11 (2014)
Siti Fatimah
imaazzahra.iaz@gmail.com
Sapari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
PT BPRS Baktimakmur Indah is one of alternative banking institutions that is used to expand the
provision of funds that is needed by the community by using syariah principle in its management. Third-party
funds deposit is the largest source of funding for banking whereas financing is one of the sources of income of
BPRS which has been obtained from profit sharing/margin. The purpose of this research is to test the influence of
third-party funds deposit and financing to the operating profit of PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah from
2008 to 2013. The data collection is performed by using documentation technique whereas the data analysis
method is carried out by using descriptive analysis, statistics analysis and multiple linear regressions analysis.
The SPSS program version 16 is used in conducting data processing. The result of the research shows that (1)
savings has no influence to the operating profit. (2) Deposits have no influence to the operating profit. (3)
Financing has no influence to the operating profit.
ABSTRAK
PT BPRS Baktimakmur Indah merupakan salah satu lembaga perbankan alternatif yang
digunakan untuk memperluas penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat dengan menggunakan
prinsip syari’ah dalam pengelolaannya. Simpanan DPK merupakan sumber dana terbesar bagi
perbankan, sedangkan pembiayaan merupakan salah satu sumber pendapatan BPRS yang diperoleh
dari bagi hasil/marjin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh simpanan dana
pihak ketiga dan pembiayaan terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis
statistik dan analisis regresi linier berganda. Dalam melakukan pengolahan data digunakan program
SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tabungan tidak mempunyai pengaruh
terhadap laba operasional. (2) Deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. (3)
Pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional.
PENDAHULUAN
Saat ini pembangunan di Indonesia sedang berkembang pesat, untuk menjaga
kesinambungan pembangunan tersebut memerlukan dana yang sangat besar. Oleh karena
itu sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas. Secara
konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan tersebut disediakan
oleh lembaga perbankan. Bila dicermati dalam perkembangannya keberadaan lembaga
perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan dana tersebut. Oleh karena itu diperlukan
adanya alternatif pembiayaan lainnya selain bank, mengingat akses untuk mendapatkan
1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
2
dana dari bank sangat terbatas. Mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah pada tahun
1988 melalui Keppres No. 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha
untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan
dana, guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut.
Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan penyaluran dana.
Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional dengan yang terdapat di bank syariah
mempunyai perbedaan yang esensial, baik dalam hal nama, akad, maupun transaksinya.
Dalam perbankan konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan nama kredit sedangkan
diperbankan syariah adalah pembiayaan. Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan
oleh suatu lembaga yang namanya lembaga pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan
dimaksud para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan.
Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir mirip sama
dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan
oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan
perusahaan.
Salah satu sumber pendanaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah diperoleh dari
penghimpunan dana pihak ketiga. Simpanan dana pihak ketiga adalah dana nasabah yang
disalurkan kepada bank dan menjadi aset terbesar yang dimiliki oleh perbankan. Semakin
tinggi simpanan DPK yang dimiliki perbankan makan akan semakin banyak jumlah dana
yang akan disalurkan bank kepada mayarakat dalam pentuk pembiayaan. Pembiayaan pada
Bank Pembiayaan Rakyat merupakan suatu fasilitas dalam dunia bisnis, dan bisa digunakan
untuk membantu seseorang atau badan usaha yang memerlukan dana tambahan guna
memperbesar usahanya. Pembiayaan merupakan suatu pinjaman dengan syarat-syarat
tertentu, yang pengembaliannya dapat dilakukan dengan angsuran.
Tujuan utama didirikan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk menaksir kinerja perusahaan adalah informasi laba. Dengan
berbagai produk penghimpunan maupun pembiayaan yang ditawarkan kepada masyarakat,
yang merupakan kegiatan pokok perusahaan menghasilkan pendapatan operasional dan
akan mencerminkan nilai laba suatu perusahaan setelah dikurangkan dengan biaya
operasional. Laba operasional merupakan salah satu faktor penting untuk keberlangsungan
suatu perusahaan. Laba operasional akan menunjukkan seberapa efisien dan efektif
perusahaan melakukan aktivitas operasionalnya.
Gambar 1
Grafik Pertumbuhan Simpanan DPK, Pembiayaan dan Laba Operasional
Pratami (2011) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh dana pihak ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing (NPF) dan Return on Asset (ROA)
terhadap pembiayaan pada perbankan syariah pada Bank Muamalat Indonesia
menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif
terhadap pembiayaan. Akan tetapi secara simultan semua variabel independen tersebut
berpengaruh terhadap pembiayaan. Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Maula (2008)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
3
menunjukkan modal sendiri dan margin keuntungan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan simpanan (dana pihak ketiga) dan
NPF (Non Performing Financing) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah.
Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa
simpanan dana pihak ketiga mempengaruhi pembiayaan dan pembiayaan mempengaruhi
laba perusahaan, sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara simpanan
dana pihak ketiga, pembiayaan, dan laba operasional pada perbankan syari’ah. Besarnya
sumber dana yang diperoleh dari dana pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan dapat
mempengaruhi laba, tetapi persentase pertumbuhan simpanan dana pihak ketiga dan
pembiayaan yang ditunjukkan pada gambar 1 terus mengalami peningkatan, namun tidak
selaras dengan kenaikan laba operasional yang diterima. Untuk itu penulis mencoba
menganalisa bagaimana praktek akuntansi perbankan syariah khususnya tentang simpanan
dana pihak ketiga, pembiayaan dan laba operasional pada PT Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah sebagai salah satu BPRS dengan tingkat kesehatan yang baik di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah simpanan dana pihak ketiga, yang
terdiri dari tabungan dan deposito, serta pembiayaan berpengaruh terhadap laba
operasional PT BPRS Baktimakmur Indah. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya dalam hal waktu pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara 2008-
2013. Penambahan periode pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih
banyak dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik.
terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak
ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di
masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya
mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Berikut dibawah ini, dapat dijelaskan
perbedaannya sebagai berikut:
Tabel 1
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil
dengan asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi.
b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan
tanpa pertimbangan apakah proyek yang proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keadaan ekonomi sedang ”booming”.
e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak e. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
dikecam) oleh semua agama, termasuk islam. hasil.
Sumber: Antonio, 2001: 61
Tabungan
Menurut Herli (2013: 19) tabungan (saving account) adalah simpanan pihak ketiga
dalam bentuk rupiah pada BPR, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut sistem
tertentu dari masing-masing BPR pengelola rekening. Tabungan merupakan sebagian
pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan guna
berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Sedangkan Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa
Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 yaitu produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan
secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah,
sehingga kita mengenal tabungan mudharabah dan tabungan wadi’ah”.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
5
Deposito
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 atas perubahan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan deposito
berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah.
Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan
bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah
yang dirumuskan dalam Fatwa DSN No 03/DSN-MUI/IV/2000.
Pembiayaan
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar kata kredit yang sering diartikan
memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran dikemudian hari. Kredit
adalah pinjaman yang berbentuk barang atau berbentuk uang. Kredit adalah istilah
pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional, sedangkan istilah pembiayaan
digunakan oleh bank yang berdasarkan prinsip syari’ah. Pembiayaan secara luas diartikan
sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (Muhammad, 2006: 260).
Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syari’ah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa :
a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik;
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam, dan istishna’;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil.
Fungsi Pembiayaan
Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di
Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :
a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil
yang tidak memberatkan debitur.
b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
6
c. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan
membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan (Yusuf dan Aziz, 2009: 68).
Laba Operasional
Laba operasional merupakan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha utama
setelah di kurangi dengan biaya operasional pada periode tertentu. Laba operasi merupakan
suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih
berlangsung. Soemarso (2004: 227) mengemukakan bahwa selisih antara laba kotor dan
beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income).
Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
Sumber pendapatan (laba) operasional bank syariah dapat diperoleh dari :
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah
2. Keuntungan atas kontrak jual beli
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah
4. Fee dan administrasi atas jasa-jasa lainnya (Muhammad, 2005: 276)
Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Laba
juga merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana mereka diberi imbalan atas
dasar kinerja pekerjaannya. Laba juga merupakan petunjuk untuk melakukan investasi dan
merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu memperoleh laba adalah
tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai laba perusahaan merupakan
informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Menurut Harahap (2002: 146) laba mempunyai peran yang sangat penting antara lain :
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada pemegang
saham
3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan
4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
lainnya.
5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
musyarakah yang disalurkan, maka besarnya laba operasional pun akan terpengaruh. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad (2005: 243) bahwa:
“Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas
penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan musyarakah) dan
biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan laba
operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan
dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan
efektif.”
Dari kegiatan penghimpunan dana dan pembiayaan, pihak bank akan menerima imbalan
yang berupa bagi hasil. Semakin besar pendapatan bagi hasil yang diterima, akan semakin
besar pula laba yang diperoleh.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Operasional
Pada penelitian ini yang menjadi variabel simpanan dana pihak ketiga adalah
tabungan (X1) dan deposito (X2). Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga yang
merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan
sebagai cadangan dalam jangka pendek, dilakukan berdasarkan prinsip wadi’ah dan
mudharabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan
tertentu yang disepakati. Sedangkan deposito adalah produk simpanan berjangka yang
berdasarkan pada prinsip syari’ah mudharabah, dimana pemilik dana memberi kebebasan
penuh kepada bank untuk mengelola investasinya dan hasil atau keuntungan dari
pengelolaan dana investasi tersebut akan diperoleh sesuai nisbah/porsi yang telah
disepakati bersama sebelumnya dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
dan ketentuan tertentu yang disepakati.
Semakin banyak masyarakat yang menyimpan pendapatannya dalam bentuk
tabungan ataupun deposito, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah dari perolehan bagi hasil atas jasa yang diberikan. Kedua belah
pihak akan diuntungkan sesuai nisbah/porsi yang telah disepakati. Hal ini dibuktikan pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzi (2008) pada PT Bank Jabar Syariah
Bandung menunjukkan bahwa simpanan dana pihak ketiga mempunyai pengaruh terhadap
laba operasional bank, artinya bahwa apabila ada peningkatan simpanan dana pihak ketiga
dengan demikian laba operasional akan meningkat pula. Berdasarkan pada uraian diatas
dapat ditarik jawaban sementara (hipotesis) yang akan diuji kebenarannya. Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :
Menurut Muhammad (2005: 243) laba bank syari’ah terutama diperoleh dari selisih
antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan
musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan
laba operasional yang optimal, bank syari’ah dituntut untuk melakukan pengelolaan
dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis menarik jawaban sementara (hipotesis) dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut :
H4 : Simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan secara simultan berpengaruh terhadap
laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT BPR Syari’ah
Baktimakmur Indah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah data yang berisi data mengenai
sumber dana perusahaan, pendapatan operasional dan biaya operasional yang terkait
dengan laba operasional selama periode 2008-2013.
Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga yang merupakan sebagian pendapatan
masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan dalam jangka pendek.
Indikator yang digunakan untuk mengukur tabungan adalah tabungan wadi’ah dan
tabungan mudharabah.
TBG = Tabungan wadi’ah + Tabungan mudharabah
b. Deposito
Deposito adalah produk simpanan berjangka yang berdasarkan pada prinsip syari’ah
mudharabah, dimana pemilik dana memberi kebebasan penuh kepada bank untuk mengelola
investasinya. Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah.
Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan
bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah
yang dirumuskan dalam Fatwa DSN No 03/DSN-MUI/IV/2000.
c. Pembiayaan
Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana (berupa uang atau barang modal)
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Indikator
yang digunakan untuk mengukur pembiayaan adalah seluruh pembiayaan yang ditawarkan
oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah.
PBY = P.Murabahah + P.Musyarakah + P.Qardhul Hasan + P.Ijarah + P.Transaksi Multijasa
Keterangan:
LO = Laba operasional
α = Konstanta/nilai Y jika X=0
β1,2,3 = Koefisien arah regresi
TBG = Variabel independen 1, yaitu tabungan
DPST = Variabel independen 2, yaitu deposito
PBY = Variabel independen 3, yaitu pembiayaan
e = Term of error, faktor-faktor lain yang berdampak terhadap variabel LO
Begitu pula dengan jumlah deposito yang diperoleh dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2013 juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam hal ini jumlah selisih
deposito terkecil diperoleh pada tahun 2011 sebesar 2,75%, sedangkan deposito terbesar
diperoleh pada tahun yang sama seperti pada tabungan, yaitu pada tahun 2009 sebesar
Rp4.398.060 (106,13%). Hal ini disebabkan besarnya tingkat bagi hasil deposito yang
diberikan bank pada produk ini, sehingga nasabah akan semakin tertarik untuk
menginvestasikan uangnya, maka akan semakin besar pula jumlah deposito yang dapat
dihimpun oleh PT BPRS Baktimakmur Indah.
Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu kegiatan pokok pada bank
pembiayaan dan merupakan kegiatan yang memberikan keuntungan paling besar bagi
pendapatan perusahaan. Pada periode tahun 2008 sampai 2013 pembiayaan yang disalurkan
oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah sebesar Rp308.851.581.000. Penyalurkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
12
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji pada gambar 2 dapat disimpulkan pada tampilan histogram
terlihat bahwa kurva dependen dan regression standardized residual membentuk gambar
seperti lonceng, sedangkan pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Kedua grafik tersebut
menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
13
Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 24
Normal Parameters Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,93250481
Most Extreme Differences Absolute 0,106
Positive 0,102
Negative -0,106
Kolmogorov-Smirnov Z 0,520
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,949
Sumber: output SPSS
Berdasarkan tabel 3 di atas, nilai signifikansi (asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,949. Karena
signifikansi lebih dari 0,05 (0,949 > 0,05), maka nilai residual tersebut telah normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak.
Tabel 4
Uji Multikolinieritas dengan Korelasi Parsial
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate
1 0,813 0,660 0,609 0,19698
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual
pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik
adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 5
Uji Durbin-Watson
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate Durbin-Watson
Model summary pada tabel 5 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,921. Tabel
Durbin-Watson dengan n=24, K=2 dan signifikansi 5% akan diperoleh dL=1,101 dan
dU=1,656, sehingga nilai 4-dU sebesar 4-1,656=2,344 sedangkan nilai 4-dL sebesar 4-1,206=
2,899. Karena nilai Durbin-Watson (1,921) antara dU dengan 4-dU, maka dapat disimpulkan
bahwa model persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
14
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien
korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji
Rank Spearman, dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Uji Rank Spearman
No Variabel Bebas Koefisien korelasi Rank Spearman Tingkat signifikansi
1 Tabungan (TBG) 0,274 0,097
2 Deposito (DPST) 0,233 0,136
3 Pembiayaan (PBY) 0,165 0,221
Sumber: Output SPSS
Pada tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga variabel independen
dengan residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa model pada penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi
model yang baik karena merupakan model yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
5. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan melihat scatterplot antara standar residual dengan
prediksinya. Pengujian linieritas dengan Ramsey Reset Test juga digunakan dalam
penelitian ini untuk meyakinkan persamaan model adalah linier.
Tabel 7
Hasil Uji Ramsey Reset Test
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate
Gambar 3
Hasil Uji Scatterplot Graph
Berdasarkan hasil uji metode Ramsey pada tabel 7, pada persamaan regresi pertama
diperoleh R2 old sebesar 0,660, sedangkan pada persamaan regresi yang kedua diperoleh
nilai R2 new sebesar 0,945. Karena Fhitung (103,6364) > Ftabel (4,351) dan Scatterplot Graph
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
15
memperlihatkan bahwa plot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi adalah linier.
Tabel 8
Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa R square mempunyai nilai sebesar 0,660 atau
66%, artinya tabungan, deposito dan pembiayaan mempengaruhi laba operasional sebesar
66% sedangkan sisanya yaitu 34% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Tabel 9
Hasil Uji secara Simultan (Uji F)
Model Sum of Square df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,509 3 0.503 12,961 0,000
Residual 0,776 20 0.039
Total 2,285 23
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan pada tabel 9 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
dan nilai Fhitung (12,961) > Ftabel (3,10) mengindikasikan bahwa H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari tabungan,
deposito, dan pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur
Indah.
Tabel 10
Uji secara Parsial (Uji t)
Model B Std. Eror Beta t Sig.
1 (Constant) 3,029 4,476 0,677 0,506
Tabungan -1,213 1,452 -0,648 -0,835 0,414
Deposito 0,915 0,768 0,756 1,192 0,247
Pembiayaan 0,741 0,568 0,705 1,303 0,207
Sumber: Output SPSS
Tabel 11
Uji Regresi Linier Berganda
Model Koefisien Regresi Sig.
1 (Constant) 3,029 0,506
Tabungan (TBG) -1,213 0,414
Deposito (DPST) 0,915 0,247
Pembiayaan (PBY) 0,741 0,207
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang ditunjukkan pada tabel 11 di atas,
dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka diperoleh persamaan berikut:
Persamaan Regresi:
LABA OPERASIONAL = 3,029 – 1,213 TBG + 0,915 DPST + 0,741 PBY + e
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
17
mengeluarkan beban tambahan (beban bunga) bagi bank yang nantinya akan mengurangi
pendapatan operasional. Jika pendapatan operasional berkurang dan beban operasional
meningkat, maka laba operasional akan menurun. Disamping itu pembiayaan juga
merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama bank
menghadapi masalah besar. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank
sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mengelola pembiayaan. Usaha bank
yang berhasil mengelola pembiayaannya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang
selalu terkait dengan pembiayaan bermasalah akan mundur.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat
diajukan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi BPR Syari’ah Baktimakmur Indah:
a. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam hal menabung, perlunya BPRS
menyediakan fasilitas layaknya bank umum menyusul semakin banyaknya UMKM dan
masyarakat yang merasakan manfaat dari BPRS. Produk berbasis TI seperti ATM
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
20
(anjungan tunai mandiri), sms banking, atau online banking, diperlukan untuk
memperluas pelayanan BPRS, meningkatkan daya saing, serta efisiensi BPRS agar
mampu menawarkan produk yang kompetitif.
b. Perlunya menurunkan ketetapan setoran minimum untuk deposito yang sulit dijangkau
oleh masyarakat, karena tingginya jumlah kebutuhan ekonomi masyarakat saat ini.
Penyesuaian dengan kondisi perekonomian masing-masing calon nasabah mungkin
perlu dipertimbangkan dalam penetapan setoran minimum deposito. Dalam
menjalankan bisnis syari’ah ini supaya mengedepankan nilai-nilai syari’ah agar tidak
sama dengan bisnis konvensional, terutama dalam mensosialisasikan produk-produk
kepada nasabah.
c. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia PT BPR Syari’ah Baktimakmur sehingga lebih
menguasai dan memadai dalam menangani pembiayaan bagi usaha mikro, lebih
berhati-hati dalam menilai dan menganalisa nasabah / calon nasabah yang mengajukan
pembiayaan agar tidak menyebabkan permasalahan dikemudian hari, serta
meningkatkan lagi pengawasan terhadap nasabah yang melakukan penunggakan
pembayaran angsuran dari pembiayaan yang telah diterimanya, sehingga laba yang
diperoleh dapat maksimal dan sesuai dengan target yang dicapai.
2. Bagi nasabah, agar dapat lebih memahami sistem perbankan dan informasi mengenai
bank pembiayaan rakyat syari’ah. Informasi sangat diperlukan oleh nasabah, baik dari
perbankan itu sendiri maupun dari pengalaman orang lain sebelum memutuskan untuk
menabung, investasi, ataupun mengambil pembiayaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat mengembangkan analisisnya dengan
menambah penggunaan sampel dan variabel, memperpanjang periode pengamatan
sehingga dapat lebih menajamkan hasil penelitian. Penelitian ini juga diharapkan
mampu menjadi tambahan literatur penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan.
Fatwa DSN-MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito.
Fauzi, T.H. 2008. Manajerialisasi Dana Pihak Ketiga terhadap Peningkatan Laba Operasional
pada PT (Persero) Bank Jabar Syariah Bandung. Jurnal Aplikasi Manajemen 9(3): 852-
860.
Harahap, S.S. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Herli, A.S. 2013. Buku Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro.
C.V Andi Offset. Yogyakarta.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 61 Tahun 1988. Tentang Lembaga
Pembiayaan.
Lestari, P. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK), dan Pembiayaan terhadap Laba Bank Umum Syariah di Indonesia (periode
Januari 2004 - Juni 2008). Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Maula, K.H. 2008. Pengaruh Simpanan (Dana Pihak Ketiga). Modal Sendiri, Marjin
Keuntungan dan NPF (Non Performing Financing) terhadap Pembiayaan Murabahah
pada Bank Syariah Mandiri. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Edisi revisi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
_______. 2006. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah. UII
Press. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
21
Nurdin, U.H. 2005. Analisis Penghimpun Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan terhadap
Pembentukan Laba Bersih Perbankan Syariah di Indonesia Periode Des 2000 - Juni
2005. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Pratami, W.A.N. 2011. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA) terhadap
Pembiayaan pada Perbankan Syariah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Soemarso SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku I. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.
Susanti, E. 2009. Pengaruh Penghimpunan Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan dan Non
Performing Financing terhadap Pertumbuhan Laba Bersih Perbankan Syariah di
Indonesia periode Januari 2005 - Desember 2007. Skripsi. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR. Tentang Bank Perkreditan
Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008. Tentang Perbankan Syariah.
Yusuf, A.A. dan A. Aziz. 2009. Manajemen Operasional Bank Syariah. STAIN Press. Cirebon.
●●●