Anda di halaman 1dari 10

FARMAKOGNOSI

PRAKTIKUM II

HERBARIUM KERING

Disusun oleh:

Yuanita Erma Zakiya (19.71.020987)

Farmasi A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI


BAB I

A. TUJUAN

Mahasiswa dapat membuat koleksi herbarium.

B. LANDASAN TEORI

Herbarium berasal dari kata “hortus” dan “botanicus”, artinya kebun botani
yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium
lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang
telat diawetkan (disebut juga specimen herbarium). Herbarium juga bias berarti tempat
dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan (Izwa iztie, 2014).

Herbarium dibuat dari specimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak desertakan
ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan
seluruh habitus. Untuk koleksi objek perlu diperlihatkan kelengkapan organ tubuhnya,
pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperlihatkan pula
kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya
dengan cara pembuatan awetan (Dian Luvia, 2014).

Kegunaan herbarium diantaranya sebagai alat peraga dalam kegiatan


pembelajaran, sebagai media penelitian, sebagai alat bantu identifikasi, sebagai bukti
adanya keanekaragaman, sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen
baru dan dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan negara
(Purwanti W.H, 2012).

Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan


tumbuhan menjadi alternatif cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan. Salah satu
pengawetan tumbuhan dengan herbarium. Herbarium merupakan koleksi

specimen yang telah dikeringkan atau diawetkan biasanya disusun berdasarkan


system klasifikasi. Fungsinya ialah membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang
sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Untuk herbarium yang baik,
tumbuhan yang diawetkan utuh maksudnya lengkap organ vegetatif dan generatifnya.
Organ vegetative terdiri dari akar, batang, dan daun. Sedangkan organ generative terdiri
dari bunga, buah dan biji. Biasanya herbarium dibuat untuk tumbuhan yang berukuran
kecil hingga sedang (Purwanti W.H, 2012).

Kekurangan pada herbarium yaitu specimen mudah mengalami kerusakan akibat


perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup
tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses secara
bersama-sama oleh beberapa orang, biaya besar, tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan
tidak dapat diakses dari jarak jauh. Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai
pelengkap bahan praktikum yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau ruangan,
cara pembuatan yang tidak terlalu sulit dan memudahkan praktikan meneliti
tumbuhannya tanpa harus mengambil sampel yang baru (Izwa iztie, 2014).

Herbarium Basah. Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam


suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbedap-
beda. Contohnya yaitu pengawetan pada specimen buah atau bunga yang memiliki
bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan dilakukan pengawetan dengan cara koleksi
kering. Larutan umum yang digunakan dalam koleksi basah diantaranya alcohol 95%
sebanyak 3500 mL (70%) dan aquades 1500 mL (30%) sehingga total larutan
keseluruhan adalah 5000 mL. atau larutan terdiri dari alcohol 95% sebanyak 3100 mL
(62%), aquades 1050 mL (33%), dan gliserin 250 mL (5%). Specimen yang diawetkan
kemudian dimasukkan dalam toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar
kecilnya specimen yang diawetkan. Pada specimen tertentu, kandungan alkohol akan
berubah, sehingga harus dilakukan penggantian alkohol secara rutin (Purwanti W.H,
2012).

Herbarium Kering. Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap
terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bias diamati dan dijadikan perbandingan
pada saat determinasi selanjutnya. Cara membuat herbarium kering ini yaitu pertama
memilih bahan (tanaman) herbarium yang akan diawetkan. Selanjutnya bahan
(tanaman) herbarium dibersikan dari kotoran yang masih melekat agar hasil herbarium
maksimal. Bahan (tanaman) herbarium diletakkan di kertas koran agar kandungan air
cepat kering, selanjutnya ditimpa dengan kertas koran lalu ditambahi dengan beban agar
tekanan yang dihasilkan lebih kuat, atau lapisi lagi dengan beberapa lembar koran,
tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman
ter-press dengan kuat dan tanaman menjadi cepat kering. Bahan (tanaman) herbarium
selanjutnya dibiarkan minimal 2 minggu atau hingga bahan herbarium benar-benar
kering dan terasa kering bila disentuh. Ganti koran dengan yang kering setiap kali koran
pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang-ulang hingga tanaman benar- benar
kering (Purwanti W.H, 2012).

Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang


lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan
selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang terlalu panjang bias dilipat.
Tempelkan tanaman yang telah kering pada karton dengan menggunakan jahitan tali
atau selotip. Usahakan kenampakan atas dan kenampakan bawah daun
diperlihatkan. Lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book. Pasang
etiketnya, lalu simpan herbarium dalam plastic setelah ditempel dan diberi data yang
jelas agar tidak terinfeksi dari jamur (dapat ditambahkan serbuk naftalen) (Purwanti
W.H, 2012).
BAB II

A. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :

1. Karton / duplek 1. Sample tanaman, batang / daun / akar

2. Kertas koran

3. Sasak dari bambu / tripleks

4. Alat tulis

B. LANGKAH KERJA

Ambillah sampel, berupa bagian-bagian tumbuhan yang representatif (bunga, buah,


dan biji). Bisa juga ditambahkan bagian-bagian lain yang mendukung misalnya
daun, akar, dan batang yang memiliki perawakan yang khas.

Letakkan sampel tersebut di atas kertas koran, kemudian dipres dengan sasak.

Keringkan sampel-sampel tersebut dengan dijemur tau dikeringanginkan.


(sampel masih dalam keadaan dipres dengan sasak).

Setelah tiga hari, umumnya sampel-sampel tersebut sudah cukup kering. Keluarkan
sampel-sampel tersebut untuk ditempelkan pada kertas herbarium (A3).

Sampel yang telah dikeluarkan dari sasak harus segera ditempelkan pada kertas
herbarium dengan hati-hati.

Lengkapi herbarium tersebut dengan etiket tempel yang berisi keterangan


mengenai tanggal, habitatnya, klasifikasi tumbuhan tersebut dan catatan khusus
(nama daerah, manfaat).
BAB III
HASIL PENGAMATAN
BAB IV

A. PEMBAHASAN

Herbarium berasal dari kata “Horcus dan Botanicus”, artinya kebun botani
yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah suatu koleksi
spesimen tumbuhan yang umumnya telah dikeringkan, agar mudah di transportasi di
bandingkan basah dan biasanya disusun berdasarkan klasifikasi.. Herbarium juga
biasanya disebut sebagai gedung, institusi atau lembaga yang menyimpan berbagai jenis
tumbuhan.

Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-


tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon.
Istilah herbarium adalah pengawetan spesimen tumbuhan dengan berbagai cara untuk
kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Material herbarium sangat penting artinya
sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi, hal ini
dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman dengan cara diawetkan dapat
bertahan lama.
Pusat Penelitian Biologi membawahi satu bagian tata usaha dan empat Bidang
yaitu Bidang Botani (Herbarium Bogoriense, Treub dsb.), Zoologi (Museum
Zoologicum Bogoriense), Mikrobiologi dan Bidang Sarana dan Pengelolaan Koleksi.
Fungsi Pusat Penelitian Biologi berkaitan dengan herbarium secara umum antara lain:

1. Sebagai pusat koleksi herbarium tumbuhan sebagai data otentik kegiatan


penelitian di bidang botani, ekologi, taksonomi tumbuhan dan etnobotani.
2. Sebagai pelayanan identifikasi tumbuhan kepada pihak yang memerlukan.

3. Sebagai pelatihan untuk mengenal tumbuhan dan memberikan saran mengenai


herbarium kepada instansi lain dan perguruan tinggi.
4. Sebagai pusat referensi, yang merupakan sumber utama untuk identifikasi
tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis
tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi
alam.
5. Sebagai lembaga dokumentasi, koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti
tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi dan lain-lain.
6. Sebagai pusat penyimpanan data, ahli kimia memanfaatkannya untuk
mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan
untuk obat kanker dan sebagainya.
7. Sebagai material peraga pelajaran botani.

8. Sebagai material pertukaran antar herbarium diseluruh dunia.

9. Sebagai bukti tentang keberadaan dan keanekaragaman suatu jenis tumbuhan di


suatu pulau atau wilayah atau suatu tempat.
10. Sebagai spesimen acuan untuk publikasi spesies baru.

11. Sebagai bahan penelitian di bidang botani/taksonomi tumbuhan penamaan atau


cukup hanya di kompilasi, dan ada karakter-karakter tumbuhan di Indonesia
maupun di negara lain.

B. KESIMPULAN

1. Herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun


berdasarkan sistem klasifikasi
2. Pengawetan tanaman dapat dilakukan secara basah maupun kering
DAFTAR PUSTAKA
 Triharso, 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: UGM
Press.
 Van Steenis, C. G. G. J. 1972. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia. Jakarta: PT
Pradnya Paramita
 Iztie, Izwa. 2014. Pengertian Herbarium. (online). www.slideshare.net,
diakses tanggal 26 April 2015 pukul 10:34 WIB.
 Luvia, Dian. 2014. Herbarium. (online). www.slideshare.net, diakses tanggal 27
April 2015 pukul 09:32 WIB.
 W.H, Purwanti. 2012. Herbarium. (online). staff.uny.ac.id, diakses tanggal 26
April 2015 pukul 09:57 WIB.
POST TEST

 Gambar di atas adalah pembuatan herbarium pada tahap


Penempelan tumbuhan ke atas koran / kertas
 Tahapan tersebut dilakukan setelah tahapan
Pengolesan atau penyemprotan alkohol
 Apa tujuan penyemprotan/pengolesan alkohol dalam pembuatan herbarium
kering ?
Tujuan penyemprotan alkohol 70% disini adalah untuk mematikan mikroorganisme
yang terdapat pada spesimen tumbuhan obat tersebut.
 Penjemuran spesimen untuk herbarium kering yaitu tidak boleh membuka kertas
koran yang menutupinya, hal ini dimaksudkan untuk ?
Menghindari pengeringan yang terlalu cepat

Anda mungkin juga menyukai