Anda di halaman 1dari 15

Dosen: Dr. Yusran Haskas, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.

Kes
Mata Kuliah: Keperawatan Komunitas

Teori dam Model Konseptual Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh
Nama: Yulita Walun
Nim: NH0117154
Kelas: A1/2018

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Nani Hasanuddin
Makassar
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan petunjuknya pada penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Teori dan Model Konseptual Keperawatan Komunitas”.
Menjelang akhir abad ke-20, sistem perawatan kesehatan dan keperawatan, sebagai bagian
integral dari sistem tersebut, memasuki era baru yang ditandai dengan tantangan yang tidak
diketahui sampai sekarang. Dengan beralihnya perawatan kesehatan dari rumah sakit ke
lingkungan komunitas dan rumah dalam usaha untuk menurunkan biaya perawatan
kesehatan, profesi keperawatan dan perawat dihadapkan pada respons akan urutan kebutuhan
dan perubahan.
Meskipun peran perawat terhadap perawatan pasien telah diketahui di masa lalu, kebutuhan
perawat untuk berperan aktif dan lebih nyata dalam mempengaruhi kebijakan sosial yang
berhubungan dengan isu sosial yang berhubungan dengan kesehatan pada tingkat lokal dan
nasional.
Perubahan dan tantangan yang digambarkan membuat perawat wajib meningkatkan
pengetahuan tentang masalah yang dihadapi pasien dan keluarganya selama dan setelah
perawatan, serta memiliki keterampilan berpikir kritis yang mendukung pemeriksaan masalah
yang dijumpai selama memberikan perawatan.
Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga bermanfaat bagi kita bersama, terutama bagi
Penulis sendiri.
DAFTAR ISI...................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................
Bab I Pendahuluan......................................................................................................
1.1 Latar Belakan......................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................
Bab II Pembahasan......................................................................................................
A Pengertian..............................................................................................................
B Model keperawatan yang dikembangkan...............................................................
2.1 Model konseptual dari Dorothy Orem………………………………………
2.2 Model konseptual dari Betty Neuman………………………………………
2.3 Model Konseptual dari Anderson dan MC ffarlane…………………………
Bab III Penutup.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
3.2 Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang
perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek
keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami model dan konseptual keperawatan
komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
1. Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu mewakili
sesuatu yang nyata
2. Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and Roy,1980)
3. Model konseptual merupakan sintesis dari suatu kumpulan konsep dan pernyataan
yang menginterpretasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan
4. Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja atau
kerangka piker,sebagai suatu cara melihat keperawatan, atau suatu gambaran tentang
lingkup keperawatan
5. Model konseptual praktik keperawatan adalah suatu konstruksi yang sistematik,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep yang
diidentifikasikan pada komponen yang nyata pada praktik keperawatan.
Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik.
Sedangkan teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia.
Terdapat 3 komponen dasar dari praktik ,yaitu sebagai berikut :
1. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model
Keyakinan dan nilai sebuah model praktik merupakan dasar dari seluruh model-model
yang akan dibangun dan akan mempengaruhi praktik
2. Tujuan praktik
Yaitu tujuan praktisi apa yang ingin dicapai untuk memberikan pelayanan
berdasarkan kebutuhan klien
3. Pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang praktisi
untuk mengembangkan upaya pencapaian tujuan

B. Model keperawatan yang dikembangkan


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada praktiknya
memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi fenomenan yaitu
penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Terdapat berbagai macam model
konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para ahli, diantara-Nya sebagai berikut
(Marriner-Tomey,1994)

2.1 Model konseptual dari Dorothea Orem


Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya. Menurut Orem, keperawatan
mandiri(self care) adalah suatu pelaksaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh
individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.
Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berikut ini:
1. Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan dimana manusia mampu
melaksanakannya
2. Keperawatan mandiri didasarkan pada kesengajaan dan pengambilan keputusan
sebagai pedoman tindakan
3. Setiap orang menghendaki keperawatan mandiri dan menjadi kebutuhan dasar
manusia
4. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri sendiri dan
orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup sehat
5. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan terus-menerus
didukung dari pengalaman social sebagai hubungan interpersonal
6. Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang, sehingga
mempengaruhi konsep diri

Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan mandiri (self


care) yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengkajian dan menentukan
masalah/diagnosis keperawatan, diantarinya yaitu:
1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara
2. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air
3. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan makanan
4. Pemeliharaan proses eliminasi
5. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko pada kehidupan dan keadaan sehat manusia
8. Perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan, dan
keinginan manusia
Pandangan Orem terkait dengan paradigma keperawatan antara lain sebagai berikut:
1. Individu
Individu merupakan integrasi keseluruhan aspek, baik fisik internal, psikologis,
maupun sosial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan mandiri. Self
care merupakan refleksi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana
untuk memenuhi kebutuhan. Individu dalam konsep keluarga dipandang sebagai
anggota keluarga, yang harus dimandirikan untuk mencapai kemandirian keluarga

2. Keperawatan
Pelayanan terhadap manusia, proses interpersonal, dan teknikal merupakan tindakan
khusus. Tindakan keperawatan dapat meningkatkan kemampuan perawatan mandiri
yang terapeutik. Asuhan keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik
keperawatan keluarga dengan sasaran :
a) Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara terapeutik
b) Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan keperawatan mandiri
c) Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami
ganggaun, sehingga kembali kompeten.

3. Fokus asuhan keperawatan


a) Aspek interpersonal, aspek ini meningkatkan hubungan di dalam keluarga
b) Aspek sosial, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya
c) Aspek prosedural, melatih keterampilan dasar +,sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
d) Aspek teknis, mengajarkan keluarga teknik-teknik keperawatan dasar yang
mampu dilakukan keluarga di dalam rumah seperti cara mengompres secara
baik dan benar.

4. Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri. Teori System
keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan
perawatan diri penderita dipenuhi oleh perawat atau penderita sendiri berdasarkan
kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem
ini, orem melakukan identifikasi dalam System pelayanan keperawatan mandiri yang
dibagi dalam tiga kategori bantuan, antara lain:

a) System bantuan secara maksimal/penuh (wholly compensatory System)


Yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya, serta tidak berespon terhadap
rangsangan. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri memerlukan bantuan perawat dalam hal pergerakan, pengontrolan dan
ambulasi, serta manipulasi pergerakan. Misalnya, klien dengan koma, fraktur
vertebra, dan lien yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri, sehingga
diperlukan penilaian serta keputusan dalam perawatan mandirinya.
b) System bantuan sebagian (partially compensatory System)
Yaitu bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan, seperti klien pascaoperasi abdomen dimana klien ini
memiliki kemampuan dalam minum, cuci tangan, gosok gigi, cuci muka, dan
lainnya, tetapi membutuhkan bantuan perawat dalam ambulasi dan melakukan
perawatan luka.
c) System pendukung dan edukatif (suportif educative)
Yaitu dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukan bantuan
belajar, sehingga mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri.

Model konseptual menurut Orem ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga
karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam
melakukan upaya kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu:
mengenal masalah, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang kesehatan, dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat.

2.2 Model konseptual dari Betty Neuman


Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat
garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resistan dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas.
Model ini menganalisis interaksi antara empat variabel yang menunjang keperawatan
komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek social dan cultural, serta
aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.
1. Manusia, merupakan suatu System terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual.
2. Lingkungan, meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh
dari sekitar atau System klien.
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stressor .

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, sosio, cultural, dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal, dan
resisten. Sehat dapat diklasifakasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis, dan social;
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik
( misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara
social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat;
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan;
5. Medically ill. Yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur;
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada menyerah karena
mempertahankan agama /kepercayaan. Dalam hal kesehatan, seseorang yang tidak
mempedulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang
lain;
7. Optimistis, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai harapan
baik, keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya;
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis, dan social.
Tabel Komposisi didepan Kesehataan

Keadaan Label Health


kesehatan Dimensi
Sosial Psikologi Medis
1. Biasanya baik baik Baik baik
2. Pesimetis baik Sakit baik
3. Sakit secara sosial sakit Baik baik
4. Murung tanpa alasan sakit Baik sakit
5. Sakit secara medis baik Baik sakit
6. Menganiaya baik Sakit sakit
7. Optimitis sakit Baik sakit
8. Sakit serius sakit Sakit sakit

Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus


pada empat intervensi yaitu:
Keperawatan ditunjukkan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan
berfokus pada empat intervensi berikut ini.
1. Intervensi yang bersifat promosi , dilakukan apabila gangguan terjadi pada garis
pertahanan yang bersifat fleksibel, meliputi pendidikan kesehatan dan
mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien
dirumah atau komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan atau
keseimbangan garis pertahanan normal.
2. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal
terganggu, meliputi deteksi dini gangguan kesehatan atau gangguan kesehatan atau
gangguan keseimbangan garis pertahanan, misalnya deteksi dini tumbuh kembang
balita, keluarga , serta memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu ,
misalnya konseling pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif , dilakukan apabila garis pertahanan
resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan
kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau berjalan , memberikan
konseling untuk penyesalan masalah, melakukan rujukan keperawatan atau non
keperawatan, baik secara lintas program maupun lintas sektor.
4. Keperawatan . keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang mempelajari tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga,kelompok,dan komunitas),
berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan,
yaitu: fleksibel, normal dan resisten , serta berupaya membantu mempertahankan
keseimbangan untuk sehat. Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan
stressor melalui:

a) Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk


mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor ,
serta mendukung koping pada klien secara konstruktif.
b) Pencegahan sekunder , meliputi berbagai tindakan keperawatan dengan
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena
adanya stressor
c) Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur , serta
pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu
penyakit.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual keperawatan
komunitas dari Betty Neuman berfokus pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri dan intervensi pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga
level prevensi.
Sesuai dengan teori Neuman , komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh 2 factor
utama, yaitu :
1. Komunitas yang merupakan klien , dan
2. Penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas 5 tahapan yaitu:
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan intervensi, implementasi, dan
evaluasi
Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah sebagai berikut.
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut.
a. Inti(CORE), meliputi: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
atas usia yang berisiko, pendidikan ,jenis kelamin , pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas
b. Mengkaji 8 sub sistem yang mempengaruhi komunitas , antara lain:
. perumahan, bagaimana penerangannya , sirkulasi, bagaimana pendapatannya
karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
. pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
. keamanan dan keselamatan , bagaimana keselamatan dan keamanan
dilingkungan tempat tinggal , apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakah sering mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
. politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan , apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
berbagai bidang , termasuk kesehatan
. pelayanan kesehatan yang tersedia , untuk melakukan deteksi ini dan merawat
/ memantau gangguan yang terjadi
. System komunitas, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan dimasyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit. Misalnya media televisi, radio, Koran, leflet yang
diberikan kepada masyarakat.
 System ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang diterima sesuai dengan upah minimum regional (UMR) atau
sebaliknya di bawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan
kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengonsumsi jenis makanan sesuai
kemampuan ekonomi masing-masing.
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biaya dapat
dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakan masyarakat untuk
membantu mengurangi stresor.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang
ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P (problem atau masalah), E (etiologi atau
penyebab) dan S (symptom atau manifestasi/data penunjang). Misalnya, resiko tinggi
peningkatan gangguan penyakit kardiovaskular pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan
somowinangun sehubungan dengan Kurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat
ditandai dengan:
a. 0,15% ditemukan angka dirawat dengan gangguan kardiovaskular;
b. 50% RT 01 RW10 mengonsumsi lemak tinggi;
c. Didapat 20% saja yang kebiasaan berolahraga;
d. Rekreasi tidak teratur;
e. Informasi tentang gangguan kardiovaskular kurang.
3. Perencanaan intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas yang muncul diatas adalah :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskular;
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi;
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskular melalui
pemeriksaan tekanan darah;
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk mendapatkan diet yang tepat bagi yang
berisiko;
e. Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung;
f. Lekukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stresor;
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit apabila perlu.
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang bersifat:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di komunitas;
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berperilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan;
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskular;
d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
5. Evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi;
b. Menilai kemampuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan;
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

2.3 Model konseptual sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang


mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat
didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu
gambaran tentang lingkup keperawatan.
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa
dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkat pencegahan
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999),
konsep community as patner diperkenalkan Anderson dan MC Farlane. Model ini merupakan
pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan status kesehatan klien. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka
dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman,
untuk melindungi klien dari berbagai stress orang yang dapat menunggu keseimbangan, klien
memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line dan resistance
defense.
Agregat klien dalam model community asal patner ini meliputi intrasistem dan ekstra
sistem. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau lebih
karakteristik (stanhope & Lancaster, 2004), agregat ekstrasistem meliput delapan subsistem
yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidika, politik dan
pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998
Anderson dan MC Farlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope
& Lancaster 2004; Allender & Spradley, 2005)
Delapan Subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi. Didalam komunitas ada lines of resistance, merupakan
mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk
bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance. Anderson dan MC
Farlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as patner
terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem
yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan
proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Komunitas sebagai klien/ patner berarti kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta
secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pandangan tentang model dan teori model dalam keperawatan komunitas merupakan
gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan terhadap masyarakat dalam
memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia dan upaya meningkatkan status kesehatannya
melalui pendekatan model-model yang ada.
Model konseptual praktik keperawatan merupakan suatu konstruksi yang sistematik,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep yang diidentifikasikan
pada komponen yang nyata pada praktek keperawatan.
Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik,
sedangkan teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai, dan keyakinan tentang manusia.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada praktiknya mem
erlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi fenomenan yaitu
penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas.
Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para
ahli,diantaranya :
1, Model konseptual dari Dorothea Orem (1971),dikenal dengan istilah Model Keperawatan
Mandiri atau Self-Care Theory Of Nursing
2.Model konseptual dari Betty Neuman (1972),dikenal dengan Systems Model Of Nursing
atau Health Care System Model

Saran
Sebagai seorang pendidik, perawat diharapkan dapat memberikan pendidikan pada
masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi, sebagai nara sumber
perawat diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat dan sebagai seorang mitra
kerja, masyarakat dapat bekerja sama dengan masyarakat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ilnas. 2008. Makalah Teori Lydia E. Hall. www.google.com.


Nursing Theories. 2011. Application of Interpersonal Theory in Nursing
Practice.www.google.com.
Nursing Theories. 2011. The Helping Art Of Clinical Nursing, Ernestine Weidenbach.
www.google.com.
Nursing Theories. 2011. Theory of Interpersonal Relations, Hildegard E.
Peplau.www.google.com
Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Yusiko, dkk. 2010. Model Keperawatan Menurut Hildegard Peplau. www.google.com
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai