Disusun Oleh :
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah mata
kuliah “K3H dan Hukum Perburuhan” tentang “Kebakaran di Kawasan Penduduk Padat” dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengertian (Definisi) Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang
terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang
menghasilkan panas dan cahaya.
Sedangkan pengertian (definisi) Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar
pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada
umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran juga termasuk dalam salah satu kategori
kondisi/situasi darurat di lingkungan Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat
kerja.
Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran
kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.
Proses oksidasi yang lebih lambat seperti pengkaratan atau pencernaan tidak termasuk
dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki
bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat
tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
2. Rumusan Masalah
a. Proses, Penyebab, dan Akibat Kebakaran
b. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
3. Tujuan
a. Mengetahui Proses, Penyebab, dan Akibat Kebakaran
b. Mengetahui Cara Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebab Kebakaran
1. Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari
kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak
semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman
dengan spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya.
2. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu
penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini
misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti
tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain sebagainya.
3. Peristriwa alam
Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus,
gempa bumi, petir, panas matahari dan lain sebagainya.
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari
udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh:
kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar
kering di hutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur
sabotase, penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya
B. Media Pemadam Api
1. Air
Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air
dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif mudah
dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air mempunyai
panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat mudah untuk
mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).
2. Busa (foam)
Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan.
Busa mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman
api busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa.
3. Karbon dioksida
Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang
dapat mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang
sampai kurang dari 15 % maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida
mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C (listrik
bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang sudah
meluas atau di tempat terbuka.
4. Gas halon
Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua
atau sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyaea
hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane. Material ini
memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai kebakaran. Sayang
bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi sebagai media
pemadam kebakaran.Sebagai penggantinya dipakai gas pasca halon.
5. Bubuk kimia kering (dry chemical powder)
Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang
biasanya digunakan untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat.Namun dapat
juga dipergunakan potassium chloride atau mono-ammonium phospat. Cara
memadamkan api media ini adalah dengan isolasi, pendinginan, dan mengganggu proses
reaksi rantai.
C. Peralatan Pencegahan Kebakaran
Alat pemadam api telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Secara garis besar alat pemadam api ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam api yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan mudah misalnya: alat pemadam api ringan (APAR), mobil
pemadam api dan lain sebagainya.
pemadam api instalasi tetap misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya.
Hydrant
Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang
disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan dengan
layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk memasuki
pasokan air kota untuk membantu memadamkan api . Ada 3 jenis hydran, yaitu : Hydran
gedung, Hydran halaman dan Hydran kota.
Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik
yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap
orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk
pemakaian dalam gedung.
Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya
bahaya kebakaran pada suatu tempat.
Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara
otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada
sprinkler tersebut.
Ketika terjadi kebakaran harus ada langkah preventif yang tepat. Jika dibiarkan terlalu lama,
dampak kebakaran perumahan akan sangat fatal. Itu karena menyangkut kehidupan banyak
manusia. Pengetahuan dasar mengenai kebakaran adalah modal awal melalukan tindakan
tepat. Berikut ini beberapa tindakan yang harus anda ketahui dengan cepat ketika kebakaran
terjadi.
Jayapura, Jubi – Sebanyak 728 orang warga di kawasan Dok IX Kota Jayapura, Papua,
kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran yang melanda kawasan itu pada Senin (19/10/2020)
malam.
Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura, Irawadi, di Kota Jayapura, Selasa (20/10/20), mengakui
sebagian besar warga yang kehilangan tempat tinggal saat ini ditampung di aula Dinas
Pendidikan Papua, masjid di DOK IX, dan di Dinas Sosial Papua.
“Namun ada juga pengungsi yang menumpang di rumah sanak keluarga yang tidak terdampak,”
kata Irawadi, seraya mengatakan bantuan awal sudah diberikan sejak Senin malam yaitu
makanan siap santap atau nasi bungkus dan air minum.
“Dapur umum akan disiapkan untuk membantu warga yang menjadi korban kebakaran,” kata
Irawadi.
Polisi selidiki penyebab kebakaran di Dok IX Jayapura
Terpisah, Kapolsek Jayapura Utara, AKP Hendry Bawiling, mengatakan sekitar 100 rumah ludes
terbakar hingga menyebabkan sekitar 700 orang kehilangan tempat tinggal.
“Kami belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi Senin (19/10/2020) malam yang
menghanguskan sekitar 100 rumah warga,” kata AKP Hendry Bawiling.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dan penyidik akan segera melakukan olah tempat
kejadian perkara (TKP) mengingat hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran.
“Selain itu kerugian akibat kebakaran tersebut belum dapat dipastikan,” tambah AKP Bawiling.
Hingga kini Polresta Jayapura Kota bersama Polsek Jayapura Utara masih menyelidiki penyebab
kebakaran di kawasan pemukiman padat penduduk di Dok IX Kota Jayapura.
AKP Bawiling mengatakan olah TKP akan dilakukan hari ini, Selasa (20/10/2020), guna
mengetahui penyebab kebakaran yang mengakibatkan dua warga terluka.
“Tidak ada korban yang meninggal dalam insiden tersebut. Pemadaman agak sulit dilakukan
karena mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk mendekati TKP,” tegas Bawiling.
Mobil pemadam kebakaran yang dibantu water canon milik Polri tidak bisa masuk dan mendekat
TKP sehingga api baru bisa dipadamkan sekitar tiga jam dan melahap sekitar 100 rumah warga.
Selain belum memastikan penyebab kebakaran, juga belum diketahui besarnya kerugian.
“Kami masih menunggu data yang dikumpulkan dari lapangan, ” jelas AKP Hendry Bawiling.(*)
(Sumber : https://jubi.co.id/papua-kebakaran-hebat-di-dok-ix-jayapura/)
JAYAPURA- Bidang Labfor Polda Papua, Inafis dan Satuan Reskrim Polresta Jayapura
Kota melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di lokasi kebakaran yang menghasukan
sebanyak 158 unit rumah di Kampung Tengah Dok IX Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura
Utara Senin (19/10) malam.
Kasat Reskrim Polresta Jayapura Kota, AKP. Komang Yustrio Wirahadi Kusuma
menyampaikan, dari hasil olah TKP yang dilakukan selama 3 jam dilapangan serta keterangan
dari berbagai saksi, tim menemukan sumber api berasal dari salah satu rumah warga yang diduga
penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik atau korsleting. “ Percikan awal dari
korsleting instalasi listrik, bisa dimungkinkan karena kelebihan beban, ucap Wirahadi Kusuma
kepada Cenderawasih Pos, Selasa (20/10).
Selama 3 jam melakukan oleh TKP, tim mengamankan barang bukti berupa kabel dan
instalasi listrik. Adapun kerugian akibat musibah kebakaran ini diperkirakan mencapai 20
miliar. “ Dari hasil pendataan Dinas Sosial didampingi Kepolisian, diperoleh jumlah rumah yang
terbakar sebanyak 158 unit rumah yang terdiri dari 340 KK, di 3 RT dan 2 RW dengan jumlah
penduduk sebanyak 728 jiwa”. Untuk Korban meninggal akibat kebakaran ini tidak ada, hanya 2
warga yang mengalami luka-luka.
PENUTUP
KESIMPULAN
Penanggulangan kebakaran adalah langkah pencegahan supaya tidak terjadi kebakaran.
Ada peralatan untuk menanggulangi kebakaran seperti Apar, Sprinkle dll. Serta ada kelas-kelas
pengelompokan jenis penyebab kebakaran. Bahkan cara bagaimana langkah-langkah
penanggulangan kebakaran. Untuk itu marilah teman-teman kita semua berperilaku teliti dan
tidak ceroboh dalam menanggapi masalah kebakaran ini. Karena masalah ini jika disepelekan
akan berakibat fatal. Api kecil memerah, Api besar musibah.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan oleh kelompok kami adalah pemerintah Jayapura
perlu menyediakan Alat pemadam kebakaran seperti HYDRANT di beberapa titik kawasan
yang padat penduduk atau perumahan yang sulit dijangkau oleh mobil Damkar. Perlu juga
sosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara penggunaannya, agar nantinya jika terjadi
kebakaran di kawasan padat penduduk tidak akan lagi terjadi kebakaran yang besar.