Anda di halaman 1dari 3

Dalam praktik bisnis sehari-hari.

Jika metode nilai buku kotor (gross book value)


dipergunakan,suatu unit usaha dapat meningkatkan EVA-nya dengan cara mengambil tindakan
yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Sedangkannjika metode nilai buku bersih
(net book value) dipergunakan EVA akan langsung meningkatkan karena berlakunya waktu
penggunaan. Lebih lanjut lanjut lagi, EVA akan tertekam untuk sementara oleh investasi-
investasi baru karena tingginya nilai buku bersih pada tahun-tahun awal. EVA menyelesaikan
masalah yang ditimbulkan dari perbedaan potensi laba. Seluruh unit usaha,tanpa melihat
profitabilitasnya, akan termotivasi untuk meningkatkan investasi jika tingkat pengembalian dari
investasi tersebut melebihi tarif yang ditentukan oleh system pengukuran.

Lebih lanjut lagi, beberapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah nilainya
ketika dikaptalisasi,sementara aktiva lain ketika dibebankan. Meskipun biaya pembelian aktiva
tetap biasanya dikapitalisasi,sejumlah besar investasi dalam biaya awal (start up
cost),pengembangan produk baru, organisasi dealer,dan sebagainya ,mungkin dapaqt
dihapuskan sebagai beban ,dan demikian tidak akan terlihat dalam dasar investasi . hal tersebut
terutama diterapkan pada unit-unit pemasaran. Dalam unit-unit tersebut,besarnya jumlah
investasi biasanya terbatas pada persediaan,piutang,perabotan dan peralatan kantor. Ketika
sekelompok unit usaha dengan tingkat tanggung jawab pemasaran yang berbeda-beda
diberikan peringkat (ranking), maka unit dengan kegiatan pemasaram yang relatif besar akan
cenderung memiliki EVA yang lebih besar.

Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk


mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan tersebut
membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan,dan mengendalikan
aktiva tetap dengan perangkat terpisah. Aktiva yang dapat dikendalikan pada dasarnya
merupakan modal kerja. Para manajer unit usaha dapat membuat keputusan sehari-hari yang
mempengaruhi aktiva-aktiva tersebut. Jika keputusan yang dibuat ternyata salah , dampak yang
serius akan segera timbul. Sebagai contoh,tingkat persediaan terlalu tinggi ,maka akan
menimbulkan pengeluaran yang tidak perlu dan risiko kerusakan akan meningkat;jika tingkat
persediaan terlalu rendah,maka akan menyebabkan kekurangan persediaan(stock-out) yang
selanjutnya mengakibatkan gangguan produksi atau hilangnya peluang bisnis.

Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum
terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian (postcompletion audit ) untuk menentukan
apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal jauh dari memuaskan karena penghematan
atau pendapatan actual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat diidentifikasikan.sebagai
contoh,jika sebuah mesin baru memproduksi berbagai jenis produk,system akuntansi biaya
biasanya tidak akan mengidentifikasi penghematan yang terkandung dalam setiap produk.
Pembahasan sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para manajer unit
usaha. Sebagaimana dijelaskan di bab 5,laporan atas kinerja ekonomi unit usaha agak berbeda.
Laporan-laporan manajemen dibuat bualanan atau kurtalan sementara laporan kinerja ekonomi
biasanya dibuat dengan selang waktu tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa
tahun.berdasarkan alasan yang telah dinyatakan sebelumnya, laporan-laporan manajemen
cenderung menggunakan informasi historis atas biaya actual yang terjadi ,sedangkan laporan-
laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda. Pada bagian ini akan dibahas
sifat dan tujuan informasi ekonomi.

Laporan-laporan ekonomi merupakan instrument yang diagnostic. Laporan tersebut


memberikan indikasi apakah strategi unit yang sekarang sudah memuaskan dan jika
tidak,keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha tersebut
memperbesarnya,memperkecil,mengubah arah,atau menjualnya. Analisi ekonomi atas suatu
unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-
produk,pabrik,dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain,bila dilihat secara
keseluruhan,tidak akan menghasilkan laba yang memuaskan dimasa depan,meskipun laba
tersebut kelihatannya dapat dihasilkan bila masing-masing keputusan dilakukan secara
terpisah.

Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memproleh nilai perusahaan


secra keseluruhan.nilai semacam ini disebut breakup value yaitu estimasi jumlah yang akan
diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Breakup value
berguna bagi organisasi luar yang sedang akan membuat penawaran pengambilqalihan
perusahaan,dan tentu saja ,laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai
suatu tawaran. Laporan tersebut menunjukan unit usaha yang menarik dan dapat
mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang terbatas
yaitu menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak banyak
memberikan kontribusi kepada profitabilitas total perusahaan. Jarak antara profitabilitas yang
sekrang dengan breakup value menunjukan perubahan-perubahan yang harus dilakukan
(dengan kata lain, profitabilitas yang sekrang dapat tertekan oleh adanya biaya yang akan
memperbesar profitabilitas dimasa akan datang,seperti pengembangan produk baru dan
iklan,sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.)

Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan
ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas masa depan daripada profitabilitas yang sekarang
atau masa lalu.nilai buku dari aktiva dan penyusutan berdasarkan nilai historis dari aktiva
tersebut digunakan dalam laporan kinerja para manajer, meskipun keterbatasannya
diketahui.informasi ini tidaklah relevan untuk laporan yang memperkirakan masa depan;dalam
laporan tersebut, penekanannya adalah pada biaya penggantian (replacement cost).
Secara konsep,nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari nilai pendapatan di masa
depan.hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun dimasa depan dan
mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tariff laba yang telah ditentukan.analisi tersebut
dilakukan untuk lima,atau mumngkin sepuluh tahun yang akan datang. Aktiva yang ada di
tangan pada akhir periode diasumsikan memiliki nilai tertentu disebut nilai akhir(terminal
value) yang di diskontokan dan ditambahkan ke nilai arus kas tahunan. Meskipun estimasi-
estimasi tersebut pada umumnya berupa estimasi yang kasar,namun tetap memberikan cara
yang berbeda dalam melihat unit usaha dibandingkan dengan apa yang ada pada laporan-
laporan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai