Anda di halaman 1dari 8

Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

Journal of Economic Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec

PENGARUH PENGETAHUAN WIRAUSAHA DAN KEMAMPUAN


MEMECAHKAN MASALAH WIRAUSAHA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Kuntowicaksono 

Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian adalah mengetahui apakah ada oengaruh pengetahuan kewirau-
Diterima Januari 2012 sahaan, kemampuan untuk memecahkan masalah terhadap minat kewirausahaan
Disetujui Februari 2012 siswa.Popuulasi terdiri dari 270 siswa Bisnis dan Manajemen SMK dan sampel
Dipublikasikan Agustus 2012
100 siswa. Variabel independen adalah pengetahuan kewirausahaan, kemampuan
Keywords: memecahkan masalah dan variabel dependen minat kewirausahaan siswa. Data
Entrepreneur knowledge dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan analisis dengan mengguna-
The ability to solve the kan analisis regresi berganda. Temuan1) Secara simultan ada pengaruh pengeta-
problem huan kewirausahaan, kemampuan untuk memecahkan masalah terhadap minat
Entrepreneur interest kewirausahaan siswa. 2). tidak ada pengaruh secara parsial pengetahuan kewirau-
sahaan terhadap minat kewirausahaan siswa: 3) terdapat pengaruh parsial kemam-
puan untuk memecahkan masalah kewirausahaan terhadap minat kewirausahaan
siswa.Disarankan agar (1) untuk meningkatkan minat kewirausahaan mahasiswa,
guru harus memberikan bahan ajar sesuai dengan kondisi nyata., (2) Institusi pen-
didikan i berorientasi kurikulum.

Abstract
The objective of the research is to find out whether there’s impact from entrepreneurship, to
solve students’ problems to students’ interest in entrepreneur. The population consists of 270
students of business and management SMK with 100 students as samples. The independent
variable is enterpreneur knowledge, ability to solve the problems and the dependent variable
is students’ interest in entrepreneur. The data are collected by using questionnaire and the
analysis uses double regression analysis. The results are 1) Simultaneously the impact of en-
trepreneur exists to solve the problem of students’ interest in entrepreneur, 2). Partially, there’s
no impact of entrepreneur knowledge in entrepreneur’s impact of students 3) there’s partial
impact to solve entrepreneur problem to the interest of entrepreneur in students. It is suggested
to (1) the entrepreneur interest of the students, teachers should give the material based on real-
ity, (2) educational institution which curriculum oriented.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2301-7341
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

Pendahuluan Kerangka pengembangan kewirausahaan


di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat
Salah satu kelemahan pendidikan formal penting, karena pendidik adalah agent of change
kita adalah lemahnya interaksi sosial, padahal yang diharapkan mampu menanamkan ciri, sifat
interaksi sosial adalah rohnya pendidikan karena dan watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa
pada hakekatnya pendidikan harus dapat mem- entrepreneurship bagi peserta didiknya, disamping
beri manfaat dan bekal yang memadai bagi para itu jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi
siswa sehingga mampu beradaptasi dengan per- seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para
soalan hidupnya. Menurut YB Mangunwijaya pendidik akan memiliki orientasi kerja lebih efi-
(1996:413) dalam pendidikan tidak melulu di da- sien, kreatif, motivatif, produktif serta mandiri.
lam kelas namun semenjak dalam asuhan orang David Mc Clelland (2009:433) mengata-
tuanya, selanjutnya mendapat pendidikan di se- kan bahwa suatu negara bisa makmur kalau jum-
kolah dengan seluruh interaksinya. Pendidikan lah entrepreneur (wirausaha) sedikitnya ada 2 %
yang mengedepankan unsur interaksi sosial yang dari total populasi penduduk. Pada tahun 2007,
memadai akan sangat bermanfaat bagi kemaju- jumlah wirausaha di Amerika Serikat mencapai
an bangsa. Siswa tak hanya mendapatkan ilmu 11,5%, sementara di singapura setidaknya ada
sebagai kepustakaan dalam otaknya saja namun 7.2 % . di Indonesia jumlah wirausaha hanya ber-
ilmu itu akan punya makna baik bagi diri mau- kisar 0,18% atau 400.000 jiwa saja.
pun lingkungannya. Menurut Ciputra (2001:67) jika Indonesia
Pendidikan dengan basis interaksi sosial memiliki 4.4 Juta jiwa yang menjadi wirausaha,
akan menjamin siswa mampu menerapkan il- perekonomian negara ini bisa berjalan lebih baik.
munya dalam praktek kehidupan, dan dipastikan Ciputra juga mengatakan, mengapa sebagian be-
mereka tidak akan kesusahan untuk mendapat- sar negara berkembang di dunia masih tetap mis-
kan pekerjaan dan menciptakan lapangan peker- kin dan tak kunjung berkembang dan keluar dari
jaan, pendidikan harus mempunyai pengaruh ter- kemiskinan, akar dari semua masalah itu adalah
hadap produktifitas bangsa dan berdampak pada karena negara berkembang tidak kunjung berha-
pertumbuhan ekonomi. sil menjadi negara maju karena mereka tidak pu-
Saat ini pendidikan formal harus ditun- nya cukup entrepreneur.
jang dengan keahlian lain seperti kewirausahaan Menciptakan anak didik yang siap kerja
dan penguasaan teknologi, mengingat penyera- dengan kemampuan dan keterampilan yang me-
pan siswa pada jenjang yang lebih tinggi dan madai, menjadi sebuah tuntutan agar anak didik
dalam perekrutan pegawai sangat terbatas dan mampu mandiri dan tidak tergantung pada pe-
dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Persain- merintah. Kemandirian untuk berwirausaha ini-
gan yang sangat ketat untuk dapat berkompetisi lah yang sangat diperlukan agar industri-industri
dengan bangsa bangsa lain di dunia, agar tetap semakin tumbuh berkembang dan penganggu-
eksis di pasar global membutuhkan tenaga ter- ran semakin terkikis. Oleh karena itu diperlukan
ampil yang mempunyai kompetensi dan etos untuk menciptakan sumberdaya manusia yang
kerja profesional. Melihat kondisi tersebut diatas, berkualitas diperlukan pendidikan yang mema-
maka dunia pendidikan harus mampu berperan dukan antara teori dan praktik sehingga siswa
aktif menyiapkan sumber daya manusia terdidik benar-benar memahami makna pendidikan bagi
yang mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan siswa.
kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun Minat diartikan sebagai kehendak, keingi-
internasional ia tidak cukup hanya menguasai nan atau kesukaan. Pengertian ini memberikan
teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkan makna bahwa minat sebagai suatu keinginan
dalam kehidupan sosial. Ia tidak hanya mampu terhadap sebuah objek dan tentunya setelah tim-
menerapkan ilmu yang diperolehnya dibangku bul minat, maka seseorang akan melakukan ak-
sekolah/kuliah, tetapi juga mampu memecahkan tivitas. Tindakan yang dilakukan oleh seseorang
berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidu- pada dasarnya untuk memenuhi keinginan ter-
pan sehari hari. hadap objek yang dianggap menimbulkan minat
Pendidikan yang demikian adalah pen- (Kamisa, 1997:370).
didikan yang berorientasi pada pembentukan Minat berperan sangat penting dalam ke-
jiwa entrepreneurship ialah jiwa keberanian dan hidupan peserta didik dan mempunyai dampak
kemampuan menghadapi problema hidup dan yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa
kehidupan secara wajar, jiwa kreatip untuk men- yang berminat terhadap kegiatan belajar akan
cari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang
mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. kurang berminat. Menurut Hilgard (1977:19)

46
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

memberi rumusan pengertian tentang minat se- Pengertian wirausaha lebih lengkap diny-
bagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay atakan oleh Schumpeter adalah entrepreneur as
attention to and enjoy some activity or content” yang the person who destroys the existing economic order by
berarti minat adalah kecenderungan yang tetap introducing new products and services, by creating new
untuk memperhatikan dan mengenang bebera- forms of organization, or by exploiting new raw mate-
pa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, rials. (Alma, 2004:21). Jadi menurut Schumpeter
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem
rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. ekonomi yang ada dengan memperkenalkan ba-
Minat adalah kecenderungan dalam diri rang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau bentuk organisasi baru atau mengolah bahan
menyenangi sesuatu objek (Suryabrata, 1988 baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatan-
:109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian nya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun
yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh bisa pula dilakukandalam organisasi bisnis yang
kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan sudah ada.
lingkungan. Para ekonom klasik, termasuk Karl Marx
Minat adalah kecenderungan subyek (2000:174), mengidentifikasikan wirausaha se-
yang menetap untuk merasa tertarik pada bi- bagai kapitalis (wirausaha-kapitalis). Sedangkan
dang studi atau pokok bahasan tertentu dan me- para ekonom lainnya, mengidentifikasi wirau-
rasa senang mempelajari materi itu “Minat sangat saha sebagai seorang pekerja khusus pengelola
besar pengaruhnya terhadap prestasi akademik, perusahaan (wirausaha manajer/pekerja).
sebab dengan minat seseorang akan melakukan Pengetahuan didefinisikan oleh Oxford
sesuatu yang diminatinya” (Winkel, 2004: 105). Kamus Inggris sebagai (a) keahlian, dan keteram-
Suatu minat dapat diekspresikan mela- pilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pen-
lui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa galaman atau pendidikan; pemahaman teoritis
seseorang lebih menyukai suatu hal daripada atau praktis dari suatu subjek, (b) apa yang dike-
hal lainnya. Seseorang yang memiliki minat nal dalam bidang tertentu atau secara total; fakta
terhadap suatu obyek, maka orang tersebut dan informasi; atau (c) kesadaran atau keakraban
cenderung memberi perhatian besar terhadap diperoleh pengalaman fakta atau situasi. perde-
obyek tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat batan filosofis pada mulai umum dengan formu-
dari Sujanto (2001:92) bahwa “Minat ialah lasi Plato pengetahuan sebagai “keyakinan yang
suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja benar dibenarkan.” Namun ada ada definisi yang
yang terlahir dengan penuh kemauannya dan disepakati tunggal pengetahuan saat ini, maupun
yang tergantung dari bakat dan lingkungannya”. prospek satu, dan masih ada banyak teori yang
Minat sebagai salah satu aspek tingkah bersaing. Pengetahuan akuisisi melibatkan proses
laku afektif memiliki karakteristik. Karakteristik kognitif yang kompleks: persepsi, pembelajaran,
tersebut dikemukakan oleh beberapa pendapat, komunikasi, asosiasi dan penalaran. pengeta-
antara lain : Menurut Slameto (2003:57), “Mi- huan Istilah ini juga digunakan untuk berarti pe-
nat tidak dibawa sejak lahir dan minat selalu mahaman subjek percaya diri dengan kemampu-
diikuti dengan perasaan senang dan dari itu an untuk menggunakannya untuk tujuan tertentu
diperoleh kepuasaan. Hal ini berarti, suatu mi- jika sesuai.
nat bisa ditumbuhkan kepada seseorang sedari Sumber pertama yaitu kepercayaan ber-
dini dan bisa dipupuk dengan belajar. dasarkan tradisi, adat dan agama, adalah beru-
Peter F. Drucker (1994:231) mengatakan pa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini
bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan biasanya berbentuk norma-norma dan kaidah-
dalam menciptakan sesuatu yang baru dan ber- kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan
beda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu ter-
seseorang wirausaha adalah orang yang memili- kandung pengetahuan yang kebenarannya boleh
ki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang jadi tidak dapat dibuktikan secara rasional dan
baru, berbeda dari yang lain atau mampu mencip- empiris, tetapi sulit dikritik untuk diubah begitu
takan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan,
ada sebelumnya. dengan percaya secara bulat. Pengetahuan yang
Sementara itu, Zimmerer (1996:44) men- bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat
gartikan kewirausahaan sebagai suatu proses tetap (mapan) tetapi subjektif.
penerapan kreatifitas dan inovasi dalam meme- Sumber kedua yaitu pengetahuan yang ber-
cahkan persoalan dan menemukan peluang untuk dasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga
memperbaiki kehidupan ( usaha). masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak

47
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang pikiran. Karena itu tidak bisa berlaku umum,
dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, hanya berlaku secara personal belaka (Suharto-
orang yang dituakan, dan sebagainya. Apa pun no, 2008:99).
yang mereka katakan benar atau salah, baik atau Kemampuan merupakan salah satu unsur
buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya dii- kompetensi sumber daya manusia yang dapat
kuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. meningkatkan kinerja perusahaan atau organi-
Karena, kebanyakan orang telah mempercayai sasi. Kemampuan karyawan yang tinggi dalam
mereka sebagai orang-orang yang cukup ber- menjalankan tugas-tugasnya, maka akan tercipta
pengalaman dan berpengetahuan lebih luas dan pola kerja yang efektif dan efisiens sehingga ke-
benar. Boleh jadi sumber pengetahuan ini men- mampuan harus selalu ditingkatkan.
gandung kebenaran, tetapi persoalannya terletak Menurut Simanjuntak (200:55), kompe-
pada sejauh mana orang-orang itu bisa diperca- tensi individu adalah kemampuan dan keteram-
ya. Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian penge- pilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang
tahuannya itu merupakan hasil pemikiran dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
pengalaman yang telah teruji kebenarannya. Jika dikelompokkan dalam dua golongan yaitu (1)
kesaksiannya adalah kebohongan, hal ini akan kemampuan dan ketrampilan kerja, (2) motivasi
membahayakan kehidupan manusia dan masya- dan etos kerja.
rakat itu sendiri. Kemampuan kerja pada dasarnya merupa-
Sumber ketiga yaitu pengalaman indriawi. kan salah satu unsur penting dalam mendukung
Bagi manusia, pengalaman indriawi adalah alat pola kerja yang efektif dan efisien. Sebagaimana
vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari- diketahui bahwa dengan kemampuan kerja yang
hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah, dan tinggi, maka hambatan dalam pelaksanaan peker-
kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung jaan akan dapat dieleminir, baik secara kelompok
dan bisa pula melakukan kegiatan hidup. maupun individu. Kemampuan kerja yang ren-
Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbe- dah, secara empiris, karyawan akan banyak me-
da dengan panca indera, akal pikiran memiliki nemui hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan
sifat lebih rohani. Karena itu, lingkup kemam- sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat
puannya melebihi panca indera, yang menembus pada waktunya. Program pendidikan dan pelati-
batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang bersifat han sebagai media untuk meningkatkan kemam-
metafisis. Kalau panca indera hanya mampu me- puan kerja merupakan alternatif yang potensial
nangkap hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu, karena meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini
yang satu persatu, dan yang berubah-ubah, maka dikarenakan program pendidikan dan pelatihan
akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang diarahkan pada spesialisasi atau peningkatan ket-
metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang se- rampilan yang berhubungan dengan pekerjaan
ragam dan yang bersifat tetap, tetapi tidak beru- yang sehari-hari dikerjakan oleh karyawan.
bah-ubah. Oleh sebab itu, akal pikiran senantia- Menurut Robin (2000) dalam Amir
sa bersikap meragukan kebenaran pengetahuan (2008:66) kemampuan terdiri dari dua faktor yai-
indriawi sebagai pengetahuan semu dan menye- tu (1) kemampuan intelektual (intellectual ability),
satkan. Singkatnya, akal pikiran cenderung mem- merupakan kemampuan melakukan aktivitas se-
berikan pengetahuan yang lebih umum, objektif cara mental (2) Kemampuan fisik (Physical abili-
dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak berubah- ty), merupakan kemampuan melakukan aktivitas
ubah. berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik
Sumber kelima yaitu intuisi. Sumber ini fisik.
berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, san- Kemampuan intelektual dan kemampuan
gat bersifat spiritual, melampaui ambang batas fisik, secara empiris harus saling mendukung.
ketinggian akal pikiran dan kedalaman penga- agar kinerja karyawan semakin meningkat. Ka-
laman. Pengetahuan yang bersumber dari intui- ryawan yang mempunyai kemampuan intelektu-
si merupakan pengalaman batin yang bersifat al namun secara fisik kurang mendukung, maka
langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan inde- pekerjaan akan cenderung tertunda. Karyawan
ra maupun olahan akal pikiran. Ketika dengan yang mempunyai fisik prima, namun intelektu-
serta-merta seseorang memutuskan untuk ber- alnya tidak atau kurang memadai, maka ketika
buat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang hambatan timbul, karyawan akan sulit mengata-
jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang sinya sehingga pekerjaan juga cenderung tertun-
intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif da. Kondisi ini memberikan arti bahwa untuk
ini kebenarannya tidak dapat diuji baik menu- menjalankan pekerjaan tidak hanya dibutuhkan
rut ukuran pengalaman indriawi maupun akal kemampuan intelek saja akan tetapi juga kekua-

48
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

tan fisik agar pekerjaan dapat diselesaikan den- ulet/rajin dalam bekerja atau berusaha, banyak
gan cepat, tepat dan akurat sehingga tujuan peru- akal dan memecahkan masalah-masalah yang
sahaan dapat direalisasikan. dihadapi, memahami secara benar terhadap diri
Pemecahan masalah atau problem solving pribadi atas kemampuan yang dimiliki, kreatif
didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan dalam mencari jalan keluar terhadap masalah
perbedaan atau ketidaksesuaian antara hasil yang yang dihadapi. (3) Minat sebagai suatu keinginan
diperolah dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, terhadap sebuah objek dan tentunya setekah tim-
2005:92), salah satu bagian pari proses peme- bul minat, maka seseorang akan melakukan ak-
cahan masalah adalah pengambilan keputusan tivitas. Tindakan yang dilakukan oleh seseorang
(decision making ), yang didefinisikan sebagai me- pada dasarnya untuk memenuhi keinginan terha-
milih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang dap objek yang dianggap menimbulkan minat.
tersedia (Hunsaker, 2005:113), pengambilan ke- Indikator minat berwirausaha adalah ketertarikan
putusan yang tidak tepat akan mempengaruhi ku- untuk berwirausaha, keingin-tahuan terhadap wi-
aliatas dari hasil dari pemecahan masalah yang rausaha, memposisikan diri atau menomor satu-
dilakukan. kan, menyenangi kegiatan yang dilakukan. Alat
Kemampuan untuk melakukan pemeca- analisis data dengan menggunakan regresi ganda.
han masalah adalah keterampilan yang dibutuh-
kan oleh hampir semua orang dalam setiap as- Hasil dan Pembahasan
pek kehidupannya . jarang sekali seseorang tidak
menghadapi masalah dalam kehidupan sehari- Hasil analisis menunjukkan bahwa seca-
hari pekerjaan seorang manager, secara khusus, ra parsial variabel pengetahuan wirausaha tidak
merupakan pekerjaan yang mengandung unsur berpengaruh terhadap minat berwirausaha kare-
pemecahan masalah di dalamnya, bila tidak ada na nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel (1,137 <
masalah didalam banyak organisasi, mungkin 1,9847) dan nilai signifikansi lebh besar daripara
tidak akan muncul kebutuhan untuk mempe- alpha (0,258 > 0,05). Secara parsial variabel ke-
kerjakan para manager. Untuk itulah sulit untuk mampuan memecahkan masalah wirausaha ber-
dapat diterima bila seorang yang tidak memiliki pengaruh secara signigikan dan positif terhadap
kompetensi untuk menyelesaikan masalah , men- minat berwirausaha karena nilai t hitung lebih besar
jadi seorang manager ( Whetten & Cameron, dari pada t tabel (8,263 > 1,9847) dan nilai signi-
2002:91). fikansi lebh kecil daripara alpha (0,00 < 0,05).
Secara simultan variabel pengetahuan wirausaha
Metode dan kemampuan memecahkan masalah wiraus-
aha berpengaruh secara signifikan dan positif ter-
Populasi dalam peneltian ini adalah sis- hadap minat berwirausaha karena nilai F hitung le-
wa siswa SMK bidang bisnis dan manajemen Se bih besar dari pada t tabel (68,916 > 3,15) dan nilai
Kota Magelang. Jumlah populasi dalam peneliti- signifikansi lebh kecil daripara alpha (000 < 0,05)
an ini adalah 270 siswa program akuntansi dan Pengetahuan wirausaha merupakan salah
sampel yang diambil sebanyak 100. Definisi satu aspek penting dalam berwirausaha karena
operasional variabel penelitian adalah (1) penge- dengan adanya pengetahuan yang memadai atau
tahuan wirausaha adalah pemahaman seseorang cukup, maka seseorang akan dapat mengelola
terhadap wirausaha dengan berbagai karakter usaha dengan baik. Hasil penelitian menunjuk-
positif, kreatif dan inovatif dalam mengembang- kan bahwa pengetahuan wirausaha tidak berpen-
kan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan garuh secara signifikan terhadap minat berwira-
usaha yang menguntungkan dirinya dan masy- usaha. Hasil tersebut mempunyai makna bahwa
arakat konsumennya. Indikator pengetahuan peningkatan pengetahuan wirausaha tidak akan
wirausaha meliputi manfaat pengetahuan wira- meningkatkan minat untuk berwirausaha. Kondi-
usaha, pengetahuan wirausaha dipandang seca- si ini dapat dipahami karena dalam menjalankan
ra normative dan moral, peranan pengetahuan usaha tidak hanya dapat mengandalkan pengeta-
wirausaha dalam menyederhanakan masalah, huan saja akan tetapi diperlukan sebuah strategi-
peranan pengetahuan wirausaha dalam mening- strategi tertentu agar usaha yang dijalankan tetap
katkan harkat dan martabat hidup. (2) Kemam- eksis. Oleh karena itu perlunya pemahaman ten-
puan pemecahan masalah (solusi) usaha meru- tang wirausaha sehingga tindakan-tindakan yang
pakan salah satu tanggungjawab terpenting para dilakukan benar-benar memberikan hasil yang
Wirausahawan adalah berusaha memecahkan optimal. Suatu kegiatan haruslah dilakukan den-
masalah secara ilmiah dalam bisnis Indikator ke- gan etika atau norma yang berlaku di masyarakat
mampuan memecahkan masalah adalah prigel/ bisnis. Etika atau norma ini digunakan agar para

49
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

pengusaha tidak melanggar aturan yan telah di- realisir. Namun demikian apabila kemampuan
tetapkan dan usaha yang dijalankan mempero- siswa untuk menganalisis relatif rendah, maka
leh simpati dari berbagai pihak . Pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya minat siswa untuk
, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang berwirausaha. Hal ini dikarenakan siswa merasa
bersih dan dapat memajukan serta membesarkan belum mampu untuk mengatasi segala permasa-
usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lahan yang ada karena siswa menganggap bahwa
lebih lama. pengetahuan tidaklah cukup untuk menjadi bekal
Pengetahuan yang lebih menekankan dalam berwirausaha. Siswa akan lebih optimis
pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal apabila siswa sudah mempunyai pengalaman da-
sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan lam berwirausaha.
aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan Pemecahan masalah atau problem solving
dengan melakukan pengamatan yang dilakukan didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan
secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris perbedaan atau ketidaksesuaian antara hasil yang
tersebut juga dapat berkembang menjadi penge- diperolah dan hasil yang diinginkan. Salah satu
tahuan deskriptif bila seseorang dapat melukis- bagian pari proses pemecahan masalah adalah
kan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan pengambilan keputusan (decision making), yang
gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pen- didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari
getahuan empiris juga bisa didapatkan melalui sejumlah alternative yang tersedia. Pengambilan
pengalaman pribadi manusia yang terjadi beru- keputusan yang tidak tepat, akan mempengaru-
langkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih hi kualiatas dari hasil dari pemecahan masalah
untuk memimpin organisasi dengan sendirinya yagn dilakukan. Kemampuan untuk melakukan
akan mendapatkan pengetahuan tentang manaje- pemecahan masalah adalah keterampilan yang
men organisasi. Oleh karena itu pengetahuan dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam seti-
saja tidak cukup untuk menjadi modal seseorang ap aspek kehidupannya . jarang sekali seseorang
dalam menjalankan wirausaha akan tetapi se- tidak menghadapi masalah dalam kehidupan
seorang harus mampu melihat kondisi riil yang sehari-hari. Pekerjaan seorang manager, secara
terjadi di lapangan atau dipasar sehingga dapat khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung
menentukan strategi-strategi yang akurat dalam unsur pemecahan masalah di dalamnya . bila
menjalankan bisnis. tidak ada masalah didalam banyak organisasi,
Implikasi pengetahuan tersebut dapat diar- mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk
tikan bahwa seorang siswa akan mempunyai mi- mempekerjakan para manager, untuk itulah sulit
nat berwirausaha apabila siswa tahu secara benar untuk dapat diterima bila seorang yang tidak me-
tentang seluruh karakteristik dalam dunia usaha. miliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah,
Pemahaman siswa tidak hanya bersifat parsial menjadi seorang manager.
atau siswa hanya memahami hanya sebagian dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-
berwirausaha, akan tetapi siswa harus memaha- mampuan memecahkan masalah-masalah wira-
mi secara keseluruhan seluk beluk wirausaha. usaha berpengaruh secara signifikan dan positif
Apabila siswa hanya memahami hanya sebagian terhadap minat berwirausaha. Hasil ini menun-
dari ciri-ciri berwirausaha, maka akan cenderung jukkan bahwa ketika kemampuan seseorang da-
menemui kegagalan karena siswa tidak mampu lam memecahkan masalah-masalah wirausaha
menganalisis secara komprehensif tentang faktor semakin meningkat, maka akan meningkatkan
internal dan faktor ekternal yang mampu mendu- minat berwirausaha. Kemampuan memecahkan
kung keberhasilan usaha yang dijalankan. masalah-masalah wirausaha bukan hanya seke-
Proses analisis terhadap kondisi lingkun- dar masalah-masalah internal saja akan tetapi
gan makro menjadi salah satu instrument penting juga masalah-masalah eksternal. Kemampuan
yang harus dilakukan agar usaha yang dijalankan pemecahan masalah (solusi) usaha. Salah satu
mampu berjalan dengan optimal. Sebagaima- tanggungjawab terpenting para Wirausahawan
na diketahui bahwa dengan kemampuan dalam adalah berusaha memecahkan masalah secara il-
menganalisis kondisi internal dan eksternal, miah dalam bisnis. Para Wirausahawan hendak-
maka usaha yang dijalankan akan cenderung ber- nya dapat menganalisis dengan mengumpulkan
kembang karena seseorang mampu menerapkan data-data, mengolahnya, menganalisis, mengin-
strategi yang akurat dalam bersaing. Setiap terja- terpretasi dan menarik kesimpulan dari pengana-
dinya perubahan yang terjadi dilingkungan eks- lisaan tersebut. Pemecahan masalah itu merupa-
ternal harus diidentifikasikan dengan tepat dan kan kegiatan yang amat penting di dalam usaha
dianalisis dengan baik sehingga keputusan yang atau bisnis Keterampilan yang diperoleh para
akan diambil untuk memajukan usaha dalam te- Wirausaha, akan menjadi bekal di dalam peme-

50
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

cahan masalah dalam kegiatan usaha atau bisnis. hi kualiatas dari hasil dari pemecahan masalah
Meskipun persoalan tidak mempunyai masalah yang dilakukan.
yang benar, namun keputusan terakhir untuk me- Kemampuan untuk melakukan pemeca-
nentukan pemecahan masalah yang paling baik han masalah adalah keterampilan yang dibutuh-
terserah kepada Wirausaha sendiri. Pemecahan kan oleh hampir semua orang dalam setiap as-
masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha pek kehidupannya, jarang sekali seseorang tidak
atau bisnis, sebenarnya tidak begitu sukar jika menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-
seorang Wirausaha sudah banyak pengalaman hari . pekerjaan seorang manager, secara khusus,
di dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika merupakan pekerjaan yang mengandung unsur
persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua pemecahan masalah di dalamnya, bila tidak ada
informasi serta data data masalah sudah dikum- masalah didalam banyak organisasi, mungkin ti-
pulkan, seorang Wirausaha harus mengidentifi- dak akan muncul kebutuhan untuk mempekerja-
kasi semua cara pemecahan masalah yang dapat kan para manager. Untuk itulah sulit untuk dapat
dilaksanakan. Seorang Wirausaha harus meman- diterima bila seorang yang tidak memiliki kom-
dang sebuah permasalahan dari pelbagai sudut petensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi
dan mencari cara baru untuk memecahkan ma- seorang manager.
salahnya. Keberhasilan atas usaha yang dijalankan
Kemampuan-kemampuan tersebut apabila memang merupakan harapan pengusaha. Bebe-
dimiliki seseorang, tentunya akan dapat mening- rapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil
katkan minat seseorang dalam berwirausaha. jika (1) memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal
Namun demikian apabila seseorang hanya me- ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah
miliki kemampuan sebagian saja, maka akan da- dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui
pat menghambat usaha yang dijalankan. Perma- apa yang akan dilakukan oleh pengusaha terse-
salahan yang ada pada perusahaan-perusahaan but (2) Inisiatif dan selalu proaktif . Ini meru-
nampak semakin ketat dan berat seiring dengan pakan ciri mendasar dimana pengusaha tidak
peta persaingan usaha yang sudah tidak ringan hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih
lagi, oleh sebab itu, kemahiran karyawan dalam dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
proses pemecahan masalah dan pengambilan ke- pelopor dalam berbagai kegiatan (3) Berorienta-
putusan yang tepat menjadi hal yang mutlak di- si pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu
miliki. mengejar prestasi yang lebih baik daripada pres-
Kemampuan intelektual dan kemampuan tasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang
fisik, secara empiris harus saling mendukung. diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi per-
agar kinerja karyawan semakin meningkat. Ka- hatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha
ryawan yang mempunyai kemampuan intelektu- yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih
al namun secara fisik kurang mendukung, maka baik dibanding sebelumnya. (4) Berani mengam-
pekerjaan akan cenderung tertunda. Karyawan bil resiko. Hal ini merupakan sifat yang harus
yang mempunyai fisik prima, namun intelektu- dimiliki seorang pengusaha kapan pun dan dima-
alnya tidak atau kurang memadai, maka ketika napun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
hambatan timbul, karyawan akan sulit mengata- (5) Kerja keras . Jam kerja pengusaha tidak ter-
sinya sehingga pekerjaan juga cenderung tertun- batas pada waktu, dimana ada peluang di situ ia
da. Kondisi ini memberikan arti bahwa untuk datang. Kadang kadang seorang pengusaha sulit
menjalankan pekerjaan tidak hanya dibutuhkan untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu
kemampuan intelek saja akan tetapi juga kekua- memikirkan kemajuan usahanyya. Ide ide baru
tan fisik agar pekerjaan dapat diselesaikan den- selalu mendorong untuk bekerja keras merea-
gan cepat, tepat dan akurat sehingga tujuan peru- lisasikannya . Tidak ada kata sulit dan tida ada
sahaan dapat direalisasikan. masalah yang tidak dapat diselesaikan.(6) Ber-
Pemecahan masalah atau problem solving tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang di-
didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan jalankan, baik sekarang mapun yang akan datang
perbedaan atau ketidaksesuaian antara hasil yang tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya
diperolah dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, pada material, tetapi juga moral kepada berbagai
2005:433), salah satu bagian pari proses peme- pihak. (7) Komitmen pada berbagai pihak meru-
cahan masalah adalah pengambilan keputusan pakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
(decision making), yang didefinisikan sebagai me- ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu
milih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang memang merupakan kewajiban untuk segera di-
tersedia (Hunsaker, 2005:439). pengambilan ke- tepati dan direalisasikan. (8) Mengembangkan
putusan yang tidak tepat , akan mempengaru- dan memelihara hubungan baik dengan berbagai

51
Kuntowicaksono / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

pihak, baik yang berhubungan langsung dengan Marzuki Usman. Kiat Sukses Pengusaha Kecil. Penerbit
usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan IBI .Jakarta.1997
baik yang perlu dijalankan antara lain kepada Malthus, T.R. 1978. An Essay on the principle of popula-
para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta ma- tion as it affects the future improvement of society
(London). Reprinted with notes. By j.Bonar.
syarakat luas.
Noew York.
Maria Cristina Díaz-García and Juan Jiménez-More-
Simpulan no. Entrepreneurial intention: the role of gender. In-
ternational Entrepreneurship and Management
Secara simultan ada pengaruh pengeta- Journal. Volume 6, Number 3, 261-283, DOI:
huan kewirausahaan, kemampuan untuk me- 10.1007/s11365-008-0103-2
mecahkan masalah terhadap minat kewiraus- Mangunwijaya, YB. 1996.Merintis Republik Indonesia
ahaan siswa.Tidak ada pengaruh secara parsial yang manusiawi. Erlangga. Jakarta.
pengetahuan kewirausahaan terhadap minat Merry Citra. Motivasi Kewirausaaan Terhadap Minat
Berwirausaha. www.getskip. Com. Jurnal minat
kewirausahaan siswa. Terdapat pengaruh parsial
berwirausaha. Diakes 5-4-2011.
kemampuan untuk memecahkan masalah kewi- Notoatmojo. 2005.Metodologi Penelitian Kesehatan.
rausahaan terhadap minat kewirausahaan siswa. Rineka Cipta, Jakarta.
Untuk meningkatkan minat kewiraus- Prio Suyugi. 2010.Selagi Muda Berwirausaha. Laskar
ahaan mahasiswa, guru harus memberikan ba- Matahari.Yogyakarta.
han ajar sesuai dengan kondisi nyata. Institusi Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teori dan
pendidikan selalu berorientasi pada kurikulum. Praktek. Pt Rosda Karya, Jakarta,
Purendu Tripari & Siran Muhreji. 2006 India. Jurnal
Daftar Pustaka Indira Ghandi Open University.
Pambudi. 2011.Intensi Usaha. On line.http//pambudi.
staf.portlump.net.
Arikunto, Suharsini. 1999.Prosedur Penelitian : Suatu
Rhenald Kasali. 2005.Change . PT. Gramedia Pustaka
Pendekatan Praktis Edisi Revisi II cet 9, Jakarta :
Utama. Jakarta.
Rieneka Cipta.
Robert Kiyosaki T.2005. . Business School. PT. Grame-
Agus Salim. 2006.Teori & Paradikma Penelitian Sosial.
dia Pustaka Utama.
Penerbit Tiara Wacana. Yogjakarta.
Sugiyono. 2006.Metode Statistika, PT. Gramedia Pusta-
Astamoen, Moko P.2005 Entrepreneurship Dalam Pers-
ka Utama, Jakarta.
pektif Kondisi bangsa Indonesia. Alfabeta . Band-
Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Penerbit
ung.
Kanisius. Jakarta.
Dawabah, Muhammad 2009.A. Menjadi Entrepreneur
Suyanto, Agus. 2001.Psikologi Kepribadian. Bumi Ak-
Muslim Tahan Banting. Al Jadid Surakarta .
sara. Jakarta.
E. Mulyana. 2008 Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Santoso, Purbayu. Kewirausaan dan Masalah-masalah
Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
yang dihadapi pengusaha kecil dalam pembangu-
Graig Hall . Wirausaha yang bertanggung jawab . Pustaka
nan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9 1
Tangga. Jakarta.2008
Juni 2008.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate den-
Surya Brata. 1988.Psikhologi Pendidikan. Rajawali. Ja-
gan Program SPSS. Edisi V. Universitas Dipone-
karta.
goro. Semarang.
Sardiman,A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar
H.A.R. Tilaar. 2004 Paradikma Baru Pendidikan Nasi-
Mengajar. Rajawali. Jakarta.
onal. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Usman. 2001.Menjadi Guru Profesional. PT. Rosda
Jamal Ma’mur Asmani2011. Sekolah Entrepreneur Har-
Karya. Jakarta. .
moni. Yogyakarta.
Wheten & Cameron. 2004.Developing Management Skill
Liñán, Cohard and Cantuche. 2003 Factors affecting
For Europe. Printice Hall, New Jersey.
entrepreneurial intention levels: a role for education.
Wang Xiang Jun. 2010. Berfikir Ala Ciputra Bertindak
volume 7, Number 2, 195-218, DOI: 10.1007/
Ala Aburizal Bakrie. Pustaka Solomon. Jakarta.
s11365-010-0154-z.
Z. Heflin Frinces. 2011. Be An Entrepreneur. Graha
Kasmir. Kewirausahaan. 2006. PT Raja Grafindo Persa-
Ilmu.Yogyakarta.
da . Jakarta.

52

Anda mungkin juga menyukai