Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Geliga Sains 5(1), 32-40, 2017

 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau


ISSN 1978-502X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LEMBARAN KERJA


SISWA PADA MATERI GAYA DAN USAHA-ENERGI BERBASIS
PERALATAN BUDAYA LOKAL PADA MATA PELAJARAN
IPA FISIKA SMP

Fakhruddin Z1), Yennita2), Hendar Sudrajad3)


1,2,3)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Riau

e-mail: faruqfisika@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji validitas alat percobaan dan Lembar Kerja Siswa yang
dihasilkan dari penelitian yang berbasis peralatan budaya tradisional pada topik gaya, hukum
newton dan usaha-energi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
atau Reseacrh and Development. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium pendidikan fisika
PMIPA FKIP Universitas Riau dengan subjek penelitian media percobaan berbasis peralatan
budaya tradisional pada topik gaya, hukum newton serta usaha dan energi dengan sumber data 3
orang pakar pendidikan fisika dan dua guru senior sebagai validator Adapun analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mengkategorikan skor rata-rata validitas dari alat
percobaan dan lembar kerja siswa pada materi gaya, hukum newton dan usaha-energi berbasis
peralatan budaya tradisional. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh skor rata-rata
dengan kategori baik dan sangat baik, baik untuk validitas alat percobaan maupun untuk lembar
kerja siswa untuk semua aspek yang dinilai. Hal ini menunjukkan alat percobaan dan lembar kerja
siswa berbasis peralatan budaya tradisional valid dan dapat digunakan sebagai alat percobaan dan
lembar kerja siswa fisika SMP.

Kata Kunci: alat percobaan, budaya tradisional, Lembar Kerja Siswa, validasi

Abstract

The purpose of this study was to examine the validity of experimental tools and student worksheets resulting
from research based on traditional cultural tools on the topic of force, newton’s law, work and energy. The
research method used is research and development or Reseacrh and Development. This research was
conducted in physics education laboratory of PMIPA FKIP University of Riau with the subject of experiment
media research based on traditional culture equipment on the topic of force, newton’s law, work and energy
with data source three physics education experts and two senior teachers as validator. The data analysis
used is descriptive analysis that categorizes the average validity scores of experimental tools and student
worksheets on force, newton’s laws, work and energy based of traditional cultural equipment. Based on data
analysis, the research results obtained the average score with good category and very good, both for the
validity of the experimental tool and for the student worksheet for all aspects. It shows experimental tools
and student worksheets based on traditional cultural tools are valid and can be used as experimental tools
and worksheets of junior physics students.

Keywords: experimental tools, traditional culture, student worksheets, validation

1)
Komunikasi Penulis
Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran... 33

Pendahuluan yang beranggapan bahawa pengetahuan dibina


didalam diri pelajar (kablan & Kaya, 2014).
Fisika adalah bagian sains yang Peneliti pendidikan fisika telah
mempelajari cara mencari tahu tentang alam menunjukkan bahwa siswa memiliki beberapa
secara sistematis, sehingga sains bukan hanya kesulitan dan miskonsepsi pada konsep fisika
penguasaan kumpulan pengetahuan yang dalam mekanika diantaranya pada materi Gaya
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau (Semih, 2015). Kajian yang lain tentang
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan pemahaman siswa terhadap konsep fisika
suatu proses penemuan. Oleh karena itu menunjukkan bahwa banyak siswa memiliki
pendidikan sains harus menekankan pada miskonsepsi pada berbagai konsep yang
pemberian pengalaman langsung untuk merupakan dasar bagi pengetahuan mendalam
mengembangkan kompetensi agar siswa tentang fisika; seperti saat ini diakui secara
mampu menjelajahi dan memahami alam luas bahwa miskonsepsi pelajar dalam fisika
sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains yang menghambat pemahaman pelajar (Chee,
diarahkan untuk “mencari tahu” dan 2010; Simanek, 2008). Kesalahpahaman yang
“berbuat” sehingga dapat membantu siswa sama terjadi, mulai dari tingkatan rendah
untuk memperoleh pemahaman yang lebih sampai pada tingkatan universitas. Hal ini
mendalam tentang alam sekitar (Permendik menunjukkan bahwa proses pengajaran dan
nas, 2006). pembelajaran konvensional atau tradisional
Sudah menjadi pendapat umum bahwa tidak dapat mengatasi miskonsepsi jika fokus
fisika merupakan salah satu pelajaran yang pengajaran adalah tidak ditargetkan pada
kurang diminati (Afrizal Mayub, 2005). Salah miskonsepsi (Erol et al., 2015).
satu penyebabnya adalah fisika banyak Media pembelajaran sangat membantu
mempunyai konsep yang bersifat abstrak dalam proses pembelajaran fisika dengan
sehingga sulit membayangkannya. Oleh sebab fungsi memperjelas bahan pelajaran yang
itu, banyak siswa yang langsung saja bekerja sedang diajarkan (Yuliandari, 2012; Sukarno
dengan rumus-rumus fisika, tanpa mencoba & Sutarman, 2014). Anita (2009).
berusaha untuk mempelajari latar belakang Menyatakan bahwa, ”Media Pembelajaran
falsafah yang mendasarinya. Bila saja memiliki banyak jenis dan tidak ada satupun
konsep-konsep yang bersifat abstrak itu dapat media yang paling baik dibandingkan dengan
dibuat menjadi nyata sehingga mudah media yang lain. Setiap media memiliki
ditangkap oleh pancaindra, maka masalahnya keunggulan dan kelemahan masing-masing”
akan sangat berbeda, untuk itu diperlukan Guru dapat memilih dan menggunakan media
media pembelajaran. yang sesuai dengan kompetensi dasar, karak
Kesalahpahaman konsep pada siswa teristik siswa serta materi yang akan
yang wujud secara terus-menerus dapat disampaikan. Keberhasilan menggunakan
mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. media pembelajaran yang dikemukakan oleh
Menurut Luchembe et al. (2014) Pemahaman Sutjiono pada jurnal pendidikan sebagai
yang tepat dari konsep yang dipahami oleh berikut: Keberhasilan menggunakan media
siswa sangat penting untuk pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkat
konsep-konsep ilmiah lainnya. Pembelajaran kan hasil belajar tergantung pada (1) isi
yang tidak memperhatikan kesalahpahaman pesan, (2) cara menjelaskan pesan dan (3)
konsep menyebabkan kesulitan belajar dan karakteristik penerima pesan. Tidak berarti
akhirnya akan menyebabkan rendahnya hasil bahwa semakin canggih media yang
belajar siswa. Menurut Ephias & Tawanda digunakan akan semakin tinggi hasil belajar
(2014) kesalahpahaman pelajar terhadap atau sebaliknya. Media pembelajaran yang
konsep sains mengungkapkan bahwa sederhana lebih efektif dan lebih efesien jika
kesalahpahaman ini memiliki fitur-fitur umum dikemas dengan tepat serta disajikan kepada
seperti siswa sering sangat tahan terhadap siswa yang tepat pula.
pembelajaran tradisional. Pembelajaran Salah satu pembelajaran bersifat
tradisional yang menganggap bahawa penge kontekstual adalah pembelajaran berbasis
tahuan boleh dipindahkan secara menyeluruh budaya. Pembelajaran berasas budaya
dari pikiran guru kepada pikiran siswa perlu merupakan strategi penciptaan lingkungan
diubah menuju pandangan konstruktivisme belajar dan perancangan pengalaman belajar
34 Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran...

yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian medium yang secara harfiah berarti perantara
dari proses pembelajaran (Dirjen Dikti, 2004). atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan adalah perantara atau pengantar pesan dari
pada pengakuan terhadap budaya sebagai pengirim kepada penerima pesan (Sardiman,
bahagian yang fundamental bagi pendidikan, 2011). Media adalah suatu alat yang
ekspresi dan komunikasi suatu gagasan, serta mempunyai fungsi menyampaikan pesan.
perkembangan pengetahuan. pembelajaran Arsyad (2007) mengatakan bahwa
mengintegrasikan budaya lokal dalam proses media pendidikan alat bantu pada proses
pembelajaran bukan saja dapat meningkatkan belajar baik di dalam maupun di luar kelas
hasil belajar, namun bisa juga meningkatkan dalam rangka komunikasi antara guru dan
apresiasi terhadap budaya Tradisional/lokal siswa dalam proses pembelajaran. Dari
(Morales, 2014; Malaluan & Masangcay, beberapa pengertian media tersebut maka
2015). dapat disimpulkan bahwa media itu bisa
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berbentuk softwere maupun hardware dan
menyadari akan perlunya mengembangkan sebagai alat bantu proses belajar mengajar baik
media pembelajaran fisika berbasis budaya di dalam kelas maupun di luar kelas yang
lokal Riau, dengan demikian penulis ber berfungsi sebagai menyalurkan pesan yang
maksud membuat penelitian dengan judul dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
“Pengembangan Media Pembelajaran dan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
Lembaran Kerja Siswa pada Materi Gaya dan terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Usaha-Energi Berbasis Budaya Lokal pada Media pendidikan adalah sebuah alat
Mata Pelajaran IPA Fisika SMP, rumusan yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagai pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah
mana Pengembangan Media Pembelajaran dan proses komunikasi antara pembelajar, pengajar
Lembaran Kerja Siswa pada Materi Gaya, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
Usaha-Energi Berbasis Budaya Lokal pada berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
Mata Pelajaran IPA Fisika SMP. pesan atau media (Rusman, 2012).
Tujuan penelitian adalah untuk 1) Ashyar (2012), menyampaikan bahwa:
merancang media pembelajaran pada materi 1). media pembelajaran dapat memberikan
Gaya, Usaha-Energi dan Lembaran Kerja maklumat yang tepat. 2). Media Pembelajaran
Siswa berbasis budaya Lokal pada mata dapat menambah gaya tarik materi, sehingga
pelajaran IPA Fisika SMP yang layak dapat meningkatkan motivasi dan
digunakan dalam pembelajaran, 2) Membuat kecenderungan tersebut. kemudian dapat
dan menguji media pembelajaran pada Materi mengambil perhatian pelajar untuk fokus pada
Gaya, Usaha-Energi berbasis budaya Lokal mengikuti materi yang disampaikan, sehingga
pada mata pelajaran IPA Fisika SMP yang juga diharapkan belajar secara efektif akan
layak digunakan dalam pembelajaran dan 3) mengalami peningkatan. 3). Media boleh
Membuat dan menguji Lembaran Kerja Siswa merangsang pelajar untuk berfikir kritis,
pada materi Gaya, Usaha-Energi berbasis menggunakan imaginasi mereka, mempunyai
budaya lokal pada mata pelajaran IPA Fisika sikap dan lebih jauh dikembangkan, sehingga
SMP yang layak digunakan dalam akan menghasilkan kreativitas dan karya
pembelajaran. Kontribusi yang diharapkan dari inovatif. Sitanggang (2013) menyebutkan
penelitian ini adalah untuk menyediakan media bahwa media atau alat peraga adalah
pembelajaran dan Lembaran Kerja Siswa pada sebahagian dari media pembelajaran yang
materi Gaya dan Usaha-Energi berbasis didefinisikan sebagai semua objek (boleh
peralatan budaya lokal yang layak digunakan berupa benda manusia atau mati, objek)
di Sekolah Menengah Pertama, adapun teori sebagai perantara yang digunakan dalam
yang mendasari penelitian ini adalah media proses pembelajaran.
pembelajaran, pembelajaran kontekstual, dan
pembelajaran berbasis budaya lokal. Pembelajaran Kontekstual
Jonhson (2012) menerangkan bahwa
Media Pembelajaran pendekatan kontekstual adalah pendekatan
Kata media berasal dari bahasa Latin yang membolehkan pelajar mampu
dan merupakan bentuk jamak dari kata menghubungkan isi dari subjek-subjek
Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran... 35

akademik dengan konteks kehidupan seharian pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu
mereka dalam mencari makna. Sebagai sebuah gagasan, serta perkembangan pengetahuan.
pendekatan pembelajaran, pendekatan Belajar melalui budaya merupakan
kontekstual mem-punyai tujuh komponen yang strategi yang memberikan kesempatan siswa
perlu dikembangkan oleh guru diantarannya, untuk menunjukkan pencapaian pemahaman
(1) kontruktivisme, (2) mencari (inquiry), (3) atau makna yang diciptakannya dalam suatu
bertanya (questioning), (4) masyarakat belajar mata pelajaran melalui ragam perwujudan
(learning community), (5) pemodelan budaya. Belajar melalui budaya merupakan
(modelling), (6) refleksi (reflection), dan (7) salah satu bentuk multiple representation of
penilaian sebenarnya (authentic assessment) learning (Dirjen Dikti, 2004), atau bentuk
(Rusman, 2012). penilaian pemahaman dalam beragam bentuk.
Istiqomah, Lailatul (2009) menyam- Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan
paikan pembelajaran kontekstual merupa kan beragam bentuk perwujudan budaya. Menurut
konsep belajar yang membantu guru mengait Adhitama et al. (2015) Dalam belajar dengan
kan antara materi pembelajaran dengan situasi budaya, budaya dan perwujudannya menjadi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa media pembelajaran dalam proses belajar,
membuat hubungan antara pengetahuan yang menjadi konteks dari contoh-contoh tentang
dimilikinya dengan penerapannya dalam konsep atau prinsip dalam suatu mata
kehidupan mereka sehari-hari. Dari uraian pelajaran, serta menjadi konteks penerapan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip atau prosedur dalam suatu mata
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pelajaran. Tentunya pembelajaran dengan
memberikan penekanan pada penggunaan menggunakan budaya sebagai perwujudan
berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan, media sangat berkesan untuk membuat pelajar
permodelan, informasi dan data dari berbagai faham akan pelajarannya (Jasni & Zulikha,
sumber. 2013)
Pendekatan berasaskan konteks Provinsi Riau banyak sekali memiliki
bertujuan untuk mengembangkan dan peralatan yang digunakan dalam budaya
mempertahankan rasa kagum dan ingin tahu lokal, misalnya, kilangan, gelek, penumbuk
pada pelajar tentang dunia alam. Pendekatan padi, kisaran, pengusir burung, pemeras
berasaskan kontekstual bertujuan untuk santan, budaya-budaya lokal lainnya. Semua
mengembangkan dan mempertahankan rasa alat-alat dan budaya ini yang dulunya
kagum dan ingin tahu tentang alam (Eser & merupakan alat dan budaya yang dapat
Neslihan, 2014). Pada masa yang sama, mempersatukan masyarakat dalam sistem
konteks boleh membantu pelajar untuk ekonomi pada saat itu. Setelah dicermati alat-
menghubungkan pengetahuan saintifik dengan alat ini sangat kental dengan konsep-konsep
kehidupan nyata (Laguador, 2014; Korganci et fisika, dengan alat-alat ini bisa memper-
al, 2015; Hasruddin et al, 2015). Para siswa mudah penanaman konsep fisika pada siswa.
diperlukan untuk mendorong makna dengan
menggunakan konteks, sehingga membenar
kan "keperluan-untuk-tahu" pendekatan Bahan dan Metode
kandungan (Yigit, 2010). Dengan demikian,
minat dan sikap positif pelajar terhadap fisika Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
telah meningkat (Eser ÜLTAY, 2014). Pendidikan Fisika jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Tahun Ajaran 2016/2017.
Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Penelitian dilakukan mulai Juli sampai
Pembelajaran berbasis budaya November Tahun 2016. Sedangkan jenis
merupakan strategi penciptaan lingkungan penelitian yang digunakan adalah
belajar dan perancangan pengalaman belajar pengembangan R&D (Research & develop
yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian ment). Penelitian R & D digunakan untuk
dari proses pembelajaran. (Dirjen Dikti, menghasilkan produk tertentu atau
2004). Pembelajaran berbasis budaya menyempurnakan yang sudah ada (Sugiyono,
dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya 2012).
sebagai bagian yang fundamental bagi Berdasarkan pengembangan R&D
(Research & Development), peneliti melaku
36 Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran...

kan prosedur percobaan seperti Gambar 1. 2. Lembar penilaian Lembar Kerja Siswa
Objek penelitian mengenai pengembangan Lembar penilaian isi buku panduan
perangkat percobaan. Perangkat media mencakup :
pembelajaran fisika yang dikembangkan dalam 1. Konsep yang dikembangkan sesuai
penelitian ini terdiri atas tujuh komponen dari dengan tuntutann kurikulum
alat percobaan dan Lembaran Kerja Siswa. 2. Konsep yang dikembangkan sesuai
Instrumen penelitian yang dikembang dengan tuntutan kompetensi dasar
kan dalam penelitian ini adalah berupa angket 3. Materi praktikan sesuai dengan konsep
validasi instrumen alat percobaan dan lembar pelajaran
kerja siswa dengan menggunakan skala Likert. 4. Prosedur kerja sesuai dengan alat
Instrumen pengumpulan data meliputi: peraga
5. instruksi-instruksi cukup jelas dan
Validasi dapat dipahami.
Validitas suatu instrumen penelitian
adalah derajat yang menunjukkan dimana Teknik pengumpulan data dilakukan
suatu tes mengukur apa yang hendak diukur, menggunakan sumber primer dengan
suatu tes yang diukur bersifat valid tidak kuesioner validasi. Kuesioner (angket)
universal. validitas instrumen penilaian alat percobaan
dan Lembaran Kerja Siswa yang dilakukan
1. Lembar penilaian alat percobaan oleh 3 orang pakar Fisika di Universitas Riau
Penilaian alat percobaan meliputi, dan 2 orang guru Fisika setelah peneliti
keberfungsian, ukuran, kontruksi, melakukan peragaan percobaan.
kemudahan penggunaan, keamanan
penggunaan, ketepatan sebagai alat
percobaan, nilai ekonomis, nilai edukatif
dan psikologi, estetika, dan nilai
budayanya.

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


Masalah data Produk Desain

Uji coba Produk Uji coba Revisi


pemakaian Revisi produk Desain

Produksi
Revisi Masal
Produk

Gambar 1. Diagram Alur Prosedur Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan mean, penyimpangan standar, dan jarak antara
pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. angka terendah dan tertinggi (Creswell, 2010).
Analisis deskriptif terhadap data untuk Analisis data hasil validasi
variabel-variabel sebuah penelitian mencakup menggunakan kategori menurut Tabel 1 dan
penggambaran hasil penelitian yang berupa Tabel 2 dengan langkah-langkah sebagai
berikut dengan:
Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran... 37

Tabel 1 Kategori penilaian angket Tabel 2 Kategori validasi

No Kategori Skor Rentang Skor


No Kategori
1 Sangat Baik 5 Rata-rata
2 Baik 4 1 Sangat baik 4,2 5,0
3 Cukup 3 2 Tinggi 3,4 4,2
4 Kurang Baik 2 3 Cukup 2,6 3,4
5 Sangat Kurang Baik 1 4 Rendah 1,8 2,6
5 Sangat Rendah 1,00 1,8
1. Menjumlahkan tiap indikator angket Sumber: (Muhammad Isnaini Kasipahune, 2013)
validasi.
2. Mencari rata-rata tiap indikator angket
validasi. Hasil dan Pembahasan
3. Mencari rata-rata keseluruhan angket
validasi. Berdasarkan hasil penelitian, alat
4. Menentukan kategori rata-rata indikator percobaan berbasis peralatan budaya
berdasarkan Tabel 1 dengan menggunakan tradisional dinyatakan valid. Dari Tabel 3
skala Likert. diperoleh ketujuh media pembelajaran pada
kategori baik dan sangat baik,
Kategori validasi dapat dilihat seperti Tabel 2.

Tabel 3. Validitas alat percobaan

ALAT PERCOBAAN
No Validitas A B C D E F G RT
Rata-rata 4.64 4.8 4.66 4.72 4.74 4.82 4.74 4,72
1 Kategori B SB B SB SB SB SB SB

Tabel 4. Validitas LKS


No LKS
Praktikalitas A B C D E F G RT
Rata-rata 4.64 4.72 4.64 4.56 4.72 4.68 4.72 4.65
1 Kategori B SB B B SB B SB B

Keterangan:
A. Mengukur Gaya
B. Gaya gesekan
C. Gesekan gaya sentuh
D. Gaya Berat
E. Hukum Newton
F. Identifikasi energi kinetik dan potensial
G. Menemukan Konsep Usaha energi
38 Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran...

Alat ini sudah melalui tahap validasi dalam menggunakan media waktu, tenaga
sebanyak dua kali dengan beberapa kali dan biaya yang dikeluarkan sedikit
perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan mungkin.
oleh validator, ada beberapa saran dari b. Alat percobaan mudah digunakan oleh
validator antara lain siswa. Siswa dapat melakukan percobaan
1. Perbaikan mengenai ukuran alat, dimana secara mandiri dengan dituntun oleh
ukuran alat masih dinilai belum lembar kerja siswa. Alat percobaan tidak
proporsional oleh validator. perlu dirangkai oleh siswa sehingga
2. Keamanan dalam penggunaan juga mudah digunakan. Salisa Nun Shiha
mendapat tanggapan dari validator, (2014) menyatakan bahwa pemanfaatan
sebaiknya tidak ada bagian alat percobaan alat peraga pada mata pelajaran fisika
yang tajam dan runcing. dapat membuat siswa belajar dengan
3. Nilai estetika juga diperlukan dalam mendapatkan pengalaman langsung dan
mendesain alat percobaan, sebaiknya alat membangun pemahaman dengan sendiri
percobaan dibuat semenarik mungkin nya. Selain itu melalui kegiatan praktikum
sehingga menimbulkan motivasi dari dapat melatihkan kemampuan melalui
siswa. pendekatan ilmiah yang meliputi,
mengamati, menanya, mencoba, mengo
Hasil penilaian alat menunjukkan bahwa lah, dan aspek keterampilan lainnya.
seluruh alat peraga telah valid mencakup c. Perangkat percobaan ini berbasis pada
validitas isi (keberfungsian dan ketepatan budaya tradisional yang ada di Riau.
sebagai alat percobaan, serta nilai kebudayaan) Sebagian siswa telah mengenal alat
dan validitas konstruk (ukuran, kontruksi dan tersebut dalam bentuk yang nyata. Ketika
estetika). Dengan kategori nilai sangat baik siswa melihat alat peraga ini sebagian
Artinya alat peraga yang dibuat telah valid dan besar telah mengetahui cara menggunakan
mampu menunjukkan gejala fisis dari konsep alat ini sehingga dengan alat ini terjadilah
gaya, hukum newton dan usaha-energi. pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
Media pembelajaran sebelum digunakan berbasis budaya dilandaskan pada
harus valid. Hal ini sesuai dengan pernyataan pengakuan terhadap budaya sebagai
Sugiono 2014, validitas bertujuan mengukur bahagian yang fundamental bagi pendidi
ketepatan instrumen yang digunakan, artinya kan, ekspresi dan komunikasi suatu
media yang digunakan dapat mengukur apa gagasan, serta perkembangan
yang diukur secara tepat dan benar. pengetahuan. pembelajaran mengintegrasi
Media pembelajaran yang digunakan kan budaya tempatan dalam proses
untuk menunjang pembelajaran tidak hanya pembelajaran bukan saja dapat
valid tetapi juga harus praktis. Menurut Nana meningkatkan hasil belajar namun bisa
Sudjana (2007) media pembelajaran yang juga meningkatkan apresiasi terhadap
praktis adalah media pembelajaran yang jelas budaya Tradisional/ lokal (Morales, 2014;
sehingga mudah dipahami siswa, memberikan Malaluan & Masangcay, 2015).
pengalaman belajar yang nyata dan dapat d. Alat percobaan dibuat dalam ukuran yang
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada proporsional. Tidak terlalu kecil untuk
setiap anak. dijadikan sebagai alat percobaan. Serta
Ada beberapa hal yang harus diketahui tidak terlalu besar untuk dipindahkan dan
pada alat percobaan yang dikembangkan yaitu: disimpan. Alat juga dapat disimpan di
dalam lemari atau juga dapat dipajang.
a. Alat percobaan sudah berupa alat utuh e. Alat percobaan ini terbuat dari bahan
yang dirangkai, alat dapat langsung yang tahan terhadap benturan ringan.
digunakan untuk percobaan. Sehingga Benturan yang dimaksud disini bukan
tidak memerlukan waktu yang lama untuk merupakan benturan yang kuat melainkan
merangkai alat. Syaiful Bahri (2006) benturan ringan hingga sedang. Sehingga
mengungkapkan bahwa salah satu faktor alat ini tidak mudah pecah dan aman
yang perlu dipertimbangkan dalam digunakan oleh siswa.
memilih alat bantu adalah efisiensi yakni
Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran... 39

Penilaian LKS mencakup validitas isi Anita, S., 2009. Media Pembelajaran. UNS
dan validitas kontruk. Validitas isi dan Press. Surakarta.
validitas kontruk juga melalui dua tahap Arsyad, A., 2007. Media Pembelajaran. Raja
validasi. Pada validasi pertama, validator Grafindo Persada, Jakarta.
memberikan saran agar foto alat peraga & Ashyar, R., 2012. Kreatif Mengembangkan
cover LKS diperbaiki lagi agar terlihat Media Pembelajaran. Referensi,
menarik. Hasil penilaian ini menunjukkan Jakarta.
bahwa konsep dalam LKS dan tahapan- Chee, T. C., 2010. Common Misconceptions in
tahapan percobaan dapat membantu siswa Frictional Force among Univer sity.
dalam memahami konsep gaya, hukum Creswell, John., 2010, Research Design
Newton dan usaha-energi. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Pada tahap pertama validasi, validasi Mixed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
konstruk LKS belum dinyatakan valid dan Dirjen Dikti, 2004. Pedoman Pengintegrasian
terdapat beberapa saran dari validator. Pembelajaran Berbasis Budaya dalam
Berdasarkan saran tersebut dilakukan perbai Pembelajaran.
kan, sehingga validitas konstruk dapat dinyata Ephias, G & Tawanda, M., 2014. Pedago gics
kan valid. Artinya LKS telah dapat of chemical bonding in Chemistry;
menimbulkan ketertarikan kepada siswa untuk perspectives and potential for progress:
mempelajari dan memahami konsep gaya, The case of Zimbabwe secondary
hukum newton dan usaha-energi. education. International Journal of
Secondary Education 2(1):11-19.
Zimbabwe.
Kesimpulan dan Saran Erol, T., et al., 2015. The effects of classic and
web-designed conceptual change texts
Berdasarkan data yang telah on the subject of water chemistry.
dikumpulkan dan analisis data pada International Electronic Journal of
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat Elementary Education 7(2): 263-280.
disimpulkan bahwa alat percobaan dan Lembar Turkey.
Kerja Siswa pada matari gaya, hokum newton Eser ÜLTAY, 2014. Context-Based Physics
dan usaha energi dinyatakan, hal ini mengacuh Studies: A Thematic Review of the
pada tingkat kategori media berada pada Literature. Journal of Education.
kategori baik dan sangat baik untuk semua Giresun, Turkey,
aspek penilaian. Perangkat percobaan ini telah Eser, U. & Neslihan, U., 2014. Context-Based
teruji validitas sehingga dapat digunakan Physics Studies: A Thematic Review of
sebagai perangkat percobaan dan Lembar the Literature. Hacettepe Üniversitesi
Kerja Siswa dalam pembelajaran fisika SMP Eğitim Fakültesi Dergisi (H. U. Journal
pada topik Gaya, Hukum Newton dan usaha- of Education) 29(3): 197-219.
energi. Jasni, A & Zulikha, J., 2013. Utilising Wayang
Berdasarkan simpulan yang diperoleh Kulit for Deep-Learning in Mathe
penulis merekomendasikan guru untuk matics. Proceedings of the World
menguji kepraktisannya dan selanjutnya dapat Congress on Engineering 2013 Vol II:
menggunakannya dalam proses pembelajaran London.
di sekolah. Jonhson, Elaine B., 2012. Contextual Teaching
and Learning: Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengajar Mengasyikkan dan
Daftar Pustaka Bermakna. Kaifa. Bandung.
Kablan, Z & kaya, S. 2014. Preservice
Adhitama, E., Nur Aini, A & Widarwati, G. Teachers’ Constructivist Teaching
2015.. “Wayang Saintis” The Learning Scores Based on Their Learning Styles.
Media Based On Culture As An Australian Journal of Teacher Educa
Illustration Of Scientist For Physics tion 3(12): 66-76. Kocaeli University.
Teaching. 15th Indonesian Scholars Lagaudor, J., M., 2014. Cooperative Learning
International Convention, London. Approach In An Outcomes-Based
Environment. International Journal of
40 Fakhruddin, Yennita, Hendar S. Pengembangan Media Pembelajaran...

Social Sciences, Arts and Humanities Semih DALAKLIOĞLU, Neşet DE MİRCİ,


2(2): 46-55. Philippines. AyşeGül ŞEKERCİOĞLU. 2015.
Luchembe, D. et al., 2014. The Effect of Using Eleventh Grade Students’ Difficulties
Concept Mapping on Student’s Attitude and Misconception about Energy and
and Achievement When Learning the Momentum Concepts International
Physics Topic of Circular and Rotational Journal on New Trends in Education
Motion. European J of Physics Educa and Inter national Journal on New
tion 5(4): 10 – 29. Zambia. Trends in Education and Their
Malauluan, N., E & Masancay, D., B., 2015. Implications. January 2015 Volume: 6
Physics Instruction Utilizing Culture- Issue: 1 Article: 02 ISSN 1309-6249.
Based Pedagogy. Asia Pacific Journal Simanek, D. E., 2008. Student Misconcep
of Multidisciplinary Research 3(4): 50- tions Induced By Teachers and
58. Batangas State University. Textbook.
Mayub, Afrizal, 2005. e-Learning Fisika Sitanggang, Ahmadi, 2013. Alat Peraga
Berbasis Macromedia Flash MX. Matematika Sederhana untuk Sekolah
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Dasar, Sumatera Utara: Lembaga
Morales, M., P., E., 2014. The Impact of Penjaminan Mutu Pendidikan.
Culture and Language Sensitive Physics Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
on Concept Attainment. International Pendidikan, pendekatan kuantitatif
Journal of Learning, Teaching and kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Educational Research 2(1):1-29. Sukarno & Sutarman, 2014. The Development
Philippine Normal University. of Light Reflection Props As A Physics
Permendikbud, 2006. Peraturan Menteri Learning Media In Vocational High
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun School Number 6 Tanjung Jabung
2006, tentang standar isi. Timur. Inter national Journal of
Nana Sudjana, 2007. Dasar-dasar Proses Innovation and Scientific Research
Belajar Mengajar. Sinar Baru, Bandung. 12(2): 346-355. Indonesia.
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Mengembangkan Profesionalisme 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Guru. PT Raja Grafindo Persada, Rineka Cipta, Jakarta.
Jakarta. Yigit, N., 2010. Developing presentation skills
Salisa Nun Shiha, 2014. Pengembangan Alat of student teachers through micro-
Peraga Percepatan Benda untuk teaching method. Energy Education
Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Science and Technology Part B: Social
Materi Hukum Newton Tentang Gerak. and Educational Studies, 2, 55-74.
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Yuliandari, Karina, 2012. Media sebagai Alat
(JIPF). ISSN: 2302-4496 Vol. 3(2): bantu Pengajaran Fisika. Universitas
180-184. Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai