jawaban :
1.
a. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme
secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya . Dari segi autekologi, maka bisa
dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis
pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh
suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau
margasatwa. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang
liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon.
b. Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam
satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Dari segi sinekologi, dapat
dipelajari berbagai kelompok jenis tumbuhan sebagai suatu komunitas, misalnya
mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi,
atau terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem bisa juga dipelajari pengaruh berbagai
faktor ekologi terhadap kondisi populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi
binatang liar yang ada di dalamnya.
2. contoh hasil penelitian yang termasuk Autekologi :
menurut saya Jurnal ini termasuk Autekologi karena adanya satu spesies atau organisme secara
individu yang saling berinteraksi dengan lingkungannya. Spesies yang dibahas dalam jurnal ini
yaitu spesies Mangrove yang berinteraksi dengan areal-areal dengan hidrologi normal maupun
yang mendekati normal. Dalam jurnal ini lebih ditekankan dalam proses restorasi Mangrove
berwawasan lingkungan.
Di Amerika Serikat, mangrove tumbuh secara alami di Negara bagian Florida, Lousinea
dan Texas. Mangrove juga tumbuh alami di wilayah lain di bawah yurisdiksi hukum “Corps of
Engineers”. Seperti di US Virgin Island, Puerto Rico, dan beberapa wilayah di Pasifik.
Secara umum, spesies mangrove semakin banyak seiring dengan menurunnya tingkat
ketinggian tanah di Florida, masih tersisa sekitar 200000 hektar mangrove, terdapat spesies
mangrove diantaranya yaitu mangrove merah (Rhizophora mangle), mangrove hitam (Avicennia
germinans), dan mangrove putih (Languncularia racemosa).
Mangrove tumbuh diberbagai kondisi hidrologi dan iklim sehingga menciptakan
hamparan yang luar dari berbagai macam komunitas mangrove. Di Florida, pola klasik mangrove
digambarkan oleh Davis (1940) telah meluas menjadi sedikitnya empat variasi yang semuanya
termasuk satu kesatuan misalnya seperti smooth cordgrass (Spartina alterniflora) atau Slatwort
(Batis maritina). “Lewis, 1985”
Smooth cordgrass (Spartina alterniflora) berperan sebagai spesies perintis dimana pada
mulanya tumbuh pada lahan gundul dan selanjutnya mempermudah pertumbuhan mangrove
dikemudian harisampai menjadi spesies yang dominan. Bahkan setelah mangrove tumbuh
dominan, beberapa spesies asli yang tumbuh di rawa pasang surut kadang masih tersisa.
Restorasi mangrove dilaksanakan terhadap cirri-ciri ekosistem tertentu dan tiruan atas
fungsi alamiyah yang lebih memungkinkan untuk sukses melakukan restorasi ke kondisi aslinya
(Lewis, Kuster, dan Erwin 1995). Restorasi dapat disarankan ketika suatu system telah berubah
dalam tingkat tertentu sehingga tidak dapat lagi memperbaiki diri secara alami. Pendekatan
terbaik restorasi adalah dengan mengetahui penyebab punahnya mangrove, tangani penyebabnya
dan kemudian bekerja dengan proses perbaikan alami untuk membangun kembali habitat
mangrove.
Teknik restorasi habitat mangrove diseluruh dunia dapat memperbaiki kondisinya secara
alami dalam waktu 15-30 tahun jika dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Hidrologi normal airnya tidak terganggu
2. Tersedia bibit mangrove dan jaraknya tidak terganggu maupun terhalangi.
Sebagai dari restorasi yang dilakukan yaitu pada area bekas pembalakan di Tembilihan,
Indonesia menurut Soemodiharjo (1996) melaporkan hanya 10% dari area bekas pembalakan
membutuhkan penanaman kembali karena sisanya 90% telah memiliki lebih dari 2500 bibit
alami perhektar.
Jurnal ini termasuk Autekologi karena adanya satu spesies atau organisme secara individu yang
saling berinteraksi dengan lingkungannya. Spesies yang dibahas dalam jurnal ini yaitu spesies
Mangrove yang berinteraksi dengan areal-areal dengan hidrologi normal maupun yang
mendekati normal. Dalam jurnal ini lebih ditekankan dalam proses restorasi Mangrove
berwawasan lingkungan.
Di Amerika Serikat, mangrove tumbuh secara alami di Negara bagian Florida, Lousinea
dan Texas. Mangrove juga tumbuh alami di wilayah lain di bawah yurisdiksi hukum “Corps of
Engineers”. Seperti di US Virgin Island, Puerto Rico, dan beberapa wilayah di Pasifik.
Secara umum, spesies mangrove semakin banyak seiring dengan menurunnya tingkat
ketinggian tanah di Florida, masih tersisa sekitar 200000 hektar mangrove, terdapat spesies
mangrove diantaranya yaitu mangrove merah (Rhizophora mangle), mangrove hitam (Avicennia
germinans), dan mangrove putih (Languncularia racemosa).
Mangrove tumbuh diberbagai kondisi hidrologi dan iklim sehingga menciptakan
hamparan yang luar dari berbagai macam komunitas mangrove. Di Florida, pola klasik mangrove
digambarkan oleh Davis (1940) telah meluas menjadi sedikitnya empat variasi yang semuanya
termasuk satu kesatuan misalnya seperti smooth cordgrass (Spartina alterniflora) atau Slatwort
(Batis maritina). “Lewis, 1985”
Smooth cordgrass (Spartina alterniflora) berperan sebagai spesies perintis dimana pada
mulanya tumbuh pada lahan gundul dan selanjutnya mempermudah pertumbuhan mangrove
dikemudian harisampai menjadi spesies yang dominan. Bahkan setelah mangrove tumbuh
dominan, beberapa spesies asli yang tumbuh di rawa pasang surut kadang masih tersisa.
Restorasi mangrove dilaksanakan terhadap cirri-ciri ekosistem tertentu dan tiruan atas
fungsi alamiyah yang lebih memungkinkan untuk sukses melakukan restorasi ke kondisi aslinya
(Lewis, Kuster, dan Erwin 1995). Restorasi dapat disarankan ketika suatu system telah berubah
dalam tingkat tertentu sehingga tidak dapat lagi memperbaiki diri secara alami. Pendekatan
terbaik restorasi adalah dengan mengetahui penyebab punahnya mangrove, tangani penyebabnya
dan kemudian bekerja dengan proses perbaikan alami untuk membangun kembali habitat
mangrove.
Teknik restorasi habitat mangrove diseluruh dunia dapat memperbaiki kondisinya secara
alami dalam waktu 15-30 tahun jika dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Hidrologi normal airnya tidak terganggu
2. Tersedia bibit mangrove dan jaraknya tidak terganggu maupun terhalangi.Sebagai
dari restorasi yang dilakukan yaitu pada area bekas pembalakan di Tembilihan,
Indonesia menurut Soemodiharjo (1996) melaporkan hanya 10% dari area bekas
pembalakan membutuhkan penanaman kembali karena sisanya 90% telah memiliki
lebih dari 2500 bibit alami perhektar.
Restorasi ekologi habitat bakau bisa dilakukan, dan telah dilakukan dalam skala luas di berbagai
belahan bumi serta dapat dilaksanakan dengan biaya yang efektif. Penerapan sederhana dari lima
tahap restorasi bakau yang dibahas di sini setidaknya dapat memastikan suatu proses pemikiran
yang analisis serta mengurangi sistem penanaman bakau sebagai jalan keluar atas semua masalah
restorasi bakau.
dari Roy R. “Robin” Lewis III, Lewis Environmental Services, Inc.
diterjemah oleh Tengku Lukmanul Hakim,
Mangrove Action Project - Indonesia Program