Indrayani, Sang Ayu Putu Surya1, Putrayasa, Ida Bagus2, Sriasih, Sang Ayu Putu3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
Abstrak
Penelitian yang menggunakan rancangan deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1)
penggunaan kalimat efektif yang ada dalam cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tampaksiring, (2)
kendala-kendala penyusunan kalimat yang dihadapi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tampaksiring
dalam menulis cerpen. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tampaksiring dan
objek penelitian ini adalah penggunaan kalimat efektif dalam cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1
Tampaksiring ditinjau dari segi syarat kalimat efektif. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode wawancara. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
penggunaan kalimat dalam cerpen sudah sesuai dengan ciri-ciri kalimat efektif, yaitu keutuhan
(kesatuan), keterpaduan, keringkasan, dan keterpusatan perhatian berhubungan dengan struktur
atau interelasi (penekanan) sehingga cerpen siswa menarik untuk dibaca. (2) Kendala-kendala yang
dihadapi oleh siswa dalam penyusunan kalimat efektif, yaitu siswa kurang memahami unsur-unsur
kalimat, siswa kurang percaya diri dengan hasil/kalimat yang ditulis, siswa kurang bisa memanfaatkan
kata-kata dalam menyusun kalimat, siswa sulit dalam menghubungkan kalimat satu dengan kalimat
lainnya, dan siswa sulit membedakan antara awalan dengan kata depan. Berdasarkan hasil dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang dibuat oleh siswa sudah sesuai dengan ciri dan
syarat kalimat efektif, serta kendala siswa lebih banyak ada pada pemahaman tentang unsur-unsur
kalimat karena kondisi kelas kurang kondusif saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu, disarankan
kepada guru agar lebih mengondisikan kelas sehingga siswa dapat belajar dengan baik, terutama
terhadap siswa yang kurang memahami pemakaian unsur-unsur kalimat yang baik.
Kata kunci: Analisis Kalimat Efektif, Cerpen
Abstract
This research is a descriptive qualitative, aimed at describing (1) the use of sentences in short story
made by second grade students of SMA Negeri 1 Tampaksiring, (2) the obstacles of second grade
students of SMA Negeri 1 Tampaksiring in arranging the effective sentence towrite a short story. The
subjects of this research are second grade students of SMA Negeri 1 Tampaksiring and the objects
are the short story made by students of SMA Negeri 1 Tampaksiring. The data collecting methods are
documentation and interview method. After the data have been collected, they are analyzed further by
descriptive qualitative research. The result show that (1) the use of sentences in short story are
correspond with characteristics of effective sentence, namely integrality, integration, brevity, and
centering of attention related with structure or interrelation (accentuation) so that the students’ short
story are interested to be read. (2) the obstacles of the students in arranging the effective sentences,
such as the students less understand the unsure of the sentences, studentslessconfidence with the
result of the sentences that they write, students less in exploiting the words in arranging the
sentences, students hard to correlate the sentence with the others, and students hard to distinguish
between prefix and preposition. Base on the result and discussion, can be concluded that the
sentences which are made by the students are correspond with characteristics of effective sentence,
and the students’ obstacles is more on comprehension about the unsure of sentence because of
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
classroom condition is less conducive when the learning process is held. Therefore, is recommended
for the teacher to more condition the class in order to make the students be able to study well,
especially for the students with less comprehension in using the appropriate sentences unsure.
dari penggunaan gramatika bahasa Indo- mengenai kendala yang dialami siswa
nesia. Gramatika merupakan tata bahasa dalam menulis cerpen.
yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka
Gramatika bahasa Indonesia dibagi men- penelitian tentang penggunaan kalimat da-
jadi dua aspek yaitu aspek morfologi dan lam sebuah cerpen perlu diteliti. Penggu-
aspek sintaksis. Aspek morfologi mengkaji naannya sangat diperlukan untuk dapat
tentang afiksasi, reduplikasi dan pema- meningkatkan pikiran yang tepat dan a-
jemukan. Afiksasi adalah proses pele- khirnya akan mampu menggunakan baha-
katan morfem terikat baik di awal, di te- sa Indonesia yang baik dan benar. Mengi-
ngah, maupun di akhir morfem dasar. ngat penggunaan kalimat sangat berpe-
Proses afiksasi di dalam linguistik ikut ran penting dalam menghasilkan suatu
andil untuk memperkaya pembendaha- karya tulis yang sesuai dengan penggu-
raan pembentukan kata. Proses afiksasi naan gramatika bahasa Indonesia secara
dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu tepat, maka pada kesempatan kali ini,
prefiks, sufiks, infiks dan konfiks. maka penulis tertarik mengadakan pene-
Aspek sintaksis mengkaji tentang litian tentang “Analisis Kalimat Efektif
kalimat. Kalimat merupakan bagian ter- Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
penting yang harus dikuasai seseorang Tampaksiring”
dalam upaya membuat suatu tulisan khu- Ada penelitian sejenis yang telah
susnya membuat cerpen. Hal ini dika- dilakukan oleh peneliti lain, yaitu penelitian
renakan kalimat adalah komponen utama yang diteliti oleh Suryantini pada tahun
penyusunan suatu tulisan. Tanpa adanya 2010 yang berjudul “Kemampuan Mema-
penguasaan terhadap kalimat, seseorang hami Imbuhan Dalam Bahasa Indonesia
tidak akan mampu mengorganisasi ide- Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Mengwi
idenya dengan baik. Menurut Chaer Badung Tahun Ajaran 2010/2011”. Pene-
(2009:44) kalimat adalah satuan sintaksis litian ini hanya terfokus pada pengertian
yang disusun dari konstituen dasar, yang morfologi tetapi tidak mencantumkan pe-
biasanya berupa klausa, dilengkapi de- ngertian morfem dan bagian-bagian dari
ngan konjungsi bila diperlukan, serta di- morfem karena morfem merupakan ba-
sertai dengan intonasi final. Kalimat memi- gian dari morfologi. Namun keunggulan
liki unsur-unsur antara lain subjek (S), yang terdapat dalam penelitian ini adalah
predikat (P), objek (O), pelengkap (P), ke- kemampuan memahami imbuhan dalam
terangan (K), konjungsi, dan modalitas. bahasa Indonesia secara khusus diteliti
Berdasarkan observasi awal yang untuk mengetahui sampai sejauh mana
dilakukan di SMA Negeri 1 Tampaksiring, kemampuan siswa dalam memahami im-
diketahui bahwa pembelajaran di SMA buhan dalam bahasa Indonesia oleh siswa
Negeri 1 Tampaksiring khususnya dalam kelas VIII SMP Negeri 4 Mengwi Badung.
pelajaran bahasa Indonesia sudah baik. Persamaan pada penelitian ini terletak
Dari hasil wawancara penulis dengan pada metode yang digunakan yaitu meto-
Bapak Dewa Gede Agung selaku guru Ba- de pengumpulan data, metode pengo-
hasa dan Sastra Indonesia kelas XI dipe- lahan data, dan sama-sama meneliti ten-
roleh informasi bahwa penggunaan kali- tang imbuhan dalam bahasa Indonesia.
mat yang digunakan dalam cerpen siswa Sedangkan perbedaannya terlihat dari
sudah baik terlihat dari kalimat-kalimat subjek penelitian, lokasi penelitian, rumu-
efektif yang terdapat dalam salah satu san masalah penelitian dan penelitian ini
cerpen siswa “Mereka berdua tidak per- hanya membahas tentang imbuhannya
nah terpisah”. Dalam kutipan tersebut, saja.
contoh kalimat sudah menunjukkan krite- Selain Suryantini, Yulia Alifia Zaha-
ria keefektifan sebuah kalimat. Itu dibuk- ra juga melakukan penelitian yang sama.
tikan bahwa kalimat tersebut sudah Penelitian tersebut berjudul “Analisis Ke-
mengandung subjek dan predikat. Walau- salahan Gramatika dalam Makalah Maha-
pun siswa sudah mampu menulis cerpen siswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan
dengan baik, tetapi ada beberapa siswa Sastra Indonesia Semester V Tahun Aja-
yang menemukan kendala dalam menulis ran 2012/2013”. Persamaan penelitian
cerpen. Maka dari itu perlu diselidiki lagi yang dilakukan Yulia dengan penulis yaitu
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
Jumlah Kalimat
No. Judul Tema Pengarang
Efektif
Karena Cinta
13. Hari yang Sial Penyesalan Eva Priana 4
14. Laki-Laki Penuh Percintaan Rupayana 5
Ambisi
15. Waktu Lebih Penyesalan Bagus Semara 6
Berharga dari Putra
Dirimu
16. Cinta Segitiga Percintaan Kris Aryantini 3
17. Burung dalam Pelajaran Kresna Putra 5
Sangkar
18. Sahabat dari Kecil Persahabatan Fitri Handayani 3
19. Sepenggal Kisah Persahabatan Arik Darma Yasa 4
Sahabat Sejati
20. Sate Nangka Tolong- Debi Widyasari 4
menolong
21 Ibu Perjuangan Fitri Mandasari 3
Seorang Ibu
22 Bidadari Hatiku Penyesalan Dwi Angga Zena 3
23 Pengorbanan Pengorbanan Mira Utari Dewi 4
Seorang Ibu Seorang Ibu
24. Liburan ke Pantai Liburan Ayu Oktaviani 6
Dreamland
25 Hikmah Lingkungan Eka Ayu Sri 4
Membersihkan Wahyu
Lingkungan
26. Winter Persahabatan Pande Diantari 4
27. Kekasih Bukan Percintaan Mahayasa 5
Pacar
28 Sahabat Persahabatan Adek Krisnawati 7
Selamanya
29. Hanya Percintaan Sumarayasa 5
Selingkuhanmu
30. Gadis Penjaja Tolong- Oka Sumerta 3
Tikar menolong
Jumlah 130
lam menulis cerpen. Dalam penelitian ini, lah, langkah selanjutnya yang dilakukan
wawancara yang dilakukan adalah wa- adalah menyajikan data. Dalam penelitian
wancara tidak terstruktur agar responden ini, data yang telah diidentifikasi dan
bisa menjawab secara bebas sesuai de- dikelompokkan kemudian disajikan de-
ngan pikiran dan isi hatinya. Responden ngan uraian singkat dalam bentuk teks
secara spontan dan lugas dapat menge- yang bersifat naratif.
mukakan segala sesuatu yang ingin Langkah terakhir adalah penarikan
dikemukakannya. Dengan demikian, pe- kesimpulan. Dalam penarikan simpulan,
neliti bisa memperoleh gambaran yang peneliti merumuskan simpulan berda-
luas mengenai kendala-kendala yang di- sarkan data yang diperoleh dan menya-
hadapi siswa dalam menulis cerpen. jikan secara deskriptif kualitatif yakni me-
Instrumen pada metode ini adalah pedo- nyajikan temuan di lapangan dengan kata-
man wawancara. kata. Penarikan simpulan ini disesuaikan
Instrumen penelitian yang diguna- dengan temuan di lapangan yang disaji-
kan adalah kartu data dan pedoman wa- kan, yaitu tentang analisis kalimat efektif
wancara. Kartu data digunakan untuk cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tam-
mendapatkan gambaran tentang penggu- paksiring.
naan kalimat dalam cerpen siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Tampaksiring. Pedoman
wawancara digunakan untuk memperoleh HASIL DAN PEMBAHASAN
gambaran tentang kendala-kendala yang Pembahasan pada penelitian ini ber-
dihadapi siswa kelas XI SMA Negeri 1 dasarkan rumusan masalah yang telah di-
Tampaksiring dalam menulis cerpen khu- kaji oleh peneliti sebelumnya. Gramatika
susnya dalam penggunaan kalimat. dalam penulisan cerpen sangatlah penting
Dalam penelitian ini, metode ana- agar kalimat-kalimat yang terdapat dalam
lisis data yang digunakan adalah deskriptif cerpen dapat mengantarkan pesan yang
kualitatif, yaitu suatu cara pengolahan ingin disampaikan. Kelincahan dalam
yang dilakukan dengan cara menyusun penulisan tergambar dalam struktur kali-
data secara sistematis sehingga diperoleh mat yang digunakan. Ada kalimat yang di-
simpulan secara umum. Melalui metode mulai dengan subjek, ada pula kalimat
analisis deskriptif kualitatif, data yang di- yang dimulai dengan predikat atau kete-
peroleh tidak dimaksudkan untuk mem- rangan. Ada kalimat yang pendek, ada
buktikan atau menolak hipotesis. Prosedur juga kalimat yang panjang. Kalimat yang
pengolahan data dilakukan dengan empat baik adalah kalimat yang mudah dipahami
langkah, meliputi (a) identifikasi data, (b) oleh orang lain. Dalam hal ini, kalimat
klasifikasi data, (c) penyajian data, dan (d) dikatakan efektif jika kalimat mampu
penarikan kesimpulan. membuat proses penyampaian dan pene-
Pada tahap identifikasi data, kegia- rimaan itu berlangsung secara sempurna
tan yang dilakukan adalah memilih hal-hal (Sudiara, 2006:152). Artinya, informasi
pokok yang sesuai dengan fokus pene- yang disampaikan tergambar lengkap da-
litianya itu penggunaan kalimat dalam cer- lam pikiran si penerima, sama seperti
pen siswa. Data yang kurang penting yang disampaikan atau dimaksudkan oleh
disisihkan. Dengan demikian, data yang penutur. Berdasarkan pendapat di atas,
telah direduksikan memberikan gambaran dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif
yang lebih jelas dan mempermudah pene- adalah kalimat yang singkat, padat, dan
liti untuk melakukan pengumpulan data dapat menyampaikan pesan yang tepat
selanjutnya. serta terdiri atas satu gagasan pokok,
Kemudian tahap klasifikasi, pada yakni subjek dan predikat. Penulisan kali-
tahap ini dilakukan pengklasifikasian data mat efektif sesuai dengan ejaan yang
atau pengelompokan data sesuai dengan baku (EYD). Kata-kata yang digunakan
sub-sub masalah yang telah dikemukakan dalam membentuk sebuah kalimat harus-
dalam rumusan masalah kemudian dibe- lah dipilih dengan tepat agar kalimat terse-
rikan kode. Setelah data dikelompokkan but lebih jelas maknanya.
sesuai dengan sub-sub masalah yang te- Sesuai dengan hasil penelitian
lah dikemukakan dalam rumusan masa- pada 4.1, bahwa kalimat yang digunakan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tam- dengan maksudnya. Artinya, hindarilah
paksiring di dalam penulisan cerpen yang penggunaan kata-kata yang tidak diper-
meliputi ciri-ciri penulisan kalimat efektif. lukan (mubazir). Keringkasan ini akan
Ada empat ciri kalimat efektif yang dite- terganggu disebabkan oleh kalimat pleo-
mukan dalam hasil kerja siswa, yaitu nastis dan hiponimi.
keutuhan, keterpaduan, keringkasan, ke- Terakhir, yaitu ciri keterpusatan
terpusatan perhatian. Sudiara (2006: 152) perhatian. Sudiara (2006: 153) me-
menyatakan bahwa ciri keutuhan kalimat nyatakan bahwa keterpusatan perhatian
akan tampak jika kalimat itu mengandung terkait dengan tujuan dan bentuk ekspresi
satu gagasan pokok yang diwakili oleh masyarakat. Ciri ini diarahkan kepada
subjek (S) dan predikat (P). Setiap bagian bagian terpenting atau dipentingkan dalam
mengacu secara jelas kepada gagasan kalimat, atau diarahkan kepada upaya pe-
pokok tersebut. Kesatuan gagasan men- nonjolan gagasan pokok sehingga me-
jadi kabur, antara lain disebabkan oleh narik perhatian penutur. Penegasan dalam
penggunaan preposisi yang tidak tepat, kalimat adalah upaya pemberian aksen-
kalimat berbentuk fragmen atau peng- tuasi (penekanan), pementingan atau pe-
galan, kalimat terlalu panjang dan pele- musatan perhatian pada salah satu unsur
sapan yang tidak tepat. atau bagian kalimat, adar unsur atau
Kesatuan tersebut bisa dibentuk bagian kalimat yang diberi penegasan itu
kalau ada keselarasan antara subjek-pre- lebih mendapat perhatian dari pendengar
dikat, predikat-objek, predikat-keterangan. atau pembaca.
Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat Setiap kalimat memiliki ide pokok.
yang panjang tidak mempunyai S dan P, Inti pikiran ini biasanya ingin ditekankan
ada pula kalimat yang secara gramatikal atau ditonjolkan oleh penulis atau pem-
mempunyai subjek yang diantarkan oleh bicara dengan memperlambat ucapan,
partikel. Hal seperti ini hendaknya di- meninggalkan suara, dan sebagainya
hindarkan oleh pemakai kalimat, agar ke- pada ka-limat tadi (Putrayasa, 2010: 56).
satuan gagasan yang hendak disampai- Pene-kanan biasanya dilakukan dengan
kan dapat ditangkap dengan baik oleh berbagai cara, antara lain dengan pengu-
pembaca atau pendengar. bahan urutan kata, pembedaan tingkatan-
Di samping keutuhan, kalimat tingkatan bagian kalimat, penggunaan po-
efektif juga harus memenuhi ciri keter- la inversi, penggunaan pertentangan, dan
paduan. Sudiara (2006: 152) menyatakan pemakaian partikel penegas (-lah, -kah).
bahwa keterpaduan berhubungan dengan Sesuai dengan pemaparan ter-
struktur atau interelasi antarunsur dalam sebut, dalam pembahasan ini, peneliti ha-
kalimat. Hubungan yang ada harus logis nya membahas ciri yang paling baik dan
dan jelas. Keterpaduan menjadi kabur, tidak baik yang ditemukan dalam kalimat
karena kesalahan penggunaan preposisi siswa. Ciri yang dimaksud paling baik
(dan kata penghubung), kesalahan pe- adalah ciri keutuhan. Kalimat yang dibuat
nempatan keterangan aspek dan kata oleh siswa sudah baik dan memenuhi ciri
kerja bantu, serta ketidakparalelan bentuk keutuhan dalam penulisan cerpen. Dalam
dan kelas kata (dalam kalimat majemuk cerpen siswa, ciri ini yang paling banyak
setara). Kalimat yang tidak memenuhi muncul atau yang paling menonjol dari-
unsur kepaduan dapat menjadi kalimat pada ciri-ciri yang lain. Hal ini dikarenakan
kontaminasi, kalimat tidak logis, kalimat siswa sudah memahami unsur-unsur pem-
salah nalar, dan kalimat bermakna ganda. bentuk kalimat.
Berikut akan dipaparkan contoh kalimat Dengan pemahaman yang baik,
yang tidak efektif dilihat dari unsur ke- siswa lebih mudah dalam membentuk
paduannya beserta analisis dan per- kalimat yang sesuai dengan ciri keutuhan
baikannya. kalimat efektif sehingga cerpen yang diha-
Selanjutnya, yaitu ciri kering- silkan dapat dipahami dengan mudah. Di
kasan. Sudiara (2006:153) menyatakan samping itu, kalimat yang dibuat oleh sis-
bahwa ciri keringkasan berkaitan dengan wa sudah sesuai dengan teori yang dike-
masalah gramatikal dan semantis. Jumlah mukakan oleh Sudiara (2006:152), bahwa
kata dalam kalimat hendaknya sesuai keutuhan kalimat akan tampak jika kalimat
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
itu mengandung subjek dan predikat yang efektif akan membuat cerpen menjadi
jelas. Subjek dan predikat adalah unsur mudah dipahami. Dari pernyataan ter-
wajib dalam kalimat. Kedua unsur ini me- sebut, secara teori dan empiris temuan
rupakan dasar yang mendukung ide pokok dari data hasil kerja siswa sudah sesuai
suatu kalimat. Jika salah satu atau kedua dan mampu menjawab rumusan masalah
unsur tersebut tidak ada, maka kalimat yang ingin diketahui oleh peneliti. Pene-
yang terbentuk hanyalah berupa pengga- litian terdahulu juga pernah dilakukan oleh
lan, pragmen tidak lengkap, tidak efektif, Zahara (2012), bahwa kalimat efektif sa-
dan tidak baku. ngat berperan dalam menulis, karena pi-
Selain dibahas ciri yang paling me- kiran yang baik hanya dapat dituangkan
nonjol, juga dibahas ciri yang kurang atau ke dalam kalimat yang efektif. Ketika me-
tidak baik. Dalam hal ini, ciri kalimat efektif nulis, khususnya cerpen, harus diper-
yang kurang baik dalam cerpen siswa, hatikan kalimat yang digunakan untuk me-
yaitu ciri keterpusatan perhatian. Kalimat wakili gagasan atau ide agar ide yang di-
yang dibuat oleh siswa secara umum ku- sampaikan dapat diterima seutuhnya oleh
rang memenuhi ciri keterpusatan perha- pembaca.
tian. Hal ini dikarenakan oleh siswa me- Tulisan yang menggunakan pola
ngalami kesulitan dalam menuangkan ide- serta bentuk kalimat yang terus menerus
ide atau gagasan agar memenuhi ciri ke- sama akan membuat suasana menjadi
terpusatan perhatian. Meskipun demikian, kaku sehingga menimbulkan kebosanan
siswa cukup memahami konsep keter- bagi pembaca. Oleh sebab itu, untuk
pusatan perhatian, hanya saja siswa ma- menghindari rasa bosan, suatu paragraf
sih sulit menuangkannya dalam bentuk dalam tulisan memerlukan bentuk pola
kalimat. Keterpusatan perhatian kalimat dan jenis kalimat yang bervariasi. Kalimat
atau penegasan kalimat merupakan ciri yang efektif sangat diperlukan pada saat
yang berupa pemusatan pikiran pada ba- penulisan cerpen sehingga pembaca
gian kalimat yang terpenting. Penegasan dapat lebih mudah mengerti isi sebuah
dapat dicapai dengan pengubahan urutan cerpen. Berdasarkan data yang ditemukan
yang lazim, dengan pengulangan, dengan sebagian besar siswa telah memperhati-
pemilihan ragam tertentu (pasif, aktif), kan pentingnya penggunaan kata dalam
atau dengan menggunakan pungtuasi penyusunan sebuah kalimat agar kalimat
khusus. tersebut menjadi kalimat yang efektif.
Berdasarkan pemaparan tersebut, Untuk membuat suatu kalimat
dapat dikatakan bahwa kalimat yang di- yang baik dan kalimat yang efektif siswa
gunakan oleh siswa dalam membangun hendaknya memahami unsur-unsur yang
sebuah tulisan yang berupa cerpen sudah membentuk sebuah kalimat. Tiap kata a-
mengandung ciri-ciri kalimat efektif se- tau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi
hingga cerpen yang dihasilkan menjadi yang mengaitkannya dengan kata atau
cukup menarik untuk dibaca. Di samping frasa lain yang ada dalam kalimat ter-
itu, teori-teori yang dikemukakan oleh para sebut. Fungsi di sini diberi pengertian hu-
ahli dan digunakan oleh peneliti seperti bungan saling kebergantungan antar
apa yang telah disebutkan di atas, sudah unsur-unsur dari suatu perangkat sede-
sesuai dengan temuan-temuan yang dida- mikian rupa, sehingga perangkat itu me-
patkan dari data hasil kerja siswa. Adapun rupakan suatu keutuhan dan membentuk
juga kajian empiris dari para peneliti sebe- sebuah struktur (Kridalaksana, 2002:23).
lumnya yang juga dijadikan referensi oleh Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya ber-
penulis juga mendukung bahwa kalimat kaitan dengan urutan kata atau frase
yang efektif sangat diperlukan dalam pe- dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama da-
nulisan cerpen agar pesan yang ingin di- lam bahasa adalah subjek, predikat,
sampaikan bisa dengan mudah dipahami objek, dan keterangan. Unsur-unsur ter-
oleh pembaca. Berdasarkan penelitian sebut terdapat dalam sebuah kalimat,
yang dilakukan oleh Jia Effendie (2012) akan tetapi semua unsur-unsur itu bisa
mengenai pentingnya kalimat-kalimat saja tidak selalu bersama-sama ada
efektif dalam menulis sebuah cerpen, dia dalam satu kalimat.
menyatakan bahwa kalimat-kalimat yang
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
membedakan anatara kata hubung de- Kartono.2009. Menulis tanpa Rasa Takut
ngan kata depan. Membaca Realitas dengan Kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dan Yogyakarta: Kanisius.
simpulan di atas, ada beberapa hal yang
dapat peneliti sarankan kepada beberapa Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur,
pihak, yaitu sebagai berikut. Guru bahasa Kategori, dan Fungsi dalam
Indonesia dalam melaksanakan pembe- Sintaksis. Jakarta: Universitas
lajaran menulis cerpen seharusnya mem- Katolik Indonesia Atma Jaya.
perhatikan bagaimana cara siswa dalam
menulis sebuah kalimat efektif. Guru se- Kushartanti, dkk (ed). 2005. Pesona
baiknya harus meningkatkan kreativitas Bahasa. Jakarta: Gramedia.
atau metode-metode pembelajaran agar
siswa lebih tertarik serta lebih mudah me- Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian
nerima materi yang diberikan. dalam Pengajaran Bahasadan
Sehubungan dengan hambatan be- Sastra. Yogyakarta: BPFE.
rupa sulitnya menulis kalimat efektif dalam
pembelajaran menulis cerpen, guru baha- Sudiara, I NyomanSeloka.2006. Modul
sa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 1 Pembinaan dan Pengembangan
Tampaksiring, sebaiknya terlebih dulu me- Bahasa Indonesia. Singaraja:
nyuruh siswa untuk belajar di rumah me- Universitas Pendidikan Ganesha.
ngenai teori tentang penulisan cerpen dan
pada saat mulai pembelajaran, waktu Suharma.dkk. 2007. Bahasa dan Sastra
yang digunakan untuk membahas teori le- Indonesia. Bogor: Yudhistira.
bih sedikit dibandingkan waktu praktik me-
nulis. Guru juga dapat memberi batasan- Suryantini, Dewa Ayu Putu. 2010.
batasan waktu untuk siswa menulis cer- “Kemampuan Memahami Imbuhan
pen sehingga siswa akan lebih serius da- Dalam Bahasa Indonesia Siswa
lam memikirkan hal yang akan ditulis dan Kelas VIII SMP Negeri 4 Mengwi
siswa tidak akan sempat untuk menger- Badung Tahun Pelajaran
jakan hal lainnya selain menulis. 2010/2011”. Skripsi. Denpasar:
Peneliti lain diharapkan untuk mela- IKIP PGRI Bali.
kukan penelitian yang sejenis terkait de-
ngan permasalahan tentang bagaimana Zahara, Yulia Alifia. 2013. “Analisis
cara menulis kalimat efektif dengan baik Kesalahan Gramatika dalam
sehingga siswa lebih bisa memahami teori Makalah Mahasiswa Jurusan
tentang penulisan cerpen dengan meng- Pendidikan Bahasa dan Sastra
gunakan kalimat efektif. Indonesia Semester V Tahun
Ajaran 2012/2013”. Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Singaraja: Undiksha.