B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:.
1. Mengetahui pengertian bahan tanam.
2. Mengetahui jenis bahan tanam
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan perbanyakan generatif dan vegetatif
D. Prosedur Kerja
Adapun langkah kerjanya sebagai berikut:
1. Di siapkan tempat untuk dijadikan tempat tanam, yaitu polybag ukuran ½ kg.
2. Di siapkan tanah dan pupuk.
3. Di siapkan biji cabai.
4. Di masukkan tanah dan pupuk dengan perbandingan 1:1.
5. Di masukkan bibit dengan cara tidak menekan bibit hingga masuk ke dalam dan di
biarkan bibit di atas permukaan tanah.
6. Di siram tanaman 2x sehari di pagi dan sore hari.
E. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Gambar Tanaman Cabai Per Minggu
Tanggal Hasil Pengamatan
Pengamata
n
17/09/2020 Hari ke-5 setelah menanam, kotiledon sudah terangkat ke atas dan sudah
mulai tumbuh tunas setinggi 0,5 cm.
20/09/2020 Minggu ke-1 setelah menanam, setiap batang telah memiliki 2 helai daun
dengan tinggi 4,1 cm.
27/09/2020 Minggu ke-2 setelah menanam, setiap batang telah memiliki 2 helai daun
dengan tinggi 5,3 cm.
04/10/2020 Minggu ke-3 setelah menanam, setiap batang telah memiliki 4-6 helai daun
dengan diameter daun 0,9 cm dan tinggi pohon 6,2 cm.
11/10/2020 Minggu ke-4 setelah menanam, setiap batang memiliki 5 - 6 helai daun
dengan diameter daun 2,3 – 3,2 cm dan tinggi pohon 8,3 – 12,2 cm.
A1 A2 A3
B1 B2 B3
Keterangan:
F. Pembahasan
Dari table di atas, di dapat data bahwa pada minggu ke-4, tanaman memiliki tingkat
pertumbuhan yang berbeda-beda. Tingkat pertumbuhan dapat di lihat dari tinggi tanaman,
diameter daun, diameter batang, panjang daun, dan jumlah helai daun.
Dari beberapa sampel yang telah di amati, ternyata setiap tumbuhan cabai memiliki
pertumbuhan yang berbeda. Hal ini terlihat jelas saat kita mengukur tinggi tanaman, panjang
daun, diameter batang, diameter daun, dan jumlah helai daun. Ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan perumbuhan setiap tanaman berbeda. Menurut Lestari, Endang Sri
(2009: 07), cahaya atau sinar matahari sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk
kelangsungan hidupnya, sebab sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan
untuk proses berlangsungnya fotosintesis di dalam daundaun tumbuhan hijau. Dari proses
fotosintesis akan dihasilkan zat makanan yang sangat berpengaruh terhadap pembelahan sel
pada pertumbuhan tanaman. Semakin banyak cahaya yang di peroleh dari lingkungan, maka
akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan karena cahaya akan merusak hormone auksin
sehingga tanaman memperoleh cahaya banyak akan memiliki batang yang lebih tinggi
daripada tanaman yang memperoleh cahaya sedikit. Hal tersebut di buktikan dengan
perbandingan tanaman saya (Rizki Putri Pembajeng) dengan tanaman teman yang lain.
Sebagai contoh, tanaman saya dengan Meidy, dimana tanaman saya jauh lebih tinggi
dibandingkan Meidy. Hal tersebut karena letak penempatan saya tidak langsung di bawah
Selain faktor intensitas cahaya, ada pula faktor suhu. Suhu berpengaruh terhadap fisiologi
tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan menghambat proses pertumbuhan (Subardi, 2009). Apabila tempat peletakan di bawah
sinar matahari langsung, maka suhunya makin tinggi. Sedangkan apabila di letakkan tidak di
bawah sinar matahari langsung, maka suhunya otomatis lebih rendah di bandingkan yang
terkena matahari langsung. Hal yang membuktikan adalah pada tanaman saya atau Syafiiyah
dengan tanaman Meidy, dimana tanaman saya atau Syafiiyah jauh lebih tinggi di bandingkan
Meidy atau Kharizma karena tempat pelelakan yang berpengaruh terhadap suhu.
pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk
menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam
perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Hal tersebut di buktikan apabila di sekiar tempat tumbuhnya
tanaman banyak tanaman lain, yang mana sebagai penghasil oksigen, maka di sekitar tanaman
Adapun faktor kelembapan, tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat
perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim
dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan (Sembiring, Langkah, 2009). Jenis tanah yang
kami gunakan pastinya berbeda-beda, saya menggunakan tanah pegunungan atau dataran tinggi,
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Endang Sri, dkk. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA / MA.
Jakarta: CV Putra Nugraha.
Rachmawati, Faidah, dkk. 2006. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta:
Ricardo Publishing and Printing.
Sembiring, Langkah, dkk. 2009. Biologi Kelas XII Untuk SMA dan MA. Jakarta: Intan
Pariwara.
Subardi. 2009. Biologi 3 : Untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta: CV. Usaha Makmur