Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

1. Struktur Tulang
Tulang adalah jaringan yang susunannya didominasi oleh matriks kolagen
ekstraseluler (kolagen tipe I) yang disebut osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh
deposit kalsium hidroksiapatit yang membuat tulang menjadi keras dan kuat. Pada
tulang juga terdapat pembuluh darah, jaringan saraf, dan berbagai sel serta protein.
Tulang merupakan kerangka dalam tubuh manusia. Manusia memiliki sekitar 270
tulang saat lahir dan berkurang menjadi sekitar 206 tulang saat usia dewasa karena
beberapa tulang menyatu. Struktur tulang berbeda-beda tergantung jenisnya. Berikut
adalah penjelasan struktur tulang manusia secara umum
1. Komposisi Tulang
Tulang tidak sepenuhnya padat, karena terdiri dari matriks tulang yang
fleksibel (sekitar 30%) dan mineral terikat (70%) yang tersusun seperti tenunan
dan secara aktif dibangun dan dirombak oleh sel tulang yang disebut osteoblas dan
osteoklas. Komposisi tulang yang unik ini memungkinkan struktur tulang yang
keras dan kuat namun tetap ringan.
Pada matriks tulang, 90 sampai 95% diantaranya terdiri dari serat kolagen
elastis yang juga disebut ossein, sedangkan sisanya merupakan substansi dasar.
Elastisitas kolagen membuat tulang lebih tahan patah. Matriks tulang dikeraskan
oleh ikatan garam mineral anorganik kalsium fosfat dalam susunan kimia yang
dikenal sebagai kalsium hidroksiapatit. Mineralisasi tulang membuat tulang
menjadi lebih kaku.

2. Periosteum
Periosteum adalah membran tulang tipis dan padat yang merupakan jaringan
fibrosa yang menutupi seluruh bagian tulang kecuali pada sisi ujungnya.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat,
dan pembuluh darah. Fungsi periosteum adalah sebagai tempat melekatnya otot-
otot rangka, memberikan nutrisi, mendukung pertumbuhan tulang, dan
memperbaiki tulang yang rusak.

3. Struktur Jaringan Tulang Menurut Jenisnya

3.1 Tulang Kompak


Tulang kompak adalah tulang yang padat dan keras. Tulang kompak memiliki
banyak kanal (saluran) yang terdapat pembuluh darah dan saraf. Fungsi kanal tersebut
adalah agar pembuluh darah dan serabut saraf dapat masuk ke dalam tulang. 80%
kerangka manusia adalah tulang kompak. Tulang kompak sebagian besar terdiri dari
zat kapur seperti kalsium fosfat dan kalsium karbonat. Tulang kompak dilapisi oleh
periosteum di permukaan luar dan endosteum di permukaan dalam.

3.2 Tulang Spongiosa


Tulang spongiosa adalah tulang yang kurang padat, lebih lentur, dan lebih
fleksibel dari tulang kompak sehingga massa jenisnya juga lebih rendah. Tulang
spongiosa memiliki banyak ruang dan rongga. Luas permukaan tulang yang lebih
besar membuat tulang ini lebih efektif melakukan metabolisme seperti pertukaran ion
kalsium. Tulang spongiosa terdiri dari trabekula dan sangat vaskular serta sering
mengandung sumsum tulang merah yang menjadi tempat berlangsungnya
hematopoiesis (produksi sel darah merah).

3.3 Tulang Rawan


Tulang rawan adalah tulang yang strukturnya lebih lunak namun tetap kuat
yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang mengandung zat seperti gel. Tulang rawan
lebih keras dan kurang lentur dari otot. Tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang
rawan (kondosit) yang menghasilkan matriks ekstraseluler berupa serat dan substansi
dasar yang disebut kondrin. Matriks tersebut membuat tulang rawan menjadi lentur,
licin, dan kuat. Kelenturan tulang rawan sangat berguna contohnya pada tulang rusuk
yang mampu mengembang mengikuti pengembangan paru-paru. Tulang rawan juga
bersifat liat dan lentur karena terdapat zat antar sel tulang yang banyak mengandung
zat perekat dan zat kapur.

4. Rongga Medula Tulang


Rongga medula adalah ruang yang terdapat di dalam poros tulang yang
mengandung sumsum tulang kuning yang berperan sebagai tempat jaringan lemak
yang berfungsi menyimpan energi. Namun diameter rongga medula yang terlalu lebar
dapat mengindikasikan osteoporosis.

5. Sel Tulang
Tulang merupakan jaringan aktif yang tersusun atas beberapa jenis sel. Berikut
adalah lima jenis sel tulang beserta fungsinya:

a. Sel osteoblas, adalah sel tulang yang membentuk lapisan tulang baru selama
tahap pembentukan tulang. Sel ini mengisi rongga dan terowongan yang
dibuat oleh osteoklas. Fungsi utama osteoblas adalah pembentukan tulang.
b. Sel osteosit, adalah sel yang membentuk tulang yang berasal dari osteoblas.
Sebagian besar massa jaringan tulang dewasa manusia terdiri dari sel osteosit.
Fungsi osteosit adalah menyusun tulang dan memperbaiki tulang.
c. Sel osteoklas, adalah sel tulang yang memecah jaringan tulang. Fungsi
osteoklas adalah membongkar dan mencerna komposisi protein dan mineral
terhidrasi pada tingkat molekuler dengan mensekresi asam dan kolagenase.
Proses tersebut disebut resorpsi tulang. Fungsi tersebut penting dalam proses
pemeliharaan, perbaikan, dan pemodelan ulang tulang belakang.
d. Sel osteogenik atau sel osteoprogenitor, adalah sel mesenkimal primitif yang
menghasilkan osteoblas selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada
permukaan dalam jaringan tulang. Fungsi sel osteogenik adalah memberikan
osteoblas dan berdiferensiasi menjadi kondroblas yang menjadi sel kartilago.
e. Sel pelapis tulang, adalah sel yang dibentuk oleh osteoblas di sepanjang
permukaan tulang orang dewasa. Fungsi sel pelapis tulang adalah untuk
mengatur pergerakan kalsium dan fosfat dari dan ke dalam tulang.
Sebagai penyusun rangka, tulang memiliki beberapa lapisan dari arah luar ke dalam
berturut-turut, yaitu periosteum, tulang kompak, tulang spons, endosteum, dan
sumsum tulang.

 Periosteum adalah lapisan terluar tulang keras yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa.
 Tulang kompak merupakan lapisan yang memiliki tekstur padat, harus, sedikit
berongga, dan kuat.
 Tulang spons merupakan lapisan yang berongga dan berisi sumsum merah.
 Endosteum merupakan merupakan lapisan yang terdiri dari jaringan areola vaskuler
yang melapisi sumsum.
 Sumsum tulang merupakan bagian tulang paling dalam yang berbentuk seperti jeli dan
berfungsi sebagai tempat pembentukan sel-sel darah.

2. Struktur Otot

 Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat
fibrosa (tdk
elastis) yang tebal dan berwarna putih yang menghubungkan otot rangka
dengan tulang.
 Fascia
a. Otot rangka merupakan kumpulan fasciculus (berkas sel ototberbentuk
silindris
yang diikat oleh jaringan ikat).
b. Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat yang disebut
epimysium (fascia).
c. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
d. Di dalam fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
e. Di antara endomysium& berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi
dalam perbaikan jaringan otot yang rusak.
 Sarcolemma (membran sel/serat otot)& Sarcoplasma
a. Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1 mm;panjang
1-40
mm).
b. Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat
sejalan
dengan penambahan usia.
c. Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut sarcolemma.
d. Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasm A.
e. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001
mm yg disebut miofibril.
 Miofibril (diameter 1-2m)
a. Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap dan terang yang
bersilangan.
b. Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin.
c. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin dan tropomiosin).
 Sarkomer
a. 1 sarkomer tdd: filamen tebal, filamen tipis, protein yg menstabilkan posisi
filamen tebal dan tipis, dan protein yang mengatur interaksi antara filamen
tebal
dan tipis.
b. Pita gelap (pita/bands Aanisotropic); pita terang (pita/bands I isotropic).
c. Filamen tebal terdapat di tengah sarkomer Pita A, terdiri dari 3 bagian: garis
M;
zona H; dan zona overlap.
d. Filamen tebal tdp pada pita I.
e. garis Z merupakanbatas antara 2 sarkomer yang berdekatan dan mengandung
protein Connectins yang menghubungkan filamen tiois pada sarkomer yang
berdekatan.
 Retikulum sarkoplasma
a. Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot.
b. retikulum endoplasma di sel lain.
c. Tdd tubulus-tubulus yang sejajar dengan miofibril, yang pada garis Z dan
zona H
bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus
transversal (Tubulus T).
d. Tempat penyimpanan ion Ca2+
e. Tubulus T  saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion a
f. Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dalam metabolisme, eksitasi,
dan
kontraksi otot.

3. Cara pemeriksaan kekuatan otot


1.Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan adanya kelainan dan
deformitas.
2.Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk menggerakkan persendian
ekstremitas.
3.Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya tremor, ukuran otot
(atropi, hipertropi), serta ukur lingkar ekstremitasnya (perbedaan >1cm dianggap
bermakna). Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot.
4.Sternocleidomastoideus: klien menengok ke salah satu sisi dengan melawan tahanan
tangan pemeriksa.
5.Trapezius: letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta klien menaikkan bahu
melawan tahanan tangan pemeriksa.
6.Deltoideus: minta klien mengangkat kedua lengan dan melawan dorongan tangan
pemeriksa ke arah bawah.
7. Otot panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan
tangan di antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu tungkai, dorong
tungkai kebawah.
8.Abduksi panggul:posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan
tangan pada permukaan lateral masing-masing lutut klien, minta klien meregangkan
kedua tungkai, melawan tahanan pemeriksa.
9.Adduksi panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan
tangan di antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu tungkai, minta
klien merapatkan kedua tungkai melawan tahanan pemeriksa. Palpasi otot untuk
memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot.
10. Bisep: minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba memeluknya,
pemeriksa menahan lengan agar tetap ekstensi.
11. Trisep: minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba merentangkannya
melawan usaha pemeriksa untuk membuat lengan klien tetap fleksi
12. Otot pergelanagan tangan dan jari-jari : minta klien merengangkan kelima jari dan
melawan usaha pemeriksa untuk mengumpulkan kelima jari.
13. Kekuatan genggaman: minta klien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah
pemeriksa, tarik kedua jari dari genggaman klien.
14. Hamstring: posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk minta klien meluruskan
tungkai melawan tahan pemeriksa
15. Kuadrisep: posisikan klien telentang,lutut setengah ekstensi,klien menahan usaha
pemeriksa untuk memfleksikan lutut
16. Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa untuk
mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha pemeriksa untuk
memfleksikan kakinya.
17. Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk menemukan area yang
mengalami edema atau nyeri tekan, tungka, bengkak, krepitasi, dan nodul.
 Pengukuran kekuatan otot juga bisa dilakukan secara tradisional artinya mengukur kekuatan
otot pasien dengan memakai skala klasik 0,1,2,3,4,5. antara lain;
Skala 0.
artinya otot tak mampu bergerak, misalnya jika tapak tangan dan jari mempunyai
skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap aja ditempat walau sudah diperintahkan
untuk bergerak.
Skala 1.
jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan ini berarti otot masih
belum atrofi atau belum layu.
Skala 2,
dapat mengerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya tapak
tangan disuruh telungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak
mampu bergerak
Skala 3,
dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat menggerakkan
tapak tangan dan jari
Skala4,
Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
Skala 5,
bebeas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal
Menjabat tangan dapat juga di gunakan untuk mengukur kekuatan ototnya,
dengan cara mengajak berjabat tangan dan menganjurkan pasien untuk mengerahkan
tenaga memencet jari-jari kita. Kalau lemah akan terasa tangan pasien tak mampu
meremas kuat tangan kita. Kesulitannya adalah kalau pasien cewek yang tak pernah
menggunakan tenaga otot jari tangan, remasannya terasa kurang kuat walaupun sudah
dipaksakan untuk itu dapat diperiksa lebih jauh dengan hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai