KLASIFIKASI MIKROBIOLOGI
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Mikrobiologi”
Dosen Pengampu: Asih Fitriana Dewi, M. Pd.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Mikrobiologi di Institut Agama Islam Negeri Metro.
Serta membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah wawasan tentang
Klasifikasi Mikrobiologi. Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Namun, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Makhluk Hidup Menurut R.H.Wittaker.................. 3
B. Ciri-Ciri Mikroorganisme......................................................... 10
C. Kriteria Klasifikasi Mikroorganisme........................................ 11
D. Klasifikasi Mikroorganisme...................................................... 15
E. Prokaryotae............................................................................... 16
F. Eukaryotae................................................................................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 20
B. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan kajian tentang aspek-aspek mikroorganisme,
baik morfologi, fisiologi, metabolisme, genetika dan ekologi mikroba.
Mikrobiologi juga merupakan disipin ilmu yang terkait dengan kehidupan
sehari-hari, dan aplikasi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pangan,
farmasi, industri, pertanian, kesehatan atau kedokteran, lingkungan dan lain-
lain yang dibutuhkan oleh masyarakat (Kusnadi, 2012).
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, sejarah mempelajari mikrobiologi
pun diawali oleh rasa ingin tahu manusia untuk mengenal sifat dan aktivitas
mikroorganisme. Pada mulanya mikroorganisme tidak dianggap perlu untuk
dipelajari, karena ukurannya yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang, namun pada abad ke-19, penemu Pasteur, Koch, dan Lister
mengubah pendapat tersebut. Pada masa itulah manusia baru menyadari betapa
pentingnya pengetahuan tentang mikroorganisme, sehingga keuntunggan dan
kerugiaan yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai banyak dipelajari
(Widodo, 2014).
Para ahli tersebut mengembangkan banyak teknik dalam ilmu
mikrobiologi yang berdampak sangat besar terhadap perkembangan
mikrobiologi. Salah satu contoh teknik yang sampai saat ini masih banyak
digunakan adalah teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme sehingga
dalam mempelajari mikrobiologi lebih ditekankan pada teknik-teknik yang
digunakan daripada subjek yang ditelaahnya. Mikroskop merupakan peralatan
yang mendukung pengembangan teknik tersebut. Perkembangan mikrobiologi
berdampak pada lahirnya berbagai disiplin ilmu baru yang di dalamnya
memiliki kekhususan tersendiri, seperti bakteriologi, parasitologi, virologi, dan
contoh lainnya (Widodo, 2014).
Dewasa ini mikrobiologi merupakan kajian yang mendasari
perkembangan sains dan teknologi, terutama dalam perkembangan
bioteknologi modern, rekayasa, genetika, dan bioproses. Dengan demikian
1
mikrobiologi merupakan salah satu bidang ilmu dalam biologi yang harus
dipahami warga negara Indonesia, termasuk para mahasiswa biologi, calon
ilmuwan biologi, karena selain banyak terkait langsung dengan kehidupan
sehari-hari, juga dapat dikaitkan dengan aspek kecakapan hidup (life skill).
Mempelajari mikrobiologi akan sangat bermakna, apabila mahasiswa terlibat
dalam pengalaman langsung memecahkan masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari (Kusnadi, 2012).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah klasifikasi makhluk hidup menurut R.H.Wittaker?
2. Apa sajakah ciri-ciri mikroorganisme?
3. Apa sajakah kriteria klasifikasi mikroorganisme?
4. Bagaimanakah klasifikasi mikroorganisme?
5. Apakah yang dimaksud Prokaryotae?
6. Apakah yang dimaksud Eukaryotae?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi makhluk hidup menurut
R.H.Wittaker
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri mikroorganisme
3. Untuk mengetahui dan memahami kriteria klasifikasi mikroorganisme
4. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi mikroorganisme
5. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud Prokaryotae
6. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud Eukaryotae
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 1.1 Bentuk-Bentuk Bakteri
Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dibedakan
menjadi dua macam yaitu bakteri autotrof (bakteri yang dapat
membuat makannya sendiri dari zat-zat organik yang ada) dan
bakteri heterotrof (bakteri yang tidak dapat membuat makanan
sendiri, tetapi memperoleh makanannya dari senyawa kimia
organik yang telah jadi).
b. Alga biru (Cyanobacteria)
Semula dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, seperti alga
hijau, alga merah, alga pirang, dan alga keemasan. Oleh karena
alga biru memiliki struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri,
yaitu bersifat prokariotik maka ganggang biru dikelompokkan ke
dalam dunia monera. Cyanobacteria umumnya bersel satu, banyak,
tetapi beberapa jenis ada yang berbentuk benang atau koloni.
Cyanobacteria juga memiliki pigmen fikosianin yang
menyebabkan warna hijau kebiruan. Ganggang biru dapat hidup di
air, menepel pada tumbuhan dan hewan. Contoh kelompok
ganggang hijau biru contohnya adalah Chroococcus (ganggang
biru bersel tunggal) dan Nostoc (ganggang biru yang berbentuk
benang).
2. Kingdom Protista
Semua protista adalah eukariotik, akan tetapi protista sangat
beraneka ragam. Berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih
tinggi protista dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu protista
4
yang menyerupai hewan (protozoa), protista yang menyerupai tumbuhan
(algae), protista yang menyerupai jamur (jamur lendir dan jamur air).
Protozoa dapat hidup bebas dan juga ada yang hidup sebagai
parasit pada organisme lain dengan tempat yang berair (medium air).
Cara reproduksi protozoa terjadi secar vegetatif, meskipun pada beberapa
kelas terjadi secar generatif.
Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi
empat, diantaranya sebagai berikut.
Jenis Cara bergerak Contoh
Flagellata bergerak dengan Trypanosoma,
flagella (rambut Trichomonas
cambuk)
Rhizopoda atau bergerak dengan Amoeba
Amoeboida pseudopodia (kaki
semu/kaki akar) yaitu
yang berarti setiap kali
ia akan bergerak harus
membentuk kaki semu
sebelum dapat
bergerak dan
pembentukan kaki ini
disebut fase gel
Ciliata bergerak dengan silia Paramecium
(rambut getar)
Sporozoa tidak memiliki alat; Toxoplasma
beberapa mampu
membentuk spora
Tabel 1.1 Pengelompokkan Protozoa Berdasarkan Alat Gerak
5
daun. Ganggang dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu ganggang
hijau (Cloroiphyceae), ganggang cokelat (Phaeophyceae), ganggang
keemasan (Crysophyceae), dan ganggang merah (Rhoidophyceae).
6
Jenis Cara reproduksi Contoh
Zygomycota Reproduksi seksual Rhizopus (jamur
dengan zigospora tempe)
Basidiomycota Reproduksi seksual Volvariella volvaceae
dengan basidiospora (jamur merang)
Ascomycota Reproduksi seksual Penicillium notatum
dengan askospora (jamur penisilin)
Deuteromycota Belum diketahui cara Aspergilus, hidup
reproduksi seksualnya pada makanan seperti
nasi dan jagung
Tabel 1.2 Pengelompokkan Fungi Berdasarkan Reproduksinya
7
Gambar 1.7 Siklus Reproduksi Basidiomycota
4. Kingdom Plantae
Istilah tumbuhan pasti yang terlintas dalam pikiran kita adalah
makhluk hidup yang berwarna hijau, berdaun berbatang, dan berakar.
Tumbuhan adalah sumber dari sebagian besar dari ekosistem terestrial.
Fotosintesis tumbuhan mendukung pertumbuhan dan pemeliharaannya
sendiri.
Untuk memudahkan pengenalan tumbuhan yang beraneka ragam,
maka dilakukan klasifikasi. Sampai saat ini para ahli mengelompokkan
tumbuhan menjadi empat divisi, yaitu Thallophyta (tumbuhan bertalus),
Bryophyta (tumbuhan lumut), Pterydophyta (tumbuhan paku), dan
Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
Spermatophyta (tumbuhan berbiji) merupakan golongan tumbuhan
dengan tingkat perkembangan filogenik tertinggi. Ciri utamanya
memiliki suatu biji (dalam bahasa Yunani yakni sperma). Divisi
tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua anak divisi yaitu tumbuhan biji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).
Tumbuhan lumut (Bryophyta) dikelompokkan menjadi dua kelas
yaitu lumut hati (Hepaticeae) dan lumut sejati (Musci).
Pterydophyta (tumbuhan paku) dikelompokkan menjadi empat
kelas yaitu paku purba (Psilophytinae), paku ekor kuda (Equisetinae),
paku kawat (Lycopodinae), dan paku sejati (Felicinae).
5. Kingdom Hewan (Animalia)
Hewan adalah eukariota multi seluler dan bersifat heteretrofik. Sel-
sel hewan sel pada hewan tidak memiliki dinding sel. Pada hewan
8
terdapat dua jenis jaringan yakni jaringan saraf dan jaringan otot yang
bertanggung jawab atas pergerakakn impuls dan pergerakan. Berdasarkan
ada atau tidaknya tulang belakang, dunia hewan dikelompokkan menjadi
dua golongan yaitu avertebrata (hewan tak bertulang belakang) dan
vertebrata (hewan bertulang belakang.
Avertebrata dikelompokkan menjadi beberapa filum yaitu:
c. Hewan berpori (Porifera), contoh: spons
d. Hewan berongga (Coelenterata), contoh: cacing pita
e. Cacing pipih (Platyhelminthes), contoh: cacing gilig
f. Cacing gelang (Annelida), contoh: cacing tanah
g. Hewan bertubuh lunak (Mollusca), contoh: bekicot
h. Hewan bertubuh beruas-ruas (Artropoda), contoh: laba-laba
i. Hewan berkulit duri (Echinodermata), contoh: bintang laut
Sedangkan pada hewan vertebrata dikelompokkan menjadi lima kelas
yaitu:
a. Ikan (Pisces), contoh: ikan emas
b. Amfibi (Amphibia), contoh: katak
c. Hewan melata (Reptilia), contoh: buaya
d. Hewan unggas atau burung (Aves), contoh: ayam
e. Hewan menyusui (Mamalia), contoh: sapi.
B. Ciri-Ciri Mikroorganisme
Ciri-ciri utama dari suatu mikroorganisme dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya dinyatakan dalam
mikrometer. Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop
9
untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada
kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.
2. Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba di beri perlauan
kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.
3. Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda, ada
mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tubuh bila diberikan zat
hara yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya
memerlukan bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino,
karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim).
4. Metabolisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi
yang disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam
metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
5. Antigenik
Bila mikroorganisme masuk ke dalamt ubuh, akan terbentuk antibodi
yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dan
sel mikroba.
6. Genetik
Mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi
mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk mencirikan
mikroorganisme.
7. Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk
menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut
selain itu dapat pula bekteri yang memakan bakteri lainnya
(Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag) yang menginfeksi dan
menghancurkan bakteri.
10
Klasifikasi merupakan proses untuk mengenali dan mengelompokkan
organisme hidup. Tujuan klasifikasi yaitu untuk mengatur kedudukan dari
berbagai organisme di alam. Ada beberapa kriteria dan metode yang
dipakai dalam klasifikasi mikroorganisme, yaitu:
1. Ciri-ciri morfologi
Dari morfologi sel kita dapat mengetahui hubungan fologeni antara
mikroba yang satu dengan mikroba lainnya, sifat morfologi masih
berguna dalam identifikasi bakteri. Contohnya flagella, endospora,
silia, dan bentuk-bentuk lainnya yang digunakan untuk membedakan
jenis mikroba.
2. Pengecetan Diferensial
Salah satu langkah pertama yang dilakukan dalam mengadakan
identifikasi bakteri adalah dengan mengadakan pengecetan diferensial,
misalnya dengan pengecetan gram. Beberapa bakteri yang tergolong
dalam bakteri gram positif dan yang lainnya termasuk ke dalam
golongan bakteri gram negati. Pengecetan lainnya seperti pengecetan
Ziehl Neelson, jika akan berguna untuk membedakan beberapa
golongan bakteri. Kiranya perlu diingat bahwa pengecetan Ziehl
Neelson hasilnya tergantung kepada susunan kimia dari dinding sel
bakteri yang akan diwarnai dan oleh karena itu cara ini kurang cocok
untuk diidentifikasi bakteri yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Archaeobacteria.
3. Uji Biokimia
Aktivitas-aktivitas enzimatik pada mikroba amat berguna untuk
membedakan mikroba yang satu dengan yang lain. Atas dasar ini
dapat diketahui beberapa bakteri yang sangat erat kekerabatannya
sering dipisahkan dalam golongan yang berlainan dengan menguji
kemampuan mikroba tersebut untuk dapat mengadakan fermentasi
sejenis hidrat arang. Didalam saluran pencernaan makanan manusia
dan hewan terdapat kelompok bakteri gram negatif, misalnya
anggota-anggota dari genera Escherichia, Enterobacter,
Shigella, dan Salmonella.
11
Genus Escherichia dan Enterobacter dapat dibedakan dengan
genus Salmonella dan Shigella menurut kemampuannya untuk
mengadakan fermentasi laktosa. Kedua genera yang pertama dapat
merombak laktosa menjadi asam dan gas melalui proses fermentasi,
sedangkan yang disebutkan terakhir tidak. Dengan uji biokimia ini
kita dapat membedakan jenis mikroba yang satu dengan yang lainnya.
4. Serologi
Serologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang serum
darah, terutama mengenai antigen dan antibodi serta hubungan antara
antigen dengan antibodi tersebut. Mikroorganisme dapat merupakan
antigen apabila disuntikkan ke dalam tubuh hewan dapat merangsang
pembentukan semacam zat yang melawan antigen itu. Zat ini disebut
antibodi. Contoh: apabila bibit penyakit yang sudah dilemahkan
disuntikkan ke dalam tubuh hewan percobaan, maka bibit penyakit
yang sudah dilemahkan tersebut merangsang pembentukan antibodi di
dalam serum hewan tersebut. Antisera (bentuk tunggal: antiserum),
adalah semacam larutan yang mengandung patogen. Apabila suatu
bakteri yang belum diketahui identitasnya diisolasi dari tubuh seorang
pasien dapat diuji dengan antisera yang telah diketahui.
Prosedur pengujian ini disebut tes aglutinasi dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Mikroba bakteri yang belum diketahui ditempatkan dalam setetes
larutan garam fisiologi pada sebuah kaca objek yang steril.
b. Campurkan dengan setetes antiserum yang sudah diketahui.
c. Bakteri yang sama dicampur dengan antisera lain pada kaca objek
yang berbeda.
Bila terjadi aglutinasi atau penggumpalan bakteri, maka akan
kelihatan butir-butir halus dalam campuran antiserum dengan antibodi
yang dihasilkan oleh bakteri, maka tesnya adalah tes negatif. Tes
serologi ini dapat membedakan spesies-spesies mikroba dan juga
atrain-strain dalam satu spesies
5. Urutan Asam-Asam Amino
12
Banyak informasi yang dapat diperoleh dari urutan asam-asam
amino pada senyawa-senyawa protein. Urutan asam-asam amino
dalam suatu jenis protein secara langsung mencerminkan urutan basa
dalam membuat kode gen. jadi dengan membandingkan urutan asam-
asam amino pada protein dari 2 macam jasad hidup dapat
menunjukkan eratnya kekerabatan antara kedua jasad tersebut. Maka
serupa urutannya, maka makin dekat hubungan antara kedua jasad
tersebut.
6. Analisis Protein
Mikroorganisme yang erat hubungannya mempunyai senyawa protein
yang identik.
7. Susunan Basa Asam Nukleat
Suatu cara penggolongan atau klasifikasi yang sudah banyak
digunakan oleh para ahli taksonomi dalam mengadakan klasifikasi
mikroorganisme ialah dengan melibatkan sifat susunan basa nitrogen
dari DNA. Susunan basa nitrogen ini biasanya dinyatakan sebagai
jumlah persentasi guanine dan sitosin. Persentasi pasangan G-S di
dalam asam nukleat suatu sel dapat digunakan dalam klasifikasi
makhluk hidup. Dua organisme yang erat hubungannya serta
mempunyai persamaan gen-gen, akan mempunyai jumlah basa-basa
yang sama di dalam DNA. Sebaliknya apabila ada perbedaan lebih
dari 10% persentasi G-S, misalnya, DNA suatu bakteria mengandung
40% paasangan G-S, dan DNA bakteri lainnya mengandung
60% pasangan G-S, maka kedua macam bakteri ini kemungkinan
tidak ada hubungannya. Perlu diingat bahwa apabila 2 organisme yang
mempunyai persentasi G-S yang sama, tidak harus mempunyai
kekerabatan yang erat. Sebenarnya menentukan urutan basa dalam
DNA dalam sel makhluk hidup, kecuali virus. Akan tetapi urutan
basa-basa dalam RNA ribosom (r RNA) dapat memberikan informasi
tentang hubungan evolusi antar bakteri-bakteri. Genera yang
mempunyai suusunan basa yang sama akan berbeda dengan susunan
basa-basa DNA dari genera lain yang berbeda.
13
8. Hibridisasi Asam Nukleat
Bila suatu molukul DNA dipanaskan, maka ikatan ‘doble helix’
akan terpisah menjadi ikan hydrogen-dan basa-basa nitrogen. Kalau
rantai tunggal DNA dinginkan secara berlahan-lahan maka akan
terbentuk kembali molekul rantai rangkap ( doble helix) yang identik
dengan semula. Penggabungan kembali ini terjadi, karena ikatan
tunggal itu merupakan pasangannya. Apabila cara ini dilakukan pada
2 macam organisme yang yang berbeda, maka mungkin dapat
ditentukan kesamaan urutan-urutan basa makhluk tersebut. Cara ini
dikenal dengan istilah hibridisasi asam nukleat (nucleic acid
hybridization). Diperkirakan bahwa 2 spesies yang sama atau
mempunyai yang erat, akan mempunyai urutan asam-sam nukleat
yang sama pula. Cara ini juga dapat mengukur kemampuan rantai
tunggal DNA suatu organisme untuk mengadakan hibridisasi dengan
rantai tunggal DNA organisme lain. Makin besar derajat
hibridisasinya, makin dekat pula kekerabatan antara 2 organisme yang
mengadakan hibridisasi tersebut. RNA mempunyai 1 rantai tunggal
dan dapat dicetak oleh salah satu rantai tunggal DNA.
Suatu rantai tunggal DNA merupakan komplemen dari rantai
DNA dan akan mengadakan hibridisasi dengan rantai tunggal DNA
yang terpisah. Hibridisasi DNA-RNA dapat digunakan untuk
mengetahui hubungan kekerabatan antara DNA organisme yang satu
dengan RNA organisme yang lain. Akan tetapi perlu diketahui bahwa
metode ini dan juga susunan asam nukleat dan urutan asam nukleat
terlalu rumit digunakan untuk identifikasi mikroorganisme di
laboratorium klinik.
D. Klasifikasi Mikroorganisme
Semua jasad renik bersel satu atau uniseluler dapat dibedakan menjadi
empat golongan diantaranya sebagai berikut.
1. Binatang bersel satu
a. Protozoa
Contoh: Amoeba, Plasmodium, Euglena, Paramecium dan lainnya.
14
2. Tumbuhan mikroskopis
a. Fungi
Contoh: Eumycetes
b. Algae yang bersifat eukariotik
Dapat dibagi menjadi:
1) Alga hijau (Chlorophyta), contohnya: Chara, Bryopis, Ulva.
2) Alga keemasan (Chrysophyta), contohnya: Dinobryon.
3) Alga coklat (Phaeophyta), contohnya: Laminaria, Turbinaria,
Sargasum.
4) Alga merah (Rhodophyta), contohnya: Palmaria, Gelidium,
Gracilaria.
3. Prokaryotae
a. Prokarotae yang fotoritik
1) Cyanobakteriae, membutuhkan cahaya matahari untuk
pertumbuhannya. Ini merupakan blue green algae. contohnya:
Spirulina sp., Anabaena azollae.
2) Photobacteria ( Rhodospirales )
a) Bakteri ungu
Rhodospirillaceae
Chromatiaceae
b) Chlorobiaceae, bakteri belerang. Contohnya: Chlorobium,
Ancalochloris, Chloroherpeton.
b. Scotobacteria
Yaitu prokayota yang tidak membutuhkan cahaya dalam
pertumbuhannya.
1) Schizomycetes, yaitu semua bakteri yang termasuk dalam
eubacteriales dan kebanyakan bakteri patogen.
2) Actinomycetes, adalah kelompok bakteri gram positif dengan
nisbah G/C yang tinggi. Contoh: Mycobacterium
3) Rickettsia, merupakan scotobacteria yang obligat yang hidup di
dalam sel-sel eukariot sebagai parasit. Jasad ini lebih kecil dari
bakteri. Rickettsia, penyebab penyakit demam tipus.
15
4) Chlamydia, dapat menyebabkan penyakit trachoma
5) Mycoplasma, merupakan scotobacteria yang tidak mempunyai
dinding sel. Tetapi dikelilingi oleh tiga lapis membran sel. Disebut
juga sebagai PPLO (Pleuropneumonia Like Organism) dapat
menyebabkan penyakit-penyakit pada saluran pernapasan.
4. Virus
Tidak merupakan sel eukariot maupun prokariot. Virus hanya
mengandung satu asam nukleat saja, yaitu DNA atau RNA. Contoh:
Tobacoo Mozaik Virus, Influenza, Herpes virus varicellae.
E. Prokaryotae
16
struktur dalam sama dengan bakteri, tapi tidak punya dinding sel,
berkembangbiak dengan membelah diri.
F. Eukaryotae
17
dipunyai oleh sel prokariotik adalah alat mitosis, mitokondria, retikulum
endoplasma, dan kadang-kadang kloroplas.
18
dibandingkan dengan pada reticulum endoplasma
eukariotik, berukuran 70S
dan berada bebas dalan
sitoplasma.
Pergerakan Dengan flagella yang Flagela dan sila yang bergerak
tersusun bergelombang.
oleh komponen yang
sederhana dan bisa
berotasi.
Sumber: Cano and Colom, 1986
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Robert H. Whittaker mengelompokkan mahkluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Penggelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup
memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup. Ciri-ciri utama dari
19
suatu mikroorganisme dikelompokkan menjadi morfologi, kimiawi, biakan,
metabolisme, antigenik, genetik, serta patogenitas.
Ada beberapa kriteria dan metode yang dipakai dalam klasifikasi
mikroorganisme, yaitu ciri-ciri morfologi pengecetan diferensial, uji biokimia,
serologi, urutan asam-asam amino, analisis protein, susunan basa asam nukleat,
hibridisasi asam nukleat. Klasifikasi mikroorganisme semua jasad renik bersel
satu atau uniseluler dapat dibedakan menjadi empat golongan diantaranya
binatang bersel satu, tumbuhan mikroskopis, prokaryotae, dan virus.
Prokaryotae adalah kelompok besar jasad hidup yang tidak mempunyai inti sel
yang jelas dengan membran inti yang tidak sempurna, sedangkan eukariota
adalah kelompok besar jasad hidup yang sudah mempunyai inti sel dengan
membran inti yang sempurna.
B. Saran
Adapun saran dari kami sebagai bentuk solusi permasalahan-
permasalahan dalam makalah ini adalah pentingnya mempelajari dan
memahami materi ini supaya kita dapat mengetahui klasifikasi
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
20
Indarbeni, Siska. 2012. Klasifikasi Mikroorganisme. http://siska-
indarbeni.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-mikroorganisme.html diakses
pada 17 Oktober 2020
21