Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. ekonomi makro : membantu memberi pemahaman kepada pengambil keputusan atas kondisi
ekonomi makro di luar organisasi dan dampaknya pada keputusan organisasi. Indikator
kondisi ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran, tingkat bunga, dan
tingkat permintaan agregat dapat membantu pengambilan keputusan manajerial yang
tepat.
b. ekonomi mikro : mempelajari tentang perilaku pelaku ekonomi sebagai pengambil keputusan secara
individual. Pelaku ekonomi yang dimaksud adalah konsumen dan produsen. Ekonomi
mikro membantu pengambil keputusan dalam memahami perilaku konsumen sehingga
dapat diambil langkah yang tepat dalam pembuatan keputusan menciptakan produk baru
c. statistic : Matematika ekonomi membantu pengambil keputusan untuk menterjemahkan
permasalahan manajerial dalam bentuk yang lebih sistematis dan sederhana, yaitu dalam
bentuk persamaan matematika.
d. ilmu administrasi bisnis : Ilmu administrasi bisnis menyediakan analisis lingkungan bisnis dimana
perusahaan beroperasi melalui berbagai area fungsional dari ilmu ini, seperti Akuntansi,
Keuangan, Operasi, Pemasaran, dan Sumber Daya Manusia.
3. Sebutkan tahapan pembuatan keputusan dan berikan contoh berikut uraian setiap tahap keputusan.
Tahap 1: Mendefinisikan masalah
Masalah apa yang dihadapi manajer, siapa pembuat keputusan, apa konteks atau kondisi
keputusan, dan bagaimana hal itu mempengaruhi tujuan atau pilihan manajerial.
Contoh, pimpinan sebuah perusahaan obat-obatan mengundang para stafnya dalam sebuah
pertemuan untuk membahas tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk menghadapi
persaingan yang dinilai semakin ketat. Dalam kasus ini, permasalahan yang ingin dibahas tidak
terdefinisikan dengan baik karena langkah yang harus diambil bisa terkait dengan banyak hal,
seperti peningkatan penjualan, pengembangan produk, strategi menghadapi pesaing utama,
strategi penetapan harga, atau lainnya.
Tahap 2: Menentukan tujuan
Apa yang menjadi tujuan pembuat keputusan? Bagiamana pembuat keputusan menilai hasil dari
keputusan tersebut? Bagaimana bila tujuan yang ingin dicapai banyak dan saling bertentangan?
Contoh, dari pembahasan awal bagaimana tujuannya setelah menetapkan harga yang telah
disahkan apakah tujuannya bisa tercapai dengan visi misi perusahaan tersebut.
Tahap 3: Menggali alternatif
Apa saja alternatif tindakan? Variabel apa yang berada di bawah kendali pembuat keputusan?
Keterbatasan apa yang dihadapi dalam membuat pilihan?
Contoh, keputusan untuk fokus pada menjual obat penemuan baru akan terkait dengan keputusan
keuangan (investasi pada pengadaan mesin baru atau modifikasi mesin yang ada), pemasaran
(upaya membangun pasar baru atau mengedukasi konsumen), atau pengembangan staf, dan
seterusnya.
Apa konsekuensi dari setiap alternatif tindakan? Bagaimana hasil keputusan akan terpengaruh
bila kondisi berubah? Bagaimana kemungkinan setiap hasil bila ada ketidakpastian hasil?
Contoh, perhitungan laba dapat dilakukan dengan mengurangkan biaya dari pendapatan dan
alternatif yang memberikan selisih pendapatan dan biaya yang paling besar akan merupakan
alternatif terbaik yang dapat dipilih.
Tahap 5: Membuat pilihan
Setelah semua analisis dilakukan, selanjutnya dapat ditentukan tindakan yang dinilai sesuai.
Dalam banyak kasus pembuatan keputusan, tujuan dan hasil keputusan dapat dikuantifisir.
Dengan cara ini, sebuah perusahaan dapat menghitung laba berdasar tingkat harga dan produksi
yang direncanakan. Demikian juga, pihak pemerintah dapat menghitung manfaat neto (manfaat
dikurangi biaya) dari suatu program kebijakan. Dengan kata lain, pembuat keputusan dapat
menentukan alternatif tindakan dengan menggunakan enumerasi, yaitu menguji sejumlah
alternatif dan memilih satu yang paling sesuai dengan tujuan.
Hal apa yang menentukan pilihan tindakan yang optimal? Bagaimana keputusan optimal berubah
jika kondisi di dalam permasalahn dirubah? Apakah pilihan menjadi sensitif terhadap variabel-
variabel ekonomi kunci yang tidak pasti bagi pembuat keputusan?
Sangat penting untuk mengetahui dan menjelaskan “mengapa” keputusan tertentu yang diambil
mengingat keputusan akan tergantung pada tujuan yang ditetapkan, cara pembuat keputusan
menentukan struktur masalah (termasuk seperangkat pilihan yang dipertimbangkan), dan metode
dalam memperkirakan hasil.
4. Apa yang dimaksud dengan laba dan apa fungsinya bagi perusahaan?
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam
jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak,
kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto,
2003: 444).
Laba menjadi tanda (signal) adanya jumlah konsumen yang lebih banyak yang menginginkan
produk perusahaan. Dengan kata lain, peningkatan permintaan atas produk akan
meningkatkan pendapatan perusahaan dan akhirnya laba juga akan meningkat.
Laba juga berfungsi sebagai insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output yang
dihasilkannya atau untuk masuk ke dalam industri dalam jangka panjang. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya laba akan menjamin keberlangsungan hidup perusahaan.
Laba berfungsi sebagai imbalan atas efisiensi yang lebih besar. Sesuai dengan teori laba,
perusahaan yang dapat beroperasi secara lebih efisien akan menikmati laba. Efisiensi berarti
biaya yang lebih rendah, sehingga selisih dari pendapatan (yang merupakan besarnya laba)
juga akan meningkat.
Laba menjadi insentif bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan efisiensi. Terkait dengan
hal di atas, yaitu bahwa efisiensi akan menimbulkan laba, maka perusahaan akan selalu
terdorong untuk mencari cara meningkatkan efisiensinya supaya labanya juga meningkat.
5. Dengan mengacu pada konsep dasar tentang nilai perusahaan, jelaskan apa yang harus dilakukan
pihak manajemen perusahaan untuk bisa meningkatkan laba jangka panjang.
Keuntungan diperoleh dari hasil penjualan yang lebih besar dari ongkos produksi, dan kerugian
akan terjadi apabila hasil penjualan lebih sedikit dari ongkos produksi. Dalam usahanya untuk
mempoduksi barang-barang yang diperlukan dalam masyarakat, dan memperoleh keuntungan maksimum
dari usaha tersebut.
Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan
meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain karena laba tersebut dapat ditanam
kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dengan pembangunan teknologi yang semakin maju
membawa pengaruh yang besar terhadap produksi yang dihasilkan oleh industri. Seperti halnya industri
lain, setiap industri juga bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam
hal ini adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
Menurut teori ini, perusahaan yang menanggung risiko usaha di atas rata-rata juga akan
mempunyai laba di atas laba ekonomi normal. Laba ekonomi yang demikian dibutuhkan oleh
perusahaan untuk masuk dan bertahan di beberapa bidang yang memiliki risiko di atas rata-
rata.
2. Frictional Theory of Profit
Teori ini menyatakan bahwa laba timbul sebagai akibat dari adanya gesekan (friksi) atau
gangguan keseimbangan jangka panjang. Gesekan/gangguan dapat muncul dari bencana
alam, adanya krisis ekonomi dunia, atau perang.
Dalam kondisi terjadi bencana alam, permintaan akan bahan makanan, pakaian, dan selimut
meningkat untuk memenuhi kebutuhan para korban bencana. Perusahaan yang menghasilkan
produk-produk tersebut akan menerima laba sebagai akibat peningkatan permintaan.
3. Monopoly Theory of Profit
Perusahaan yang mempunyai kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menetapkan
harga tinggi dibandingkan dengan harga pada pasar dengan persaingan, sehingga perusahaan
dapat menerima laba lebih.
7. Apa yang dimaksud dengan titik optimum? Jelaskan bagaimana titik optimum dicapai dalam
pendekatan teknik optimisasi.
Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba jangka panjang atau memaksimumkan nilai
perusahaan. Namun tujuan tersebut dibatasi oleh kendala yang dimiliki oleh perusahaan, seperti
keterbatasan modal, personil ahli, pengetahuan, dan seterusnya. Oleh karena itu, perusahaan hanya bisa
mencapai tujuannya secara optimal. Untuk mencapai tujuan secara optimal, seorang manajer perlu
mengetahui teknik-teknik untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan perusahaan.
Teknik yang demikian disebut sebagai teknik optimisasi. Optimisasi merupakan tujuan
memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu sesuai dengan batasan yang dimiliki. Dalam bab ini
akan dibahas teknik-teknik optimisasi dengan beberapa pendekatan.
Teknik optimisasi merupakan suatu pendekatan kuantitatif yang dapat membantu pembuat
keputusan menentukan keputusan yang optimal terkait dengan suatu masalah manajerial. Langkah
pertama dalam menggunakan teknik optimisasi ini adalah meninjau cara- cara mengekspresikan
hubungan ekonomi.
Hubungan ekonomi menjelaskan keterkaitan antar variabel sesuai dengan kaidah ilmu
ekonomi. Misal, keterkaitan antara variabel jumlah yang diminta akan suatu barang dengan variabel
tingkat pendapatan individu, atau antara variabel tingkat konsumsi masyarakat dengan variabel
pendapatan nasional. Variabel-variabel yang dievaluasi biasanya dinyatakan dalam suatu simbol.
Simbol untuk suatu variabel dapat ditentukan sendiri, namun biasanya variabel-variabel yang sering
digunakan dalam hubungan ekonomi digunakan secara sama seolah sudah disepakati umum. Misal,
variabel jumlah barang yang diminta biasanya disimbolkan dengan Q (quantity), tingkat pendapatan
individu dengan I (income), tingkat konsumsi masyarakat dengan C (consumption), dan pendapatan
nasional dengan Y (National Income, untuk membedakan dengan I).
8. Jelaskan yang dimaksud dengan optimisasi dengan kendala. Berikan contoh kendala-kendala yang
mungkin dihadapi perusahaan dalam memaksimumkan laba.
Optimisasi yang telah dibahas di atas mengasumsikan bahwa perusahaan tidak mempunyai
kendala untuk menghasilkan berapapun tingkat output supaya laba maksimum. Dalam kenyataannya
tidaklah demikian. Setiap perusahaan mempunyai keterbatasan yang tidak memungkinkan perusahaan
tersebut untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Contoh: keterbatasan bahan baku yang dapat
diperoleh menyebabkan tingkat output tertentu tidak dapat dicapai. Atau keterbatasan jumlah tenaga
kerja yang dimiliki menyebabkan perusahaan tidak dapat menambah tingkat produksi. Keterbatasan-
keterbatasan semacam ini menjadi kendala bagi perusahaan untuk mencapai titik optimum.
9. Aktivitas A merupakan aktivitas ekonomi yang memiliki fungsi Total Benefit (TB) dan Total Cost
(TC) sebagai berikut :
TB = 400 A – 0,025A2
TC = 2000 A + 0,025A2
Aktivitas A diukur dalam unit sedangkan TB dan TC diukur dalam dollar
a. Tentukan fungsi Marginal Benefit (MB), Marginal Cost (MC) dan Net Benefit (NB) ?
MB= TB/A = 400-2(0,025)A= 400-0,05A
MC= TC/A = 2000+2(0,025)A= 2000+0,05A
NB= TB-TC = (400A-0,025A2 – (2000A+0,025A2)
=-1600-0,05A
Dengan demikian fungsi MB, MC, NB adalah:
MB= 400-0,05A
MC= 2000+0,05A
NB= 1600-0,05A
b. Tentukan tingkat optimum aktivitas A ?
MB = MC
400-0,05A = 2000-0,05A
0,05A-0,05A = 2000-400
0,1A = 1600
A = 1600 Unit
c. Pada tingkat optimum aktivitas A diatas, berapa nilai-nilai Total Benefit (TB), Total Cost (TC),
Marginal Benefit (MB), Marginal Cost (MC), dan Net Benefit (NB) ?
TB= 400A - 0,025A
TB= 400(16000) – 0,025(16000) 2
b. Berapa Total Utility dan Marginal Utility pada tingkat konsumsi Q = 5 Unit ?
Jika Q = 5 unit, maka:
TU= 300Q + 400Q2 - 4Q3
= 300(5) + 400(5) 2 - 4(5) 3 = 11.000
MU= 300 + 800Q 12 Q2
= 300 + 800(5) -12(5) 2 = 4.000
c. Berapa kuantitas yang harus dikonsumsi agar memaksimumkan nilai Total Utility ? Berapa nilai
maksimum Total Utility pada tingkat konsumsi itu ?
TU Maksimum tercapai pada saat MU=0
300 + 800Q – 12Q2
Q1,Q2 = {(-800 ± √ ¿(800) 2 – 4(-12)(100)}/2(-12)}