SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Christina Ratna Arum Riry
NIM: 119114014
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Disusun Oleh .
Yogyakarta,
liOCi 201$
F
Dharma
lll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Papah (Pieter) dan Mamah (Ike) yang selalu mendukung kegiatan dan sekolahku.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
ilmiah.
Penulis,
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Kata kunci : Intensi Perilaku Prososial, Status Sosial Ekonomi Orang Tua
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang berlanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
NIM : 119114014
Besefta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 17 oktober 2016
Yang Menyatakan,
ll
0q/4
v)/
Christina Ratna Arum Riry
IX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar, sebagai salah satu syarat yang
Selama penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
3. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi
masukan dan semangat (Clara, Betrik, Mbak Tirza, Olga, Reza, Mas Efreim,
6. Teman-teman OMK Kraton (Ika, Nia, Nina, Mas Seno, Linda, Mas Dewa)
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Sahabatku (Arum, Ratna, Mbokdhe, Pipin, Sita, Mega, Ria, Vania, Retha) atas
Saya merasa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu saya mohon maaf
atas kesalahan dan kelalaian yang telah saya perbuat baik sikap, tutur kata maupun
dalam penulisan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
Penulis,
l,
Cil4
XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRACT.......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Remaja..................................................................................................25
A. Jenis Penelitian.....................................................................................33
D. Subjek Penelitian..................................................................................35
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Validitas .....................................................................................39
2. Seleksi Item................................................................................39
3. Reliabilitas .................................................................................41
1. Uji Normalitas................................................................................52
E. Pembahasan..........................................................................................57
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ..........................................................................................63
B. Keterbatasan Penelitian.......................................................................63
C. Saran.....................................................................................................64
LAMPIRAN.....................................................................................................71
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Intensi Perilaku Prososial ..........56
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Piff, Kraus dan Keltner pada tahun
bahwa subjek yang berasal dari kelas sosial bawah lebih prososial dari pada
subjek yang berasal dari kelas sosial atas. Jurnal tersebut menarik bagi peneliti
lebih dermawan daripada orang kaya? Apakah orang kaya tidak mau
menolong karena mereka pelit atau enggan mengalami kerugian secara materi
Saat berada di tempat umum, tidak jarang terlihat beberapa orang yang
cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitar. Sikap
acuh tak acuh ini ditunjukkan oleh orang-orang cenderung kurang peduli
contoh, pelaku kasus korupsi atau kasus penipuan yang sering kita lihat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan kesenangan pribadi tetapi sangat merugikan orang lain. Akan tetapi,
seseorang dengan latar belakang status sosial ekonomi rendah juga bisa
bentuk tindak kejahatan yang paling sering terjadi (BPS DIY, 2011).
kriminal. Oleh sebab itu, orang miskin memiliki kecenderungan lebih besar
Seseorang dikatakan kaya karena memiliki status sosial ekonomi yang tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedangkan orang miskin memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Status
rendah yang tergolong miskin. Kedua, keluarga dengan status sosial ekonomi
oleh adanya rasa solidaritas dari individu karena merasa memiliki sifat-sifat
yang sama, menganut kepercayaan yang sama, dan suatu tujuan yang sama
dilandasi dengan tujuan untuk mencelakai orang lain seperti balas dendam,
dalam tindakan prososial karena terdapat unsur yang dapat merugikan pihak
lain.
beberapa waktu lalu yang cukup heboh di Yogyakarta yakni seorang remaja
menyekap dan menyiksa temannya karena rasa tidak suka terhadap temannya
tersebut. Pada tahun 2013, dari 37 jenis tindak kejahatan yang dihimpun oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Usia remaja yang potensial menjadi harapan orang tua, masyarakat dan
bangsa terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji. Tindakan tersebut tidak
lain. Apakah tindakan remaja yang jauh dari sikap prososial ini karena ada
empati tinggi lebih termotivasi untuk menolong seorang teman dari pada
mereka yang memiliki empati rendah (Schlenker & Britt dalam Baron &
altruistik. Secara afektif, orang yang berempati adalah orang yang merasakan
apa yang orang lain rasakan (Darley dalam Baron & Byrne, 2005). Secara
kognitif, orang yang berempati adalah orang yang memahami apa yang orang
lain rasakan (Azar dalam Baron & Byrne, 2005). Orang yang berempati
menempatkan diri dalam posisi orang lain. Maka dari itu, penting untuk
diri dan refleksi sebagai bentuk dari empati. Jika pemahaman sosial dan
kontrol sosialnya, dan kurang mampu bekerja sama dengan orang lain (David
Howe, 2015). Selain itu, gagalnya perkembangan sosial remaja akan membuat
tindakan prososialnya.
dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial antar anggota keluarga yang akan
dan rasa saling memiliki (Gerungan, 1987). Status sosial ekonomi keluarga
berbeda. Hubungan orang tua dan remaja yang hidup dalam situasi sosial
mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada remaja. Hal ini berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan keluarga yang hidup dalam status sosial ekonomi rendah yang akan
perkembangan sosial pada remaja, sebab hal tersebut bergantung pada sikap
luar diri dan di dalam diri remaja, sehingga tidak mudah untuk menentukan
sosial remaja. Seperti faktor budaya yang melalui proses sosialisasi norma-
norma, adat istiadat dan nilai-nilai yang diterapkan di daerah setempat bisa
intensi perilaku prososial dapat ditunjukkan dengan adanya faktor umum dari
situasi keluarga seperti gaya pengasuhan yang dapat memberi pengaruh yang
kehangatan dan kasih sayang, penjelas untuk setiap tindakan yang dilakukan
amarah orang tua dan kekerasan baik fisik maupun verbal pada remaja akan
yang kurang menyenangkan dan model yang kurang positif yang didapat oleh
pentingnya ibu dan ayah dalam membentuk inteligensi moral pada anak
mengenai orang lain selain dirinya sendiri. Penelitian oleh Chernyak dan
Kushnir (dalam Utomo, 2014) menunjukkan fakta bahwa jika anak dibiasakan
untuk saling berbagi dengan orang lain sejak balita, akan mendorong anak
prososial pada anak (Baron & Byrne, 1994). Rasa empati dapat ditingkatkan
Sebaliknya, rasa amarah orang tua jika dipakai sebagai cara utama untuk
anak (Azar dalam Baron & Byrne, 1994). Oleh karena itu, peran orang tua
perkembangan anak dan remaja (Santrock, 2010). Hal ini yang menjadi faktor
masyarakat.
pengawasan dan perhatian dari orang tua. Hal tersebut akan membantu remaja
yang ada, peneliti ingin melihat perbedaan perilaku prososial pada remaja
ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Penelitian ini dilakukan untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
berstatus sosial ekonomi rendah, remaja dengan orang tua yang berstatus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sosial ekonomi menengah, dan remaja dengan orang tua yang berstatus sosial
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
juga Psikologi Sosial mengenai topik tentang perilaku prososial pada remaja
ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Selain itu penelitian ini juga
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau bahan refleksi bagi
orang tua dan anak khususnya remaja di tengah maraknya kenakalan remaja
yang semakin meningkat. Dari hasil penelitian ini, orang tua bisa mengetahui
BAB II
LANDASAN TEORITIS
sedangkan status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan
lebih sedikit dari pengeluaran yang digunakan sehingga terpaksa harus hidup
dengan kekurangan atau berhutang pada orang lain. Kedua, keluarga dengan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dibelanjakan guna membeli kebutuhan sehari-hari dan tidak ada sisa, tetapi
juga tidak ada hutang. Terakhir, keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi
memiliki pendapatan yang lebih besar setiap bulannya sehingga uang yang
ekonomi yang didukung dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang
mendapatkan jenis pekerjaan yang baik dan penghasilan yang tinggi. Seorang
ekonomi seseorang, maka semakin tinggi pula status sosial suatu keluarga
dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Ascribed-Status
diperoleh karena kelahiran. Anak yang lahir dari keturunan bangsawan, secara
dilahirkan dan disosialisasikan dalam keluarga yang berasal dari status sosial
Selain itu, anak-anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan hidup yang
b. Achieved-Status
disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Seseorang yang
baru mengalami menjadi orang kaya yang memiliki banyak uang, tetapi
mungkin tidak memiliki gaya hidup seperti orang dari status sosial ekonomi
tinggi. Namun, mereka bisa membeli rumah, mobil, pakaian dan barang-
barang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ekonomi orang tua. Menurut Horton & Hunt (1980), penentu status sosial
a. Pendidikan
seseorang akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih dari orang
perubahan dalam rasa, tujuan, etiket, dan cara keseluruhan hidup seseorang.
15
b. Pekerjaan
adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk bisa memenuhi kebutuhan
hidup yang layak. Begitu orang mengembangkan jenis khusus dari suatu
terhormat daripada yang lain (Horton & Hunt, 1980). Para pekerja dengan
prestise yang tinggi umumnya menerima pendapatan yang lebih tinggi. Jika
kita tahu pekerjaan seseorang, maka kita dapat membuat beberapa dugaan
kehidupan keluarganya.
c. Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan keluarga adalah segala bentuk balas karya yang
diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa seseorang terhadap proses produksi
bekerja pada orang lain, atau hasil dari milik. Pendapatan seorang yang
bekerja biasanya berupa uang. Selama periode waktu tertentu, uang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pendapatan dari setiap jenis pekerjaan akan berbeda. Sifat dan sumber
Yogyakarta sebagai batas bawah dan UMP Jakarta sebagai batas atas dalam
3.000.000.
17
banyak alat-alat elektronik yang digunakan, maka semakin banyak pula biaya
yang harus dikeluarkan. Dari hal tersebut juga dapat dilihat bagaimana tingkat
seseorang. Jika semakin tinggi harga atau banyaknya jumlah kendaraan yang
dimiliki seperti motor dan mobil, maka kita dapat mengetahui bahwa orang
tersebut berasal dari status sosial ekonomi tinggi. Namun, hal ini tidak dapat
seseorang karena orang tua yang memiliki pengasilan yang tinggi belum tentu
memiliki kendaraan pribadi mewah. Hal tersebut berkaitan dengan gaya hidup
karena mungkin ada orang yang lebih suka dengan gaya hidup yang sederhana
18
orang lain yang membutuhkan bantuan (Staub, 1978). Menurut Baron &
melibatkan risiko bagi orang yang menolong. Pengertian yang serupa juga
dikemukakan oleh Sear, dkk (1994) bahwa perilaku prososial meliputi segala
& Hudaniah, 2009) membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai
perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis
penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat
orang lain sehingga memberi manfaat bagi penerima bantuan, terlepas dari
19
a. Berbagi (sharing)
dialami kepada orang lain, baik dalam suasana suka maupun duka.
b. Kerjasama (cooperating)
dengan yang lain dan secara bersama-sama menerima konsekuensi baik dan
buruk.
c. Menolong (helping)
d. Kejujuran (honesty)
20
e. Berderma (donating)
dalam bentuk materi kepada orang lain yang membutuhkan. Tindakan tersebut
adalah sharing, helping, dan cooperative. Jadi, tiga dari lima aspek perilaku
tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak
21
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang
orang yang hadir (efek penonton) terkadang menghambat dalam usaha untuk
yang terkadang orang lebih cenderung membantu saat cuaca cerah. Selain itu,
tidak mengalami tekanan waktu (Darley dan Batson dalam Sears, dkk 1985).
22
untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perasaan orang lain dapat
membuat anak menjadi lebih prososial. Ada tiga tipe gaya pengasuhan
orang tua. Orang tua yang otoriter tidak memberi peluang yang besar pada
anak untuk bermusyawarah sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara
pengendalian atas tindakan anak, serta terjalin musyawarah verbal antar anak
dan orang tua. Pada gaya pengasuhan ini orang tua memperlihatkan
atau bahkan tidak menetapkan batasan atau kendali terhadap anak sehingga
23
Faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung juga menjadi faktor
lain anak dan remaja melakukan tindakan prososial. Banyak penelitian yang
mencatat bahwa model peran yang kuat seperti seorang guru dapat membuat
hubungan positif yang memengaruhi kemurahan hati anak terhadap orang lain
yang kurang beruntung karena guru menjadi model yang positif bagi anak
anak untuk menyumbang, berbagi, bekerja sama dan membantu orang lain
(Honig, 1990).
ekonomi dan cara hidup yang didasarkan pada kerja sama di antara anggota
keluarga dan masyarakat akan dilatih untuk kerja sama, sedangkan anak yang
terdiri dari kehadiran orang lain, kondisi lingkungan, tekanan waktu, gaya
pengasuhan, faktor guru, teman sebaya dan saudara kandung, serta faktor
budaya. Namun, faktor gaya pengasuhan bisa menjadi faktor yang utama
24
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seseorang yang dapat
Faktor kepribadian merupakan faktor internal yang menjadi salah satu faktor
tingkat kebutuhan yang tinggi untuk diterima secara sosial merupakan salah
suasana hati yang baik. Hal tersebut dikarenakan suasana hati yang buruk
Rosenhan, 1980).
perasan gelisah akan muncul. Keinginan untuk mengurangi rasa bersalah bisa
25
1980).
seperti perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, tidak berdaya dan perasaan
membantu.
terdiri dari kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distress diri dan empati.
C. Remaja
dewasa. Pada masa transisi ini ada perubahan yang terjadi baik dari
dewasa, ada tuntutan atau tanggung jawab yang lebih besar yang harus
tersebut.
dimulai pada usia 12 - 14 tahun, remaja madya pada usia 15 – 18 tahun dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
remaja akhir pada usia 19 - 21 tahun (Steinberg, 2002). Pada penelitian ini
subjek yang digunakan adalah remaja pada usia madya dan remaja akhir. Hal
ini dilakukan karena remaja pada usia madya mulai muncul adanya
kebingungan mengenai peka atau tidak peka, optimis atau pesimis, idealis
akhir merupakan tahap menuju periode dewasa yang ditandai dengan salah
sendiri dan orang lain. Namun, muncul suatu pembatas yang memisahkan
Jadi, remaja pada usia madya dan remaja akhir akan mulai mendapat
tuntutan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap lingkungan sosialnya.
baik.
D. Kerangka Konseptual
intensi perilaku prososial pada remaja berdasarkan latar belakang status sosial
ekonomi orang tua. Perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
karena kondisi sosial ekonomi orang tua yang memengaruhi interaksi yang
remaja karena keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling dekat dengan
luar rumah seperti menyesuaikan diri dengan tuntutan dan norma-norma yang
ada, memahami perspektif orang lain, saling berkomunikasi dan bekerja sama
dengan orang lain, dan mementingkan kesejahteraan orang lain dan tidak
perilaku prososial pada remaja. Dalam keluarga, orang tua dengan latar
Ada tiga tipe gaya menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) yaitu
28
membuat orang tua mudah marah, bingung, dan tertekan, sehingga dengan
cara membatasi dan menghukum, orang tua bisa mengontrol anak mereka
ketika anak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja tanpa memberikan penjelasan kepada anak. Orang tua lebih banyak
menuntut dan anak harus menaati perintah orang tua tanpa adanya diskusi
bersama sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah antara remaja dan orang
tua. Gaya pengasuhan ini membuat anak mengalami ketakutan, merasa kurang
aman, komunikasi lemah, tidak percaya diri dan terkadang anak menjadi lebih
cenderung rendah.
lebih mandiri. Orang tua tetap menetapkan batasan dan pengendalian, namun
komunikasi dua arah dengan anak mereka, mengenai peraturan yang dibuat,
remja sebagai dasar perilaku prososial. Orang tua yang menerapkan gaya
29
diri, mampu menjalin hubungan yang ramah dengan orang lain, mampu
Orang tua dengan latar belakang status sosial ekonomi tinggi memiliki
pekerjaan yang bergengsi dan materi yang berlimpah bagi anak mereka,
namun orang tua cenderung tidak bisa melakukan interaksi keluarga dan
pengasuhan yang baik untuk perkembangan anak mereka karena orang tua
sibuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk bertemu sehingga orang tua
kurang memiliki kedekatan fisik dan emosional dengan anak mereka. Anak
pun kurang mendapatkan arahan dari orang tua, namun tuntutan terhadap anak
mereka tinggi. Orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk anak
remaja dengan cara memenuhi keinginan dan permintaannya. Orang tua yang
sebaya atau orang lain. Remaja yang mengalami gaya pengasuhan ini kurang
30
gaya pengasuhan orang tua di setiap kelompok status sosial ekonomi yang
Pentingnya interaksi yang terjalin antara orang tua dengan anak akan
keluarga akan menentukan pula cara-cara dan tingkah laku remaja terhadap
orang lain. Jika interaksi sosial di dalam keluarga tidak lancar, maka besar
31
Remaja
32
E. Hipotesis Penelitian
status sosial ekonomi. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dimaksud adalah penghasilan atau upah kerja yang diperoleh oleh orang tua
35
kedermawanan.
Perolehan skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa subjek
rendah pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai intensi perilaku
D. Subjek Penelitian
angket dan skala. Angket dalam penelitian ini berkaitan dengan data diri
orang tua subjek untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sedangkan skala yang digunakan adalah skala intensi perilaku prososial yang
disusun oleh peneliti yang mengacu pada landasan teori yang ada.
Angket dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh subjek
terakhir ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, penghasilan ayah dan ibu setiap
berharga yang dimiliki oleh orang tua subjek. Namun, sebagai acuan dalam
Tabel 1
37
intensi perilaku prososial pada remaja. Skala pada penelitian ini menggunakan
model skala Likert yang terdiri dari dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan
untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia.
Tabel 2
Skala dalam penelitian ini terdiri dari 40 item yang pada tiap aspeknya
Sehingga satu komponen dapat lebih menentukan dari komponen lainnya dan
komponen yang lebih penting mendapatkan bobot yang lebih banyak atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3
11% (13, 16, 21, 45, 11% (8, 11, 25, 33,
Kerjasama 15 item (22%)
49, 54, 58) 38, 52, 65, 66)
7,5% (1, 12, 41, 42, 7,5% (10, 18, 30, 36,
Bederma 10 item (15%)
46) 50)
39
1. Validitas
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
isi agar alat ukur menghasilkan data yang komprehensif dan relevan dengan
2. Seleksi Item
item-item yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen dan
yang diukur pada tiap responden. Pemilihan item didasarkan pada besarnya
koefisien korelasi (rix ) dengan batasan yang digunakan rix ≥ 0,30. Item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang
40
rentang nilai koefisien rix antara -0.026 sampai dengan 0.622. Setelah
yang lolos yang memiliki koefisien korelasi rix ≥ 0,30 dengan rentang nilai rix
Tabel 4
Berbagi 7,5% (31, 51, 56) 7,5% (5, 27, 34) 15 % (6 item)
Bederma 10% (1, 12, 41, 42) 7,5% (10, 30, 50) 17,5% (7 item)
41
3. Reliabilitas
pada skala intensi perilaku prososial sebesar 0,908 yang menandakan bahwa
1. Uji Asumsi
mengetahui motode yang tepat dalam menganalisis data. Uji asumsi tersebut
antara lain adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Jika kedua asumsi
tersebut memenuhi syarat, maka uji hipotesis One Way ANOVA dapat
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Uji Normalitas
ambil berasal dari populasi yang besarannya normal atau tidak normal. Hasil
sebaran data yang normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya
atau nilai p (Santoso, 2010). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi atau p > 0,05 maka data yang diuji
b. Uji Homogenitas
yaitu jika nilai signifikansi atau nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok data homogen atau tidak memiliki
perbedaan varian.
2. Uji Hipotesis
perilaku prososial pada remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi
tinggi. Terdapat lebih dari dua kelompok data dalam penelitian ini, sehingga
uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji One Way ANOVA yaitu
analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata tiga atau lebih
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
lebih yakni sejak tanggal 23 Desember 2015 sampai 30 Januari 2016. Subjek
tahun sampai 21 tahun yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah, status sosial ekonomi menengah dan status sosial ekonomi
tinggi. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar 225 skala intensi
perilaku prososial beserta angket status sosial ekonomi secara bersamaan yang
telah disusun oleh peneliti. Skala dan angket diberikan secara langsung
kepada subjek penelitian. Selain itu peneliti juga meminta bantuan kepada
Dari 225 skala yang disebar, terdapat 207 skala yang dapat digunakan dalam
penelitian ini, karena 17 skala lain tidak terisi lengkap sehingga perlu
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja yang terdiri
Tabel 5
Laki-laki 65
Perempuan 142
TOTAL 207
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, subjek
berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 142 orang dari pada
46
Tabel 6
15 th 9
16 th 41
17 th 38
18 th 26
19 th 34
20 th 29
21 th 30
TOTAL 207
sebanyak 26 orang, dan paling sedikit terdapat pada usia 15 tahun sebanyak 9
orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 7
Tidak Sekolah - 2
SD 18 20
SMP 16 26
SMA/Sederajat 86 74
Akademi / Sarjana 87 85
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pendidikan orang tua
subjek dari tiga kelompok status sosial ekonomi paling banyak adalah
pendidikan terakhir akademi atau sarjana baik ayah sebanyak 87 orang dan
Tabel 8
Tidak Bekerja 16 79
Buruh 41 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Petani 10 4
Pedagang 2 16
Wiraswasta 48 18
Pengajar 15 26
Pegawai 60 37
Supir 2 -
PNS 4 2
POLRI 1 -
Pelayaran 1 -
Chef 1 -
Teknisi 1 -
Dari tabel di atas, diketahui bahwa status pekerjaan orang tua subjek
penelitian dari tiga kelompok status sosial ekonomi yakni pada ayah sebanyak
16 orang ayah tidak bekerja dan 191 orang ayah bekerja. Sedangkan pada ibu
sebanyak 79 orang ibu tidak bekerja dan 128 orang ibu sisanya bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 9
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.00 62 28
> Rp 3.000.000; 71 54
Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa orang tua subjek khususnya
125 orang, yang memiliki penghasilan sedang sebanyak 28 orang dan ibu
status sosial ekonomi mengacu pada penghasilan ayah. Jika ayah subjek tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 10
Rendah 73 35,3%
Menengah 63 30,4%
Tinggi 71 34,3%
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 207 orang remaja. Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa remaja yang termasuk dalam kelompok status
51
Tabel 11
Sig.
Teoritis Empiris
Pengukuran SD Hasil
Mean Xmin Xmax Mean Xmin Xmax
Uji-t
Intensi Perilaku
100 40 100 142,7 98 173 11,5 0.000
Prososial
Prososial
100 40 100 138,9 98 171 12,4 0.000
SSE Rendah
Prososial
100 40 100 143,9 117 173 11,9 0.000
SSE Menengah
Prososial
100 40 100 145,4 125 164 9,1 0.000
SSE Tinggi
empiris dari subjek penelitian lebih besar daripada skor mean teoritisnya
(142,7 > 100). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini
memiliki tingkat intensi perilaku prososial yang tinggi. Hasil ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
didukung dengan hasil uji One Sample t - Test yang menunjukkan bahwa
antara mean empiris dan mean teoritis memiliki perbedaan yang signifikan
karena nilai p yang diperoleh sebesar 0.000 (p < 0,05). Hasil tersebut
intensi perilaku prososial yang tinggi. Selain itu, ketiga kelompok status sosial
ekonomi memiliki mean empiris yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek di tiap kelompok status
perilaku prososial yang tinggi. Signifikansi pada tiap kelompok status sosial
Dari tabel 11, dapat diketahui juga bahwa intensi perilaku prososial
1. Uji Normalitas
penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
22. Data dapat dikatakan normal jika memenuhi syarat p > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 12
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
SSE
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai p = 0,200. Hasil p > 0,05 menunjukkan bahwa variabel intensi perilaku
prososial pada seluruh kelompok data memiliki sebaran data yang normal.
2. Uji Homogenitas
homogenitas yaitu data dinyatakan homogen jika p > 0,05 dan dinyatakan
tidak homogen jika p < 0,05. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
menggunakan program SPSS melalui Levene’s Test dah hasil yang diperoleh
54
kelompok data dalam penelitian bersifat homogen atau sama karena nilai p >
Tabel 13
intensi perilaku prososial pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi
dalam analisi ANOVA yaitu ada perbedaan jika F hitung > F tabel dan taraf
signifikansi (p) < 0,05. Hasil uji penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 14
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
dari data penelitian sebesar 6,617 dengan nilai p sebesar 0,002. Setelah
diketahui F hitung dan taraf signifikansinya, maka perlu mencari nilai F tabel
sebesar 6,617 lebih besar dari F tabel sebesar 3,04 dengan signifikansi 0,002 <
0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada
intensi perilaku prososial remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.
semua kelompok data yang dibandingkan, maka perlu dilihat lebih lanjut
perbedaan dari masing-masing tiap kelompok status sosial ekonomi. Hasil Pos
–Hoc Test dengan pengujian LSD dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 15
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ketika kelompok status sosial
kelompok tersebut. Hasil yang sama juga ditemukan ketika kelompok status
tinggi karena hasil yang diperoleh p = 0,001 yang menandakan bahwa ada
dengan kelompok status sosial ekonomi tinggi hasil yang diperoleh adalah p =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
0,456 yang menandakan bahwa tidak ada perbedaan intensi perilaku prososial
E. Pembahasan
yang signifikan pada remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua. Hal
< 0,05). Dari hasil analisis data juga diketahui bahwa intensi perilaku
prososial pada remaja dengan status sosial ekonomi tinggi dan menengah
dengan remaja yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Namun, tidak
Dalam penelitian ini, subjek yaitu remaja dari status sosial ekonomi
prososial yang cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari skor mean empiris
yang lebih besar dari skor mean teoritis (142,7 > 100,0) pada subjek di ketiga
58
Jika dilihat dari nilai mean di tiap kelompok status sosial ekonomi,
remaja dari status sosial ekonomi tinggi memiliki skor rata-rata intensi
perilaku prososial yang lebih tinggi daripada remaja dari kelompok status
status sosial ekonomi rendah memiliki rata-rata skor intensi perilaku prososial
yang paling rendah di antara ketiga kelompok status sosial ekonomi. Menurut
Bradley & Corwyn (dalam Berk, 2012), orang tua dari status sosial ekonomi
dan pujian kepada anak mereka sehingga remaja lebih prososial. Sedangkan
perintah, kritik, dan hukuman fisik, semuanya lebih sering dijumpai dalam
remaja dari status sosial ekonomi rendah perilaku prososialnya lebih rendah.
Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan adalah orang tua dengan
status sosial ekonomi tinggi memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pada
orang tua dari kelompok status sosial ekonomi rendah. Pendidikan memiliki
meningkatkan kualitas hidup orang tua dan remaja. Selain itu pendidikan yang
tinggi dapat mendukung orang tua untuk mendapat jenis pekerjaan yang
kesejahteraan hidup keluarga. Orang tua yang hidup dengan kecukupan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tua dari status sosial ekonomi tinggi cenderung terhindar dari konflik yang
lebih baik dalam keluarga dan orang tua bisa lebih fokus dalam memberikan
mengenai orang tua subjek penelitian sebesar 75% ayah dari kelompok status
sarjana dan presentase untuk ibu sebesar 68% dan sisanya berpendidikan
dasarnya remaja yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi
yang digunakan untuk membentuk karakter yang baik demi kemajuan para
sebagai sarana agar anak didik mereka mengalami proses belajar dari kegiatan
60
tinggi selalu aktif menjadi anggota dalam suatu kegiatan seperti kegiatan
keagamaan.
agar menjadi lebih baik. Semakin aktif seorang remaja terlibat dalam suatu
tau bagaimana berinteraksi dengan orang lain, mengontrol tingkah laku sosial,
dan saling bertukar perasaan dan masalah yang sedang dialami (Yusuf, 2011),
sehingga remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi lebih percaya diri
Terkait dengan faktor dalam diri, suasana hati bisa menjadi penentu
remaja untuk melakukan tindakan prososial. Remaja yang berasal dari status
61
merasa sedih, khususnya ketika melihat orang tua yang selalu dipusingkan
oleh masalah ekonomi dan bahkan sampai terjadi konflik di dalam keluarga
akan membuat suasana hati remaja menjadi buruk. Suasana hati yang buruk
karena masalah yang dialami remaja menyebabkan remaja lebih terpusat pada
lain. Hal tersebut yang dapat dijadikan alasan mengapa dalam penelitian ini
remaja dari kelompok status sosial ekonomi rendah memiliki intensi prososial
terhadap alat ukur, ditemukan bahwa adanya salah satu aspek perilaku
penelitian ini. Jumlah item pada aspek berderma memiliki proporsi yang
cukup besar pada alat ukur yaitu sebesar 17,5% dibandingkan dengan aspek
berbagi dan kejujuran yang masing-masing hanya 15% dan 12,5%. Hal
terhadap perilaku prososial pada remaja dari kelompok status sosial ekonomi
tinggi. Tindakan berderma jelas akan lebih mudah dilakukan oleh remaja dari
kelompok status sosial ekonomi tinggi karena mereka memiliki cukup atau
lebih materi atau barang-barang yang dapat disumbangkan bagi orang yang
62
prososial dalam hal berderma daripada remaja dari status sosial ekonomi
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
ada perbedaan intensi perilaku prososial ditinjau dari status sosial ekonomi
orang tua. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai p = 0,002 (p < 0,05). Perbedaan
tersebut yaitu remaja dari kelompok status sosial ekonomi tinggi dan
B. Keterbatasan Penelitian
dilakukan uji coba alat ukur, ternyata beberapa item pada tiap aspek
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menjadi berubah. Peneliti tidak meninjau kembali proporsi item pada tiap
aspek tersebut dan hanya meggunakan item-item yang lolos untuk dijadikan
sebagai skala penelitian. Hal tersebut menyebabkan proporsi item pada skala
penelitian mengalami perbedaan dengan skala uji coba karena kurang sesuai
C. Saran
kelompok status sosial ekonomi yang timbudari gaya pengasuhan orang tua.
Maka dari itu, orang tua perlu memperkuat pemahaman sosial remaja dengan
65
orang tua lupa atau mengabaikan untuk memberi perhatian dan kasih sayang
orang miskin. Jika para orang tua memiliki pekerjaan dengan penghasilan
orang tua lebih fokus dalam mendidik remaja. Remaja mendapat perhatian
secara lebih baik dari orang tua yang nantinya akan berdampak pada sikap
bersikap prososial, terhindar dari kasus kriminal, dan kasus kenakalan remaja
dapat berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
menarik jika diteliti lebih dalam karena masih banyak hal yang bisa
selanjutnya yang tertarik dengan topik ini mampu melihat lebih mendalam
terkait faktor faktor gaya pengasuhan sebagai salah satu faktor yang
DAFTAR PUSTAKA
Aronson, E., Wilson, T. D. & Akert, R. M. (2005). Social Psychology (ed. Ke-5).
New Jerssey : Pearson Education, Inc.
Deny, S. (2016). Cek Daftar Lengkap UMP 2016 di 31 Provinsi. Diunduh pada 25
Januari 2016, dari http://bisnis.liputan6.com/read/2409607/cek-daftar-lengkap-
ump-2016-di-31-provinsi?p=2
Dovidio, J. F., Piliavin, J. A., Schroeder, D. A. & Penner, L. A. (2006). The Social
Psychology of Prosocial Behavior. London : Lawrence Erlbaum Associates.
Gilarso (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (ed. Revisi). Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Horton, P. B. & Hunt, C. L. (1980). Sociology (ed. Ke-5). New York : McGraw-Hill,
Inc.
Howe, David (2015). Empati: Makna dan Pentingnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mussen P. H., Conger, J. J., Kagan, J. & Huston, A. C. (1990). Child Development &
Personality (ed. Ke- 7). New York : Harper & Row, Publisher, Inc.
Piff, P. K., Kraus, M. W., Cote, S., Cheng, B. H. & Keltner, D. (2010). Having Less,
Givig More : The Inluence of Social Class on Prosocial Behavior . Journal of
Personality and Social Psychology . 5, 771-784.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terparaktis. Yogyakarta: C.V Andy
OFFSet.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta :
Penerbit USD.
Santrok, J. W. (2002). Life-Span Development, (ed. Ke-5 jilid I). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Penerbit. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Santrock J. W. (2007). Perkembangan Anak (ed. Ke- 2 jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, J. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali.
Sears, O. D., Freedman, J. L. & Peplau, L. A. (1994). Psikologi Sosial, (ed. Ke- 5
jilid 2). Jakarta: Erlangga.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Penerbit Kencana.
Soekanto, S. (1990). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Staub. (1978). Positive Social Behavior And Morality. New York: Academic Press.
Steinberg, L. (2002). Adolescence, (ed. Ke- 6). New York: Mc.Graw-Hill Education.
Sugiarto. (2012). Kenakalan Remaja Di Indonesia Sudah Sangat Parah. Di unduh
pada 29 September 2015 dari,
http:/www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/07/124082
70
Utomo, D. (2014). Intensi Perilaku Prososial Anak Ditinjau Dari Gaya Pengasuhan.
Jurnal Online Psikologi Vol. 02, No. O1. Fakultas Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Wentzel, K. R., Filisetti, L. & Looney, L. (2007). Adolescent Prosocial Behavior: The
Role of Self-Processes and Contextual Cues. Child Development, volume 78,
number 3, pages 895-910.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Disusun oleh :
119114014
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dengan hormat,
(Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PERNYATAAN KESEDIAAN
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Menyetujui,
Tanda tangan
(Responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
77
78
7. Barang elektronik apa saja yang dimiliki oleh orang tua anda ?
(Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Tidak memiliki barang elektronik
b. Radio
c. Televisi
d. Kulkas
e. Mesin cuci
f. Computer
g. Laptop
h. AC
i. Kipas angin
79
Jika ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang dianggap kurang tepat. Lalu beri tanda silang pada
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang
sesungguhnya.
Contoh :
80
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu,
pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan teman-
teman terhadap pernyataan yang tersedia.
SELAMAT MENGERJAKAN
81
82
83
84
85
86
kelompok dilakukan.
87
88
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM SKALA
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
N %
Total 45 100.0
Cronbach's
Alpha N of Items
.879 68
Item-Total Statistics
91
92
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
119114014
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dengan hormat,
(Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PERNYATAAN KESEDIAAN
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Menyetujui,
Tanda tangan
(Responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
98
99
7. Barang elektronik apa saja yang dimiliki oleh orang tua anda ?
(Jawaban dapat lebih dari satu)
a. Tidak memiliki barang elektronik
b. Radio
c. Televisi
d. Kulkas
e. Mesin cuci
f. Computer
g. Laptop
h. AC
i. Kipas angin
100
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh :
Jika ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang dianggap kurang tepat. Lalu beri tanda silang pada
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang
sesungguhnya.
Contoh :
101
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh sebab itu,
pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan teman-
teman terhadap pernyataan yang tersedia.
SELAMAT MENGERJAKAN
102
103
104
105
106
LAMPIRAN 4
RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
N %
Total 45 100.0
Cronbach's
Alpha N of Items
.908 40
Item-Total Statistics
109
LAMPIRAN 5
DESKRIPTIF DATA BERDASARKAN KELOMPOK
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
HASIL PENELITIAN :
Hasil Uji Normalitas , Hasil Uji Homogenitas, dan Hasil Uji ANOVA
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
114
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Prososial
(I) SES (J) SES (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound