Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm.

47-66

EVALUASI EFEKTIFITAS PROSEDUR CUCI TANGAN PADA OPERATOR


PUNGSI LUMBAL DI BAGIAN NEUROLOGI RSUP R.D. KANDOU MANADO

EVALUATION OF EFFECTIVENESS OF WASHING PROCEDURE ON


OPERATOR PUNGSI LUMBAL IN PART NEUROLOGY RSUP R.D. KANDOU
MANADO
Arthur H.P. Mawuntu*, Janri Tumbal**, Michelle Pontoh**, Yanti Mewo†

sinapsunsrat@gmail.com

* Staf Pengajar Bagian/ KSM Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/ RSUP
Prof. dr. R.D. Kandou Manado
** Peserta Program P3D Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/ RSUP Prof. dr. R.D.
Kandou Manado
† Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Pendahuluan: Kebersihan tangan operator tindakan pungsi lumbal (lumbar puncture = LP) sangat
penting. Edukasi prosedur cuci tangan operator LP di Bagian Neurologi RSUP Kandou Manado
hanya dilakukan lewat sosialisasi dan pelatihan. Belum pernah dibuat evaluasi efektifitas prosedur
yang dikerjakan tersebut. Tujuan: Penelitian ini ingin mengevaluasi apakah prosedur cuci tangan
yang diajarkan selama ini memberikan hasil buruk, baik, atau sempurna. Metode: Kami
mengembangkan cara evaluasi dengan sistem skoring. Komponen penilaian dibagi atas Kepatuhan
Saat, Teknik, dan Efikasi. Selanjutnya dibuat Evaluasi Keseluruhan. Untuk Efikasi kami
menggunakan simulasi kuman dengan losion fluoresen yang dapat dibilas air, Lumigerm® dan
mengevaluasinya di bawah lampu ultraviolet oleh dua penilai. Diskusi: Didapatkan 28 subyek
dengan 16 orang di antaranya perempuan (57,1%). Rerata usia 32,6 tahun (±SD 4,42). Paling
banyak subyek duduk di semester 2 (7 orang, 25%). Seluruh subyek patuh melakukan cuci tangan
sesuai saat, 22 subyek (78,6%) melakukan teknik cuci tangan dengan tepat, dan 21 subyek (75%)
memiliki efikasi buruk. Daerah sela-sela jari dan punggung tangan kedua tangan adalah daerah
yang paling tidak bersih setelah dicuci. Lamanya cuci tangan mungkin mempengaruhi efikasi.
Kesimpulan: Untuk operator LP, prosedur cuci tangan dengan air mengalir perlu dimodifikasi
dengan memperlama waktu cuci tangan dan memberi perhatian khusus pada daerah sela-sela jari
dan punggung tangan.

Kata kunci: kebersihan tangan, pungsi lumbal, prosedur.

ABSTRACT
Background: Lumbar puncture (LP) operator’s hand hygiene is important. Handwashing
procedure education in LP operators in Neurology Department Kandou Hospital was just
conducted using dissemination and training. There was no evaluation been made for that
procedure yet. Aims: This study wanted to evaluate whether the handwashing procedure taught
provided poor, good, or perfect result. Methods: We developed a scoring system for the
evaluation. The components to be evaluated were divided to Adherence, Technique, and Efficacy.
After that we do the overall evaluation. For efficacy we used germ simulation with water-washable
fluorescent lotion, Lumigerm®, and evaluated it under ultraviolet lamp by two evaluators. Result:
We find 28 subjects and 16 are female (57.1%). Mean age is 32.6 years old (±SD 4.42). Mostly,
they are on the 2-nd semester (7 persons, 25%). All of them adhere to wash their hand
accordingly, 22 subjects (78.6%) perform the handwashing technique correctly, and 21 subjects
(75%) have poor efficacy. Interdigital and dorsal part of both of the hands are the the most
unclean region after handwashing. Duration of handwashing may influence the efficacy.
Conclusion: For LP operators, handwashing procedure with running water needs to be modified
by prolonging the handwashing time and pay special attention to the interdigital and dorsal part
of the hands.

Keywords: hand hygiene, lumbar puncture, procedure.

47
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

PENDAHULUAN menjadi acuan jika di masa yang akan


Tindakan pungsi lumbal (lumbar datang akan dikerjakan evaluasi
puncture = LP) adalah tindakan kembali.
memasukkan jarum ke dalam ruang
subaraknoid yang steril (Gambar 1).
Tindakan ini harus dikerjakan secara
steril untuk menghindari penyulit seperti
infeksi susunan saraf pusat. Kondisi
steril perlu ditunjang oleh kondisi di
sekitar daerah steril yang bersih,
termasuk tangan operator. Tindakan
mencuci tangan dengan benar sebelum
melakukan tindakan aseptik akan
menurunkan risiko infeksi pada LP
bahkan meskipun operator
menggunakan sarung tangan steril.
Selain itu tindakan mencuci tangan Gambar 1. Tindakan pungsi
setelah kontak dengan pasien akan lumbal.
menurunkan angka infeksi yang Sumber: Koleksi pribadi.
bersumber dari tubuh pasien.
Sampai saat ini, prosedur cuci Infeksi yang diperoleh dari
tangan pada operator LP di Bagian fasilitas pelayanan kesehatan
Neurologi RSUP Prof. dr. R.D. Kandou (healthcare-associated infections=HAIs)
Manado hanya diajarkan lewat diperkirakan sekitar 1,4 juta kasus di
sosialisasi dan pelatihan. Belum pernah seluruh dunia pada tahun 2009. Hal ini
dilakukan suatu evaluasi untuk melihat berhubungan dengan peningkatan
efektifitas edukasi cuci tangan ini. mortalitas, morbiditas, hari rawat, dan
Penelitian ini ingin biaya perawatan. HAI pada susunan
mengevaluasi efektifitas edukasi cuci saraf pusat yang terjadi akibat prosedur
tangan pada operator LP di Bagian LP merupakan masalah yang serius
Neurologi RSUP Prof. dr. R.D. Kandou. karena mortalitasnya tinggi.
Hal ini bermanfaat untuk menyusun Salah satu cara mengurangi
program edukasi cuci tangan yang lebih HAIs adalah dengan melakukan
efektif bagi operator LP maupun kebersihan tangan. Kebersihan tangan
personel rumah sakit lainnya dan dapat dikerjakan dengan menjaga tangan

48
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

bersih selama bekerja, mencuci tangan


menggunakan hand rub, mencuci tangan Sumber: WHO (2009).
dengan air mengalir, dan mencuci
tangan steril di kamar operasi. Pada Enam langkah cuci tangan
tahun 2009, World Health Organization menurut WHO adalah (Gambar 3):
(WHO) mencanangkan program Save 1. Meratakan sabun cair atau hand
Lives: Clean Your Hands. Program ini rub di telapak tangan.
menekankan untuk melakukan cuci 2. Punggung tangan dan sela-sela
tangan di lima saat dengan enam jari.
langkah. 3. Telapak tangan.
Lima saat mencakup (Gambar 4. Punggung jari-jari.
2): 5. Ibu jari dan punggung ibu jari.
1. Sebelum kontak dengan pasien 6. Ujung-ujung jari.
2. Sebelum melakukan tindakan
aseptik
3. Setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien.

Gambar 1. Lima saat cuci tangan


menurut WHO.

49
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

alasan mengenai rendahnya kepatuhan


cuci tangan yaitu kurangnya pemahaman
mengenai lima momen cuci tangan,
kesibukan, lupa, dan kurangnya
motivasi. Ada juga keluhan mengenai
iritasi kulit karena banyaknya cuci
tangan. Meskipun demikian, dari suatu
telaah sistematik yang dilakukan WHO
terhadap lebih dari 99 literatur yang
meneliti efikasi cuci tangan guna
menurunkan transmisi dan infeksi
organisme resisten obat di tempat
pelayanan kesehatan tahun 1983-2013
terlihat bahwa ada peningkatan
B kebiasaan cuci tangan pada petugas
Gambar 3. Langkah-langkah cuci kesehatan. Hal ini berhubungan dengan
tangan. A: Menggunakan sabun cair di
penurunan angka transmisi dan infeksi
bawah air mengalir; B: Menggunakan
organisme resisten obat.
hand rub.

Teknik Mencuci Tangan


Sumber: WHO (2009)
Teknik mencuci tangan dapat dikerjakan
menggunakan hand rub atau sabun cair
Kepatuhan Mencuci Tangan di bawah air mengalir. Saat
Kepatuhan mencuci tangan di lima saat
menggunakan hand rub, lama cuci
masih bervariasi menurut berbagai
tangan adalah 20-30 detik sedangkan di
penelitian. Angkanya berkisar antara 23-
bawah air mengalir 40-60 detik. Teknik
89%. Penelitian yang dikerjakan di
mencuci tangan dengan enam langkah
sebuah laboratorium klinik di
bertujuan agar seluruh permukaan
Yogyakarta menemukan petugas
tangan berkontak dengan zat antiseptik
kesehatan paling jarang melakukan cuci
dan dengan demikian akan membunuh
tangan sebelum prosedur aseptik. Selain
kuman secara maksimal.
itu, dari antara dokter, perawat, analis,
Saat meratakan sabun cair atau
radiografer, petugas layanan pelanggan,
hand rub, telapak tangan berada dalam
dan juru bersih, dokter hanya menempati
posisi menghadap ke atas agar zat
urutan ke tiga dalam hal kepatuhan
antiseptik tidak tumpah. Sabun cair
mencuci tangan. Beberapa hal menjadi

50
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

diambil secukupnya sehingga menutupi Suatu penelitian observasional


seluruh permukaan tangan dan hand rub di sebuah rumah sakit di Malang
sebanyak 2-3 ml atau seukuran uang memperlihatkan bahwa teknik cuci
logam. Saat membersihkan punggung tangan hanya dikerjakan dengan benar
tangan dan sela-sela jari, telapak tangan oleh 35-42% subyek yang diamati
kanan menggosok punggung tangan kiri (bervariasi menurut langkah-langkah
dengan jari-jari tangan kanan pengerjaan). Langkah membersihkan
menggosok pangkal dan pinggiran jari- kuku dan ujung jari merupakan teknik
jari tangan kiri lalu dilakukan yang paling sedikit dikerjakan dengan
sebaliknya. Saat membersihkan sela-sela benar oleh subyek (35%).
jari & telapak tangan, telapak tangan kiri Tidak ada rekomendasi khusus
menggosok ke telapak tangan kanan dan mengenai zat aktif dan suhu air mengalir
jari-jari kedua tangan saling menjalin. yang harus digunakan. Suatu penelitian
Jari-jari kedua tangan berada dalam di Tanzania memperlihatkan bahwa
posisi saling mengunci lalu saling hand rub lebih efektif menurunkan
menggosok saat membersihkan jumlah koloni streptokokus fekal di
punggung jari-jari. Untuk membersihkan tangan dibanding sabun cuci tangan
ibu jari, ibu jari tangan kiri digenggam tetapi penggunaan kedua bahan ini
oleh keempat jari tangan kanan lalu jari- menurunkan jumlah koloni Escherechia
jari tangan kanan bergerak memutar ke coli dan streptokokus fekal di tangan.
belakang dan kerjakan bergantian. Saat
membersihkan ujung-ujung kuku, ujung- Efikasi
ujung jari salah satu tangan saling Salah satu cara menilai efikasi adalah
menguncup dan digosokkan ke telapak menggunakan losion fluoresen yang
tangan sebelahnya membentuk gerakan mensimulasi bakteri. Losion ini dibuat
spiral dari luar ke dalam dan dilakukan dari bubuk dan gel. Ukuran partikel juga
bergantian. mirip bakteri yaitu 5 mikron. Losion ini
Sebagai tambahan, ujung-ujung ditemukan pertama kali tahun 1968 oleh
kuku harus terpotong pendek. Akesoris Dean Luxton dan dipasarkan dengan
seperti cincin, gelang, dan jam tangan nama Glow Germ™. Losion ini dapat
dilepaskan sebelum mencuci tangan. terbilas dengan air mengalir dan sisanya
Jika tangan terlihat cukup bersih akan berpendar saat dilihat di bawah
gunakan hand rub tetapi jika kelihatan lampu ultraviolet. Semakin baik efikasi
kotor gunakan sabun. cuci tangan maka semakin sedikit
pendaran yang terlihat.

51
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Losion ini tidak beracun dan Kedokteran Universitas Sam Ratulangi


hipoalergenik sehingga dapat digunakan (FK Unsrat) Manado.
oleh hampir semua orang. Telah banyak
penelitian, eksperimen, maupun
kampanye cuci tangan yang dikerjakan
menggunakan losion fluoresen ini. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Selain itu, losion ini digunakan dalam Metode pengambilan sampel adalah
industri makanan untuk mengajarkan randomized sampling method. Sampel
cara penanganan makanan yang higienis. diambil secara acak dari 35 peserta
PPDSN yang hadir pada hari penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN Setiap orang yang setuju untuk dijadikan
Desain Penelitian subyek penelitian dijadikan sampel jika
Penelitian ini adalah penelitian potong memenuhi kriteria penelitian.
lintang untuk mengevaluasi keberhasilan
metode cuci tangan operator LP di Estimasi Besar Sampel
Bagian Neurologi RSUP Prof. dr. R.D. Besar sampel untuk penelitian ini
Kandou Manado. dengan rule of thumbs ditetapkan
minimal 20 orang.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruang Kriteria Penelitian
Skills Lab Bagian Neurologi Fakultas Kriteria Inklusi
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 1. Residen Neurologi Fakultas
Manado. Penelitian dilakukan pada Kedokteran Universitas Sam
bulan Agustus 2016. Ratulangi.
2. Bersedia ikut dalam penelitian.
Populasi Penelitian
Populasi Target Kriteria Eksklusi
Populasi target adalah operator LP di 1. Alergi terhadap sabun antiseptik
Bagian Neurologi RSUP Prof. dr. R.D. atau losion Lumigerm®.
Kandou Manado.

Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah peserta
Program Pendidikan Dokter Spesialis 1
Neurologi (PPDSN) Fakultas

52
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Alat dan Bahan


- Losion Lumigerm® (Gambar 4).

Gambar 5. Kotak hitam dengan


lampu UV yang digunakan untuk
penelitian.

Sumber: Koleksi pribadi.

- Satu lampu ultraviolet (UV)


(Gambar 5).
Gambar 4. Losion Lumigerm®. - Satu laptop HD Asus UX32V.
Sumber: Koleksi pribadi.
Cara Kerja
- Kamar gelap 1. Dibuat formulir penelitian, skala-
- Wastafel dengan air mengalir skala penilaian, cara memotret, dan
- Sabun cair antiseptik merk protokol penelitian.
Lifebuoy® 2. Dilakukan uji coba perangkat
- Manekin pungsi lumbal penelitian, formulir penelitian,
- Kit pungsi lumbal skala-skala penelitian, cara
- Formulir penelitian memotret, dan protokol penelitian.
- Satu kamera foto ponsel pintar 3. Dilakukan perbaikan terkait
Samsung J7™ (benda dan perangkat penelitian, formulir
pengaturannya tidak boleh diganti). penelitian, skala-skala penelitian,
- Satu kartu SD mikro minimal 2GB. cara memotret, dan protokol
- Satu kotak hitam (Gambar 5). penelitian.
4. Seorang instruktur program
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) melakukan teknik cuci
tangan dengan sempurna. Hasil cuci
tangannya dipotret dan dijadikan

53
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

standar untuk menetapkan efikasi 11. Subyek melakukan tindakan LP


cuci tangan >95%. sesuai yang diketahuinya.
5. Dua asisten penelitian dilatih 12. Subyek mencuci tangan
tentang cara mengoleskan menggunakan sabun cair antiseptik
Lumigerm®, menilai teknik dan air mengalir.
mencuci tangan, menilai efektifitas 13. Setiap kali mencuci tangan, asisten
cuci tangan, dan cara memotret. penelitian mencatat ketepatan teknik
6. Peserta PPDSN FK Unsrat yang pada daftar tilik yang ada.
memenuhi kriteria penelitian diberi 14. Setelah cuci tangan yang pertama,
penjelasan tentang penelitian ini dan dilakukan foto ulang untuk melihat
diajak ikut serta dan menjadi subyek tingkat kebersihan.
penelitian. 15. Hasil penilaian dicatat dalam
7. Seorang Neurolog memperagakan formulir penelitian untuk dianalisis.
cara melakukan LP standar yang
diperhatikan oleh seluruh subyek. Cara Penilaian
8. Subyek penelitian diminta Kepatuhan Saat Cuci Tangan
melalukan tindakan LP pada - Dinilai kepatuhan subyek
manekin LP yang tersedia. melakukan cuci tangan di saat-saat
9. Sebelum melakukan tindakan, di yang tepat.
kedua telapak tangan subyek - Asisten penelitian mengamati saat-
dioleskan losion Lumigerm® saat subyek mencuci tangan, setelah
sepanjang 2 cm lalu diratakan subyek diberi kesempatan
sehingga tersebar ke: melakukan pungsi lumbal hingga
a. telapak tangan, dinyatakan selesai oleh Supervisor
b. punggung tangan, Pengamat.
c. sela-sela jari tangan, - Asisten penelitian menentukan saat
d. ibu jari, cuci tangan.
e. punggung ibu jari, dan - Penilaiannya adalah sebagai berikut:
f. ujung-ujung jari.  Sebelum kontak dengan pasien
10. Kedua tangan subyek difoto dua kali dan sesudah kontak dengan
dalam ruang gelap dengan pasien
penerangan lampu UV. 3
a. Pertama difoto pada posisi  Sebelum kontak dengan pasien
pronasi dan saja
b. ke dua pada posisi supinasi. 2

54
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

 Setelah kontak dengan pasien  Langkah 7: Ujung-ujung kuku


saja  Tambahan
1 - Penilaian skala performa global
 Tidak melakukan melihat bahwa teknik cuci tangan:
0  Dilakukan dengan lancar
(termasuk mencuci tangan  Tidak diulang-ulang
setelah memegang tubuh pasien  Tidak salah urutan
atau kembali memegang tubuh - Skor ditotal dan hasilnya disebut
pasien dan alat-alat skor akhir teknik. Skor skala
terkontaminasi setelah cuci performa global tidak ditotal.
tangan) - Intrepretasi skor akhir teknik:
- Interpretasi skor saat cuci tangan:  Sempurna : 24
 Baik : 2-3  Baik : 21-23
 Buruk : <2  Buruk : <21

Teknik Cuci Tangan Efikasi Cuci Tangan


- Asisten penelitian menilai teknik - Asisten penelitian menilai efikasi
cuci tangan pada saat subyek cuci tangan setelah subyek mencuci
melakukan cuci tangan pertama. tangan pertama.
- Penilaian untuk teknik cuci tangan - Lokasi penilaian adalah (Gambar 6):
adalah ketepatan melakukan setiap  Punggung tangan
langkah dan penilaian skala  Sela-sela jari & telapak tangan
performa global.  Punggung jari-jari
- Penilaian teknik cuci tangan dinilai  Ibu jari
pada langkah-langkah berikut:  Ujung-ujung kuku
 Langkah 1: Mengambil sabun
cair
 Langkah 2: Meratakan
 Langkah 3: Punggung tangan
dan sela-sela jari
 Langkah 4: Telapak tangan
 Langkah 5: Punggung jari-jari
(saling mengunci)
 Langkah 6: Ibu jari dan
punggung ibu jari

55
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

A B
Gambar 6. Daerah yang dinilai.
A: Daerah palmar, dan B: Daerah
Dorsal. B
Sumber: Modifikasi dari Can Stock Sumber: Koleksi pribadi.
Photo Gambar 7. Hasil Cuci Tangan
- Standar >95% dibuat berdasarkan Yang DIjadikan Patokan >95%.
hasil foto setelah cuci tangan dari A: Daerah palmar, dan B: Daerah
seorang instruktur PPI yang Dorsal.
mengerjakan cara mencuci tangan - Penilaiannya adalah sebagai berikut:
sesuai teknik yang benar (Gambar  >95% : 3
7).  76-95% : 2
 60-75% : 1
 0 : <60% :0
 Skor ditotal untuk setiap tangan
lalu dicari rerata kedua tangan.
Hasilnya disebut skor akhir
efikasi.
- Intrepretasi skor akhir efikasi:
 Baik : ≥12
 Buruk : <12
- Para penilai dilatih cara memfoto
dan melakukan penilaian visual
terhadap hasil foto setelah mencuci
tangan.

56
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

- Area dianggap bersih bila pendaran Variabel Tergantung


pada sinar ultraviolet jauh berkurang 1. Kepatuhan cuci tangan
setelah cuci tangan dibanding 2. Teknik cuci tangan
sebelum cuci tangan. 3. Efikasi cuci tangan
- Penilaian dibuat secara 4. Penilaian umum
semikuantitatif, subyektif, dan Rencana Pengolahan dan Analisis
visual oleh dua penilai. Data
- Nilai akhir adalah rerata nilai dua Pengolahan dan Penyajian Data
penilai. - Dari data-data yang dikumpulkan,
- Bila terdapat inter-rater dilakukan penyuntingan, verifikasi
disagreement >2 poin pada tiap dan pengkodean, selanjutnya
lokasi penilaian maka peneliti utama dimasukkan dan diolah dengan
harus memberikan pendapat akhir. menggunakan program statistik
SPSS 22.0.
Evaluasi Keseluruhan - Data yang diperoleh disajikan secara
- Penentuan nilai evaluasi naratif dan tabular.
keseluruhan merupakan
penjumlahan dari nilai akhir ketiga Analisis dan Interpretasi Data
komponen. Data yang sudah diolah kemudian
- Penilaiannya adalah sebagai berikut: dianalisis dengan uji statistik yang
 Sempurna : 7-8 sesuai. Pengujian kemaknaan statistik
 Buruk : 5-6 dilakukan sesuai dengan karakteristik
 Buruk : <5 data penelitian. Batas kemaknaan
statistik dipergunakan alfa 5%.
Identifikasi Variabel Normalitas data diperiksa dengan
Variabel Bebas metode Shapiro-Wilk. Hubungan antara
1. Usia dua variabel kualitatif akan dinilai
2. Jenis kelamin dengan uji kuadrat Chi atau uji mutlak
3. Semester Fisher. Hubungan antara variabel
4. Pelatihan PPI atau Sasaran kualitatif dan kuantitatif dinilai dengan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit uji T independen atau Mann-Whitney.
(SKP)
5. Skill lab LP

57
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Batasan Operasional mencuci tangan. Penilaiannya


- Usia dihitung sejak tanggal lahir dilakukan dengan sistem skoring.
sesuai kartu tanda penduduk sampai Dibagi atas sempurna, baik, dan
tanggal pengisian kuesioner. buruk. Selain itu dinilai juga
- Langkah cuci tangan: Tindakan performa global yang menilai
mencuci tangan dalam bidang kelancaran melakukan prosedur.
kesehatan yang disesuaikan dengan - Efikasi cuci tangan: Variabel
protokol cuci tangan dengan air penelitian yang meliputi seberapa
mengalir di RSUP Prof. dr. R.D. efektif hasil cuci tangan subyek
Kandou Manado. yang dinilai dengan terhapusnya
- Lima saat cuci tangan: Saat-saat losion Lumigerm® dari seluruh
seorang petugas kesehatan perlu bagian tangan setelah tangan dicuci.
melakukan cuci tangan saat bekerja. Penilaiannya dengan menggunakan
Lima saat cuci tangan disesuaikan sistem skoring oleh dua penilai.
dengan panduan Pencegahan dan Dibagi atas baik dan buruk.
Pengendalian Infeksi di RSUP Prof. - Evaluasi keseluruhan: Variabel
dr. R.D. Kandou Manado. penelitian yang merupakan
- Steril: Bebas dari kuman atau penjumlahan dari komponen saat
mikororganisme lain. cuci tangan, teknik cuci tangan, dan
- Bersih: Bebas dari kotoran. efikasi cuci tangan. Penilaiannya
- Pungsi lumbal: Tindakan invasif dengan menggunakan sistem
yang menusukkan jarum khusus ke skoring. Evaluasi keseluruhan dibagi
ruang subaraknoid untuk tujuan atas baik dan buruk.
diagnostik atau terapetik. - Losion Lumigerm®: Losion khusus
- Saat cuci tangan: Variabel penelitian yang mengandung bahan fluroresen
yang meliputi saat subyek yang dapat terbilas air dan berpendar
melakukan cuci tangan saat di bawah sinar ultraviolet.
melakukan tindakan LP. - Lampu ultraviolet: Lampu tabung
Penilaiannya dengan menggunakan yang mampu memendarkan bahan
sistem skoring. Dibagi menjadi baik fluoresen di tangan subyek yang
dan buruk. akan diperiksa.
- Teknik cuci tangan: Variabel
penelitian yang meliputi teknik

58
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Sebaran karakteristik subyek


diperlihatkan pada Tabel I. Gambar 9
memperlihatkan sebaran subyek
menurut semester.

TABEL I. SEBARAN

Variabel Nilai
Nilai Ket.
p
Rerata usia (tahun, 32,6 4,42 0,08
±2SD)
Median semester 5 2- 0,00
(semester, range) 11
Jenis Kelamin (n,
%)
SS
Laki-laki 12 42,9
Sumber: Koleksi pribadi. Perempuan 16 57,1
Gambar 8. Persiapan LP pada Mengikuti
manekin LP di ruang Skills Lab. SKP/PPI (n, %)
Ya 8 28,6
Tidak 20 71,4
HASIL DAN PEMBAHASAN Mengikuti skills
Karakteristik Subyek lab LP (n, %)
Diperoleh 28 subyek dengan 16 orang Ya 23 82,1
Tidak 5 17,9
perempuan (57,1%). Dengan uji
KARAKTERISTIK SUBYEK
Shapiro-Wilk didapatkan sebaran usia
Ket.: SKP: Sasaran Keselamatan
terdistribusi normal (p = 0,08) dengan
Pasien; PPI: Pencegahan dan
rerata usia 32,6 tahun (SD 4,42). Subyek
Pengendalian Infeksi; LP: Lumbar
termuda berusia 20 tahun dan tertua 39
Puncture.
tahun. Gambar 6 memperlihatkan
suasana persiapan skills lab LP saat akan
Kepatuhan Saat Mencuci Tangan
dilakukan penelitian.
Untuk parameter kepatuhan saat
Subyek tidak terdistribusi
mencuci tangan, seluruh subyek telah
normal menurut semester (p=0,00).
mengerti untuk mencuci tangan saat
Subyek terbanyak duduk di semester 2
sebelum prosedur aseptik dan sesudah
(7 orang, 25%)) dan paling sedikit di
kontak dengan pasien serta patuh
semester 11 (1 orang, 3,6%). Sebagian
melakukan cuci tangan pada kedua saat
besar subyek telah mengikuti pelatihan
tersebut. Dapat ditarik kesimpulan
SKP atau PPI (20 orang, 71,4%).

59
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

bahwa sosialisasi lima saat cuci tangan Selain itu hampir semua subyek terlihat
WHO dapat diterima dengan baik oleh lancar dalam melakukan langkah-
para operator LP. Hal tersebut tidak langkah mencuci tangan dan hanya ada
dipengaruhi latar belakang pelatihan tiga subyek yang terlihat kurang lancar.
yang mereka ikuti. Hal ini berbeda Seluruh subyek melepaskan aksesoris di
dengan laporan dari beberapa penelitian jari dan pergelangan tangan sebelum
sebelumnya yang memperlihatkan mencuci tangan, tidak berkuku panjang
bahwa angka kepatuhan saat mencuci atau bercat kuku, dan keadaan tangan
tangan masih rendah. Kampanye cuci sebelum dicuci sudah bersih.
tangan, diseminasi informasi, dan
edukasi yang dilakukan sebagai bagian
dari proses akreditasi rumah sakit sejak
tahun 2012 mungkin berperan penting M
dalam peningkatan kepatuhan ini. M

00
0
3 1 M
7
6 M
4 M
3 1 3
M
M
0
M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
M
Gambar 9. Sebaran subyek menurut Mm
semester M
M
Ketepatan Langkah Mencuci Tangan M
Saat dinilai ketepatan langkah M
mencuci tangan, 22 subyek mampu
melakukan dengan tepat dan tidak ada
yang mendapatkan penilaian buruk.

60
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

TABEL II. HUBUNGAN BEBERAPA VARIABEL DENGAN TEKNIK CUCI


TANGAN
Skor
Nilai
Variabel Buruk Baik Sempurna Uji Statistik Ket.
p
(<21) (21-23) (24)
Rerata Usia (tahun, ±2SD) 0 31,8 (7,47) 32,9 (3,41) T independen 0,62
Semester (n) Eksak Fisher 1,00
2 0 1 6
>2 0 5 16
Jenis Kelamin (n) Eksak Fisher 1,00
Laki-laki 0 3 9
Perempuan 0 3 13
SKP (n) Eksak Fisher 0,64
Ya 0 1 7
Tidak 0 5 15
LP (n) Eksak Fisher 0,28
Ya 0 4 19
Tidak 0 2 3
Efikasi (n) Eksak Fisher 1,00
Baik 0 1 6
Buruk 0 5 16
Ket.: SKP: Sasaran Keselamatan Pasien; PPI: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
LP: Lumbar Puncture.

Dari uji statistik, variabel faktor usia,


jenis kelamin, semester, sertifikasi
SKP/PPI, telah mengikuti skills lab
pungsi lumbal, dan efikasi pencucian
tangan tidak mempengaruhi ketepatan
langkah mencuci tangan (Tabel II).

Efikasi Pencucian Tangan


Efikasi cuci tangan diperiksa
Sumber: Koleksi pribadi.
menggunakan losion Lumigerm® yang
Gambar 10. Proses pemotretan
diterangi lampu UV di kotak gelap.
sesudah cuci tangan.
Pemeriksaan ini diperlihatkan pada
Efikasi mencuci tangan tidak
Gambar 10. Contoh hasilnya
memberikan hasil yang baik seperti pada
diperlihatkan pada Gambar 11 dan
variabel kepatuhan dan ketepatan
Gambar 12.
langkah. Ada 21 subyek yang efikasinya

61
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

buruk. Dari uji statistik, variabel faktor dengan air mengalir adalah 40-60 menit.
usia, jenis kelamin, semester, sertifikasi Hal tersebut sesuai dengan SPO Cuci
SKP/PPI, telah mengikuti pelatihan Tangan dengan air mengalir di RSUP
pungsi lumbal, dan ketepatan melakukan Prof. dr. R.D. Kandou. Namun
langkah tidak mempengaruhi efikasi demikian, lama pencucian tangan 40-60
cuci tangan. Walaupun demikian saat menit ternyata memberikan efikasi yang
dilakukan analisis dengan membuat buruk meskipun operator telah
dikotomi semester menjadi semester 2 melakukan teknik cuci tangan dengan
dan >2 maka didapatkan bahwa operator benar.
di semester 2 memiliki efikasi cuci Daerah sela-sela jari dan
tangan yang lebih baik dari senior- punggung tangan menjadi daerah yang
seniornya (p=0,04) (Tabel III). Hal ini paling tidak bersih setelah cuci tangan
mungkin disebabkan mereka baru (nilai sisi kanan dan kiri masing-masing
menerima edukasi cuci tangan di 1,71 dan 1,75 dari skor maksimal 3). Hal
semester 2 dan mengerjakan prosedur ini mungkin karena gesekan tangan dan
dengan lebih sungguh-sungguh. aliran air di daerah tersebut tidak sebaik
Hasil ini juga mungkin daerah lainnya. Daerah berikutnya yang
disebabkan oleh waktu pencucian tangan paling tidak bersih adalah daerah ujung-
yang kurang. Idealnya lama cuci tangan ujung kuku.

Gambar 11. Efikasi Cuci Tangan Baik.


Sumber: Koleksi pribadi.

62
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Sumber: Koleksi pribadi.


Gambar 12. Efikasi Cuci Tangan Buruk.

TABEL III. HUBUNGAN BEBERAPA VARIABEL DENGAN EFIKASI CUCI


TANGAN
Skor
Nilai
Variabel Buruk Baik Uji Statistik Ket.
p
(<12) (≥12)
Rerata Usia (tahun, ±2SD) 33,5 (3,94) 30 (5,03) T independen 0,07
Semester (n)
2 3 4 Mutlak Fisher 0,04
>2 18 3
Jenis Kelamin (n)
Laki-laki 9 3 Mutlak Fisher 1,00
Perempuan 12 4
SKP (n)
Ya 7 1 Mutlak Fisher 0,63
Tidak 14 6
LP (n)
Ya 17 6 Mutlak Fisher 1,00
Tidak 4 1
Teknik (n)
Buruk 0 0
Mutlak Fisher 1,32
Baik 5 1
Sempurna 16 6
Ket.: SKP: Sasaran Keselamatan Pasien; PPI: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
LP: Lumbar Puncture.

Evaluasi Keseluruhan dikerjakan dengan baik oleh seluruh


Untuk evaluasi keseluruhan kami subyek. Dengan demikian variabel ini
menilai ketiga variabel. Variabel tidak diikutsertakan dalam analisis
Kepatuhan Saat Mencuci Tangan telah keseluruhan.

63
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Dari hasil analisis karakteristik Analisis teknik cuci tangan


subyek terhadap evaluasi keseluruhan terhadap nilai keseluruhan tidak
didapatkan bahwa enam orang (21,4%) memperlihatkan perbedaan yang
mengerjakan dengan sempurna dan bermakna. Namun demikian hasil
sisanya baik. Tidak ada subyek yang analisis efikasi terhadap nilai
mendapatkan nilai buruk. Variabel keseluruhan memberikan perbedaan
semester juga mempengaruhi evaluasi yang bermakna. Subyek dengan efikasi
keseluruhan karena subyek yang duduk baik lebih banyak mendapatkan nilai
di semester 2 secara signifikan memiliki sempurna (p=0,00). Jadi, dalam
nilai evaluasi keseluruhan yang lebih penelitian ini, efikasi sangat berperan
baik. Hal ini mungkin disebabkan dalam menentukan nilai keseluruhan.
mereka memiliki nilai efikasi cuci Tabel IV memperlihatkan hubungan
tangan yang lebih baik. beberapa variabel dengan evaluasi
keseluruhan.

TABEL IV. HUBUNGAN BEBERAPA VARIABEL DENGAN EVALUASI


KESELURUHAN
Skor
Nilai
Variabel Buruk Baik Sempurna Uji Statistik Ket.
p
(<5) (5-6) (7-8)
Rerata Usia (tahun, ±2SD) 0 32,9 (4,81) 31,7 (2,66) T independen 0,07
Semester (n)
2 0 3 4 Mutlak Fisher 0,02
>2 0 19 2
Jenis Kelamin (n)
Laki-laki 0 10 2 Mutlak Fisher 0,67
Perempuan 0 12 4
SKP (n)
Ya 0 7 1 Mutlak Fisher 0,64
Tidak 0 15 5
LP (n)
Ya 0 17 6 Mutlak Fisher 1,00
Tidak 0 5 0
Teknik (n)
Buruk 0 0 0
Mutlak Fisher 0,55
Baik 0 6 0
Sempurna 0 16 6
Efikasi (n)
Buruk 0 21 0 Mutlak Fisher 0,00
Baik 0 1 6

64
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

Ket.: SKP: Sasaran Keselamatan Pasien; PPI: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
LP: Lumbar Puncture.

Keterbatasan Penelitian tangan antara 40-60 detik namun tidak


Penelitian ini adalah penelitian pertama tercatat. Padahal Lumigerm®
di Manado yang meneliti kebersihan menggunakan zat fluoresen yang dapat
tangan operator LP. Sepanjang terbilas air.
pengetahuan penulis belum ada Penilaian efikasi pada penelitian
penelitian tentang efektifitas edukasi ini menggunakan dua peneliti yang
kepatuhan, teknik, dan efikasi cuci menilai foto hasil cuci tangan secara
tangan yang dikerjakan dengan metode sendiri-sendiri lalu dicari reratanya.
ini di Indonesia. Dengan demikian Pada satu kasus terdapat perbedaan
penelitian ini memiliki nilai kebaharuan penilaian yang cukup besar sehingga
yang cukup. Selain itu, penelitian ini membutuhkan penilaian orang ke tiga.
mampu menjawab pertanyaan penelitian Dengan demikian unsur subyektifitas
mengenai efektifitas edukasi cuci tangan tidak dapat dihilangkan dalam penilaian
pada operator LP. Meskipun demikian, efikasi. Sebaiknya perlu dikembangkan
terdapat beberapa kekurangan dalam metode penilaian yang lebih terstandar
penelitian ini. untuk penelitian yang berikut.
Penelitian ini hanya
menggunakan cairan Lumigerm® untuk KESIMPULAN
mensimulasi bakteri di tangan. Hal ini Operator LP di Bagian/KSM Neurologi
membuat beberapa faktor tidak bisa FK Unsrat/RSUP Prof. dr. R.D. Kandou
dikendalikan seperti masalah retensi Manado telah mengetahui dan
Lumigerm® pada berbagai tipe kulit menerapkan saat-saat mencuci tangan
tangan. Lebih baik jika dilakukan juga dengan tepat saat melakukan LP.
kultur dari tangan operator setelah cuci Sebagian besar juga telah menerapkan
tangan. enam langkah cuci tangan dengan benar.
Jenis sabun cair yang digunakan Namun demikian efikasi cuci tangan
juga hanya satu. Mungkin berikutnya masih rendah. Selain itu, daerah sela-
dapat dikerjakan penelitian dengan sela jari dan punggung tangan menjadi
membedakan jenis-jenis sabun. Selain daerah yang paling tidak bersih setelah
itu, penelitian ini juga tidak mencatat dicuci disusul oleh ujung-ujung kuku.
lama waktu subyek mencuci tangan di Dengan demikian edukasi cuci tangan
bawah air mengalir. Subyek mencuci yang telah dikerjakan mampu

65
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 47-66

meningkatkan kepatuhan dan teknik cuci Hygiene Pada Petugas di


tangan namun belum mampu Laboratorium Klinik Cito
meningkatkan efikasi cuci tangan. Yogyakarta (Action Research).
4. Girou E, Loyeau S, Legrand P,
SARAN Oppein F, Brun-Buisson. Efficacy
SPO Cuci Tangan dengan air mengalir of handrubbing with alcohol based
perlu dimodifikasi dengan memperlama solution versus standard
waktu cuci tangan. Sebelum itu perlu handwashing with antiseptic soap:
dikerjakan penelitian untuk meneliti randomised clinical trial. bmj.com
berapa lama waktu cuci tangan yang 2002;325:362.
terbaik dan jenis sabun yang tepat. 5. Bloomfield SF, Aiello AE,
Selain itu perlu juga dikerjakan Cookson B, O’Boyle C, Larson E.
penelitian tentang kebersihan tangan The effectiveness of hand hygiene
pada petugas medis lain dan dengan procedures in reducing the risks of
menggunakan kultur. infections in home and community
Dalam edukasi cuci tangan, settings including handwashing and
perlu diberikan perhatian khusus pada alcohol-based hand sanitizers.
daerah sela-sela jari dan punggung AJIC.35(10), suppl. 1, 2007. p. S1-
tangan. Penggunaan Lumigerm® untuk 62.
membuktikan efikasi mungkin perlu 6. Pickering AJ, Boehm AB,
dikerjakan pada edukasi cuci tangan. Mwanjali M, Davis J. Efficacy of
Waterless Hand Hygiene
DAFTAR PUSTAKA Compared with Handwashing with
1. WHO. WHO Guidelines on Hand Soap: A Field Study in Dar es
Hygiene in Healthcare, First Global Salaam, Tanzania. Am. J. Trop.
Patient Safety Challenge-Clean Med. Hyg., 82(2), 2010, p. 270–
Care Is Safe Care. Geneva, 2009. 278
2. WHO Clean Care is Safer Care 7. Fowler M. How Well Do Hand
team. Evidence of hand hygiene to Cleaners Actually Remove Germs.
reduce transmission and infections Cary Academy.
by multidrug resistant organisms in 8. Pokja PPI. Panduan Kebersihan
health-care settings. Switzerland: Tangan RSUP Prof. dr. R.D.
World Health Organization; 2013. Kandou. 2015
3. Ananingsih PD, Rosa EM.
Kepatuhan 5 Momen Hand

66

Anda mungkin juga menyukai