Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No.

11 (2014)

PENGARUH PERTUMBUHAN SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA DAN


PEMBIAYAAN TERHADAP LABA OPERASIONAL

Siti Fatimah
imaazzahra.iaz@gmail.com
Sapari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
PT BPRS Baktimakmur Indah is one of alternative banking institutions that is used to expand the
provision of funds that is needed by the community by using syariah principle in its management. Third-party
funds deposit is the largest source of funding for banking whereas financing is one of the sources of income of
BPRS which has been obtained from profit sharing/margin. The purpose of this research is to test the influence of
third-party funds deposit and financing to the operating profit of PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah from
2008 to 2013. The data collection is performed by using documentation technique whereas the data analysis
method is carried out by using descriptive analysis, statistics analysis and multiple linear regressions analysis.
The SPSS program version 16 is used in conducting data processing. The result of the research shows that (1)
savings has no influence to the operating profit. (2) Deposits have no influence to the operating profit. (3)
Financing has no influence to the operating profit.

Keywords: Savings, Deposits, Financing, and Operating Profit

ABSTRAK
PT BPRS Baktimakmur Indah merupakan salah satu lembaga perbankan alternatif yang
digunakan untuk memperluas penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat dengan menggunakan
prinsip syari’ah dalam pengelolaannya. Simpanan DPK merupakan sumber dana terbesar bagi
perbankan, sedangkan pembiayaan merupakan salah satu sumber pendapatan BPRS yang diperoleh
dari bagi hasil/marjin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh simpanan dana
pihak ketiga dan pembiayaan terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis
statistik dan analisis regresi linier berganda. Dalam melakukan pengolahan data digunakan program
SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tabungan tidak mempunyai pengaruh
terhadap laba operasional. (2) Deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. (3)
Pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional.

Kata kunci: Tabungan, Deposito, Pembiayaan, dan Laba Operasional

PENDAHULUAN
Saat ini pembangunan di Indonesia sedang berkembang pesat, untuk menjaga
kesinambungan pembangunan tersebut memerlukan dana yang sangat besar. Oleh karena
itu sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas. Secara
konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan tersebut disediakan
oleh lembaga perbankan. Bila dicermati dalam perkembangannya keberadaan lembaga
perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan dana tersebut. Oleh karena itu diperlukan
adanya alternatif pembiayaan lainnya selain bank, mengingat akses untuk mendapatkan

1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
2

dana dari bank sangat terbatas. Mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah pada tahun
1988 melalui Keppres No. 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha
untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan
dana, guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut.
Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan penyaluran dana.
Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional dengan yang terdapat di bank syariah
mempunyai perbedaan yang esensial, baik dalam hal nama, akad, maupun transaksinya.
Dalam perbankan konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan nama kredit sedangkan
diperbankan syariah adalah pembiayaan. Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan
oleh suatu lembaga yang namanya lembaga pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan
dimaksud para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan.
Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir mirip sama
dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan
oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan
perusahaan.
Salah satu sumber pendanaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah diperoleh dari
penghimpunan dana pihak ketiga. Simpanan dana pihak ketiga adalah dana nasabah yang
disalurkan kepada bank dan menjadi aset terbesar yang dimiliki oleh perbankan. Semakin
tinggi simpanan DPK yang dimiliki perbankan makan akan semakin banyak jumlah dana
yang akan disalurkan bank kepada mayarakat dalam pentuk pembiayaan. Pembiayaan pada
Bank Pembiayaan Rakyat merupakan suatu fasilitas dalam dunia bisnis, dan bisa digunakan
untuk membantu seseorang atau badan usaha yang memerlukan dana tambahan guna
memperbesar usahanya. Pembiayaan merupakan suatu pinjaman dengan syarat-syarat
tertentu, yang pengembaliannya dapat dilakukan dengan angsuran.
Tujuan utama didirikan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk menaksir kinerja perusahaan adalah informasi laba. Dengan
berbagai produk penghimpunan maupun pembiayaan yang ditawarkan kepada masyarakat,
yang merupakan kegiatan pokok perusahaan menghasilkan pendapatan operasional dan
akan mencerminkan nilai laba suatu perusahaan setelah dikurangkan dengan biaya
operasional. Laba operasional merupakan salah satu faktor penting untuk keberlangsungan
suatu perusahaan. Laba operasional akan menunjukkan seberapa efisien dan efektif
perusahaan melakukan aktivitas operasionalnya.

Gambar 1
Grafik Pertumbuhan Simpanan DPK, Pembiayaan dan Laba Operasional

Pratami (2011) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh dana pihak ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing (NPF) dan Return on Asset (ROA)
terhadap pembiayaan pada perbankan syariah pada Bank Muamalat Indonesia
menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif
terhadap pembiayaan. Akan tetapi secara simultan semua variabel independen tersebut
berpengaruh terhadap pembiayaan. Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Maula (2008)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
3

menunjukkan modal sendiri dan margin keuntungan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan simpanan (dana pihak ketiga) dan
NPF (Non Performing Financing) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah.
Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa
simpanan dana pihak ketiga mempengaruhi pembiayaan dan pembiayaan mempengaruhi
laba perusahaan, sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara simpanan
dana pihak ketiga, pembiayaan, dan laba operasional pada perbankan syari’ah. Besarnya
sumber dana yang diperoleh dari dana pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan dapat
mempengaruhi laba, tetapi persentase pertumbuhan simpanan dana pihak ketiga dan
pembiayaan yang ditunjukkan pada gambar 1 terus mengalami peningkatan, namun tidak
selaras dengan kenaikan laba operasional yang diterima. Untuk itu penulis mencoba
menganalisa bagaimana praktek akuntansi perbankan syariah khususnya tentang simpanan
dana pihak ketiga, pembiayaan dan laba operasional pada PT Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah sebagai salah satu BPRS dengan tingkat kesehatan yang baik di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah simpanan dana pihak ketiga, yang
terdiri dari tabungan dan deposito, serta pembiayaan berpengaruh terhadap laba
operasional PT BPRS Baktimakmur Indah. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya dalam hal waktu pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara 2008-
2013. Penambahan periode pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih
banyak dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS


Tinjauan Teoritis
Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPR Syari’ah) adalah salah satu lembaga
keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syariah
ataupun muamalah islam. BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR,
BPRS wajib menerapkan prinsip Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi:
(1) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berdasarkan prinsip wadi’ah
dan mudharabah; (2) melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli berdasarkan
prinsip murabahah, istishna’, ijarah, salam, jual beli lainnya; (3) pembiayaan bagi hasil
berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah dan bagi hasil lainnya; (4) melakukan kegiatan
lain yang lazim dilakukan BPRS sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. Dalam
hal ini, secara teknis BPR Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana
BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi
hasil.

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil


Bunga Bank adalah tambahan yang dikenakan untuk transaksi pinjaman uang yang
diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok
tersebut, berdasarkan tempo waktu dan diperhitungkan secara pasti dimuka berdasarkan
persentase yang ditentukan oleh pihak yang memberikan pinjaman.
Adanya kesamaan antara praktek bunga dengan riba yang diharamkan dalam Al-
Qur’an dan Hadist sulit dibantah, apalagi secara nyata aplikasi sistem bunga pada
perbankan lebih banyak dirasakan mudharatnya dari pada manfaatnya. Islam mendorong
praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah
merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah
yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
4

terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak
ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di
masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya
mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Berikut dibawah ini, dapat dijelaskan
perbedaannya sebagai berikut:

Tabel 1
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil
dengan asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi.
b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan
tanpa pertimbangan apakah proyek yang proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keadaan ekonomi sedang ”booming”.
e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak e. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
dikecam) oleh semua agama, termasuk islam. hasil.
Sumber: Antonio, 2001: 61

Pengertian Simpanan Dana Pihak Ketiga


Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau
dari lembaga lainnya. Simpanan dana pihak ketiga yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI
No. 10 tahun 1998 adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito,
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Akan tetapi, kegiatan operasional yang dapat dilakukan BPR syariah lebih terbatas.
Sebagaimana diatur dalam SK Direktur BI No.32/36/KEP/DIR/1999, BPR syari’ah tidak
diijinkan untuk menerima dana simpanan dalam bentuk giro sekalipun hal ini dilakukan
dalam bentuk wadi’ah. Begitu juga, BPR syariah dilarang untuk melakukan kegiatan usaha
dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal, dan melakukan usaha peransurasian.
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber
dana ini. Dana masyarakat tersebut dihimpun oleh pihak bank dengan produk-produk
simpanan sebagai berikut:

Tabungan
Menurut Herli (2013: 19) tabungan (saving account) adalah simpanan pihak ketiga
dalam bentuk rupiah pada BPR, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut sistem
tertentu dari masing-masing BPR pengelola rekening. Tabungan merupakan sebagian
pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan guna
berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Sedangkan Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa
Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 yaitu produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan
secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah,
sehingga kita mengenal tabungan mudharabah dan tabungan wadi’ah”.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
5

Deposito
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 atas perubahan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan deposito
berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah.
Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan
bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah
yang dirumuskan dalam Fatwa DSN No 03/DSN-MUI/IV/2000.

Pembiayaan
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar kata kredit yang sering diartikan
memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran dikemudian hari. Kredit
adalah pinjaman yang berbentuk barang atau berbentuk uang. Kredit adalah istilah
pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional, sedangkan istilah pembiayaan
digunakan oleh bank yang berdasarkan prinsip syari’ah. Pembiayaan secara luas diartikan
sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (Muhammad, 2006: 260).

Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syari’ah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa :
a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik;
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam, dan istishna’;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil.

Tujuan dan Fungsi Pembiayaan


Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan
kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan
tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak
dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan
menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (Yusuf dan Aziz, 2009: 68).

Fungsi Pembiayaan
Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di
Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :
a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil
yang tidak memberatkan debitur.
b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
6

c. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan
membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan (Yusuf dan Aziz, 2009: 68).

Unsur - Unsur Pembiayaan


Pembiayaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan didasarkan atas beberapa
faktor. Sehingga lembaga pembiayaan akan memberikan pembiayaan jika ia benar-benar
yakin bahwa calon nasabah akan mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh lembaga
keuangan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Adapun
unsur - unsur yang terkandung dalam pembiayaan menurut Kasmir (2003: 75) adalah
sebagai berikut :
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar
diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan.
Kepercayaan yang diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu
pembiayaan berani dikucurkan.
b. Kesepakatan
Kesepakatan antara nasabah dengan pihak bank. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing - masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-
masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan ditandatangani
kedua belah pihak.
c. Jangka Waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan
batas waktu pengembalian angsuran yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk
kondisi tertentu jangka waktu ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
d. Risiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan
suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang
jangka waktu pembiayaan maka semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko
ini menjadi tanggungan bank, baik risiko disengaja, maupun risiko yang tidak disengaja,
misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan lainnya, sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh.
e. Balas Jasa
Dalam Bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa
dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi yang juga
merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya
ditentukan dengan bagi hasil.

Prinsip - Prinsip Pemberian Pembiayaan


Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian
marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi
secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan prinsip penilaian dikenal dengan 5 C,
yaitu :
a. Character
Character adalah sifat atau watak sesorang calon nasabah peminjam dengan tujuan untuk
memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan
diberikan pinjaman benar-benar dapat dipercaya. Character merupakan ukuran untuk
menilai kemauan nasabah membayar pinjamannya.
b. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar pembiayaan yang dihubungkan
dengan kemampuannya mencari laba. Sehingga terlihat kemampuannya dalam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
7

mengembalikan pinjaman yang diberikan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang


maka semakin besar kemampuannya untuk membayar pinjaman.
c. Capital
Nasabah yang mengajukan peermintaan pembiayaan harus menyediakan dana dari sumber
lainnya atau modal sendiri, dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber-
sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan dan harus diteliti
keabsahannya. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari risiko kerugian.
e. Condition
Dalam menilai pembiayaaan hendaknya dinilai juga kondisi ekonomi sekarang dan untuk di
masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Bank pembiayaan harus melihat
kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifikmelihat adanya keterkaitan
dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena
kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima
pembiayaan (Kasmir, 2003: 91)

Laba Operasional
Laba operasional merupakan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha utama
setelah di kurangi dengan biaya operasional pada periode tertentu. Laba operasi merupakan
suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih
berlangsung. Soemarso (2004: 227) mengemukakan bahwa selisih antara laba kotor dan
beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income).
Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
Sumber pendapatan (laba) operasional bank syariah dapat diperoleh dari :
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah
2. Keuntungan atas kontrak jual beli
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah
4. Fee dan administrasi atas jasa-jasa lainnya (Muhammad, 2005: 276)
Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Laba
juga merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana mereka diberi imbalan atas
dasar kinerja pekerjaannya. Laba juga merupakan petunjuk untuk melakukan investasi dan
merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu memperoleh laba adalah
tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai laba perusahaan merupakan
informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Menurut Harahap (2002: 146) laba mempunyai peran yang sangat penting antara lain :
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada pemegang
saham
3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan
4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan
lainnya.
5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi

Hubungan Simpanan DPK , Pembiayaan, dan Laba Operasional


Sumber dana terbesar yang diperoleh berasal dari masyarakat luas atau simpanan
dana pihak ketiga. Sumber dana tersebut merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dari sumber tersebut. Semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank,
makan semakin besar pembiayaan bagi hasil baik pembiayaan mudharabah maupun
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
8

musyarakah yang disalurkan, maka besarnya laba operasional pun akan terpengaruh. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad (2005: 243) bahwa:
“Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas
penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan musyarakah) dan
biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan laba
operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan
dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan
efektif.”
Dari kegiatan penghimpunan dana dan pembiayaan, pihak bank akan menerima imbalan
yang berupa bagi hasil. Semakin besar pendapatan bagi hasil yang diterima, akan semakin
besar pula laba yang diperoleh.

PERUMUSAN HIPOTESIS
Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Operasional
Pada penelitian ini yang menjadi variabel simpanan dana pihak ketiga adalah
tabungan (X1) dan deposito (X2). Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga yang
merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan
sebagai cadangan dalam jangka pendek, dilakukan berdasarkan prinsip wadi’ah dan
mudharabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan
tertentu yang disepakati. Sedangkan deposito adalah produk simpanan berjangka yang
berdasarkan pada prinsip syari’ah mudharabah, dimana pemilik dana memberi kebebasan
penuh kepada bank untuk mengelola investasinya dan hasil atau keuntungan dari
pengelolaan dana investasi tersebut akan diperoleh sesuai nisbah/porsi yang telah
disepakati bersama sebelumnya dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
dan ketentuan tertentu yang disepakati.
Semakin banyak masyarakat yang menyimpan pendapatannya dalam bentuk
tabungan ataupun deposito, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah dari perolehan bagi hasil atas jasa yang diberikan. Kedua belah
pihak akan diuntungkan sesuai nisbah/porsi yang telah disepakati. Hal ini dibuktikan pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzi (2008) pada PT Bank Jabar Syariah
Bandung menunjukkan bahwa simpanan dana pihak ketiga mempunyai pengaruh terhadap
laba operasional bank, artinya bahwa apabila ada peningkatan simpanan dana pihak ketiga
dengan demikian laba operasional akan meningkat pula. Berdasarkan pada uraian diatas
dapat ditarik jawaban sementara (hipotesis) yang akan diuji kebenarannya. Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :

H1 : Tabungan berpengaruh psitif terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah


Baktimakmur Indah

H2 : Deposito berpengaruh psitif terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah


Baktimakmur Indah

Pengaruh Pembiayaan Terhadap Laba Operasional


Kegiatan usaha yang dilakukan BPR adalah menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli dan
bagi hasil berdasarkan prinsip syari’ah serta melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
BPRS sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. Atas penyaluran tersebut akan
diperoleh pendapatan dari prinsip jual beli lazim yang disebut dengan margin atau
keuntungan. Selain itu, pendapatan bank juga berasal dari pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil yang mana akan menghasilkan bagi hasil.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
9

Menurut Muhammad (2005: 243) laba bank syari’ah terutama diperoleh dari selisih
antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan
musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan
laba operasional yang optimal, bank syari’ah dituntut untuk melakukan pengelolaan
dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis menarik jawaban sementara (hipotesis) dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut :

H3 : Pembiayaan berpengaruh psitif terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah


Baktimakmur Indah

Pengaruh Tabungan, Deposito, dan Pembiayaan Terhadap Laba Operasional


Penelitian yang dilakukan oleh Pratami (2011) pada Bank Muamalat mengenai
analisis pengaruh dana pihak ketiga (DPK) capital adequacy ratio (CAR), non performing
financing (NPF) dan return on asset (ROA) terhadap pembiayaan pada perbankan Syariah
menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif
terhadap pembiayaan. Sedangkan penelitian Maula (2008) pada Bank Syari’ah Mandiri
menunjukkan bahwa marjin keuntungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Berdasarkan pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
terdapat keterkaitan antara simpanan dana pihak ketiga, pembiayaan, dan laba sehingga
penulis menarik jawaban sementara (hipotesis) yang akan diuji kebenarannya. Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :

H4 : Simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan secara simultan berpengaruh terhadap
laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT BPR Syari’ah
Baktimakmur Indah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah data yang berisi data mengenai
sumber dana perusahaan, pendapatan operasional dan biaya operasional yang terkait
dengan laba operasional selama periode 2008-2013.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Variabel Terikat (Dependent Variable)
Laba Operasional
Laba operasional merupakan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha utama setelah
di kurangi dengan biaya operasional pada periode tertentu. Laba operasional merupakan
suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasional yang masih
berlangsung. Indikator yang digunakan untuk mengukur laba operasional adalah
pendapatan operasional dan biaya operasional. Laba operasional PT BPR Syari’ah
Baktimakmur Indah diperoleh dari selisih antara pendapatan operasional setelah distribusi
bagi hasil dengan beban operasional.

LO = Pendapatan operasional - Bagi hasil - Biaya operasional

Variabel Bebas (Independent Variable)


a. Tabungan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
10

Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga yang merupakan sebagian pendapatan
masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan dalam jangka pendek.
Indikator yang digunakan untuk mengukur tabungan adalah tabungan wadi’ah dan
tabungan mudharabah.
TBG = Tabungan wadi’ah + Tabungan mudharabah

b. Deposito
Deposito adalah produk simpanan berjangka yang berdasarkan pada prinsip syari’ah
mudharabah, dimana pemilik dana memberi kebebasan penuh kepada bank untuk mengelola
investasinya. Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah.
Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan
bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah
yang dirumuskan dalam Fatwa DSN No 03/DSN-MUI/IV/2000.

c. Pembiayaan
Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana (berupa uang atau barang modal)
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Indikator
yang digunakan untuk mengukur pembiayaan adalah seluruh pembiayaan yang ditawarkan
oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah.
PBY = P.Murabahah + P.Musyarakah + P.Qardhul Hasan + P.Ijarah + P.Transaksi Multijasa

Teknik Analisis Data


Metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif, uji asumsi klasik,
dan analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus
dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Analisis regresi berganda menguji pengaruh
dua variabel atau lebih variabel independen dengan rasio dalam suatu persamaan linier.
Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:

LO = α + β1TBG+ β2DPST+ β3PBY + e

Keterangan:
LO = Laba operasional
α = Konstanta/nilai Y jika X=0
β1,2,3 = Koefisien arah regresi
TBG = Variabel independen 1, yaitu tabungan
DPST = Variabel independen 2, yaitu deposito
PBY = Variabel independen 3, yaitu pembiayaan
e = Term of error, faktor-faktor lain yang berdampak terhadap variabel LO

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dari simpanan dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan yang
disalurkan terhadap perolehan laba operasional pada PT BPR Syariah Baktimakmur Indah
dari tahun 2008 sampai dengan 2013 dapat dianalisis dengan melihat jumlah dan rata-rata
dari simpanan dana pihak ketiga (deposito dan tabungan) dan pembiayaan yang disalurkan
dengan perolehan laba. Dimana simpanan dana pihak ketiga yang terdiri dari deposito
sebesar Rp83.159.878 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar Rp13.859.979,67,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
11

tabungan sebesar Rp176.536.215 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar


Rp29.422.702,5, dan pembiayaan yang disalurkan oleh PT BPR Syariah Baktimakmur Indah
sebesar Rp308.851.581 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar Rp51.475.263,5.
Sedangkan untuk perolehan laba operasional PT BPR Syariah Baktimakmur Indah, dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 berjumlah Rp14.973.442 dengan rata-rata selama 6
(enam) tahun sebesar Rp2.495.573,67.
Simpanan dana pihak ketiga merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dari
masyarakat baik perseorangan maupun badan usaha yang mempunyai dana berlebih pada
PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah yaitu bersumber dari tabungan dan deposito.
Simpanan dana pihak ketiga merupakan salah satu modal bagi bank pembiayaan rakyat
dalam mendorong aktivitas kegiatan usaha, sehingga PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah
selalu memberikan perhatian dalam upaya penghimpunan dana dari pihak ketiga dengan
menawarkan berbagai produk kepada masyarakat.
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah pertumbuhan tabungan yang
dihimpun oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah menunjukkan peningkatan yang
fluktuatif setiap tahunnya. Presentasenya jumlah tabungan yang terbesar terdapat pada
tahun 2009 dengan tingkat persentase 37,22%, sedangkan jumlah tabungan yang terkecil
terjadi pada tahun 2010 dengan tingkat persentase 16,70%. Bila kita lihat pertumbuhannya
tidak menunjukkan selisih yang signifikan di setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan tabungan yang dihimpun PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah tetap stabil,
artinya kepercayaan terhadap BPRS dan kemampuan ekonomi masyarakat juga terus
mengalami peningkatan.
Tabel 2
Peningkatan/Penurunan Simpanan Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan dan Laba Operasional
PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Baktimakmur Indah Tahun 2008 - 2013
(dalam ribuan rupiah)
Simpanan Dana Pihak Ketiga
Tahun Pembiayaan Laba Operasional
Tabungan Deposito
2008 15.642.893 - 4.143.900 - 19.265.354 - 972.852 -
2009 21.464.532 37,22% 8.541.960 106,13% 26.968.086 39,98% 1.524.089 56,66%
2010 25.048.137 16,70% 11.738.375 37,42% 30.243.771 12,15% 2.300.000 50,91%
2011 29.513.395 17,83% 12.060.910 2,75% 47.230.134 56,16% 2.392..764 4,03%
2012 37.766.838 27,97% 20.601.510 70,81% 80.529.547 70,50% 2.896.490 21,05%
2013 47.100.420 24,71% 26.073.223 26,56% 104.614.689 29,91% 4.887.247 68,73%
Jumlah 176.536.215 83.159.878 308.851.581 14.973.442
Rata-
29.422.702,5 13.859.979,67 51.475.263,5 2.495.573,67
rata
Sumber : Laporan keuangan PT BPRS Baktimakmur Indah

Begitu pula dengan jumlah deposito yang diperoleh dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2013 juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam hal ini jumlah selisih
deposito terkecil diperoleh pada tahun 2011 sebesar 2,75%, sedangkan deposito terbesar
diperoleh pada tahun yang sama seperti pada tabungan, yaitu pada tahun 2009 sebesar
Rp4.398.060 (106,13%). Hal ini disebabkan besarnya tingkat bagi hasil deposito yang
diberikan bank pada produk ini, sehingga nasabah akan semakin tertarik untuk
menginvestasikan uangnya, maka akan semakin besar pula jumlah deposito yang dapat
dihimpun oleh PT BPRS Baktimakmur Indah.
Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu kegiatan pokok pada bank
pembiayaan dan merupakan kegiatan yang memberikan keuntungan paling besar bagi
pendapatan perusahaan. Pada periode tahun 2008 sampai 2013 pembiayaan yang disalurkan
oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah sebesar Rp308.851.581.000. Penyalurkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
12

pembiayaannya dikelompokkan kedalam empat penyaluran pembiayaan, yaitu Probiya


Modal Kerja (Program Pembiayaan iB Modal Kerja), Probiya Sekolah (Program Pembiayaan
iB Sekolah), Probiya Properti (Program Pembiayaan iB Rumah & Toko), dan Probiya Haji &
Umroh (Program Pembiayaan iB Haji & Umroh).
Persentasenya pembiayaan yang disalurkan oleh PT BPRS Baktimakmur Indah yang
terkecil pada tahun 2010 dengan tingkat persentase sebesar 12,15% (Rp3.275.685) dari tahun
sebelumnya. Tingginya kebutuhan ekonomi masyarakat, mendorong mereka untuk mencari
sumber pendanaan lain dari BPRS untuk mencukupi kebutuhannya. Hal tersebut bisa kita
lihat, pembiayaan yang disalurkan terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2012
terjadi peningkatan yang sangat tinggi dengan selisih sebesar Rp33.299.413 (70,50% ).
Simpanan dana pihak ketiga, pembiayaan dan laba operasional yang diperoleh dari
tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi
besarnya pembiayaan yang diberikan tidak memberikan perubahan peningkatan yang
signifikan terhadap laba operasional yang diperoleh. Seperti halnya pada tahun 2011,
pembiayaan mengalami peningkatan 56,16 % akan tetapi laba operasional hanya mengalami
kenaikan Rp 97.746.000,- atau 4,03% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2012
pembiayaan yang kenaikannya mencapai 70,50% laba yang diperoleh pada tahun tersebut
hanya 21,05% dari tahun 2011.

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Tujuan pengujian normalitas ini adalah untuk melihat apakah dalam model regresi
variabel independen (simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan) dan variable dependen
(laba operasional) memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara melihat grafik
histogram dan penyebaran dari data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik Normal P-Plot of
Regression Standardized Residual. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji One Sample
Kolmogorov Sminorv. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05

Gambar 2
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji pada gambar 2 dapat disimpulkan pada tampilan histogram
terlihat bahwa kurva dependen dan regression standardized residual membentuk gambar
seperti lonceng, sedangkan pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Kedua grafik tersebut
menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
13

Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 24
Normal Parameters Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,93250481
Most Extreme Differences Absolute 0,106
Positive 0,102
Negative -0,106
Kolmogorov-Smirnov Z 0,520
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,949
Sumber: output SPSS

Berdasarkan tabel 3 di atas, nilai signifikansi (asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,949. Karena
signifikansi lebih dari 0,05 (0,949 > 0,05), maka nilai residual tersebut telah normal.

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak.

Tabel 4
Uji Multikolinieritas dengan Korelasi Parsial
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate
1 0,813 0,660 0,609 0,19698

Model Zero-Order Partial Part


1 Tabungan 0,775 -0,184 -0,109
Deposito 0,795 0,258 0,155
Pembiayaan 0,798 0,280 0,170
Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa dengan melihat koefisien


determinasi R2 secara keseluruhan sebesar 0,660 lebih besar dari koefisien korelasi parsial
tabungan (-0,184), deposito (0,258) dan pembiayaan (0,280), artinya tidak terjadi masalah
multikolinearitas pada model regresi.

3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual
pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik
adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 5
Uji Durbin-Watson
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate Durbin-Watson

1 0,813 0,660 0,609 0,19698 1,921


Sumber: Output SPSS

Model summary pada tabel 5 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,921. Tabel
Durbin-Watson dengan n=24, K=2 dan signifikansi 5% akan diperoleh dL=1,101 dan
dU=1,656, sehingga nilai 4-dU sebesar 4-1,656=2,344 sedangkan nilai 4-dL sebesar 4-1,206=
2,899. Karena nilai Durbin-Watson (1,921) antara dU dengan 4-dU, maka dapat disimpulkan
bahwa model persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
14

4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien
korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji
Rank Spearman, dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6
Uji Rank Spearman
No Variabel Bebas Koefisien korelasi Rank Spearman Tingkat signifikansi
1 Tabungan (TBG) 0,274 0,097
2 Deposito (DPST) 0,233 0,136
3 Pembiayaan (PBY) 0,165 0,221
Sumber: Output SPSS

Pada tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga variabel independen
dengan residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa model pada penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi
model yang baik karena merupakan model yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

5. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan melihat scatterplot antara standar residual dengan
prediksinya. Pengujian linieritas dengan Ramsey Reset Test juga digunakan dalam
penelitian ini untuk meyakinkan persamaan model adalah linier.

Tabel 7
Hasil Uji Ramsey Reset Test
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate

1 0,813 0,660 0,609 0,19698


a. Predictor: (constant), Pembiayaan, Deposito, Tabungan

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate

1 0,972 0,945 0,933 0,08151


a. Predictor: (constant), DFFIT, Pembiayaan, Deposito, Tabungan
Sumber: Output SPSS

Gambar 3
Hasil Uji Scatterplot Graph

Berdasarkan hasil uji metode Ramsey pada tabel 7, pada persamaan regresi pertama
diperoleh R2 old sebesar 0,660, sedangkan pada persamaan regresi yang kedua diperoleh
nilai R2 new sebesar 0,945. Karena Fhitung (103,6364) > Ftabel (4,351) dan Scatterplot Graph
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
15

memperlihatkan bahwa plot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi adalah linier.

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)


Pengujian koefisien determinasi (R2) ini bertujuan untuk melihat kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan hubungannya terhadap variabel dependen, yang dapat
dilihat pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8
Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,813 0,660 0,609 0,19698


Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa R square mempunyai nilai sebesar 0,660 atau
66%, artinya tabungan, deposito dan pembiayaan mempengaruhi laba operasional sebesar
66% sedangkan sisanya yaitu 34% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

Pengujian Secara Simultan


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) = 5%
jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 9
Hasil Uji secara Simultan (Uji F)
Model Sum of Square df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,509 3 0.503 12,961 0,000
Residual 0,776 20 0.039
Total 2,285 23
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan pada tabel 9 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
dan nilai Fhitung (12,961) > Ftabel (3,10) mengindikasikan bahwa H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari tabungan,
deposito, dan pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur
Indah.

Pengujian Secara Parsial


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Xi) secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dengan menggunakan
tingkat signifikansi (α) = 5% jika nilai thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika nilai thitung > ttabel maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan
secara bersamaan dari dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
16

Tabel 10
Uji secara Parsial (Uji t)
Model B Std. Eror Beta t Sig.
1 (Constant) 3,029 4,476 0,677 0,506
Tabungan -1,213 1,452 -0,648 -0,835 0,414
Deposito 0,915 0,768 0,756 1,192 0,247
Pembiayaan 0,741 0,568 0,705 1,303 0,207
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji secara parsial pada tabel 10 diperoleh bahwa:


1. Tabungan (X1) tehadap Laba Operasional (Y)
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,116. Nillai Sig. lebih besar dari
probabilitas 5% atau nilai 0,414 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel tabungan
mempunyai nilai thitung (-0,835) yang lebih kecil dari ttabel (2,08596), artinya bahwa tabungan
tidak memiliki kontribusi terhadap laba operasional. Nilai t negatif menunjukkan bahwa
variabel tabungan mempunyai hubungan yang berlawanan dengan laba operasional. Jadi
dapat disimpulkan tabungan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba operasional.
2. Deposito (X2) tehadap Laba Operasional (Y)
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,247. Nilai Sig. lebih besar dari
probabilitas 5% atau nilai 0,247 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel deposito
mempunyai thitung (1,192) yang lebih kecil dari ttabel (2,08596), artinya bahwa deposito tidak
memiliki kontribusi terhadap laba operasional. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel
deposito mempunyai hubungan searah dengan laba operasional. Jadi dapat disimpulkan
deposito tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba operasional.
3. Pembiayaan (X3) tehadap Laba Operasional (Y)
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,207. Nillai Sig. lebih besar dari
probabilitas 5% atau nilai 0,207 > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel
pembiayaan mempunyai thitung (1,296) yang lebih kecil dari ttabel (2,08596), artinya bahwa
pembiayaan tidak memiliki kontribusi terhadap laba operasional. Nilai t positif
menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mempunyai hubungan yang searah dengan laba
operasional. Jadi dapat disimpulkan pembiayaan tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap laba operasional.

Analisis Regresi Linier Berganda


Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 11
dibawah ini:

Tabel 11
Uji Regresi Linier Berganda
Model Koefisien Regresi Sig.
1 (Constant) 3,029 0,506
Tabungan (TBG) -1,213 0,414
Deposito (DPST) 0,915 0,247
Pembiayaan (PBY) 0,741 0,207
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang ditunjukkan pada tabel 11 di atas,
dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka diperoleh persamaan berikut:

Persamaan Regresi:
LABA OPERASIONAL = 3,029 – 1,213 TBG + 0,915 DPST + 0,741 PBY + e
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
17

Pembahasan Uji Hipotesis


Pengaruh Tabungan Terhadap Laba Operasional
Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa tabungan tidak
berpengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dapat dilihat dari uji koefisien regresi yang
dihasilkan sebesar -1,213 dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% (0,414 > 0,05), artinya
tabungan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan
karena masyarakat lebih mengenal Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah sebagai suatu lembaga
yang hanya memberikan jasa pinjaman/kredit, padahal BPRS juga menerima dan
membutuhkan dana pihak ketiga guna memenuhi kebutuhan pengelolaan pembiayaan.
Belum tersedianya sistem pendukung seperti ATM (anjungan tunai mandiri) yang bisa
mempermudah nasabah untuk menarik tabungannya sewaktu-waktu juga menjadi
kendala.Sehingga masyarakat akan lebih mempercayakan sisa dana dari pendapatannya
tersebut untuk disimpan pada perbankan lainnya, baik bank umum konvensional maupun
bank umum syariah.
Pada hasil uji regresi, koefisien tabungan menunjukkan arah negatif. Hasil penelitian
ini memberikan gambaran bahwa tabungan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
laba operasional, artinya bahwa peningkatan tabungan akan menurunkan laba operasional
perusahaan. Arah hubungan negatif pada variabel tabungan terhadap laba operasional
dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara penghimpunan dana dengan
pengelolaan dana yang dilakukan, yaitu penyaluran pembiayaan. Ketika penghimpunan
dana yang dilakukan oleh BPR syari’ah tidak tersalurkan dengan maksimal, maka
pendapatan bagi hasil, margin dan/atau fee yang diperoleh BPR syari’ah dari nasabah
pembiayaan pun tidak maksimal.
Berarti hal ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis penelitian. Namun, hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Susanti dan Lestari (2009) dimana setiap kenaikan dana pihak
ketiga akan direspon dengan menurunnya laba perbankan syariah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pertumbuhan tabungan tidak secara otomatis meningkatkan laba,
karena juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.

Pengaruh Deposito Terhadap Laba Operasional


Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa deposito tidak
berpengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dapat dilihat dari uji koefisien regresi yang
dihasilkan sebesar 0,915 dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% (0,247 > 0,05), artinya
deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal itu menunjukkan
bahwa besar kecilnya deposito yang terhimpun oleh perusahaan akan berpengaruh
terhadap laba operasional tetapi tidak signifikan atau peningkatan deposito tidak akan
meningkatkan secara tajam terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan karena pangsa
pasar Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah adalah usaha mikro, kecil dan menengah,
sedangkan setoran minimum yang ditetapkan untuk deposito sebesar Rp1.000.000 sulit
dijangkau oleh mereka. Dengan modal yang cukup besar bagi UMKM dan sangat bisa
digunakan untuk menambah perputaran usaha, mereka akan berpikir ulang untuk
menginvestasikan dananya. Sementara itu sebagian besar pola pikir masyarakat adalah
berapa besarnya keuntungan yang akan diperoleh dari investasinya, ditambah lagi dengan
adanya persaingan dari bank-bank besar yang mulai merambah pangsa pasar usaha mikro,
kecil dan menengah.
Berarti hal ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis penelitian. Namun, hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Nurdin (2005) bahwa deposito tidak mempunyai pengaruh
terhadap laba. Pada hasil uji regresi, koefisien deposito menunjukkan arah positif. Hal ini
dimungkinkan karena bagi hasil dari deposito lebih besar dari tabungan. Meskipun dalam
deposito, nasabah tidak dapat mengambil dananya sewaktu-waktu dikarenakan memenuhi
karakteristik pengambilan dana dalam jangka waktu tertentu.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
18

Pengaruh Pembiayaan Terhadap Laba Operasional


Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa pembiayaan tidak
berpengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dapat dilihat dari uji koefisien regresi yang
dihasilkan sebesar 0,741 dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% (0,207 > 0,05), artinya
pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal itu menunjukkan
bahwa besar kecilnya pembiayaan yang terhimpun oleh perusahaan akan berpengaruh
terhadap laba operasional tetapi tidak signifikan atau peningkatan pembiayaan tidak akan
meningkatkan secara tajam terhadap laba operasional. Hal ini diduga karena adanya
pembiayaan yang disalurkan bermasalah, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.
Pembiayaan yang bermasalah tersebut menyebabkan kegiatan usaha yang dilakukan PT
BPR Syari’ah Baktimakmur Indah tidak bisa optimal dan pendapatan yang diperoleh juga
tidak bisa maksimal.
Hasil penelitian ini tidak didukung oleh Lestari (2009) yang menyatakan bahwa
pembiayaan yang disalurkan kepada pihak ketiga sebagai modal kerja dan akan
mendapatkan return atas kinerja yang dijalankan dan return ini digunakan pihak ketiga
untuk melunasi pembiayaan kepada bank sehingga bank memperoleh laba. Pembiayaan
pada penelitian ini adalah total dari pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, Ijarah dan Qardh. Pada penelitian ini tidak ada pembiayaan
istisna’, artinya penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurdin (2005) yang menyatakan
bahwa hanya pembiayaan istisna’ yang mempunyai pengaruh signifikan, sedangkan
pembiayaan lainnya tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba.
Struktur pembiayaan yang disalurkan perbankan syari’ah masih di dominasi
pembiayaan berprinsip jual beli (murabahah), namun tidak menutup kemungkinan terjadi
peningkatan pada struktur pembiayaan yang lain. Perkembangan pembiayaan perbankan
yang mengalami peningkatan cukup pesat dapat memberi kontribusi secara optimal dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor riil, selain itu dengan pembiayaan ini
pula perbankan syari’ah mampu meningkatkan efisiensi dan profitabilitas sehingga mampu
mendukung perkembangan operasional perusahaannya.

Pengaruh Tabungan, Deposito, dan Pembiayaan Terhadap Laba Operasional


Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara simpanan dana pihak ketiga dan
pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah dilakukan
pengujian menggunakan uji F. Dari hasil perhitungan, diperoleh Fhitung sebesar 12,961
dengan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak,
artinya simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
Pada bank pembiayaan rakyat sumber pendapatan paling besar berasal dari
penyaluran pembiayaan, sedangkan salah satu modal dalam penyaluran pembiayaan
bersumber dari dana pihak ketiga, sehingga jika kedua faktor tersebut dapat optimal maka
dimungkinkan laba operasional yang diperoleh perusahaan akan lebih optimal. Dengan
demikian semakin baik dana pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan maka akan
meningkatkan perolehan laba operasional perusahaan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
yang dikemukakan oleh Muhammad (2005: 243) bahwa laba bank syariah terutama
diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan
mudharabah dan musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.
Untuk mendapatkan laba operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan
pengelolaan dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih
efisien dan efektif.
Jika simpanan dana pihak ketiga yang diperoleh tidak sebanding dengan
pembiayaan yang disalurkan maka PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah harus menyiapkan
dana tambahan yang diperoleh dari Bank lain. Untuk memperoleh dana dari Bank lain akan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
19

mengeluarkan beban tambahan (beban bunga) bagi bank yang nantinya akan mengurangi
pendapatan operasional. Jika pendapatan operasional berkurang dan beban operasional
meningkat, maka laba operasional akan menurun. Disamping itu pembiayaan juga
merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama bank
menghadapi masalah besar. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank
sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mengelola pembiayaan. Usaha bank
yang berhasil mengelola pembiayaannya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang
selalu terkait dengan pembiayaan bermasalah akan mundur.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data mengenai pengaruh pertumbuhan simpanan dana
pihak ketiga dan pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur
Indah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tabungan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini
dimungkinkan karena masyarakat lebih mengenal Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
sebagai suatu lembaga yang hanya memberikan jasa pinjaman/kredit, padahal BPRS
juga menerima dan membutuhkan dana pihak ketiga guna memenuhi kebutuhan
pengelolaan pembiayaan. Belum tersedianya sistem pendukung seperti ATM (anjungan
tunai mandiri) yang bisa mempermudah nasabah untuk menarik tabungannya sewaktu-
waktu juga menjadi kendala. Sehingga masyarakat akan lebih mempercayakan sisa dana
dari pendapatannya tersebut untuk disimpan pada perbankan lainnya, baik bank umum
konvensional maupun bank umum syari’ah.
2. Deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan
karena pangsa pasar BPRS adalah usaha mikro, kecil dan menengah, sedangkan setoran
minimum yang ditetapkan untuk deposito sebesar Rp1.000.000 sulit dijangkau oleh
mereka. Dengan modal yang cukup besar bagi UMKM dan sangat bisa digunakan untuk
menambah perputaran usaha, mereka akan berpikir ulang untuk menginvestasikan
dananya. Sementara itu, sebagian besar pola pikir masyarakat adalah berapa besarnya
keuntungan yang akan diperoleh dari investasinya, ditambah lagi dengan adanya
persaingan dari bank-bank besar yang mulai merambah pangsa pasar usaha mikro, kecil
dan menengah.
3. Pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini diduga
karena adanya pembiayaan yang disalurkan bermasalah, baik dari faktor internal
maupun faktor eksternal. Pembiayaan yang bermasalah tersebut menyebabkan kegiatan
usaha yang dilakukan PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah tidak bisa optimal dan
pendapatan yang diperoleh juga tidak bisa maksimal.
4. Berdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa tabungan, deposito, dan pembiayaan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa simpanan dana
pihak ketiga dan pembiayaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba
operasional terbukti.

Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat
diajukan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi BPR Syari’ah Baktimakmur Indah:
a. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam hal menabung, perlunya BPRS
menyediakan fasilitas layaknya bank umum menyusul semakin banyaknya UMKM dan
masyarakat yang merasakan manfaat dari BPRS. Produk berbasis TI seperti ATM
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
20

(anjungan tunai mandiri), sms banking, atau online banking, diperlukan untuk
memperluas pelayanan BPRS, meningkatkan daya saing, serta efisiensi BPRS agar
mampu menawarkan produk yang kompetitif.
b. Perlunya menurunkan ketetapan setoran minimum untuk deposito yang sulit dijangkau
oleh masyarakat, karena tingginya jumlah kebutuhan ekonomi masyarakat saat ini.
Penyesuaian dengan kondisi perekonomian masing-masing calon nasabah mungkin
perlu dipertimbangkan dalam penetapan setoran minimum deposito. Dalam
menjalankan bisnis syari’ah ini supaya mengedepankan nilai-nilai syari’ah agar tidak
sama dengan bisnis konvensional, terutama dalam mensosialisasikan produk-produk
kepada nasabah.
c. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia PT BPR Syari’ah Baktimakmur sehingga lebih
menguasai dan memadai dalam menangani pembiayaan bagi usaha mikro, lebih
berhati-hati dalam menilai dan menganalisa nasabah / calon nasabah yang mengajukan
pembiayaan agar tidak menyebabkan permasalahan dikemudian hari, serta
meningkatkan lagi pengawasan terhadap nasabah yang melakukan penunggakan
pembayaran angsuran dari pembiayaan yang telah diterimanya, sehingga laba yang
diperoleh dapat maksimal dan sesuai dengan target yang dicapai.
2. Bagi nasabah, agar dapat lebih memahami sistem perbankan dan informasi mengenai
bank pembiayaan rakyat syari’ah. Informasi sangat diperlukan oleh nasabah, baik dari
perbankan itu sendiri maupun dari pengalaman orang lain sebelum memutuskan untuk
menabung, investasi, ataupun mengambil pembiayaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat mengembangkan analisisnya dengan
menambah penggunaan sampel dan variabel, memperpanjang periode pengamatan
sehingga dapat lebih menajamkan hasil penelitian. Penelitian ini juga diharapkan
mampu menjadi tambahan literatur penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan.
Fatwa DSN-MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito.
Fauzi, T.H. 2008. Manajerialisasi Dana Pihak Ketiga terhadap Peningkatan Laba Operasional
pada PT (Persero) Bank Jabar Syariah Bandung. Jurnal Aplikasi Manajemen 9(3): 852-
860.
Harahap, S.S. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Herli, A.S. 2013. Buku Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro.
C.V Andi Offset. Yogyakarta.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 61 Tahun 1988. Tentang Lembaga
Pembiayaan.
Lestari, P. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK), dan Pembiayaan terhadap Laba Bank Umum Syariah di Indonesia (periode
Januari 2004 - Juni 2008). Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Maula, K.H. 2008. Pengaruh Simpanan (Dana Pihak Ketiga). Modal Sendiri, Marjin
Keuntungan dan NPF (Non Performing Financing) terhadap Pembiayaan Murabahah
pada Bank Syariah Mandiri. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Edisi revisi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
_______. 2006. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah. UII
Press. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
21

Nurdin, U.H. 2005. Analisis Penghimpun Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan terhadap
Pembentukan Laba Bersih Perbankan Syariah di Indonesia Periode Des 2000 - Juni
2005. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Pratami, W.A.N. 2011. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA) terhadap
Pembiayaan pada Perbankan Syariah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Soemarso SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku I. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.
Susanti, E. 2009. Pengaruh Penghimpunan Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan dan Non
Performing Financing terhadap Pertumbuhan Laba Bersih Perbankan Syariah di
Indonesia periode Januari 2005 - Desember 2007. Skripsi. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR. Tentang Bank Perkreditan
Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008. Tentang Perbankan Syariah.
Yusuf, A.A. dan A. Aziz. 2009. Manajemen Operasional Bank Syariah. STAIN Press. Cirebon.

●●●

Anda mungkin juga menyukai