Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Diskusi FG-3 Kelas B

 Pengertian promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dan


mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat serta mendapat dukungan oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan (Ahmad, 2014). Menurut Green & Kreuter (2005) dalam buku Promosi
Kesehatan, promosi kesehatan merupakan gabungan dari upaya pendidikan,
kebijakan, peraturan, dan organisasi untuk mendukung dan memberikan
keuntungan bagi kesehatan individu, kelompok, maupun komunitas (Susilowati,
2016). Promosi kesehatan merupakan kegiatan yang membantu individu dalam
mengembangkan sumber daya untuk meningkatkan kualitas hidup (Brunner &
Suddarth, 2010). Menurut WHO (2010) Promosi Kesehatan adalah suatu proses
yang bertujuan untuk memungkinkan individu untuk meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas
mengenai pemberdayaan diri (self empowerment).

 Persamaan dan perbedaan health promotion dan health education

Pendidikan kesehatan (health education) sebenarnya sama dengan promosi


kesehatan (health promotion) dalam ilmu kesehatan masyarakat. Promosi
kesehatan dan pendidikan kesehatan diartikan sebagai bagian dari tingkat
pencegahan suatu penyakit dan untuk meningkatkan status kesehatan ke arah yang
lebih baik. Perbedaan keduanya menurut Wood dikutip dari Effendi (2016) adalah
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat agar melaksanakan perilaku hidup sehat.
Sedangkan, Promosi kesehatan meliputi penyuluhan atau pendidikan di bidang
kesehatan yang bersifat Promotif (peningkatan), Preventif (Pencegahan), Kuratif
(pengobatan),Rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang
komperhensif.

 Perbedaan Health and wellness

Sehat menurut WHO adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang
lengkap dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Sedangkan
wellness adalah definisi lebih luas keseharan individu sebagai aktualisasi potensi
manusia. Adapun menurut nanda-i, Wellness Diagnoses adalah respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap tingkat kesehatan yang memiliki kesiapan
untuk meningkatkan pengetahuan. Ketika mencapai wellness, secara sadar
individu terlibat aktif dalam berperilaku positif untuk mencapai kesejahteraan.
Jadi kesimpulannya, wellness adalah optimalisasi dari sehat, mungkin jika
digambarkan dengan anak panah seperti ini: Sakit -> Sehat -> Wellness

 Dimensi promosi kesehatan: individual, family, komunity, lingkungan,


dan society wellness

Menurut Susilowati (2016), batasan promosi kesehatan dibagi menjadi dua


dimensi, yaitu kemauan dan kemampuan. Pada individu, dua dimensi tersebut
masuk ke dalam tiga definisi, yaitu kesehatan sebagai stabilitas, kesehatan sebagai
aktualisasi, kesehatan sebagai stabilitas dan aktualisasi, dan kesehatan sebagai aset
(Pender, Murdaugh, & Parsons, 2015). Pada keluarga, promosi kesehatan keluarga
dikatakan mampu mengubah status kesehatan individu dalam keluarga, baik
biologi, psikologi, sosiologi, spiritual, dan faktor budaya dalam sistem keluarga
tersebut yang dapat memberikan efek bagi individu maupun fungsi keluarga
(Pender, Murdaugh, & Parsons, 2015). Pada komunitas, fundamental kesehatan
komunitas tersebut antara lain perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan,
pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya yang berkelanjutan, keadilan
sosial, dan kesetaraan (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2015). Pada lingkungan
terdapat tiga dimensi, yaitu akses, kemampuan, dan pemerataan (Susilowati,
2016).

 Faktor-faktor resiko kesehatan : herediter, lingkungan, dan gaya hidup


hambatan/barier perilaku sehat

Ruang lingkup sasaran promosi kesehatan adalah keempat determinan kesehatan


dan kesejahteran seperti terlihat dalam model klasik dari Bloom (Forcefield
Paradigm of Health and Wellbeing), yaitu:

1. Lingkungan,

2. Perilaku,
3. Pelayanan kesehatan,

4. Faktor genetik (atau diperluas menjadi faktor kependudukan)

Dalam paradigma ini diungkapkan pula bahwa antara keempat faktor tadi terjadi
saling mempengaruhi. Perilaku mempengaruhi lingkungan dan lingkungan
mempengaruhi perilaku. Faktor pelayanan kesehatan, akan berperan dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat bila pelayanan yang
disediakan digunakan (perilaku) oleh masyarakat. Faktor genetik yang tidak
menguntungkan akan berkurang resikonya bila seseorang berada dalam
lingkungan yang sehat dan berperilaku sehat. Dengan demikian, perilaku
memainkan peran yang penting bagi kesehatan.

Oleh karena itu, ruang lingkup utama sasaran promosi kesehatan adalah perilaku
dan akar-akarnya serta lingkungan, khususnya lingkungan yang berpengaruh
terhadap perilaku. Green mengkategorikan akar-akar perilaku ke dalam 3
kelompok faktor, yaitu faktor-faktor predisposisi (yang merupakan prasyarat
terjadinya perilaku secara sukarela), pemungkin (enabling, yang memungkinkan
faktor predisposisi yang sudah kondusif menjelma menjadi perilaku), dan faktor
penguat (reinforcing, yang akan memperkuat perilaku atau mengurangi hambatan
psikologis dalam berperilaku yang diinginkan). Menurut bagan teori Green,
diketahui bahwa factor perilaku kesehatan ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :

1. faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu faktor yang mempermudah atau


mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dsb. Contoh: seorang ibu mau
membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan penimbangan agar mengetahui
pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan, ibu tersebut mungkin tidak akan
membawa anaknya ke posyandu.

2. faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang
menfasilitasi perilaku atau tindakan, antara lain: prasarana, sarana, ketersediaan
sdm. Contoh konkritnya, ketersediaan puskesmas, ketersediaan tong sampah,
adanya tempat olah raga, dsb.
3. faktor penguat (reinforcing factor), yaitu faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku, antara lain: sikap petugas kesehatan, sikap tokoh
masyarakat, dukungan suami, dukungan keluarga, tokoh adat, dsb.

Referensi

Ahmad, Kholid. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta: RajaGrafindo.

Brunner and Suddarth. (2010). Text Book Of Medical Surgical Nursing 12th.
Edition. China : LWW.

NANDA-I. (2018). Nursing Diagnoses Definition and Classification 2018-2020


8th Ed. New York: Thieme Publishers.

Pender, Nola., Mardaugh. C.L., and Parsons, Marry. (2015). Health Promotion in
Nursing Practice. USA : Pearson Education inc

Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai