Anda di halaman 1dari 86

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR PADA NY. R DENGAN POST PARTUM DENGAN ANEMIA RINGAN


DI PAVILIUN SHAFA AN-NISA RSIJ CEMPAKA PUTIH
TANGGAL 07-09 MEI 2018

Disusun oleh :
FITRI NING LESTARI
2015750018

PROGRAM D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Allhamdulillahirabbil’alamin, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat


Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan pembuatan karya tulis ini dengan judul “Asuhan Keperawatan
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Ny. R Dengan Post Partum Normal
Dengan Anemia Ringan Di Paviliun Shafa An-nisa RS Islam Cempaka Putih Pada
Tanggal 07-09 MEI 2018”. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan program D III Keperawatan FIK UMJ.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan menemukan banyak hambatan serta kesulitan karena terbatasnya
ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun karena adanya bimbingan, arahan,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini,
penulisan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada :

1. Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu
memberikan nikmat kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan karya
tulis ini serta melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat kelulusan di
Program D III Keperawatan FIK-UMJ.
2. Dr. Muhammad Hadi, SMK.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Univeristas Muhammadiyah Jakarta
3. Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
4. Ns. Idriani, M.Kep.,Sp.Mat selaku pembimbing dan penguji dalam penusunan
makalah ilmiah ini, sikap ibu yang gregetan justru membuat penulis menjadi
semangat ingin mengambil karya tulis ilmiah di maternitas ini.
5. Sri Mulati, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing dan penguji lahan praktik

iii
6. Nuraenah, M.Kep, Sp.Kep.J selaku wali akademik angkatan 33 DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
7. Seluruh dosen dan karyawan DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
8. Kepala ruangan dan staf di paviliun Shafa An-nisa yang selalu membantu
penulis dapat menentukan data-data yang diperlukan.
9. Semua keluarga tercinta, terutama untuk ayah dan ibu yang tidak pernah
berhenti memberikan dukungan kepada penulis, serta doa yang selalu kalian
panjatkan demi kemudahan dan kelancaran penulis dalam menyelesaikan
makalah ilmiah ini.
10. Kepada pasien selaku pasien Ny. R yang telah bersedia menjadi pasien
kelolaan dalam pengambilan kasus ini.
11. Teman-teman angkatan 33 yang selalu kompak dan semangat serta turut
berpartisipasi dan selalu memberikan masukan baik secara langsung maupun
tidak langsung selama tiga tahun lamanya. Termasuk tingkah-tingkah
abnormal kalian akan menjadi sesuatu yang akan sangat kurindukan dihari
nanti.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya
penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu
pengetahuan dibidang keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 22 Mei 2018

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Tujuan Penulisan ..............................................................................4

1. Tujuan umum ...............................................................................4


2. Tujuan khusus ..............................................................................4
A. Ruang Lingkup ................................................................................5
B. Metode Penulisan .............................................................................5
C. Sistematika Penulisan .......................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar .....................................................................................8

1. Pengertian ....................................................................................8

2. Adaptasi fisiologis post partum ...................................................9

3. Adaptasi psikologis post partum ...............................................18

4. Pemenuhan kebutuhan dasar post partum .................................19

5. Komsep anemia pada ibu post partum ......................................22

B. Asuhan Keperawatan .......................................................................26

1. Pengkajian Keperawatan ...........................................................26

2. Diagnosis Keperawatan .............................................................27

3. Perencanaan Keperawatan .........................................................28

4. Pelaksanaan Keperawatan .........................................................35


vi

5. Evaluasi Keperawatan ...............................................................35

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Keperawatan.............................................................37
B. Diagnosis Keperawatan ..............................................................46
C. Perencanaan Keperawatan ..........................................................49
D. Pelaksanaan Keperawatan...........................................................51
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................55

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ...........................................................60

B. Diagnosis Keperawatan .............................................................62

C. Perencanaan Keperawatan .........................................................65

D. Pelaksanaan Keperawatan .........................................................68

E. Evaluasi Keperawatan ...............................................................70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................72

B. Saran ...........................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. DATA DASAR
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, masalah, tujuan
penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang
Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira - kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis (Sulistyawati, 2009).

Salah satu adaptasi fisiologis yang terjadi ibu postpartum yaitu perubahan
pada sistem hematologi yang mengakibatkan perdarahan pada saat
persalinan. Perdarahan yang terjadi pada saat persalinan dapat
menyebabkan ibu kekurangan darah. Komponen yang terdapat didalam
darah salah satunya adalah hemoglobin. Jika kadar hemoglobin rendah
maka seseorang menderita anemia. Anemia dapat terjadi pada siapa saja
tak terkecuali pada ibu hamil.

Anemia pada ibu hamil dapat berdampak pada kehamilan dengan keluhan
bervariasi, mulai dari yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur, partus prematur),
gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan
atonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan
terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah), dan gangguan janin
(abortus, dismaturitas, mikrosomi, berat badan lahir rendah, kematian
perinatal, dll) (Rukiyah, 2010).

Penyebab anemia pada kehamilan yaitu kurangnya zat besi pada ibu hamil
yang dapat mengakibatkan anemia. Hal ini dapat menyebabkan kematian

1
2

janin dalam kandungan pada waktu lahir, prematur, keguguran (abortus),


cacat bawaan dan dapat mengakibatkan proses persalinan membutuhkan
waktu lama yang menyebabkan perdarahan serta syok akibat dari
lemahnya pada saat kontraksi (Rahmawati, 2012:51).

Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tetangani segera akan
berpengaruh pada saat postpartum. Postpartum dengan anemia
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10 gr/dl.

Anemia pada ibu nifas merupakan komplikasi yang paling sering dialami,
penyebab utamanya adalah infeksi dan perdarahan saat proses persalinan
yang berlangsung lama karena atonia uteri. Selain itu anemia ini pada ibu
nifas dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan aktivitas menyusui
dikarenakan penderita merasa males, pusing, dan cepat lelah (Manuaba,
2007).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,


Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa
nifas, yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsi 24%,
infeksi 11%, kurang energi setelah melahirkan 9%, abortus 5%, partus
lama 5%, emboli 3% dan anemia 3% (Suwandi, 2010).

Berdasarkan data statistic yang di peroleh dari Medical Record Rumah


Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, dari bulan januari sampai desember
2017 jumlah post partum normal sebanyak 26,2% sedangkan dari bulan
januari sampai april 2018 2018 didapatkan jumlah pasien post partum
normal 17%. Ibu dengan kelainan post partum dengan pendarahan dari
januari 2017 sampai april 2018 sebanyak 0.02%.
3

Menurut Nanda Nic Noc (2017) masalah keperawatan yang dapat terjadi
pada ibu post partum dengan anemia adalah Perubahan perfusi jaringan,
gangguan rasa nyaman: nyeri, resiko tinggi kekurangan volume cairan,
resiko nutrisi, perubahan eliminasi urine: retensio urine, perubahan
eliminasi fekal: konstipasi, perubahan pola tidur, kurang pengetahuan
mengenai perawatan diri dan perawatan bayi, perubahan proses keluarga,
koping individu yang tidak efektif dan tidak efektifnya proses menyusui,
kemandirian ibu dalam memilih alat kontrasepsi: IUD.

Pelayanan asuhan keperawatan dapat diberikan melalui upaya pelayanan


kesehatan antara lain aspek promotif: yaitu meningkatkan kesehatan,
menganjurkan nutrisi yang baik dan makanan yang bergizi, aspek
prefentif: yaitu pencegahan (mobilisasi secara dini) untuk mencegah
terjadinya komplikasi pendarahan dan menganjurkan ibu untuk menyusui
bayi sedini mungkin dan menjaga kebersihan luka perineum agar terhindar
dari terjadi infeksi, aspek kuratif: yaitu menganjurkan ibu untuk minum
obatnya secara teratur dan mengontrol dirinya ke dokter, aspek
rehabilitatif: melalui istirahat yang cukup dan menjaga jarak kehamilan
dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun laporan


karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Diploma III Keperawatan dengan mengambil kasus
berjudul “Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada
Ny. R dengan Post Partus Normal dengan Anemia Ringan di Pavilium
Shafa An – Nisa RSIJ Cempaka Putih”
4

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dapat memperoleh pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia
Ringan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pada ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan sesuai kebutuhan dasar
yang terganggu pada ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan
dasar ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus pasien dengan ibu dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun
penghambat serta dapat mencari solusi pada kasus kehamilan
dengan ibu dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu dengan Post Partum
Normal dengan Anemia Ringan dalam bentuk narasi.
5

C. Ruang Lingkup
Permasalahan yang dialami pada ibu hamil sangat banyak, begitu pun pada
ibu yang mengalami dengan Post Partum Normal dengan Anemia. Oleh
karena itu, mengingat banyaknya kasus ibu dengan Post Partum Normal
dengan Anemia, maka dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup
bahasannya pada “Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Pada Ny. R Dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan Di Pavilium Shafa An-nissa Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih” selama 3 hari perawatan mulai tanggal 07 sampai
dengan 09 Mei 2018.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskritif dan studi kepustakaan, yaitu dengan cara melakukan pendekatan
pada klien untuk mengumpulkan data, mempelajari catatan medis, dan
catatan keperawatan. Dilakukan dengan cara mengadakan wawancara pada
klien dan keluarga, observasi dan partisipasi aktif di mana penulis terlibat
langsung dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada klien dengan ibu dengan Post Partum Normal
dengan Anemia. Selain itu, metode yang digunakan adalah studi literatur
seperti menggunakan bahan-bahan ilmiah berupa buku - buku dan hasil
penelitian yang sesuai dengan kasus.

E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kasus ini dari BAB I sampai BAB V disusun secara
sistematis dengan urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri
dari tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
6

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


Terdiri dari konsep dasar Post Partum Normal dengan
Anemia meliputi : pengertian, adaptasi fisiologis post
partum normal, adaptasi psikologis post partum normal,
pemenuhan kebutuhan dasar post partum, konsep anemia
dengan post partum, pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawtan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

BAB III : TINJAUAN KASUS


Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan yang
membahas tentang pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
evaluasi pada Ny. R dengan Post Partum Normal dengan
Anemia Ringan di Pavilium An-nissa Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih dari tanggal 07 sampai dengan 09 Mei
2018.

BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang kesenjangan yang terkait
antara teori pada landasan teori dengan pelaksanaan yang
penulis dapatkan di lapangan selama melakukan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.
R dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan.

BAB V : PENUTUP
Pada kesimpulan berisi tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu Post Partum Normal
dengan Anemia Ringan dan permasalahan yang timbul
pada ibu tersebut. Sedangkan saran berisi tentang harapan
masukan dari penulis yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny.
7

R dengan Post Partum Normal dengan Anemia Ringan


yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan perawatan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
8

BAB II

TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang definisi dari post partum,
adaptasi fisiologis dan psikologis post partum, pemenuhan kebutuhan dasar post
partum, konsep post partum pada anemia, pengkajian keperawatan pada post
partum dengan anemia ringan, diagnosis keperawatan pada post partum dengan
anemia ringan, perencanaan keperawatan pada post partum dengan anemia ringan,
implimentasi keperawatan pada post partum dengan anemia ringan dan evaluasi
keperawatan pada post partum dengan anemia ringan.

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Post partum adalah jangka waktu antara lahirnya bayi dengan
kembalinya organ reproduksi ke keadaan normal seperti sebelum
hamil. Periode ini disebut masa nifas (puerperium) (Lowdermilk,
2014).
Post partum adalah masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu
dan masa pulih semua selama 3 bulan (Prawirahrdjo, 2010).
Masa postpartum terbagi tiga tahap, yaitu:
a. Immediet post partum periode (24 jam pertama setelah melahirkan)
Post partum dini, yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan jalan – jalan, dihitung setelah 24 jam plasenta lahir.
b. Early post partum periode (minggu pertama setelah melahirkan)
Periode 1 minggu setelah melahirkan.
c. Late post partum (minggu kedua/ketiga sampai keenam setelah
melahirkan)
Minggu kedua sampai keenam setelah melahirkan.

2. Adaptasi Fisiologis Post Partum

8
9

Setelah proses melahirkan, seluruh sistem tubuh berhubungan dengan


proses kehamilan akan mengalami perubahan adaptasi (Bobak,dkk,
2009).
a. Perubahan sistem reproduksi
1) Proses Involusi
Setelah involusi, uterus kembalik ke ukuran normal, walaupun
ukurannya tidak akan sekecil seperti sebelum hamil, berat
uterus kira-kira 1 kg, pada akhir minggu utama sekitar 500
gram, pada akhir minggu kedua sekitar 350 gram, dan pada
saat involusi komplit ukuran uterus sekitsr 40 sampai 60 gram.
Setelah melahirkan plasenta, uterus masuk kedalam kedalam
rongga panggul dan fundus uterus teraba di pertengahan tengah
antara umbilicus dan simfisis dalam 2 sampai 4 jam. Uterus
terletak setinggi umbilicus (12 sampai 14 cm diatas simfisis
pusbis), dan 12 jam kemudian, uterus dapat agak lebih tinggi
kemudian tinggi fundus menurun sekitar 1 cm atau turun 1 jari
per hari. Pada hari ke 10 uterus tidak lagi dapat di palpasi pada
abdomen.

2) Kontraksi uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang
hampir padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal
saling menutup, yang menyebabkan rongga di bagian tengah
merata. Ukuran uterus akan tetap sama selama dua hari
pertama setelah melahirkan, tetapi kemuadian secara tetap
ukurannya berkurang oleh involusi. Keadaan ini di sebabkan
sebagian oleh kontraksi uterus dan mengecilnya ukuran
masing-masing sel-sel myometrium dan sebagian lagi oleh
proses otolisis, yaitu sebagian material protein dinding uterus
di pecah menjadi komponen yang lebih sederhana yang
kemudian di absorbsi.
a) After pains
10

After pains merupakan kontraksi uterus setelah melahirkan


dengan berbagai intensitas. Peristiwa ini merupakan hal yang
sering di alami oleh wanita yang pernah melahirkan, yang otot–
otot uterusnya tidak lagi dapat mempertahankan retraksi yang
tetap karena penurunan tonus dari proses persalinan
sebelumnya. Pada wanita yang baru satu kali mengalami
kehamilan tonus uterus meningkat, dan otot-ototnya masih
dalam keadaan kontraksi dan retraksi yang tonik.
After pains sering kali terjadi bersamaan dengan menyusui,
pada saat kelenjar hipofisis posterior melepaskan oksitosin
yang disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan
kontraksi saluran lacteal pada payudara, yang mengeluarkan
kolostrum atau air susu, dan menyebabkan otot-otot uterus
berkontraksi. Sensasi after pains dapat terjadi selama kontraksi
uterus aktif untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah dari
rongga uterus.
b) Subinvolusi uterus
Kegagalan uterus untuk kembali ke ukuran dan keadaan normal
seperti sebelum hamil. Penyebab subinvolusi yang paling
sering adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.

3) Lokia
Lokia adalah secret berlendir warna putih atau kekuniangan dari
kanal serviks atu vagina yang bisa normal secara fisiologis atau di
sebabkan keadaan patologis vagina dan endoserviks. Lokia
memiliki bau yang khas namun seharusnya tidak berbau busuk.
a) Lokia rubra
Rubra berwarna merah terang ini berlangsung selama 1 - 3 hari
pertama. Berwarna merah terang dan mengandung darah. Lokia
rubra berbau amis, bau busuk mengidentifikasikan infeksi.
b) Lokia serosa
11

Serosa muncul setelah perdarahan berkurang. Warna lokia


serosa berubah menjadi merah muda atau kecoklatan sekitar 7
hari. Lokia serosa sedikit berbau tanah.
c) Lokia alba
Lokia ini berwarna kuning atau putih, mulai muncul pada
sekitar hari ke-10. Pada masa ini, jumlah lokia berkurang
banyak. Lokia alba juga berbau tanah.

4) Serviks
Ujung serviks yang melunak di sebut tanda Goodell dapat di lihat
sekitar awal minggu ke-6 pada serviks normal pada jaringan parut.
Tanda ini disebabkan oleh peningkatan vaskularitas, hipertropi
ringan, dan hyperplasia (peningkatan jumlah sel) otot dan jaringan
ikat kaya kolagen, yang menjadi longgar, edema, elastis, dan
bertambah besar. Tempat mengambil sempel sel untuk skrining
kanker serviks, semakin menjauh dari seviks karena semua
perubahan ini, jadi test pap smear saat kehamilan menjadi sulit
(Copeland, 2007).
Serviks sebelum melahirkan berbentuk bulat. Laserasi serviks
hampir selalu terjadi saat persalinan. Meski demikian, seviks
menjadi lebih oval pada bidang horizontal dan ostium eksterna
tampak seperti celah transversal.

5) Vagina dan perineum


Vagina menjadi lunak dan membengkak dan memiliki tonus yang
buruk setelah persalinan. Setelah tiga minggu, vaskularisasi,
edema, dan hipertropi akibat kehamilan dan persalinan berkurag
secara nyata.
Rugae vagina muncul kembali pada post partum miggu keempat,
tetapi banyak dari rugae tersebut secara permanen masih merata
setelah melahirkan, rugae tidak setebal pada nulipara.
12

Segera setelah melahirkan, introitus vagina mengalami edema. Jika


terdapat laserasi atau episiotomi, kondisi edema pada introitus
vagina makin parah pada area perbaikan.

Kebanyakan wanita terbebas dari nyeri perineal setelah satu bulan


post partum, walaupun pada beberapa wanita, ketidaknyamanan
mungkin mungkin dapat berlangsung sampai lebih dari 6 bulan.
Lebih dari separuh wanita post partum kembali melakukan aktifitas
seksual pada 2 bulan post partum dengan waktu median senggama
yang nyaman sekitar 3 bulan pascapartum.

Hormon esterogen mengalami penurunan setelah persalinan,


sehingga mengakibatkan penipisan mukosa vagina dan hilangnya
rugae. Vagina yang semula sangat tegang akan kembali secara
bertahap keukuran sebelum hamil, 6 – 8 minggu setelah bayi lahir.
Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu ke-4, walaupun tidak
akan menonjol pada wanita nulipara pada umumnya rugae akan
memipih secara permanen. Mukosa tetap atrofi pada wanita yang
menyusui sekurang – kurangnya sampai menstruasi di mulai
kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan
fungsi ovarium.

Kekurangan esterogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas


vagina dan penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa
tidak nyaman saat koitus (dyspareunia) menetap sampai fungsi
ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya
wanita di anjurkan pelumas larut air saat melakukan hubungan
seksual untuk pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan
edematosa terutama pada epistomi atau jahitan laserasi. Perbaikan
yang cermat, pencegahan atau pengobatan dini hematoma dan
hygine yang baik selama 2 minggu pertama setelah melahirkan
biasanya membuat intruitus dengan mudah dibedakan dari introitus
13

pada wanita nulipara. Pada umumnya episiotomi hanya mungkin di


lakukan bila wanita berbaring miring dengan bokong di angkat
atau ditempatkan pada posisi litotomi penerapan yang baik
diperlukan supaya episiotomi dapat terlihat jelas.
Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi
lainnya dalam 2 – 3 minggu. Tanda – tanda infeksi nyeri, bengkak
(panas, merah dan pendarahan).

b. Sistem endokrin
Perubahan hormonal yang terjadi segera setelah plasenta lahir adalah
hormon esterogen dan progesterone menurun, sedangkan hormon
prolaktin dan hormon oksitosin meningkat pada ibu menyusui,
menstruasi terjadi setelah 12 minggu post partum. Pada ibu yang tidak
menyusui terjadi setelah 36 minggu post partum.

c. Sistem perkemihan
Pengeluaran janin melewati jalan lahir menyebabkan trauma pada
uretra dan kandung kemih. Mukosa kandung kemih setelah kelahiran
menunjukkan berbagai derajat edema, dengan penurunan tonus
kandung kemih. Kondisi ini menyebabkan penurunan sensasi terhadap
tekanan dan kapasitas kandung kemih yang lebih besar. Edema
jaringan dikombinasikan dengan efek analgesik, menekan keinginan
untuk berkemih. Nyeri panggul bertambah berkurangnya refleks untuk
berkemih. Diuresis pascapartum dapat menyebabkan cepatnya
pengisian kandung kemih.
Faktor-faktor tersebut sering kali menyebabkan kandung kemih sangat
besar dengan inkontinensia aliran yang berlebihan dan tidak
sempurnanya pengosongan kandung kemih. Urine residual membuat
kandung kemih lebih rentan terhadap infeksi dan mengganggu
pengeluaran urine normal. Pembesaran kandung kemih
berkepanjangan dapat menyebabkan atonia dinding kandung kemih.
Dengan pengosongan kandung kemih yang adekuat, tonus biasanya
14

pulih dalam 5-7 hari. Diuresis terjadi dalam 12 jam pada kelahiran,
keluarnya urine 3000 ml selama 4-5 hari, fungsi ginjal kembali ke
kondisi sebelum melahirkan dalam waktu 6 minggu, hal ini
menyebabkan penurunan berat badan sekitar 4,5 kg selama
puerperium. Tonus kandung kemih membaik pada akhir minggu
pertama.

d. Perubahan payudara
Perubahan pada payudara setelah kelahiran mempersiapkan zat gizi
untuk bayi baru lahir selama paru akhir kehamilan dan beberapa hari
pertama postpartum, payudara memproduksi kolostrum, sekresi
kekuningan yang memberi vitamin dan zat imun yang melindungi bayi
baru lahir terhadap infeksi. Pada sekitar hari kedua atau ke-3 post
partum, payudara mulai menyekresi ASI.
Laktasi, produksi ASI, terjadi karena pelepasan 2 hormon, yaitu
prolaktin dan oksitoksin. Untuk beberapa hari pertama, payudara
lunak. Putting harus utuh, tidak kering, pecah-pecah, atau mengalami
fisura. Saat ASI diproduksi, payudara akan terasa penuh dan keras saat
diraba.

e. Sistem pencernaan
Ibu biasanya akan merasa lapar segera setelah melahirkan dan dapat
mentoleransi menu makanan yang ringan. Sehingga besar ibu akan
sangat lapar setelah pulih dari anastesi, analgestik, dan kelelahan.
Permintaan porsi makanan dua kali lebih banyak dan cemilan yang
sering merupakan hal yang umum. Defekasi spontan mungkin baru
terjadi 2 – 3 hari post partum. Penundaan ini dapat di sebabkan oleh
berkurangnya tonus otot di usus selama melahirkan dan masa nifas.
Pergerakan usus yang biasa dan teratur akan kembali setelah tonus otot
kembali.
15

f. Sistem kardiovaskular
Antara kehamilan 14 daan 20 minggu, denyut nadi meningkat sekitar
10-15 kali/menit, yang kemudian menetap saat kehamilan aterm.
Palpitasi mungkin terjadi, pada kehamilan kembar mendekati aterm,
frekuensi denyut jantung ibu dapat meningkat sampai 40% frekuensi
saat tidak hamil (Blackburn, 2007).
1) Volume Darah
Volume darah meningkat sekitar 1.500 ml atau sekitar 40-45% di
atas volume sebelum hamil (Cunningham dkk., 2007). Peningkatan
ini terdiri dari 1.000 ml plasma dan 450 ml sel darah merah
(SDM). Rata-rata kehilangan darah persalinan normal pervagina
adalah 400 sampai 500 ml, untuk persalinan dengan seksio sesaria
kehilangan darah sering kali lebih dari 1.000 ml.
2) Curah Jantung
Curah jantung yang meningkat selama persalinan, memuncak
secara tiba-tiba setelah pelepasan plasenta seiring dengan kontraksi
uterus yang memaksa volume darah dalam jumlah besar masuk ke
dalam sirkulasi (Laros, 2007). Peningkatan isi sekuncup yang
disebabkan oleh kehamilan berlanjut sampai 48 jam setelah
melahirkan, akibat peningkatan aliran balik vena yang disebabkan
oleh hilangnya sirkulasi plasenta dan menurunnya aliran darah
uterus. Kombinasi efek peningkatan aliran balik vena dan diuresis
menyebabkan curah jantung 35% lebih besar pada masa awal post
partum.
Dalam dua minggu setelah melahirkan, curah jantung menurun
sampai sekitar 30% (Robson et al., 2007). Penurunan volume darah
bertahap terjadi selama minggu kedua sampai minggu keempat
post partum, yang memungkinkan curah jantung kembali ke
kondisi sebelum hamil pada sekitar minggu ketiga post partum
(Cunninghem et al., 2007).
16

3) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah mengalami sedikit perubahan di bawah keadaan
normal. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dalam 48 jam pertama
setelah melahirkan karena pembengkakan kelenjar limpa. Setelah
melahirkan, sering kali terjadi bradikardi fisiologik sementara,
yang berlangsung selama 24 sampai 48 jam, dengan frekuensi
jantung 40 sampai 50 x/menit. Bradikardi ringan 50-70 x/menit
dapat terus berlangsung selama 1 minggu. Frekuensi jantung
kembali ke kondisi sebelum hamil sekitar 3 bulan pascapartum.
Tanda-tanda vital setelah melahirkan:
a) Temperatur: satu jam pertama setelah melahirkan suhu naik
38˚C sebagai efek dehidrasi selama persalinan. Setelah 24 jam
wanita yang melahirkan harusnya tidak demam.
b) Denyut nadi: frekuensi nadi setelah melahirkan 40-70 x/ menit.
Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak
diketahui. Pada minggu ke 8 sampai dengan minggu ke 10
setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum
hamil.
c) Pernafasan: pernafasan harus berada dalam rentang normal
sebelum melahirkan.

g. Sistem integumen
Hiperpigmentasi di stimulasi oleh hormon melanotrofin dari hipofisis
anterior, yang meningkat pada kehamilan. Putting susu, areola, ketiak,
dan vulva akan menjadi gelap pada minggu ke-16 kehamilan. Melasma
di wajah disebut juga kloasma atau topeng kehamilan merupakan
bercak hiperpigmentasi kecoklatan di kulit pipi, hidung, dan dahi,
terutama pada wanita hamil berkulit gelap.
Linea nigra merupakan garis terpigmentasi dari simfisis pubis sampai
ke atas fundus di garis tengah. Pemanjangan linea nigra, di mulai pada
bulan ketiga, berjalan seiring dengan pertambahan tinggi fundus.
17

Striae gravidarum atau stretch mark terlihat di bagian bawah abdomen


yang muncul pada 50-90% wanita hamil pada pertengahan kedua
kehamilan dapat disebabkan oleh adrenokortikosteroid.
Angioma atau dikenal dengan vascular spider berukuran kecil/tipis,
berbentuk bintang atau bercabang, sedikit menonjol dan berdenyut di
akhir arteriola biasanya ditemukan di leher, dada, wajah, dan lengan.

h. Sistem neurologis
Setelah melahirkan adaptasi neurologis disebabkan kehamilan kembali
semula. Rasa baal dan rasa seperti tersetrum pada jari-jari tangan,
yang sering dialami oleh sekitar 5% wanita hamil akibatnya terjadi
retraksi pleksus brakialis menghilang. Pengaruh endokrin pada
fibrokartilago selama kehamilan secara bertahap kembali semula
selama masa post partum. Relaksasi relatif dan meningkatnya
pergerakan persendian panggul kembali ke stabilitas sebelum hamil
pada sekitar minggu ke-6 sampai ke-8 setelah melahirkan. Kondisi ini
sering kali meredakan nyeri punggung khas pada kehamilan, meskipun
sumber tegangan baru karena menggendong bayi baru lahir dapat
memperburuk pemulihan simtomatik.

i. Sistem muskuloskeletal
Pada periode post partum di perlukan sekitar 6 minggu untuk dinding
abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Terjadi pengembalian
tonus otot bergantung kepada kondisi tonus sebelum hamil, latihan
fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu,
dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan seperti bayi besar atau
hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, suatu keadaan
yang di sebut dengan diastatis rektus abdominalis.
18

3. Adaptasi Psikologis Post Partum


Ada 3 penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua. Fase-fase
penyesuain internal ini ditandai oleh perilaku taking in, taking hold,
dan letting go (Rubin, 2011), yaitu:
a. Fase Taking In
Fase Takin In (dependent) 1 – 2 hari. Pada fase ini, biasanya sangat
tergantung dalam segala hal, termasuk kebutuhan dasar. Oleh
karena itu, ibu selalu berfokus pada diri sendiri, ibu mungkin tidak
berinisiatif untuk bertemu dengan bayinya. Ibu akan bercerita
banyak tentang proses kelahirannya.
b. Fase Taking Hold
Fase Taking Hold (dependent – independent) 3 – 8 minggu. Pada
fase ini, ibu mulai mencoba menerima dirinya sendiri dan
melakukan peran mandirinya sebagai seorang ibu. Ibu mulai
memikirkan pemberian ASI melalui payudaranya, eliminasi, dan
merawat bayinya. Ibu akan berusaha untuk meningkatkan
keahliannya dalam merawat bayinya, tetapi hal ini kadang sulit
bagi ibu yang tidak merasa nyaman dan belum mampu.
c. Fase Letting Go
Fase Letting Go (independent) yaitu periode menerima tanggung
jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah
melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui
sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada
fase ini. Ibu akan percaya diri dalam menjalani peran barunya.
19

4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Post Partum


Menurut Ledewig, dkk (2009) pemenuhan kebutuhan pada post partum
adalah :
a. Nutrisi dan cairan
Ibu nifas perlu diet dengan gizi baik dan lengkap.
Tujuan :
1) Membantu memulihkan kondisi fisik
2) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
3) Mencegah konstipasi
4) Memulai proses pemberian ASI eksklusif
Ibu menyusui harus :
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dna vitamin yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
d) Pil zat besi diminum selama 40 hari post partum
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unti) agar bayi juga
mendapatkannya melalui ASI.
b. Ambulasi
Ibu yang melahirkan mungkin enggan banyak bergerak karena merasa
lebih letih dan sakit. Ambulasi dini penting untuk mencegah
thrombosis vena. Pada persalinan normal ambulasi dapat dilakukan
setelah 2 jam post partum. Pada pasien dengan section caesarea
ambulasi dilakukan 24 – 36 jam post partum.
Keuntngan ambulasi :
1) Melancarkan pengeluaran lokia
2) Faal usus dan kandung kemih lebh baik
3) Memungkinkan untuk ibu belajar merawat bayinya seperti:
memandikan, ganti popok dan lain – lain
4) Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah
20

5) Sebagai pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah efek obat


– obatan yang diberikan saat melahirkan telah hilang
c. Eliminasi miksi
Miksi spontan normal terjadi pada 8 jam post partum
1) Anjurkan pasien berkemih 6 – 8 jam post partum dan setiap 4 jam
setelahnya. Kandung kemih yang penuh mengganggu mobilitas,
involus uterus dan pengeluaran lokia. Distensi kandung kemih
yang berlebihan dalam waktu lama dapat merusak dinsing kandung
kemih dan mengakibatkan atoni uteri.
2) Selama kehamilan terjadi peningkatan cairan extra seluler 50%.
Setelah melahirkan dieminasi sebagai urine.
3) Pada pasien dengan persalinan lama dan dehidrasi, terdapat acetone
dalam urine, ada saat laktasi dimulai mungkin terdapat lactose
dalam urine.
4) Bila setelah 8 jam pasien tidak dapat BAK atau jumlahnya belum
mencapai 200 cc dapat dilakukan katerisasi atau intervensi lain.
5) Penyebab retensio urine post partum:
(1) Tekanan intra abdominal berkurang
(2) Otot – otot perut masih lemah
(3) Oedem uretra
(4) Dinding kandung kemih kurang sensitive
d. Defekasi
1) Jika lebih dari 3 hari pasien belum juga BAB maka perlu diberikan
pencahar
2) BAB tertunda 2 – 3 hari post pasrtum masih dikatakan fisiologis
e. Kebersihan diri
Tujuan: mengurangi/mencegah infeksi
1) Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan
2) Nasihat yang diberikan:
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk
21

membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari


depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Juga agar membersihkan vulva setiap kali selesai
buang air kecil atau air besar dan mengganti pembalut minimal
2x sehari.
c) Sarankan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
f. Istirahat
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga
secara perlahan – lahan dan tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a) Mengurangi jumlah ASI
b) Memperlambat proses involus uterus dan memperbanyak
perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri
g. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama putting susu
2) Menggunakan BH yang menyongkong payudara
3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI sekitar
putting susu setiap kali menyusui. Menyusui tetap dilakukan
dimulai dari putting susu yang tidak lecet
4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
5) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet
setiap 4 – 6 jam
6) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
a) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit
22

b) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan


sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting
c) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
putting susu menjadi lunak
d) Susukan bayi setiap 2 – 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap
seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.

5. Konsep Anemia pada Ibu Post Partum


a. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga
tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan (Tarwono., dkk, 2007). Sedangkan menurut
Pratami (2016) anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai
suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari
11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang
dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Anemia nifas didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 10 gr/dl, ini merupakan masalah yang umum dalam bidang
kebidanan meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang
terjamin konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 gr/dl
sebelum hamil (Siviana, 2012).
Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis
melahirkan sampai dengan kira-kira 5 minggu dalam kondisi
pucat, lemah dan kurang bertenaga (Proverawati, 2011).

b. Etiologi
Anemia menurut Proverawati (2011)
1) Adanya pendarahan sewaktu/sehabis melahirkan.
2) Adanya anemia sejak kehamilan yang disebabkan oleh faktor
nutrisi, ketidakseimbangan pola makan dalam mengkonsumsi
23

makanan yang mengandung zat besi dengan kebutuhan didalam


tubuh.
3) Adanya gangguan pembekuan darah.
4) Kurangnya zat besi ke dalam tubuh.

c. Tanda-tanda gejala anemia


Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya
gejala-gejala seperti (Proverawati, 2011).
1) Merasa lesu
2) Cepat lelah
3) Sakit kepala
4) Pusing
5) Mata berkunang-kunang

d. Pengaruh anemia pada masa nifas


Anemia pada masa nifas merupakan pengaruh yang kurang baik
bagi ibu dan nifas selanjutnya. Pengaruh anemia pada masa nifas
dapat menyebabkan pendarahan post partum, pengeluaran ASI
berkurang dan mudah terjadi infeksi payudara (Manuaba, 2007).
Bahaya anemia pada kehamilan dapat digolongkan menjadi :
1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
a) Dapat terjadi abortus
b) Persalinan premature
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim
d) Mudah terjadi infeksi
e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb , 6 grdL)
f) Mola hidaridosa
g) Hyperemesis gravidarum
h) Perdarahan antepartum
i) Ketuban pecah dini (KPD)
2) Bahaya saat persalinan :
a) Gangguan his-kekuatan mengejan
24

b) Kala pertama berlangsung lama sehingga dapat melelahkan


dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan
c) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post
partum akibat atonia uteri
d) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder
dan atonia uteri
3) Pada kala nifas :
a) Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum
b) Memudahkan infeksi pueriperium
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
e) Anemia kala nifas
f) Mudah terjadi infeksi mamae

e. Pencegahan penyakit anemia menurut Hasdianah & Suprapto (2014)


Anemia dapat dicegah dengan cara memakan makanan yang
mengandung:
1) Zat Besi
Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain adalah kacang, sayuran
berwarna hijau gelap, buah-buahan, dan lain-lain.
2) Folat
Dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau gelap,
kacang-kacangan, sereal dan pasta
3) Vitamin B-12
Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
4) Vitamin C
Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan yang
mengandung vitamin C antara lain jeruk, melon dan buah beri.
25

f. Penanganan anemia
Menurut Saifuddin (2009) sebagai berikut:
1) Pada anemia ringan bisa diberikan sulfas ferosis 3 x 100mg/hari
dikombinasi dengan asam folat/b12 : 15 – 30 hari
2) Lakukan pemeriksaan Hb post partum
3) Tranfusi darah sangat diperlukan apabila banyak terjadi
pendarahan pada waktu persalinan sehingga menimbulkan
penurunan kadar Hb < 6 grdL (anemia pasca perdarahan)
4) Anjurkan ibu makan makanan yang mengandung banyak protein
zat besi dan asam folat

g. Klasifikasi anemia
Anemia pada ibu nifas menurut WHO yaitu (Handayani, dkk, 2008):
1) Hb 11 gr/dl tidak anemia
2) Hb 8-10 gr/dl anemia ringan
3) Hb 6-8 gr/dl anemia sedang
4) Kurang dari 6 gr/dl anemia berat
26

B. Asuhan Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah awal dalam landasan proses keperawatan,
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat
mengidentifikasi dan menganalisa masalah pasien. Penulis hanya akan
menjelaskan pengkajian secara khusus pada pasien dengan post partum
normal, menurut Nanda Nic Noc (2017) pengkajian keperawatan yang
muncul pada klien dengan post partum normal dengan anemia, yaitu :
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas/ istirahat
Dapat terlihat berenergi atau kelelahan/keletihan, dan mengantuk.
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lamabat (50 sampai 70x/menit), karena
hipersensitivitas vegal. Tekanan darah (TD) bervariasi: mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau
meningkat pada respon terhadap pemberian oksitosin atau
hipertensi karena kehamilan (HKK) edema, bila ada, mungkin
dependen (misalnya ditemukan pada ekstrimitas bawah) atau dapat
meliputi ekstrimitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda -
tanda HKK). Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran
sampai 400 - 500 ml untuk kelahiran secara normal atau 600 – 800
ml untuk kelahiran sesaria.
c. Integritas ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah – ubah misalnya
eksitasi atau perilaku menunjukan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan) atau kecewa.
d. Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol, kandung kemih mungkin
teraba diatas simfisis pubis atau kateter urinarius mungkin
dipasang. Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat aliran urinarius atau cairan IV diberikan selama
persalianan dan kelahiran. Diuresis terjadi diantara hari kedua dan
kelima.
27

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan yang aktual dan resiko, pernyataan maupun kesimpulan
yang didapat dari pengkajian tentang status kesehatan klien akan
disimpulkan menjadi diagnosis keperawatan. Menurut Nanda Nic
Noc (2017) diagnosis keperawatan yang muncul pada klien dengan
post partum dengan anemia yaitu:
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi
ke sel
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan adanya
luka episiotomi
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi episiotomi
e. Perubahan eliminasi urin: retensio urine berhubungan dengan
trauma mekanis
f. Perubahan eliminasi ufekal: retensio urine berhubungan dengan
penurunan tonus otot (diastasis recti)
g. Perubahan pola tidur berhubungan dengan
nyeri/ketidaknyamanan
h. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan
bayi berhubungan dengan kurangnya informasi
i. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau
peningkatan perkembangan keluarga
j. Koping individu yang tidak efektif berhubungab dengan krisis
mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjasi orang
tua, ketidak adekuatan sistem pendukung.
k. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan
kurangnya produksi ASI
28

3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan dalam proses keperawatan lebih dikenal dengan
rencana asuhan keperawatan atau rencana tindakan keperawatan
merupakan tahap setelah pengkajian dan rumusan diagnosis
keperawatan menurut Nanda Nic Noc (2017), yaitu :
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi
ke sel
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil:
1) menunjukan perfusi adekuat
2) TTV dalam batas normal
3) membrane mukosa merah muda
4) pengisian kapiler baik
Intervensi keperawatan :
1) Observasi TTV, kaji pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa
2) Kaji tingkat upaya pernapasan: auskultasi bunyi napas
3) Kaji adanya keluhan nyeri dada, palpitasi
4) Kaji untuk respon verbal melambat, agitasi, gangguan
memori, bingung

b. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan adanya


luka episiotomy dan involusi uteri
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
gangguan rasa nyaman: nyeri hilang atau berkurang, dengan
kriteria hasil :
1) Skala nyeri 0
2) Tampak wajah rileks
3) Tampak menggunakan tehnik relaksasi yang efektif
Intervensi keperawatan :
29

1) Kaji Karakteristik nyeri (lokasi, frekuensi, durasi, intensitas


dan skala nyeri)
2) Kaji kontraksi uterus klien
3) Observasi TFU setiap hari
4) Berikan kompres hangat selama 20 menit selama 24 jam
post partum
5) Ajarkan tehnik relaksasi
6) Kolaborasi untuk pemberian analgetik

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kelelahan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan tidak terjadi dengan
dengan kriteria hasil :
1) Tanda – tanda vital dalam batas normal
2) Kontraksi uterus kuat
3) Lochea sesuai dengan waktunya
4) Intake dan output seimbang
5) Kulit elastis dan lembab
6) Mukosa mulut lembab
Intervensi keperawatan :
1) Kaji tanda – tanda vital setiap 15 menit
2) Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartum, khususnya
persalinan yang di induksi (persalinan yang lama)
3) Kaji jumlah, warna, sifat aliran lochea setiap 15 menit
4) Catat lokasi dan konsistensi fundus setiap 15 menit
5) Observasi jenis persalinan dan kehilangan darah pada
persalinan
6) Anjurkan klien untuk menyusui bayinya
7) Kolaborasi untuk pemberian infus oksitosin intravena bila
perdarahan menetap.
30

d. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi episiotomi


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
1) Nadi 80 – 100 x/menit
2) Suhu: 36o C – 36o C
3) Tidak ada tanda – tanda REEDA
4) Luka episiotomi tampak kering
5) Pengeluaran lochea sesuai dengan waktunya
Intervensi keperawatan :
1) Kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan indikasi: catat
tanda – tanda menggigil
2) Kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan pada kemajuan
normal dari rubra menjadi serosa
3) Observasi luka episiotomi, perhatikan nyeri tekan
berlebihan dan tanda-tanda REEDA
4) Anjurkan klien untuk makan – makan tinggi protein
5) Kolaborasi untuk pemeriksaan jumlah sel darah putih dan
pemberian antibiotik

e. Perubahan eliminasi urine: retensio urine berhubungan dengan


trauma mekanis
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perubahan eliminasi urine dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Klien dapat berkemih dengan tidak dibantu dalam 6 – 8 jam
setelah persalinan
2) Klien dapat mengosongkan kandung kemih setiap berkemih
3) Dapat berkemih kurang lebih 150 cc setiap hari
4) Bau, jumlah, warna urine dalam batas normal
5) Tidak ada rasa nyeri dalam pengeluaran urine
Intervensi keperawatan
1) Kaji intake dan output urine, catat masukan cairan dan
keluaran urine dan lamanya persalinan
31

2) Kaji kandung kemih


3) Kaji tinggi fundus uteri dan likasi serta jumlah aliran lochea
4) Observasi adanya edema atau laserasi
5) Anjurkan minum 6 – 8 gelas cairan per hari
6) Anjurkan berkemih dalam 6 – 8 jam post partum setelahnya

f. Perubahan eliminasi ufekal: konstipasi berhubungan dengan


penurunan tonus otot (diastesis recti)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perubahan eliminasi ufekal: konstipasi dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
1) Klien dapat kembali pola eliminasi biasanya
2) Klien dapat melakukan kebiasaan defekasi dalam 4 hari
seperti biasanya
3) Klien dapat mengeluarkan feses tanpa mengejan
4) Tidak ada keluhan BAB
5) Konsistensi dan karakteristik feses normal
Intervensi keperawatan :
1) Kaji episiotomi, perhatikan adanya laselerasi
2) Kaji bising usus
3) Anjurkan klien untuk meningkatkan aktivitas secara
bertahan
4) Jelaskan kepada klien tentang pentingnya makanan
tinggi serat dan peningkatan cairan
5) Kolaborasi untuk pemberian laksatif

g. Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri/


ketidaknyamanan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perubahan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Tidak ada tanda – tanda kekurangan hasil
2) Keadaan umum baik
32

3) Tidur dalam batas normal 6 – 8 jam per hari


4) Mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan tidur
atau istirahat
Intervensi keperawatan :
1) Kaji tingkat kebutuhan klien untuk istirahat
2) Kaji faktor –faktor yang mempengaruhi istirahat
3) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
4) Berikan informasi tentang efek – efek kelelahan dan
ansietas pada suplai ASI
5) Kolaborasi dalam pemberian Analgetik

h. Kemandirian ibu dalam memilih alat kontrasepsi


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ibu
memilih alat kontrasepsi dengan baik dan benar dengan kriteria
hasil :
1) Klien dapat mengetahui mengenal alat kontrasepsi yang
diinginkan
Intervensi keperawatan :
1) Kaji kesiapan klien dan motivasi
2) Kaji tingkat pengetahuan klien
3) Berikan reward kepada klien

i. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau


peningkatan perkembangan keluarga
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perubahan proses keluarga dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Terlihat klien menggambarkan perilaku kedekatan dan
ikatan yang tepat
2) Klien secara aktif mengikuti tugas perawatan bayi baru
lahir dengan tepat
Intervensi keperawatan :
33

1) Observasi interaksi keluarga – bayi , perhatikan


perilaku yang dianggap menandakan ikatan dan
kedekatan dalam budaya tertentu
2) Berikan kesempatan untuk pasangan untuk menyentuh
dan menggendong bayi dan membantu dalam perawatan
bayi
3) Berikan kesempatan kepada orang tua untuk
mengungkapkan perasaan – perasaan yang negatif
tentang tentang diri mereka atau bayi
4) Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan
memeriksa bayi, tergantung pada kondisi klien dan bayi
baru lahir

j. Koping individu yang tidak efektif berhubungan dengan krisis


mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjadi orang
tua, ketidakadekuatan sistem pendukung
Tujuan: setelah dilakukua tindakan keperawatan diharapkan
koping individu yang tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
1) Klien mampu mengungkapkan ansietas dan respon
emosional
2) Dapat menggunakan mekanisme koping yang baik
Intervensi keperawatan :
1) Kaji respon emosional klien selama prenatal dan
periode intrapartum
2) Kaji gejala depresi (perasaan sedih post partum)
misalnya: cemas, menangis, kesedihan, dan depresi
berat
3) Berikan tentang kondisi tersebut yang berhubungan
dengan perubahan suasana hati dan emosional labil
4) Berikan dukungan emosional dan bimbingan antisipasi
untuk membantu klien mempelajari peran baru
34

5) Evaluasi kemampuan koping klien, latar belakang,


budaya klien, dan sistem pendukung
6) Tidak efektifnya proses menyusui berhubungan dengan
kurang pengetahuan

k. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan


kurangnya produksi ASI
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ibu dapat memberikan bayinya ASI dengan cukup dengan
kriteria hasil :
1) Kemantapan pemberian ASI
2) Pemeliharaan pemberian ASI
3) Penyapihan pemberian ASI
Intervensi keperawatan :
1) Observasi cara menyusui dan produksi ASI ibu bayi
2) Kaji keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
3) Kaji integritas kulit putting ibu
4) Anjurkan ibu banyak mengkonsumsi sayur-sayuran
hijau dan buah-buahan
5) Anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara
bergantian antara payudara kanan dan kiri
6) Ajarkan orangtua mempersiapkan, menyimpan,
menghangatkan kemungkinan pemberian tambahan
susu formula
7) Ajarkan ibu untuk massage payudara agar ASI
keluar
8) Berikan penkes tentang cara menyusui yang benar
9) Berikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
pemberian ASI
35

4. Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Prinsip
pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan post partum
:

a. Mengatasi perubahan perfusi jaringan


b. Mengatasi rasa nyaman: nyeri
c. Mencegah terjadinya kekurangan cairan
d. Mencegah terjadinya infeksi
e. Mengatasi perubahan eliminasi urine: retensio urine
f. Mengatasi perubahan eliminasi fekal: konstipasi
g. Mengatasi pola tidur
h. Meningkatkan pengetahuan ibu dalam perawatan diri dan
bayi
i. Meningkatkan perkembangan keluarga
j. Meningkatkan kesatuan dan ikatan keluarga
k. Meningkatkan proses menyusui yang efektif

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dan
diarahkan untuk menentukan respon klien terhadap intervensi
keperawatan dan sebatas mana tujuan – tujuan sudah tercapai.
Evaluasi yang diharapkan pada ibu post partum adalah :
a. Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri dapat berkurang
c. Resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi
d. Infeksi tidak terjadi
e. Perubahan eliminasi urin: retensio urine dapat teratasi
f. Perubahan eliminasi fekal: konstipasi dapat teratasi
g. Perubahan pola tidur dapat teratasi
h. Pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi teratasi
36

i. Perubahan proses keluarga dapat teratasi


j. Koping individu yang tidak efektif dapat teratasi
k. Proses menyusui berjalan dengan baik.
37

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan kasus tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar Ny. R dengan post partum normal dengan anemia
ringan di Pavilium An-nissa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Data diperoleh
penulis dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan juga didapatkan dari catatan keperwatan, catatan
medis, dan penulis bekerja sama dengan perawat ruangan dan tim kesehatan yang
lain untuk mendapatkan data. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama 3 hari
dari tanggal 07 – 09 Mei 2018

A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum Klien
a. Identitas klien
Nama klien Ny. R usia 15 tahun, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga,
suku bangsa betawi, pendidikan SMP, status perkawinan menikah,
suaminya adalah Tn. H, usia 40 tahun, beragama islam, suku betawi,
pendidikan SMA, pekerjaan karyawan swasta dan status pernikahan
menikah.
b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu (riwayat obstetri)
Anak pertama lahir pada tahun 2018, tipe persalinan normal, dibantu
oleh bidan, berjenis kelamin perempuan dengan berat 2900 gram,
panjang badan 48cm, appgar score menit pertama 9 dan menit kelima
10, jumlah perdarahan 200 cc dan keadaan bayi sehat.
c. Riwayat kehamilan saat ini
Klien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan kepuskesmas dua bulan
sekali jadi jumlah pemeriksaan 4 kali. Klien tidak mempunyai masalah
kehamilan. Persalinan klien pada tanggal 09 Mei 2018 jam 10.12 WIB.
Dengan tipe persalinan spontan. Bayi lahir dengan jenis kelamin
perempuan, berat badan 2900 gram, panjang badan 48 cm, apgar score

37
38

menit pertama 9, menit ke lima 10, perdarahan yang dikeluarkan saat


persalinan spontan 200 cc dan tidak ada masalah persalinan.
d. Riwayat ginekologi: tidak ada masalah
e. Masalah ginekologi: tidak ada masalah pada menstruasi dan siklus
menstruasi.
f. Riwayat KB: klien belum pernah mengikuti KB
g. Masalah selama kehamilan: pada trimester I ibu mengeluh mual muntah
dan tidak nafsu, setelah memasuki trimester II dan III ibu mengeluh
nafsu makan baik tetapi kurang menyukai sayur – sayuran, hati ampela,
klien memiliki riwayat dengan hemoglobin 8,5 g/Dl
h. Data Umum Kesehatan Saat Ini
Klien nifas hari pertama, kelahiran yang pertama dan tidak pernah
abortus, bayi klien di rawat gabung jadi tidak dalam ruangan perawatan
dan Ny. R bisa memberikan ASI semaunya tanpa harus meminta
bayinya kepada perawat dan bisa mengurus bayinya secara mandiri.
Keadaan umum klien saat ini baik, kesadaran composmentis, BB 77 kg,
TB 160 cm, TD 120/80 mmHg, nadi 91x/menit, suhu 36oC, pernapasan
19 x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik :
1) Kepala sampai leher
a) Kepala : Kulit kepala tidak ada benjolan, rambut tampak
bersih dan tidak rontok
b) Mata : Konjungtiva anemis, sklera an ikterik
c) Hidung : Tidak ada cairan, tidak ada sinusitis, dan tidak
ada benjolan
d) Mulut : Mukosa bibir lembap, tidak terdapat karies gigi,
dan tidak ada sariawan
e) Telinga : Tidak ada masalah
f) Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
g) Masalah khusus : Tidak ada masalah pada Ny. R
39

2) Dada dan axila


a) Jantung : irama teratur, tidak ada bunyi jantung tambahan
Paru
b) Pari – paru : Vesikuler, irama teratur, tidak menggunakan otot
pernapasan
c) Payudara : Sejajar, simetris, areola hiperpigmentasi
d) Putting susu: Sejajar, exverted, colostrum (-), ASI belum keluar
e) Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
f) Masalah khusus : Tidak ada masalah pada Ny. R
3) Abdomen
a) Involus uterus : TFU sepusat, kontraksi baik dan posisi
central, diastatis rektus abdominalis 7 x 2 cm, ada lenia nigra
dan stretch mark, fundus teraba keras
b) Kandung kemih : Saat dipalpasi teraba kosong
c) Fungsi pencernaan : Ny. R mengatakan belum BAB dan saat di
auskultasi bising usus 4 kali/menit
d) Masalah khusus : Tidak ada masalah pada Ny. R
4) Perineum dan genital
a) Vagina : Bersih
b) Integritas kulit : Utuh, tidak edema dan tidak memar
c) Hematom : Tidak ada
d) Perineum : Tampak adanya rupture
e) Tanda REEDA
R (kemerahan) : Ada
E (bengkak) : Tidak ada
E (kebiruan) : Tidak ada
D (pengeluaran) : Darah keluar banyak sesuai lochea
A (kerapatan jahitan) : rapih dan rapat
f) Kebersihan : Terlihat bersih
g) Lokia : Jumlah darah banyak 200 cc, warna merah,
bau seperti menstruasi, konsistensi bekuan darah dan tidak
terdapat hemoroid
40

5) Ekstermitas
Pada bagian atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada rasa
kesemutan, terdapat varises dan tanda human sign (-)
Masalah khusus tidak ada masalah pada Ny. R
6) Eliminasi
Klien mengatakan pola eliminasi BAK 7 – 10 x/hari, BAK setelah
melahirkan 5x/hari, tidak nyeri pada saat BAK. Pola eliminasi
BAB 1x/hari, setelah melahirkan belum BAB karena takut dengan
jahitannya.
7) Istirahat dan kenyamanan
Kebiasaan Ny. R tidur 6 – 8 jam, frekuensi siang dan malam, pola
tidur saat ini hanya 4 – 5 jam sehari karena menyusui anaknya
8) Keluhan ketidaknyamanan
Ny. R mengatakan tidak nyaman dibagian perineum karena ada
bekas jahitan, nyerinya hilang timbul, intensitasnya sedang
9) Mobilisasi dan latihan
Ny. R mengatakan tingkat mobilisasi mandiri dan latihan jalan
Masalah khusus : Tidak ada masalah pada Ny. R
10) Nutrisi dan cairan
Ny. R mengatakan pola makan 3 kali sehari, nafsu makan baik
tetapi kurang menyukai sayur – sayuran, hati ampela. Asupan
cairan cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Masalah khusu : Tidak ada masalah pada Ny. R
11) Keadaan mental
Ny. R mengatakan bahwa kelahiran bayinya sangat diharapkan dan
direncanakan oleh suaminya, Ny. R dan suaminya sangat menerima
kehadiran bayinya
12) Kemampuan eliminasi
Ny. R mengatakan ASI belum keluar, Ny. R tidak mengetahui cara
menyusui ASI yang benar
13) Obat – obatan
a) Clindamycin 3 x 1 : 18.00, 06.00, 12.00
41

b) Asam mefenamat 3 x 1 : 18.00, 06.00, 12.00


14) Hasil pemeriksaan penunjang
a) Hemoglobin : 8,5 g/dL
15) Perencanaan pulang
Klien direncanakan pulang hari rabu, 10 Mei 2018 jam 12.00
dengan TD 110/80 mmHg, nadi 90 x/menit, pernapasan 18x/menit,
suhu 36,2oC. Rencana kontrol ke dokter anak tanggal 18 Mei 2018
jam 09.00 WIB. Setelah sampai dirumah klien tidak ada pantangan
makanan apapun, klien di anjurkan untuk makan putih telur sehari
2x untuk proses pengeringan luka. Selain itu, klien disarankan agar
tetap menjaga hygiene di perineumnya.
2. Resume kasus
Pada tanggal 07 Mei 2018 pukul 09.00 WIB klien dengan G1P0A0 usia
kehamilan 38 – 39 minggu datang ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih
mengeluh sudah sering mulas 5 menit sekali dan sudah keluar flek coklat.
dan langsung dibawa ke UGD, di UGD telah dilakukan pemeriksaan dalam
hasilnya klien dengan pembukaan 4, dilakukan pemasangan infus dengan
cairan RL dan observasi tanda – tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg,
nadi 91 x/menit, suhu 36,3oC, pernapasan 19x/menit, kemudian klien
dipindahkan ke ruang kamar bersalin Shafa An-nissa.
Setelah diruang kamar bersalin klien melahirkan pada jam 10.12 WIB
dengan bayi berjenis kelamin laki – laki dengan berat 2900 gram, A/S :
9/10. Kemudian setelah 3 jam observasi persalinan, klien dipindahkan
keruang perawatan kamar 06 pavilium shafa annisa. Saat diruang
perawatan klien mengeluh kepala terasa pusing, lemas, mulas pada
perutnya dan nyeri pada luka bekas jahitan, skala nyeri 7, nyeri seperti
disayat – sayat, intesitas nyeri sedang, nyeri sekitar 5 menit, nyeri saat
beraktifitas atau duduk. Selain itu klien mengeluh cemas karena ASI nya
belum keluar, klien takut untuk membersihkan setelah BAK karena ada
jahitannya. Klien tampak meringis menahan nyeri, klien tampak cemas
kebingungan karena ASI belum keluar untuk menyusui bayinya. Klien
42

rawat gabung dengan bayinya. Saat diruang perawatan didapat TD : 120/80


mmHg, nadi 91x/menit, suhu 36oC dan pernapasan 19x/menit.

3. Data Fokus
Berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian. Maka data – data
tersebut di kelompokan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang
terdiri dari.
a. Data subjektif
Klien mengatakan “sudah mempunyai anemia sejak kandungan 8 bulan,
dan mengatakan sudah berobat dipuskesmas dan diberikan obat
penambah darah dan kalsium, jarang memakan sayur – sayuran selama
hamil. Klien mengatakan masih lemas, sedikit pusing, mules pada
perutnya semakin meningkat, terutama saat menyusui, mules yang
dirasakan sedang, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, durasi 3 menit.
Terasa nyeri diperineum karena ada luka bekas jahitan, skala nyeri 7,
durasi 5 menit, intensitas sedang, nyerinya seperti teriris disatu tempat
saja, nyeri saat mau duduk, ASI belum keluar, tidak megetahui cara
menyusui yang benar, belum BAB setelah melahirkan karena takut
dengan jahitannya.
b. Data Objektif
Pada tanggal 07 mei 2018 klien dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
data – data sebagai berikut: kepala: kulit kepala bersih, rambut tidak
rontok, mata: konjungtiva anemis, sklera anikterik, hidung: tidak ada
sumbatan, mulut: mukosa mulut dan bibir lembap, tidak ada stomatitis
dan gigi berlubang, telinga: tidak ada cairan, leher: tidak ada
pembesaran tyroid dan peningkatan vena jugularis dan hiperpigmentasi
sedikit, jantung: irama jantung teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung
dank lie tidak mengeluh sakit pada bagian dada, paru: pergerakan dada
simetris, tidak menggunakan otot – otot bantu nafas, bunyi nafas
vesikuler, irama teratur, payudara simetris, areola hiperpigmentasi,
payudara bersih, tidak ada benjolan, payudara sedikit membengkak,
43

putting susu exverted, axila: tidak ada pembesaran kelenjar limfe,


abdomen: involus uterus: TFU sepusat, kontraksi baik, posisi sentral,
ada linea nigra dan stretch mark, fundus teraba keras, diastasis rectus
abdominus panjang 7 dan kedalama 2 cm, fungsi pencernaan: Ny. R
mengatakan belum BAB dan saat diauskultasi bising usus 4x/menit,
kandung kemih: saat di palpasi teraba kosong, perineum dan genetalia:
vagina bersih, integritas kulit utuh, tidak edema, tidak memar,
hematom: tidak ada, perineum: tampak adanya rupture grade II, tidak
ada tanda – tanda varises dan tanda infeksi, kebersihan vagina: terlihat
bersih, lochea: rubra, jumlah darah yang keluar 2 pembalut, warna
merah, bau amis seperti menstruasi dan konsistensi bekuan darah,
reedness : ada, ecimosis : tidak ada, edema : tidak ada, discharge :
darah sesuai lochea rubra, approximatcly : rapih dan rapat. Tidak
terdapat hemoroid, ekstermitas: pada bagian atas dan bawah tidak
edema, tidak ada rasa kesemutan, tidak ada varises dan tanda human
sign (-), reflex patella (+), TTV: TD : 120/80 mmHg, nadi : 91x/menit,
RR : 19X/menit, suhu : 36oC, klien tampak memegang perut saat
beraktifitas, bayi tampak menangis, klien tampak cemas, klien tampak
bingung bagaimana cara menyusui ASI yang baik dan benar, putting
exverted, klien dengan P1A0 post partum hari ke-1
Therapy Oral :
1) Clindamycin (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00
2) Asam mefenamat (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00
44

4. Analisa Data
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruangan : 6/Shafa – Anissa

No Tanggal Data Masalah Etiologi

1 07 Mei Ds : Klien mengatakan : Perubahan Penurunan


2018 perfusi komponen
“sedikit pusing, sudah anemia jaringan seluler yang
sejak kandungan 8 bulan dan diperlukan
meminum obat penambah untuk
darah 2 x 1 sehari. Klien pengiriman
jarang memakan sayur o2/nutrisi ke
sayuran selama hamil, lemas” sel

Do :

a) Konjungtiva anemis
b) Klien tampak sakit
sedang
c) Pendarahan post
partum 180cc
d) TD : 120/80 mmHg
Nadi : 91x/menit
RR : 19xmenit
Suhu : 36oC
e) Pengisian kapila
renfil : 1 detik
f) Hemoglobin post
partum : 8,5 g/Dl

2 Ds: Klien mengatakan : Involusi uterus


Gangguan rasa
07 Mei dan Trauma
nyaman :
2018 ‘klien mules pada perutnya Nyeri
jalan lahir,
semakin meningkat, terutama luka epistomi
saat menyusui, mules yang
dirasakan sedang, skala nyeri
4, nyeri hilang timbul, durasi
3 menit, nyeri pada perineum
karena ada bekas jahitan,
skala nyeri 7,durasi 5 menit,
intesitas sedang, nyerinya
seperti disayat – sayat, nyeri
saat duduk.

Do :

Post partum normal nifas hari


1

a. Klien dengan PIAO


post partum hari
pertama
b. TTV :
TD : 120/80 mmHg
45

ND : 91 x/menit
Suhu : 36oC
RR : 19 x/menit
c. Kesadaran :
komposmentis
d. Keadaan umum baik
e. Klien tampak berhati –
hati saat berjalan
f. Klien tampak meringis
saat berubah posisi
terutama duduk,
intesitas sedang
g. Abdomen :TFU
sepusat, kontraksi baik

3 07 Mei DS: Resiko infeksi Laserasi


2018 epistomi
Klien mengatakan :

“takut untuk BAK/BAB


karena ada jahitan”

Do :

a) Keadaan luka di
perineum kering
b) Terdapat rupture
grade II diperineum
c) Reedness : ada
Ecimosis : tidak ada

Edema : tidak ada

Discharge : darah sesuai


lochea rubra

Approximatcly : rapih
dan rapat
07 Mei
4 DS: Ketidak
2018
efektifan Kurangnya
Klien mengatakan : pemberian ASI produksi ASI

“cemas karena ASInya belum


keluar, tidak tahu cara
memberikan ASI yang benar”

Do :

a. Klien tampak tidak


mengetahui cara
pemberian ASI
b. Klien tampak belum
memberikan ASI
kepada bayinya
c. ASI tampak belum
keluar
d. Klien tampak cemas
46

B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data – data tersebut di atas maka diagnose yang dapat
disimpulkan pada Ny. R adalah sebagai berikut :
Nama pasien : Ny. R
No Kamar/Ruang : 6/Ahafa-Anissa

No Masalah Diagnosa Tanggal Tanggal Nama jelas


ditemukan teratasi
1. Perubahan perfusi jaringan 07 Mei 2018 - Fitri Ning L
berhubungan dengan
Penurunan komponen
seluler yang diperlukan
untuk pengiriman o2/nutrisi
ke sel

Ds : Klien mengatakan :

“sedikit pusing, sudah


anemia sejak kandungan 8
bulan dan meminum obat
penambah darah 2 x 1
sehari. Klien jarang
memakan sayur sayuran
selama hamil, lemas”

Do :

a) Konjungtiva
anemis
b) Klien tampak sakit
sedang
c) Pendarahan post
partum 200cc
d) TD : 120/80
mmHg
Nadi : 91x/menit
RR : 19xmenit
Suhu : 36oC
e) Pengisian kapila
renfil : 1 detik
f) Hemoglobin post
partum : 8,5 g/dL
47

2. Gangguan rasa nyaman : 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Fitri ning L


nyeri berhubungan dengan
involusi uteri dan Trauma
jalan lahir, luka epistomi

Ds:

Klien mengatakan :

“klien mules pada perutnya


semakin meningkat,
terutama saat menyusui,
mules yang dirasakan
sedang, skala nyeri 4, nyeri
hilang timbul, durasi 3
menit”

“nyeri pada perineum


karena ada bekas jahitan,
skala nyeri 7, durasi 5
menit, intesitas sedang,
nyerinya seperti disayat –
sayat, nyeri saat duduk”

Do :

Post partum normal nifas


hari 1

a.Klien dengan PIAO


post partum hari
pertama
b. TTV :
TD: 120/80
mmHg
ND: 91 x/menit
Suhu: 36oC
RR: 19 x/menit
c. Kesadaran:
composmentis
d. Keadaan umum baik
e. Klien tampak berhati
– hati saat berjalan
f. Klien tampak
meringis saat
berubah posisi
terutama duduk,
intesitas sedang
g. Abdomen: TFU
sepusat, kontraksi
baik
3.. Resiko infeksi berhubungan 07 Mei 2018 09 Mei 2018 Fitri ning L
dengan Laserasi epistomi
dan involusi uterus

DS:
48

Klien mengatakan :

“takut untuk membersihkan


setelah BAK/BAB karena
ada jahitan”

Do :

a) Keadaan luka di
perineum kering
b) Terdapat rupture
grade II
diperineum
c) Reedness: ada
Ecimosis: tidak ada

Edema: tidak ada

Discharge: darah
sesuai lochea rubra

Approximatcly: rapih
dan rapa

4. Ketidak efektifan O7 Mei 2018 09 Mei 2018 Fitri Ning L


pemberian ASI
berhubungan dengan
kurangnya produksi ASI

DS: Klien mengatakan

“cemas karena ASInya


belum keluar, tidak tahu
cara memberikan ASI yang
benar”

Do :

a. Klien tampak
tidak mengetahui
cara pemberian
ASI yang benar
b. ASI tampak belum
keluar
c. Klien tampak
cemas
d. Putting eksverted
49

C. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan, maka disusun
rencana keperawatan pada Ny. R yang akan dilakukan selama 3 hari
terhitung mulai tanggal 07 – 09 Mei 2018 adalah sebagai berikut :
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruang : 6/Shafa-Anissa

Tanggal No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf


dx
07 Mei 2018 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV, kaji Fitri Ning L
keperawatan kepada Ny. R selama 3 x pengisian kapiler,
24 jam diharapkan perubahan perfusi warna kulit/membrane
jaringan teratasi dengan kriteria hasil : mukosa
a. menunjukan perfusi adekuat, 2. Kaji tingkat upaya
seperti akral hangat pernapasan : auskultasi
b. TTV dalam batas normal bunyi napas
TD : 120/80 mmHg 3. Kaji adanya keluhan
N : 80 – 100 x/menit nyeri dada, palpitasi
4. Kaji untuk respon
RR : 12 – 20 X/menit
verbal melambat,
Suhu : 36 – 37,5oC
agitasi, gangguan
c. membrane mukosa merah muda memori, bingung
d. pengisian kapiler baik (kurang
dari 2 detik)

07 Mei 2018 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji Karakteristik nyeri Fitri Ning L
keperawatan kepada Ny. R selama 3 x (lokasi, frekuensi,
24 jam diharapkan nyeri hilang durasi, intensitas dan
dengan kriteria hasil : skala nyeri)
a. Mengungkapkan nyeri di 2. Kaji kontraksi uterus
perineum berkurang klien
b. Skala nyeri 0 - 1 (dari 0 – 3. Observasi TFU setiap
10) hari
c. Dapat melakukan tindakan 4. Ajarkan tehnik
untuk mengurangi nyeri relaksasi
d. Kooperatif dengan tindakan 5. Berikan kompres
yang dilakukan hangat selama 20 menit
e. TTV dalam batas normal selama 24 jam post
Kesadaran : komposmentis partum
Keadaan umum baik 6. Kolaborasi untuk
pemberian analgetik :
TD : 120/80 mmHg
Asam mefenamat (3x1
Nd : 80 – 100x/menit
tablet) jam : 18.00,
Rr : 18 – 20 x/menit 06.00, 12.00
Sh : 36 – 37oC
50

07 Mei 2018 3 Setelah dilakukan tindakan Fitri Ning L


keperawatan kepada Ny. R selama 3 x 1. Kaji suhu dan nadi
24 jam diharapkan tidak terjadi secara rutin sesuai
infeksi dengan kriteria hasil : dengan indikasi : catat
a. Nadi 80 – 100 x/menit tanda – tanda
b. Suhu : 36o C – 36o C menggigil
c. Tidak ada tanda – tanda 2. Kaji jumlah dan bau
REEDA lochea atau perubahan
d. Luka episiotomi tampak pada kemajuan normal
kering dari rubra menjadi
e. Pengeluaran lochea sesuai serosa
dengan waktunya 3. Observasi luka
episiotomi, perhatikan
nyeri tekan berlebihan
dan tanda-tanda
REEDA
4. Anjurkan klien untuk
makan – makan tinggi
protein
5. Kolaborasi untuk
pemeriksaan jumlah
sel darah putih dan
pemberian antibiotik :
Clindamycin (3x1
tablet) jam : 18.00,
06.00, 12.00

07 Mei 2018 4 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi cara Fitri Ning L


keperawatan kepada Ny. R selama 3 x menyusui dan produksi
24 jam diharapkan ibu dapat ASI ibu bayi
memberikan bayinya ASI dengan 2. Kaji keinginan dan
cukup dengan dengan kriteria hasil : motivasi ibu untuk
a. Kemantapan pemberian ASI menyusui
b. Pemeliharaan pemberian ASI 3. Kaji integritas kulit
c. Pelekatan bayi dan ibu saat putting ibu
menyusui 4. Anjurkan ibu banyak
mengkonsumsi sayur-
sayuran hijau dan
buah-buahan
5. Anjurkan ibu bayi
untuk menyusui secara
bergantian antara
payudara kanan dan
kiri
6. Ajarkan orangtua
mempersiapkan,
menyimpan,
menghangatkan
kemungkinan
pemberian tambahan
susu formula
7. Ajarkan ibu untuk
massage payudara agar
ASI keluar
8. Berikan penkes
tentang cara menyusui
yang benar
51

9. Berikan informasi
tentang keuntungan
dan kerugian
pemberian ASI

D. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan pada Ny. R dan keluarga
sesuai dengan rencana keperawatan di buat, maka penulis melakukan
asuhan keperawatan selama 3 hari dimulai tanggal 07 – 09 Mei 2018.
Berdasarkan rencana keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan
diagnosis keperawatan adalah :
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruang : 6/Shafa –Annissa

Hari Jam No Tindakan keperawatan dan hasil Paraf


/Tanggal Dx dan nama jelas
Senin, 07 10.20 1.1 Memonitor TTV Fitri Ning L
Mei 2018
S : klien mengatakan “sedikit pusing”
O : TD : 120/80 mmHg
N : 91x/menit
S : 36oC
RR : 19x/menit

10.30 1.2 Mengauskultasi bunyi napas Fitri Ning L

S:-
O : bunyi napas : vesikuler, tidak ada bunyi
tambahan

Mengkaji nyeri, lokasi nyeri frekuensi nyeri, durasi


10.35 2.1 Fitri Ning L
nyeri,intesitas nyeri, skala nyeri

S : klien mengatakan “klien mules pada perutnya


semakin meningkat, terutama saat menyusui,
mules yang dirasakan sedang, skala nyeri 4,
nyeri hilang timbul, durasi 3 menit, nyeri pada
luka jahitan, apalagi saat ingin duduk, nyeri
yang dirasakan sedang, skala nyeri 7, nyeri
kalau aktifitas, durasi 5 menit, nyeri seperti
disayat – sayat”
O : Klien tampak meringis
Klien tampak berhati – hati saat aktifitas

11.00 2.2 Mengkaji kontraksi uterus dan TFU Fitri Ning L


S:-
52

O : TFU sepusat
DRA 7 x 2 cm
Kontraksi baik

13.00 3.3 Fitri Ning L


Mengkaji tanda – tanda REEDA

S:-
O : R : ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea
rubra
A : rapih dan rapat

Tidak ada bau di perineum

15.00 4.1 Mengkaji cara menyusui dan produksi ASI ibu Fitri Ning L
S : klien mengatakan “ASI belum keluar dan
tidak tahu cara menyusui”
O : klien tampak terlihat beingung saat menyusui
bayinya

15.20 1.3 Mengkaji adanya keluhan nyeri dada Fitri Ning L

S : klien megatakan “tidak ada rasa sakit didada”


O : klien tampak tenang

Fitri Ning L
16.00 3.2 Mengkaji jumlah dan bau lochea

S:-
O : 2 pembalut terisi penuh
Bau seperti menstruasi

Hari Jam No Tindakan keperawatan dan hasil Paraf dan nama


/Tanggal Dx jelas
Selasa, 08 08.00 1.1 Mengobservasi TTV Fitri Ning L
Mei 2018
S:-
O : TD : 130/80mmHg
N : 83x/menit
RR : 18x/menit
S : 36.7oC
08.30 2.2 Mengkaji kontraksi uterus dan TFU Fitri Ning L

S:-
O : TFU 1 jari dibawah pusat
DRA 7 x 2 cm
Kontraksi baik
53

Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, frekuensi, intensitas Fitri Ning L


09.00 2.1 nyeri, skala nyer, durasi nyeri

S : klien mengatakan “nyeri pada perutnya


semakin meningkat terutama menyusui, mules
yang dirasakan sedang, skala nyeri 3, nyeri hilang
timbul”
“nyeri pada luka jahitan, nyeri berkurang, skala
nyeri 5, nyeri di luka jahitan, nyeri saat duduk
atau aktifitas, nyeri sekitar 4 menit, intensitas
nyeri sedang”
O : klien tampak meringis, intesitas sedang
Klien tampak berhati – hati saat aktifitas

Mengajarkan tehnik relaksasi (tehnik relaksasi Fitri Ning L


09.20 2..4 napas dalam)

S : klien mengatakan “akan mempraktekan


kembali tehnik relaksasi napas dalam, merasa
lebih rileks”
O : klien terlihat mempraktekan kembali cara
tarik napas dalam
Ny. R tampak rileks

Memberikan penkes tentang cara menyusui yang Fitri Ning L


09.40 4.8
benar

S : klien mengatakan “sudah mengerti setelah


dijelaskan”
O : klien kooperatif
Klien mampu melakukan menyusui dengan
benar

Memberikan obat Asam mefenamat 1 tablet dan Fitri Ning L


12.00 2.6
clindamicyin 1 tablet

S:-
O : obat oral sudah diberikan 1 tablet
Klien terlihat meminum obatnya tanpa
dimuntahkan

13.00 1.1
Mengkaji pengisian kapiler Fitri Ning L
S:-
O : pengisian kapiler : 1 detik
14.00 3.3

Mengkaji tanda – tanda REEDA Fitri Ning L


S:-
O : R : ada
E : tidak ada
E : tidak ada
54

D : darah sesuai dengan lochea rubra


A : rapih dan rapat
Tidak ada bau diperineum

14.15 3.4 Menganjurkan ibu untuk makan – makanan tinggi Fitri Ning L
protein

S : klien mengatakan “akan melakukannya


O : klien tampak mengerti

14.35 4.2 Mengkaji keinginan dan motivasi ibu untuk Fitri Ning L
menyusui

S : klien mengatakan “akan menyusui bayinya”


O : klien tampak menyusui bayinya
ASI belum keluar

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara Fitri Ning L


15.00 4.5 bergantian antara payudara kanan dan kiri

S : klien mengatakan “akan melakukannya”


O : klien tampak menyusui bayinya bergantian
payudara kanan dan kiri

Mengkaji bunyi napas tambahan Fitri Ning L


15.20 1.2
S: -
O : bunyi napas vesikuler, tidak ada bunyi
napas tambahan

15.35 1.3 Mengkaji adanya keluhan nyeri dada Fitri Ning L

S : klien mengatakan “tidak ada nyeri dada”


O : klien tampak tenang

Hari Jam No Tindakan keperawatan dan hasil Paraf dan nama


/Tanggal Dx jelas
Rabu, 09 08.00 1.1 Mengobservasi TTV Fitri Ning L
Mei 2018
S:-
O : TD : 120/80mmHg
N : 92x/menit
RR : 18x/menit
S : 36oC

08.10 2.1 Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, frekuensi, intensitas


55

nyeri, skala nyeri, durasi nyeri

S : klien mengatakan “nyeri diperut mulai Fitri Ning L


berkurang, sudah tidak mules lagi”
“nyeri di jahitan sudah tidak terlalu sakit sudah
semakin berkurang, nyeri hanya linu - linu , skala
nyeri 1, intesitas ringan, durasi 1 menit, nyeri saat
merubah posisi,
O : klien tampak rileks
08.20 3.3
Mengobservasi luka epistomi
Fitri Ning L
S:-
O : R : tidak ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea rubra
A : rapih dan rapat Fitri Ning L

08.30 3.2
Mengkaji jumlah dan bau lochea

S:-
O : jumlahnya sebanyak 2 pembalut
Banunya seperti menstruasi
Fitri Ning L
08.35 4.4
Menganjurkan ibuuntuk mengkonsumsi sayur –
sayuran

S : klien mengatakan “akan memakan sayur –


sayuran demi bayinya”
O : klien tampak mengerti
08.40 4.7
Mengajarkan ibu untuk massage payudara agar ASI
keluar Fitri Ning L

S : klien mengatakan “payudara seperti


terangsang untuk penuh”
O : klien kooperatif
Klien tampak mencoba sendiri massage
payudaranya Fitri Ning L
09.00 2.2
Mengkaji kontraksi uterus dan TFU

S:-
O : TFU 1 jari dibawah pusat
Kontraksi baik Fitri Ning L

09.40 1.1
Mengkaji pengisian kapiler

S:-
O : pengisian kapiler 1 detik Fitri Ning L
10.00 1.3
56

Megkaji keluhan nyeri dada

S : klien mengatakan “tidak nyeri dada”


11.00 4.9 O : klien tampak tenang
Fitri Ning L

Memberikan informasi tentang keuntungan dan


kerugian pemberian ASI

S : klien mengatakan “sudah mengetahui


keuntungan dan kerugian pemberian ASI”
O : klien tampak mengerti

E. Evaluasi Keperawatan
Dari hasil tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis
didapatkan evaluasi akhir berdasarkan diagnose yang ada menggunakan
SOAP, evaluasi dilakukan berdasarkan masalah yang ditemukan pada
tanggal 07 – 09 Mei 2018, adalah sebagai berikut :
Nama pasien : Ny. R
No. Kamar/Ruang : 6/Shafa-Anissa
Hari/Tanggal No. Dx Catatan Perkembangan Paraf

Senin/07 1 S : klien mengatakan “tidak terasa pusing, hanya Fitri Ning L


Mei 2018 pegal – pegal saja setelah mengeran tadi, tidak ada
nyeri dada”
O : TD : 120/80 mmHg
N : 91x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,1OC
Pengisian kapila refil : 1 detik
Membrane mukosa : pucat
Sklera : ikterik
Bunyi napas vesikuler
Klien tampak rileks dengan posisi semi fowler
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV, kaji pengisian kapiler
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
3. Kaji tingkat upaya pernapasan : auskultasi bunyi napas
4. Kaji adanya keluhan nyeri dada, palpitasi
5. Kaji untuk respon verbal melambat, agitasi,

Senin/07 2 S: klien mengatakan “mules diperut mules ketika menyusui, Fitri Ning L
Mei 2018 intesitas sedang, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul selama 3
menit”
57

masih terasa nyeri diluka


jahitan, nyeri seperti disayat – sayat, durasi 5
menit, intensitas sedang, frekuensi hilang timbul,
nyeri saat duduk, skala nyeri 6”
O : Wajah tampak meringis pada saat merubah
posisi, intesitas sedang

TFU sepusat

DRA 7 x 2 cm

Kontraksi baik

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji Karakteristik nyeri (lokasi, frekuensi, durasi,
intensitas dan skala nyeri)
2. Kaji kontraksi uterus klien
3. Observasi TFU setiap hari
4. Ajarkan tehnik relaksasi
5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik : Asam
mefenamat (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00
Senin/07 3 S: klien mengatakan “masih mulai pelan – pelan untuk BAK ke Fitri Ning L
Mei 2018 kamar mandi dan masih takut dengan jahitannya dan mulai
berani untuk membersihkan setelah BAK”
O : klien tampak beraktifitas pelan – pelan
Tidak ada bau di perineum
3 pembalut terisi penuh
R : ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea rubra

A : rapih dan rapat

TD : 120/80 mmHg
N : 91x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,1OC
A : masalah belum terjadi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan indikasi
: catat tanda – tanda menggigil
2. Kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan pada
kemajuan normal dari rubra menjadi serosa
3. Observasi luka episiotomi, perhatikan nyeri tekan
berlebihan dan tanda-tanda REEDA
4. Kolaborasi untuk pemeriksaan jumlah sel darah putih
dan pemberian antibiotic
Senin/07 4 Fitri Ning L
Mei 2018 S: klien mengatakan “ASI belum keluar, cemas karena tidak
tahu cara memberikan ASI yang benar”

O : klien tampak Klien tampak tidak mengetahui cara

memberikan ASI
58

Klien tampak belum memberikan ASI kepada

bayinya

ASI tampak belum keluar

Klien tampak cemas

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
2. Kaji integritas kulit putting ibu
3. Anjurkan ibu banyak mengkonsumsi sayur-sayuran
hijau dan buah-buahan
4. Anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian
antara payudara kanan dan kiri
5. Ajarkan orangtua mempersiapkan, menyimpan,
menghangatkan kemungkinan pemberian tambahan
susu formula
6. Ajarkan ibu untuk massage payudara agar ASI keluar
7. Berikan penkes tentang cara menyusui yang benar
8. Berikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
pemberian ASI

Hari/Tanggal No. Catatan Perkembangan Paraf


Dx
Selasa, 08 mei 1 S : klien mengatakan “tidak terasa pusing” Fitri Ning L
2018 O : TD : 130/80 mmHg
N : 87x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5OC
Pengisian kapila refil : 1 detik
Membrane mukosa : pucat
Sklera : ikterik
Bunyi napas vesikuler
Klien tampak posisi semi fowler
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV, kaji pengisian kapiler
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
3. Kaji tingkat upaya pernapasan : auskultasi bunyi
napas
4. Kaji adanya keluhan nyeri dada, palpitasi
5. Kaji untuk respon verbal melambat,

Selasa, 08 mei 2 S : klien mengatakan “mules diperut semakin


2018 meningkatcpada saat menyusui, mules yang dirasakan Fitri Ning L
sedang, skala nyeri 3, hilang timbul” “nyeri berkurang
diluka jahitan, skala nyeri 5, nyeri di luka jahitan, nyeri
saat duduk atau aktifitas, nyeri sekitar 4 menit, intensitas
nyeri sedang”

O : Klien tampak menarik napas dalam saat nyeri


59

: TD : 130/80 mmHg
N : 87x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5OC

A : masalah teratasi sebagian

P : pertahankan intervensi

1. Kaji Karakteristik nyeri (lokasi, frekuensi, durasi,


intensitas dan skala nyeri)
2. Kaji kontraksi uterus klien
3. Observasi TFU setiap hari
4. Anjurkan klien agar tetap tarik napas dalam apabila
nyeri timbul
5. Berikan terapi oral analgetik

Fitri Ning L
Selasa, 08 mei 3 S : klien mengatakan “sudah BAK ke kamar mandi, sudah
2018 berani membersihkan setelah BAK, dan sering mengganti
pembalut jika sudah mulai penuh”
O : klien beraktifitas pelan – pelan
Pembalut penuh 1
TFU 1 jari dibawah pusat
R : ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea rubra

A : rapih dan rapat

TD : 130/80 mmHg
N : 87x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,5OC
A : masalah belum terjadi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan
indikasi : catat tanda – tanda menggigil
2. Kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan pada
kemajuan normal dari rubra menjadi serosa
3. Observasi luka episiotomi, perhatikan nyeri
tekan berlebihan dan tanda-tanda REEDA
4. Berikan terapi antibiotik

Selasa, 08 mei 4 S : klien mengatakan “cemas karena ASInya belum keluar, Fitri Ning L
2018 sudah tahu cara memberikan ASI yang benar”

O : klien tampak cemas karena ASI belum keluar


Klien sudah tahu tehnik memberikan ASI ke bayinya
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
2. Kaji integritas kulit putting ibu
3. Anjurkan ibu banyak mengkonsumsi sayur-
sayuran hijau dan buah-buahan
4. Anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara
60

bergantian antara payudara kanan dan kiri


5. Ajarkan orangtua mempersiapkan, menyimpan,
menghangatkan kemungkinan pemberian
tambahan susu formula
6. Ajarkan ibu untuk massage payudara agar ASI
keluar
7. Berikan informasi tentang keuntungan dan
kerugian pemberian ASI

Hari/Tanggal No. Catatan Perkembangan Paraf


Dx
Rabu, 09 mei 1 S : klien mengatakan “tidak ada keluhan, hari ini akan Fitri Ning L
2018 pulang, tidak pusing”
O : TD : 120/80 mmHg
N : 83x/menit
RR : 18x/menit
S : 36.2o C
Pengisian kapila refil : 1 detik
Membrane mukosa : kemerahan
Sklera : ikterik
Bunyi napas vesikuler
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Rabu, 09 mei 2
2018 Fitri Ning L
S : klien mengatakan “mules diperut sudah berkurang,
nyeri dijahitan sudah tidak terlalu sakit sudah semakin
berkurang, nyeri hanya linu - linu , skala nyeri 1, intesitas
ringan, durasi 1 menit, nyeri saat merubah posisi

O : klien tampak rileks

Klien tampak berhati – hati untuk jalan

TD : 120/80 mmHg
N : 83x/menit
RR : 18x/menit
S : 36.2o C
Rabu, 09 mei 3
2018 A : masalah teratasi Fitri Ning L

P : hentikan intervensi

S : klien mengatakan “sudah tidak takut untuk


membersihkan di daerah sekitar jahitan, sudah memakan
putih telur sehari 3 butir”
O : klien beraktifitas normal seperti biasa
61

Pembalut penuh 2
TFU 1 jari dibawah pusat
Tidak ada bau diperineum
R : tidak ada
E : tidak ada
E : tidak ada
D : darah sesuai dengan lochea rubra

A : rapih dan rapat


Rabu, 09 mei 4 TD : 120/80 mmHg
2018 N : 83x/menit Fitri Ning L
RR : 18x/menit
S : 36.2o C
A : resiko tidak terjadi
P : hentikan intervensi

S : klien mengatakan “sudah tidak cemas, ASI sudah


mulai keluar sedikit – sedikit, sudah tau cara menyusui
yang benar dan manfaat ASI”
O : klien tampak menyusui bayinya dengan benar
ASI tampak keluar sedikit
Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan
62

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini penulis akan membandingkan antara teori dengan
kasus. Penulis akan menganalisa sejauh mana faktor pendukung, faktor
penghambat, dan solusi pemecahan dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada Ny. R dengan post partum dengan
anemia ringan di Paviliun Shafa An-nisa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih pada
tanggal 07 – 09 Mei 2018. Pembahasan ini diuraikan berdasarkan pendekatan
proses keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang
seluruhnya mencakup kebutuhan dasar klien yang harus dipenuhi.

A. Pengkajian Keperawatan
Dalam pengkajian, penulis melakukan pengkajian yang mencakup
kebutuhan dasar baik itu bio, psiko, spiritual dan mengacu pada format
pengkajian ibu hamil dengan metode wawancara, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Selain itu, penulis memperoleh data dari catatan
keperawatan, catatan medis, dan perawatn di ruangan serta tim kesehatan
lain.

Pada hasil ini pengkajian pada tanggal 07 Mei 2018 didapatkan data klien
yaitu klien berinisial Ny. R dengan post partum dengan anemia ringan
P1AO post partum hari pertama. Klien mengatakan badan terasa lemah,
kepala pusing, sudah mengalami anemia sejak kandungan 8 bulan, tidak
suka dengan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti sayur –
sayuran, hati ayam, ampela dan buah – buahan. Nyeri pada luka jahitan,
skala nyeri 7, nyeri seperti disayat – sayat, intesitas nyeri sedang, nyeri
saat beraktifitas, durasi nyeri 5 menit. Selain itu, klien mengeluh mulas
pada perutya, skala 4, nyeri hilang timbul, intesitas yang dirasakan sedang,
durasi 3 menit. Klien juga mengeluh takut untuk BAK/BAB karena ada
jahitan yang masih nyeri. Klien mengeluh ASI belum keluar, cemas karena
bayinya rewel, tidak tahu cara menyusui yang baik dan benar. Dalam

60
63

pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu, keadaan umum sakit sedang,


kesadaran composmentis, tanda – tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi 91
x/menit, suhu 36oC, RR 19 x/menit, klien tampak lemah, pengisian kapiler
1 detik, mukosa kulit pucat, konjungtiva anemis, sklera an ikterik,
perdarahan 2 pembalut penuh, TFU sepusat, kontraksi baik, tanda – tanda
REEDA : R: ada, E: tidak ada, E: tidak ada, D: pengeluaran sesuai lokia
rubra, A: rpih dan rapat, tidak terdapat bau diperineum, Hb post partum
8,5 gr/dl.

Pada pengkajian didapatkan beberapa data yang penulis dapatkan tentang


post partum normal dengan anemia tidak berbeda dengan data yang ada
secara teoritis yaitu kesadaran composmentis, tentang aktifitas tampak
kelelahan dan mengantuk, ada beberapa sistem yang berbeda antara teori
dan kasus yaitu pada sirkulasi dalam teoritis tekanan darah mengalami
penurunan bahkan mengalami peningkatan, jumlah perdarahan selama
persalinan 400 – 500cc dan peningkatan 1.500 ml atau sekitar 40-45% di
atas volume sebelum hamil, akan tetapi pada kasus Ny. R didapatkan
tekanan darah normal dan jumlah perdarahan selama persalinan 200cc dan
didapatkan penurunan volume darah hemoglobin pada post partum 8,5
g/dL , pada integritas ego dalam teoritis perilaku menunjukan kurang
kedekatan terhadap bayinya, akan tetapi pada kasus Ny. R merasa senang
atas kehadiran buah hatinya, pada eliminasi dalam teoritis hemorrhoid
sering ada dan menonjol, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis atau
kateter urinarius mungkin di pasang, akan tetapi pada kasus Ny. R
didapatkan kandung kemih teraba kosong, tidak ada hemoroid dan tidak
terpasang kateter, pada makanan atau cairan dalam teoritis mengeluh haus
dan lapar, akan tetapi pada kasus Ny. R tidak merasa haus dan lapar karena
setelah persalinan Ny. R di berikan makanan dan minuman, pada
neurosensori pada teoritis gerakan ekstermitas bawah menurun karena
anestesi spinal, akan tetapi pada kasus Ny. R tidak dilakukan anastesi
spinal.
64

Ada beberapa sistem yang terdapat persamaan antara teori dan kasus yaitu
pada keamanan pada teoritis terjadi peningkatan suhu tubuh, akan tetapi
pada kasus Ny. R mengalami peningkatan suhu tubuh sedikit, pada
nyeri/ketidaknyamanan nyeri dibagian perineum karena ada bekas jahitan,
pada seksualitas dimana pada hari pertama post partum tinggi fundus uteri
sejajar dengan pusat, kontraksi uterus baik dan after pain meningkat pada
saat menyusui bayinya karena isapan bayi merangsang pelepasan hormone
oksitosin, hal ini juga terdapat pada kasus Ny. R karena setelah dilakukan
pemeriksaan fisik tinggi fundus sejajar dengan pusat, begitu juga dengan
perubahan lochea dimana pada hari pertama sampai kedua post partum
lochea berwarna merah terang, berbau amis, berupa bekuan dan bertambah
banyak ketika menyusui, hal ini sama seperti kasus Ny. R jumlah darah
yang keluar dari hari ke hari semakin sedikit. Terdapat perubahan pada
payudara yaitu payudara sedikit membengkak karena proses laktasi dan
ASI keluar sedikit, hal ini sama seperti apa yang ada dikasus.

Dalam tinjauan teoritis mengenai pemeriksaan penunjang pada ibu dengan


post partum normal dengan anemia dilakukan pemeriksaan Hemoglobin
post partum dan didapatkan hasil hemoglobin 8,5 g/dL.

Faktor pendukung dalam pengkajian ini, khususnya saat pengumpulan


data adalah penulis dimudahkan dengan adanya format pengkajian, selain
itu Ny. R dan keluarganya sangat kooperatif dan komunikatif dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penulis. Tim perawat yang
bertugas di ruangan juga bersedia untuk memberikan informasi yang
berhubungan dengan klien. Penulis tidak mendapatkan hambatan dalam
melakukan pengkajian.

B. Diagnosis Keperawatan
Pada penentuan masalah atau diagnosis keperawatan prioritas dilakukan
berdasarkan kondisi klien pada saat itu memerlukan tindakan keperawatan
65

segera. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini dan terdapat
pada teori yaitu :
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel
Diagnosis ini muncul karena klien mengatakan sudah memiliki
hemoglobin rendah saat usia kehamilan 8 bulan, pada saat menunggu
proses persalinan klien meminum obat penambah darah 2 x 1 dan
kalsium 1 x 1. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,
mukosa kulit tampak pucat, kesadaran composmentis, pengisian kapila
renfil 1 detik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 91x/menit, RR : 19xmenit,
pendarahan post partum 200cc, hemoglobin post partum 8,5 g/dL.
Perubahan perfusi jaringan ini muncul karena karena fisiologis
kehamilan yaitu selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat
sampai 50% sekitar 1.000cc. Jumlah sel darah merah juga meningkat,
tapi hanya 25% dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal ini yang
menyebabkan kadar hemoglobin turun dan didapatkan ibu riwayat
selama hamil kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi seperti : ati, daging sapi, kuning telur, sayuran yang berwarna
hijau, asam folat seperti : ati, jamur, pisang, dan protein seperti : susu,
tahu, tempe.

2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan involus uterus dan


trauma jalan lahir, epistomi
Diagnosis ini muncul karena klien mengatakan mules pada perutnya
semakin meningkat pada saat menyusui bayinya, mulesnya dirasakan
sedang, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, durasi 3 menit selain
ituklien mengatakan nyeri pada perineum karena ada bekas jahitan,
skala nyeri 7,durasi 5 menit, intesitas sedang, nyerinya seperti disayat
– sayat, nyeri saat duduk. Klien NH1P1A0, komposmentis, keadaan
umum baik, klien tampak berhati – hati saat berjalan, Klien tampak
meringis saat berubah posisi terutama duduk, intesitas sedang,
abdomen :TFU sejajar pusat, kontraksi baik.
66

Gangguan rasa nyaman: nyeri ini muncul karena klien menyusui,


biasanya nyeri ini berlangsung selama 3 hari post partum normal.
Dengan kata lain gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny. R ini adalah
fisiologis.

3. Reiko infeksi berhubungan dengan laserasi epistomi dan involusi


uterus
Diagnosis ini muncul karena klien mengatakan takut untuk
membersihkan setelah BAK/BAB karena ada jahitan, tampak keadaan
luka di perineum kering, terdapat rupture grade II diperineum,
reedness : ada, ecimosis : tidak ada, edema : tidak ada, discharge :
darah sesuai lochea rubra, approximatcly : rapih dan rapat.

4. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurangnya


produksi ASI
Diagnosis ini muncul karena klien mengatakan cemas karena ASInya
belum keluar, tidak tahu cara memberikan ASI yang benar. Klien
tampak tidak mengetahui cara pemberian ASI yang benar, ASI tampak
belum keluar, klien tampak cemas.

Diagnosis keperawatan yang ada pada teori tapi tidak ada pada kasus :
1. Resiko perubahan pola eliminasi fekal: konstipasi berhubungan
dengan penurunan tonus otot
Diagnosa ini tidak di munculkan karena masalah konstipasi belum
terjadi
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kelelahan/pendarahan
Diagnosa ini tidak dmunculkan karena tidak ada data – data yang
sesuai dengan diagnose tersebut
3. Perubahan eliminasi urine: retensio urine berhubungan dengan
trauma mekanis
Diagnose ini idak dimunculkan karena klien tidak ada data – data
yang sesuai dengan diagnose tersebut
67

4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau


peningkatan perkembangan keluarga
Diagnosa ini tidak dimunculkan karena klien mendapatkan
dukungan dan support yang adekuat dari keluarga, dan suaminya
selalu menggendong bayinya dengan kasih sayang, hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya anggota keluarga yang mengunjungi
klien.
5. Koping individu yang tidak efektif berhubungan dengan krisis
mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjadi orang tua,
ketidak adekuatan sistem pendukung
Diagnosa ini tidak dimunculkan karena klien mengatakan merasa
senang dengan kelahiran anaknya yang berjenis kelamin
perempuan dan akan menjadi ibu yang seutuhnya untuk mengasuh
anaknya.

Faktor pendukung pada diagnosa lainnya adalah adanya kerjasama antara


mahasiswa dan perawat ruangan serta klien dan keluarga yang sangat
kooperatif.

C. Perencanaan Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny. R dengan post
partum dengan anemia yang disesuaikan dengan masalah yang ada pada
saat itu dilakukan beberapa langkah yaitu menetapkan urutan prioritas,
menetapkan tujuan dan menentukan intervensi keperawatan. Untuk
mendapatkan prioritas masalah sesuai dengan teori Maslow dan keadaan
yang mengancam.

Prioritas pertama yang ada pada kasus: perubahan perfusi jaringan


berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman o2/nutrisi ke sel. Kebutuhan oksigenisasi merupakan urutan
pertama dalam kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yaitu kebutuhan
fisiologis, sehingga penulis menegakkan diagnosis ini sebagai prioritas
pertama. Penulis menegakkan diagnosis ini karena dari data didapatkan
68

bahwa klien mengatakan sudah mengalami anemia sejak kandungan 8


bulan, pusing dikepala setelah melahirkan, badan terasa lemas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, mukosa kulit pucat,
pengisisan renfil 1 detik, TTV TD 120/80 mmHg, nadi 91 x/menit, suhu
36Oc, RR 19 x/menit, Hb post partum 8,5 g/dl. Penulis memasukkan
waktu 3x24 jam agar perubahan perfusi jaringan dapat teratasi, kriteria
hasil pada teori dan tinjauan kasus sama yaitu klien mengatakan tidak
pusing/lemas, TTV dalam batas normal, membrane mukosa kemerahan,
pengisian kapiler baik.

Dalam membuat rencana tindakan mengacu pada tinjauan teoritis yaitu


Observasi TTV, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa,
tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi, kaji tingkat upaya
pernapasan : auskultasi bunyi napas, kaji adanya keluhan nyeri dada,
palpitasi, kaji untuk respon verbal melambat, agitasi, gangguan memori,
bingung.

Prioritas masalah kedua yang terdapat pada teori yaitu gangguan rasa
nyaman: nyeri berhubungan dengan involus uterus dan trauma jalan lahir,
epistomi. Diagnosis perioritas yang kedua ini merupakan diagnose actual
dan rasa nyaman adalah urutan kedua setelah kebutuhan fisiologis menurut
Maslow. Penulis memasukan diagnosis ini karena dari data didapatkan
bahwa klien mengeluh klien mengatakan mules pada perutnya semakin
meningkat pada saat menyusui bayinya, mulesnya dirasakan sedang, skala
nyeri 4, nyeri hilang timbul, durasi 3 menit selain ituklien mengatakan
nyeri pada perineum karena ada bekas jahitan, skala nyeri 7,durasi 5
menit, intesitas sedang, nyerinya seperti disayat – sayat, nyeri saat duduk.
Klien NH1P1A0, komposmentis, keadaan umum baik, klien tampak
berhati – hati saat berjalan. Klien tampak meringis saat berubah posisi
terutama duduk, intesitas sedang, abdomen :TFU sejajar pusat, kontraksi
baik, klien tampak meringis menahan nyeri.
69

Rencana tindakan pada diagnosis ini sama dengan intervensi yang ada pada
teori yaitu kaji Karakteristik nyeri (lokasi, frekuensi, durasi, intensitas dan skala
nyeri, kaji kontraksi uterus klien, observasi TFU setiap hari, ajarkan tehnik
relaksasi, berikan kompres hangat selama 20 menit selama 24 jam post partum,
kolaborasi untuk pemberian analgetik

Prioritas masalah ketiga yang terdapat pada teori yaitu resiko infeksi
berhubungan dengan laserasi epistomi. Penulis menegakkan diagnosis ini
karena dari data yang didapatkan bahwa klien mengatakan takut untuk
BAK/BAB karena ada luka jahitan dan masih terasa nyeri. Selain itu
perineum rupture grade II, tanda – tanda REEDA: R: ada, E: tidak ada, E:
tidak ada, D: pengeluaran sesuai lokia rubra, A: rapih dan rapat, tidak
terdapat bau diperineum.

Rencana tindakan pada diagnosis ini sama dengan intervensi yang ada
pada teori yaitu kaji suhu dan nadi secara rutin sesuai dengan indikasi :
catat tanda – tanda menggigil, kaji jumlah dan bau lochea atau perubahan
pada kemajuan normal dari rubra menjadi serosa, observasi luka
episiotomi, perhatikan nyeri tekan berlebihan dan tanda-tanda REEDA,
anjurkan klien untuk makan – makan tinggi protein, kolaborasi untuk
pemeriksaan jumlah sel darah putih dan pemberian antibiotik

Prioritas masalah keempat yang terdapat pada teori yaitu ketidakefektifan


pemberian ASI berhubungan dengan kurangnya produksi ASI. Penulis
menegakkan diagnosis ini karena dari data yang didapat bahwa klien
mengatakan ASI belum keluar, tidak tahu cara menyusui yang baik dan
benar, bayi rewel. Klien tampak cemas karena ASI belum keluar.

Rencana tindakan pada diagnosis ini sama dengan intervensi yang ada
pada teori yaitu Observasi cara menyusui dan produksi ASI ibu bayi, kaji
keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui, kaji integritas kulit putting
ibu, anjurkan ibu banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-
buahan, anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian antara
70

payudara kanan dan kiri, ajarkan orangtua mempersiapkan, menyimpan,


menghangatkan kemungkinan pemberian tambahan susu formula, ajarkan
ibu untuk massage payudara agar ASI keluar,, berikan penkes tentang cara
menyusui yang benar, berikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
pemberian ASI

Faktor pendukung saat menyusun rencana tindakan keperawatan adalah


dalam penerapan rencana tindakan klien dan keluarga sangat kooperatif
sehingga rencana tindakan yang diterapkan dapat bersifat operasional dan
disesuaikan dengan tinjauan teoritis serta kondisi klien, saran dan prasarana
yang ada di rumah sakit. Sedangkan faktor penghambat dalam penyusunan
perencanaan keperawatan adalah waktu yang terbatas untuk mengatasi
masalah klien serta pengalaman penulis di lapangan dalam melakukan asuhan
keperawatan.

D. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan yaitu melaksanakan rencana keperawatan yang
telah dibuat yang diberikan kepada klien yang mengacu pada tinjauan
teoritis dan disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas yang ada diruangan.

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel.
Tindakan yang sudah dilakukan mengobservasi TTV, mengkaji
pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, meninggikan kepala
tempat tidur sesuai toleransi, mengkaji tingkat upaya pernapasan :
auskultasi bunyi napas, mengkaji adanya keluhan nyeri dada, palpitasi,
mengkaji untuk respon verbal melambat, agitasi, gangguan memori,
bingung. Semua rencana pada diagnose pertama dapat dilakukan
dengan baik walaupun sebagian dikerjakan dengan tim.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan involusi uteri dan


Trauma jalan lahir, luka epistomi
71

Tindakan yang sudah dilakukan mengkaji karakteristik nyeri (lokasi,


frekuensi, durasi, intensitas dan skala nyeri), mengkaji kontraksi uterus
klien, mengobservasi TFU setiap hari, mengajarkan tehnik relaksasi,
memberikan kompres hangat selama 20 menit selama 24 jam post
partum, memberikan untuk pemberian analgetik : Asam mefenamat
(3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00. Semua rencana pada diagnose
kedua dapat dilakukan dengan baik walaupun sebagian dikerjakan
dengan tim.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan Laserasi epistomi dan involusi


uterus
Tindakan yang sudah dilakukan mengkaji suhu dan nadi secara rutin
sesuai dengan indikasi : catat tanda – tanda menggigil, mengkaji
jumlah dan bau lochea atau perubahan pada kemajuan normal dari
rubra menjadi serosa, mengobservasi luka episiotomi, perhatikan nyeri
tekan berlebihan dan tanda-tanda REEDA, menganjurkan klien untuk
makan – makan tinggi protein, memberikan pemberian antibiotik :
Clindamycin (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00. Semua rencana
pada diagnose ketiga dapat dilakukan dengan baik walaupun sebagian
dikerjakan dengan tim.

4. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan Kurangnya


produksi ASI
Tindakan yang sudah dilakukan mengobservasi cara menyusui dan
produksi ASI ibu, mengkaji keinginan dan motivasi ibu untuk
menyusui, mengkaji integritas kulit putting ibu, menganjurkan ibu
banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-buahan,
menganjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian antara
payudara kanan dan kiri, megajarkan ibu untuk massage payudara agar
ASI keluar, memberikan penkes tentang cara menyusui yang benar,
memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian pemberian
72

ASI. Semua rencana pada diagnosa keempat dapat dilaksanakan


dengan baik.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan
merupakan suatu ukuran keberhasilan dari asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar yang telah diberikan kepada klien yang
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan.

Pada tahap ini penulis hanya melakukan penilaian selama 3 hari yaitu 07 –
09 Mei 2018. Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa pertama yaitu
:
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel.
Dalam perencanaan keperawatan direncanakan perubahan perfusi
jaringan : masalah teratasi sebagian, karena klien mengatakan sudah
tidak terasa pusing maupun nyeri dada, TD : 120/80 mmHg, N :
83x/menit, RR : 18x/menit, S : 36.2o C, pengisian kapila refil : 1 detik,
membrane mukosa : kemerahan, sklera : ikterik, bunyi napas vesikuler.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan involusi uteri dan


Trauma jalan lahir, luka epistomi
Dalam perencanaan keperawatan direncanakan gangguan rasa nyaman
: nyeri teratasi , karena klien mengatakan mules diperut sudah
berkurang, nyeri dijahitan sudah tidak terlalu sakit sudah semakin
berkurang, nyeri hanya linu - linu , skala nyeri 1, intesitas ringan,
durasi 1 menit, nyeri saat merubah posisi, klien tampak rileks, TD :
120/80 mmHg, N : 83x/menit, RR : 18x/menit, S : 36.2o C, klien
tampak berhati – hati ketika jalan, klien tampak meminum obat
analgetik : Asam mefenamat (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00
73

3. Resiko infeksi berhubungan dengan Laserasi epistomi dan involusi


uterus
Dalam perencanaan keperawatan direncanakan resiko infeksi
berhubungan dengan Laserasi epistomi dan involusi uterus masalah
tidak terjadi karena klien mengatakan sudah tidak takut untuk
membersihkan di daerah sekitar jahitan, sudah memakan putih telur
sehari 3 butir, klien beraktifitas normal seperti biasa, pembalut penuh
2, TFU 1 jari dibawah pusat, tidak ada bau diperineum, REEDA : R :
tidak ada, E : tidak ada, E : tidak ada, D : darah sesuai dengan lochea
rubra, A : rapih dan rapat, TD : 120/80 mmHg, N : 83x/menit, RR :
18x/menit, S : 36.2o C

4. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan Kurangnya


produksi ASI
Dalam perencanaan keperawatan direncanakan ketidakefektifan
pemberian ASI berhubungan dengan kurangnya produksi ASI masalah
teratasi karena, : klien mengatakan sudah tidak cemas, ASI sudah
mulai keluar sedikit – sedikit, sudah tau cara menyusui yang benar dan
manfaat ASI, klien tampak menyusui bayinya dengan benar, ASI
tampak keluar sedikit, klien tampak tenang
74

BAB V

PENUTUP

Setelah membahas keseluruhan tentang asuhan keperawatan dalam pemenuhan


kebutuhan dasar pada Ny. R dengan post partum normal dengan anemia di
Pavilium An-nissa Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, tanggal 07 – 09 Mei 2018,
maka penulis mengambil kesimpulan dan saran mulai dari pengkajian, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan pada Asuhan Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Ny. R dengan post partum normal
dengan anemia di pavilion Shafa An-nisa RS Islam Jakarta Cempaka
Putih, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pengkajian kpada klien berinisial Ny. R didapatkan data klien mengatakan


“sudah mempunyai anemia sejak kandungan 8 bulan, dan mengatakan
sudah berobat dipuskesmas dan diberikan obat penambah darah dan
kalsium, jarang memakan sayur – sayuran selama hamil. Klien
mengatakan masih lemas, sedikit pusing, mules pada perutnya semakin
meningkat, terutama saat menyusui, mules yang dirasakan sedang, skala
nyeri 4, nyeri hilang timbul, durasi 3 menit. Terasa nyeri diperineum
karena ada luka bekas jahitan, skala nyeri 7, durasi 5 menit, intensitas
sedang, nyerinya seperti teriris disatu tempat saja, nyeri saat mau duduk,
ASI belum keluar, tidak megetahui cara menyusui yang benar, belum BAB
setelah melahirkan karena takut dengan jahitannya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan data – data sebagai berikut:


kepala: kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, mata: konjungtiva anemis,
sklera anikterik, hidung: tidak ada sumbatan, mulut: mukosa mulut dan
bibir lembap, tidak ada stomatitis dan gigi berlubang, telinga: tidak ada

72
75

cairan, leher: tidak ada pembesaran tyroid dan peningkatan vena jugularis
dan hiperpigmentasi sedikit, jantung: irama jantung teratur, tidak ada
kelainan bunyi jantung dank lie tidak mengeluh sakit pada bagian dada,
paru: pergerakan dada simetris, tidak menggunakan otot – otot bantu
nafas, bunyi nafas vesikuler, irama teratur, payudara simetris, areola
hiperpigmentasi, payudara bersih, tidak ada benjolan, payudara sedikit
membengkak, putting susu exverted, axila: tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, abdomen: involus uterus: TFU sepusat, kontraksi baik, posisi
sentral, ada linea nigra dan stretch mark, fundus teraba keras, diastasis
rectus abdominus panjang 7 dan kedalama 2 cm, fungsi pencernaan: Ny. R
mengatakan belum BAB dan saat diauskultasi bising usus 4x/menit,
kandung kemih: saat di palpasi teraba kosong, perineum dan genetalia:
vagina bersih, integritas kulit utuh, tidak edema, tidak memar, hematom:
tidak ada, perineum: tampak adanya rupture grade II, tidak ada tanda –
tanda varises dan tanda infeksi, kebersihan vagina: terlihat bersih, lochea:
rubra, jumlah darah yang keluar 2 pembalut, warna merah, bau amis
seperti menstruasi dan konsistensi bekuan darah, reedness : ada, ecimosis :
tidak ada, edema : tidak ada, discharge : darah sesuai lochea rubra,
approximatcly : rapih dan rapat. Tidak terdapat hemoroid, ekstermitas:
pada bagian atas dan bawah tidak edema, tidak ada rasa kesemutan, tidak
ada varises dan tanda human sign (-), reflex patella (+), TTV: TD : 120/80
mmHg, nadi : 91x/menit, RR : 19X/menit, suhu : 36oC, klien tampak
memegang perut saat beraktifitas, bayi tampak menangis, klien tampak
cemas, klien tampak bingung bagaimana cara menyusui ASI yang baik dan
benar, klien dengan P1A0 post partum hari ke-1
Therapy Oral :
1) Clindamycin (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00, 12.00
2) Asam mefenamat (3x1 tablet) jam : 18.00, 06.00

Diagnosis keperawatan yang muncul yaitu perubahan perfusi jaringan


berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
76

pengiriman o2/nutrisi ke sel, gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan


involusi uteri dan trauma jalan lahir, luka epistomi, resiko infeksi berhubungan
dengan laserasi epistomi dan involusi uterus, ketidak efektifan pemberian ASI
berhubungan dengan kurangnya produksi ASI

Perencanaan disusun berdasarkan acuan yang ada pada landasan teori serta
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan untuk menyelesaikan
masalah. Didalam menyusun prioritas masalah sesuai dengan teori, dimana
prioritas masalahnya adalah perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel.
Untuk rencana tindakan mengaitkan pada diagnosa yang ada. Rencana yang
dibuat pada klien dengan post partum normal dengan anemia tidak jauh berbeda
dengan landasan teoritis, namun demikian pembuatan rencana tindakan
disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan kondisi klien.

Pada tahap pelaksanaan yang ada pada Ny. R sesuai dengan rencana tindakan
yang terdapat pada landasan teori. Faktor pendukung pada tahap pelaksanaan
adalah sikap klien yang kooperatif dan terdapat kerjasama yang baik dengan
perawat ruangan sehingga memudahkan penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Sedangkan faktor
penghambat adalah pendokumentasian dari pelaksanaan tidak dilihat dan ditulis
oleh tim ruangan kurang lengkap.

Pada kasus Ny. R didapatkan 4 diagnosa keperawatan yang muncul dan


berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama 3 hari, yaitu tanggal 07 – 09
Mei 2018, maka didapatkan 3 diagnosis dapat teratasi dengan penjabaran sebagai
berikut:

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan involusi uteri dan


Trauma jalan lahir, luka epistomi
2. Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan Kurangnya
produksi ASI

Sedangkan diagnosis yang teratasi sebagian adalah :


77

1. perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman o2/nutrisi ke sel.
Sedangkan diagnosis yang tidak terjadi adalah :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi epistomi

B. Saran
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan post partum normal dengan anemia
ringan, maka penulis mengemukakan beberapa saran diantaranya:
1. Untuk penulis
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan dalam
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien agar dapat
diimplimentasikan ketika melakukan asuhan keperawatan dilapangan
pekerjaan.
2. Untuk institusi
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat melengkapi buku –
buku sebagai referensi dengan terbitan tahun terbaru yang berkaitan
masalah – masalah asuhan keperawatan maternitas, sehingga dapat
mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah.
3. Diruangan Paviliun Shafa An-nisa RSIJ Cempaka Putih
Diharapkan dalam pendokumentasian yang dilakukan pada catatan
keperawatan tidak hanya kegiatan rutinitas sehari – hari melainkan
yang sesuai dengan kondisi klien yang bervariasi.
78

Daftar Pustaka

Astriana, Willy. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas
Dan Usia. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 123 – 130.

Atik Purwandari, Freike. (2016). Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan


Anemia. Jurnal Ilmiah Bidan. 2339-1731

Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC

Doenges. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC

Indriyani, D. (2013). Keperawatan Maternitas, Yogyakarta: Graha Ilmu

Wilkinson, M. (2016). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Mitayani. (2013). Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: Salemba Medika

Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal, Jakarta: Salemba Medika

Putrono dan Wagiyo. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan


Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis, Yogyakarta: CV Andi

Yuli, R. (2017), Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: CV.TRANS INFO


MEDIA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitri Ning Lestari

Tempat/tanggal lahir : Bekasi/09 November 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Sultan Agung RT/RW: 02/11 Nomor 61

Medan Satria, Bekasi Utara

Riwayat Pendidikan Formal :

1. SDN Medan Satria III Bekasi 2002-2008


2. SMP Bina Siswa Utama Bekasi 2008-2011
3. SMK Kesehatan Fahd Islamic School Bekasi 2011-2014
4. DIII Keperawatan FIK-UMJ Cemopaka Putih 2015-sekarang

Pendidikan Tambahan :

1. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2017


2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tahun 2016
3. Pelatihan Darul Arqom Dasar Tahun 2016

Riwayat Organisasi :

1. Anggota IKM DIII Keperawatan 2015-2016


2. Sekretaris Umum IKM DIII Keperawatan 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai