Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran berasal dari kata dasar pasar, istilah pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan
potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut
dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Terdapat beberapa
pengertian tentang pemasaran (marketing).
Misalnya Kotler mengatakan bahwa yang dimaksud pemasaran adalah memuaskan
kebutuhan pelanggan. Menurutnya bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, maka ia
dapat mengembangkan produk dan jasa yang menyediakan nilai unggul bagi pelanggan,
menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produk dan jasa itu secara efektif,
sehingga produk dan jasa itu mudah dijual.
Sementara itu, American Marketing Association (AMA) mendefinisikan pemasaran sebagai
berikut, “Marketing is the planning and executing the conception, pricing, promotion and
distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfy individual and
organizational goals”.
Artinya bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan
usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada
usaha memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang
diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Adanya kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen, menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan
menganjurkan konsumen lain agar membeli produk atau jasa yang sama. Keuntungan
berlipat ganda juga akan diperoleh produsen, melalui penyebaran informasi positif dari
konsumen ke konsumen lain
Jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat melayani, membantu dan melakukan hal
yang bermanfaat bagi orang lain. Jasa digambarkan sebagai suatu kegiatan yang sering kali
diukur berdasarkan waktu. Kotler mengemukakan, jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat
yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat atau tidak dapat
dikaitkan dengan suatu produk fisik
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai produk
jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk
fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna
jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Jasa
pendidikan adalah layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh baik
menggunakan bantuan produk fisik maupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen
(peserta didik). Jasa pendidikan merupakan jasa yang bersifat kompleks karena sifat padat
karya dan padat modal. Artinya, dibutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki skill
khusus dalam bidang pendidikan dan padat modal karena membutuhkan infrastruktur
(peralatan) yang lengkap dan harganya mahal.
Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1. Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud.
2. Produksi dan komsumsi bersama waktu.
3. Kurang memiliki standard dan keseragaman.
Dengan demikian pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses menawarkan mutu
layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh baik menggunakan bantuan
produk fisik maupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen (siswa). Hal itu karena
pendidikan sifatnya lebih kompleks yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil
pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga Negara, generasi penerus
ilmuwan dikemudian hari.

2.2 Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan


Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Menurut George R.
Terry sebagaimana yang dikutip Mulyono, terdapat 4 fungsi manajemen yang dikenal
sebagai POAC, yaitu: Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating
(Penggerakan/ Pengarahan) dan Controlling (Pengendalian).
Sedangkan pemasaran pendidikan ialah menawarkan mutu layanan intelektual dan
pembentukan watak secara menyeluruh. Jadi, manajemen pemasaran pendidikan dapat
diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan
pengendalian (dalam segala kegiatan pemasaran pendidikan) secara efektif dan efisien untuk
menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak siswa secara menyeluruh,
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Fokus dari penerapan pemasaran ini adalah bagaimana mendekatkan pelayanan sesuai
dengan keinginan dan kepuasan siswa, yang tentunya hal tersebut harus didukung dengan
peran para tenaga ahli di bidangnya, sumber daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu
meningkatkan mutu lulusan.

 Planning (Perencanaan)
Perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai
tujuan. Menurut Koontz-O’Donell, dalam Principles of Management, planning is the most
basic of all management functions since it involves selection from among alternative
courses of action. (Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling dasar karena
manajemen meliputi penyeleksian di antara bagian pilihan dari tindakan).
Perencanaan dalam pemasaran pendidikan bertujuan untuk mengurangi atau mengimbangi
ketidakpastian dan perubahan yang akan datang, memusatkan perhatian kepada sasaran,
menjamin atau mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana secara efisien dan efektif,
serta memudahkan pengendalian.
Dalam tahap ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi Pasar
Tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu
dilakukan suatu penelitian atau riset pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar
termasuk atributatribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan.
Termasuk dalam tahapan ini adalah pemetan dari sekolah lain. Ini harus diawali dari
perencanaan setrategis yang lebih dulu menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga.
b. Segmentasi Pasar dan Positioning
Segmentasi pasar adalah strategi yang dirancang untuk mengalokasikan sumber daya
pemasaran kepada segmen yang telah didefinisikan. Ini adalah upaya membedakan
konsumen. Sedangkankan positioning adalah strategi yang dirancang untuk
mengkomunikasikan manfaat produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ini merupakan
usaha untuk membedakan produk kita dengan produk lain. Dalam pasar yang sangat
beragam karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama
bagi pengguna pedidikan.
Secara umum pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi (umur, jenis
kelamin, pendapatan, pendapatan, agama, dll.), geografi (Negara, kota atau komplek
perumahan, dll.), psikografi (kelas social, gaya hidup, kepribadian, dll.), maupun perilaku
(kesempatan, manfaat yang dicari, tingkat pemakaian, status loyalitas, dll.). Dengan
demikian sekolah akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran yang akan dilaksanakan
sehubungan dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah mengetahui karakter pasar,
kemudian menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani. Tentunya secara ekonomis,
melayani pasar yang besar akan membawa sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik
C. Diferensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Dari
banyaknya sekolah yang ada, orang tua siswa akan kesulitan memilih sekolah untuk anaknya
dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin standar. Sekolah hendaknya
dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan
yang menarik seperti logo dan slogan serta beberapa fasilitas yang baik. Melakukan
pembedaan dapat pula dilakukan melalui bentuk tampilan fisik yang memberikan kesan
baik, seperti pemakaian seragam yang menarik, gedung sekolah yang bersih atau stiker
sekolah

 Organizing (Pengorganisasian)
Pada tahap ini harus disusun organisasi pemasaran yang jelas dan efisien, sehingga dengan
jelas diketahui siapa yang bertanggung jawab, kepada siapa harus dipertanggungjawabkan,
bagaimana koordinasi dalam perusahaan. Jadi di sini diperlukan suatu struktur tim
manajemen pemasaran pendidikan yang jelas, sehingga tidak terjadi saling lempar tanggung
jawab seandainya terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pekerjaan.
Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil,
membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi. Ini berarti harus melibatkan kerjasama dan diserahkan kepada
orangorang yang ahli dibidangnya agar terkoordinir dengan baik sehingga tujuan yang
ditetapkan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien

 Actuating (Penggerakan/Pengarahan)
Menurut Terry sebagaimana yang dikutip oleh Hani Handoko, pergerakan berarti usaha
menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa untuk melaksanakan tugas-tugasnya
dengan antusias dan kemampuan yang baik. Pergerakan merupakan upaya untuk mewujudkan
perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya. Oleh karena itu proses pemasaran pendidikan perlu dijalankan dengan
sebaik-baiknya dan perlu adanya kerjasama yang baik pula di antara semua pihak baik dari
pihak atasan maupun bawahan dalam melaksanakan pekerjaan (pemasaran), bagaimana cara
kerja, ke mana harus pergi, kapan, dan sebagainya. Dalam pergerakan ini lembaga
melaksanakan kegiatan pemasaran (meliputi segala bentuk pelayanan mutu jasa pendidikan)
selain itu juga melakukan komunikasi pemasaran dengan baerbagai setrateginya, terutama
kepada kelompok yang menjadi sasaran pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan usaha
untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan
produk di pasar.
Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai saluran atau sejumlah media, dengan
harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap
dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan
bila bentuk komunikasi disajikan dalam format ilmiah, seperti menyelenggarakan kompetisi
bidang studi, seminar dan publikasi prestasi oleh media independen seperti berita dalam
media massa. Namun, komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk promosi atau
bahkan iklan perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi pesan hendaknya dikemas
secara elegan namun menarik perhatian, agar sekolah tetap dalam image sebagai pembentuk
karakter dan nilai yang baik. Usaha mengkomunikasikan segala upaya lembaga dalam
peningkatan mutu dan keberhasilan sekolah di bidang pendidikan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya, untuk masyarakat sasaran tingkat lokal, dapat dilakukan dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyebabkan masyarakat setempat tertarik untuk datang
ke sekolah, seperti kegiatan olah raga dan kesenian yang melibatkan masyarakat setempat,
kunjungan orang tua dan calon siswa ke sekolah (open day), keikut-sertaan dalam pawai dan
karnaval di kota sendiri.

 Controlling (Pengendalian/Pengawasan)
Menurut Chuck Williams dalam buku Management, Controlling is monitoring progress
toward goal achievement and taking corrective action when progress isn’t being made.
(Pengawasan adalah peninjauan kemajuan terhadap pencapaian hasil akhir dan pengambilan
tindakan pembetulan ketika kemajuan tersebut tidak terwujud).
Dari setiap pekerjaan yang dilakukan dalam pemasaran pendidikan perlu adanya control.
Control harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang berlarut-larut. Jika
terjadi penyimpangan dari planning yang telah ditetapkan maka perlu diambil tindakan
pencegahannya.

2.3 Core Marketing Concept


Secara lebih luas, pemasaran dapat diterjemahkan sebagai suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak
lain. Untuk itu, dalam pemasaran terdapat konsep-konsep inti pemasaran yaitu :
a. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan
adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu, seperti
makanan, pakaian, perumahan, harga diri, rasa aman, dan kasih sayang. Kebutuhan-
kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan
kebutuhan tersebut. Manusia memiliki kebutuhan/keinginan yang tidak terbatas, namun
sumber dayanya terbatas. Karena itu, dengan keterbatasan sumber daya yang ada, mereka
memilih produk-produk yang menghasilkan kepuasan maksimal. Keinginan manusia akan
menjadi permintaan apabila didukung oleh daya beli.
Pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat
memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara
penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan
hak.
b. Produk, Nilai, Biaya dan Kepuasan
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan memberi kesan adanya produk untuk
memenuhinya, Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapatkan pehatian, untuk dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi dalam rangka
memenuhi kebutuhan atau keinginan. Nilai mencerminkan sebuah manfaat, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai
adalah kombinasi kualitas, pelayanan, dan harga (“qsp”) yang disebut juga “ tiga elemen
nilai pelanggan”. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk
anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut
tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk
sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk melebihi ekspektasi,
pelanggan tersebut senang.
Produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk itu sendiri terbagi atas
lima tingkatan yaitu : (1) core benefit merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh
customer , dalam hal ini adalah pendidikan; (2) basic product atau versi dasar dari suatu
produk dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas; (3)
expected product yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum,
silabus, tenaga pendidik dan sebagainya; (4) augmented product merupakan produk
tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga
tersebut mampu berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan, computer, bahasa arab dan
sebagainya; (5) potensial product yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang mungkin
didapat produk tersebut adalah pengakuaan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.\
Dalam pemasaran jasa pendidikan, apabila mutu produk baik, maka calon
siswa/mahasiswa berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan
pelanggan pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa
perguruan tingggi adalah skiming price artinya adalah memasang harga yang setinggi-
tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang ditawarkan
memang berkualitas tinggi sehingga tidak mengecewakan konsumennya. Akan tetapi ketika
hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran yang
hendak dicapai yaitu : (1) sasaran yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk
mencapai target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum; (2) sasaran
yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan meningkatkan volume penjualan,
mempertahankan/meningkatkan market share, dan (3) sasaran yang berorientasi status quo
yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menghadapi pesaing.
Dalam hal kepuasan pelanggan, lembaga pendidikan bukan hanya sekedar mengajar siswa
setiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tapi harus
lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa puas dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas
yang bersih, taman yang asri, guru/dosen yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan
olah raga dan sebagainya harus siap melayani para siswa.
Pelanggan pendidikan terdiri dari dua jenis, yaitu pelanggan internal dan pelanggan
eksternal. Pelanggan internal terdiri atas guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga
administrasi. Sedangkan pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa),
pelanggan skunder (orang tua, pemerinta dan masyarakat), pelanggan tersier (pemakai atau
penerima lulusan, baik lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun dunia usaha).

c. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan


Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau
kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan
(creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain. Etika pemasaran
dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan
watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks, yang
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, dan hasil pendidikannya mengacu jauh ke
depan.
Lembaga pendidikan termasuk ke dalam kelompok jasa murni, dimana pemberian jasa
yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata. Contoh: ruangan kelas,
meja, kursi, buku-buku, dan sebagainya. Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran
pengguna jasa (peserta didik), yang dalam hal ini pelanggan yang mendatangi lembaga
pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan. Penerima jasanya adalah
orang, jadi merupakan pemberian jasa yang berbasis orang. Atau dalam jasa biasa disebut
sistem kontak tinggi (high contact system), yaitu hubungan antara pemberi jasa dengan
pelanggan tinggi. Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian
jasa berlangsung. Dengan kata lain, untuk menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian
dari sistem jasa tersebut. Hubungan dengan pelanggan berdasarkan hubungan keanggotaan
(member relationship), dimana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan
tertentu. Sistem pemberian jasanya dilakukan secara terus-menerus dan teratur sesuai
kurikulum yang telah ditetapkan

d. Pasar, Pemasaran dan Pemasar


Persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga
pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini banyak
terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan. Kemampuan administrator untuk
memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan
meningkatkan pertumbuhan lembaganya.
Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan
yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Pemasaran ialah proses
transaksional untuk meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen
sehingga calon konsumen menjadi terangsang untuk memiliki produk yang ditawarkan
dengan mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati.
Pendidikan adalam proses perubahan pola pikir, apresiasi dan pembiasaan manusia agar
menjadi manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan. Walaupun
kebanyakan orang sering mengidentikan sekolah dengan pendidikan, pendidikan merupakan
wahana perubahan peradaban manusia;
Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasikan dari lembaga pendidikan yang bersifat
non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dalam dunia pendidikan, bahan
baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan yang:
(1) Ada produk sebagai komoditas;
(2) Produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan;
(3) Punya pangsa/sasaran yang jelas;
(4) Punya jaringan dan media; dan
(5) Tenaga Pemasar
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar
sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. aktivitas tentang bagaimana memberitahu
pelanggan tentang keberadaan produk/jasa. Tujuan promosi dalam konteks pemasaran
adalah:
 Membangun kepedulian dan ketertarikan terhadap produk jasa dan lembaga penyedia
jasa,
 Membedakan jasa yang ditawarkan dan lembaga dari pesaing,
 Mengkomunikasikan dan menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia/lembaga
penyedia jasa tersebut,
 Membujuk customer untuk membeli dan menggunakan jasa tersebut. Promosi ini lebih
diarahkan pada penyedia jasa pendidikan sehingga pengaruh image tersebut berperan
penting terhadap penjatuhan pilihan customer. promosi yang berlebihan mempunyai
hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mempromosikan lembaga pendidikan agar menarik
minat konsumen (calon siswa) yaitu :
 Special events, misalnya dengan mengadakan mengadakan open house di sekolah yang
ditujukan kepada masyarakat umum, dan mengikuti education expo dan melakukan
education gathering seperti seminar dan workshop dengan pembicara tokoh pendidikan
untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnyan sebuah pendidikan.
 Aliances and coalitions, misalnya dengan melakukan kerja sama (aliansi) dengan
sekolah lain.
 Sponsorship, untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tujuan ataupun sasaran
program, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan oleh target market, yakni dengan
memberikan sponsor pada acara pentas seni sekolah
 Strategic philanthropy, ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan berupa reputasi
yang baik atau biasa disebut dengan corporate social responsibility (CRS), yakni dengan
memberikan beasiswa berupa beasiswa penuh dan beasiswa berupa potongan 50% biaya
sekolah untuk anak-anak berprestasi di sekolah dan yang tidak mampu.
 Organizational performances, meyakinkan publik bahwa organisasi memiliki kualitas
yang terbaik bagi konsumen, yakni dengan membuktikan atau mengkomunikasikan
bahwa sekolah kita adalah yang berkualitas
 Audience participation, menggunakan taktik komunikasi dua arah dan melakukan
aktivitas dari publik yang berkepentingan untuk secara langsung melakukan kontak
dengan produk atau jasa yang dihasilkan organisasi, diantaranya dengan cara
memberikan kesempatan kepada audience memberikan feedback atas pesan yang
seudah disampaikan dalam rangka melakukan outside in, misalnya dengan diadakannya
survey untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sekolah

Referensi :
Alma, Buchari. 2005. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Fuad,M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : Gramedia.
Kotler,Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1(Terjemah). Jakarta:
Erlangga,

Anda mungkin juga menyukai