Anda di halaman 1dari 20

PENGERTIAN DAN HAKEKAT METODE PENELITIAN

1. Pengertian Metode

Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara
atau jalan menuju suatu jalan. Secara terminologi, menurut Rosady Ruslan (2008: 24)
metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis)
untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan
jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya. Sedangkan menurut Kuntowijoyo metodologi atau science of methods
adalah ilmu yang membicarakan jalan dan cara (Basri, 2006: 1). Sedangkan menurut
Arif Subyantoro dan FX. Suwarto (2007: 65) metode adalah cara kerja untuk dapat
memahami objek penelitian dengan langkah-langkah sistematis. Kumpulan metode
disebut metodik, dan ilmu yang mempelajari metode-metode disebut metodologi.

2. Pengertian Penelitian

Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten
(Rasady Ruslan, 2008: 24). Dapat diambil kesimpulan dari pembahasan tersebut,
bahwa sistem dan metode yang dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan
materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan metodologi ilmiah. Pada sisi lain
dalam kegiatan untuk menemukan hal-hal yang baru merupakan prinsip-prinsip tertentu
atau solusi (pemecahan masalah) tersebut penelitian. Jadi metode penelitian adalah
cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Banyak definisi tentang penelitian
tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai
upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan
didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan
yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data,
serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis


dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-
langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan
pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris
jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh
logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.

 
METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik
pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data.
Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic, metede survey dan metode
eksperimen. Metede historik digunakan jika data yang dipergunakan terutama yang
berkaiatan dengan masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan
terutama adalah studi dukumenter atau mungkin juga studi artifak.

Metode survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian
dilakukan. Data dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik seperti wawancara dan
pengamatan atau observasi. Metode survey ini dapat berupa survey deskriptif dan
dapat juga survey analitif. Metode eksperimen digunakan jika data yang digunakan jika
data yang diinginkan sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau
ransangan untuk pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau disebut juga
perlakuan (reatmen) jadi dalam eksperimen akan dicari hubungan sebab akibat anatara
variable bebas dan variable terikat. Penelitian yang akan mencari hubungan sebab
akibab tersebut.

KARAKTERISTIK PENELITIAN

Penelitian memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan aktivitas pada


umumnya. Karena itu dalam membuat proposal maupun laporan penelitian, peneliti
hendaknya memperhatikan karakteristik yang terkandung di dalamnya.

1. Penelitian harus Sistematis

Proposal maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas yang terstruktur,


mengandung unsur-unsur yang merupakan butir-butir pemikiran dan aktivitas. Unsure-
unsur tersebut harus diungkapkan secara runtun dan dilakukan secara bertahap,
dipaparkan secara berurutan, sehingga terlihat dan terasa jelas alur pikirannya dan
mudah dipahami oleh pembaca (transferable).

2. Penelitian harus Logis dan Rasional

Penelitian harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur pikir yang benar dalam
arti adanya kesesuaian antara instrumen, prosedur penelitian yang digunakan dengan
hasil penelitian yang diperoleh, sehingga memiliki alur pikir yang benar dan bisa dinalar.
Setiap pilihan dan keputusan harus logis dan rasional. Proposal atau laporan penelitian
harus mengandung penjelasan yang logis atau alas an yang kuat dalam menetapkan
pilihan, langkah, dan prosedur penelitian.

3. Penelitian harus Empirik

Proposal atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau berkenaan dengan dunia
nyata yakni dunia yang dapat diobservasi dengan indra, sehingga setiap orang dapat
mengindranya.konsep-konsep atau istilah-istilah penelitian harus sudah secara tegas
diaplikasikan ke dunia penelitian, jangan masih bersifat umum atau mengambang.

4. Penelitian Bersifat Redukatif

Aktivitas penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan menghilangkan


keraguan menjadi kepastian, dari ketidaktahuan atau ketidakjelasan suatu objek
pengamatan menjadi jelas. Hal ini dikarenakan aktivitas penelitian yang sistematis
untuk memperoleh data sehingga mampu memberi pernyataan yang logis dan rasional.

5. Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable

Replicable maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable dapat dipahami untuk dapat
digunakan hasil penelitiannya. Untuk itu laporan penelitian harus dapat dan mudah
dipahami oleh para pembaca. Sehingga penelitian harus bersifat terbuka dan dibuat
laporannya untuk dipublikasikan.

6. Penelitian harus Memiliki Kegunaan

Pengungkapan tentang kegunaan suatu penelitian harus secara jelas dinyatakan baik
dalam proposal maupun laporan penelitian. Minimal suatu penelitian harus memiliki
kegunaan praktis dalam arti mampu memberi rekomendasi, saran kepada komunitas,
kelompok atau institusi dalam meningkatkan kualitas hubungan atau pelayanan
publiknya. Di samping itu penelitian bisa mempunyai manfaat akademik atau teoritik
untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada beberapa hal
dalam melakukan aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis

2. Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal mutlak dan
hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji kebenarannya.
3. Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan dengan nilai-
nilai baik atau buruk.

4. Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum memiliki


kekuatan dasar-dasar pembuktian.

5. Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan pernyataan dan
pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah yang baku.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Penelitian adalah suatu prses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau
mendapatkan jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu. Lankah-langkah yang
dilakukan ini harus sesuai dan saling mendukun satu sama lainya, agar penelitian yang
dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memedai dan memberikan kesimpulan-
kesimpulan yan tidak meragukan. Adapun langkah-langkah ini pada umumnya sebagai
tersebut dibawah ini

1. identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah


2. penelaah kepustakaan
3. penyusunan hipotesis
4. identifikasi, klasifikasi, dan pemberi devinisi operasional variable-variabel
5. pemilihan atau pengambengan alat pengambilan data
6. penyusunan rancangan penelitian
7. penentuan sample
8. pengumpulan data
9. pengolahan lahan dan analisis data
10. interpreasi hasil analisis
11. penyususnan laporan
 

RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Menurut penggunaannya
Jenis penelitian jika dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi:
a. penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research)

LIPI memberi devinisi sebagai berikut:


Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengatahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tuajuan
praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak dapat segera dipakai kecuali
untuk jangka waktu panjang.
b. penelitian terapan(applied research)

batasan yang diberikan lipi ialah: penelitian terapan adalah setiap penelitian yan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti
hasilnya diharapkan segera dicapai untuk keperluan praktis.

1.  menurut penggunannya
jenis penelitian dilihat dari metodenya adalah sebagai berikut:
a. penelitian histories

b. penelitian filsofis

c. penelitian observasional

d. penelitian experimental

3. menurut sifat penelitiannya

sesuai dengan tugas penelitian yaitu untuk memnerikan menerangkan meramalkan dan
mengatasi permasalahan atau persalan maka penelitian dapat digolongkan dari sudut
pandang ini sehingga penggolongan ini bias mencangkup penggolongan yang disebut
terdahulu. Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang
sesuai.
Ada delapan jenis penelitian itu yaitu:

a. penelitian histories

b. penelitian deskritif

c. peneltian perkembangan

d. penelitian kasus dab penelitian lapangan

e. penelitian korelaional

f. penelitian kausal-komperatif

g. penelitian experimental
h. penelitian tindakan

HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH

Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia.  Sifat tersebut
akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia
yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep,
prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat
adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari
kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah;
(2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat
membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal
dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang
lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua
pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua
teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa
sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan
pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan
logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu
pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita.
Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari
fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional
dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan


cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki
nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika
dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah
melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang
masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang
benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat
pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis
melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan
berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis


dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang
mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-
langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan
pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris
jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh
logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses


berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka
landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan
metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan
penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu
pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus
dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan  fakta).

Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-langkah


penelitian yaitu:

1.    Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya. Tanpa adanya


masalah tidak akan terjadi penelitian, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan
masalah. Rumusan masalah penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan..
2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) atas
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis penelitian dapat diperoleh dengan mengkaji
berbagai teori berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah.
Peneliti menelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari sejumlah literatur, jurnal dan
sumber lain berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar
dalam merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai alternatif
jawaban atas masalah.
3.    Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan
menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang diperlukan diarahkan
oleh makna yang tersirat dalam rumusan hipotesis. Data empiris yang diperlukan adalah data
yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan
jenis data,  dari mana data diperoleh, serta teknik untuk memperoleh data. Data yang
terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan
keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.
4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap pertanyaan yang
diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atau
hasil penelitian. Temuan penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan.
Kesimpulan merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusun dalam
bentuk proposisi atau pernyataan yang telah teruji kebenarannya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah menggunakan prosedur
sistematis berlandaskan data empirik. Berdasarkan proses tersebut di atas, mulai dari
langkah kajian teori sampai pada perumusan hipotesis termasuk berpikir rasional atau
berpikir deduktif. Sedangkan dari verifikasi data sampai pada generalisasi merupakan
proses berpikir induktif. Proses tersebut adalah wujud dari proses berpikir ilmiah. Itulah
sebabnya penelitian dikatakan sebagai operasionalisasi metode ilmiah.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur keilmuan
dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan
penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:

1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan panca indera manusia.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi
menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat
digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu
penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah
ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara
kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam


memaknai penelitian antara lain:

1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya, seorang
kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang pendidikan orang
tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian
tetapi hanya sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya
merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya
yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah
menganalisis data. Data yang telah diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti
pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi tentang
implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan
yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan yang dihasilkannya
juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika
pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu
kesimpulan. Misalnya: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi
MBS; atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.
 

TUJUAN UMUM PENELITIAN

Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu
manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu (misalnya
memeriksa, menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh) sehingga
diperoleh suatu temuan berupa kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu
pengetahuan. Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum
penelitian yaitu:
1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-
betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan
kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang
menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu
penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap
gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji
efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di
Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam
ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam
pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu
(Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil
diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.
 

PERAN METODE ILMIAH DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Metode Ilmiah

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah
yang sistematis, teratur dan terkontrol. Menurut A. Nashrudin, S.IP, M,Si
(dossuwanda.wordpress.com ), Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian
disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai
berikut:

1. Berdasarkan fakta

2. Bebas dari prasangka

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa


4. Menggunakan hipotesa

5. Menggunakan ukuran objektif

6. Menggunakan teknik kuantifikas

Pengertian Metode Berfikir Ilmiah

Pengertian Metode Berpikir Ilmiah Secara etimologi, metode berasal dari bahasa yunani
yaitu kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu) dan hodos (jalan yang harus ditempuh).
jadi metode adalah langkah-langkah (cara dan teknis) yang diambil, menurut urutan
atau sistematika tertentu untuk mencapai pengetahuan tertentu, Metode menurut
Senn,merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah
merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode
ilmiah.Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa suatu pengetahuan baru
dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh melalui kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu ,tercantum dalam apa
yang dinamakan metode ilmiah. Pendapat lain mengatakan bahwa metode ilmiah
adalah sebuah prosedur yang digunakan ilmuwan dalam pencarian kebenaran baru.
Dilakukan dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru dan melakukan
peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.

Tujuan Penggunaan Metode Ilmiah

Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu pengetahuan bisa
terus berkembang seiring perkembangan zaman dan menjawab tantangan yang
dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan oleh para ilmuwan guna
mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan (sains) yang akan mempermudah
dari persoalan-persoalan manusia.

Metode ilmiah merupakan sebuah konsep dimana para ilmuwan mencoba untuk
meneliti disetiap masing-masing ilmu pengetahuan yang akan mengembangkan ilmu-
ilmu tersebut dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

 
Manfaat Metode Berpikir Ilmiah

Seperti diketahui bahwa berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan


pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja
pikiran,dengan menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus meng Update
pengetahuan menggali dan mengembangkannya. Sifat ingin tahu pada diri manusia
mendorong manusia mengungkapkan pengetahuan, meski dengan cara dan
pendekatan yang berbeda.M. Solly Lubis menjelaskan bahwa manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya karena dua hal: pertama, manusia mempunyai
bahasa yang dapat dijadikan media untuk mengkomunikasikan informasi dan jalan
pikirannya;dan kedua, manusia memiliki kemampuan berpikir berdasarkan suatu alur
dan kerangka berpikir tertentu, dengan kata lain, bahasa yang komunikatif dan
nalar memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya, dan nalar sebagai
bagian dari kegiatan berpikir memiliki dua ciri utama yaitu logis dan analitis Secara
historis, terdapat empat cara manusia memperoleh pengetahuan yang tadi disebut
sebagai pelekat dasar kemajuan manusia, keempat cara tersebut adalah:

1. Berpegang pada sesuatu yang sudah ada (metode keteguhan);


2. Merujuk kepada pendapat ahli (metode otoritas);
3. Berpegang pada intuisi(metode intuisi);
4. Menggunakan metode ilmiah.
Cara pertama Sampai cara ketiga, disebut sebagai cara kebanyakan orang, atau orang
awam dan cenderung tidak efisien, dan kurang produktif bahkan terkadang tidak
objektif dan tidak rasional. Sedangkan cara terakhir, yaitu metode ilmiah adalah cara
ilmiah yang dipandang lebih rasional, objektif, efektif dan efisien. Cara yang keempat ini
adalah cara bagaimana para ilmuwan memperoleh ilmu yang dalam prakteknya metode
ilmiah untuk mengungkapkan dan mengembangkan ilmu dikerjakan melalui cara kerja
penelitian.Bahwa manusia disadari atau tidak akan selalu menghadapi masalah,
manusia selalu dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya bagaimana
seorang nelayan agar bisa mendapatkan ikan yang banyak, petani agar tanamannya
tidak diserang hama dengan hasil yang memuaskan, termasuk bagaimana cara
mendidik anak tentu semua itu ada metode penyelesaiannya terlepas dari apakah
permasalahan itu, modusnya sama dengan yang pernah terjadi dulu sekalipun dengan
tantangan baru maka metode penyelesaiannya pun harus baru pula. Karena itulah
tuhan memberikan manusia akal pikiran, agar manusia mengoptimalkan fasilitas yang
sudah diberikan oleh tuhannya agar bisa menjawab tantangan zaman dan
permasalahan yang muncul dengan seting sosial dan modus yang berbeda pula.
Masalahnya bisakah manusia bercocok tanam, menangkap ikan, mendidik anak
dengan baik tanpa adanya metode tertentu dalam melahirkan pengetahuan. Dan
pengetahuan diperoleh melalui sebuah sistem tata fikir yang dilakukan manusia, oleh
karena itu, hal inimenunjukan bahwa penelitian ilmiah dengan metode ilmiah memiliki
peranan penting dan memberikan manfaat yang banyak dalam membantu manusia
dalam memecahkan permasalahannya. Pengetahuan mempunyai sistem dan ilmu
adalah pengetahuan yang sistematis, pengetahuan yang dengan sadar menuntut
kebenaran, dan melalui metode tertentu.
 

Prosedur Berpikir Ilmiah Penalaran rasional dan empiris

Prosedur berfikir ilmiah penalaran rasional dan empiris merupakan dua model yang
selalu menjadi sumber sekaligus metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan,
ilmu yang dihasilkan dari sumber tadi, selalu menuntut dilakukan observasi dan
penjelajahan baru terhadap masalah yang dihadapi dari pra anggapan
(hipiotesis/dedukasi), pengujian dilakukan melalui studi lapangan(empiris/induksi). Jadi
metode ilmiah adalah penggabungan antara cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif
(empiris) dalam membangun pengetahuan.Secara rasioanal maka ilmu menyusun
pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu
memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak. Dengan
demikian bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama yakni:

a) Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya


kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan; dan

b) Harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang sekiranya tidak didukung
oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

        Jadi logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan logika
induktif dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan dalam sebuah
sistem.Teori apapun konsistennya jika tidak didukung pengujian empiris maka tidak
dapat diterima kebenarannya secara ilmiah. begitupun sebaliknya seberapa pun
faktualitasnya fakta-fakta yang ada, tanpa didukung asumsi rasional maka ia hanya
akan menjadi fakta yang mati yang tidak memberikan pengetahuan kepada
manusia.Oleh karena itu, sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua
penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, yang
biasanya disebut hipotesis. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang kita hadapi, hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang
memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Hipotesis disusun berdasarkan  cara
kerja deduktif, dengan mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang sudah
diketahui sebelumnya. Penyusunan hipotesis berguna untuk menunjang terjadinya
konsistensi pengembangan ilmu secara keseluruhan dan menimbulkan efek kumulatif
dalam kemajuan ilmu. Hipotesis dapat menjadi jembatan pemanduan antara cara kerja
deduksi dan induksi.Langkah selanjutnya setelah penyusunan hipotesis adalah menguji
hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikannya, mengkomunikasikannya dengan
dunia fisik yang nyata, dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan. fakta-fakta ini bisa bersifat sederhana yang
bisa langsung ditangkap oleh panca indra ada juga yang harusmenggunakan alat
seperti teleskop dan mikroskop.Dengan adanya jembatan berupa penyusunan
hipotesis, metode ilmiah sering dikenal sebagai proses logico-hypofhetico-verifikafio
(logic, hipotetik, sekaligus verifikatif). Perkawinan berkesinambungan antara deduksi
dan induksi disebut dengan prosedur berpikir ilmiah. proses induksi diperlukan untuk
melakukanvverifikasi atau pengujian hipotesis di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris
untukmenilai apakah sebuah hipotesis didukung oleh fakta atau tidak.

Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

Merumuskan serta mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan.
Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan serta jelas.
Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan.

Mengadakan studi kepustakaan

Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti
sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. mencari
bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh seorang peneliti.

Memformulasikan hipotesa

Merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara-


cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih
berkembang, seperti ilmu ekonomi misalnya, pengujian hipotesa didasarkan pada
kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat
juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisit
terdapat dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut.
Data tersebut bisa saja data primer ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan
oleh peneliti.

Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta
yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.

Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih
serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode
percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh
peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah ataupun survei normatif, data
diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden, baik secara
langsung ataupun dengan menggunakan questionair.

Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi

Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa. Sebelum
analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa.
Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisa
dengan komputer. Sesudah data dianalisa, maka perlu diberikan tafsiran atau
interpretasi terhadap data tersebut.

Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-


penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan
generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk
diterima, ataukah hipotesa tersebut ditolak. Apakah hubungan-hubungan
antarfenomena yang diperoleh akan berlaku secara umum ataukah hanya berlaku pada
kondisi khususnya saja.

Membuat laporan ilmiah


Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-
hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik
tersendiri pula.

Metode ilmiah digunakan dalam berbagai bidang, seperti :

  Ilmu Biologi

  Manajemen Informatika

  Ilmu Komputer

  Persahaman

  Ilmu Sosial

  Farmasi

  Pertanian

  Pendidikan

  Ilmu Ekonomi

  Ilmu Pengetahuan Alam

Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah:

a)      Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang
ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan,
inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk logika yang menjadi
landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif
atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau
penalaran fenomena.

b)      Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung


pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif
mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang
dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.

c)      Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu


pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip
dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-
penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori
ilmu pengetahuan.

d)     Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang


ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum,
terbuka dan universal.

e)      Dirancang, Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu


pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode
ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.

f)       Akumulatif, Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll.


yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu
akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal,
tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat
dinamis dan terbuka.

 
Membedakan cara memperoleh pengetahuan tidak ilmiah dengan yang ilmiah
Dalam menulis karya ilmiah, tentu saja dibutuhkan informasi-informasi yang berkaitan
dengan hal yang diteliti. Informasi-informasi tersebut juga harus merupakan
pengetahuan ilmiah. Lalu, bagaimana cara membedakan pengetahuan yang ilmiah dan
yang tidak ? Bagaimana pula cara kita memperolehnya ? Sebenarnya pengetahuan
dapat kita peroleh dari mana saja sebagai referensi karya ilmiah, namun yang harus
diperhatikan adalah apakah informasi tersebut merupakan pengetahuan yang ilmiah
atau tidak. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam pengetahuan yang ilmiah pasti
berdasarkan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan ilmiah juga harus
bebas dari prasangka atau harus bersifat objektif. Itu berarti, pengetahuan yang tidak
ilmiah bukanlah berdasarkan fakta dan bersifat subjektif.

Disini saya akan memberikan contoh tentang proses terjadinya gempa bumi. Dalam
sudut pandang pengetahuan ilmiah, gempa bumi merupakan  getaran atau guncangan
yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seisemik. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan.
Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Sedangkan dalam sudut pandang
pengetahuan yang tidak ilmiah, gempa bumi sering dikaitkan dengan mitos-mitos
tertentu, tergantung dari mana mitos tersebut berasal. Misalnya mitos yang ada di
Afrika Barat, Sebagian orang Afrika Barat percaya bahwa bumi terletak di kepala
raksasa. Semua tanaman yang tumbuh adalah rambut raksasa itu. Sedangkan manusia
dan binatang adalah kutu-kutu yang berkeliaran di kepala raksasa itu. Si raksasa biasa
duduk menghadap ke Barat. Lalu, ke Timur lagi. Ulah raksasa ini membuat Bumi di
kepalanya terguncang atau terjadi gempa bumi. Berbeda dengan mitos yang ada di
Suku Indian, mereka percaya bahwa zaman dulu ketika sebagian besar bumi
merupakan lautan, Roh agung memutuskan untuk membuat daratan dengan danau dan
sungai yang dipangul oleh kura-kura. Suatu hari kura kura mulai bertengkar dan 3 kura-
kura berenang ke timur dan 3 lainya ke barat. Daratan pun bergetar, dan patah dengan
suara besar tapi daratan di pungung mereka terlalu berat dan begitu mereka sadar tidak
dapat berenang jauh mereka berhenti dan berbaikan lagi. Tetapi begitu mereka
bertengkar lagi maka sekali lagi gempa bumi pun terjadi.

 
Keunggulan dan keterbatasan serta peranan metode ilmiah dalam perkembangan ilmu
pengetahuan
Metode ilmiah memang selalu digunakan dalam penulisan karya ilmiah, namun metode
ilmiah juga memiliki keunggulan dan keterbatasan. Berikut ini, saya akan menjelaskan
keunggulan, keterbatasan, serta peranan metode ilmiah.

Keunggulan metode ilmiah :

1. Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia


2. Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
3. Dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul,
astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam
4. Dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
5. Dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara
terbuka, obyektif, dan toleran
6. Dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
7. Dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat
pernyataan yang benar menurut ilmiah
 

Kelemahan Metode Ilmiah :

a)      Metode ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat
menolak kesimpulan maka kesimpulan dianggap benar. tetapi kesimpulan ilmiah bisa
berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
b)      Metode ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan tentang baik buruk sistem nilai
dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan estetika

c)      Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib), 
dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.

d)     Terlalu bergantung pada objek yang ada

e)      Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai
contoh ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi adalah 35 derajat c,
namun apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca
dan suhu

f)       Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu
daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain.

g)      Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.

h)      Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan
alat bantu berupa peralatan yang menggunakan tehnologi canggih.

i)        Dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila
muncul teori lain yang dianggap lebih berguna

j)        Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio Dari uraian di atas dapat kita
simpulkan bahwa setiap teori selalu memiliki sisi positive dan negatif.

Kesimpulan

Pengertian dan Hakikat Metode Penelitian yaitu Rasa Ingin Tahu yang mendorong
terjadinya penelitian. Penelitian merupakan penyaluran hasrat keingintahuan manusia
dalam taraf keilmuan atau dapat juga diartikan sebagai mempertanyakan. Penelitian
merupakan suatu proses. Peneliti adalah orang yang melakukan kajian atau penelitian
atas berbagai fenomena-fenomena yang terjadi. Metode Penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 

Berfikir ilmiah harus bersifat skeptik, analitik, dan kritik. 


1. Skeptik yaitu selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung setiap
pernyataan 

2. Analitik yaitu selalu menganalisa setiap pertanyaan atau persoalan mana yang
relevan dan mana yang tidak relevan.

3. Kritik yaitu selelu mendasarkan pikiran dan pendapat kita pada logika dan teori-teori
dan mampu menimbang berbagai hal secara objektif berdasar data dan analisis akal
sehat (commonsense).

Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum


penelitian yaitu:

1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu


pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-
betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan
kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang
menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu
penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap
gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji
efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di
Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam
ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam
pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu
(Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil
diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.
Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan:

1. Rasional

2. Empiris 

3. Sistematis

Sifat Penelitian Ilmiah yaitu selalu mempertanyakan pengetahuan-pengetahuan yang


telah ada serta harus memerikasa kembali kemampuannya untuk membantu kita
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita hadapi pada saat ini dan esok, serta
bukannya bagaimana kemampuan memecahkan persoalan kemarin. Karena itu, sifat
peneliti ilmiah adalah berkemauan serta berkemampuan mempertahankan obyektivitas
hasil penelitian, berkemauan serta berkemampuan menyesuaikan diri dalam arti luas
serta bersifat terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Diambil dan adaptasi dari Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas
Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik  dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008

http://idtesis.com/langkah-step-dalam-metode-ilmiah/
Abdulloh, Taufik. Ilmu sosial dan tantangan zaman.2006. Jakarta: Rajawali Press

Anda mungkin juga menyukai