PENYELIDIKAN LOKASI
1. Pengujian Standarts Penetration Test = SPT
▪ Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk
mengestimasi nilai kerapatan relatifdari lapisan tanah
yang diuji.
▪ Uji SPT dilakukan karena sulit memperoleh contoh tanah
tak terganggu pada tanah granular.
▪ Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat
utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau
tabung belah standar.
▪ Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor
terlebih dahulu dengan alat bor.
▪ Pada sifat-sifat tanah pasir ditentukan dari pengukuran
kerapatan relatip secara langsung di lapangan
▪ Prosedur uji SPT tercantum dalam ASTM D1586
▪ Bila kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah
yang akan diuji, mata bor di lepas dan diganti dengan alat
yang disebut tabung belah standar (Standar split barrel
sampler) (gambar a)
▪ Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan
hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar. Setelah
menumpu alat ini kemudian dipukul (dengan alat pemukul
yang beratnya 63,5 kg) dari atas.
▪ Pada pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam
15,24cm.
▪ Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua
sedalam 30,48 cm.
▪ Pada pukulan kedua inilah muncul nilai "N" yang
merupakan manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan
untuk membuat tabung belah standar mencapai
kedalaman 30,48 cm.
▪ Pengujian yang paling baik adalah dengan menghitung pukulan
pada tiap=tiap penembusan sedalam 3” atau 6”.
▪ Uji SPT dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum
penetrasi 12”, tapi nilai penetrasinya tetap dicatat
▪ Jika uji SPT di bawah muka air tanah perlu hati-hati, karena air
tanah yang masuk kedalam tabung cenderung melonggarkan
pasir akibat tekanan rembesan ke atas.
Pada perencanaan pondasi , nilai N dapat dipkai
sebagai indikasi kemungkinan keruntuhan pondasi
yang akan terjadi (Terzaki, 1948)
Dr = Kerapatan relatip ;
Po’ = tekanan vertrikal akibat beban tanah efektif pada
kedalaman tanah yang ditinjau
Untuk tanah lempung jenuh, Terzaghi dan Peck (1948)
Hubungan N secara kasar dengan kuat tekan bebas (qu)
diperoleh dan uji tekan bebas
N hasil uji SPT untuk tanah lempung hanya untuk pendekatan kasar,
N hasil uji SPT pada tanah pasir langsung bisa dipakai
Untuk tanah pasir jenuh sebaiknya diperoleh dari uji geser kipas
(Vane shear tes)
▪ Untuk menentukan kapasitas dukung iin dari hasil SPT,
estimasi kasar nilai lebar pondasi (B) dari pondasi
terbesar pada bangunan
▪ Untuk pondasi dangkal , uji SPT dilkukn pada interval
2,5 ft (76 cm) di bawah dasar pondasi, dimulai dari
kedalaman dsar fondasi (Df) sampai kdalaman Df + B,
Nilai N rata-rata sepanjang kedalaman ini akan
berfungsi sebagai gambaran kasar dari kerpatan relatif
pasir yang berada di bawah dasar pondasi, yang masih
berpengaruh terhadap besarnya penurunan.
▪ Jika uji SPT di lakukan pada bebeapa lobang pada
lokasi berlainan, nilai N rata-rata terkecil digunakan
dalam memperkirakan nilaai kapasitas dukung
tanahnya.
EFISIENSI ENERGI PEMUKUL
Terdapat 3 pemukul uji SPT.
N60 = ( 1/0,6) Ef Cb Cs Cr N
Kerugian :
1) Sample dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu
2) Nilai N yang diperoleh merupakan data sangat kasar, bila
digunakan untuk tanah lempung
3) Derajat ketidakpastian hasil uji SPT yang diperoleh bergantung
pada kondisi alat dan operator
4) Hasil tidak dapat dipercaya dalam tanah yang mengandung
banyak kerikil
2. Sondir Cone Penetrometer Test (CPT)
▪ Cone Penetrometer Test, CPT adalah suatu uji dengan
melakukan penetrasi konus ke dalam tanah yang
bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah tiap
kedalaman tertentu berdasarkan parameter-parameter
perlawanan tanah terhadap ujung konus dan hambatan
akibat lekatan tanah dengan selubung konus., dengan
alat sondir (penetrasi quasi statik).
▪ Uji Sondir test ini juga dilakukan untuk mengetahui
elevasi lapisan tanah keras (Hard Layer) dan
homogenitas tanah dalam arah lateral.
▪ Parameter tersebut berupa perlawanan konus (q),
perlawanan geser (fs), angka Friction ratio (Rf), dan
geseran total tanah (T), yang dapat digunakan untuk
interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari
desain fondasi.
▪ Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui
kekuatan tanah tiap kedalaman dan stratifikasi tanah
secara pendekatan.
▪ Hasil CPT disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung,
kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung
pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut.
▪ Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan
tanah keras dimana alat ini dilengkapi dengan Adhesion
Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai
perlawanan konus (cone resistance) dan hambatan lekat
(local friction) secara langsung dilapangan.
▪ Pembacaan manometer dilakukan setiap interval 2 m,
dimana nilai perlawanan konus telah mencapai 250 kg/cm
atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2,5 ton
(kapasitas alat).
▪ Ujung Konis
(kerucut) 60˚,
dengan luas
penampang 10
cm²
▪ Gaya yang
dibutuhkan untuk
menekan kerucut
tersebut ke bawah
diukur dengan
suatu alat
pengukur (Bourden
gauge yg dipasang
pada dongkrak di
permukaan tanah
▪ Nilai hambatan pelekat didapatkan dengan cara mengurangi
nilai konusdari jumlah seluruhnya
▪ Dengan mnekan keluar, konis, friction sleeve, dan setang
akan tertekan ke bawah sampai kedalaman berikutnya, maka
secara otomatis mengembalikan konis dan friction sleeve
pada posisi yang siap untuk pengukuran berikutnya.
▪ Pembacaan dilakukan setiap 20 cm
▪ Satuan Nilai Konis adalah Kg/cm²
▪ Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) untuk kedalaman ybs. Per
cm keliling yaitu dalam kg/cm.
▪ Hambat pelekat setempat dapat diperoleh dari kemiringan
(gradien) kurva ini terhadap sumbu vertikal
▪ Nilai konis merupakan nilai empiris, dapat dihubungkan
secara empiris dengan sifat-sifat lain dari tanah tersebut
▪ Misal nilai koniss pada lapisan pasir dapat dipakai sebagai
petunjuk mengenai kepdatan relatif pasir tersebut.
Grafik CPT
Hambatan konus, hambatan lekat, dan perbandingan gesekan
dengan keterangan tentang sifat berbagai lapisan tanah
3. Uji Beban Pelat
Metode Pengujian
▪ Uji pembebanan statik
▪ Hasil uji pembebanan statik
▪ Pengujian 200% dari beban kerja
▪ Persiapan sebelum pengujian
▪ Pembebanan
▪ Pengukuran pergerakan tiang
▪ Instrumentasi
UJI PEMBEBANAN STATIK
T YPICAL
ARRANGEMENTS
FOR AXIAL
COMPRESSIVE
LOAD TEST Anchor Pile
Dead Load
Uji Pembebanan Statik
a . G a m b a r k a n k u r v a antara r asi o
p e n u r unan te r had ap be b an (s/Q ),
d i m a n a s a d a l a h p e n u r unan dan Q
ad al ah b e b an se p e r ti d i tunjukkan
pada gambar 6
b . Ta r i k g a r i s l u r u s y a n g m e w a k i l i
ti ti k - ti ti k yang telah digambarkan,
d e ngan pe r sam aan g ar i s te r se but
adalah
s/Q = c1 . s + c2
c. Hitung c1 dihitung dari
persamaan garis atau dari Gbr. 6. Interpretasi Beban Ultimit
ditentukan
kemiringan garis lurus yang telah
d. Beban ultimit a d a l a h 1 /c 1
(Metoda Chin)
.
UJI PEMBEBANAN DINAMIK