Anda di halaman 1dari 24

PUTUSAN

Nomor : 202/Pid.B/2011/PN.Bdg

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana


dengan acara pemeriksaan biasa, dalam Peradilan Tingkat Pertama telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut, dalam perkara terdakwa :

Nama : YUSUF TANRI bin SANUSI

Tempat lahir : Bandung

Tanggal lahir : 12 April 1979

Umur : 32 Tahun

Jenis Kalamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Komplek Riung Bandung No.13 Kelurahan


Margasenang, Kecamatan Cisaranten, Kota
Bandung
Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : S-1 (tamat)

Terdakwa Ditahan dengan jenis tahanan :

1. Ditahan oleh Penyidik : Sejak tanggal 08 Februari 2011 s/d 27 Februari 2011
2. Ditahan oleh Jaksa : Sejak tanggal 28 Februari 2011 s/d 19 Maret 2011
Penuntut Umum
3. Diperpanjang oleh Ketua : -
PN.Bdg
Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Penasehat Hukum yang bernama

1. Ruth Maya Dehan, S.H, LL.M


2. Bimo Buha Christiawan, S.H, LL.M

Para Advokat AMROSIUS TRIAN and PARTNERS, yang berkedudukan di Jalan Ir.

H. Juanda No. 212, Bandung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 23 Februari 2011

yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung tertanggal 24 Februari

2011 dibawah nomor register W1341/58/ VI/2011/PN.Bdg;

PENGADILAN NEGERI TERSEBUT;

Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Bandung

08/Pen.KPN/2011/PN.BDG tanggal 17 Maret 2011 tentang Penunjukan Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara tersebut diatas;

Telah membaca Surat Pelimpahan Perkara secara biasa dari Kepala Kejaksaan Negeri

Bandung No. B-931/0.1.10/Ep.1/03/2011, tanggal 16 Maret 2011;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara terdakwa tersebut diatas;

Telah mendengar pembacaan Surat Dakwaan dipersidangan oleh Penuntut Umum;

Telah mendengar keterangan para saksi dan keterangan terdakwa serta telah pula

memperhatikan barang bukti;

Telah mendengar tuntutan pidana Penuntut Umum tertanggal 18 Maret 2011

dipersidangan yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Klas IA

Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI bersalah melakukan tindak

pidana PEMALSUAN SURAT IDENTITAS dan MENYEMBUNYIKAN ASAL

USUL PERKAWINAN dan MENYEMBUNYIKAN ASAL USUL PERKAWINAN


sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 263 ayat (1) KUHP dan Pasal

279 ayat (2) KUHP;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dengan pidana

penjara selama 8 (delapan) tahun dikurangi selama dalam tahanan sementara;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

 KTP atas nama terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI;

 Fotocopy 1 (satu) lembar kutipan akta nikah terdakwa dan saksi Hotra;

 Fotocopy 1 (satu) lembar kutipan akta nikah terdakwa Yusuf dan saksi Katy;

 Surat Keterangan Nikah N1, N2, N3, N4 dan N5;

 Kartu Keluarga terdakwa Yusuf dan saksi Hotra;

 KTP atas nama terdakwa Yusuf Bin Sanusi;

4. Menyatakan terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu

rupiah)

Menimbang, bahwa atas tuntutan pidana Penuntut Umum tersebut, Penasehat Hukum

terdakwa telah mengajukan pembelaan secara tertulis tertanggal 01 April 2011 yang pada

pokoknya berpendapat bahwa Penasihat Hukum terdakwa tidak sependapat dengan

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dengan

alasan bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan ke persidangan dan didukung oleh

keterangan saksi-saksi yang diajukan dalam persidangan, Penuntut Umum tidak dapat

membuktikan Dakwaannya dengan tidak terpenuhinya beberapa unsur pasal yang

didakwakan yaitu unsur Barang Siapa dan unsur Membuat Surat Palsu atau Memalsukan

Surat Yang Dapat Menimbulkan Suatu Hak, Perikatan atau Pembebasan Hutang, atau

Yang Diperuntukkan Sebagai Bukti Suatu Hal, sehingga menurut pendapat Penasehat

Hukum terdakwa bahwa tidak terpenuhinya unsur pasal dalam dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, maka dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah ditolak atau setidak-tidaknya

haruslah dibatalkan, oleh karenanya sepatutnya terdakwa haruslah dibebaskan dari segala

dakwaan Jaksa Penuntut Umum, atau setidak-tidaknya dibebaskan dari segala tuntutan

Jaksa Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa terdakwa dimuka persidangan telah didakwa oleh Penuntut

Umum sesuai dengan Surat Dakwaan Reg. Perkara No. PDM- 110/Bdg/02/2011, tanggal

20 Februari 2011 yang pada pokoknya sebagai berikut :

PERTAMA:

Bahwa ia terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI pada hari Minggu tanggal 24

Januari 2011 sekitar jam 14.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan

Januari tahun 2011, bertempat di Jln. Dipati Ukur No.20 Bandung atau setidak-tidaknya

pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Klas IA

Bandung yang berwenang untuk mengadilinya, terdakwa membuat surat palsu atau

memalsukan surat, yang dapat menerbitkan suatu hak, sesuatu perjanjian

(kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan sebagai

keterangan bagi suatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan atau

menyuruh orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan

tidak dipalsukan, dan kalau mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu

kerugian, perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

 Bahwa pada hari Selasa tanggal 24 Januari 2011, terdakwa YUSUF TANRI bin

SANUSI melamar saksi KATY di rumah orang tua saksi KATY di Jalan Dipati Ukur

No.20 Bandung. Sehingga pada akhirnya keduanya memutuskan untuk

melangsungkan pernikahan. pada saat itu saksi SYAFRI selaku orang tua saksi

KATY, menerima lamaran terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dan menyetujui

untuk dilangsungkan pernikahan sesudahnya.


 Guna kelancaran rencana pernikahan tersebut, pada hari Jumat tanggal 27 Januari

2011 terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI meminta bantuan saksi AMRAN

(Kepala satpam di lingkungan tempat tinggal Katy) untuk mengurus dan membuat

surat-surat prasyaratan pernikahan antara YUSUF TANRI bin SANUSI dan Katy

dengan imbalan uang sebesar Rp 200.000,00 ( dua ratus ribu rupiah ) sebagai uang

jalan. Surat-surat tersebut yaitu surat N1 (Surat Keterangan Nikah), N2 (Surat

Keterangan Asal-Usul), N3 (Surat Keterangan Mempelai), N4 (Surat Keterangan

Tentang Orang Tua) dan N5 (Surat Izin Orang Tua).

 Surat keterangan N1 sampai dengan N5 tersebut digunakan untuk pasangan yang

belum menikah, sedangkan janda/duda cerai harus dibuktikan dengan surat cerai dari

Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri yaitu N6, dan bagi suami yang menikah

lagi harus ada surat Izin Kawin dari istri pertama.

 Faktanya terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI sudah terikat perkawinan

sebelumnya dengan seorang perempuan bernama saksi HOTRA pada hari Sabtu, 5

Desember 2004 silam sesuai dengan kutipan Akta Nikah Nomor.054.24.II.2004 dan

telah dikaruniai dua orang anak bernama Andika Mahmuddin yang berumur 5 tahun

dan Putri Mahmuddah berumur 2 tahun.

 Karena sudah terikat perkawinan sebelumnya, dengan demikian untuk dapat menikah

kembali terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI harus terlebih dahulu melengkapi

surat-surat tersebut sebagaimana di atas, khususnya surat N6.

 Namun pada hari Senin tanggal 30 Januari 2011 oleh terdakwa YUSUF TANRI bin

SANUSI, status masih menikahnya tidak disampaikan kepada saksi AMRAN, dan

terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI malah mengaku masih berstatus jejaka

kepada saksi AMRAN. Saksi AMRAN membuat surat keterangan yang menerangkan

bahwa YUSUF TANRI bin SANUSI masih berstatus jejaka di dalam surat keterangan
untuk nikah berdasarkan keterangan YUSUF TANRI bin SANUSI yang dituliskan di

atas secarik kertas kepada dirinya (saksi AMRAN) dan berdasarkan KTP yang

diberikan oleh terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI. Lalu surat keterangan N1

sampai dengan N5 tersebut selesai dibuat dan ditandatangani oleh pihak Kantor

Urusan Agama Kota Bandung.

 Surat tersebut kemudian diserahkan oleh terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI

kepada saksi SYAFRI dan saksi ROSA selaku orang tua saksi KATY.

 Selanjutnya, terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dan saksi KATY

melangsungkan pernikahan pada hari Minggu, 2 Februari 2011 di Kantor KUA Kota

Bandung dengan dinikahkan oleh Naib bernama saksi ISMAIL yang merupakan

pegawai KUA Kota Bandung.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 263 ayat (1)

KUHP.

KEDUA:

Bahwa ia terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI pada hari Minggu tanggal 2

Februari 2011 sekitar jam 09.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan

Januari tahun 2011, bertempat di Kantor KUA Kota Bandung atau setidak-tidaknya pada

suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Klas IA

Bandung yang berwenang untuk mengadilinya, terdakwa kawin sedang diketahuinya,

bahwa perkawinannya menjadi penghalang yang sah baginya akan kawin lagi dan

terdakwa menyembunyikan kepada pihak lain, bahwa perkawinannya yang sudah

ada itu menjadi halangan yang sah akan kawin lagi, perbuatan terdakwa tersebut

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :


 Bahwa pada hari Selasa tanggal 24 Januari 2011, terdakwa YUSUF TANRI bin

SANUSI melamar saksi KATY di rumah orang tua saksi KATY di Jalan Dipati Ukur

No.20 Bandung. Sehingga pada akhirnya keduanya memutuskan untuk

melangsungkan pernikahan. Pada saat itu saksi SYAFRI selaku orang tua saksi

KATY, menerima lamaran terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dan menyetujui

untuk dilangsungkan pernikahan sesudahnya.

 Guna kelancaran rencana pernikahan tersebut, pada hari Jumat tanggal 27 Januari

2011terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI meminta bantuan saksi AMRAN

(Kepala satpam di lingkungan tempat tinggal Katy) untuk mengurus dan membuat

surat-surat prasyaratan pernikahan antara YUSUF TANRI bin SANUSI dan Katy.

Surat-surat tersebut yaitu surat N1 (Surat Keterangan Nikah), N2 (Surat Keterangan

Asal-Usul), N3 (Surat Keterangan Mempelai), N4 (Surat Keterangan Tentang Orang

Tua) dan N5 (Surat Izin Orang Tua).

 Surat keterangan N1 sampai dengan N5 tersebut digunakan untuk pasangan yang

belum menikah, sedangkan janda/duda cerai harus dibuktikan dengan surat cerai dari

Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri yaitu N6, dan bagi suami yang menikah

lagi harus ada surat Izin Kawin dari istri pertama.

 Faktanya terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI sudah terikat perkawinan

sebelumnya dengan seorang perempuan bernama saksi HOTRA pada hari Sabtu, 05

Desember 2004 silam sesuai dengan kutipan Akta Nikah Nomor.054.24.II.2004 dan

telah dikaruniai dua orang anak bernama Andika Mahmuddin yang berumur 5 tahun

dan Putri Mahmuddah berumur 2 tahun.

 Karena sudah terikat perkawinan sebelumnya,dengan demikian untuk dapat menikah

kembali terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI harus terlebih dahulu melengkapi

surat-surat tersebut sebagaimana di atas, khususnya surat N6.


 Namun pada hari Senin tanggal 30 Januari 2011 oleh terdakwaYUSUF TANRI bin

SANUSI, status masih menikahnya tidak disampaikan kepada saksi AMRAN dan

malah mengaku masih berstatus jejaka kepada saksi AMRAN. Saksi AMRAN

membuat surat keterangan yang menerangkan bahwa YUSUF TANRI bin SANUSI

masih berstatus jejaka di dalam surat keterangan untuk nikah berdasarkan keterangan

YUSUF TANRI bin SANUSI yang dituliskan di atas secarik kertas kepada dirinya

(saksi AMRAN) dan berdasarkan KTP yang diberikan. Lalu surat keterangan N1

sampai dengan N5 tersebut selesai dibuat dan ditandatangani oleh pihak Kantor

Urusan Agama Kota Bandung.

 Surat tersebut kemudian diserahkan oleh terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI

kepada saksi SYAFRI dan saksi ROSA selaku orang tua saksi KATY.

 Selanjutnya, YUSUF TANRI bin SANUSI dan saksi KATY melangsungkan

pernikahan pada hari Minggu, 02 Februari 2011 di Kantor KUA Kota Bandung

dengan dinikahkan oleh Naib bernama saksi ISMAIL yang merupakan pegawai KUA

Kota Bandung.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 279 ayat (2)

KUHP.

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum tersebut, Penasihat Hukum

Terdakwa telah mengajukan eksepsi/keberatan tertanggal 25 Maret 2013 dan atas

eksepsi/keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa, Penuntut Umum telah mengajukan

pendapatnya tertanggal 03 April 2013, dan selanjutnya Majelis Hakim telah

mempertimbangkan eksepsi/keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tersebut dan

menjatuhkan Putusan Sela tertanggal 10 April 2013, yang amarnya berbunyi sebagai

berikut :
- Menolak eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa ;

- Menyatakan Pemeriksaan perkara pidana Nomor 202/Pid.B/2011/PN.Bdg atas

nama Terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dilanjutkan ;

- Menangguhkan biaya perkara hingga Putusan akhir ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah

mengajukan saksi-saksi yang didengar dipersidangan dengan dibawah sumpah, yang

pada pokoknya telah memberikan keterangan sebagai berikut:

1. Saksi Hotra :

Bahwa benar saksi menikah dengan Terdakwa pada tanggal 05 Desember 2004;

Bahwa benar saksi menyatakan bahwa dirinya merupakan istri sah dari Terdakwa

dengan Akta Nikah Nomor: 054.24.II.2004;

Bahwa benar saksi menyatakan bahwa saksi mempunyai teman bernama Bunga yang

juga merupakan teman dari katy;

Bahwa benar saksi menyatakan dirinya mengetahui perkawinan Yusuf dari saksi

Bunga yang menghadiri pernikahan Yusuf dan Katy tersebut di Kantor Urusan

Agama (KUA) kota Bandung;

Bahwa saksi menjelaskan setelah pernikahan tersebut saksi Bunga memberitahunya

bahwa Yusuf telah menikah dengan Katy;

Bahwa saksi menyatakan Terdakwa tidak pernah memberitahu saksi bahwa Terdakwa

akan menikah dengan katy.;

Bahwa selanjutnya terdakwa memberikan tanggapan bahwa Bunga tidak terlihat pada

saat pernikahan berlangsung dan selebihnya dibenarkan oleh terdakwa.

2. Saksi Bunga :

Bahwa benar saksi mengenali Terdakwa Yusuf yaitu sejak 5 Desember 2004;
Bahwa benar saksi menjelaskan bahwa saksi mengenali Terdakwa Yusuf sebagai

suami dari saksi Hotra;

Bahwa benar saksi menghadiri pernikahan Terdakwa Yusuf dengan saksi Katy pada

tanggal 2 Februari 2011 di Kantor Urusan Agama ( KUA ) Bandung sekitar jam 10.00

WIB;

Bahwa benar saksi yang memberitahukan kepada Hotra bahwa telah terjadi

pernikahan antara Terdakwa Yusuf dengan saksi Katy pada tanggal 2 Februari 2011

sekitar pukul 16.45 WIB;

Bahwa benar saksi Hotra mengatakan kepada saksi bahwa Terdakwa Yusuf tidak

pernah meminta izin lagi untuk menikah lagi.

3. Saksi Amran :

Bahwa benar Saksi mengenali Terdakwa Yusuf sejak tanggal 24 Januari 2011 ketika

yusuf melamar Katy dan saksi tidak memiliki hubungan family dengan Terdakwa

Yusuf;

Bahwa benar saksi tidak mengetahui bahwa Terdakwa Yusuf telah menikah dengan

saksi hotra;

Bahwa benar saksi yang membuat surat keterangan nikah;

Bahwa saksi mengetahui Yusuf berstatus jejaka ketika Terdakwa Yusuf menuliskan

dalam secarik kertas yang menyatakan bahwa yusuf masih berstatus jejaka. Surat

tersebut serta KTP Terdakwa diberikan kepada saksi Amran. Saksi mengetahui dan

melihat secara langsung bahwa status Terdakwa yusuf yang terdapat di KTP

Terdakwa adalah lajang. Dan tanpa mengetahui bahwa ktp yang saksi bawa adalah

palsu.
Bahwa selanjutnya terdakwa memberikan tanggapan bahwa yang ditulis disecarik

kertas belum menikah dan selebihnya dibenarkan terdakwa.

4. Saksi Ismail

Bahwa saksi ismail mengenal yusuf sejak tanggal 02 Februari 2011 , selaku mempelai

pria atas perkawinan antara yusuf dan katy dikantor urusan agama kota bandung. Pada

saat itu, saksi menjadi penghulu serta tidak ada hubungan family dengan saudara

Yusuf;

Bahwa benar saksi tidak mengetahui jika Terdakwa Yusuf telah mempunyai

hubungan pernikahan sebelumnya. Dan berdasarkan surat keterangan nikah (N1) atas

nama yusuf , Terdakwa yusuf berstatus lajang (jejaka/belum kawin) sebelum menikah

dengan saksi katy;

Bahwa saksi ismail tidak mengetahui bahwa surat keterangan nikah (N1) Terdakwa

arman yang berstatus jejaka adalah palsu.

5. Keterangan Terdakwa

Bahwa benar yusuf tanri bin sanusi lahir di bandung , 07 Januari 1979 Terdakwa

yusuf adalah anak tunggal dari ibu yang bernama jaenap dan bapak bernama budiman;

Bahwa benar Terdakwa mengenal saksi hotra yang merupakan istri dari Terdakwa;

Bahwa benar , Terdakwa menikahi saksi katy tanpa ada izin dari saksi korban Hotra;

Bahwa benar saksi katy tidak mengetahui status dari Terdakwa yusuf sebagai suami

dari saksi Hotra;

Bahwa benar saudara Yusuf menikah dengan Katy pada tanggal 02 februari 2011 di

Kantor Urusan Agama kota Bandung;

Bahwa benar Terdakwa berbohong kepada Katty dan keluarganya bahwa terdakwa

masih berstatus jejaka;


Bahwa benar Terdakwa mengenal amran dan meminta amran untuk mengurus surat

keterangan nikah;

Bahwa benar Terdakwa berbohong kepada amran dan mengaku sebagai jejaka;

Bahwa benar Amran tidak mengetahui jika surat keterangan nika (N1) adalaha palsu;

Bahwa benar Terdakwa memberikan pengakuan diatas selembar kertas kepada saksi

Amran yang menyatakan bahwa status Terdakwa masih jejaka

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu

yang tercantum dalam Berita Acara Persidangan dianggap telah termuat dalam putusan

ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Menimbang, bahwa setelah ditemukan fakta-fakta tersebut, maka untuk membuktikan

apakah Terdakwa telah melakukan perbuatan pidana yang didakwakan kepadanya, perlu

dipertimbangkan dan dihubungkan fakta-fakta tersebut dengan dakwaan Periuntut

Umum.

Menimbang, bahwa Terdakwa oleh' Penuntut Umum telah didakwa dengan dakwaan :

Pertama : melanggar pasal 263 ayat (1) KUHP

DAN

Kedua : melanggar pasal 279 ayat (2) KUHP.

Tentang dakwaan pertama.

Menimbang, bahwa dalam dakwaan pertama pasal 263 ayat (1) KUHP mengandung

unsur-unsur sebagai berikut:

1) Barang siapa;
2) Secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan suatu hak,

perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti

sesuatu hal;

3) Mempunyai maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain pakai surat

tersebut seolah olah isinya benar dan tidak dipalsu;

4) Pemakaian surat tersebut dapat menimbulkan kerugian.

Ad.l. Unsur barang siapa .

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah setiap orang yang

sehat jasmani dan rohani, yang dapat bertindak sebagai subjek hukum, yaitu pendukung

hak dan kewajiban, dan dalam perkara ini Penuntut Umum telah mengajukan Yusuf

Tanri bin Sanusi sebagai Terdakwa.

Menimbang, bahwa diawal persidangan telah diperiksa identitas Terdakwa dan

Terdakwa telah membenarkan bahwa apa yang tertera dalam dakwaan Penuntut Umum

tersebut adalah benar dirinya, dan menurut pengamatan Majelis selarna persidangan

berlangsung, Terdakwa sehat jasmani dan rohani, yang dalam dirinya tidak terdapat

alasan pemaaf maupun alasan pembenar, sehingga apabila perbuatan Terdakwa telah

memenuhi semua unsur dari dakwaan yang didakwakan oleh Penuntut Umum, maka

Terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya.

Menimbang bahwa penasihat hukum terdakwa berpendapat bahwa unsur barangsiapa

terhadap terdakwa Yusuf Tanri Bin Sanusi tidak terpenuhi dan tidak dapat diterapkan

pada diri terdakwa karena terdakwa dalam tindak pidana ini tidak mempunyai hubungan

hukum dan pertanggungjawaban dengan kejahatan yang didakwakan yaitu Terdakwa

Yusuf Tanri Bin Sanusi tidak pernah melakukan tindak Pemalsuan Surat atau tidak

melakukan perbuatan sesuai yang terurai dalam pasal tersebut.


PAF Lamintang dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, menyatakan :

“Jika kita berusaha untuk menjabarkan sesuatu rumusan delik ke dalam unsur-unsurnya,

maka yang mula-mula dapat kita jumpai adalah disebutkannya sesuatu tindakan manusia,

dengan tindakan itu seseorang telah melakukan sesuatu tindakan yang terlarang oleh

undang-undang. Menurut ilmu pengetahuan hukum pidana sesuatu tindakan itu dapat

merupakan "een doen" atau "een 'niet doen" atau dapat merupakan "hal melakukan

sesuatu" ataupun "hal tidak melakukan sesuatu" yang terakhir ini didalam doktrin juga

sering disebut sebagai "een nalaten" yang juga berarti "hal mengalfakan sesuatu yang

diwajibkan (oleh undang-undang)". ( PAF Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana,

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), hal. 192-193.) ;

Dari pendapat PAF Lamintang tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kata " barangsiapa" yang menunjuk pada seseorang yang terindentifikasi dan dinyatakan

sebagai Terdakwa adalah seseorang yang tindakannya atau perbuatannya telah

melanggar undang-undang, karena berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan

maka dapatlah diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan " barang siapa

" dalam hal ini menunjuk pada subjek hukum yaitu orang yang diajukan oleh Penuntut

Umum dipersidangan sebagai Terdakwa dan setelah ditanyakan identitasnya ternyata

sesuai dengan identitas yang tertera dalam dakwaan. Penuntut Umum yaitu Yusuf Tanri

bin Sanusi

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa Terdakwa Yusuf Tanri bin Sanusi selaku subjek hukum, dalam

istilah teknis yuridis " barang siapa " telah terpenuhi menurut hukurri atas diri Terdakwa

tersebut, namun apakah Terdakwa sebagai subjek hukum tindak pidana dimaksud

terbukti atau tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan


kepadanya, maka hal tersebut perlu dibuktikan dengan unsur-unsur yang lainnya dari

dakwaan kedua pasal 263 ayat (1) KUHP.

Ad.2. Unsur secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan suatu

hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti

sesuatu hal

Menimbang bahwa yang dimaksud perbuatan membuat surat palsu adalah perbuatan

membuat sebuah surat yang sebelumnya tidak ada/belum ada, yang sebagian atau seluruh

isinya palsu. Sedangkan perbuatan memalsu, adalah segala wujud perbuatan apapun yang

ditujukan pada sebuah surat yang sudah ada, dengan cara menghapus, mengubah atau

mengganti salah satu isinya surat sehingga berbeda dengan surat semula.

Menimbang bahwa penasihat hukum terdakwa dalam nota pembelaannya mengatakan

bahwa Penuntut Umum yang tidaklah cermat dalam mendakwakan perbuatan Terdakwa,

karena terdakwa tidak membuat surat palsu sebagaimana yang dimaksudkan oleh

Penuntut Umum. Dan didalam kasus tersebutpun tidaklah ditemukannya keberadaan

surat palsu.

Menimbang R. Soesilo dalam bukunya “Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal” (hal.195)

menyatakan bahwa surat yang dipalsu itu harus suatu surat yang:

a) Dapat menerbitkan hak, misalnya: ijazah, karcis tanda masuk, surat andil dan

lainnya.

b) Dapat menerbitkan suatu perjanjian, misalnya: surat perjanjian piutang,

perjanjian jual beli, perjanjian sewa dan sebagainya.

c) Dapat menerbitkan suatu pembebasan utang, misalnya kwitansi atau surat

semacam itu; atau


d) Suatu-surat yang boleh dipergunakan sebagai suatu keterangan bagi sesuatu

perbuatan atau peristiwa, misalnya: surat tanda kelahiran, buku tabungan pos,

buku kas, dan masih banyak lagi.

Menimbang berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I (MARI) membenarkan

putusan Pengadilan Negeri Cirebon No. 12/1972 B, tertanggal 5 Juli 1972, bahwa

pengertian pemalsuan surat dalam pasal 263 KUHP adalah termasuk mengubah surat asli

sedemikian rupa sehingga isinya atau tanggalnya atau tanda tangannya bertentangan

dengan kebenaran yang mempunyai maksud tertentu, seumpamanya untuk membuktikan

suatu perkara

Menimbang berdasarkan bukti-bukti dipersidangan yaitu keterangan saksi Amran

yang menyatakan Terdakwa memberikan keterangan kepada saksi bahwa Terdakwa

masih lajang untuk selanjutnya saksi mengajukannya ke kantor urusan agama kota

bandung untuk membuat persyaratan pernikahan dan didalam persidangan Terdakwa

juga membenarkan perbuatan tersebut.

Menimbang bahwa selain itu terdapat alat bukti surat berupa Surat Keterangan Nikah

(N1), Fotocopy 1 (satu) lembar kutipan akta nikah terdakwa Yusuf dan saksi Katy, dan

KTP atas nama Yusuf Tanri yang menerangkan bahwa Terdakwa lajang, serta Fotocopy

1 (satu) lembar kutipan akta nikah terdakwa dan saksi Hotra yang menerangkan bahwa

telah terjadi pernikahan antara Terdakwa dengan saksi Hotra.

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, maka unsur

“secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan suatu hak, perikatan

atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti sesuatu hal” telah

terpenuhi maka unsur ke-2 inipun telah terbukti.

Ad.3 Unsur mempunyai maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain pakai surat

tersebut seolah olah isinya benar dan tidak dipalsu


Menimbang, bahwa diartikan “mempunyai maksud” adalah tujuan terdekat, sehingga

apabila pelaku masih memerlukan tindakan lain untuk mencapai keuntungan tersebut,

maka unsur dengan maksud tersebut belum terpenuhi. Bahwa “mempunyai maksud”

tersebut harus ditujukan pada menguntungkan dengan melawan hukum, maka pelaku

harus mengetahui atau menyadari bahwa keuntungan yang menjadi tujuannya tersebut

harus bersifat melawan hukum.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di

persidangan yaitu :

 Bahwa saksi Amran mengetahui Yusuf berstatus jejaka ketika Terdakwa Yusuf

menuliskan dalam secarik kertas yang menyatakan bahwa yusuf masih berstatus

jejaka. Surat tersebut serta KTP Terdakwa diberikan kepada saksi Amran. Saksi

mengetahui dan melihat secara langsung bahwa status Terdakwa yusuf yang terdapat

di KTP Terdakwa adalah lajang. Dan tanpa mengetahui bahwa ktp yang saksi bawa

adalah palsu.

 Bahwa benar Terdakwa mengenal Amran dan meminta Amran untuk mengurus surat

keterangan nikah;

 Bahwa benar Terdakwa berbohong kepada Amran dan mengaku sebagai jejaka;

 Bahwa benar Amran tidak mengetahui jika surat keterangan nika (N1) adalaha palsu;

 Bahwa benar Terdakwa memberikan pengakuan diatas selembar kertas kepada saksi

Amran yang menyatakan bahwa status Terdakwa masih jejaka

Menimbang, bahwa dari uraian fakta hukum yang terungkap dipersidangan ternyata

Terdakwa mengakui bahwa dia telah memberikan keterangan atau surat palsu kepada

saksi Amran yang sebelumnya meminta saksi Amran untuk melengkapi persyaratan

Pernikahan antara Terdakwa dengan Saudara Katy. Selanjutnya terdakwa juga mengakui
bahwa sebelumnya ia masih terikat pernikahan dengan Saudara Hotra dan tidak

memberitahukannya kepada keluarga Katy.

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas maka unsur

mempunyai maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut

seolah olah isinya benar dan tidak dipalsu telah terpenuhi dan terbukti

Ad.4. Unsur pemakaian surat tersebut dapat menimbulkan kerugian.

Menimbang, mengenai pengertian unsur “dapat mendatangkan kerugian”,

Mahkamah Agung berpendapat bahwa kerugian itu tidak harus telah nyata-nyata ada.

Dengan kata lain, adanya kemungkinan menimbulkan kerugian, sudah cukup dimaknai

bahwa unsur tersebut telah terbukti. Oleh karena kerugian dimaksud tidak semata-mata

kerugian materiil, tapi juga termasuk kerugian immateriil, seperti keresahan masyarakat

atau menyinggung nilai-nilai kesulilaan maupun kehormatan.

Menimbang, Majelis Hakim dalam hal ini berpendapat bahwa perbuatan terdakwa

yang memalsukan surat asal-usul perkawinan telah menyebabkan beberapa pihak

mengalami kerugian materiil ataupun immaterial. Kerugian materiil disini didapatkan

oleh saksi Hotra maupun keluarga dari pihak Katy yang merasa ditipu akan status

terdakwa yang mana telah melangsungkan acara pernikahan. Seain itu, keluarga Katy

juga mengalami kerugian immaterial dimana mereka harus menanggung kenyataan di

masyarakat bahwa Katy menikahi seseorang (terdakwa) yang masih terikat perkawinan

dengan orang lain. (vide : alat bukti surat berupa Kartu Keluarga terdakwa Yusuf dan

saksi Hotra).

Menimbang, berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur pemakaian surat yang dapat menimbulkan kerugian ini telah

terpenuhi dan terbukti.


. Menimbang, bahwa dalam dakwaan pertama pasal 279 ayat (2) KUHP mengandung

unsur-unsur sebagai berikut:

1. Barang siapa;

2. Mengadakan perkawinan;

3. Mengetahui perkawinan yang ada menjadi penghalang yang sah

Ad.l. Unsur barang siapa .

Menimbang, unsur barang siapa adalah setiap orang yang merupakan subyek hukum

dengan kemampuannya dan kecakapannya dapat dimintai pertanggungjawaban di depan

hukum dalam hal ini Terdakwa diawal persidangan telah diperiksa identitasnya dan telah

membenarkan bahwa apa yang tertera dalam dakwaan Penuntut Umum tersebut adalah

benar dirinya, dan menurut pengamatan Majelis selarna persidangan berlangsung,

Terdakwa sehat jasmani dan rohani, yang dalam dirinya tidak terdapat alasan pemaaf

maupun alasan pembenar, sehingga apabila perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua

unsur dari dakwaan yang didakwakan oleh Penuntut Umum, maka Terdakwa dapat

mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa Terdakwa Yusuf Tanri bin Sanusi selaku subjek hukum, dalam

istilah teknis yuridis " barang siapa " telah terpenuhi menurut hukum atas diri Terdakwa

tersebut, namun apakah Terdakwa sebagai subjek hukum tindak pidana dimaksud

terbukti atau tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan

kepadanya, maka hal tersebut perlu dibuktikan dengan unsur-unsur yang lainnya dari

dakwaan kedua pasal 279 ayat (2) KUHP.


Ad.2. Unsur mengadakan perkawinan

Menimbang, berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan adalah Ikatan lahir bathin antara seorang

pria dan seorang wanita sebagai Suami-Isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Menimbang bahwa yang dimaksud mengadakan perkawinan adalah sepasang pria

dan wanita yang memiliki ikatan lahir dan bathin sebagai suami-isteri mengikatkan diri

dalam perkawinan yang dilakukan dengan melalui tata cara dimana diatur baik dalam

ketentuan hukum maupun kebiasaan masyarakat.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di

persidangan yaitu :

 Bahwa saksi Bunga menjelaskan bahwa saksi mengenali Terdakwa Yusuf

sebagai suami dari saksi Hotra;

 Bahwa saksi Bunga menghadiri pernikahan Terdakwa Yusuf dengan saksi

Katy pada tanggal 2 Februari 2011 di Kantor Urusan Agama ( KUA )

Bandung sekitar jam 10.00 WIB;

 Bahwa saksi Ismail mengenal Terdakwa sejak tanggal 02 Februari 2011

dimana dia merupakan penghulu pernikahan antara Terdakwa dengan Katy

dikantor urusan agama kota Bandung.

 Bahwa terdapat fotocopy 1 (satu) lembar kutipan akta nikah terdakwa Yusuf

dan saksi Katy.

 Bahwa terdakwa menikah dengan Katy pada tanggal 02 Februari 2011 di

Kantor Urusan Agama kota Bandung;


Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut diatas maka didapati bahwa terdakwa

telah melangsungkan pernikahan dengan saudara Katy di Kantor Urusan Agama kota

Bandung pada tanggal 02 Februari 2011.

Menimbang, berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim

berpendapat unsur mengadakan perkawinan telah terpenuhi dan terbukti.

Ad.3. Unsur mengetahui perkawinan yang ada menjadi penghalang yang sah

Menimbang, bahwa Unsur ini mengandung makna seseorang yang hendak


melaksanakan perkawinan menyadarinya dirinya masih terikat oleh perkawinan yang
sah dengan pihak lain sebelumnya. Jika salah satu pasangan benar-benar mengetahui
dan menyadari bahwa ia masih terikat secara sah di dalam perkawinan dengan orang
lain, namun menyadari hal ini akan menjadi penghalang untuk perkawinannya yang
kemudian sacara sengaja mendiamkannya.
Menimbang, bahwa Terdakwa mengetahui betul bahwa dirinya masih terikat
dalam perkawinan yang sah dengan sdri. Hotra namun dengan sengaja mengabaikan
hal tersebut agar dapat menikah dengan sdr. Katy. Oleh karena itu menurut kami
unsur ini sudah terbukti.
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di

persidangan yaitu :

 Bahwa benar saksi Hotra telah menikah dengan Terdakwa pada tanggal 5
Desember 2004 dengan Akta Nikah Nomor: 054.24.II.2004
 Bahwa saksi Hotra dan Terdakwa masih dalam ikatan perkawinan yang sah

 Bahwa saksi Hotra tidak mengetahui jika Terdakwa melangsungkan

pernikahan dengan sdri. Katy pada Tanggal 02 Februari 2011

 Bahwa saksi Katy tidak mengetahui jika Terdakwa masih dalam ikatan

perkawinan yang sah dengan sdri. Hotra


Menimbang bahwa dari fakta-fakta tersebut diatas Majelis Hakim dalam hal

ini berpendapat bahwa perbuatan terdakwa yang menyembunyikan asal usul

perkawinan dengan sdri. Hotra menjadi penghalang yang sah bagi perkawinan

Terdakwa dengan sdri. Katy

Menimbang, berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis

Hakim berpendapat unsur mengetahui perkawinan yang ada menjadi penghalang yang

sah telah terpenuhi dan terbukti.

Hal-hal yang memberatkan :

 Perbuatan Terdakwa telah mengakibatkan kerugian materil dan immateril bagi

banyak pihak;

 Terdakwa telah menikmati hasil dari tindak pidana yang dilakukannya;

Hal-hal yang meringankan :

 Didalam persidangan Terdakwa berlaku baik;

 Terdakwa mengaku bersalah, menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi

perbuatannya;

 Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga;

Menimbang, barang bukti berupa :

 Kartu Keluarga terdakwa Yusuf dan saksi Hotra;

Agar dikembalikan kepada saksi Hotra;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan ketentuan pasal 222 KUHAP, oleh

karena terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana seperti tersebut diatas, maka terdakwa tersebut haruslah dibebani untuk

membayar biaya perkara ini yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut serta

dengan memperhatikan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP, maka haruslah

dipertimbangkan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan dengan

mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan;

Mengingat ketentuan pasal 263 ayat (1) dan pasal 279 ayat (2) KUHP, Undang-

Undang No. 8 Tahun 1981, dan Undang-Undang serta Peraturan Hukum lain yang

bersangkutan;

MENGADILI

1. Menyatakan terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI,telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ MEMALSUKAN SURAT

IDENTITAS dan MENYEMBUNYIKAN ASAL USUL PERKAWINAN ”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa YUSUF TANRI bin SANUSI dengan pidana

penjara selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa tersebut dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 5.000,- ( Lima Ribu

Rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim pada hari

Jumat tanggal 08 April 2011 oleh Kami: RIZKY TIEN SITUMORANG, S.H.M.H,

sebagai Hakim Ketua Majelis, CHRISTIAWAN ARYO TEJO, S.H., dan YULIANI
NUR DESY NABILLA, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana

diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Jumat tanggal 15 April

2011 oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh Hakim-Hakim

Anggota dengan dibantu oleh GRACE FITRI RAMADHANI, S.H sebagai Panitera

Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut dan dihadiri oleh ANDRI, S.H, ERIK, S.H,

dan CHANDRA, S.H sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Klas IA

Bandung, Penasihat Hukum terdakwa serta dihadapan terdakwa;

HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA

CHRISTIAWAN ARYO TEJO, S.H RIZKY TIEN SITUMORANG, S.H, M.H

YULIANI NUR DESY NABILLA, S.H

PANITERA PENGGANTI

GRACE FITRI RAMADHANI, S.H

Anda mungkin juga menyukai