Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

K3H DAN HUKUM PERBURUHAN


“KEBAKARAN DI KAWASAN PENDUDUK PADAT”

Disusun Oleh :

HENDRIKUS ATO PALIMBU 20180611024013

VICTOR LATUPEIRISSA 20180611024035


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah mata

kuliah “K3H dan Hukum Perburuhan” tentang “Kebakaran di Kawasan Penduduk Padat” dapat tersusun

hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi, baik dengan memberikan materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar

menjadi lebih baik lagi

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, 27 Oktober 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengertian (Definisi) Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang
terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang
menghasilkan panas dan cahaya.
Sedangkan pengertian (definisi) Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar
pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada
umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran juga termasuk dalam salah satu kategori
kondisi/situasi darurat di lingkungan Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat
kerja.
Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran
kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.
Proses oksidasi yang lebih lambat seperti pengkaratan atau pencernaan tidak termasuk
dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki
bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat
tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.

2. Rumusan Masalah
a. Proses, Penyebab, dan Akibat Kebakaran
b. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

3. Tujuan
a. Mengetahui Proses, Penyebab, dan Akibat Kebakaran
b. Mengetahui Cara Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab Kebakaran
1. Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari
kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak
semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman
dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya.
2. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu
penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini
misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti
tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain sebagainya.
3. Peristriwa alam
Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus,
gempa bumi, petir, panas matahari dan lain sebagainya.
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari
udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh:
kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar
kering di hutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur
sabotase, penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya
B. Media Pemadam Api
1. Air
Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air
dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif mudah
dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air mempunyai
panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat mudah untuk
mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).
2. Busa (foam)
Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan.
Busa mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman
api busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa.
3. Karbon dioksida
Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang
dapat mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang
sampai kurang dari 15 % maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida
mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C (listrik
bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang sudah
meluas atau di tempat terbuka.
4. Gas halon
Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua
atau sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyaea
hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane. Material ini
memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai kebakaran. Sayang
bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi sebagai media
pemadam kebakaran.Sebagai penggantinya dipakai gas pasca halon.
5. Bubuk kimia kering (dry chemical powder)
Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang
biasanya digunakan untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat.Namun dapat
juga dipergunakan potassium chloride atau mono-ammonium phospat. Cara
memadamkan api media ini adalah dengan isolasi, pendinginan, dan mengganggu proses
reaksi rantai.
C. Peralatan Pencegahan Kebakaran
Alat pemadam api telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Secara garis besar alat pemadam api ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
 alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam api yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan mudah misalnya: alat pemadam api ringan (APAR), mobil
pemadam api dan lain sebagainya.
 pemadam api instalasi tetap misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya.

 Alat pemadam api ringan (APAR)


Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api
yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya
kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda.Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar 30 % kejadian
kebakaran.

Secara singkat cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut:

1. APAR Jenis Air


Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung.Dibuat
dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft
sampai 20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon,,
dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.
2. APAR Jenis Busa
Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil
busa).Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua
larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini
kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 )..
3. APAR Jenis Karbon Dioksida
APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen
diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO 2 juga mempunyai peranan dalam
pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.
4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)
APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon
dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya.Gas pendorong
bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung.Tepung kimia kering bersifat cepat
menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan
yang cukup luas.
5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon.
APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon,
fluorine, bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon
yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian
Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon
tidak boleh diproduksi.

 Hydrant
Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang
disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan dengan
layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk memasuki
pasokan air kota untuk membantu memadamkan api . Ada 3 jenis hydran, yaitu : Hydran
gedung, Hydran halaman dan Hydran kota.
Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik
yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
 Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap
orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk
pemakaian dalam gedung.

 Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya
bahaya kebakaran pada suatu tempat.
 Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara
otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada
sprinkler tersebut.

D. PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI KAWASAN PADAT


PENDUDUK

Risiko Tinggal Di Perumahan Padat Penduduk


Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya berlangsung sangat pesat. Hal ini membuat
infrastruktur negara pun otomatis harus berkembang secara cepat. Kurangnya fasilitas rumah
layak huni di kota besar membuat banyak orang memilih tinggal di perumahan padat
penduduk. Sama seperti namanya, luas tanah mayoritas digunakan semaksimal mungkin
untuk bangunan rumah. Kondisi satu rumah dengan rumah lainnnya yang sangat dekat ini
nyatanya mempunyai risiko tinggi. satu saja rumah terkena percikan api, maka dengan
mudahnya api menjalar ke bangunan lain secara cepat.
Kebakaran perumahan terjadi karena banyak faktor. Pemicu kebakaran mayoritas
didominasi korsleting listrik. Hal itu membuat evakuasi berjalan lambat, dan terkadang
semua harta benda ludes terbakar. Tak jarang pula merenggut korban jiwa.

Lakukan Tindakan Ini Ketika Terjadi Kebakaran

Ketika terjadi kebakaran harus ada langkah preventif yang tepat. Jika dibiarkan terlalu lama,
dampak kebakaran perumahan akan sangat fatal. Itu karena menyangkut kehidupan banyak
manusia. Pengetahuan dasar mengenai kebakaran adalah modal awal melalukan tindakan
tepat. Berikut ini beberapa tindakan yang harus anda ketahui dengan cepat ketika kebakaran
terjadi.

 Cepat Tanggap Terhadap Tempat Atau Sumber Kebakaran


Hal pertama yang harus anda lakukan jika terjadi kebakaran perumahan padat penduduk
adalah mencari sumber titik api. Tindakan ini harus cepat dilakukan mengingat tidak mudah
menemukan titik api penyebab kebakaran. Ciri-ciri menonjol adanya kebakaran adalah
dengan keluarnya asap dari sumber api. Jika anda cepat tanggap mengetahui sumber titik api,
semakin rendah pula risiko yang ditimbulkan.

 Analisa Jenis Klasifikasi Kebakaran


Klasifikasi dari jenis kebakaran dapat digolongkan dalam beberapa jenis. Jenis kebakaran
didasarkan pada bahan yang terbakar. Ada 3 kelas untuk mengetahui jenis klasifikasi.
Diantaranya sebagai berikut.
 Kelas A: api yang membakar melibatkan bahan seperti kayu, kertas, pakaian dan
sejenisnya.
 Kelas B: api yang membakar melibatkan cairan dan gas yang mudah terbakar.
Penanganannya lebih sulit dari pada penanganan kelas B.
 Kelas C: api yang membakar melibatkan arus listrik. Seperti korsleting dan kebakaran
alat-alat listrik.
 Kelas D: api yang membakar melibatkan jenis metal yang mudah terbakar.

 Tindakan Penanganan Pertama Ketika Kebakaran


Tindakan yang akurat dalam menangani kebakaran perumahan adalah mengetahui jenis kelas
api yang menyebabkan kebakaran. Jika api terbakar akibat benda-benda ringan anda bisa
memanfaatkan barang-barang rumah seperti handuk atau karung basah untuk mematikan api
agar tidak menyebar. Tetapi jika kebakaran terjadi akibat korsleting, sesegera mungkin
menghubungi pemadam kebakaran.

 Tindakan Evakuasi Ketika Api Semakin Membesar


Evakuasi yang lambat ketika bencana kebakaran perumahan terjadi mengakibatkan kerugian
yang besar. Evakuasi di perumahan padat penduduk biasanya terhalang oleh bangunan
perumahan yang terletak di gang-gang sempit. Untuk meminimalisasi kebakaran semakin
lebat, anda dan warga bisa menggunakan air seadanya terlebih dahulu untuk menghambat
pergerakan api agar tidak merambat terlalu cepat.
Cara Efektif Mencegah Kebakaran Perumahan Padat Penduduk
Penanganan kebakaran perumahan memang suatu hal yang sulit dilakukan. Perlu
koordinasi antar warga untuk sebisa mungkin mencegah kebakaran perumahan yang padat
penduduknya. Ada beberapa teknik yang bisa anda terapkan agar bencana kebakaran dapat
dihindari. Berikut kami akan membahas cara efektif mencegah kebakaran perumahan padat
penduduk, seperti:

 Pemilihan Bahan Bangunan Rumah


Sebelum anda membangun rumah sebaiknya anda teliti dalam menentukan bahan
material yang akan digunakan. Sekarang ini, banyak sekali bahan material rumah yang tahan
api. Jadi jika suatu saat terjadi kebakaran perumahan anda dapat mengantisipasi kebakaran.
mungkin cara ini terdengar agak ribet, tapi hal ini lebih efisien dari pada kita memilih bahan
material yang tidak cukup guna.

 Perawatan Sistem Kelistrikan


Hubungan arus pendek listrik dapat menjadi penyebab yang sering timbulnya kebakaran.
Perawatan instalasi listrik sangat dianjurkan di anjurkan seperti mengecek keadaan kabel,
mengatur ulang penempatan kabel yang tidak rapi sampai mengganti kabel jika terlihat sudah
tidak layak digunakan.

 Jauhkan Tempat Pembakaran Sampah


Dalam rumah tangga aktivitas membakar sampah menjadi hal yang dilakukan hampir
setiap saat. Kebiasaan membakar sampah bisa salah satu pemicu terjadinya kebakaran
perumahan. Untuk mengantisipasi hal itu, lakukan aktivitas membakar sampah jauh dari area
perumahan. Jika padat penduduk maka dapat membakar pada tong sampah dan jangan lupa
siapkan air untuk mencegah jika api berkobar hebat karena angin.
 Siapkan Alat Pemadam Kebakaran Ringan Di Rumah
Jika memungkinkan, bekali rumah anda dengan sistem keamanan kebakaran yang
memadai. Mungkin akan memerlukan biaya yang cukup lumayan tetapi hal ini sangat efektif
untuk menekan risiko kebakaran di dalam rumah.

 Perhatikan Hal-Hal Kecil


Seringkali anda menganggap sepele hal-hal kecil yang terjadi di rumah. Padahal itu dapat
menimbulkan bencana kebakaran yang sangat besar. Hal-hal kecil yang sering kita lupakan,
seperti:
 Menaruh sembarangan puntung rokok yang masih menyala.
 Memasang obat nyamuk bakar di area yang dekat dengan bahan kain seperti korden
atau kelambu.
 Penggunaan stop kontak yang bertumpuk. Hal itu bisa memicu arus listrik yang
berlebihan dan membuat kabel panas.
 Menaruh dokumen atau barang pada tempat sembarangan. Arsip-arsip penting bisa
disimpan di lemari brankas besi tahan api.
E. Contoh Kasus Kebakaran di Kawasan Penduduk Padat “Kebakaran di Kampung
Tengah Dok IX Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, Senin malam
(19/10).

Kebakaran di Distrik Jayapura Utara. (Foto: Okezone.com/Andrew Chan)

Jayapura, Jubi – Sebanyak 728 orang warga di kawasan Dok IX Kota Jayapura, Papua,
kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran yang melanda kawasan itu pada Senin (19/10/2020)
malam.

Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura, Irawadi, di Kota Jayapura, Selasa (20/10/20), mengakui
sebagian besar warga yang kehilangan tempat tinggal saat ini ditampung di aula Dinas
Pendidikan Papua, masjid di DOK IX, dan di Dinas Sosial Papua.

“Namun ada juga pengungsi yang menumpang di rumah sanak keluarga yang tidak terdampak,”
kata Irawadi, seraya mengatakan bantuan awal sudah diberikan sejak Senin malam yaitu
makanan siap santap atau nasi bungkus dan air minum.

“Dapur umum akan disiapkan untuk membantu warga yang menjadi korban kebakaran,” kata
Irawadi.
Polisi selidiki penyebab kebakaran di Dok IX Jayapura

Terpisah, Kapolsek Jayapura Utara, AKP Hendry Bawiling, mengatakan sekitar 100 rumah ludes
terbakar hingga menyebabkan sekitar 700 orang kehilangan tempat tinggal.

“Kami belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi Senin (19/10/2020) malam yang
menghanguskan sekitar 100 rumah warga,” kata AKP Hendry Bawiling.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dan penyidik akan segera melakukan olah tempat
kejadian perkara (TKP) mengingat hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran.

“Selain itu kerugian akibat kebakaran tersebut belum dapat dipastikan,” tambah AKP Bawiling.

Hingga kini Polresta Jayapura Kota bersama Polsek Jayapura Utara masih menyelidiki penyebab
kebakaran di kawasan pemukiman padat penduduk di Dok IX Kota Jayapura.

AKP Bawiling mengatakan olah TKP akan dilakukan hari ini, Selasa (20/10/2020), guna
mengetahui penyebab kebakaran yang mengakibatkan dua warga terluka.

“Tidak ada korban yang meninggal dalam insiden tersebut. Pemadaman agak sulit dilakukan
karena mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk mendekati TKP,” tegas Bawiling.

Mobil pemadam kebakaran yang dibantu water canon milik Polri tidak bisa masuk dan mendekat
TKP sehingga api baru bisa dipadamkan sekitar tiga jam dan melahap sekitar 100 rumah warga.
Selain belum memastikan penyebab kebakaran, juga belum diketahui besarnya kerugian.

“Kami masih menunggu data yang dikumpulkan dari lapangan, ” jelas AKP Hendry Bawiling.(*)

(Sumber : https://jubi.co.id/papua-kebakaran-hebat-di-dok-ix-jayapura/)

PENYEBAB dan AKIBAT KEBAKARAN :

JAYAPURA- Bidang Labfor Polda Papua, Inafis dan Satuan Reskrim Polresta Jayapura
Kota melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di lokasi kebakaran yang menghasukan
sebanyak 158 unit rumah di Kampung Tengah Dok IX Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura
Utara Senin (19/10) malam.
Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP. Komang Yustrio Wirahadi Kusuma
menyampaikan, dari hasil olah TKP yang dilakukan selama 3 jam dilapangan serta keterangan
dari berbagai saksi, tim menemukan sumber api berasal dari salah satu rumah warga yang diduga
penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik atau korsleting. “ Percikan awal dari
korsleting instalasi listrik, bisa dimungkinkan karena kelebihan beban, ucap Wirahadi Kusuma
kepada Cenderawasih Pos, Selasa (20/10).

Selama 3 jam melakukan oleh TKP, tim mengamankan barang bukti berupa kabel dan
instalasi listrik. Adapun kerugian akibat musibah kebakaran ini diperkirakan mencapai 20
miliar. “ Dari hasil pendataan Dinas Sosial didampingi Kepolisian, diperoleh jumlah rumah yang
terbakar sebanyak 158 unit rumah yang terdiri dari 340 KK, di 3 RT dan 2 RW dengan jumlah
penduduk sebanyak 728 jiwa”. Untuk Korban meninggal akibat kebakaran ini tidak ada, hanya 2
warga yang mengalami luka-luka.

(Sumber : Koran Cenderawasih Pos Rabu 21 Oktober 2020)


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Penanggulangan kebakaran adalah langkah pencegahan supaya tidak terjadi kebakaran.
Ada peralatan untuk menanggulangi kebakaran seperti Apar, Sprinkle dll. Serta ada kelas-kelas
pengelompokan jenis penyebab kebakaran. Bahkan cara bagaimana langkah-langkah
penanggulangan kebakaran. Untuk itu marilah teman-teman kita semua berperilaku teliti dan
tidak ceroboh dalam menanggapi masalah kebakaran ini. Karena masalah ini jika disepelekan
akan berakibat fatal. Api kecil memerah, Api besar musibah.

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan oleh kelompok kami adalah pemerintah Jayapura
perlu menyediakan Alat pemadam kebakaran seperti HYDRANT di beberapa titik kawasan
yang padat penduduk atau perumahan yang sulit dijangkau oleh mobil Damkar. Perlu juga
sosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara penggunaannya, agar nantinya jika terjadi
kebakaran di kawasan padat penduduk tidak akan lagi terjadi kebakaran yang besar.

Anda mungkin juga menyukai