Kelas : 1A
NIM : P1337420220016
1. Sebutkan tugas dan wewenang lembaga Negara dalam struktur ketatanegaraan sebelum
dan struktur ketatanegaraan sebelum dan sesudah perubahan UUD NRI 1945
2. Berikan analisis saudara terkait perbedaan antara struktur ketatanegaraan Indonesia
sebelum dan sesudah perubahan UUD NRI 1945
JAWABAN :
1. Lembaga Negara Sebelum Amandemen :
a. MPR
Sebelum amandemen UUD 1945, MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) ini jadi
lembaga tertinggi negara yang diberikan kekuasaan gak terbatas. Dibawah ini, merupakan tugas
dan wewenang MPR:
Membuat putusan yang gak bisa ditentang oleh lembaga negara lain, termasuk
menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang pelaksanaaanya
dimandatkan pada Presiden.
Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.
Meminta dan menilai pertanggungjawaban Presiden mengenai pelaksanaan GBHN.
Memberhentikan presiden kalo yang bersangkutan melanggar GBHN.
Mengubah Undang-Undang Dasar.
Menetapkan pimpinan majelis yang dipilih dari dan oleh anggota MPR.
Memberikan keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah anggota MPR.
Menetapkan peraturan tata tertib Majelis.
Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis.
b. DPR
Sebelum amandemen UUD 1945, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) merupakan lembaga
perwakilan rakyat yang gak bisa dibubarkan oleh Presiden. Karena, anggota DPR merupakan
Anggota Partai Politik peserta PEMILU yang dipilih oleh rakyat dan DPR gak bertanggung
jawab terhadap Presiden. Sebelum adanya amandemen, tugas dan wewenang DPR seperti
dibawah ini:
Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah
(APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD serta ditindak
lanjuti oleh aparat penegak hukum.
Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang
bersangkutan ke dalam BPK.
Pada Ayat 2 pasal ini menyatakan, kalo DPA berkewajiban memberi jawaban atas
pertanyaan Presiden dan berhak mengajukan usul kepada Pemerintah.
Kemudian, dalam penjelasan Pasal 16 disebutkan kalo DPA berbentuk Council of
State yang wajib memberi pertimbangan kepada pemerintah.
a. MPR
Setelah amandemen UUD 1945, MPR merupakan lembaga tinggi negara yang mempunyai
kedudukan sejajar dengan lembaga tinggi lainnya. MPR sesudah amandemen ini kehilangan 1
wewenang, yaitu buat memilih presiden dan wakil presiden. Ada beberapa aturan sistem
keanggotaan MPR, yaitu:
Mengucapkan sumpah atau janji sebelum menjalankan amanat sebagai anggota MPR
MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD .
Anggota MPR mempunyai masa jabatan selama 5 tahun.
Buat memberhentikan Presiden, harus didapat suara setidak dua pertiga dengan minimum
kehadiran anggota dalam sidang sebanyak tiga perempat dari total jumlah anggota MPR.
Dalam mengamandemen dan menetapkan UUD, suara yang dicapai harus dua pertiga
dari total suara MPR.
Selain sidang-sidang diatas, sekurang-kurangnya mendapatkan suara 50% +1 dari jumlah
anggota MPR.
b. DPR
Setelah amandemen UUD 1945, DPR semakin diperkuat keberadaannya saat ini. Karena,
sekarang DPR mempunyai wewenang untuk membuat Undang-Undang. Wewenang tersebut
dengan adanya amandemen yang baru, merupakan wewenang yang dimiliki oleh Presiden.
Dibawah ini, ada beberapa tugas, wewenang, dan fungsi dari DPR setelah amandemen 1945:
Hakim agung dipilih oleh presiden berdasarkan pengajuan KY dan disetujui oleh DPR.
Anggota BPK gak lagi diangkat oleh Presiden, saat ini presiden cuma meresmikan
anggota BPK, yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
Wewenang yang dimiliki oleh presiden setelah Amandemen, diantaranya yaitu:
e. BPK
BPK mempunyai tugas dan wewenang yang sangat strategis, karena menyangkut aspek yang
berkaitan dengan sumber dan penggunaan anggaran serata keuangan negara, yaitu:
Memeriksa tanggung jawab keuangan negara dan memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada DPR, DPRD, serta DPD.
Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
Memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara.
Dari tugas dan wewenang tersebut, BPK ini mempunyai tiga fungsi pokok, diantaranya adalah:
Fungsi Operatif, adalah melakukan pemeriksaan, pengawasan, dan penelitian atas
penguasaan dan pengurusan keuanga negara.
Fungsi Yudikatif, yaitu melakukan tuntutan perbendeharaan dan tuntutan ganti rugi
terhadap pegawai negeri yang perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya, dan menimbulkan kerugian buat negara.
Fungsi Rekomendatif, merupakan memberikan pertimbangan kepada pemerintah tentang
pengurusan keuangan negara.
f. MA (Mahkamah Agung)
Setelah amandemen, MA merupakan lembaga negara yang mempunyai kuasa buat
menyelenggarakan peradilan bersama denga MK. Disini, MA membawahi badan peradilan
dalam wilayah Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha
Negara (PTUN). Dibawah ini, ada beberapa kewajiban dan wewenang dari MA:
Mempunyai fungsi yang berhubungan dengan kuasa kehakiman dan fungsi itu diatur
dalam UU.
Berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah
Undang-Undang.
Mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang.
Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
Mengajukan anggota Hakim Konstitusi sebanyak 3 orang.
g. MK (Mahkamah Konstitusi)
Jadi, keberadaan MK saat ini dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian dari konstitusi.
Bersama dengan MA, MK jadi lembaga tinggi negara yang memegang kekuasaan kehakiman.
Anggota hakim konstitusi ditetapkan oleh Presiden, sedangkan calonnya diusulkan oleh MA,
DPR, dan Pemerintah. Berikut ini adalah wewenang yang dimiliki oleh MK, yaitu:
h. KY (Komisi Yudisial)
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnnya.
Dibentuknya KY dalam struktur kehakiman di Indonesia, yaitu agar warga masyarakat diluar
lembaga struktur resmi lembaga parlemen bisa dilibatkan ke proses pengangkatan, penilaian
kinerja, dan kemungkinan pemberhentian hakim. Maksudnya buat menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, prilaku hakim dalam rangka mewujudkan kebenaran, dan
keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas 7 orang
yaitu, dua orang mantan hakim, dua orang akademisi hukum, dua orang praktisi hukum, dan satu
dari anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial (KY) ini memegang jabatannya selama masa
5 (lima) tahun. Berikut ini, merupakan beberapa wewenang dan tanggung jawab dari KY, yaitu: