PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran berasal dari kata dasar pasar, istilah pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan
potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut
dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Terdapat beberapa
pengertian tentang pemasaran (marketing).
Misalnya Kotler mengatakan bahwa yang dimaksud pemasaran adalah memuaskan
kebutuhan pelanggan. Menurutnya bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, maka ia
dapat mengembangkan produk dan jasa yang menyediakan nilai unggul bagi pelanggan,
menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produk dan jasa itu secara efektif,
sehingga produk dan jasa itu mudah dijual.
Sementara itu, American Marketing Association (AMA) mendefinisikan pemasaran sebagai
berikut, “Marketing is the planning and executing the conception, pricing, promotion and
distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfy individual and
organizational goals”.
Artinya bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan
usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada
usaha memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang
diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Adanya kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen, menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan
menganjurkan konsumen lain agar membeli produk atau jasa yang sama. Keuntungan
berlipat ganda juga akan diperoleh produsen, melalui penyebaran informasi positif dari
konsumen ke konsumen lain
Jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat melayani, membantu dan melakukan hal
yang bermanfaat bagi orang lain. Jasa digambarkan sebagai suatu kegiatan yang sering kali
diukur berdasarkan waktu. Kotler mengemukakan, jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat
yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat atau tidak dapat
dikaitkan dengan suatu produk fisik
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai produk
jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk
fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna
jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Jasa
pendidikan adalah layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh baik
menggunakan bantuan produk fisik maupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen
(peserta didik). Jasa pendidikan merupakan jasa yang bersifat kompleks karena sifat padat
karya dan padat modal. Artinya, dibutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki skill
khusus dalam bidang pendidikan dan padat modal karena membutuhkan infrastruktur
(peralatan) yang lengkap dan harganya mahal.
Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1. Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud.
2. Produksi dan komsumsi bersama waktu.
3. Kurang memiliki standard dan keseragaman.
Dengan demikian pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses menawarkan mutu
layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh baik menggunakan bantuan
produk fisik maupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen (siswa). Hal itu karena
pendidikan sifatnya lebih kompleks yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil
pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga Negara, generasi penerus
ilmuwan dikemudian hari.
Planning (Perencanaan)
Perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai
tujuan. Menurut Koontz-O’Donell, dalam Principles of Management, planning is the most
basic of all management functions since it involves selection from among alternative
courses of action. (Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling dasar karena
manajemen meliputi penyeleksian di antara bagian pilihan dari tindakan).
Perencanaan dalam pemasaran pendidikan bertujuan untuk mengurangi atau mengimbangi
ketidakpastian dan perubahan yang akan datang, memusatkan perhatian kepada sasaran,
menjamin atau mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana secara efisien dan efektif,
serta memudahkan pengendalian.
Dalam tahap ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi Pasar
Tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu
dilakukan suatu penelitian atau riset pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar
termasuk atributatribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan.
Termasuk dalam tahapan ini adalah pemetan dari sekolah lain. Ini harus diawali dari
perencanaan setrategis yang lebih dulu menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga.
b. Segmentasi Pasar dan Positioning
Segmentasi pasar adalah strategi yang dirancang untuk mengalokasikan sumber daya
pemasaran kepada segmen yang telah didefinisikan. Ini adalah upaya membedakan
konsumen. Sedangkankan positioning adalah strategi yang dirancang untuk
mengkomunikasikan manfaat produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ini merupakan
usaha untuk membedakan produk kita dengan produk lain. Dalam pasar yang sangat
beragam karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama
bagi pengguna pedidikan.
Secara umum pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi (umur, jenis
kelamin, pendapatan, pendapatan, agama, dll.), geografi (Negara, kota atau komplek
perumahan, dll.), psikografi (kelas social, gaya hidup, kepribadian, dll.), maupun perilaku
(kesempatan, manfaat yang dicari, tingkat pemakaian, status loyalitas, dll.). Dengan
demikian sekolah akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran yang akan dilaksanakan
sehubungan dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah mengetahui karakter pasar,
kemudian menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani. Tentunya secara ekonomis,
melayani pasar yang besar akan membawa sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik
C. Diferensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Dari
banyaknya sekolah yang ada, orang tua siswa akan kesulitan memilih sekolah untuk anaknya
dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin standar. Sekolah hendaknya
dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan
yang menarik seperti logo dan slogan serta beberapa fasilitas yang baik. Melakukan
pembedaan dapat pula dilakukan melalui bentuk tampilan fisik yang memberikan kesan
baik, seperti pemakaian seragam yang menarik, gedung sekolah yang bersih atau stiker
sekolah
Organizing (Pengorganisasian)
Pada tahap ini harus disusun organisasi pemasaran yang jelas dan efisien, sehingga dengan
jelas diketahui siapa yang bertanggung jawab, kepada siapa harus dipertanggungjawabkan,
bagaimana koordinasi dalam perusahaan. Jadi di sini diperlukan suatu struktur tim
manajemen pemasaran pendidikan yang jelas, sehingga tidak terjadi saling lempar tanggung
jawab seandainya terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pekerjaan.
Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil,
membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi. Ini berarti harus melibatkan kerjasama dan diserahkan kepada
orangorang yang ahli dibidangnya agar terkoordinir dengan baik sehingga tujuan yang
ditetapkan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien
Actuating (Penggerakan/Pengarahan)
Menurut Terry sebagaimana yang dikutip oleh Hani Handoko, pergerakan berarti usaha
menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa untuk melaksanakan tugas-tugasnya
dengan antusias dan kemampuan yang baik. Pergerakan merupakan upaya untuk mewujudkan
perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya. Oleh karena itu proses pemasaran pendidikan perlu dijalankan dengan
sebaik-baiknya dan perlu adanya kerjasama yang baik pula di antara semua pihak baik dari
pihak atasan maupun bawahan dalam melaksanakan pekerjaan (pemasaran), bagaimana cara
kerja, ke mana harus pergi, kapan, dan sebagainya. Dalam pergerakan ini lembaga
melaksanakan kegiatan pemasaran (meliputi segala bentuk pelayanan mutu jasa pendidikan)
selain itu juga melakukan komunikasi pemasaran dengan baerbagai setrateginya, terutama
kepada kelompok yang menjadi sasaran pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan usaha
untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan
produk di pasar.
Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai saluran atau sejumlah media, dengan
harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap
dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan
bila bentuk komunikasi disajikan dalam format ilmiah, seperti menyelenggarakan kompetisi
bidang studi, seminar dan publikasi prestasi oleh media independen seperti berita dalam
media massa. Namun, komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk promosi atau
bahkan iklan perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi pesan hendaknya dikemas
secara elegan namun menarik perhatian, agar sekolah tetap dalam image sebagai pembentuk
karakter dan nilai yang baik. Usaha mengkomunikasikan segala upaya lembaga dalam
peningkatan mutu dan keberhasilan sekolah di bidang pendidikan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya, untuk masyarakat sasaran tingkat lokal, dapat dilakukan dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyebabkan masyarakat setempat tertarik untuk datang
ke sekolah, seperti kegiatan olah raga dan kesenian yang melibatkan masyarakat setempat,
kunjungan orang tua dan calon siswa ke sekolah (open day), keikut-sertaan dalam pawai dan
karnaval di kota sendiri.
Controlling (Pengendalian/Pengawasan)
Menurut Chuck Williams dalam buku Management, Controlling is monitoring progress
toward goal achievement and taking corrective action when progress isn’t being made.
(Pengawasan adalah peninjauan kemajuan terhadap pencapaian hasil akhir dan pengambilan
tindakan pembetulan ketika kemajuan tersebut tidak terwujud).
Dari setiap pekerjaan yang dilakukan dalam pemasaran pendidikan perlu adanya control.
Control harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang berlarut-larut. Jika
terjadi penyimpangan dari planning yang telah ditetapkan maka perlu diambil tindakan
pencegahannya.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mempromosikan lembaga pendidikan agar menarik
minat konsumen (calon siswa) yaitu :
Special events, misalnya dengan mengadakan mengadakan open house di sekolah yang
ditujukan kepada masyarakat umum, dan mengikuti education expo dan melakukan
education gathering seperti seminar dan workshop dengan pembicara tokoh pendidikan
untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnyan sebuah pendidikan.
Aliances and coalitions, misalnya dengan melakukan kerja sama (aliansi) dengan
sekolah lain.
Sponsorship, untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tujuan ataupun sasaran
program, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan oleh target market, yakni dengan
memberikan sponsor pada acara pentas seni sekolah
Strategic philanthropy, ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan berupa reputasi
yang baik atau biasa disebut dengan corporate social responsibility (CRS), yakni dengan
memberikan beasiswa berupa beasiswa penuh dan beasiswa berupa potongan 50% biaya
sekolah untuk anak-anak berprestasi di sekolah dan yang tidak mampu.
Organizational performances, meyakinkan publik bahwa organisasi memiliki kualitas
yang terbaik bagi konsumen, yakni dengan membuktikan atau mengkomunikasikan
bahwa sekolah kita adalah yang berkualitas
Audience participation, menggunakan taktik komunikasi dua arah dan melakukan
aktivitas dari publik yang berkepentingan untuk secara langsung melakukan kontak
dengan produk atau jasa yang dihasilkan organisasi, diantaranya dengan cara
memberikan kesempatan kepada audience memberikan feedback atas pesan yang
seudah disampaikan dalam rangka melakukan outside in, misalnya dengan diadakannya
survey untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sekolah
Referensi :
Alma, Buchari. 2005. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Fuad,M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : Gramedia.
Kotler,Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1(Terjemah). Jakarta:
Erlangga,