Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN STUDI KASUS

PROBLEM BASED LEARNING KLINIK 2


(Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Tugas Matakuliah PBL Klinik 2)

Oleh :
Nama Mahasiswa : Tira Septiana
NIM : 1901061033

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS TEHNIK DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS BUMIGORA
2020
LAPORAN KASUS CA OVARIUM RESIDIF POST KEMOTERAPI PACLIKAL CARBOPLATIN V.

I. ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M No RM : -

Umur : 52 tahun Ruang : -

Sex : Perempuan Tgl Masuk : -

Pekerjaan : - Tgl Kasus : -

Pendidikan : - Alamat : -

Agama : - Diagnosis Medis : Ca Ovarium Residif Post


Kemoterapi Paclikal
Carboplatin V.

II. NUTRITION CARE PROCESS (NCP)


A. `ASSESMEN GIZI
1. Antropometri
BB saat ini : 45.5 kg
BB biasanya : 47.5 kg
BBI : 45 kg
Penurunan BB : 4.2% dalam 1 bulan
IMT : 20.2
TB : 150 cm
Status Gizi : Normal
Kategori :

Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17.0
Kekurangan BB tingkat ringan 17.0 – 18.5
Normal 18.5 – 25.0
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan 25.0 – 27.0
Kelebihan BB tingkat berat >27.0
(sumber : Depkes, 1994. Pedoman Praktis pemantauan status gizi orang dewasa.
Jakarta. Hlm. 4)

Penilaian : Berdasarkan perhitungan antropometri, status gizi pasien normal.

2. Biokimia

N Indikator Hasil Normal Keterangan


o

Penilaian: tidak ada pemeriksaan biokimia.


3. Fisik dan Klinis

No Indikator Hasil Normal Keterangan

Penilaian : hasil pemeriksaan fisik, pasien sering mengeluh mual dan muntah.
Tidak ada pemeriksaan klinis.

4. Dietary History
- Sosial ekonomi : Ny. M merupakan seorang IRT.
- Riwayat penyakit Dahulu : Pasien telah melakukan operasi pengangkatan
rahim pada tahun 2019, telah melakukan kemoterapi sebanyak 5 kali.
- Riwayat Penyakit Sekarang : pasien saat ini didiagnosa Ca Ovarium Residif
post Kemoterapi Paclikal Carboplatin V.
- Riwayat Gizi Dahulu : Pasien sering mengeluh mual, setiap kali
makan, berasa ingin muntah sehingga makanannya walau dipaksakan masuk,
tetap ada yang keluar, ketika berbicara pasien selalu meludah.
- Riwayat Gizi Sekarang : Sehari-hari pasien suka mengonsumsi bagian daging
ayam, ati yang kering-kering sedangkan bagian daging ayam dan ati yang
empuk selalu tidak dimakan, dalam sehari hanya minum air 2 gls/hari.

- Penilaian : Pasien seorang IRT yang terdiagnosis Ca Ovarium Residif post


Kemoterapi Paclikal Carboplatin V. Pasien sering mengeluh mual, setiap kali
makan, berasa ingin muntah sehingga makanannya walau dipaksakan masuk,
tetap ada yang keluar, ketika berbicara pasien selalu meludah.

B. DIAGNOSIS GIZI
1. Domain asupan

Problem (P) Etiologi (E) Tanda (S)


NI. 1.4 Berkaitan dengan mual, Ditandai dengan
Asupan Energi muntah yang sering dialami asupan energi pasien
tidak adekuat pasien kurang dari kebutuhan.

2. Domain Perilaku

Problem (P) Etiologi (E) Tanda (S)

NB 1.7 Berkaitan dengan Ditandai dengan suka


Pemilihan tidak bisa mengonsumsi gorengan, makanan
makanan yang memonitoring diri daging ayam dan hati hanya bagian
salah yang kering.

Kesimpulan : Dari hasil diagnosa gizi dapat disimpulkan bahwa domain yang paling
diutamakan adalah domain perilaku. Diharapkan dengan perbaikan dan peningkatan
pengetahuan yang berhubungan dengan pemilihan makanan terkait gizi maka dapat
memperbaiki Intake makanan dengan pola makan bergizi seimbang.

C. INTERVENSI GIZI
1. Planning
a. Terapi Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
Terapi Diet : Diet TKTP
Bentuk Makanan : Makanan Lunak
Cara pemberian : Pemberikan melalui oral
Frekuensi : 3x makan utama, 2x snack

b. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit ca adalah untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi normal dengan cara :
1) Memberikan makanan seimbang sesuai dengan keadaan panyakit serta
daya terima pasien.
2) Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
3) Mengurangi rasa mual muntah
4) Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap pemilihan
makanan terkait gizi.

c. Syarat/prinsip Diet
1. Energi diberikan tinggi sesuai kebutuhan sebesar 2064.95 kkal yang
dihitung berdasarkan Rumus Haris Bennedict dengan memperhatikan
aktifitas fisik (1.2) dan faktor stress (1.4) serta penambahan energi 10%.
Energi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan basal metabolisme
pasien, menghasilkan kalori siap pakai sebagai bahan bakar guna
memenuhi kebutuhan energi bagi pemulihan pasien selama kemoterapi,
serta untuk mempertahankan status gizi pasien.
2. Protein diberikan tinggi sebesar 77.43 g (15%) dari total energi. Protein
tinggi diberikan untuk memperbaiki jaringan yang sudah rusak, sebagai
cadangan energi, sebagai pembentuk jaringan guna menggantikan
populasi sel berproliferasi cepat yang rusak apabila pasien menjalani
terapi seperti kemoterapi, sebagai pengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit, serta sebagai sistem pembentukan sistem imun.
3. Lemak diberikan tinggi sebesar 45.88 gram (20%) dari total energi.
Lemak diberikan sebagai bahan bakar metabolik untuk memberikan
energi kepada sel-sel tubuh, sebagai komponen pembentuk hormon,
sebagai pengatur suhu tubuh, sebagai cadangan simpanan energi untuk
mempertahankan simpanan proteinnya sehingga protein tubuh tidak
dikatabolisme.
4. Karbohidrat diberikan sebesar 335.55 gram (65%) yang dijadikan
simpanan energi dalam bentuk glikogen yang ada di dalam hati dan otot
disamping fungsi utamanya yaitu sebagai penghasil energi.
5. Vitamin A diberikan sebanyak 600 RE (AKG) yang diperlukam sebagai
antioksidan yang digunakan untuk menangkal radikal bebas pemicu
pertumbuhan sel kanker, melawan infeksi dan bakteri serta
mempertahakan kesehatan jaringan epitel.
6. Vitamin E diberikan 15 mcg (AKG) sebagai antioksidan sehingga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh pasien, mencegah radikal bebasakibat
bahaya karsinogenik dari sel kanker, merangsang reaksi yang
berhubungan dengan metabolisme sel dalam tubuh, berperan dalam
biologik utama dan melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dan
komponen membran sel lainnya dan oksidasi radikal bebas.
7. Vitamin C diberikan 75 mg (AKG) yang digunakan untuk meningkatkan
sitem imun, sebagai antioksidan, membantu penyerapan zat besi, serta
memberikan kekuatan pada dinding pembuluh darah.
8. Cairan 35 cc/kg BB = 1820 ml. Cairan membantu melarutkan makanan
ketika proses pencernaan dan pernyerapan makanan, melarutkan
vitamin yang larut dalam air terutama vitamin c.

d. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

No Kebutuhan Rumus
1 Energi BMR = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x U)
(Rumus HB) = 655 + (9.6 x 45.5) + (1.8 x 150) – (4.7 x 52)
= 655 + 436.8 + 270 – 244.4
= 1361.8 – 244.4
= 1117.4 kkal

TEE = BMR x AF x FS
= 1117.4 kkal x 1.2 x 1.4
= 1877.23 kkal

Penambahan Energi = 10% x 1877.23 kkal


= 187.72 kkal

Keb. Energi Total = 1877.23 kkal + 187.72 kkal


= 2064.95 kkal
3 Protein Kalori Protein = 15% x 2064.95 kkal
= 309.74 kkal
Kebutuhan Protein = 309.74 kkal / 4 kkal/gram
= 77.43 g
4 Lemak Kalori Lemak = 20% x 2064.95 kkal
= 412,99 kkal

Kebutuhan Lemak = 412.99 kkal / 9 kkal/gram


= 45.88 gram
5 Karbohidrat Kalori KH = ( Energi – Protein + Lemak ) x 2064.95 kkal
= (100% - (15% + 20%)) x 2064.95 kkal
= 65% x 2064.95 kkal
= 1342.21 kkal

Kebutuhan KH = 1342.21 kkal / 4 kkal/gram


= 335.55 gram

e. Edukasi Gizi
 Topik : diet penyakit kanker (TKTP)
 Sasaran : Pasien dan keluarga
 Waktu : ± 30 menit
 Peraga : Leaflet/food model
 Edukasi : ceramah, diskusi dan tanya jawab
 Materi :
o Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan (perlu
dihindari)
o Kebutuhan zat gizi pasien dan pentingnya peranan zat gizi
bagi pasien.
FORMAT MENU

Bahan Berat
Waktu Menu E (Kkal) P (g) L (g) KH (g)
Makanan (g)

Sarapan Nasi Tim Beras 30 107,1 2,52 0,24 23,1

07.00 Ayam suir Daging ayam 25 48,75 7,39 2,14 -

Dan   Minyak 2,5 21,75 0,03 2,34 -


Sup
09.00 Buncis 50 17 1,2 0,15 3,6
sayuran
    Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
  TOTAL     212,6 11,64 5,17 30,65
  TOTAL x2     425,2 23,28 10,34 61,3
               

Snack Nagasari Tep. Beras 25 91 1.8 0.1 20

10.30 Santan 25 30.5 0.5 2.5 1.9


  Pisang raja 50 49.5 0.6 0.1 12.9

  Gula pasir 15 54.6 - - 14.1

  Sari jeruk Jeruk manis 120 54 1.1 0.2 13.4

  TOTAL     279.6 3.9 3 62.3


               
Makan
Nasi Tim Beras 30 107,1 2,52 0,24 23,1
siang
Telur
12.00 Telur 30 46,2 3,72 2,88 0,21
rebus
Dan   Wortel 25 9 0,25 0,15 1,98
Tumis
Kacang
14.00 kacang 70 21,7 1,61 0,07 3,71
panjang
panjang
    Tauge 20 4,6 0,58 - 0,82
    Minyak 2,5 21,75 0,03 2,34 -
  Buah Jeruk 150 67,5 1,35 0,3 16,8
  TOTAL     277,85 10,06 6,98 46,62
  TOTAL x2     555,7 20,12 13,96 93,24
               
Bola-bola
Snack Ubi 100 154 1 0,3 36,8
ubi
16.00   Kelapa 20 36 0,8 6,26 2
    Gula 25 98,5 - - 23,4
  TOTAL     288,5 1,8 6,56 62,2
               
Makan
Nasi tim Beras 30 107,1 2,52 0,24 23,1
malam
Ikan
18.00 bumbu Ikan 35 35 4,78 0,98 0,63
bali
Dan   Minyak 2,5 21,75 0,03 2,34 -
Sayur
20.00 Bayam 50 8 0,45 0,2 1,45
bening
    Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05

    Labu kuning 40 20,4 0,68 0,2 4

  Buah Apel 100 57 0,5 - -


  TOTAL     258,75 9,36 4,06 31,23
  TOTAL x2     517,5 18,72 8,12 62,46
               
  TOTAL     2066,5 67,82 41,98 341,5

D. MONITORING EVALUASI GIZI

Parameter Target Pelaksanaan


Antropometri status gizi normal Setiap minggu
Fisik Klinik Mual muntah Setiap hari

Asupan Makanan Asupan makan mencapai 100% Setiap hari


dari kebutuhan
Rekomendasi Diet TKTP Setiap hari

III. PEMBAHASAN

Pasien merupakan seorang IRT. Pasien didiagnosa Ca Ovarium Residif post


Kemoterapi Paclikal Carboplatin V. Pasien telah melakukan operasi pengangkatan rahim pada
tahun 2019, telah melakukan kemoterapi sebanyak 5 kali. Pasien sering mengeluh mual,
setiap kali makan, berasa ingin muntah sehingga makanan nya walau dipaksakan masuk,
tetap ada yang keluar, ketika berbicara selalu meludah. Sehari-hari pasien suka
mengonsumsi bagian daging ayam, ati yang kering-kering sedangkan bagian daging ayam
dan ati yang empuk selalu tidak dimakan. Pasien dalam sehari hanya minum air 2 gls/hari.
BB satu bulan yang lalu 47,5 kg, setelah masuk rumah sakit menjadi 45,5 kg.
IV. PENUTUP
a. Kesimpulan
Pasien diberikan diet TKTP secara oral dalam bentuk makanan lunak, sesuai dengan
kebutuhan pasien, untuk mempertahankan status gizi pasien mencapai normal.

b. Saran
Semoga pasien dapat mematuhi diet yang diberikan.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Semarang.
2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi : Nutritional Care Process.
Yogyakarta.
3. Kementerian Kesehatan RI. 2017. Pedoman Proses Asuhan Gizi di Puskesmas.
Jakarta.
4. AKG (Angka Kecukupan Gizi). 2019.
5. Info pangan dan gizi vol III, 4 tahun 1996.

Anda mungkin juga menyukai