NAMA :
Faiza Salsabilla
NRP :
01311940000070
KELOMPOK:
5
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Awik Puji Dyah Nuthayati, M.Si dan Nova Maulidina Ashuri, M.Si
NAMA ASISTEN :
Farras Alifia Rahma
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN ANALITIK DATA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPOEMBER
DESKRIPSI
1. SISTEM INTEGUMEN
1.1 Pengertian
Integumen adalah penutup tubuh bagian luar atau sering disebut sebagai kulit.
Bersama dengan beberapa derivatnya, integumen merupakan sistem organ yang
penting yaitu sistem integument. Integumen berhubungan lansung dengan mukosa
membatasi urat, mulut, nostril, rektum bagian luar dan organ urogenital.
(Nurhidayati, 2019)
1.2 Fungsi
Adapun fungsi yang dimiliki oleh system intigumen, yaitu sebagai pelindung dari
ancaman yang ada di lingkungan sekitar, alat ekskresi, osmoregulasi, dan alat
pernafasan pada ikan tertentu.
(Burhanuddin, 2014)
1.3 Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit. Strukturnya berbentuk selular dan terdiri dari
lapisan-lapisan sel epithel yang dapat berkembang biak dengan sendirinya. Lapisan
epidermis tidak memiliki pembuluh darah, jadi zat makanannya diperoleh dari
pembuluh darah lipa yang terdapat di dermis (corium). Lapisan epidermis memiliki
ketebalan yang sangat bervariasi, tergantung pada bagian tubuh, umur, jenis kelamin,
tahapan siklus reproduksi, dan keadaan lingkungan. Lapisan epidermis ikan terdiri atas
sel-sel epitel pipih dan kubus, sel mukus, sel limfosit, sel makrofag, dan sel spesifik
pada spesies ikan tertentu. Menambahkan bahwa sel epitel pada kulit ikan merupakan
jaringan metabolik yang sangat aktif. Epitel terluar dari kulit ikan sangat aktif
membelah sehingga dirombak secara teratur dan selalu mempertahankan
keseimbangan antara proliferasi dan diferensiasi.
(Pahlawan & Kasmudjiastuti, 2012)
1.4 Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang memiliki ketebalan jauh lebih
tebal dari epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-
elemen selular dan folikel rambut. Untuk ikan bersisik digunakan untuk produksi sisik
(integumen derivate)
(Mayer, et al., 2013)
1.5 Subkutan
Hypodermis merupakan lapisan paling bawah yang tersusun dari sel pigmen tipis dan
jaringan lemak. Jaringan subkutan yang ada pada ikan gabus tersusun dari jaringan
lemak, jaringan ikat, dan pembuluh darah. Bila dibandingkan dengan kulit bagian
dorsal jaringan ikan dan jaringan lemak lemak pada subkutanbagian abdomen lebih
banyak.
(Andriani, 2017)
2. SISTEM GERAK
2.1 Pengertian
System gerak di vertebrata terdii dari system rangka dan system otot. Otot yang
memberikan tenaga terhadap gerakan dan bersama dengan rangka sebagai alat
penggerak yang membuat hewan dapat bergerak.
(Kardong, 2008)
2.2 Organ yang menyusun system gerak ikan
Urat daging sangat penting perannya dalam pergerakan renang ikan, terutama dalam
pergerakan tubuh ikan dan organlainnya seperti sirip. Peranan urat daging yang
banyak disoroti dalam analisis gerak renang ikan adalah peranan myomere untuk
menghasilkan gelombang tubuh (metachronal) yang menimbulkan daya tolak dalam
renang ikan.
(Nessa, 1985)
2.3 Modifikasi system gerak ikan
Aktivitas fisik pada ikan selalu berhubungan dengan jaringan otot terlebih pada ukuran
tipe miotomi otot merah pada ikan. Ikan yang memiliki otot berwarna merah memiliki
aktivitas berenang lebih intensif disbanding ikan yang memiliki otot merah muda atau
putih. Jika ikan melakukan aktivitas fisik secara berkala dan dan dalam jangka waktu
yang lama, maka jaringan otot akan berkembang dengan proporsi otot merah yang
lebih banyak. Ikan memiliki dua tipe modifikasi, yang pertama tipe skipper, yang
modifikasi tersebut terlihat pada penyusun sirip pectoral. Modifikasi yang terjadi
adalah perluasan permukaan tulang sebagai tempat melekatnya otot gerak. Tipe
modifikasi kedua merupakan ikan tipe remainer yang terlihat jelas pada sirip pelvic,
dimana sirip tersebut di modifikasi menjadi pelvic sucker organ(PSO)
(Gill et al., 1989) (Sukiya dan Putri, 2016) (Tajerin dkk, 2017)
Keterangan :
A. Tapis insang
B. Lengkung insang
C. Lamella
D. Pembuuh darah
4. SISTEM PENCERNAAN
4.1 Pengertian
System pencernaan adalah proses dari serangkaian jaringan organ untuk mencerna
makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan
yang mudah diserap dan diedarkan keseluruh tubuh melalui sistem peredaran darah.
(Fujaya, 2004).
4.2 Fungsi
Sistem pencernaan memiliki fungsi utama, yaitu mengubah makanan menjadi nutrisi
yang dibutuhkan tubuh. Nutrisi tersebut di antaranya, diperlukan untuk proses
perkembangan, perbaikan sel tubuh, temasuk sebagai sumber energi sehari-hari.
(Fujaya, 2004)
4.3 Organ-organ system pencernaan
Pada system pencernaan ikan terdapat organ yang melakuakan proses untuk mencerna
makanan, organ-organ tersebut antara lain, 1) rongga mulut, organ ini di selputi oleh
sel – sel penghasil lendir yang berperan mempermudah jalannya makanan ke segmen
berikutnya dan juga terdapat organ pengecap yang makanan. 2) faring, proses
penyaringan makanan terjadi pada segmen faring karena tapis insang mengarah ke
segmen faring. 3) esophagus mempunyai bentuk kerucut, pendek seperti pipa, dan
terdapat dibelakang insang. 4) lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, yaitu
sebagai penampung makanan dan sebagai pencerna makanan. 5) pylorus, segmen
pilorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan dari lambung ke segmen
usus. 6) usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. 7) rectum
merupakan segmen saluran pencernaan yang paling ujung. 8) anus, merupakan saluran
pencernaan paling ujung.
(Fujaya, 2004).
4.4 Modifikasi
Selain itu, system pencernaan memiliki organ tambahan, yaitu terdapat kelenjear
empedu. Kantung empedu terletak di sekitar hati dan berwarna hijau kebiruan.
Kantung empedu berfungsi menampung cairan empedu. Selain kelenjar empedu,
organ tambahan pada system pencernaan pada ikan juga terdapat kelenjar pancreas.
Pankreas terletak berdekatan dengan usus depan lambung. Saluran pankreas bermuara
pada usus depan dengan warna kekuning – kuningan.
(Fujaya, 2004).
5. SISTEM SIRKULASI
5.1 Pengertian
Sistem sirkulasi pada hewan merupakan suatu sistem organ yang memiliki fungsi
untuk memindahkan zat dari dan ke sel. Sistem ini berfungsi untuk mempertahankan
kestabilan suhu, pH, cairan dan homeostasis. Ikan memiliki sistem peredaran darah
tertutup, yang artinya darah selalu terkandung di dalam rangkaian pembuluh darah.
Sehinngga darah tidak pernah meninggalkan pembuluh darah dan tidak
mengisi rongga tubuh. Ikan memiliki pola sirkulasi tunggal, dimana darah melewati
jantung hanya sekali selama setiap rangkaian lengkap.
(Purnamasari, 2017)
5.2 Jantung
Jantung ikan adalah struktur otot sederhana yang terletak di belakang (dan di bawah)
insang. Jantung tertutup oleh membran perikardial atau perikardium. Jantung terdiri
dari atrium, ventrikel, struktur berdinding tipis yang dikenal sebagai sinus venosus,
dan tabung yang disebut bulbus arteriosus. Meskipun memiliki empat bagian, jantung
ikan dianggap dua bilik.
(Purnamasari, 2017)
5.3 Darah
Darah memiliki peranan besar dalam menyebarkan rangkaian nutrisi, mengedarkan
zat-zat kimia,membawa sisa-sisa metabolisme serta mengangkut oksigen dan
karbondioksida. Darah memiliki komponen pendukung yang membantu ikan untuk
mempertahankan diri dari berbagai serangan penyakit. Komponen yang terdapat
dalam darah terdiri dari trombosit dan plasma darah.
(Purnamasari, 2017)
6.1 Struktur
Sistem urogenetalia merupakan gabungan dari sistem urinaria ( ekskresi ) dan sistem
genetalia ( reproduksi ).
(Purnamasari, 2017)
6.2 organ dan fungsi
Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran
yang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya
saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada dibelakang anus. Ginjal pada
ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih
banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga
penyaringan sisa hasil metabolism berjalan lambat. Fungsinya yaitu untuk
mngeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, organ utama pada system
genetalia adalah gonad. Fungsinya sebagai alat untuk membentuk sel kelamin.
(Purnamasari, 2017)
6.3 proses urinaria
Sistem urinaria atau eksresi pada ikan bermula dari ren yang terjadi dari mesonephros,
ureter yang terjadi dari ductus mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus
urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan
dan diri dari linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya,
ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang
terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis.
(Radiopoetro, 1977)
6.4 deskripsi gonad
dengan menghitung indeks kematangan gonad (IKG), praktikan dapat mengetahui
perkembangan gonad dengan melakukan perbandingan antara berat gonad dan bera
tubuh ikan yang di uji. Rata-rata IKG ikan nilai pada kombinasi perlakuan
pemotongan ekor secara keseluruhan dan pemberian pakan alternative terlihat dapat
mempunyai nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan kombinasi perlakuan
lainnya. Sementara itu, rata-rata IKG ikan nila yang dipotong dengan metode seluruh
ekor siripnnya dipotong dan diberi pakan atlernatif yang terdiri dari ampas tahu, dedak
halus, dan rebon dapat memperlihatkan nilai IKG yang lenih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan lainnya.
(Solang, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Fujaya, Y. (2004). Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta: Rineka Putra.
Kardong, K. V. (2008). Vertebrates: Comparative Anatomy, Function, Evolution 5th Edition. America:
The McGraw−Hill Companies.
Nessa, M. N. (1985). MEKANISME DAN DAYA RENANG IKAN. Oseana, Volume X, Nomor l : 31-38.
Pahlawan Pahlawan, I.F dan E. Kasmudjiastuti. (2012). Pengaruh Jumlah Minyak terhadap Sifat Fisis
Kulit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) untuk Bagian Atas Sepatu. [Majalah Kulit, Karet dan
Plastik, 28(2):105-111.
Purnamasari, R. (2017). Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.
Solang, M. (2010). INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN NILA (Oreochromis niloticus L) YANG DIBERI
PAKAN ALTERNATIF DAN DIPOTONG SIRIP EKORNYA. Saintek Vol 5, No 2.
Suparjo, M. N. (2010). KERUSAKAN JARINGAN INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus L) AKIBAT
DETERJEN . Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, 4.
Veronica, V. (2017 ). HISTOLOGIS INSANG DAN LABIRIN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.).
JIMVET , 2(1):23-29.