Anda di halaman 1dari 7

ze FFEJ 4 (1) (2015)

Fashion and Fashion Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PEMBUATAN KAMISOL


MENGGUNAKAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

Anik Sugiyarningsih  , Erna Setyowati, Marwiyah

Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah pembelajaran pembuatan kamisol menggunakan
Diterima April 2015 modul efektif terhadap hasil belajar siswa SMK dan seberapa besarkah efektifitas pembelajaran
Disetujui Mei 2015 pembuatan kamisol menggunakan modul terhadap hasil belajar siswa SMK.Populasi yaitu dalam
Dipublikasikan Juni 2015 penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Yasiha dengan jumlah 26 siswa. Metode pengumpulan
________________ data dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data
Keywords: menggunakan uji T dan uji Gain.Hasil perhitungan analisis uji T yang dieroleh = 16,974,
Effectiveness, Job Sheet, untuk nilai α = 5% dan dk = 25 diperoleh = 1,71. Karena > . Perhitungan uji
Student Achievement, and rata-rata gain ternormalisasi yang diperoleh 0,64 atau 64%. Simpulan dari penelitian ini adalah
Making Man’s Wear. bahwa pembelajaran pembuatan kamisol menggunakan modul efektif terhadap hasil belajar siswa
____________________ SMK dengan rata rata hasil belajar. Besarnya efektivitas pembelajaran pembuatan kamisol
menggunakan modul terhadap hasil belajar siswa SMK mengalami peningkatan dengan kriteria
sedang. Saran 1) Guru SMK Yasiha dapat menerapkan dan memeberikan modul pada mata
pelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Guru dapat membuat,
menggunakan dan meningkatkan media pembelajaran.

Abstract
___________________________________________________________________
The research objective was to determine whether the learning module manufacture camisole using effective
against SMK student learning outcomes and how much learning effectiveness camisole manufacture using
modules for student learning outcomes SMK.Populasi which in this study is a class XI student of SMK Yasiha
the number of 26 students. Methods of data collection in this study is the method of testing, observation and
documentation. Data analysis using T test and test calculations Gain. T test analysis dieroleh t_hitung =
16.974, for the value of α = 5% and df = 25, obtained t_tabel = 1.71. Because t_hitung> t_tabel. Calculations
the average normalized gain obtained 0.64 or 64%, due to the gain value obtained is less than 0.7, the
improvement of learning outcomes are included in the criteria. The conclusions of this study is that learning
camisole manufacture using effective module for student learning outcomes with the average vocational
learning outcomes. Suggestion 1) Yasiha Vocational Teachers can apply and give the modules in other subjects
to improve student learning outcomes. 2) Teachers can create, use and improve instructional media.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Teknologi Jasa dan Produksi FT Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6803
Gedung E10 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
E-mail: tjp_unnes@yahoo.com

1
Anik Sugiyarningsih dkk / FFEJ 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN

Modul merupakan media cetak untuk yang diperoleh untuk kelas X sampai kelas XII
belajar mandiri, dengan menggunakan modul hanya 12 (dua belas) jam setiap minggunya.
tingkat kemandirian siswa mempunyai kadar Khusus untuk kelas XI dengan diselingi
tinggi, sehingga sering kali modul digunakan pembelajaran DUDI (Dunia Industri) selama 3
dalam proses pembelajaran. Sekolah Menengah (tiga) bulan. Sedangkan kelas XII hampir setiap
Kejuruan (SMK) adalah pendidikan kejuruan hari ada di ruang garmen di luar jam pelajaran
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk mempersiapkan Uji Kompetensi dan
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Adapun di Ujian Nasional.
SMK terdapat beberapa program studi yang
masing-masing mempunyai tujuan dan keahlian Program Keahlian Garmen terdapat mata
yang berbeda. SMK Yasiha mempunyai 4 pelajaran Pendidikan Dasar Menjahit pokok
(empat) program keahlian diantaranya yaitu, bahasan mengerjakan penempelan (fushing) yaitu
Teknik Elektro (TE), Kendaran Ringan (KR), mempelajari bagaimana cara menempel pelapis
Otomotif dan Garmen. dengan menggunakan mesin press yang
Program Keahlian Garmen di SMK diaplikasikan pada pembuatan kamisol.
Yasiha bukan hanya mempelajari mepelajari Kurangnya pengetahuan sumber materi buku
keahlian garmen saja tetapi diselingi dengan maupun modul tentang pembuatan kamisol
keterampilan menjahit butik yang dapat menjadi kendala bagi siswa karena, siswa hanya
diperoleh. Hal ini dilakukan agar kelak siswa menerima materi dari guru saja tanpa adanya
tidak hanya mempunyai keahlian garmen saja materi yang dapat dijadikan pedoman siswa,
tetapi keterampilan menjahit secara butik dan sehingga siswa tidak dapat belajar secara madiri
lebih siap menghadapi dunia kerja. Pesatnya di rumah. Adanya hal tersebut perlu metode
perkembangan trend mode menjadikan baru dalam pembuatan kamisol untuk
banyaknya pengusaha dari konveksi sampai mendapatkan hasil secara maksimal. Metode
garmen berlomba-lomba menciptakan inovasi baru pembuatan kamisol yang akan diberikan
baru agar bisa bersaing. Selain busana yang yaitu pengembangan ilmu pengetahuan dan
dipakai secara umum pengusaha garmen juga teknologi yang diperoleh dari Praktek Kerja
memproduksi busana khusus dengan kualitas Lapangan (PKL).
yang hampir sama dengan sistem butik. Hal ini Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dilakukan untuk mendongkrak citra nama pembuatan kamisol sistem yang pakai di
perusahaan dan dapat bersaing secara sehat. Valentino Napitupulu menggunakan sistem
Sehubungan dengan hasil observasi di yang berbeda dengan sistem prsktis. Keunggulan
SMK Yasiha bahwa adanya hal yang dapat dari metode yang digunakan di Valentino
dijadikan dasar mengapa penelitian ini Napitupulu terletak pada pecah pola, teknik
dilakukan di SMK Yasiha Karen aterdapat jahit, dan teknik pengepresan. Teknik
obyek yang dapat diteliti. Pada dasarnya tidak pengepresan inter facing tidak ditempelkan
hanya pakaian yang dipakai sehari-hari saja langsung pada bahan utama akan tetapi pada
yang dapat diproduksi secara masal saja tetapi, bahan lain. Cara tersebut dilakukan agar ketika
busana khusus dalam hal ini kebaya dan kamisol pada saat dipakai bahan utama terjadi penarikan
juga dapat diproduksi secara masal hanya teknik penggelembungan atau kerurtan tidak berefek
pembuatannya yang disederhanakan. Program langsung pada baha utama. Adapun pola yang
Keahlian Garmen ditempuh mulai dari kelas X, dipakai yaitu menggunakam sistem pola bebas.
XI, dan XII dengan jumlah rata ratasetiap Hasil tersebut dianggap lebih bagus, untuk itu
angkatan 25 (dua piluh) siswa, sehingga jumlah perlu dikaji dengan melakukan eksperimen
keseluruhan dari kelas X sampai XII adalah 60 melalui penelitian yang berjudul Efektivitas
siswa. Pembelajaran Program Keahlian Garmen Pembelajaran Pembuatan Kamisol

2
Anik Sugiyarningsih dkk / FFEJ 4 (1) (2015)

Menggunakan Modul terhadap Hasil Belajar Terkait dengan rumusan permasalahan di


Siswa SMK. atas penelitian ini bertujuan yaitu: Mengatahui
Permasalahan yang dapat dirumuskan Efektivitas Pembelajaran Pembuatan Kamisol
dari latar belakang tersebut, diantaranya: Menggunakan Modul terhadap Hasil Belajar
Apakah Pembelajaran Pembuatan Kamisol Siswa SMK. Mengetahui Seberapa Besar
Menggunakan Modul Efektif terhadap Hasil Efektivitas Pembelajaran Pembuatan Kamisol
Belajar Siswa SMK. Seberapa besarkah Menggunakan Modul terhadap Hasil Belajar
Efektifitas Pembelajaran Pembuatan Kamisol Siswa SMK.
Menggunakan Modul terhadap Hasil Belajar
Siswa SMK.

METODE PENELITIAN X = perlakuan menggunakan Job Sheet


O2 = nilai post test (setelah diberi Job Sheet)
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI SMK Yasiha program keahlian Pengambilan data pada penelitian ini
garmen yang berjumlah 26 siswa. Teknik menggunakan metode dokumentasi dan metode
pengambilan sampel menggunakan total tes. Metode dokumentasi digunakan untuk
sampling artinya semua populasi diambil memperoleh data tentang banyaknya peserta
sebagai sampel karena jumlah sampel kurang didik populasi dan sampel, daftar nama-nama
dari 30. peserta didik yang menjadi populasi dan sampel
Variabel penelitian yang digunakan ada dan nilai KKM Membuat Busana Pria. Metode
dua yaitu variabel bebas dan terikat. Pada tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
penelitian ini variabel bebasnya (X) adalah Membuat Busana Pria. Tes yang digunakan
penggunaan modul pembuatan kamisol. dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah praktik. Tes dilakukan sebelum diberikan
hasil belajar siswa membuat kamisol. perlakuan atau disebut pre test dan sesudah diberi
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah perlakuan atau disebut post test. Pre test dan post
eksperimen. Model desaian eksperimen yang test dilakukan pada eksperimen dengan soal
digunakan pada penelitian ini, yaitu One-group berbentuk pilihan ganda sebanyak 45 butir soal
experiment, model desain ini hanya yang sebelumnya telah diujicobakan.
menggunakan satu kelompok dan dapat Cara menganalisa uji coba instrumen
diterapkan dalam bentuk One-Group Pretest- pada penelitian ini dilakukan dengan
Posttest Design (Sugiyono, 2013:110). Desain ini perhitungan terhadap Validitas butir soal,
digunakan karena terdapat pre-test, sebelum reliabilitas butir soal, tingkat kesukaran, dan
diberi perlakuan. Hasil perlakuan dapat daya pembeda. Hasil analisis vaiditas butir
diketetahui lebih akurat, karena menghasilkan 45 soal valid dan 5 soal tidak
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi valid. Hasil analisis reliabilitas diperoleh
perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti . Pada tabel r product moment
berikut: (Sugiyono, 2013:110). diperoleh untuk N = 16 dan taraf
signifikan adalah 0,497. Hasil
reliabelitas memperoleh sehingga
O 1 X O2
soal reliabel. Hasil perhitungan tersebut
kemudian dianalisis untuk menguji kebenaran
Gambar 1. Desain Penelitian One-Group hipotesis penelitian. Anaisis data yang dianalisis
Pretest-Posttest Design dalam penelitian ini adalah nilai pre test dan post
Keterangan : test eksperimen. Analisis ini diperlukan untuk
O1 = nilai pre test (sebelum diberi Job mengetahui keadaan awal dan akhir. Populasi
Sheet) keadaan awal dan akhir sampel pada khususnya

3
Anik Sugiyarningsih dkk / FFEJ 4 (1) (2015)

sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel Analisis-analisis yang digunakan data yaitu uji
berangkat dari titik tolak yang sama atau tidak. normalitas, ,uji t dan uji rata gain ternormalisasi.
Deskripsi data hasil akhir kemampuan
pembelajaran Pembuatan Kamisol
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menggunakan modul siswa kelas XI SMK
Yasiha pada eksperimen tersebut dapat
disajikan sebagai berikut

Tabel: 1. Deskriptif hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik


Sumber: data hasil penelitian 2014

No. Aspek Nilai Kognitif Afektif Psikomotor Total


1 Pree-test rata rata 63,77 63,77
kurang
Kriteria kurang baik baik
Prektek
Pembuatan
2. Kamisol rata rata 81,51 80,98 81,25
sangat sangat
Kriteria baik sangat baik baik
3. Post-test rata rata 84,85 84,85
sangat
Kriteria sangat baik baik

Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Pree-test dan Post- dan dk = 25 diperoleh = 1,71. Hasil
test analisis uji t menunjukkan > , maka
Sumber : Analisis data penelitian 2014 Ho ditolak yang berarti rata-rata hasil post test
Kelompok N Rata- Standar Tertinggi Terendah lebih dari rata-rata hasil pre test, dengan kata
rata Deviasi
lain pembelajaran dengan menggunakan
Nilai Pre 26 57,98 9,61 75,00 42,50
test
terdapat peningkatan dan dapat dikatakan lebih
Nilai Post 26 84,38 6,54 92,50 72,50 efektif.
test Uji rata-rata gain ternormalisasi
digunakan untuk mencari seberapa besar
Hasil data pre test dan post test eksperimen peningkatan dari data hasil pre test dan post test.
yang diperoleh kemudiaan diuji prasyarat yaitu Hasil akhir peningkatan rata-rata pre test dan post
menggunakan uji normalitas. Perhitungan test dapat dikategorikan sebagai berikut:
analisis uji normalitas hasil pre test dan post test
eksperimen berada pada daerah penerimaan Ho Tabel 3. Kategori Indeks Gain Ternormalisasi
dengan kata lain Ho diterima dengan kata lain Rentang Kategori
data tersebut normal. Gain Tinggi
Hasil analisis data pre test dan post test Gain
diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi Sedang
yang normal. Data tersebut kemudian diuji t Gain Rendah
untuk mencari perbedaan rata-rata hasil pre test (Sumber: Hake, 1998: 65)
dan post test. Perhitungan hasil analisis uji t yang
diperoleh = 16,974, untuk nilai α = 5%

4
Anik Sugiyarningsih dkk / FFEJ 4 (1) (2015)

Hasil analisis dari perhitungan uji rata- jelas hal ini ditunjukkan dengan adanya
rata gain ternormalisasi diperoleh 0,64 atau 64%, penjabaran materi secara keseluruhan dapat
termasuk dalam kriteria sedang. menumbuhkan keterampilan siswa dalam
Pembahasan penelitian ini terdiri dari tiga membuat kamisol. Tugas yang diberikan dapat
aspek penilaian yaitu kognitif, afektif dan meningkatkan keterampilan dalam pembuatan
psikomotori. Hasil penilaian kognitif yaitu kamisol dengan kriteria penilaian pada tahap
penilaian yang berkaitan dengan kemampujan evaluasi hasil pembelajaran dinyatakan dengan
berfikir yang berkaitan dengan mental otak. jelas.
Penilaian yang dikasud yaitu penilaian soal teori Keefektifan modul pembuatan kamisol
pree-test dan post-test. Analisis hasil penelitian diharapkan dapat berperan dalam upaya
responden mempunyai rata rata nilai di atas meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil
ditunjkkan melalui uji N-gain Ternormalisasi belajar siswa pada penilaian aspek kognifif,
yang mengalami peningkatan pada pembuatan afektif berupa tes teori dan penilaian praktek
kamisol menggunakan modul. pembuatan kamisol mengenai aspek
Modul pembelajaran pembuatan kamisol psikomotorik.
sebelum digunakan untuk penelitian dilakukann Proses kegiatan belajar mengajar
penilaian kelayakan media yang terdiri dari ahli menggunakan modul sangat efektif karena dapat
media dan ahli materi. Adapun aspek yang menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa
dinilai diantaranya yaitu aspek judul, aspek untuk belajar pratek. Hal ini ditunjukkan dengan
petunjuk penggunaan modul, aspek isi dan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
materi dalam modul, penggunaan bahasa, pembuatan kamisol. Karena, siswa mempunyai
penilaian secara keseluruhan. pedoman materi pembuatan kamisol yang
Penilaian dari segi kesesuaian judul dilengkap dengan teknik dan gambar langkah
relevan dengan standar kompetensi dan langkah secara jelas sehingga, sangat membantu
kompetensi dasar dengan rincian alokasi waktu siswa dalam memepelajari materi pembuatan
untuk mencapai kompetensi dinyatakan dengan kamisol dengan jelas. Sesuai salah satu tujuan
jelas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hasil penulisan modul yang dikemukaan oleh Cece
dari penilaian validator dengan kriteria baik. Wijaya, dkk,1992:96 yaitu adanya peningkatan
Adapun pada aspek petunjuk penggunaan motivasi belajar secara maksimal.
modul bagi guru dan siswa dinyatakan jelas Penilaian selanjutnya aspek afektif
dengan kriteria baik sekali. Prasyarat dalam merupakan penilaian hasil observasi
penggunakaan modul dinyatakan dengan jelas pengamatan sikap siswa dalam praktek selama
ditunjukkan hasil penilaian kriteria baik. pembelajaran berlangsung. Analisis penilaian
Sedangkan, tujuan akhir yang akan dicapai pada responden termasuk dalam kriteria baik
setelah pembelajaran dinyatakan dengan jelas dengan analisis penilaian tertinggi adalah aspek
yang ditunjukan pada hasil penilaian modul komunikasi, pada saat pembelajaran
dengan kriteria baik sekali. berlangsung siswa dapat berkomunikasi dengan
Penilaian aspek isi dan materi baik dalam menerima dan merespon materi
pembelajaran relevan dengan kompetensi yang yang diberikan oleh guru yaitu penyajian dalam
ingin dicapai mempunyai kriteria sangat baik bentuk modul pembelajaran pembuatan
dengan uraian materi relevan sebagai landasan kamisol. Selain berkomunikasi dengan guru
pemikiran pembuatan kamisol. Adapun struktur siswa juga berinteraksi dengan teman yang lain
materi tertata dengan rapi hal ini akan sangat dengan baik dalam mengerjakan tugas yang
membantu memudahkan siswa untuk telah diberikan.
memahami isi materi yang telah disajikan dalam Penilaian selanjutnya yaitu kerjasama,
modul. Kesesuaian materi dengan indikator kerjasama yang dimaksud yaitu kerjasama
yang ingin dicapai sudah dinyatakan dengan antara siswa dengan teman sekelasnya maupun

5
Anik Sugiyarningsih dkk / FFEJ 4 (1) (2015)

dengan guru. Hasil obervasi aspek kerjasama walaupun ada beberapa siswa yang tidak
termasuk dalam kriteria baik hal ini ditunjukkan lengkap membawa peralatan tetapi tidak
pada saat pembelajaran berlangsung siswa selalu menghambat proses pemmbelajaran praktek
mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru, pembuatan kamisol karena guru juga
termasuk dalam hal berpartisipasi aktif dalam menyediakan peratalan menjahit disetiap
mengikuti pembelajaran pembuatan kamisol laboratorium garmen. Penilaian aspek efisiensi
menggunakan modul. waktu pekerjaan selesai setelah selesai jam
Adapun penilaian pada aspek kedisiplinan pelajaran, walaupun ada beberapa siswa yang
siswa dalam mengerjakan tugas sesuai dengan mengumpulkannya terlambat. Penialain
prosedur yang telah ditentukan. Siswa dapat selanjutnya pada aspek kebersihan tempat kerja
mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur. siswa selau membersihkan tempat kerja setelah
Perubahan sikap yang terjadi yaitu pada saat selesai praktek, hal ini ditunjukkan adanya piket
siswa mengikuti pembelajaran siswa termotivasi kelas sesuai nomor urut absen.
untuk lebih semangat karena, siswa Adapun penilaian kesesuaian teknik siswa
mendapatkan pelajaran yang berbeda yaitu membuat kamisol sudah sesuai dengan teknik
pembelajaran membuat kamisol menggunakan yang disajikan dalam modul, dari keluaesan
modul. Pembelajaran menggunakan modul tangan saat mempraktekkan sisa tidak
siswa lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengalami kesulitan karena penyajian dalam
mempelajarinya dan mempunyai pemikiran/ide bentuk gambar teknik pembuatannya.
untuk mengembangkan dengan ilmu yang Waterdapat beberapa siswa yang kurang luwes
diterimanya. Adanya modul yang telah diterima mengikuti teknik yang disajikan hal ini
siswa terpacu untuk semangat belajar karena disebabkan karena siswa nasih dalam taraf
adanya modul siswa tidak hanya belajar belajar dan belum terbiasa.
disekolah saja tetapi siswa juga dapat belajar Aspek kerapihan hasil jarak setikan sama,
dirumah tanpa mengalami kesulitan dan harus terdapat beberapa siswa yang jarak setikan tidak
banyak bertanya. Adapun ada beberapa siswa sama.hal itu disebabkan karena mesin telah
yang mengalami kesulitan karena kurangnya digunakan banyak siswa kelas lain selain kelas
memahami isi modul dan memperhatikan responden sehingga pengaturan mesin seringkali
instruksi yang diberikan guru. berubah ubah. Aspek selanjtnya yaitu
Penilaian psikomotorik yang pengunaan alat dan kebersihan hasil.
berhubungan dengan daya kemampuan fisik Penggunaan alat dengan rata rata siswa
seperti keterampilan motorik dan syaraf, mengoperasikan alat meminta bantuan guru.
manipuloasi obyek dan koordinasi syaraf. Terdapat beberapa siswa yang sudah dapat
Penilaian psikomotorik pada penilaian ini mengoperasikan alat dngan benar tanpa
ditunjukkan pada hasil nilai praktek dan meminta bantuan guru dan ada juga yang
pengamatan pada saat siswa praktek mengoperasikan alat meminta bantuan teman.
membuatan kamisol dengan menggunakan Aspek selanjutnya yaitu aspek kesesuaian
modul. Analisis penilaian praktek indikator langkah kerja yang ditunjukkan dengan nilai
tertinggi yaitu pada aspek keluwesan bentuk, rata rata sesuai dengan langkah kerja yang
yaitu bentuk yang dihasilkan sudah tepat sesuai disajikan dalam modul. Terdapat beberapa siswa
dengan desain yang disajilkan di dalam modul yang sangat sesuai dengan langkah kerja dan
baik bentuk mungkum. ada juga beberapa siswa yang proses sedikit
Aspek penilaian selanjutnya yaitu aspek tidak sesuai dengan langkah kerja yang disajikan
kelengkapan alat, efisien waktu, kebersihan dalam modul. Hal ini dikarenakan ada beberapa
tempat kerja dan kesesuain teknik yang siswa yang tidak melihat modul dan tidak
mempunyai hasil nilai rata rata sama. Aspek membawa modul yang telah diberian.
kelengkapan alat yaitu siswa menyiapkan Penilaian aspek yang terakhir yaitu aspek
perlengkapan sendiri tanpa diperintah oleh guru ketepatan hasil jahitan yang mempunyai rata

6
Anik Sugiyarningsih dkk / FFEJ 4 (1) (2015)

rata paling rendah diantara penilaian asopek tidak tepat. Hal ini dikarenakan pada
lainnya. Rata rata penilaian pada aspek ini yaitu pembelajaran garnen tidak diajarkan untuk
hasil jahitan terdapat sgeseran dari garis yang merader dan hanya menggunakan patokan
ditentukan. Terdapat beberapa siswa yang hasil kampuh pada saat memotong bahan.
jaitannya tepat sesuai garis dan ada juga yang
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian efektivitas pembelajaran pembuatan kamisol menggunakan


pembelajaran pembuatan kamisol menggunakan modul terhadap hasil belajar siswa SMK
modul terhadap hasil belajar siswa diperoleh mengalami peningkatan dengan kriteria sedang
simpulan sebagai berikut:Pembelajaran yang ditunjukkan dengan data hasil penelitian
pembuatan kamisol modul efektif terhadap hasil yaitu adanya meningkatan hasil belajar uji N-
belajar siswa SMK yang ditunjukkan dengan gain.
rata rata hasil belajar.Besarnya efektivitas

DAFTAR PUSTAKA www/ 2005/mise /minipaer/ paper/hake.


pdf. (diunduh Juli 2013).
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : SMK Yasiha. 2014. Kurikulum SMK Yasiha Gubug.
Raja Grafindo Persada. Kab.Purwodadi: SMK Yasiha Gubug.
Hake, R. R. 1998. “Interactive-Engagement Versus Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan.PT
Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Aksara Jakarta.
Survey of Machanichs Test Data for Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung :
Introductory Physics Course. America Journal PT Remaja Rosdakarya.
of Physics, (Jurnal Online) Vol 66 (1): 64-74.
Diperoleh dari http://web. mid. Edu /rsi/

Anda mungkin juga menyukai