PERSEPSI
TUJUAN
Setelah membaca Bab 6 ini,diharapkan anda:
persepsi
PENDAHULUAN
Manusia selain memiliki kemampuan menerima rangsang melalui proses
sensorik akan meneruskan pada proses yang lebih berarti yaitu proses persepsi.
Dimana manusia akan meyadari dunia dan membentuk pemahaman-pemahaman
sebagai dasar seseorang berperilaku.
URAIAN MATERI
A. PENGERTIAN PERSEPSI
Apakah yang dimaksu dengan persepsi ?
Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya
adalah:
stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan
c. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap
sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang
yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada
dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka
terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967).
menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek
tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut
dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan
yang ada di lingkungannya. Branca (1965) Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah
bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa
(1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari
penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.
terhadasuatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang dan
sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu
kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi
Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,
yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat
mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia
Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan
fisik) dan persepai terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia sering juga disebut
persepsi sosial.
Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-
• Kondisi factual alat-alat panca indera di mana informasi yang sampai kepada
macam yaitu
tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang diteruskan dengan upaya
pemanfaatannya.
tidaknya atau kenal tidaknya ) dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek
yang dipersepsi.
Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena, dan yang terpenting fenomena dari persepsi ini
adalah “perhatian” atau “attention”. Pengertian perhatian itu sendiri adalah suatu konsep yang
diberikan pada proses persepsi menyeleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam
suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam suatu waktu tertentu. Perhatian sendiri
Proses persepsi lainnya dikemukakan oleh Walgito (2004, 90-91) yang menjelaskan terjadinya
proses persepsi yaitu objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau
reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera
dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian
terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan
reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam
otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian taraf
terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat
indera atau reseptor. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi
yang sebenarnya. Respons sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam
berbagai-bagai macam bentuk.Dalam proses persepsi individu tidak hanya menerima satu
stimulus saja, tetapi individu menerima bermacam-macam stimulus yang datang dari
lingkungan. Tetapi tidak semua stimulus akan diperhatikan atau akan diberi respon. Individu
mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan disini berperannya perhatian.
Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihya dan diterima oleh individu, individu menyadari dan
a. Faktor tekhnis seperti kejelasan stimulus misalnya suara yang jernih,gambar yang
informasi/stimulus dipersepsikan oleh individu. Factor yang paling dominan adalah factor
ekspektansi dari individu. Ekspetasi ini membentuk kerangka berpikir atau mental set
karena dalam keadaan emosi yang menjadi objek adalah cerminan/energy dari
emosinya.
b. Impresi penghayatan akan lebih terfokus pada stimulus yang menonjol dan lebih
Muhyadi ( 1989) mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu
1. Orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan,
kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian )
2. Stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain),
3. Stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih,
gembira dan lain-lain )
E. GANGGUAN PERSEPSI
Pengertian Gangguan Persepsi atau istilah lainnya Dispersepsi kesalahan atau gangguan
persepsi karena ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul
dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus
eksternal.
Penyebabnya adalah adanya gangguan pada otak karena kerusakan otak, keracunan , obat
halusinogenik, gangguan jiwa seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi
Klasifikasi gangguan persepsi
Gangguan persepsi dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu,
1. Distorsi sensorik (sensory distortion) -keadaan dimana salah tafsirpancaindera akibat
penyimpangan (distorsi) dalam menangkap rangsangan sensorik.Bentuk distorsi
sensorik adalah berupa
a. Perubahan intensitas
hiperestesia: merasakan suatu rangsangan sensorik secara berlebih
hipestesia: rangsangan sensorik dirasakan kurang
b. Perubahan kualitas
c. Kualitas penilaian terhadap rangsangan sensorik berubah
kloropsia: semua tampak hijau
xantopsia: semua tampak kuning
eritropsia: semua tampak merah
d. Perubahan bentuk (dismegalopsia)
mikropsia: benda – benda yang dilihat menjadi lebih kecil
makropsia: benda – benda yang dilihat menjadi lebih besar
2. Desepsi sensorik (sensory deception) - munculnya persepsi baru dengan atau tanpa
objek luar. Munculnya persepsi baru dengan objek luar disebut sebagai ilusi, sedang
apabila tanpa objek luar disebut halusinasi.
Ilusi
Ilusi adalah persepsi yang salah (misperception) atau interpretasi persepsi yang salah
(misinterpretation) terhadap suatu stimulus sensorik eksternal yang nyata. Dalam arti lainnya,
ilusi adalah suatu persepsi pancaindera yang disebabkan adanya rangsangan pancaindera yang
ditafsirkan secara salah. Ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada
pancaindera.
Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan
suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat
terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang
disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam
bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik
(pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).
Halusinasi
Halusinasi adalah munculnya persepsi baru (false perception) tanpa obyek luar. Halusinasi
adalah persepsi sensoris yang palsu yang tidak berkaitan dengan stimuli eksternal yang nyata;
mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang pengalaman
halusinasi.Misalnya, mendengar suara atau bisikan orang, tanpa ada orang yang berbicara
(sumber bunyi). Halusinasi juga dipengaruhi oleh mental image yang kemudian diprojeksikan
ke luar sehingga seolah – olah datangnya dari luar dirinya. Halusinasi merupakan gejala
psikopatologi yang cukup serius, dapat ditemukan pada gangguan jiwa yang organik dan
terutama gangguan jiwa yang fungsional.3
Jenis – jenis halusinasi, seperti
a. Halusinasi hipnagogik: persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur;
biasanya dianggap sebagai fenomena yang tidak patologis.
b. Halusinasi hipnopompik: persepsi palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur;
biasanya dianggap tidak patologis.
c. Halusinasi dengar (auditorik): persepsi bunyi yang palsu, biasanya suara tetapi
dapat juga bunyi-bunyi lain, seperti musik; merupakan halusinasi yang paling
sering pada gangguan psikiatrik.
d. Halusinasi visual: persepsi palsu tentang penglihatan yang berupa citra yang
berbentuk (sebagai contohnya, orang) dan citra yang tidak berbentuk (sebagai
contohnya, kilatan cahaya); paling sering pada gangguan organik.
e. Halusinasi cium (olfaktoris): persepsi membau yang palsu; paling sering pada
gangguan organik.
f. Halusinasi kecap (gustatoris): persepsi tentang rasa kecap yang palsu, seperti rasa kecap yang
tidak menyenangkan, yang disebabkan oleh kejang; paling sering pada gangguan organik.
g. Halusinasi raba (taktil; haptik): persepsi palsu tentang perabaan atau sensasi permukaan,
seperti sensasi dari suatu tungkai yang teramputasi (phantom limb), sensasi adanya gerakan
pada kulit atau di bawah kulit (formication).
h. Halusinasi somatik: sensasi palsu tentang sesuatu hal yang terjadi di dalam tubuh
atau terhadap tubuh, paling sering berasal dari organ visceral, juga dikenal sebagai
cenesthesic hallucination).
i. Halusinasi liliput: persepsi yang palsu di mana benda-benda tampak lebih kecil ukurannya
(juga dikenal sebagai mikropsia).
j. Halusinasi yang sejalan dengan mood (moodcongruent hallucination): halusinasi di mana isi
halusinasi adalah konsisten dengan mood yang depresi atau manik (sebagai contohnya, pasien
yang mengalami depresi mendengar suara yang mengatakan bahwa pasien adalah orang yang
jahat; seorang pasien manik mendengar suara yang mengatakan bahwa pasien memiliki harga
diri, kekuatan, dan pengetahuan yang tinggi).
l. Halusinosis: halusinasi, paling sering adalah halusinasi dengar, yang berhubungan dengan
penyalahgunaan alkohol kronis dan terjadi dalam sensorium yang jernih, berbeda dengan
delirium tremens (DTs), yaitu halusinasi yang terjadi dalam konteks sensorium yang
berkabut.
m. Sinestesia: sensasi atau halusinasi yang disebabkan oleh sensasi lain (sebagai
contohnya, suatu sensasi auditoris yang disertai atau dicetuskan oleh suatu sensasi
visual; suatu bunyi dialami sebagai dilihat, atau suatu penglihatan dialami sebagai
didengar).
o. Command hallucination: persepsi perintah yang palsu di mana seseorang dapat
merasa patuh terhadap perintah atau tidak mampu untuk menolak / menentang.
Schroder menyatakan bahwa halusinasi dapat muncul dalam 4 sindrom pokok, yaitu
1. Halusinasi konfusional - Pada sindrom ini kesadaran adalah berkabut dan halusinasi
visual tampak prominen. Halusinasi auditorik biasanya hanya berupa suara musik,
bising, kata – kata aneh, kadang – kadang juga kalimat.
a. Halusinasi self –reference - Pasien mendengar suara – suara yang berbicara kepadanya.
Biasanya pasien tidak dapat menirukan kembali suaru yang didengar kata demi kata namun
pasien hanya menceritakan garis besarnya saja. Suara – suara itu biasanya membicarakan
pasien, dan pasien menyatakan bahwa suara – suara itu datang dari orang – orang di
sekitarnya. Sangat sukar untuk memastikan apakah pasien memang benar – benar ada
halusinasi atau salah dengar saja dari pembicaraan orang – orang yang memang sebenarnya
ada.
b. Halusinasi verbal - Dalam hal ini pasien mendengar suara – suara yang jelas yang
berbicara tentang dirinya dan ia dapat mengulang kembali kata – kata itu dengan
tepat. Suara – suara itu bisa berasal dari orang – orang yang memang secara nyata
ada atau hanya imaginasi saja atau dari sebuah mesin.
c. Halusinasi fantastik - Dalam hal ini semua jenis halusinasi bisa muncul. Pasien
menjelaskan pengalamannya yang fantastik yang didasari oleh adanya halusinasi
visual atau somatik. Kadang – kadang sindrom halusinasi ini tentang pengalaman
mimpinya seolah – olah hal yang riel terjadi. Biasanya pada pasien ini ada halusinasi
massa, yaitu pasien mendengar atau melihat banyak orang terbunuh atau teraniaya.4
RANGKUMAN
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap
merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari
Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,
informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi
kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda
persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar
manusia.
Persepsi bila dilihat dari pengetahuan dan tanggapannya terbagi menjadi dua
Proses terjadinya persepsi dimuali dari adanya obyek atau stimulus yang
merangsang untuk ditangkap panca indera kemudian stimulus tadi dibawa ke otak.
Dari otak terjadi adanya “ pesan “ atau jawaban ( respon ) adanya stimulus, berupa
pesan atau respon yang dibalikan ke indera kembali berupa “ tanggapan “ atau
persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengelolaaan otak.