuntahkan
13.00 1.1
Mengkaji pengisian kapiler Fitri Ning L
S:-
O : pengisian kapiler : 1 detik
14.00 3.3
14.15 3.4 Menganjurkan ibu untuk makan – makanan tinggi Fitri Ning L
protein
14.35 4.2 Mengkaji keinginan dan motivasi ibu untuk Fitri Ning L
menyusui
08.30 3.2
Mengkaji jumlah dan bau lochea
S:-
O : jumlahnya sebanyak 2 pembalut
Banunya seperti menstruasi
Fitri Ning L
08.35 4.4
Menganjurkan ibuuntuk mengkonsumsi sayur –
sayuran
S:-
O : TFU 1 jari dibawah pusat
Kontraksi baik Fitri Ning L
09.40 1.1
Mengkaji pengisian kapiler
S:-
O : pengisian kapiler 1 detik Fitri Ning L
10.00 1.3
56
E. Evaluasi Keperawatan
Dari hasil tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis
didapatkan evaluasi akhir berdasarkan diagnose yang ada menggunakan
SOAP, evaluasi dilakukan berdasarkan masalah yang ditemukan pada
tanggal 07 – 09 Mei 2018, adalah sebagai berikut :
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruang : 6/Shafa-Anissa
Hari/Tanggal No. Dx Catatan Perkembangan Paraf
Senin/07 2 S: klien mengatakan “mules diperut mules ketika menyusui, Fitri Ning L
Mei 2018 intesitas sedang, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul selama 3
menit”
57
TFU sepusat
DRA 7 x 2 cm
Kontraksi baik
TD : 120/80 mmHg
N : 91x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,1OC
A : masalah belum terjadi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan indikasi
: catat tanda – tanda menggigil
2. Kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan pada
kemajuan normal dari rubra menjadi serosa
3. Observasi luka episiotomi, perhatikan nyeri tekan
berlebihan dan tanda-tanda REEDA
4. Kolaborasi untuk pemeriksaan jumlah sel darah putih
dan pemberian antibiotic
Senin/07 4 Fitri Ning L
Mei 2018 S: klien mengatakan “ASI belum keluar, cemas karena tidak
tahu cara memberikan ASI yang benar”
memberikan ASI
58
bayinya
: TD : 130/80 mmHg
N : 87x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5OC
P : pertahankan intervensi
Fitri Ning L
Selasa, 08 mei 3 S : klien mengatakan “sudah BAK ke kamar mandi, sudah
2018 berani membersihkan setelah BAK, dan sering mengganti
pembalut jika sudah mulai penuh”
O : klien beraktifitas pelan – pelan
Pembalut penuh 1
TFU 1 jari dibawah pusat
R : ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea rubra
TD : 130/80 mmHg
N : 87x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5OC
A : masalah belum terjadi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan
indikasi : catat tanda – tanda menggigil
2. Kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan pada
kemajuan normal dari rubra menjadi serosa
3. Observasi luka episiotomi, perhatikan nyeri
tekan berlebihan dan tanda-tanda REEDA
4. Berikan terapi antibiotik
Selasa, 08 mei 4 S : klien mengatakan “cemas karena ASInya belum keluar, Fitri Ning L
2018 sudah tahu cara memberikan ASI yang benar”
Rabu, 09 mei 2
2018 Fitri Ning L
S : klien mengatakan “mules diperut sudah berkurang,
nyeri dijahitan sudah tidak terlalu sakit sudah semakin
berkurang, nyeri hanya linu - linu , skala nyeri 1, intesitas
ringan, durasi 1 menit, nyeri saat merubah posisi
TD : 120/80 mmHg
N : 83x/menit
RR : 18x/menit
S : 36.2o C
Rabu, 09 mei 3
2018 A : masalah teratasi Fitri Ning L
P : hentikan intervensi
Pembalut penuh 2
TFU 1 jari dibawah pusat
Tidak ada bau diperineum
R : tidak ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea rubra
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini penulis akan membandingkan antara teori dengan
kasus. Penulis akan menganalisa sejauh mana faktor pendukung, faktor
penghambat, dan solusi pemecahan dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. R dengan post partum dengan
anemia ringan di Paviliun Shafa An-nisa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih pada
tanggal 07 – 09 Mei 2018. Pembahasan ini diuraikan berdasarkan pendekatan
proses keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang
seluruhnya mencakup kebutuhan dasar klien yang harus dipenuhi.
A. Pengkajian Keperawatan
Dalam pengkajian, penulis melakukan pengkajian yang mencakup
kebutuhan dasar baik itu bio, psiko, spiritual dan mengacu pada format
pengkajian ibu hamil dengan metode wawancara, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Selain itu, penulis memperoleh data dari catatan
keperawatan, catatan medis, dan perawatn di ruangan serta tim kesehatan
lain.
Pada hasil ini pengkajian pada tanggal 07 Mei 2018 didapatkan data klien
yaitu klien berinisial Ny. R dengan post partum dengan anemia ringan
P1AO post partum hari pertama. Klien mengatakan badan terasa lemah,
kepala pusing, sudah mengalami anemia sejak kandungan 8 bulan, tidak
suka dengan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti sayur –
sayuran, hati ayam, ampela dan buah – buahan. Nyeri pada luka jahitan,
skala nyeri 7, nyeri seperti disayat – sayat, intesitas nyeri sedang, nyeri
saat beraktifitas, durasi nyeri 5 menit. Selain itu, klien mengeluh mulas
pada perutya, skala 4, nyeri hilang timbul, intesitas yang dirasakan sedang,
durasi 3 menit. Klien juga mengeluh takut untuk BAK/BAB karena ada
jahitan yang masih nyeri. Klien mengeluh ASI belum keluar, cemas karena
bayinya rewel, tidak tahu cara menyusui yang baik dan benar. Dalam
60
63
Ada beberapa sistem yang terdapat persamaan antara teori dan kasus yaitu
pada keamanan pada teoritis terjadi peningkatan suhu tubuh, akan tetapi
pada kasus Ny. R mengalami peningkatan suhu tubuh sedikit, pada
nyeri/ketidaknyamanan nyeri dibagian perineum karena ada bekas jahitan,
pada seksualitas dimana pada hari pertama post partum tinggi fundus uteri
sejajar dengan pusat, kontraksi uterus baik dan after pain meningkat pada
saat menyusui bayinya karena isapan bayi merangsang pelepasan hormone
oksitosin, hal ini juga terdapat pada kasus Ny. R karena setelah dilakukan
pemeriksaan fisik tinggi fundus sejajar dengan pusat, begitu juga dengan
perubahan lochea dimana pada hari pertama sampai kedua post partum
lochea berwarna merah terang, berbau amis, berupa bekuan dan bertambah
banyak ketika menyusui, hal ini sama seperti kasus Ny. R jumlah darah
yang keluar dari hari ke hari semakin sedikit. Terdapat perubahan pada
payudara yaitu payudara sedikit membengkak karena proses laktasi dan
ASI keluar sedikit, hal ini sama seperti apa yang ada dikasus.
B. Diagnosis Keperawatan
Pada penentuan masalah atau diagnosis keperawatan prioritas dilakukan
berdasarkan kondisi klien pada saat itu memerlukan tindakan keperawatan
65
segera. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini dan terdapat
pada teori yaitu :
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel
Diagnosis ini muncul karena klien mengatakan sudah memiliki
hemoglobin rendah saat usia kehamilan 8 bulan, pada saat menunggu
proses persalinan klien meminum obat penambah darah 2 x 1 dan
kalsium 1 x 1. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,
mukosa kulit tampak pucat, kesadaran composmentis, pengisian kapila
renfil 1 detik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 91x/menit, RR : 19xmenit,
pendarahan post partum 200cc, hemoglobin post partum 8,5 g/dL.
Perubahan perfusi jaringan ini muncul karena karena fisiologis
kehamilan yaitu selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat
sampai 50% sekitar 1.000cc. Jumlah sel darah merah juga meningkat,
tapi hanya 25% dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal ini yang
menyebabkan kadar hemoglobin turun dan didapatkan ibu riwayat
selama hamil kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi seperti : ati, daging sapi, kuning telur, sayuran yang berwarna
hijau, asam folat seperti : ati, jamur, pisang, dan protein seperti : susu,
tahu, tempe.
Diagnosis keperawatan yang ada pada teori tapi tidak ada pada kasus :
1. Resiko perubahan pola eliminasi fekal: konstipasi berhubungan
dengan penurunan tonus otot
Diagnosa ini tidak di munculkan karena masalah konstipasi belum
terjadi
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kelelahan/pendarahan
Diagnosa ini tidak dmunculkan karena tidak ada data – data yang
sesuai dengan diagnose tersebut
3. Perubahan eliminasi urine: retensio urine berhubungan dengan
trauma mekanis
Diagnose ini idak dimunculkan karena klien tidak ada data – data
yang sesuai dengan diagnose tersebut
67
C. Perencanaan Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny. R dengan post
partum dengan anemia yang disesuaikan dengan masalah yang ada pada
saat itu dilakukan beberapa langkah yaitu menetapkan urutan prioritas,
menetapkan tujuan dan menentukan intervensi keperawatan. Untuk
mendapatkan prioritas masalah sesuai dengan teori Maslow dan keadaan
yang mengancam.
Prioritas masalah kedua yang terdapat pada teori yaitu gangguan rasa
nyaman: nyeri berhubungan dengan involus uterus dan trauma jalan lahir,
epistomi. Diagnosis perioritas yang kedua ini merupakan diagnose actual
dan rasa nyaman adalah urutan kedua setelah kebutuhan fisiologis menurut
Maslow. Penulis memasukan diagnosis ini karena dari data didapatkan
bahwa klien mengeluh klien mengatakan mules pada perutnya semakin
meningkat pada saat menyusui bayinya, mulesnya dirasakan sedang, skala
nyeri 4, nyeri hilang timbul, durasi 3 menit selain ituklien mengatakan
nyeri pada perineum karena ada bekas jahitan, skala nyeri 7,durasi 5
menit, intesitas sedang, nyerinya seperti disayat – sayat, nyeri saat duduk.
Klien NH1P1A0, komposmentis, keadaan umum baik, klien tampak
berhati – hati saat berjalan. Klien tampak meringis saat berubah posisi
terutama duduk, intesitas sedang, abdomen :TFU sejajar pusat, kontraksi
baik, klien tampak meringis menahan nyeri.
69
Rencana tindakan pada diagnosis ini sama dengan intervensi yang ada pada
teori yaitu kaji Karakteristik nyeri (lokasi, frekuensi, durasi, intensitas dan skala
nyeri, kaji kontraksi uterus klien, observasi TFU setiap hari, ajarkan tehnik
relaksasi, berikan kompres hangat selama 20 menit selama 24 jam post partum,
kolaborasi untuk pemberian analgetik
Prioritas masalah ketiga yang terdapat pada teori yaitu resiko infeksi
berhubungan dengan laserasi epistomi. Penulis menegakkan diagnosis ini
karena dari data yang didapatkan bahwa klien mengatakan takut untuk
BAK/BAB karena ada luka jahitan dan masih terasa nyeri. Selain itu
perineum rupture grade II, tanda – tanda REEDA: R: ada, E: tidak ada, E:
tidak ada, D: pengeluaran sesuai lokia rubra, A: rapih dan rapat, tidak
terdapat bau diperineum.
Rencana tindakan pada diagnosis ini sama dengan intervensi yang ada
pada teori yaitu kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan indikasi :
catat tanda – tanda menggigil, kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan
pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa, observasi luka
episiotomi, perhatikan nyeri tekan berlebihan dan tanda-tanda REEDA,
anjurkan klien untuk makan – makan tinggi protein, kolaborasi untuk
pemeriksaan jumlah sel darah putih dan pemberian antibiotik
Rencana tindakan pada diagnosis ini sama dengan intervensi yang ada
pada teori yaitu Observasi cara menyusui dan produksi ASI ibu bayi, kaji
keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui, kaji integritas kulit putting
ibu, anjurkan ibu banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-
buahan, anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian antara
70
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan yaitu melaksanakan rencana keperawatan yang
telah dibuat yang diberikan kepada klien yang mengacu pada tinjauan
teoritis dan disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas yang ada diruangan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan
merupakan suatu ukuran keberhasilan dari asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar yang telah diberikan kepada klien yang
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan.
Pada tahap ini penulis hanya melakukan penilaian selama 3 hari yaitu 07 –
09 Mei 2018. Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa pertama yaitu
:
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel.
Dalam perencanaan keperawatan direncanakan perubahan perfusi
jaringan : masalah teratasi sebagian, karena klien mengatakan sudah
tidak terasa pusing maupun nyeri dada, TD : 120/80 mmHg, N :
83x/menit, RR : 18x/menit, S : 36.2o C, pengisian kapila refil : 1 detik,
membrane mukosa : kemerahan, sklera : ikterik, bunyi napas vesikuler.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan pada Asuhan Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Ny. R dengan post partum normal
dengan anemia di pavilion Shafa An-nisa RS Islam Jakarta Cempaka
Putih, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
72
75
cairan, leher: tidak ada pembesaran tyroid dan peningkatan vena jugularis
dan hiperpigmentasi sedikit, jantung: irama jantung teratur, tidak ada
kelainan bunyi jantung dank lie tidak mengeluh sakit pada bagian dada,
paru: pergerakan dada simetris, tidak menggunakan otot – otot bantu
nafas, bunyi nafas vesikuler, irama teratur, payudara simetris, areola
hiperpigmentasi, payudara bersih, tidak ada benjolan, payudara sedikit
membengkak, putting susu exverted, axila: tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, abdomen: involus uterus: TFU sepusat, kontraksi baik, posisi
sentral, ada linea nigra dan stretch mark, fundus teraba keras, diastasis
rectus abdominus panjang 7 dan kedalama 2 cm, fungsi pencernaan: Ny. R
mengatakan belum BAB dan saat diauskultasi bising usus 4x/menit,
kandung kemih: saat di palpasi teraba kosong, perineum dan genetalia:
vagina bersih, integritas kulit utuh, tidak edema, tidak memar, hematom:
tidak ada, perineum: tampak adanya rupture grade II, tidak ada tanda –
tanda varises dan tanda infeksi, kebersihan vagina: terlihat bersih, lochea:
rubra, jumlah darah yang keluar 2 pembalut, warna merah, bau amis
seperti menstruasi dan konsistensi bekuan darah, reedness : ada, ecimosis :
tidak ada, edema : tidak ada, discharge : darah sesuai lochea rubra,
approximatcly : rapih dan rapat. Tidak terdapat hemoroid, ekstermitas:
pada bagian atas dan bawah tidak edema, tidak ada rasa kesemutan, tidak
ada varises dan tanda human sign (-), reflex patella (+), TTV: TD : 120/80
mmHg, nadi : 91x/menit, RR : 19X/menit, suhu : 36oC, klien tampak
memegang perut saat beraktifitas, bayi tampak menangis, klien tampak
cemas, klien tampak bingung bagaimana cara menyusui ASI yang baik dan
benar, klien dengan P1A0 post partum hari ke-1
Therapy Oral :
1) Clindamycin (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00
2) Asam mefenamat (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00
Perencanaan disusun berdasarkan acuan yang ada pada landasan teori serta
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan untuk menyelesaikan
masalah. Didalam menyusun prioritas masalah sesuai dengan teori, dimana
prioritas masalahnya adalah perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel.
Untuk rencana tindakan mengaitkan pada diagnosa yang ada. Rencana yang
dibuat pada klien dengan post partum normal dengan anemia tidak jauh berbeda
dengan landasan teoritis, namun demikian pembuatan rencana tindakan
disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan kondisi klien.
Pada tahap pelaksanaan yang ada pada Ny. R sesuai dengan rencana tindakan
yang terdapat pada landasan teori. Faktor pendukung pada tahap pelaksanaan
adalah sikap klien yang kooperatif dan terdapat kerjasama yang baik dengan
perawat ruangan sehingga memudahkan penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Sedangkan faktor
penghambat adalah pendokumentasian dari pelaksanaan tidak dilihat dan ditulis
oleh tim ruangan kurang lengkap.
B. Saran
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan post partum normal dengan anemia
ringan, maka penulis mengemukakan beberapa saran diantaranya:
1. Untuk penulis
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan dalam
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien agar dapat
diimplimentasikan ketika melakukan asuhan keperawatan dilapangan
pekerjaan.
2. Untuk institusi
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat melengkapi buku –
buku sebagai referensi dengan terbitan tahun terbaru yang berkaitan
masalah – masalah asuhan keperawatan maternitas, sehingga dapat
mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah.
3. Diruangan Paviliun Shafa An-nisa RSIJ Cempaka Putih
Diharapkan dalam pendokumentasian yang dilakukan pada catatan
keperawatan tidak hanya kegiatan rutinitas sehari – hari melainkan
yang sesuai dengan kondisi klien yang bervariasi.
78
Daftar Pustaka
Astriana, Willy. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas
Dan Usia. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 123 – 130.
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC
Agama : Islam
Pendidikan Tambahan :
Riwayat Organisasi :