Anda di halaman 1dari 222

PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM

TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI DI MAN 1
KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Ernawati
NIM: 11140150000024

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK
Ernawati (NIM. 11140150000024). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Judul Skripsi, “Pengaruh
Penggunaan Aplikasi Google classroom Terhadap Kualitas Pembelajaran dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan”.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan pengaruh penggunaan google
classroom terhadap kualitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. (2) menjelaskan pengaruh penggunaan google
classroom terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di
MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
siswa kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, tes objektif, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa: (1) terdapat pengaruh
positif signifikan penggunaan google classroom, terhadap kualitas pembelajaran
siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
dengan nilai t hitung> t tabel (2.357 > 2.045) dan nilai signifikansi 0.025. Artinya
penggunaan google classroom dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa pada
mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. (2) terdapat
pengaruh positif signifikan penggunaan google classroom terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
sebesar e 0.892= 2.44 kali dengan signifikansi 0.016. Artinya penggunaan google
classroom berpengaruh signifikan sebesar 2.44 kali terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Google classroom, Kualitas Pembelajaran, Hasil belajar.

vi
ABSTRACT.

Ernawati (NIM. 11140150000024). Department of Social Sciences Education,


Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Thesis Title, "The Effect of the Use of
Google Classroom Application on Students’ Learning Quality and Outcomes on
Economics Subject for XI grade in MAN 1 South Tangerang"

The purposes of this study are (1) to explain the effect of using google
classroom on the quality of students’ learning process on economic subjects for XI
grade in MAN 1 South Tangerang. (2)to explain the effect of using google classroom
on students’ learning outcomes on economic subjects for XI grade in MAN 1 South
Tangerang. This study used quantitative methods. The population in this study were
XI MAN 1 South Tangerang. The research sample was determined by using purposive
sampling technique represented by students of XI IPS 2 grade of MAN 1 of South
Tangerang. The data collection techniques used questionnaire, objective test,
observation, interview and documentation.

The results of the research that has been conducted stated that: (1) there is a
significant positive influence on the use of Google classroom, on the quality of
students’ learning process on economic subjects for XI grade in MAN 1 South
Tangerang with the value of t> t table (2,357> 2,045) and the value of the
significance is 0.025. It means that the use of Google classroom can improve the
quality of studens’ learning on economic subjects for XI grade in MAN 1 South
Tangerang. (2) there is a significant positive influence on the use of Google
classroom towards students’ learning outcomes on economic subjects for XI grade in
MAN 1 South Tangerang at 0.892 which is 2.44 times with the significance is 0.016.
It means that the use of Google classroom has given a significant effect about 2.44
times on students’ learning outcomes.

Keywords: Google classroom, Learning quality, Learning outcomes.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta seluruh muslimin dan mislimat.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan (S.Pd). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat
terselesaikan atas bantuan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah tulus dan
ikhlas memberikan dan melayani penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani penulis selama
penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Anissa Windarti, M.Sc dan Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama
penulis menyusun skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah
bapak dan ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

viii
7. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh staf karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mencari data.
9. Bapak Drs. H. Rdwan Fahmi Lubis, selaku Kepala MAN 1 Kota Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
10. Bapak Agung Yudi Sartono S.Pd, selaku guru mata pelajaran ekonomi MAN
1 Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan motivasi dan inspirasi
kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
11. Seluruh Civitas akademi MAN 1 Kota Tangerang Selatan, yang telah
memberikan kontribusi, motivasi dan inspirasi kepada penulis.
12. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, Bapak Adung dan Ibu Suadah yang
telah membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang.
Terima kasih atas semua cinta yang terpancar, doa dan restu yang selalu
mengiringi setiap langkah penulis. Terima kasih juga atas dukungan berupa
moril mau materil yang luar biasa selalu kalian berikan dan nomor satukan
ditengah kesibukan kalian untuk penulis.
13. Kakak tersayang Sunandang, adik tersayang Agus Hermawan dan Alby
Luthfy Fachry yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa dalam
penyelesaian skripsi ini.
14. Ciwi-ciwi Syurga selaku sahabat penulis, Tuti Alawiyah, Dini Utami,
Chairunnisa, Ike Retno Septiyastuti, Evi Luthfiah, Mardini Dwi Kencana,
Syifa Maulida, Hery Junita yang selalu mengingatkan dan menjadi teman
seperjuangan dalam merampungkan skripsi ini, tetaplah menjadi sahabat.
15. Dwi Puspa Meilani, Annisa Ainussalma, Tuti Alawiyah, dan Ratu Aida
Shafira yang setia mendengarkan keluh kesah penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
16. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2014 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa disebutkan satu

ix
persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan kita, tetap kompak selalu dan
terus jalin tali silaturrahmi.
17. Kelompok Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) MAN 1 Kota
Tangerang Selatan Tahun 2018, Terimakasih atas dukungan serta
motivasinya, semoga tetap kompak selalu.
18. Himpunan Mahasiswa Jurusan P.IPS yang telah memberikan penulis
pengalaman yang sangat berharga dalam berorganisasi di tataran intra kampus
teristimewa.
19. Dan semua pihak yang telah berkontribusi, menginspirasi dan memotivasi
penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo’a semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan
kepada-Nya. Amiin.

Jakarta, 14 Agustus 2018

Ernawati

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. pembatasan masalah ..................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 9
1. Manfaat Teoritis ..................................................................................... 9
2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 11


A. Deskripsi Teoritik ....................................................................................... 11
1. E-learning ............................................................................................. 11
a. Blended learning ............................................................................ 12
2. Google Classroom ................................................................................ 14

xi
a. Pengertian Google Classroom ........................................................ 14
b. Fungsi Google Classroom .............................................................. 15
c. Langkah-langkah membuat Google Classroom ............................. 16
d. Kelebihan dan kekurangan Google Classroom .............................. 18
3. Waktu Belajar....................................................................................... 20
4. Kondisi Kelas ....................................................................................... 21
5. Kualitas Pembelajaran .......................................................................... 23
a. Pengertian Kualitas ........................................................................ 23
b. Pengertian Pembelajaran ................................................................ 24
c. Pengertian Kualitas Pembelajaran.................................................. 28
6. Hasil Belajar ......................................................................................... 33
a. Teori Belajar................................................................................... 33
b. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 35
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................... 38
B. Penelitian yang Relavan ............................................................................. 41
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 46
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 49


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 49
1. Tempat Penelitian .................................................................................. 49
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 49
B. Metode Penelitian ....................................................................................... 50
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 51
1. Populasi penelitian ................................................................................. 51
2. Sampel Penelitian .................................................................................. 51

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 52


1. Variabel Bebas (Variabel Independen) ................................................. 52

2. Variabel Terikat (Varabel Dependen) .................................................. 53

xii
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 57
G. Teknik Analisi dan Pengolahan Data ......................................................... 63
1. Uji Instrumen Analisis ........................................................................... 63
2. Statistik Deskriptif Data ........................................................................ 67

3. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................ 67


4. Uji Hipotesis .......................................................................................... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 74


A. Gambaran Umum MAN 1 Kota Tangerang Selatan .................................. 74
1. Sejarah MAN 1 Kota Tangerang Selatan .............................................. 74
2. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Tangerang Selatan ....................... 75
3. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran MAN 1 Kota Tangerang
Selatan ................................................................................................... 76
4. Data Pimpinan, Tenaga Pendidik, dan Tenaga Kependidikan MAN 1
Kota Tangerang Selatan......................................................................... 77
5. Data Peserta Didik MAN 1 Kota Tangerang Selatan ............................ 79
6. Data Sarana Dan Prasarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan ............... 80
7. Data kegiatan Ekstrakurikuler Siswa MAN 1 Kota Tangerang Selatan 81
B. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................................... 82
1. Uji Validitas ........................................................................................... 82
2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 86
3. Uji Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Pembeda Soal .......................... 87
C. Deskriptif Data penelitian .......................................................................... 88
D. Uji Prasyarat Analisis Data dan Uji Hipotesis ........................................... 95
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 95
a. Uji Normalitas ................................................................................ 95
b. Uji Multikolineartitas ..................................................................... 96
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 97

xiii
2. Uji Hipotesis .......................................................................................... 98
a. Uji Regresi Linear Berganda .......................................................... 98
b. Uji Regresi Logistik Ordinal ........................................................ 109
E. Hasil Wawancara dan Observasi .............................................................. 115
F. Pembahasan .............................................................................................. 118
G. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 124

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 126


A. Kesimpulan............................................................................................... 126
B. Saran ......................................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Taksonomi Tingkah Laku Bloom


Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Kelas XI MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.3 Kategori Skala Likert
Table 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes
Table 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi
Table 3.6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Table 3.7 Kisi-kisi Instrumen Angket
Tabel 3.8 Kategori Validitas Instrumen
Tabel 3.9 Kategori Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda Soal
Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah yang pernah memimpin MAN 1 Kota
Tangerang Selatan
Tabel 4.2 Daftar Nama Tenaga Pendidik MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.3 Daftar Nama Tenaga Kependidikan MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.4 Rekap Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2017/2018
Tabel 4.5 Daftar Sarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.6 Daftar Prasarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.7 Daftar kegiatan Ekstrakurikuler Siswa
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Angket
Tabel 4.9 Hasil Uji Perhitungan Validitas Instrumem Tes
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Instrumen Angket
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Tabel 4.12 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tabel 4.13 Uji Daya Pembeda Soal
Tabel 4.14 Hasil Statistik Deskriptif Data

xv
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Penggunaan Google Classroom
Tabel 4.16 Distribusi Kecenderungan Penggunaan Google Classroom
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Jawaban Waktu belajar
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi jawaban Kondisi kelas selama pembelajaran
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Kualitas Pembelajaran
Tabel 4.20 Distribusi Kecenderungan Kualitas Pembelajaran
Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.23 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.24 Distribusi Data Model Regresi Linear Berganda
Tabel 4.25 Pengujian Regresi Berganda
Tabel 4.26 Hasil Uji F
Tabel 4.27 Kategori Koefisien Korelasi
Tabel 4.28 Hasil Analisis Korelasi Ganda (R)
Tabel 4.29 Analisis Determinasi (Adjusted R2)
Tabel 4.30 Hasil Uji Koefisien Uji t
Table 4.31 Distribusi Data Regresi Logistik Ordinal
Table 4.32 Prosentase Perolehan Nilai Hasil Tes Siswa XI IPS 1 MAN Kota
Tangerang Selatan
Tabel 4.33 Hasil Uji Kebaikan Model
Tabel 4.34 Koefisien Determinasi Pseudo R-Square
Tabel 4.35 Hasil Uji Statistik G Model Fitting Information
Tabel 4.36 Hasil Uji Wald

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pemanfaat Internet Bidang Edukasi


Gambar 2.1 Halaman Awal Google Classroom
Gambar 2.2 Langkah Awal Membuat Kelas
Gambar 2.3 Tampilan Membuat Kelas baru
Gambar 2.4 Tampilan Kode Kelas
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 4.1 Normal P-Plot Data
Gambar 4.2 Scatterplot Sebaran Data
Gambar 4.3 Presentase Frekuensi Perolehan Hasil Tes

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian


Lampiran 2 Instrumen Tes
Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru dan Siswa
Lampiran 4 Hasil Observasi
Lampiran 5 Hasil Uji Instrumen
Lampiran 6 Tabulasi Data Responden
Lampiran 7 Hasil Analisis Prasyarat Data
Lampiran 8 Hasil Analisis Data
Lampiran 9 Dokumentasi
Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 13 Lembar Uji Referensi
Lampiran 14 RPP

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada abad ke-21 telah terjadi berbagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya teknologi
informasi dan komunikasi yang menyebar secara cepat dan luas dalam setiap
bagian kehidupan termasuk dalam dunia pendidikan.
Dalam bahasa sederhana, teknologi informasi dan komunikasi adalah
medium interaktif yang digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dalam
rangka tukar-menukar informasi (media pengirim dan penerima pesan jarak
jauh)1. Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
dunia pendidikan, menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
proses kegiatan pembelajaran agar tercapainya tujuan dari pembelajaran.
Adapun tujuan dan fungsi pendidikan tertuang dalam pasal 3 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yakni:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban yang martabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.2

Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No.65 tahun 2013 tentang pemanfaatan teknologi informasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran3. Penggunaan
teknologi informasi menjadikan kegiatan pembelajaran disekolah menjadi
lebih menarik, aktif dan kreatif. Tujuannya untuk mendorong penyelenggraan

1
Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h.16
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3, h.3
3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.

1
2

pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan demikian, pembelajaran


dengan integrasi teknologi informasi merupakan upaya untuk meningkatkan
mutu dan kualitas kegiatan belajar mengajar.
Dalam rangka mensinergikan proses modernisasi dan kualitas
pembelajaran, maka perlu adanya perubahan paradigma yang dilakukan oleh
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kini guru harus
mampu menguasai dan mengoperasikan teknologi infomasi serta
mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan (output) yang
mampu bersaing di era modern ini. Pembelajaran saat ini, lebih diarahkan
pada aktivitas modernisasi dengan bantuan teknologi canggih dengan harapan
dapat membantu siswa dalam mencerna materi pelajaran secara interaktif,
produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan menyenangkan. Selain itu, siswa
juga diharapkan memiliki life skill dari aplikasi teknologi tersebut.
Pembelajaran dengan menggunakan perkembangan teknologi yang ada
saat ini, memberi kesempatan dan peluang bagi guru untuk dapat
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya terutama kompetensi
pedagogik dan profesional. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran
diasumsikan dan diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh kurang optimalnya
peran guru dalam memanfaatkan penggunaan teknologi dalam dunia
pendidikan.
Adapun aplikasi dari teknologi informasi dan komunikasi yang potensial
untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran ialah internet, sudah cukup
banyak sekolah-sekolah yang memiliki komputer yang terkoneksi (link) ke
internet. Perkembangan teknologi pembelajaran menggunakan media internet
saat ini berkembang pesat sehingga memberikan kemudahan, kebebasan, dan
keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan secara online.
Berdasarkan hasil survei dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet
Indonesia (APJII) pada data Infogarfis Penetrasi dan Perilaku Pengguan
3

Internet di Indonesia tahun 2017, diketahui bahwa pengguna internet di


Indonesia sebanyak 143,26 juta jiwa. Dimana total penduduk Indonesia 262
juta jiwa, artinya sebanyak 54,68% penduduk di Indonesia merupakan
pengguna internet. Adapun dari hasil survey tersebut di peroleh data tentang
pemanfaat internet di bidang edukasi.4 Dari data tersebut diketahui bahwa
pemanfaatan internet dalam bidang edukasi terbagi menjadi lima bagian yaitu
Sebanyak 55.30% digunakan untuk membaca artikel, 49.87% digunakan
untuk melihat video tutorial, 21.73% digunakan untuk berbagi artikel atau
video edukasi dan 14.63% digunakan untuk kegiatan pendaftaran sekolah.

Sumber: www.apjii.or.id/survei2017

Gambar 1.1 Pemanfaat Internet Bidang Edukasi


Pemanfaatan internet di sekolah bagi siswa dapat mempermudah
mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses belajar mengajar. Metode
pembelajaran berbasis internet ini disebut e-learning (electronic learning). E-
learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
Universitas llionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem
instruksi berbasis komputer (computer assisted instruction) dan komputer
bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning pembelajaran
berbasis internet berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
4
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), Infogarfis Penetrasi dan
Perilaku Pengguan Internet di Indonesia Tahun 2017. 2018. h.31.
(https://www.apjii.or.id/survei2017). diakses pada 24 Februari 2018 pukul 21.09 WIB
4

teknologi.5 Dengan kata lain Sistem e-learning merupakan bentuk


pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital.
Perkembangan teknologi informasi yang terjadi saat ini sudah di
manfaatkan lebih baik lagi dalam dunia pendidikan, yaitu dengan
diberlakukannya Computer Based Test (CBT) atau sering disebut dengan
Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau online merupakan bukti nyata
kepedulian pemerintah dalam bidang pendidikan dengan mengkolaborasikan
antara teknologi informasi dengan dunia pendidikan. Pemerintah menerapkan
Computer Based Test (CBT) ini dengan harapan dapat dijadikan sebagai salah
satu bentuk kemajuan pendidikan nasional, hal tersebut tercantum dalam:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan6.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2015 tentang kriteria kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional7.
3. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor
0043/P/BSNP/I/2017 tentang prosedur operasional standar
8
penyelenggaraan ujian nasional tahun pelajaran 2017/2018
Diberlakukannya Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau online
merupakan langkah awal yang dilakukan pemerintah dalam memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi memang harus dimulai dari sekarang,
pelatihan-pelatihan tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

5
M. Ansyar Bora, Analisa Kepuasan Penggunaan E-Learning Cloud Sekolah Tinggi Teknik
(STT) Ibnu Sina Batam, Jurnal Kreatif Industri (JIK) Sekolah Tinggi Teknik (STT) Ibnu Sina Batam,
Vol. 1 No. 1, 2017, h 56.
6
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
7
Permendikbud No. 5 Tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan
Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Ujian Nasional
8
Peraturan BSNP No. 0044/P/BSNP/XI/2017 tentang Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018.
5

ini segera mungkin diberikan kepada para pendidik yang merupakan praktisi
pendidikan secara langsung berhadapan dengan peserta didik.
Google For Education merupakan inovasi yang paling menarik dari
Google karena merupakan produk yang dibuat untuk mendampingi guru dan
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seperti yang dituliskan
pada situs resminya, Google For Education memiliki beberapa layanan yang
sangat membantu dalam proses belajar mengajar di sekolah, seperti Google
Classroom, Google Mail, Google Calendar, Google Drive, dan Google Docs.
Google Classroom merupakan layanan yang layak diterapkan di Indonesia,
karena Google Classroom memiliki struktur yang sama dengan pembelajaran
yang ada saat ini.9
Google Classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah
interaksi guru dan siswa dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan
kesempatan kepada para guru untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan yang
dimilikinya kepada siswa. Inovasi yang diberikan oleh Google For Education
tersebut bertujuan untuk membantu menciptakan pembelajaran yang aktif,
efektif, efisien dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukan bahwa MAN 1 Kota Tangerang Selatan adalah sekolah negeri
yang memiliki sarana dan prasarana yang mampu mendukung dan menunjang
pembelajaran dengan menggunakan media berbasis teknologi yaitu aplikasi
Google Classroom. Tersedianya proyektor sebagai media pembelajaran dan
fasilitas Wi-fI yang dapat diakses oleh tenaga pendidik dan peserta didik
selama berada di gedung sekolah. Namun fasilitas yang disediakan oleh
sekolah tersebut masih kurang dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan
belajar mengajar. Sehingga, penggunaan aplikasi Google Classroom untuk
membantu kegiatan pembelajaran masih jarang diterapkan oleh guru di
sekolah, padahal pengoperasiaan Google Classroom ini tergolong mudah. Hal
9
Diemas Bagas Panca Pradana dan Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google
Calssroom Pada Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal
IT-Edu Universitas Negeri Surabaya, Vol 02 No 01, 2017, h 60
6

ini terjadi karena masih kurangnya pengetahuan guru tentang cara penggunaan
Google Classroom dalam kegiatan pembelajaran dan masih kurangnnya
penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi di sekolah, padahal telah
tersediannya fasilitas Wi-fi di Sekolah sebagai penunjang pelaksanan
pembelajaran berbasis digital.
Oleh karena itu peneliti memilih MAN 1 Kota Tangerang Selatan
sebagai objek penelitan untuk melihat pengaruh penggunaan aplikasi Google
Classroom terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dengan
menggunakan Google Classroom diharapakan peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar kapan saja dan dimana saja, sehingga peserta didik tidak
hanya mampu mencapai KKM sebesar 7,8 saja, tetapi juga dapat mencapai
standar kompetensi yang menunjukan kinerja yang baik dalam mata pelajara
ekonomi.
Penggunaan aplikasi Google Classroom dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah merupakan salah satu langkah awal untuk memberikan gambaran dan
persiapan pada peserta didik dalam menggunakan teknologi informasi.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pemerintah menyelenggarakan
kebijakan mengenai Computer Based Test (CBT) atau sering kita sebut
dengan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau online. Maka
penggunaan aplikasi tersebut dapat dijadikakn sebagai proses membiasakan
peserta didik dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin canggih. Selain itu, berbagai macam kegiatan yang ada di masyarakat
pun seperti e-ktp, e-system perpajakan, transaksi jual beli, dan lain sebagainya
kebanyakan telah menerapkan sistem digital dan online.
Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan
terciptanya ruang kelas di dunia maya. Aplikasi ini masih jarang bahkan
belum diketahui oleh sebagian guru di Indonesia. Layanan aplikasi ini
diasumsikan menjadi salah satu alternatif dalam menjawab persoalan dan
tantangan pembelajaran di kelas. Seperti terbatasnya waktu yang tersedia di
dalam kelas, kurangnya waktu untuk berdiskusi dalam mengkaji materi
7

pelajaran, dan sempitnya waktu untuk mengoreksi tugas siswa. Selain itu,
Google Classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan
menilai tugas-tugas yang dikumpulkan.
Namun berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
peneliti, Selama proses kegaitan belajar mengajar di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan masih menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi
karena kurangnya keahlian guru dalam menggunakan media pembelajaran
yang berbasis teknologi dan memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia.
Minimnya penggunaan media pembelajaran membuat peserta didik menjadi
tidak antusias dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hal ini
menjadikan peserta didik kesulitan dalam memahami mata pelajar ekonomi
yang kemudian berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google
Classroom Terhadap Kualitas Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pernyataan pada latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi abad ke-21
mengharuskan seluruh masyarakat terutama bagi para pendidik dan
peserta didik untuk dapat menguasai dan mengikuti perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis internet, salah
satunya penggunaan aplikasi Google Classroom merupakan suatu tuntutan
bagi dunia pendidikan di era digital saat ini, dan khususnya bagi para
tenaga pendidik.
3. Penggunaan aplikasi Google Classhroom yang masih jarang diterapkan di
sekolah, padahal pengoperasiaanya tergolong mudah.
8

4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran berbasis digital di sekolah.


5. Kurang optimalnya pemanfaatan dari kemudahan Akses Internet yang
dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dalam kegiatan pembelajaran.
6. Kebijakan pemerintah dalam penerapan Ujian Nasional (UN) online
menggunakan Computer Based Test (CBT) merupakan tantangan yang
harus dijawab oleh seluruh praktisi dibidang pendidikan.
7. Hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi masih rendah karena
kurangnya pemahaman terhadap materi pelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkupnya agar penelitian lebih
terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Serta
dapat mempermudah proses analisa itu sendiri. Adapun pembatasan masalah
dalam pengamatan ini adalah: Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google
Classroom Terhadap Kualitas Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dan
pembatasan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pertanyaan
penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh dalam penggunaan aplikasi
google classroom terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui
adakah pengaruh dari penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
9

F. Manfaat penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Kegiatan Ilmiah / Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
kajian-kajian atau teori-teori yang berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi informasi komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan aplikasi Google Classroom untuk mengetahui
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

b. Menguatkan kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan


pendidikan nasional menggunakan Computer Based Learning (CBT).

c. Memberikan alternatif data untuk kajian lanjutan atau penulisan


karya ilmiah mengenai penggunaan aplikasi Google Classroom
dalam meningkatakan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2. Kegiatan Terapan / Manfaat Praktis


a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan siswa dapat menerapkan aplikasi
Google Classroom sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran dan
siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai
cara belajar dan penerapannya.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk guru
agar dapat memberikan inovasi baru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan
pengetahuan seputar bagaimana penggunaan aplikasi Google
Classroom dalam kegiatan pembelajaran
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pihak
Sekolah, khususnya MAN 1 Kota Tangerang Selatan untuk terus
memperhatikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil
10

belajar siswa dengan menggunakan aplikasi Google Classroom.


d. Bagi Peneliti lain
1) Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang yang berkaitan dengan permasalah mengenai
penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
2) Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
rujukan awal di dalam proses penelitian lanjutan tentang
pengaruh penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa
e. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penggunaan aplikasi Google Classroom dapat dijadikan
sebagai alternatif media pembelajaran untuk pembelajaran
mandiri sehingga pembelajaran dapat berjalan secara aktif, kreatif,
menyenangkan dan inovatif.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
Dalam bab ini akan dipaparkan materi tentang e-learning, google
classroom, waktu belajar, kondisi kelas, kualitas pembelajaran, dan hasil
belajar
1. E-learning
Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002) yang dikutip oleh Rusman, E-
learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik
(LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan.1 Menurut Smaldino yang dikutip Dewi Salma
Prawiradilaga, E-learning adalah proses belajar yang memanfaatkan
sumber belajar bersifat elektronik, dan berbantuan komputer, namun tidak
selalu harus berhubungan dengan internet.2
Menurut Som Naidu (2006) yang dikutip oleh Dewi Salma
Prawiradilaga, E-learning sebagai penggunaan secara sengaja jaringan
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar.
Istilah lain yang mengacu pada hal yang sama, yaitu online learning,
virtual learning, distributed learning, atau web-based learning. Secara
fundamental, menurut Prawiradilaga e-learning adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memediasi
aktivitas pembelajaran baik secara sinkronous yaitu pembelajaran yang
dilaksanakan guru dan peserta didik dalam waktu yang bersamaan maupun
asinkronous yaitu pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik
tidak dalam waktu yang bersamaan.3
Menurut Khan (2005) yang dikutip dalam I Kadek Suartama bahwa
e-learning menunjuk pada pengiriman materi pembelajaran kepada

1
Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hal. 288.
2
Dewi Salma P, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), hal.2.
3
Dewi Salma P, Ibid., hal.33-34

11
12

siapapun, di manapun, dan kapanpun dengan menggunakan berbagai


teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang terbuka, fleksibel dan
terdistribusi. Lebih jauh, istilah pembelajaran terbuka dan fleksibel
merujuk pada kebebasan peserta didik dalam hal mengefisienkan waktu,
tempat, kecepatan, isi materi, gaya belajar, jenis evaluasi, belajar
kolaborasi atau mandiri.4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah suatu
proses pembelajaran dengan menggunakan seperangkat alat-alat
elektronik sebagai sumber dan media penunjang agar terlaksananya proses
kegiatan belajar mengajar yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Menurut Rashty (1999) yang dikutitp olej Dewi Salma Prawiradilaga
terdapat beberapa metode e-learning adalah sebagai berikut5:
1. Model Adjunct. Model ini dapat dikatakan sebagai proses
pembelajaran yang tradisional. Artinya pembelajaran tradisional yang
ditunjang dengan sistem penyampaian secara online sebagai
pengayaan .keberadaan sistem penyampaian secara online merupakan
suatu tambahan.
2. Model Mixed/Blended. Model Blended menempatkan sistem
penyampaian secara online sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik proses tatap
muka maupun pembelajaran secara online merupakan satu kesatuan
utuh.
3. Model Online Penuh (Fully Online). Dalam model ini semua
interaksi pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi secara
online.
a. Blended Learning
Menurut Heinze dan Procter (2006) yang dikutip dalam Rusman,
Secara etimologi isltilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu
4
I Kadek Suartama dan I Dewa Kade Tastra, E-learning Berbasis Moodle, (Yogyakarta:
Grahala Ilmu, 2014), hal.11.
5
Dewi Salma Prawiradilaga,op. cit., hal.36-37.
13

Blended dan Learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk


meningkatkan kualitas agar lebih baik” (Collins Dictionary), atau
formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford
English Dictionary). Sedangkan learning memiliki makna umum
yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola
pembelajaran yang mengandung unsur percampuan atau
penggabungan antara suatu pola dengan pola yang lainnya.6
Menurut Rosenberg (2001) yang dikutip dalam Rusman, secara
terminologis blended learning merujuk pada penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.7 Blended Learning
merupakan kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional dan
lingkungan pembelajaran elektronik atau blended e-learning
menggabungkan aspek blended e-learning seperti pembelajaran
berbasis web, streaming video, komunkasi audio synkronous, dan
ansynkronous dengan pembelajaran tradisional “tatap muka”.8
Pendapatan Haughey (1998) yang dikutip dalam Rusman tentang
pengembangan blended e-learning mengungkapkan bahwa terdapat
tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis
internet, yaitu:
a. Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan
pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya
terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
b. Web Centric Course adalah penggunaan internet yang memadukan
antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian
materi disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui
tatap muka. Fungsinya saling melengkapi.

6
Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h.242.
7
Rusman, dkk, Ibid., h. 249
8
Rusman, dkk, Ibid., h. 244
14

c. Model Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk


menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di
kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan
komunikasi antara peserta didik dan pengajar, sesama peserta
didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber
lain.9
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa blended learning
adalah suatu proses pembelajaran yang mengkombinasikan atau
menggabungkan model pembelajaran konvensional (tatap muka) dan
model pembelajaran modern dengan menggunakan media elektronik
atau internet sebagai sarana untuk menunjang terlaksananya proses
belajar mengajar yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Penggunaan blended learning akan memberikan pengalaman baru bagi
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Google Classroom
a. Pengertian Google Classroom
Menurut Abdul Barir Hakim, Google Classroom adalah layanan
berbasis Internet yang disediakan oleh Google sebagai sebuah sistem
e-learning. Service ini didesain untuk membantu pengajar membuat
dan membagikan tugas kepada pelajar secara paperless. Pengguna
service ini harus mempunyai akun di Google. Selain itu Google
Classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang mempunyai
Google Apps for Education.10
Dengan demikian Google Classroom merupakan suatu aplikasi
yang disediakan oleh Google For Education untuk menciptakan ruang
kelas dalam dunia maya. Aplikasi ini dapat membantu memudahkan
guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar dengan lebih

9
Rusman, dkk, Ibid., h. 251-152.
10
Abdul Barir Hakim, Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan
Edmodo, Jurnal I-Statement Vol. 02 No 1, Tahun 2016, h. 2
15

mendalam. Pembelajaran dengan menggunakan rancangan kelas yang


mengaplikasikan Google Classroom sesungguhnya ramah lingkungan.
Hal ini dikarenakan siswa tidak lagi menggunakan kertas dalam
mengumpulkan tuganya.
Pemanfaatan Google Classroom dapat melalui multiplatform
yakni melalui komputer dan telepon genggam. Guru dan siswa dapat
mengunjungi situs https://classroom.google.com atau mengunduh
aplikasi melalui playstore di android atau app store di iOS dengan
kata kunci Google Classroom. Penggunaan LMS tersebut tanpa
dipungut biaya, sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan sesuai
kebutuhan.11
b. Fungsi Google Classroom
Google Classroom merupakan sebuah produk bagian dari
Google For Education yang sangat istimewa, karena produk yang satu
isi memiliki banyak fasilitas didalamnya seperti memberi
pengumuman atau tugas, mengumpulkan tugas dan melihat siapa saja
yang sudah mengumpulkan tugas.
Pada situs Google Classroom juga tertulis bahwa Google
Classroom terhubung dengan semua layanan Google For Education
yang lainnya, sehingga pendidik dapat memanfaatkan Google Mail,
Google Drive, Google Calendar, Google Docs, Google Sheets, Google
Slides, dan Google Sites dalam proses pembelajarannya. Sehingga saat
pendidik menggunakan Google Classroom pendidik juga dapat
memanfaatkan Google Calendar untuk mengingatkan peserta didik
tentang jadwal atau tugas yang ada, sedangkan penggunaan Google
Drive sebagai tempat untuk menyimpan keperluan pembelajaran
seperti Power Point, file yang perlu digunakan dalam pembelajaran
maupun yang lainnya. Dengan demikian, Google Classroom dapat
11
Vicky Dwi Wicaksono dan Putri Rachmadyanti, Pembelajaran Blended Learning Melalui
Google Classroom Di Sekolah Dasar, Jurnal Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI
Wilayah Jawa, Universitas Negeri Surabaya, h. 515
16

membantu memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan


belajar mengajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena
baik siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan
tugas, dan berdiskusi tentang pelajaran dimanapun tanpa terikat batas
waktu atau jam pelajaran. Hal tersebut membuat proses pembelajaran
lebih menarik dan lebih efisien dalam hal pengelolaan waktu, dan
tidak ada alasan lagi siswa lupa tentang tugas yang sudah diberikan
oleh guru.12
c. Langkah-langkah membuat Google Classroom
1) Buka www.classroom.google.com lalu klik Sign In untuk
memulai membuka ruang kelas pada Google Classroom

Atau dapat dilakukan dengan membuka email gmail kemudian


pilih tab sebelah kanan atas.

Atau buka gmail.com, lalu login


dan pilih pilihan kotak-kotak
dipojok kanan atas lalu scrool ke
bawah dan klik google
classroom/google kelas

Gambar 2.1 Halaman Awal Google Classroom

12
Diemas Bagas Panca Pradana dan Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google
Calssroom Pada Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal
IT-Edu Universitas Negeri Surabaya, Vol 02 No 01, 2017, h. 60
17

2) Klik lanjutkan untuk memulai membuat kelas dengan


menggunakan Google Classroom

Gambar 2.2 Langkah Awal Membuat Kelas


3) Selanjutnya, untuk memulai membuat kelas digital pilihan tanda
(+) yang ada di tab, selanjutnya tuliskan nama kelas, kemudian
klik (buat) untuk memulai kelas baru

Gambar 2.3 Tampilan Membuat Kelas baru


18

4) Undang siswa untuk bergabung ke kelas dengan cara menampilkan


kode kelas.

Gambar 2.4 Tampilan Kode Kelas

d. Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom


1. Kelebihan Google Classroom
Menurut Janzen M dan Mary yang dikutip dalam Shampa
Iftakhar menyatakan kelebihan dari Google Classroom antara lain
yaitu:
a) Mudah digunakan: Sangat mudah digunakan. Desain Google
Kelas sengaja menyederhanakan antarmuka instruksional dan
opsi yang digunakan untuk tugas pengiriman dan pelacakan;
komunikasi dengan keseluruhan kursus atau individu juga
disederhanakan melalui pemberitahuan pengumuman dan
email.
b) Menghemat waktu: Ruang kelas Google dirancang untuk
menghemat waktu. Ini mengintegrasikan dan mengotomatisasi
penggunaan aplikasi Google lainnya, termasuk dokumen, slide,
dan spreadsheet, proses pemberian distribusi dokumen,
penilaian, penilaian formatif, dan umpan balik disederhanakan
dan disederhanakan.
19

c) Berbasis cloud : Google Classroom menghadirkan teknologi


yang lebih profesional dan otentik untuk digunakan dalam
lingkungan belajar karena aplikasi Google mewakili sebagian
besar alat komunikasi perusahaan berbasis claud yang
digunakan di seluruh angkatan kerja profesional.
d) Fleksibel: Aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan
oleh instruktur dan peserta didik di lingkungan belajar tatap
muka dan lingkungan online sepenuhnya. Hal ini
memungkinkan para pendidik untuk mengeksplorasi dan
memengaruhi metode pembelajaran yang dibalik lebih mudah
serta mengotomatisasi dan mengatur distribusi dan
pengumpulan tugas dan komunikasi dalam beberapa milieus
instruksional.
e) Gratis: Google Kelas sendiri sudah dapat digunakan oleh
siapapun untuk membuka kelas di Google kelas asalkan
memiliki akun gmail dan bersifat gratis. Selain itu dapat
mengakses semua aplikasi lainnya, seperti Drive, Documents,
Spreadsheets, Slides, dll. Cukup dengan mendaftar ke akun
Google.
f) Ramah seluler: Google Classroom dirancang agar responsif.
Mudah digunakan pada perangkat mobile manapun. Akses
mobile ke materi pembelajaran yang menarik dan mudah untuk
berinteraksi sangat penting dalam lingkungan belajar
terhubung web saat ini.13
2. Kekurangan Google Classroom
a) Google Classroom yang berbasis berbasis web mengharuskan
siswa dan guru untuk terkoneksi dengan internet.

13
Shampa Iftakhar, “Google Classroom: What Works And How?” Journal of Education and
Social Sciences, Vol. 3, Tahun 2016, h. 13
20

b) Pembelajaran berupa individual sehingga mengurangi


pembelajaran sosial peserta didik.
c) Apabila peserta didik tidak kritis dan terjadi kesalahan materi
akan berdampak pada pengetahuannya
d) Membutuhkan spesifikasi hardware, software dan jaringan
internet yang tinggi.14
3. Waktu Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa (1996) dikutip dalam Indah Lestari, “Kata waktu berasal dari
bahasa Arab Waqtu, kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dan
diartikan dengan seluruh rangkaian saat, ketika proses perbuatan
berlangsung dan keadaan berada, lamanya kesempatan, atau saat yang
ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia.”15 Sedangkan menurut
Muhibbin Syah belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetapa sebagai hasil pengalaman dan interaksi.16
Waktu bisa diartikan sebagai kapan proses itu terjadi dan berapa lama
proses itu terjadi. Pengertian tersebut dapat dihubungkan dengan proses
belajar yaitu kapan proses belajar itu terjadi dan berapa lama proses
belajar itu berlangsung. Seperti disebutkan diawal belajar adalah suatu
proses dari seorang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.
Tentunya proses tersebut membutuhkan waktu yang tepat agar lebih
efektif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa waktu belajar adalah saat seseorang
belajar yang bermakna, jam berapa mereka belajar dan berapa lama
mereka mengalami proses belajar ini dari mereka tidak tahu menjadi tahu.

14
https://www.google.co.id/amp/s/arkatkj.wordpress.com/2014/11/29/pengertian-keuntungan-
dan-kelemahan-kelas-maya-virtual-class/amp/ di akses pada 10 Desember 2017 pukul 19:46 WIB
15
Indah Lestari, Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika, Jurnal Formatif 3, ISSN: 2088-351X, h. 119.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 90
21

Waktu belajar yang baik dan tepat bagi setiap siswa berbeda-beda.
Perbedaan ini didasari oleh adanya kesibukan, alokasi waktu yang ada,
suasana belajar, dan kesiapan diri untuk belajar.
Waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering
dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tidak perlu
dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan
kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, da
menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa
tersebut.17
4. Kondisi Kelas
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain menyatakan bahwa
"pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan rnengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.18
Menurut Suharsimi Arikunto (1988) yang dikutip dalam Syaiful
Bahri berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan
maksud mencapai tujuan yang diharapkan.19
Tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja
dilakukan oleh guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses
belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga
tercapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa tata ruang kelas
merupakan kegiatan pengaturan untuk kepentingan pembelajaran.20

17
Muhibbin Syah, Ibid., h. 136
18
Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), h.173.
19
Syaiful B. dan Aswan Zain h.177
20
Syaiful B. dan Aswan Zain h.176.
22

a. Prinsip-prinsip Tata Ruang Kelas


Djamarah menyebutkan Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip
pengelolaan kelas sebagai berikut.21
1. Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau
bahanbahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa
untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya
gangguan, meningkatkan perhatian siswa dan menghindari
kejenuhan.
4. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan
seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan
tugas dan sebagainya.siswa serta menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif.
5. Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya,
suara, dan kepadatan kelas.
6. Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru
menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi
kegiatan belajar.Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

21
Syaiful B. dan Aswan Zain h.185.
23

5. Kualitas Pembelajaran
a. Pengertian Kualitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mutu diartikan
sebagai ukuran baik atau buruk suatu benda, taraf atau derajat. Hal
tersebut memberi pemahaman bahwa mutu selalu berkaitan dengan
kualitas barang atau jasa. Menurut Suprihatiningsih Kualitas atau mutu
adalah hasil atau out come dari suatu proses pembelajaran atau
produktivitas suatu hasil yang diukur menurut ukuran atau standar
terbaik yang telah atau pernah dicapai dalam suatu proses
pembelajaran atau proses produksi suatu keluaran (barang atau jasa).22
Terdapat berbagai komponen-komponen yang menentukan
Kualitas suatu hasil tertentu yang terdapat dalam proses tersebut.
Dalam bidang pendidikan komponen-komponen yang menunjang
kualitas hasil adalah tenaga pendidik (guru), program satuan
pendidikan (kurikulum), faktor pendukung berupa fasilitas belajar,
sarana prasarana, metodologi pengajaran, dan evaluasi.
Kualitas atau mutu yang dicapai oleh suatu proses yang
dijalankan sesuai prosedur atau langkah-langkah yang efisien dan
efektif diarahkan akan mempu memberikan kualitas sesuai yang
diharapkan. Suatu prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan suatu
proses yang diharapkan akan menghasilkan keluaran yang baik pun
belum dapat dijamin jika objek atau siswa yang menjadi target
keberhasilan tidak mempunyai kemampuan yang memadai. untuk hal
yang demikian diperlukan metode atau startegi yang tepat agar tujuan
yang telah dirumuskan diharapkan dapat tercapai. Menurut Umaedi
dalam Suprihatiningsih kualitas secara kebahasaan dapat diartikan

22
Suprihatiningsih, Perspektif Manajemen Pembelajaran Program Keterampilan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2016) h. 55
24

sebagai derajat keunggulan sesuatu barang atau jasa dibandingkan


dengan yang lain.23
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara guru
dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap
muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran.24
Menurut Hamzah B. Uno, Pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar atau
instruktur dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan demikian, pembelajaran
merupakan subsistem dari suatu penyelenggaraan pendidikan atau
pelatihan (training)25.
Menurut M. Irham dan Novan Ardy, Istilah pembelajaran hampir
sama dengan istilah teaching dan instruction. Pembelajaran dikaitkan
dengan proses dan usaha yang dilakukan oleh guru atau pendidik
untuk melakukan proses penyampaian materi kepada siswa melalui
pengorganisasian materi, siswa, dan lingkungan yang umumnya terjadi
di dalam kelas26.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara
psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis
yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas
berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah,
membendingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan
sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas

23
Suprihatiningsih, Ibid., h. 55.
24
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme
Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 93
25
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran-Menciptakan Proses Belajar Mangajar yang Kreatif
dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 54-55.
26
M. Irham dan Novan Ardy W, Psikologi Pendidikan-Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, (Yogyakarta: Ae-Ruzz Media, 2016), h. 130
25

yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan


eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya
(produk), apresiasi dan sebagainya.27
Menurut Surya (1997) yang dikutip oleh Rusman, belajar dapat
diartikan sebagai “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya”.28 Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segenap organisme atau pribadi.29
Cronbach yang dikutip oleh Rusman mengatakan bahwa
“learning is shown by change in behavior as a result of experience.
Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman”30. Menurut Surya (1997) yang
dikutip oleh Rusman, terdapat delapan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu:
1) Perubahan yang disadari dan disengaja (Intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan
hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya
semakin bertambah dan keterampilannya semakin semakin
meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses
belajar.

27
Rusman, Op. Cit., h.85
28
Rusman, Ibid., h. 85
29
Syaiful Bahri D, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).,
h.10-11
30
Rusman, Op.Cit., h.86
26

2) Perubahan yang berkesinambungan (Kontinu).


Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiiki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan ketarmpilan
yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3) Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
4) Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menunjukan
kearah kemajuan.
5) Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan
aktif berupaya melakukan perubahan.
6) Perubahan yang bersifat permanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang.
8) Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memeperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan
dalam sikap dan keterampilannya.31

31
Rusman, Ibid., h. 87-88
27

Menurut Blom yang dikutip oleh rusman mengemukakan


“perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi
perubahan dalam ranah/domain kognitif, afektif dan psikomotorik,
beserta tingkah aspek-aspeknya”.32 Berikut adalah gambaran
perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar yang
dikemukakan oleh Bloom.
Tabel 2.1 Taksonomi Tingkah Laku Bloom
COGNITIVE PSYCHOMOTOR AFFECTIVE
(Thinking) (Doing) (Feeling)
Knowledge Perception Receiving (Attending)
Comprehension Set Responding
Application response Guided Mechanism Valuing
Complex over response
Analysis by value or value Organization of value
complex
Synthetics Originating Characterization
Evaluating - -

Tingkatan tingkah laku tertentu merupakan akumulasi tingkatan


tingkah laku yang ada sebelumnya, baik pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) maupun psikomotor. Artinya seorang telah mencapai tingkah
laku jenjang sebelumnya yaitu pengetahuan dan pemahaman. Sebagai
contoh siswa tidak mungkin dapat mengoperasikan komputer
(aplikasi), tanpa menguasai dasar-dasar computer dan pemahaman
tentang komputer itu sendiri.
Sedangkan menurut UNESCO yang dikutip oleh Rohman dan
Sopari Muslim hasil belajar dapat dituangkan dalam empat pilar
pembelajaran, yaitu:33

32
Rusman, Ibid., h. 90
33
Rusman, Ibid., h. 91-92
28

1) Belajar Mengetahui (Learning to Know)


Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan
pemanfaatkan informasi.
2) Belajar Berbuat/Berkarya (Learning to Do)
Agar mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat
yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu belajar
berkarya.
3) Belajar Hidup Bersama (Learning to Live Together)
Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan
beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran,
dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka
kelompok tersebut.
4) Belajar Menjadi Diri Sendiri Yang Utuh (Learning to Be)
Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat
kompleks, menuntuk perkembangan manusia secara utuh. Manusia
yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal
dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun
moral.
c. Pengertian Kualitas pembelajaran
Menurut Glaser dikutip dalam Hamzah B. Uno, kualitas lebih
mengarah pada sesuatu yang baik. Sedangkan menurut Hamzah B.
Uno pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa. Jadi Kualitas
pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan
pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta
menghasilkan luaran yang baik pula.34
Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan
hasilnya dapat diandalkan, maka perbaikan pengajaran diarahkan pada
pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hal ini bagaimana peran

34
Hamzah B. Uno, Op.Cit., h.153.
29

strategis pembelajaran yang dikembangkan di sekolah menghasilkan


luaran pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan.35
Kualitas pembelajaran merupakan salah satu elemen yang sangat
krusial dalam sebuah pendidikan. Berkenaan dengan ini Suhardan
yang dikutip dalam Andri Hardiyana, mengemukakan pembelajaran
pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi
komunikasi anatara pendidik dan peserta didik proses ini merupakan
sebuah tindakan professional yang bertumpu padakaidah-kaidah
ilmiah. Aktivitas ini merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan
proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode
belajar.36
Berkaitan dengan pembelajaran yang kualitas, Muljono yang
dikutip dalam Andri Hardiyana, menyebutkan bahwa konsep kualitas
pembelajaran mengandung lima rujukan, yaitu37:
1) Kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan
karakteristik peserta didik, serasi dengan aspirasi masyarakat
maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai
dengan kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan
sesuai dengan teori, prinsip, dan atau nilai baru dalam pendidikan.
2) Pembelajaran yang bermutu atau berkualitas juga harus
mempunyai daya tarik yang kuat, indikatornya meliputi:
kesempatan belajar yang tersebar dan karena itu mudah dicapai
dan diikuti, isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah
sedemikian rupa, kesempatan yang tersedia yang dapat diperoleh
siapa saja pada setiap saat diperlukan, pesan yang diberikan pada
saat dan peristiwa yang tepat, keterandalan yang tinggi, terutama

35
Hamzah, Ibid,. h.153
36
Andri Hardiyana, Implementasi Google Classroom Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan
Mutu Pembelajaran Di Sekolah, Karya Tulis Ilmiah (LKTI)Tingkat Nasional, SMAN 1 Losari Dinas
Pendidikan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, 2015, h.8
37
Andri Hardiyana, Ibid,. h.8-9
30

karena kinerja lembaga clan lulusannya yang menonjol,


keanekaragaman sumber baik yang dengan sengaja dikembangkan
maupun yang sudah tersedia dan dapat dipilih serta dimanfaatkan
untuk kepentingan belajar, clan suasana yang akrab hangat dan
merangsang pembentukan kepribadian peserta didik.
3) Efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya
tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam
mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Pengertian
ini mengandung ciri: bersistem (sistematik), yaitu dilakukan secara
teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan,
sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan
pembelajar, kejelasan akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun
usaha untuk mencapainya, bertolak dari kemampuan atau kekuatan
mereka yang bersangkutan (peserta didik, pendidik, masyarakat
dan pemerintah).
4) Efisiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai kesepadanan antara
waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang
diperoleh atau dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu
dengan benar. Ciri yang terkandung meliputi: merancang kegiatan
pembelajaran berdasarkan model mengacu pada kepentingan,
kebutuhan kondisi peserta didik pengorganisasian kegiatan belajar
dan pembelajaran yang rapi, misalnya lingkungan atau latar
belakang diperhatikan, pemanfaatan berbagai sumber daya dengan
pembagian tugas seimbang, serta pengembangan dan pemanfaatan
aneka sumber belajar sesuai keperluan, pemanfaatan sumber
belajar bersama, usaha inovatif yang merupakan penghematan,
seperti misalnya pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran terbuka
yang tidak mengharuskan pembangunan gedung dan mengangkat
tenaga pendidik yang digaji secara tetap. Inti dari efisiensi adalah
31

mengembangkan berbagai faktor internal maupun eksternal


(sistemik) untuk menyusun alternatif tindakan dan kemudian
memilih tindakan yang paling menguntungkan.
5) Produktivitas pada dasarnya adalah keadaan atau proses yang
memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih
banyak. Produktivitas pembelajaran dapat mengandung arti:
perubahan proses pembelajaran (dari menghafal dan mengingat ke
menganalisis dan mencipta), penambahan masukan dalam proses
pembelajaran (dengan menggunakan berbagai macam sumber
belajar), peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan
sumber belajar, atau gabungan ketiganya dalam kegiatan belajar-
pembelajaran sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik,
keikutsertaan dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan dan lebih
banyak, lulusan yang lebih dihargai oleh masyarakat, dan
berkurangnya angka putus sekolah.
Menurut Hamzah B. Uno Strategi pembelajaran yang dilakukan
oleh guru menjadi salah satu kajian untuk mengukur kualitas
pembelajaran, maka di dalamnya terdapat tiga strategi yang menjadi
pusat perhatian. Ketiga strategi tersebut, yaitu (1) strategi
pengorganisasian (organizational strategy), (2) strategi penyampaian
(delivery strategy), dan (3) strategi pengelolaan (management
strategy).38
Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu pada
metode untuk pengorganisasian isi pengajaran yang berkisar pada
konsep, prosedur, atau prinsip. Sedangkan strategi makro mengacu
pada metode untuk mengorganisasian isi pengajaran yang melibatkan
lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip. Startegi makro
berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat

38
Hamzah B. Uno, Op.Cit., h 154
32

sintesis, dan rangkuman isi mengajaran (konsep, prosedur, atau


prinsip) yang saling berkaitan.
Strategi penyampaian isi pengajaran merupakan komponen
variabel metode untuk melaksanakan proses pengajaran. Sekurang-
kurangnya ada dua fungsi dari strategi ini, yaitu (1) menyampaikan isi
pengajaran kepada siswa, (2) menyediakan informasi atau bahan-
bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti
latihan tes). Menurut Degeng dalam Hamzah B. Uno, Strategi ini lebih
menekankan pada peran media pembelajaran. Dalam hubungan ini,
paling tidak ada lima cara dalam mengklasifikasikan media dalam
strategi penyampaian: (1) tingkat kecermatannya dalam
menggambarkan sesuatu, (2) tingkat interaksi yang dapat ditimbulkan,
(3) tingkat kemampuan khusus yang dimiliki, (4) tingkat motivasi
yang dapat ditimbulkannya, dan (5) tingkat biaya yang ditimbulkan.
Strategi pengelolaan ini berusan dengan bagaimana menata
interaksi antara siswa dengan variabel-variabel metode pengajaran
lainnya. Terdapat tiga klasifikasi penting dalam strategi penglolaan,
yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan
motivasi.39
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian
yang diberikan guru. Dengan perkataan lain, menggunakan media
pembelajaran maka hasil belajar yang dicapai siswa akan lebih tahan
lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi. 40 Media
pembelajaran digunakan dalam rangka upaya meningkatkan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar.

39
Hamzah, Ibid., h. 154-155
40
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002), h.152
33

Menurut nana Sudjana yang dikutip dalam Ely Suratyya,


mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut,
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Dikatakan bahwa, media
pengajaran digunakan dalam rangka peningkatan atau mempertinggi
mutu proses kegiatan belajar mengajar.(1) Dikatakan juga bahwa,
Media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran
terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan,
bahkan adanya alat atau media tersebut dapat mempercepat proses
pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih
cepat pula”. (2) Dikatakan juga bahwa, “Penggunaan media
pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas pengajaran”.41
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran, yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Sebagai alat bantu, media
berfungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal
ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan
bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam
tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak
didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.42
6. Hasil belajar
a. Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana
proses belajar terjadi pada seorang individu. Artinya teori belajar akan
membantu dalam memahami bagaimana proses belajar terjadi pada
41
Ely Surayya, Pengaruh Media Dalam Proses Pembelajaran, AT-TA’LIM; Vol. 3, Tahun
2012, h. 67
42
Ely Surayya, Ibid., h.68
34

seorang individu sehingga hal tersebut akan membantu guru untuk


menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik, efektif dan
efisien.43
Secara garis besar teori belajar dalam pembelajaran terbagi
menjadi tiga kelompok, antara lain yaitu:
1) Teori Belajar Behavioristik
Menurut Sugiyono dikutip dalam M. Irham, teori belajar
behavioristik memandang belajar yang terjadi pada individu lebih
kepada gejala-gejala atau fenomena jasmaniah yang terlihat dan
terukur serta mengabaikan aspek-aspek mental atau psikologis
lainnya seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan atau emosi
individu selama belajar. Dengan demikian, pokok perhatian teori
behavioristik adalah belajar akan terjadi akibat adanya interaksi
stimulus dan respons yang dapat diamati dan diukur.44
2) Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai sebuah
proses belajar yang mementingkan proses itu sendiri daripada hasil
belajarnya. Aliran kognitif pada awalnya muncul sebagai bentuk
respon ketidaksepakatan terhadap konsep belajar behavioristik
yang menganggap belajar hanya masalah hubungan stimulus dan
respon.
Menurut Budiningsih (2005) yang dikutip dalam M.Irham,
belajar dalam pandangan penganut aliran kognitif tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon saja. Akan tetapi,
merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir secara
kompleks, artinya terdapat aktivitas selama proses belajar yang
terjadi di dalam otak individu.45

43
Muhamad Irham dan Novan Ardy W., Psikologi Pendidikan-Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h.145
44
Muhamad Irham, Ibid., h. 147-148
45
Muhamad Irham, Ibid., h. 164
35

3) Teori Belajar Humanistik


Menurut Budiningsih (2005) yang dikutip dalam M.Irham,
teori belajar humanistik memandang bahwa siswa dapat dikatakan
telah berhasil dalam belajar apabila ia telah mampu mengerti dan
memahami lingkungan serta dirinya sendiri. Teori belajar
humanistik melihat proses dan perilaku belajar dari sudut pandang
perilaku si pelajar, bukan dari sudut pandang pengamatannya. Oleh
sebab itu, tujuan utama proses pembelajaran dalam padangan teori
ini adalah bertujuan agar siswa dapat mengembangkan dirinya.
Aliran teori ini lebih cenderung disebut sebagai teori belajar yang
paling ideal. Hal ini disebabkan setiap individu memiliki
perbedaan dan kondisi yang kompleks, sehingga teori ini pada
dasarnya menghendaki pemanfaatan bahkan memadukan berbagai
teori belajar asal tujuan utamanya adalah memanusiakan manusia
dalam bentuk pengembangan potensi-potensi siswa tersebut.46
b. Pengertian Hasil belajar
Terdapat berbagai tujuan dari pendidikan dalam kegiatan belajar
mengajar, salah satunya adalah hasil belajar siswa. Hal ini karena,
hasil belajar siswa merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui
seberapa besar keberhasilan dan pemahaman siswa dalam kegiatan
pembelajaran
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu yang diperoleh kerana
usaha. Sedangkan belajar adalah “perubahan” yang terjadi pada diri
seseorang setelah akhirnya melakukan aktivitas belajar47.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil belajar atau
achievement merupakan realisasi atau pemekaran hasil kecakapan-

46
Muhamad Irham, Ibid., h. 189
47
Syaiful Bahri D, Aswan Zain, Op. Cit., h. 38
36

kecakapan potensial atau kapasias yang dimiliki seseorang.


Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakukanya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.48
Dalam lingkup demikian maka hasil belajar merupakan
perolehan dari hasil proses belajar siswa yang dapat ditunjukan
melalui kegiatan atau perilaku siswa tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
diterangkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh seseorang. Jadi kompetensi bermakna perilaku yang muncul atau
hasil yang muncul sebagai akibat proses pembelajaran49. Menurut
Syamsir Hidayat dkk dalam Jurnal penelitian pembelajaran fisika
“perilaku dalam hal ini dapat berwujud pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) yang terinternalisasi
dalam diri seseorang”50.
1) Ranah Kognitif (Pengetahuan)
Kompetensi pada ranah kognitif merupakan kemampuan
berfikir secara hirarkis yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan,
siswa mampu menyampaikan sesuatu berdasarkan hafalan saja.
Pada tingkat pemahaman, siswa mampu menyatakan masalah
dengan kata-katanya sendiri dan mampu memberi contoh. Pada
tingkat aplikasi, siswa mampu menerapkan konsep dan prinsip

48
Nana Syaodih Sukmadinata, LAndasan PSikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011)., h. 102-103.
49
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
50
Syamsir Hidayat dkk, Pengaruh Pemberian Assessment Essay terhadap Pencapaian
Kompetensi Siswa dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Ekspositori dan Inkuiri di
Kelas XI IA SMAN 1 Kecamatan Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota, Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika, 2012., h. 6
37

dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, siswa mampu


menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan
asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan
hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, siswa mampu
menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya
sendiri dan mensistensiskan pengetahuannya. Pada tingkat
evaluasi, siswa mampu mengevaluasi informasi seperti bukti,
sejarah, editorial, teori-teori, termasuk di dalamnya judgement
terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
2) Ranah Afektif (Sikap)
Kompetensi pada ranah afektif berkaitan dengan sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral. Sikap adalah kecenderungan untuk
merespon secara positif atau negaif terhadap suatu objek, situasi,
konsep dan orang. Sikap disini adalah sikap siswa terhadap
sekolah dan terhadap mata pelajaran. Oleh karena itu, guru harus
menciptakan pengalaman belajar siswa yang membuat sikap siswa
menjadi lebih positif terhadap materi dan mata pelajaran. Sikap
siswa terhadap mata pelajaran ekonomi harus lebih positif
dibanding sebelum mengikuti proses pembelajaran. Minat adalah
suatu watak yang terorganisasikan melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh obyek khusus, aktivitas,
pemahaman dan keterampilan untuk tujuan pencapaian. Hal
terpenting dalam minat adalah intensitasnya. Jika seseorang
berminat terhadap sesuatu, maka orang tersebut akan melakukan
langkah-langkah kongkrit untuk mencapai hal tersebut. Konsep
diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan
dan kelemahan yang dimilikinya. Arah konsep diri bisa positif dan
negatif. Nilai adalah suatu obyek, aktivitas atau ide yang
dinyatakan individu dalam mengarahkan sikap, minat dan
kepuasan. Nilai merupakan kunci bagi lahirnya sikap dan perilaku
38

seseorang. Moral adalah menyangkut akhlak, tingkah laku,


karakter seseorang atau kelompok yang berprilaku pantas, baik dan
sesuai dengan hukum yang berlaku. Proses belajar moral
memegang peranan penting terhadap moral seseorang. Bagitu juga
perkembangan tingkah laku (moral).
3) Ranah Psikomotorik (Keterampilan)
Kompetensi pada ranah psikomotor adalah berkaitan dengan
keteramilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Kemampuan bertindak juga
sangat bergantung dengan pengetahuan, pemahaman suatu obyek
atau kegiatan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto, terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang dipengaruhi dari dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
dipengaruhi dari luar individu itu sendiri51.
1) Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari tiga faktor, antara lain sebagai
berikut:52
a) Faktor Jasmaniah, faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik
diantaranya kesehatan peserta didik dan juga cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, faktor ini berkaitan dengan psikologis
seseorang, diantannya faktor intelegensi, perhatian, minat,
kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit
untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani yang dapat terlihat dan kelelahan
51
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010)., h. 54
52
Slameto, Ibid., h. 54-59
39

rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebisanan


pada diri seseorang atau peserta didik, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari tiga faktor, antara lain sebagai
berikut:53
a) Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga berupa pendidikan orang tua, interaksi antar
anggota keluarga, suasana keluarga dan keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orangtua, dan latar beakang budaya sosial
yang ada.
b) Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor eksternal
yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh
tersebut terjadi karena keberadaan siswa di dalam suatu
masyarakat yang merupakan mahluk sosial. Hal-hal yang
mempengaruhi belajar siswa yang dilihat dari lingkungan
masyarakat diantaranya, kegiatan siswa di dalam masyarakat,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan lainnya di dalam
masyarakat.
c) Faktor sekolah, faktor sekolah ini juga sangat mempengaruhi
belajar siswa faktor sekolah mencakup metode guru mengajar,
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, media pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan bangunan sekolah, dan
tugas-tugas guru yang diberikan guru kepada siswa.
Selanjutnya menurut Nana Syaodih, keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat bersumber pada
diri individu atau di luar diri individu atau lingkungannya.54

53
Slameto, Ibid., h. 60-71
40

1) Faktor-faktor dalam diri individu.


a) Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari
individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda.
Kondisi fisik menyangkut kelengkapan dan kesehatan
pancaindera. Pancaindera yang paling penting adalah penglihatan
dan pendengaran.
b) Aspek psikis atau rohani menyangkut kondisi kesehatan psikis,
kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik, serta kondisi
afektif dan konatif dari individu.
c) Kondisi intelektual ini menyangkut kecerdasan, bakat-bakat,
baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan.
d) Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain,
baik gurunya, temannya, orang tuanya maupun orang-orang
lainnya.
e) Situasi afektif, selain ketenangan dan ketentraman psikis juga
memerlukan motivasi untuk belajar. Motivasi belajar sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar.
f) Keterampilan, keberhasila belajar seseorang juga dipengaruhi
oleh keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan
membaca, berdiskusi, memecahkan masalah dan lain sebagainya.
2) Faktor-faktor lingkungan
a) Keluarga, faktor fisik dan sosial psikologis yang ada dalam
keluarga sangat berpengaruh terhadap perkemabangan anak.
Faktor fisik tersebut seperti keadaan rumah dan ruang belajar,
sarana prasarana belajar, suasana dalam rumah dan suasana
lingkungan di sekitar rumah. Adapun faktor sosial psikologis

54
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikani. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 162-165.
41

keluarga menyangkut keutuhan keluarga, iklim psikologis, iklim


belajar, dan hubungan antara anggota keluarga.
b) Lingkungan sekolah meliputi lingkungan fisik, sosial dan
akademisi. Lingkungan fisik seperti lingkungan kampus, sarana
prasarana, sumber belajar, media belajar, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial menyangkut hubungan
siswadengan temannya, gurunya, serta staf sekolah yang lain.
Adapun lingkungan akademisi yaitu suasana pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, ektrakurikuler, dan lain sebagainya.
c) Lingkungan masyarakat yang memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, terdapat lembaga dan sumber belajar
akan memberikan pengaruh terhadap semangar dan
perkembangan belajar peserta didik.
Dengan demikian dari pendapat dua ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik, baik itu faktor yang ada dalam
diri peserta didik itu sendiri atau faktor internal maupun faktor-faktor
dari lingkungan atau faktor ekternal. Faktor-faktor tersebut sangat
berpengaruh terhadap semanagat, motivasi dan hasil belajar peserta
didik.

B. Penelitian yang Relevan


Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah
sebagaiberikut:
42

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan


No. Nama/ Judul/Instansi Hasil Persamaan Perbedaan
1. Siti Alfi Syahrin/ Pengaruh Model Pembelajaran Blanded Learning Persamaan penelitian ini Penelitian ini menerapkan
Pembelajaran Blanded Learning berpengaruh signifikan terhadap dengan penelitian saya adalah model pembelajaran Blanded
Terhadap Hasil Belajar Mata hasil belajar mata pelajaran IPS mencari pengaruh blanded Learning dengan Edmodo,
Pelajaran IPS Siswa Kelas 8 Di siswa kelas 8 di SMPN 37 learning terhadap hasil belajar lokasi penelitian dilakukan
55
SMPN 37 Jakarta/ FITK, Jakarta. siswa. pada mata pelajaran IPS siswa
Universitas Islam Negeri Syarif kelas 8 di SMPN 37 Jakarta.
Hidayatullah Jakarta, 2015.
2. Siti Shofiyah/ Pengaruh E-learning tidak berpengaruh Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Penggunaan Android dan E- positif signifikan terhadap hasil dengan penelitian saya adalah dengan penelitian saya adalah
learning Terhadap hasil Belajar belajar mata pelajaran IPS mencari pengaruh penggunaan Penelitian ini menggunakan
Mata Pelajaran IPS Kelas VIII peserta didik kelas VIII SMPN media terhadap hasil belajar Android sebagai media
SMPN 3 Kepanjen Malang/ FITK, 3 Kepanjen Malang.56 siswa. pembelajaran, dan lokasi
Universitas Islam Negeri Maulana penelitian berada di SMPN 3
Malik Ibrahim Malang, 2016. Kepanjen Malang.

55
Siti Alfi Syahrin, “Pengaruh Model Pembelajaran Blanded Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 8 Di SMPN 37
Jakarta”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 84
56
Siti Shofiyah, Pengaruh Penggunaan Android dan E-learning Terhadap hasil Belajar Mata Pelajaran IPS, diakses melalui etheses.uin-
malang.ac.id/3486/1/12130125.pdf, Kamis, 09 November 2017 13.48 WIB
43

Tabel 2.2 (Lanjutan)


No. Nama/ Judul/Instansi Hasil Persamaan Perbedaan
3. Dicky Pratama dan Hendri Bahwa variabel X berpengaruh Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Sopryadi/ Pengaruh Pemanfaatan terhadap variabel Y1 dan dengan penelitian saya adalah dengan penelitian saya adalah
Google classroom Terhadap variabel Y2. Pengaruh variabel penggunaan google classroom pada variabel X pemanfaatn
Efektifitas dan Efisiensi Proses X terhadap variabel Y2 sebesar sebagai variabel bebas. Sama- kelas elektronik maka pada
Belajar STMIK XYZ /Jurnal Jatisi, 25,5% .Sedangkan hasil uji sama memiliki dua variabel penelitian saya tentang
Vol. 03 No. 1 Tahun 2016/ STMIK regresi pada variabel X terikat dan menggunakan penggunaan Google
GI MDP, Palembang. terhadap Y2 sebesar 32,9%. analisis regresi. Classroom. Selain itu pada
Hasil berbagai uji tersebut variabel Ynya adalah Y1
menunjukan bahwa ruang kelas efektifitas dan Y2 efisiesnsi
elektronik berpengaruh proses belajar maka pada
terhadap efektifitas dan efisiensi penelitian yang saya teliti
proses belajar mengajar.57 adalah variabel Ynya adalah
Y1 kualitas pembelajaran dan
Y2 hasil belajar. Penelitian
dilakukan STMIK GI MDP,
Palembang.

57
Dicky Pratama dan Hendri Sopryadi, Pengaruh Pemanfaatan Kelas Elektronik Terhadap Efektifitas dan Efisiensi Proses Belajar STMIK XYZ,
Jurnal Jatisi, Vol. 03 No. 1 Tahun 2016, STMIK GI MDP, Palembang, h.61.
44

Tabel 2.2 (Lanjutan)


No. Nama/ Judul/Instansi Hasil Persamaan Perbedaan
4. Diemas Bagas P. P. dan Rina Terdapat perbedaan hasil Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Harimurti/ Pengaruh Penerapan belajar yang signifikan antara dengan penelitian saya adalah dengan penelitian saya adalah
Tools Google Calssroom Pada kelas eksperimen yang mencari pengaruh penggunaan Penelitian ini menggunakan
Model Pembelajaran Project Based menggunakan pembelajaran Google Classroom terhadap pendekatan Posttest Only
Learning Terhadap Hasil Belajar dengan Google Classroom dan hasil belajar siswa. Control Design. Lokasi
Siswa/ Jurnal IT-Edu. Vol. 02 No. kelas kontrol yang hanya penelitian ini dilaksanakan di
01 Tahun 2017/Universitas Negeri menggunakan pembelajaran SMK Mahardhika Surabaya.
Surabaya. berbasis proyek.58
5. M. Ansyar Bora/ Analisa Kepuasan Hasil uji validitas, uji Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Penggunaan E-Learning Cloud reliabilitas dan analisa kualitatif dengan penelitian saya adalah dengan penelitian saya adalah
Sekolah Tinggi Teknik (STT) Ibnu diperoleh bahwa Responden mencari pengaruh penggunaan menggunakan metode
Sina Batam/ Jurnal Kreatif Industri puas (P) dengan penggunaan Google classroom dalam deskriptif kuantitatif dan
(JIK) Vol. 01 No. 1 2017/ Sekolah Elearning cloud STT Ibnu Sina kegiatan pembelajaran. kualitatif untuk mengukur
Tinggi Teknik Ibnu Sina, Batam Batam.59 kepuasan pengguna e-learning
cloud.

58
Diemas Bagas Panca Pradan dan Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google Calssroom Pada Model Pembelajaran Project Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal IT-Edu. Vol. 02 Nomor 01 Tahun 2017, Universitas Negeri Surabaya, h.59
59
M. Ansyar Bora, Analisa Kepuasan Penggunaan E-Learning Cloud Sekolah Tinggi Teknik (STT) Ibnu Sina Batam, Jurnal Kreatif Industri (JIK)
Vol. 01 No. 1 Tahun 2017, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Ibnu Sina, Batam, h.55
45

Tabel 2.2 (Lanjutan)


No. Nama/ Judul/Instansi Hasil Persamaan Perbedaan
6. Euis Sofi/ Pembelajaran Berbasis Pembelajaran yang dilakukan Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
E-Learning Pada Mata Pelajaran dengan media Google dengan penelitian saya adalah dengan penelitian saya adalah
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas Classroom diperoleh Nilai akhir mencari pengaruh penggunaan Metode penelitiannya kualitatif
VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri pembelajaran 70% di atas Google classroom dalam studi kasus. Lokasi penelitian
/ Jurnal Manajemen Pendidikan Kriteria Ketuntasan Minimum kegiatan pembelajaran. kelas VIII di MTsN 1
(TANZHIM) Vol. 01 No.1 Tahun dan 30 % di bawah Kriteri Pandeglang dan MTsN 18
2016/ MTs N 1 Model Pandeglang. Ketuntasan Minimum. 60 Jakarta pada pelajaran SKI
7. Abdul Barir Hakim/ Efektifitas Moodle mempunyai fitur yang Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Penggunaan E-Learning Moodle, lengkap, tetapi memerlukan dengan penelitian saya adalah dengan penelitian yang saya
Google Classroom Dan Edmodo/ administrator dalam mencari pengaruh penggunaan lakukan adalah Pengumpulan
Jurnal I-STATEMENT Vol. 02 No penggunaannya. Edmodo dan Google classroom dalam data : interview . lokasi
1, 2016/ STIMIK ESQ, Jakarta. Google Classroom adalah kegiatan pembelajaran. penelitianya di STIMIK ESQ
layanan berbasis Internet, Jakarta.
sehingga tidak memerlukan
hosting di server sendiri.61

60
Euis Sofi, Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri,
Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan (TANZHIM) Vol 01 No.1 Tahun 2016, MTs N 1 Model Pandeglang, h.49
61
Abdul Barir Hakim, Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo, Jurnal I-STATEMENT Vol. 02 No 1,
Tahun 2016, STIMIK ESQ, Jakarta, h. 5
46

Tabel 2.2 (Lanjutan)


No. Nama/ Judul/Instansi Hasil Persamaan Perbedaan
8. Tuti Anisa/ Pengaruh Penggunaan Penggunaan E-Learning Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
E-Learning Berbasis Facebook berbasis Facebook sebagai dengan penelitian saya adalah dengan penelitian saya adalah
Sebagai Media Pembelajaran IPS media pembelajaran IPS mencari pengaruh penggunaan menggunakan facebook
Terhadap Hasil Belajar Peserta berpengaruh signifikan terhadap media belajar terhadap hasil sebagai media belajar. Lokasi
62
Didik (Studi Kasus: SMPN 10 hasil belajar peserta didik. belajar. penelitian SMPN 10 Kota
Kota Tangerang Selatan / Skripsi, Tangerang Selatan
Fitk, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.

62
Tuti Anisa, Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
(Studi Kasus: SMPN 10 Kota Tangerang Selatan, Skripsi pada Fitk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
47

A. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan inovasi bagi pendidikan
terutama tingkat Sekolah Menengah Atas, dengan menggunakan media yang
memanfaatkan TIK yang mana pembelajaran di era modern ini sudah
selayaknya memanfaatkan perkembangan tersebut. Penggunaan aplikasi
Google Classroom dalam pembelajaran sudah harus diterapkan dalam dunia
pendidikan, karena peneliti memandang bahwa aplikasi Google Classroom
sebagai pembelajaran yang inovatif dan efisien selama proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
aplikasi Google Classroom terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan. Google Classroom merupakan aplikasi yang disediakan oleh Google
For Education untuk menciptakan ruang kelas dalam dunia maya. Aplikasi
ini digunakan sebagai media pembelajaran dalam model blended learning di
sekolah. Aplikasi ini membantu guru dan siswa melakukan pembelajaran
dimana saja dan kapan saja pada mata pelajaran ekonomi. kegiatan tersebut
mempermudah proses pembelajaran menjadi lebih efisien serta melatih siswa
mengenal teknologi baru.
Google Classroom di sini digunakan oleh guru dan siswa selama
kegiatan belajar mengajar untuk mengukur kualitas pembelajaran dan hasil
belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Google Classroom
sebagai media pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik dan membantu siswa dalam memahami pelajaran ekonomi
sehingga siswa akan mencapai hasil belajar yang optimal
Berikut bagan kerangka berpikir dari penelitian ini tentang pengaruh
penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap kualitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan.
48

Inovasi Media Pembelajaran Pengguanaan Aplikasi


Google Classroom

Pembelajaran kreatif, inovatif dan efisien

Pembelajaran menggunakan Google


Classroom pada mata pelajaran ekonomi

Evaluasi

Kualitas pembelajaran Hasil belajar

Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penlitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berfikir, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha1 : Terdapat pengaruh penggunaan apliaksi Google Classroom terhadap
kualitas pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1
Kota Tangerang Selatan.
Ha2 : Terdapat pengaruh penggunaan apliaksi Google Classroom terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota
Tangerang Selatan, di Jl. Raya Serpong, Desa Kademangan, kecamatan Setu,
Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
2. Waktu Penelitian
Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester genap
tahun ajaran 2017/2018 MAN 1 Kota Tangerang Selatan pada November
2017 sampai Juni 2018.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Rencana Waktu Pelaksanaan
No
Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst

Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi
Masalah
c. Penentuan
tindakan
1
d. Pengajuan
Judul
e. Pengumuman
judul
f. Penyusunan
Proposal
Pelaksanaan
2
a. Seminar

49
50

Proposal
b. Revisi
Proposal
c. Pengajuan
Izin
Penelitian
d. Penyusunan
Instumen
e. Pengumpulan
Data
Penelitian
Penyusunan
3
Laporan

B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.1
Dilihat dari tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitaif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, penggunaan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.2 Dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda dan regresi logistik ordinal yang didasarkan atas
hubungan fungsional maupun kausal antara variabel independen dengan variabel
dependen.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 3
2
Sugiyono, Ibid., h. 14
51

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Menurut Sugiyono “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”3. Sedangkan menurut I’anatut Thoifah “populasi merupakan
seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik
tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa atau benda yang
menjadi pusat perhatian bagi peneliti, dengan kata lain populasi adalah
himpunan keseluruhan objek yang diteliti”.4 Pada penelitian ini yang menjadi
populasi penelitian adalah siswa kelas XI MAN 1 Kota Tangerang Selatan
tahun 2017/2018yang berjumlah 172 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut5. Cara pengambilan sampel (teknik sampling) pada
penelitian ini menggunakan non-probability sampling sebuah teknik sampling
yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada populasi
yang dipilih menjadi sampel. Dalam non-probality sample peneliti
menggunakan teknik purposive sampling, dimana berdasarkan adanya
pertimbangan tertentu dan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam pemilihan kelompok kelas peneliti memilih sampel kelompok atau
kelas dari populasi yang menjadi objek penelitian ini yaitu:
Tabel 3.2
Sampel Kelas XI MAN 1 Kota Tangerang Selatan Tahun 2017/2018
No Populasi Jumlah Kelas Sampel Jumlah Siswa
1 Kelas XI 5 Kelas XI IPS 2 33

3
Sugiyono, Ibid., h. 117
4
I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, (Malang:
Madani, 2015)., h.14
5
Sugiyono, Op. Cit., h. 118
52

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat 1
dan variabel terikat 2,
1. Variabel bebas (X1) Penggunaan Aplikasi Google Classroom.
a) Definisi Konseptual
Google Classroom adalah layanan berbasis Internet yang disediakan
oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning. Service ini didesain untuk
membantu pengajar membuat dan membagikan tugas kepada pelajar
secara paperless. Pengguna service ini harus mempunyai akun di Google.
Selain itu Google Classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang
mempunyai Google Apps for Education.6
b) Definisi Operasional
Google Classroom ini merupakan pendapat siswa tentang penerapan
aplikasi tersebut yang mencakup pengetahuan, manfaat, kelebihan dan
kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan google classroom
diukur dengan menggunakan instrumen angket sebanyak 20 butir
pertanyaan.
2. Variabel bebas (X2) Waktu Belajar
a) Definisi Konseptual
Waktu belajar adalah saat seseorang belajar yang bermakna, jam
berapa mereka belajar dan berapa lama mereka mengalami proses belajar
dari mereka tidak tahu menjadi tahu.
b) Definisi Operasional
Waktu belajar merupakan pendapat siswa tentang berapa lama waktu
yang digunakan oleh siswa untuk belajar sebelum kegiatan belajar
mengajar dikelas dilakukan, baik itu waktu belajar di rumah, di perjalanan
dan dimanapun selain belajar dikelas.
3. Variabel bebas (X3) Kondisi Kelas

6
Abdul Barir Hakim, Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan
Edmodo, Jurnal I-Statement Vol. 02 No 1, Tahun 2016, h. 2
53

a) Definisi Konseptual
Tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja
dilakukan oleh guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses
belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.7
b) Definisi Operasional
Kondisi kelas merupakan pendapat siswa tentang bagaimana keadaan,
suasana atau iklim kelas yang terjadi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4. Variabel terikat satu (Y1) adalah kualitas pembelajaran.
a) Definisi Konseptual
Menurut Glaser dikutip dalam Hamzah B. Uno, kualitas lebih
mengarah pada sesuatu yang baik. Sedangkan pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa. Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan
bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan
dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka
perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran.
Dalam hal ini bagaimana peran strategis pembelajaran yang
dikembangkan di sekolah menghasilkan luaran pendidikan sesuai dengan
apa yang diharapkan.8
b) Definisi Operasional
Kualitas pembelajaran ini merupakan pendapatan responden tentang
kinerja guru dalam kelas, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap siswa,
motivasi belajar dan startegi pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini

7
Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), h. 176
8
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran-Menciptakan Proses Belajar Mangajar yang Kreatif
dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 153
54

diukur dengan menggunakan instrumen angket tertutup sebanyak 20 butir


pertanyaan.
5. Variabel terikat dua (Y2) adalah hasil belajar.
a) Definisi Konseptual
Menurut Blom yang dikutip oleh rusman mengemukakan “perubahan
perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam
ranah/domain kognitif, afektif dan psikomotorik, beserta tingkah aspek-
aspeknya. Berikut adalah gambaran perubahan perilaku perubahan
perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar yang dikemukakan oleh
Bloom”9
b) Definisi Operasional
Hasil belajar adalah perubahan pengetahuan dan kekterampila siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.
Pada penelitian ini hanya dilihat pada kemampuan kognitif siswa. Hasil
belajar ini diukur dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar
ekonomi yang dibuat oleh peneliti. Tes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes pada ulangan harian. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah objektif tes, berupa tes langsung dengan metode
pilihan ganda, pelaksanaannya langsung disampaikan oleh peneliti sebagai
pengajar. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda, terdisi dari lima
alternatif jawaban A, B, C, D dan E. Tes disusun berdasarkan indikator
dari materi Ekonomi yang telah diajarkan. Adapun materi yang akan
diujikan yaitu tentang kerja sama ekonomi internasional. Skor yang dinilai
pada pilihan ganda, bernilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan
bernilai 0 (nol) untuk jawaban yang salah.

9
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme
Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.90
55

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara:
1. Metode Tes
Menurut A. Muri Yusuf, “tes adalah suatu prosedur yang spesifik dan
sistematis untuk mengukur tingkah laku seseorang, atau suatu pengukuran
yang bersifat objektif mengenai tingkah laku seseorang, sehingga tingkah laku
tersebut dapat digambarkan dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem
kategori”10. Instrumen tes dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
dasar seperti tes intelegensi, tes minat, tes bakat khusus, tes hasil belajar. Tes
juga merupakan alat yang digunakan oleh pengajar untuk memperoleh
informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi
yang telah diberikan oleh pengajar. Tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes pada ulangan harian. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah objektif tes, berupa tes langsung dengan metode pilihan ganda,
pelaksanaannya langsung disampaikan oleh peneliti sebagai pengajar. Soal
yang dikerjakan berupa pelajaran Ekonomi untuk kelas XI semester II
menggunakan kurikulum 2013 yang telah diajarkan oleh pengajar.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa
mediator suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan
tersebut11. Observasi pada penelitian yaitu untuk mengamati secara langsung
interaksi peserta didik dan peneliti. Adapun observasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu observasi partisipasi. Dalam penelitian kuantitatif
instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai pelengkap instrumen lain.
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan
siswa. Selain itu terdapat observer mitra yaitu guru pamong pengajaran.
10
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015),
h. 93
11
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006)., h. 110
56

Lembar observasi pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati kegiatan


pembelajaran di kelas XI MAN I Kota Tangerang Selatan semester II tahun
pelajaran 2017/2018 yang mengacu pada RPP yang telah dibuat. Observasi
dilakukan sebanyak 6 kali/6 pertemuan bagi setiap kelas.
3. Interview atau Wawancara
Menurut Sugiyono, “Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
bertujuan untuk melakukan pendalaman terhadap permasalahan yang ingin
diteliti secara mendalam”12. Wawancara yang akan peneliti lakukan pada
penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktu yaitu dengan bantuan
pedoman wawancara atau instrumen wawancara yang disiapkan oleh peneliti
untuk mengetahui keadaan awal sebelum penelitian dan setelah penelitian
untuk melihat seberapa besar pengaruh dan manfaat penelitian ini.
Wawancara ini dilakukan pada guru pamong pengajaran dan empat orang
siswa yang terdiri dari dua siswa dengan nilai tertinggi dan dua siswa dengan
nilai terendah.
4. Angket atau Kuesioner
Menurut Rachmat “tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir
bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan
dalam pengisian daftar pertanyaan13. Pengukuran instrumen penelitian ini
menggunakan pengukuran Skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat
preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:14

12
Sugiyono, Op. Cit., h. 194
13
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., h. 97
14
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, (Semarang:
Badan Penerbit-Undip, 2013) h. 47
57

Tabel 3.3 Kategori Skala Likert


1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
3 Ragu-Ragu atau Netral
4 Setuju
5 Sangat Setuju

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup.
Pada penelitian ini, pemberian angket dilakukan setelah aktifitas pembelajaran
dan penelitian dilakukan, yaitu dengan menyebar angket kepada siswa kelas
XI IPS 2 untuk melihat seberapa besar kualitas belajar pada kelas tersebut.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
biasanya bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monemental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar biasanya foto,
sketsa, dan lain-lain15. Jadi dengan menggunakan teknik pengumpulan data
secara dokumentasi dapat memberi kelengkapan dalam penelitian yang
dilakukan di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Adapun teknik pengumpulan
data ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tertulis seperti data guru,
data peserta didik, data sarana dan prasarana, daftar inventaris dan lain-lain.
F. Instrumen Pengumpulan Data dan Skala Pengukuran
Menurut Syofian Siregar “instrumen penelitian adalah suatu alat yang
dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama16. Pada penelitian ini peneliti membagi
menjadi 4 instrumen pengumpulan data untuk mengetahui seberapa besar

15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 329
16
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013)., h. 75
58

pengaruh menggunakan aplikasi Google Classroom terhadap kualitas belajar dan


hasil belajar pada kelas XI MAN 1 kota Tangerang Selatan.
1. Instrumen Tes
Instrumen dalam penelitian ini berupa tes untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pelajaran. Sebagai
alat ukur dalam proses evaluasi tes harus mempunyai tingkat validitas dan
reliabilitas17. Instrumen tes disini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan dalam memahami materi yang telah diberikan, yang
pembelajaran dan evaluasinya menggunakan aplikasi Google Classroom,
instrumen tes berupa soal pilihan ganda, terdisi dari lima alternatif jawaban A,
B, C, D dan E tes disusun berdasarkan indikator dari materi Ekonomi yang
telah diajarkan. Skor yang dinilai pada pilihan ganda, bernilai 1 (satu) untuk
jawaban yang benar dan bernilai 0 (nol) untuk jawaban yang salah. Seperti
disusun pada tabel 3.4 berikut ini:
Table 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi No. Skala
Indikator Jumlah Pengukuran
Dasar Soal
Mendeskripsikan 1. Menjekaskan Dikotomi
kerja sama pengertian kerja 0=Salah
1 1 1=Benar
ekonomi sama Ekonomi
internasional Internasional
2. Menjelaskan tujuan Dikotomi
kerja sama 0=Salah
2 1
ekonomi 1=Benar
internasional
3. Menjelaskan Dikotomi
manfaat kerja sama 0=Salah
3 1 1=Benar
ekonomi
internasional.
4. Mengidentifikasi Dikotomi
faktor pendorong 0=Salah
4, 5, 6 3 1=Benar
dan faktor
penghambat kerja

17
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009)., h. 99
59

sama ekonomi
internasional.
5. Menjelaskan Dikotomi
bidang kerja sama 0=Salah
7, 8 2
ekonomi 1=Benar
internasional
6. Menjelaskan Dikotomi
bentuk kerja sama 9, 10, 0=Salah
3 1=Benar
ekonomi 11,
internasional
7. Menjelaskan 12, Dikotomi
Lembaga-lembaga 13, 0=Salah
kerja sama 14, 1=Benar
ekonomi 15,
internasional. 16,
17,
13
18,
19,
20,
21,
22,
23, 24
8. Menjelaskan Dikotomi
dampak kerja sama 0=Salah
25 1
ekonomi 1=Benar
internasional
Total 25

2. Instrumen Observasi
Instrumen observasi ini diterapkan untuk mengukur variabel terikat dua
yaitu kualitas pembelajaran yang diterapkan menggunakan aplikasi Google
Classroom kepada siswa kelas XI MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Seperti
disusun pada tabel 3.5 berikut ini:
60

Table 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi


No.
No. Komponen Sub Komponen Lembar
Observasi
1. Kegiatan a. Mengkondisikan dan menguji
1, 2, 3
pendahuluan pengetahuan awal siswa
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
2. Kegiatan inti a. Penjelasan materi 5, 6, 7, 8
b. Pendekatan dan strategi belajar 9, 10, 11, 12
c. Pemanfaatan media dan sumber 13, 14, 15,
belajar 16, 17, 18,
19
d. Penilaian proses belajar 20, 21
3. Kegiatan a. Keterlibatan dalam memberi
22
Penutup kesimpulan

Adapun kisi-kisi observasi akan diuji keabsahannya dengan pengujian


validitas konstrak. Menurut sugiyono “validitas konstrak dapat digunakan
pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli18.
3. Instrumen Wawancara
Instrumen interview atau wawancara pada penelitian ini adalah metode
pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom untuk mengukur
kualitas pembelajaran pada masing-masing kelas/ sampel penelitian. Seperti
disusun pada tabel 3.6 berikut ini:

18
Sugiyono, Op. Cit., h. 177
61

Table 3.6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara


Variabel Item
Indikator Pertanyaan
Soal
Konsep Pengetahuan tentang media pembelajaran 1
Media Media pembelajaran yang di terapkan di 2
Pembelajaran sekolah
Pengetahuan tentang google classroom 3
Pengetahuan
Pendapat tentang aplikasi google classroom 4
Menggunakan google classroom atau yang 5
sejenisnya sebagai media pembelajaran
Google Kemudahan dari google classroom dalam 6
Manfaat
Classroom proses pembelajaran
Google classroom media yang tepat untuk 7
proses pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan dari google 8
Kekuarangan classroom
dan Pemilihan media pembelajaran 9
kelebihan Saran-saran terhadap penggunaan google 10
classroom dalam proses pembelajaran.

Adapun Kisi-kisi wawancara ini berjumlah 10 soal pertanyaan yang


akan diuji keabsahannya dengan pengujian validitas konstrak.
4. Instrumen Angket atau Kuesioner
Instrumen angket atau kuesionel ini diterapkan untuk mengukur kualitas
pembelajaran yang diterapkan menggunakan aplikasi Google Classroom pada
siswa kelas XI MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Seperti disusun pada tabel
3.7 berikut ini:
Table 3.7 Kisi-kisi Instrumen Angket
Skala
Nomor
No Variabel Dimensi Indikator Penguk
item
uran
1. Google a. Pengetahuan - Mengetahui 1 Skala
Classroom tentang aplikasi Likert
(X) google classroom
62

b. Manfaat - Memberikan 2 Skala


kemudahan dalam Likert
penugasan
- Memberikan 8
manfaat dalam
pembelajaran
c. Kelebihan - Fleksibel 3,4,5 Skala
dan - Ramah lingkungan 6,7 Likert
kekurangan
d. Pengalaman - Menyenagkan 9 Skala
- Rasa bangga 10 Likert
2. Belajar a. Waktu - Meluangkna 11
belajar waktu belajar
minimal 1 jam
3. Kondisi kelas a. Suasana - Pembelajaran 12
kelas kondusif
4. Kualitas a. Strategi - memberikan 13 Skala
pembelajaran pengorganisa pokok-pokok Likert
(Y1) sian materi
- membuat 14
rangkuman atas
materi
- Memberikan tugas 15
kepada peserta
didik
- Membuat kriteria 16
penilaian tugas
b. Strategi - menggunakan 17 Skala
penyampaian berbagai metode Likert
63

pembelajaran - menggunakan 18
berbagai strategi
- menggunakan 19
berbagai media
c. Strategi - memberikan 20 Skala
pengelolaan motivasi/pujian Likert
pembelajaran - menjelaskan 21
tujuan
pembelajaran
d. Fasilitas - Tersedianya 22 Skala
pembelajaran berbagai fasilitas Likert
penunjang belajar
e. Iklim kelas - Suasana kelas 23 Skala
menyenangkan Likert
- pembelajaran 24
menjadi lebih
efektif dan efisien
f. Sikap siswa - Peserta didik 25 Skala
berperan aktif Likert

Kisi-kisi angket atau kuesioner akan diuji keabsahannya dengan


pengujian validitas konstrak.
G. Teknik Analisi dan Pengolahan Data
1. Uji Coba Instrumen
a) Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto, “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”19.
Suatu intrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 211
64

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas


rendah. Uji Validitas ini digunakan untuk menguji intrumen tes dan
angket.
Uji validitas pada instrumen tes dan angket ini menggunakan korelasi
product moment pearson dengan menggunakan rumus sebagai berikut
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan
r : Koefisien korelasi
n : Banyak siswa
X : Skor tiap butir soal
Y : Skor total yang diperoleh siswa
∑ : Jumlah skor untuk tiap butir soal
∑ : Jumlah skor total
Tabel 3.8 Kategori Validitas Instrumen

Kategori Keterangan
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 – 0,80 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

b) Uji Reliabilitas
Menurut I’anatut Thoifah “arti dari reliabel adalah ajeg atau
mempunyai presisi yang tinggi. Yaitu dimana suatu alat ukur mampu
menunjukan sampai sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya atau
diandalkan”20. Salah satu ukuran reliaabilitas yang paling sering
digunakan adalah koefiien Alpha Crounbach. Cara pengukurannya adalah
seluruh item pertanyaan yang telah valid dimasukan dan diukur koefisien

20
I’anatut Thoifah, Op. Cit., h. 114
65

Alpha Crounbach. Jika nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,6 maka
instrumen tes dan angket tersebut telah reliabel.
Uji reliabilitas untuk instrumen menggunakan Alpha Cronbach dengan
rumus:

( )( )

Keterangan:
: Reliabilitas instrumen
: Banyaknya butir pertanyaan ataubanyaknya soal
∑ : Jumlah varian butir/item
: Varians skor total
Besarnya realibilitas dikategorikan seperti table berikut:
Tabel 3.9 Kategori Reliabilitas Instrumen

Nilai Keterangan
0,00 sampai 0,20 Sangat Rendah
0,20 sampai 0,40 Rendah
0,40 sampai 0,60 Cukup
0,60 sampai 0,80 Tinggi
0,80 sampai 0,10 Sangat Tinggi

a) Uji Daya Pembeda Soal


Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar pada
kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok atas) dan siswa
berkemampuan rendah (kelompok bawah).21 Untuk menghitung besarnya
indeks daya beda butir soal, secara sederhana dapat dilakukan dengan
rumus:

21
Rahma Zulaiha, Analisis Butir Soal Manual, (Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan
Balitbang Depdiknas, 2007), h. 3-4
66

Ketarangan
DP : Daya pembeda soal
: Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya peserta kelompok bawah
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria interpretasi daya pembeda soal sebagaimana terdapat dalam


tabel berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda Soal

Daya Pembeda (DP) Keterangan


DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
DP > 0,70 Baik Sekali

b) Uji Tingkat Kesukaran Soal


Tingkah kesukaran soal adalah proporsi siswa yang menjawab benar.22
Perhitungan tingkat kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui
apakah soal tergolong sukar, sedang, atau mudah. Untuk menguji tingkat
kesukaran soal digunakan rumus:

Keterangan:
TK : Indeks kesukaran
JB : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
n : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks soal kesukaran:

22
Rahmah Zulaiha, Ibid., h. 12
67

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran Keterangan


0,0 – 0,3 Sukar
0,3 – 0,7 Sedang
0,7 – 1,0 Mudah

2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul.23 Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), Standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness.24

3. Uji Prasyarat Analisis Data


a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali “Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik dan uji
statistik”25.
Uji statistik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov Test
dengan signifikans (α) = 0,05, hipotesis normalitas data dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Data berdistribusi normal KS tidak signifikan sig. > α = 0,05
Ha : Data tidak berdistribusi normal KS signifikan sig < α = 0,05

23
Sugiyono, Op. Cit.,h. 207
24
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h.19
25
Imam Ghozali, Ibid., h. 161
68

2) Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara
variabel independen.26
Multikolonieritas dapat dilihat dari variance inflantion factor
(VIF). Hipotesis:
H0 : VIF 10 (Variabel independen bersifat multikolonieritas)
Ha : VIF 10 (Variabel independen tidak bersifat multikolonieritas)

3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas27.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dilakukan dengan cara melihat garfik plot antara nilai prediksi variabel
terikat dan melakukan Uji Glejser.
a) Uji Glejser
Menurut Gujarati (2003) yang dikutip oleh Imam Ghozali,
Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual
terhadap variabel independen dengan persamaan regresi:
| |
Jika variabel independen siginifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas28.

26
Imam Ghozali, Ibid., h. 103
27
Imam Ghozali, Ibid., h. 134
28
Imam Ghozali, Ibid., h. 137
69

4. Uji Hipotesis.
a. Uji Regresi Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua model analisis, regresi linear
dan ordinal logistik yang didasarkan pada hubungan fungsional atau
kausal antar satu variabel independen dengan variabel dependen.
1) Regresi Linear Berganda
Regresi ganda (Multiple Regression) adalah suatu perluasan teknik
regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan
prediksi terhadap variabel terikat.29 Secara umum persamaan regresi
ganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
Y = Nilai yang diprediksikan
b = Konstanta atau bila harga X=0
X = Koefisien Regresi X1, X2, X3
= Standar Error
a) Koefisien Korelasi (R)
Koefisien Korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat
digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel
yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara
variabel-variabel ini.30 Menurut Sugiyono pedoman untuk
31
memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :

29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 338
30
Suharsimi Arikunto, Ibid., h. 313.
31
Sugiyono, Ibid., h.257
70

Tabel 4.26
Kategori Koefisien Korelasi
Kategori Keterangan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

b) Koefisien Determinasi Adjusted R-Square (Adj R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dalam
kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) dalam
Ghozali32, jika uji empiris didapat nilai R2 negatif, maka nilai
adjusted R2 bernilai nol.
Secara matematis :
a) Jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = R2 = 1
b) Jika nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1- k)/(n-k)
Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif.

c) Uji Signifikansi, Uji t


Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen.33 Uji t merupakan

32
Imam Ghozali, Op.Cit, h. 95-96
33
Imam Ghozali, Ibid, h. 98
71

suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah keofisien


regresi signifikan atau tidak.34
Hipotesis:
H0 : , artinya variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen
Ha : , artinya variabel independen merupakan penjelas yang
signifikan terhadap dependen
Uji t didefinisikan sebagai berikut:
̂
̂

d) Uji Model Bersama-sama, Uji F


Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui variabel independen secara bersama-sama maka
digunakan tingkat signifikans (α) = 0,05 untuk membandingkan F
hitung dan F tabel.35
Kriteria pengujian:
H0 diterima bila F hitung < F table
Ha ditolak bila F hitung > F tabel

2) Regresi Logistik Ordinal


Regresi logistik ordinal merupakan salah satu analisis regresi yang
digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen, dimana kategori variabel dependen berupa
ordinal (peringkat).36 Persamaan matematik Regresi logistik ordinal
dapat dituliskan sebagai berikut:

34
Nachrowi Djalal Nachrowi, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta: PT. RajaGarfindo,
2002), h. 25
35
Imam Ghozali, Ibid, h. 96
36
Imam Ghozali, Ibid, h. 357
72

a) Uji Kebaikan Model


Uji kebaikan model dilakukan untuk menilai fit model
terhadap data. Hasil pengujian ini dapat menunjukan apakah data
cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara
model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).37
Hipotesis untuk menilai fit model adalah:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data. (sig > 0.05)
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. (sig < 0.05)
b) Uji Koefisien Secara Bersama-sama (Uji-G)
Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa kemaknaan
koefisien β terhadap variabel respon secara bersama-sama dengan
menggunakan statistik uji.
Hipotesis
Ho : β1= β2= β=0
Ha : Terdapat paling sedikit satu variable βk ≠ 0 ; 1,2,3
Statistik yang digunakan adalah uji G atau Likelihood Ratio Test.

( ) ( ) ( )
( )
∏ [ ]

∑ ∑ ∑

37
Imam Ghozali, Ibid, h. 340
73

Daerah penolakan Ho adalah jika G2 > X2(a,v) dengan derajat


bebas v atau nilai p-value < α. Statistik uji G mengikuti distribusi
Chi-square.38
c) Koefisien Determinasi Model Pseudo (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang
mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang
didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai
maksimum kurang dari 1 (Satu) sehigga sulit diinterpretasikan.
Maka dalam penelitian ini menggunakan Nagelkerke’s R Square
yang merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell’s untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sanpai 1(satu).
d) Uji parsial - Uji Wald
Hasil dari Wald test ini akan menunjukkan apakah suatu
variabel prediktor signifikan atau layak untuk masuk dalam
model atau tidak.
Hipotesis :
H0 : βk = 0
H1 : βk ≠ 0 ; 1,2,3
p = jumlah prediktor dalam model Statistik Uji :

Daerah Penolakan : H0 ditolak bila W lebih besar dari atau


P-value kurang dari . Hal ini dikarenakan statistik uji W
mengikuti distribusi normal.39

38
Sitti Imaslihkah dkk, Analisis Regresi Logistik Ordinal terhadap Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Predikat Kelulusan Mahasiswa S1 di ITS Surabaya, JURNAL SAINS DAN SENI
POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3520, h. 178.
39
Sitti Imaslihkah dkk, Ibid., h.178.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MAN 1 Kota Tangerang Selatan


1. Sejarah MAN 1 Kota Tangerang Selatan
MAN 1 Kota Tangerang Selatan berdiri tahun 1997 dengan nama MAN
Serpong. MAN Serpong didirikan oleh Bapak H. Muhammad S.Ag yang juga
menjabat anggota DPRD Jawa Barat. MAN Serpong terletak di Jalan Raya
Serpong, Desa Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan
Banten. Pada tahun 2000 MAN Serpong berpindah lokasi dan membangun
gedung baru di Jl. Raya Serpong, Desa Kademangan RT. 003/003 Kecamatan
Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten. Tahun 2015 MAN Serpong berganti
nama menjadi MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Saat ini Kepala MAN 1 Kota
Tangerang Selatan ialah Bapak Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis, yang menjabat
sejak tahun 2015.
Telah banyak prestasi yang diraih oleh MAN 1 Kota Tangerang Selatan
baik dibidang akademik maupun non akademik. Hingga saat ini MAN 1
masih terus berupaya demi terciptanya sumberdaya manusia yang tidak hanya
mengedepankan rasio, tetapi juga memelopori munculnya sumber daya
manusia yang tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits. Dengan
didukung oleh fasilitas yang lengkap serta lingkungan yang Islami, MAN 1
Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu institusi pendidikan Islam yang
mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif di kawasan Tangerang
Selatan sesuai dengan motto Madrasah: MAN hebat, MAN bermartabat.
Kepala Sekolah yang pernah memimpin MAN 1 Kota Tangerang Selatan,
antara lain :

74
75

Tabel 4.1
Daftar Kepala Sekolah MAN 1 Kota Tangerang Selatan
NO KEPALA SEKOLAH MASA JABATAN
1. H. Muhammad S.Ag Tahun 1997 – 2003
2. Dra. Hj. Iis Aisyah Tahun 2003 – 2013
3. Plt. Drs. Yusuf Ucup M.Pd Tahun 2013 – 2014
4. Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis Tahun 2014 – Sekarang
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 1 Kota Tangerang Selatan
a. Visi Madrasah
“Unggul dalam prestasi, kreatif, sehat, dan islami”
Indikator :
1) Terwujudnya Pengembangan Kurikulum Yang Adaptif dan Proaktif
2) Terwujudnya Proses Pembelajaran Yang Efektif dan Efisien
3) Terwujudnya Lulusan Yang Cerdas dan Kompetitif
4) Terwujudnya SDM Pendidikan Yang Memiliki Kemampuan dan
Kesanggupan Kerja Tinggi
5) Terwujudnya Sarana dan Prasarana Yang Relevan dan Mutakhir
6) Terwujudnya Manajemen Sekolahan Yang Tangguh.
7) Terwujudnya Penggalangan Biaya Pendidikan Yang Memadai.
8) Terwujudnya Penilaian Yang Otentik.
9) Terwujudnya Lulusan Yang Berakhlakul Karimah.

b. Misi Madrasah
1) Memberikan hal-hal baru dalam menghadapi tantangan global
2) Mengubah pola pikir dari paradigma lama ke paradigma baru
3) Mampu mengatasi dan menghadapi semua kondisi dan situasi
4) Membangun generasi masa depan yang berakhlak mulia
76

c. Tujuan Madrasah
1) Meningkatkan kecerdasan siswa-siswi MAN 1 Kota Tangerang
Selatan dengan pola berpikir aktif dan kreatif.
2) Mencetak siswa-siswi yang berprestasi dalam IPTEK dan IMTAQ.
3) Memacu kreativitas dengan mengembangkan bakat para siswa melalui
akademis dan non akademis.
4) Menumbuhkan kesadaran pada hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari melalui pembinaan dan pembiasaan K7.
5) Menanamkan kepribadian Islami dan akhlak mulia (akhlakul karimah)
melalui pola disiplin dalam beribadah dan bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
a. Kurikulum
Pengembangan Kurikulum MAN 1 Kota Tangerang Selatan yang pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Sejak tahun pelajaran 2015/2016 MAN 1 Kota
Tangerang Selatan sudah menerapkan kurikulum 2013 pada semua kelas
yang disesuikan dengan visi, misi, dan target institusi.
b. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran setiap mata pelajaran adalah 1 x 45 menit. Pembelajaran
di awali dengan shalat duha bersama-sama sebelum jam pembelajaran
dimulai, yaitu pada 06.45 s/d 07.15 yang dilakukan setiap hari. Kecuali
pada hari senin di minggu pertama, karena pelaksanaan upacara bendera,
senin minggu ke tiga pelaksanaan apel. Dan senin minggu ke empat
pelaksanaan pembinaan yang diisi oleh masing-masing wali kelas di
masing-masing kelas. Adapun waktu belajar efektif yang dilakukan di
sekolah selama sembilan jam terhitung dari pukul 07.15 s/d 16.00 WIB
sudah termasuk jam istirahat, sholat dan makan.
77

4. Data Pimpinan, Tenaga Pendidik, dan Tenaga Kependidikan MAN 1


Kota Tangerang Selatan
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018:
a. Pimpinan Madrasah
Kepala Madrasah : Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis
Wakil Kepala Madrasah
1. Bidang Kurikulum : Sunarna, S.Pd
2. Bidang Kesiswaan : M. Nurdin, S.Hi
3. Bidang Humas : Drs. H. Harwanto, M.H
4. Bidang Sarana Prasarana : Suhada, S.Pd
b. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidikan yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
tercantum dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Daftar Nama Tenaga Pendidik MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Pendidikan
Mata Pelajaran Guru Pengajar Keterangan
Terakhir
Drs. H. Ridwan Fahmi
Al-Qur’an S1 PNS
Lubis
Hadits
Mas’ani, S. Ag S1 PNS
Akidah Akhlak Abdul Kadir, S. Ag S1 PNS
Fikih Ai Nuraeni, S. Ag S1 PNS
Sejarah Islam Jaeni MJ, S. Pdi S1 PNS
Muawanah, S. Pdi S1 Honorer
Bahasa Arab
M. Nurdin, S. Hi S1 Honorer
Sri Wardani, S. Pd S1 PNS
Bahasa Inggris
Isnawati, S. Pd S1 Honorer
Sunarna, S. Pd S1 PNS
Bahasa
Nurul Rahmadani, S. Pd S1 Honorer
Indonesia
Astri Pertiwi, S. Pd S1 Honorer
Pendidikan Suhada, S. Pd S1 PNS
Kewarga-
Drs. H. Harwanto, MH S2 PNS
Negaraan
78

Sosiologi Sri Irawati, S. Pd S1 PNS


Geografi Ulan Syafitri R, S. Pd S1 Honorer
Agung Yudi S, S. Pd S1 PNS
Ekonomi
Taroni, S. Pd S1 PNS
Fuji Hastuti, S. Pd S1 Honorer
Sejarah M. Rizki Awaluddin,
S1 Honorer
S.Pd
Safriati, S. Pd S1 PNS
Matematika Hilda Wiryantini, M. Pd S2 PNS
Khalifah, S. Pd S1 Honorer
Biologi Sulhah Amaliyah, S. Pd S1 PNS
Fisika Ninuk Aminul U, ST S1 PNS
Kimia Susi Indaharini, S. Pd S1 PNS
Teknologi, Nanang, S. Kom S1 Honorer
Informasi dan Yudi Permana W,
S1 Honorer
Komunikasi S.Kom
Itan Sutarsyah S1 Honorer
Penjas Orkes
Lifwan Hadi, S. Pd S1 Honorer
Seni Budaya Arie Rachman, S.Pd S1 Honorer
Ummu Athiyah, S. Psi S1 PNS
Bimbingan
Drs. Zaenudin, M. Pd S2 PNS
Konseling
Fenny Vitaria, S. Psi S1 Honorer

Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan


Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui bahwa MAN 1 Kota Tangerang
Selatan memiliki 32 tenaga pendidik dengan tingkat kualifikasi pendidikan
sudah baik, karena seluruh tenaga pendidiknya yang ada di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan merupakan lulusan strata 1 (S1) bahkan terdapat beberapa
tenaga pendidik yang sudah strata 2 (S2). Sehingga dengan kualifikasi tingkat
pendidikan yang dimilki oleh masing-masing guru tersebut akan mendukung
proses kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
79

c. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
tercantum dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Daftar Nama Tenaga Kependidikan MAN 1 Kota Tangerang Selatan
No Nama Jabatan Bagian
1 Gagan Ganda Tata Usaha Kepala Tata Usaha
2 Muvida Tata Usaha Staf Tata Usaha
3 Winda Tata Usaha Staf Tata Usaha
4 Sohibudin Tata Usaha Staf Tata Usaha
5 Agung W Tata Usaha Staf Tata Usaha
6 Fadhullah Tata Usaha Staf Tata Usaha
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan data pada tabel 4.3 diketahui MAN 1 Kota Tangerang
Selatan memiliki tenga kependidikan sebanyak enam orang. Kebutuhan
administrasi MAN 1 Kota Tangerang Selatan tidak hanya dikelola atau
oleh satu orang saja, tetapi sudah ada pembagian tugas bagi masing-
masing. Sehingga pelayanan dan kebutuhan administrasi yang ada di
MAN 1 Kota Tangerang Selatan dapat terpenuhi dengan baik.
5. Data Peserta Didik MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Jumlah kelas yang ada di MAN 1 kota Tangerang Selatan tahun ajaran
2017/2018 adalah 15 kelas. Kelas terdiri dari Kelas X, XI, dan XII program
MIA (IPA) dan IIS (IPS), yang terdiri dari 2 kelas MIA dan 3 kelas IIS untuk
masing-masing tingkat kelas. Adapun jumlah peserta didik MAN 1 Kota
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekap Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2017/2018
Program
Kelas Jumlah
MIA 1 MIA 2 IIS 1 IIS 2 IIS 3
X 33 34 32 32 32 163
XI 37 38 33 33 32 172
XII 31 33 32 33 36 165
TOTAL 501
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
80

6. Data Sarana Dan Prasarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan


a. Sarana
Saran yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan sebagai pendukung
kegiatan belajar mengajar tercantum dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Daftar Sarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan

No. Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi


1. Ruang Kelas 15 Baik
2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Baik
4. Ruang Guru 1 Baik
5. Ruang Tata Usaha 1 Baik
6. Laboratorium Komputer 1 Baik
7. Laboratorium Bahasa 1 Baik
8. Laboratorium Fisika 1 Baik
9. Laboratorium Biologi 1 Baik
10. Laboratorium Kimia 1 Baik
11. Perpustakaan 1 Baik
12. Ruang Bimbingan Konseling 1 Baik
13. Ruang UKS 1 Baik
14. Ruang OSIS 1 Baik
15. Ruang Aula 1 Baik
16. Mushola 1 Baik
17. WC Guru 2 Baik
18. WC TU 2 Baik
19. WC Siswa 6 Baik
20. Lapangan 1 Baik
21. Kantin 1 Baik
22. Parkir 1 Baik
23. Tiang Bendera 1 Baik
24. Gawang Futsal 2 Baik
25. Tiang Volly 2 Baik
26. Ring Basket 2 Baik
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan data pada tabel 4.5 diketahui bahwa MAN 1 Kota
Tangerang Selatan memiliki 15 ruang kelas, ruang kepala madrasah, ruang
guru, perpustakaan, labolatorium, musholah, UKS, aula dan saran lainnya
dalam kondisi yang baik. Sarana-sarana tersebut sebagai sarana untuk
menudukung terlaksananya kegiatan pembelajaran yang baik, sehingga
81

dapat memberikan kenyamanan siswa dalam belajar dan meningkatkan


kualitas pembelajaran yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
b. Prasarana
Prasaran yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan sebagai
pendukung kegiatan belajar mengajar tercantum dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Daftar Prasarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan
No Jenis Kondisi
1 Instalasi air Baik
2 Jaringan listrik Baik
3 Jaringan telepon Baik
4 Internet Baik
5 Akses jalan Baik
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan data pada tabel 4.6 diketahui bahwa MAN 1 Kota
Tangerang Selatan memiliki prasarana yang terdiri dari instalasi air,
jaringan listrik dan telepon, internet, dan akses jalan dalam kondisi baik.
Prasaran tersebut disediakan oleh MAN 1 Kota Tangerang Selatan sebagai
fasilitas untuk menudukung terbentuknya suasana belajar yang nyaman,
terlaksananya kegiatan pembelajaran yang baik bagi seluruh civitas
akademi, meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran.
7. Data kegiatan Ekstrakurikuler Siswa
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
tercantum dalam tabel 4.7.
Table 4.7 Daftar kegiatan Ekstrakurikuler Siswa
No Nama Keterangan
1 Pramuka Tersedia
2 Paskibra Tersedia
3 ROHIS Tersedia
4 Tari Saman Tersedia
5 KIR (Karya Ilmiah Remaja) Tersedia
6 Futsal Tersedia
7 Basket Tersedia
8 Voli Tersedia
82

9 Paduan Suara Tersedia


10 Palang Merah Remaja (PMR) Tersedia
11 Tari Tradisional Tersedia
12 Bulu Tangkis Tersedia
13 Pencak Silat Tersedia
14 Teater Tersedia
15 Marawis Tersedia
16 PKPR Tersedia
17 Tahfizd Tersedia
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan data pada tabel 4.7 terdapat 17 kegiatan ekstrakurikuler
siswa yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan . Kegiatan ekstrakurikuler
tersebut diikuti oleh seluruh siswa. Seluruh kegiatan kegiatan ekstrakurikuler
siswa yang ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan sebagai wadah
mengembangkan ilmu pengetahuan, membentuk pribadi dan karakter anak
serta sebagai ajang dalam mengembangkan potensi, bakat dan minat yang
dimiliki siswa.

B. Uji Coba Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas
Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing
skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan
item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total
menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam
mengungkap apa yang ingin diungkap.
Menurut Sugiyono “Cara yang digunakan adalah dengan analisa item,
dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan
dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan
menggunakan rumus korelasi product moment”. Bivariate Pearson (Korelasi
Produk Momen Pearson)1.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 187-189
83

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.


Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
a. Uji Validitas Instrumen Angket
Hasil dari uji validitas instrument angket yang diajukan kepada siswa
kelas XII IPS 1 MAN 1 Kota Tangerang Selatan, dengan jumlah 32 siswa
serta 25 angket soal didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor
total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari
pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data n = 32, maka
didapat r tabel sebesar 0,361. Berikut ini dapat dilihat hasil dari
perhitungan validitas untuk keseluruhan butir pernyataan.
Untuk menghitung koefisien Korelasi Pearson Product moment,
adapun datanya diperoleh seperti pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Angket
No
Variabel R Hitung r Tabel Ketarangan
Soal
Kualitas 1 0.9259 0.361 Valid
Pembelajaran 2 0.6009 0.361 Valid
(YKualitas_Pembelajaran) 3 0.6378 0.361 Valid
4 0.8582 0.361 Valid
5 0.8582 0.361 Valid
6 0.8313 0.361 Valid
7 0.5117 0.361 Valid
8 0.8918 0.361 Valid
9 0.3496 0.361 Tidak Valid
10 0.9039 0.361 Valid
11 0.2669 0.361 Tidak Valid
12 0.7697 0.361 Valid
84

13 0.8521 0.361 Valid


14 0.9074 0.361 Valid
15 0.8399 0.361 Valid
16 0.7681 0.361 Valid
17 0.5266 0.361 Valid
Penggunaan Google 18 0.5411 0.361 Valid
classroom (X1) 19 0.6058 0.361 Valid
20 0.9212 0.361 Valid
21 0.7855 0.361 Valid
22 0.8417 0.361 Valid
23 0.8955 0.361 Valid
Waktu Belajar (X2) 24 0.9110 0.361 Valid
Kondisi Kelas (X3) 25 0.8083 0.361 Valid
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018.
Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari tabel 4.8 diperoleh nilai
korelasi 0,361, dapat disimpulkan bahwa butir instrument angket dengan
item nomor 9 dan nomor item 11 nilainya kurang dari r table. Maka dapat
disimpulkan bahwa item nomor tersebut tidak berkorelasi signifikan
dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau
diperbaiki. Sedangkan pada item-item nomor lainnya lebih dari 0.361 dan
dapat disimpulkan bahwa butir nomor instrument angket tersebut valid.
Soal yang dinyatakan valid berjumlah 23 item soal, dan soal yang
dinyatakan tidak valid berjumlah 2 item soal. Maka pada penelelitian ini,
untuk soal yang tidak valid tidak akan dibuang, melainkan akan dilakukan
pengujian validitas konstruksi2, yaitu pengujian validitas yang
dikonsultasikan dengan para ahli . Hasil uji validitas selengkapnya bisa
dilihat pada lampiran .
b. Uji Validitas Instrumen Tes
Hasil dari uji validitas instrument tes yang diajukan kepada siswa
kelas XII IPS 1 MAN 1 Kota Tangerang Selatan, dengan jumlah 32 siswa
serta 25 angket soal didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor
total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari

2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta Bandung, 2013)., h. 177
85

pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data n = 32, maka
didapat r tabel sebesar 0,361. Berikut ini dapat dilihat hasil dari
perhitungan validitas untuk keseluruhan butir pernyataan.
Untuk menghitung koefisien Korelasi Pearson Product moment,
adapun datanya diperoleh seperti pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Perhitungan Validitas Instrumem Tes
No
Variabel R Hitung r Tabel Ketarangan
Soal
Hasil Belajar 1 0.4222 0.361 Valid
(YHasil_Belajar) 2 0.4175 0.361 Valid
3 0.7172 0.361 Valid
4 0.5291 0.361 Valid
5 0.5027 0.361 Valid
6 0.5841 0.361 Valid
7 0.5096 0.361 Valid
8 0.4062 0.361 Valid
9 0.6973 0.361 Valid
10 0.4439 0.361 Valid
11 0.4958 0.361 Valid
12 0.4439 0.361 Valid
13 0.4897 0.361 Valid
14 0.3206 0.361 Tidak Valid
15 0.4981 0.361 Valid
16 0.4135 0.361 Valid
17 0.4468 0.361 Valid
18 0.4574 0.361 Valid
19 0.7541 0.361 Valid
20 0.5013 0.361 Valid
21 0.6625 0.361 Valid
22 0.0329 0.361 Tidak Valid
23 0.5738 0.361 Valid
24 0.4354 0.361 Valid
25 0.5683 0.361 Valid
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari tabel 4.9 diperoleh nilai
korelasi 0,361, dapat disimpulkan bahwa butir instrument tes dengan item
nomor 14 dan item nomor 22 nilainya kurang dari r table. Maka dapat
disimpulkan bahwa dua item nomor tersebut tidak berkorelasi signifikan
86

dengan skor total (dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau
diperbaiki. Sedangkan pada item-item nomor lainnya lebih dari 0.361 dan
dapat disimpulkan bahwa butir nomor instrument angket tersebut valid.
Soal yang dinyatakan valid berjumlah 23 item soal, dan soal yang
dinyatakan tidak valid berjumlah 2 item soal. Maka pada penelitian ini,
untuk soal yang tidak valid tidak akan dibuang, melainkan akan dilakukan
pengujian validitas konstruksi3, yaitu pengujian validitas yang
dikonsultasikan dengan para ahli . Hasil uji validitas selengkapnya bisa
dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas
a. Uji Reliabilitas Instrumen Angket
Uji reliabilitas instrumen angket pada penelitian ini menggunakan
koefisien Alpha Cronbach pada taraf signifikansi 0,05 untuk mengukur
sejauh mana alat ukur atau instrumen dapat dipercaya dan diandalkan atau
reliabel, adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada penelitian seperti pada
tabel 4.10.
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Instrumen Angket
No Statistik Skor
1 Jumlah Varian Item 9,195
2 Varian Total 126,6
3 Reliabilitas 0,966
Kategori Sangat Tinggi
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan data tabel 4.10 dapat disimpulkan nilai perhitungan
reliabilitas berada pada nilai 0,966 dari 25 item angket, yang artinya
adalah nilai tersebut reliabel dan dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji
reliabilitas selengkapnya bisa dilihat pada lampiran.

3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta Bandung, 2013)., h. 177
87

b. Uji Reliabilitas Instrumen Tes


Uji reliabilitas instrumen tes pada penelitian ini menggunakan
koefisien Alpha Cronbach pada taraf signifikansi 0,05 untuk mengukur
sejauh mana alat ukur atau instrumen dapat dipercaya dan diandalkan atau
reliabel, adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada penelitian seperti pada
tabel 4.11.
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Instrumen Tes
No Statistik Skor
1 Jumlah Varian Item 5,004
2 Varian Total 30,89
3 Reliabilitas 0,873
Kategori Sangat Tinggi
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan data tabel 4.11 dapat disimpulkan nilai perhitungan
reliabilitas berada pada nilai 0,873 dari 25 item soal, yang artinya adalah
nilai tersebut reliabel dan dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji
reliabilitas selengkapnya bisa dilihat pada lampiran.
3. Uji Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Pembeda Soal
a. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tipe soal
begolongan mudah, sedang atau sukar. adapun hasil uji tingkat kesukaran
soal instrumen pada penelitian ini seperti pada tabel 4.12.
Tabel 4. 12
Uji Tingkat Kesukaran Soal
No Kriteria Kesukaran Soal Jumlah Soal Presentase
1 Mudah 9 36%
2 Sedang 11 44%
3 Sukar 5 20%
Total 25 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tebel 4.12 menunjukan bahwa dari 25 soal pada
instrumen tes tingkat kesukaran soal dengan kategori mudah sebanyak 9
88

soal (36%), kategori sedang sebanyak 11 soal (44%) dan kategori sukar 5
soal (20%).
b. Uji Daya Pembeda Soal
Perhitungan daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar daya sebuah soal dapat membedakan kemampuan siswa antara
kelompok tinggi dengan kelompok rendah. adapun hasil uji daya pembeda
soal instrumen pada penelitian ini seperti pada tabel 4.13.
Tabel 4. 13
Uji Daya Pembeda Soal
No Kriteria Daya Pembeda Soal Jumlah Soal presentase
1 Sangat Baik 1 4%
2 Baik 7 28%
3 Cukup 14 56%
4 Diperbaiki 3 12%
Total 25 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tebel 4.13 menunjukan bahwa dari 25 soal memiliki
kategori sangat baik sebanyak 1 soal (4%), kategori baik 7 soal (28%),
kategori cukup 14 soal (56%), dan kategori diperbaiki 3 soal (12%).
C. Statistik Deskriptif Data Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu penggunaan google
classroom sebagai variabel X1 , waktu belajar sebagai X2, kondisi kelas sebagai
X3, kualitas pembelajaran sebagai Y1 dan hasil belajar sebagai Y2. Peneliti
memperoleh data dengan menyebarkan kuesioner penelitian penggunaan google
classroom terhadap kualitas pembelajaran dengan jumlah pernyataan 10 untuk
variabel X1, satu pernyataan untuk X2, satu pernyataan untuk X3, dan 13
pernyataan untuk variabel Y1 yang disebarkan kepada 33 responden. Sedangkan
untuk varibel Y2 memperoleh data dengan tes. Adapun hasil statistik deskriptif
data penelitian seperti pada tabel 4.14.
89

Tabel 4. 14
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
google_classroom waktu_belajar kondisi_kelas kualitas_pembelajaran
N Valid 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0
Mean 33.18 3.30 3.64 41.00
Median 33.00 3.00 4.00 41.00
Mode 29 3 4 43
Std. Deviation 4.558 .585 .489 4.684
Range 18 2 1 25
Minimum 22 2 3 26
Maximum 40 4 4 51
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
1. Analisis Statistik Deskriptif Angket
Analisis data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi harga rerata
Mean (M), Modus (Mo), Median (Me), dan Standar Deviasi (SD). Selain itu,
disajikan tabel distribusi frekuensi dan melakukan pengkategorian terhadap
nilai masing-masing indikator.
a) Variabel penggunaan google classroom
Variabel penggunaan google classroom terdiri dari tiga dimensi yaitu
pengetahuan google classroom, manfaat google classroom, dan
kekurangan-kelebihan google classroom. Dari tiga dimensi tersebut dibuat
10 pertanyaan dan dinyatakan valid. Penentuan skor menggunakan skala
likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4
dan skor terendah 1.
Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner dengan jumlah
responden sebanyak 33 orang diperoleh data variabel google classroom
(X1) dengan skor maksimal sebesar 40 dan skor minimal sebesar 22.
Sedangkan hasil perhitungan Mean (M) sebesar 33,18, Median (Me)
sebesar 33, dan Modus (Mo) sebesar 29.
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang penggunaan
google classroom, penulis menggunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 +
3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari
90

perhitungan diketahui bahwa n = 33, sehingga diperoleh banyak kelas 1 +


3.3 log 33 = 6,011096002 dibulatkan menjadi 6 kelas interval. Rentang
data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai minimal +1, sehingga
diperoleh rentang data sebesar 40–22+1 = 19. Sedangkan panjang kelas
(rentang)/K = 19/6 = 3,1 dibulatkan menjadi 3. Distribusi frekuensinya
dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15
Distribusi frekuensi penggunaan google classroom
No Interval Frekuansi Presentase
1 22 – 24 1 3%
2 25 – 27 0 0%
3 28 – 30 12 36,3%
4 32 – 33 7 21,2%
5 34 – 36 2 6,1%
6 37 – 39 8 24,3%
7 40 – 42 3 9,1%
Total 33 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.15, frekuensi terbesar terletak pada kelas interval
28 - 30 dengan frekuensi sebanyak 12 responden (36,3%), sedangkan
frekuensi terkecil terletak pada kelas interval 25 - 27 dengan frekuensi
sebanyak 0 responden (0%).
Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum dan
minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal
( ), sehingga diperoleh ( ) , dan

Standar Deviasi ideal ( ), sehingga diperoleh

( )

Tabel 4.16
Distribusi kecenderungan penggunaan google classroom
No Interval Frekuensi Presentase kategori
1 <28 1 3% Rendah
2 28 – 34 21 63,6% Sedang
3 >34 11 33,4% Tinggi
Total 33 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
91

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan google


classroom kategori rendah sebanyak 1 responden (3%), kategori sedang
sebanyak 21 responden (63,6%), dan pada kategori tinggi sebanyak 11
responden (33.4%). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan penggunaan google classroom berbanding lurus dengan
skor yang didapatkan. Apabila semakin tinggi skor yang didapatkan, maka
penggunaan google classroom semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya,
apabila skor yang didapatkan semakin rendah maka dapat dikatakan
penggunaan google classroom semakin rendah
b) Variabel Waktu Belajar
Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner yang terdiri atas 1
pernyataan dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Ada empat
alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.
Variabel waktu belajar (X2) diperoleh skor maksimal sebesar 4 dan
skor minimal sebesar 2. Sedangkan hasil perhitungan Mean (M) sebesar
3,30, Median (Me) sebesar 3, dan Modus (Mo) sebesar 3.
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Jawaban Waktu belajar
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat setuju 12 36,4%
Setuju 19 57,6%
Tidak setuju 2 6%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 33 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Dari tabel 4.17, diketahui bahwa tanggapan responden selalu
meluangkan waktu untuk belajar sebelum pembelajaran, di mana dari 33
responden yaitu: 12 responden atau sebanyak 36,4% responden
menyatakan sangat setuju, 19 responden atau sebanyak 57,6% responden
menyatakan setuju, 2 responden atau sebanyak 6% responden menyatakan
tidak setuju, dan 0 responden atau sebanyak 0% responden meyatakan
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa siswa selalu meluangkan
92

waktu untuk belajar sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar di


kelas.
c) Variabel Kondisi Kelas
Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner yang terdiri atas 1
pernyataan dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Ada empat
alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.
Berdasarkan data Variabel kondisi kelas (X3) diperoleh skor maksimal
sebesar 4 dan skor minimal sebesar 3. Sedangkan hasil perhitungan Mean
(M) sebesar 3,64, Median (Me) sebesar 4, dan Modus (Mo) sebesar 4
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi jawaban Kondisi kelas selama pembelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat setuju 21 63,6%
Setuju 12 36,4%
Tidak setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 33 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Dari tabel 4.18, diketahui bahwa tanggapan responden kondisi kelas
kondusif selama pembelajaran, di mana dari 33 responden yaitu: 21
responden atau sebanyak 63,6% responden menyatakan sangat setuju, 12
responden atau sebanyak 36,4% responden menyatakan setuju, 0
responden atau sebanyak 0% responden menyatakan tidak setuju, dan 0
responden atau sebanyak 0% responden meyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukan bahwa kondisi kelas pada saat kegiatan belajar
dengan mengggunakan google classroom sangat kondusif.
d) Variabel Kualitas Pembelajaran
Variabel penggunaan kualitas pembelajaran terdiri dari enam dimensi
yaitu strategi pengorganisasin pembelajaran, startegi penyampaian
pembelajaran, strategi pengelolaan pembelajaran, fasilitas pembelajaran,
iklim kelas dan sikap siswa. Dari enam dimensi tersebut dibuat 13
pertanyaan dan dinyatakan valid. Penentuan skor menggunakan skala
93

likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4
dan skor terendah 1.
Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner dengan jumlah
responden sebanyak 33 orang. Ada empat alternatif jawaban dimana skor
tertinggi 4 dan skor terendah 1. Variabel kualitas pembelajaran (Y1)
diperoleh skor maksimal sebesar 51 dan skor minimal sebesar 26.
Sedangkan hasil perhitungan Mean (M) sebesar 41, Median (Me) sebesar
41, dan Modus (Mo) sebesar 43.
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang kualitas
pembelajaran, penulis menggunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3
log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n = 33, sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 33 =
6,011096002 dibulatkan menjadi 6 kelas interval. Rentang data dihitung
dengan rumus nilai maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang
data sebesar 51–26 +1= 25. Sedangkan panjang kelas (rentang)/K = 26/6 =
4,33 dibulatkan menjadi 4. Berikut tabel distribusi frekuensinya dapat
dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:
Tabel 4.19
Distribusi frekuensi kualitas pembelajaran
No Interval Frekuansi Presentase
1 26 – 29 1 3%
2 30 – 33 0 0%
3 34 – 37 5 15,2%
4 38 – 41 13 39,5%
5 42 – 45 10 30,3%
6 46 – 49 3 9,1%
7 50 – 54 1 3%
Total 33 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan data pada tabel 4.19, frekuensi terbesar terletak pada
kelas interval 38 - 41 dengan frekuensi sebanyak 13 responden (30,3%),
sedangkan frekuensi terkecil terletak pada kelas interval 30 - 33 dengan
frekuensi sebanyak 0 responden (0%).
94

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai maksimum dan


minimum diketahui, kemudian mencari nilai Mean ideal
( ), sehingga diperoleh ( )

, dan Standar Deviasi ideal ( ),

sehingga diperoleh ( )

Tabel 4.20
Distribusi kecenderungn kualitas pembelajaran
No Interval Frekuensi Presentase kategori
1 <34 1 3% Rendah
2 34 – 42 18 54,7% Sedang
3 >42 14 42,4% Tinggi
Total 33 100%
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Tabel 4.20 menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran kategori
rendah sebanyak 1 responden (3%), kategori sedang sebanyak 18
responden (54,7%), dan pada kategori tinggi sebanyak 14 responden
(42,4%). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan kualitas pembelajaran berbanding lurus dengan skor yang
didapatkan. Apabila semakin tinggi skor yang didapatkan, maka kualitas
pembelajaran semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila skor yang
didapatkan semakin rendah maka dapat dikatakan kualitas pembelajaran
semakin rendah.

D. Uji Prasyarat Analisis Data dan Uji Hipotesis


1. Uji Prasyarat Regresi Linear Berganda
Dalam model regresi linier penggunaan metode Orginal Lears Square (OLS)
akan memberikan hasil yang memenuhi kondisi BLUE (Best Linier Unbiased
Estimate) jika memenuhi semua asusmsi klasik.4 Dalam pemenuhan asumsi klasik
ada beberapa uji yang harus dilakukan yaitu, Uji Normalitas, Uji
Multikolinearitas, dan Uji Heterokedastisitas.

4
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h.167
95

a. Hasil Uji Normalitas


Asumsi normalitas yang dimaksud pada asumsi klasik pendekatan OLS
adalah (data) residual yang dibentuk oleh model regresi linear terdistribusi
normal. Kriteria sebuah (data) residual terdistribusi normal atau tidak dengan
pendekatan Kolmogorov-Smirnov Test dan Normal P-P Plot jika data
berdistribusi normal maka signifikans > α = 0,05 dan sebaliknya, hipotesis
normalitas data dapat dirumuskan sebagai berikut
Ho : Data berdistribusi normal KS tidak signifikan sig. > α = 0,05
Ha : Data tidak berdistribusi normal KS signifikan sig < α = 0,05
Tabel 4.21
Hasil Uji Normalitas Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Residual
N 33

a,b
Mean .0000
Normal Parameters
Std. Deviation 2.48895
Absolute .135
Most Extreme Differences Positive .101
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .777
Asymp. Sig. (2-tailed) .583
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 4.21 besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,777


dengan tingkat signifikansi > 0,05 artinya terima Ho bahwa nilai KS tidak
signifikan, berarti residual data berdistribusi normal.
96

Gambar 4.1 Normal P-P Plot


Sebaran titik-titik dari gambar Normal P-P Plot diatas mendekati garis
lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa (data) residual berdistribusi normal.
Hasil ini sejalan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan sesuai
dengan asumsi klasik dari regresi linear berganda.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat kebebasan antar variabel
bebas. Adapaun hipotesis sebagai berikut:
Ho : variabel bebas X1, X2, dan X3 bersifat multikolinearitas (VIF > 10)
Ha : variabel bebas X1, X2, dan X3 tidak bersifat multikolinearitas (VIF < 10)
Tabel 4.22
Hasil Uji Multikolinearitas
Model T Sig. Collinearity Statistics
Tolerance VIF

(Constant) 3.279 .003

Penggunaan_Google_Classroo
2.357 .025 .226 4.425
1 m

Waktu_Belajar 1.769 .087 .265 3.767

Kondisi_Kelas .630 .534 .632 1.582

Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran


Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.22, diketahui tidak ada nilai VIF > 10, maka
keputusan yang diambil adalah tolak Ho dan terima Ha. Kesimpulannya dalah
antar variabel bebas (Penggunaan Google classroom, Waktu Belajar dan
97

Kondisi Kelas) tidak terdapat multikolinearitas. Berdasarkan syarat asumsi


klasik regresi linear, maka model regresi linear yang baik adalah yang
terbebas dari adanya multikolinearitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Asumsi klasik berikutnya dalam model regresi adalah heteroskedastisitas
atau memiliki varian yang sama. Pada uji heteroskedastisitas dilakukan
menggunakan Uji Glejser dan melihat grafik scatterplot. Uji Glejser dilakukan
dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independent
lainnya. Jika β signifikan, maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas
dalam model.
Tabel 4.23
Hasil Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -2.261E-015 3.855 .000 1.000

Penggunaan_Google_Cla
.000 .213 .000 .000 1.000
1 ssroom

Waktu_Belajar .000 1.532 .000 .000 1.000

Kondisi_Kelas .000 1.190 .000 .000 1.000

a. Dependent Variabel: Rasidual


Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Terlihat dari tabel 4.23 dimana varibel dependennya nilai residual dan
dependen variabelnya adalah penggunaan google classroom, waktu belajar
dan kondisi kelas, hasil pengolahan data dengan jelas menunjukan variabel
penggunaan Google classroom, waktu belajar dan kondisi kelas memiliki nilai
signifikansi 1,00 artinya tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini,
dengan kata lain semua variabel independent yang terdapat dalam model ini
memiliki sebaran variabel yang sama / homogen, terlihat dari gambar 4.2
scatterplot juga menunjukan sebaran data membentuk suatu pola tertentu.
98

Gambar 4.2 scatterplot sebaran data

2. Uji Hipotesis
a. Regresi Linear berganda (Pengaruh Penggunaan Google classroom
Terhadap Kualitas Pembelajaran)
Tabel 4.24
Distribusi Data Model Regresi Linear Berganda
Variabel Penelitian
Penggunaan
Id Kualitas Waktu
Google Kondisi
Siswa Pembelajaran Belajar
classroom Kelas (X3)
(Y) (X2)
(X1)
1 40 33 3 4
2 42 31 3 4
3 41 33 3 4
4 26 22 2 3
5 41 34 4 4
6 43 37 4 4
7 49 39 4 4
8 45 39 4 4
9 39 33 3 3
10 37 29 3 3
11 37 29 3 3
12 37 30 3 3
13 38 29 3 3
14 37 29 2 3
15 49 39 4 4
16 38 29 3 4
99

17 38 29 3 4
18 39 33 3 4
19 43 37 4 4
20 49 39 4 4
21 43 32 3 4
22 41 30 3 4
23 41 30 3 4
24 43 34 4 3
25 37 29 3 3
26 41 29 3 3
27 43 40 4 4
28 38 38 3 4
29 51 40 4 4
30 38 30 3 3
31 43 40 4 4
32 42 32 3 3
33 44 38 4 4
∑ 1353 1095 109 120
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Model regseri linear berganda pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Dimana:
Y = Variabel Terikat (Kualitas Pembelajaran)
= Konstanta (Nilai Y apabila X1, X2, X3 =0)
= Koefisien Regresi X1, X2, X3
= Penggunaan Google Clashroom (Variabel Bebas Utama)
= Waktu Belajar (Variabel Bebas Kontrol)
= Kondisi Kelas (Variabel Bebas Kontrol)
= Standar Error
Setelah dilakukan transformasi skala pengukuran data selanjutnya
dihitung data input dalam perhitungann analisis regresi. Data input dalam
perhitungan analisis regresi diperoleh dari skor total Kualitas
Pembelajaran (YKualitas_Pembelajaran), Penggunaan Google Clashroom (X1)
100

sebagai variabel bebas utama, Waktu Belajar (X2) sebagai variabel kontrol
dan Kondisi Kelas (X2) sebagai variabel kontrol. Koefisien regresi untuk
model yang diteliti berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel
4.25 berikut ini:
Tabel 4.25
Hasil Pengujian Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12.640 3.855 3.279 .003
Penggunaan_Google_Clas
.503 .213 .489 2.357 .025
1 sroom (X1)
Waktu_Belajar (X2) 2.711 1.532 .339 1.769 .087
Kondisi_Kelas (X3) .750 1.190 .078 .630 .534
a. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Persamaan regresinya sebagai berikut:

Dari persamaan regresi linear diatas dapat di interpretasikan sebagai


berikut:
a. Konstanta sebesar 12,640 artinya kualitas pembelajaran jika variabel
Penggunaan Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi
Kelas (X3) = 0, maka rata-rata kualitas pembelajaran siswa dikelas
bernilai positif sebesar 12,640.
b. Penggunaan Google classroom (X1) memiliki nilai koefisien 0,503,
artinya jika variabel bebas lain nilainya tetap dan penambahan nilai
Penggunaan Google classroom sebasar satu satuan dalam skala
Ordinal akan meningkatkan Kualitas Pembelajaran sebesar 0,557 satu-
satuan. Dilihat dari nilai (P-Value) sebesar 0,025 yaitu lebih kecil dari
nilai signifikansi 0,05 yang berarti variabel google classroom
101

signifikan menjelaskan pengaruh penggunaan google classroom


terhadap hasil belajar, yang artinya tedapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel google classroom.
c. Waktu Belajar (X2) memiliki nilai koefisien 2,711, artinya jika
variabel bebas lain nilainya tetap dan penambahan nilai variabel waktu
belajar sebasar satu satuan dalam skala Ordinal akan meningkatkan
Kualitas Pembelajaran sebesar 2,711 satu-satuan. Dilihat dari nilai (P-
Value) sebesar 0,087 > 0,05 variabel waktu belajar tidak signifikan
dan tidak dapat menjelaskan variabel terikat, yang artinya tidak
terdapat pengaruh signifikan waktu belajar terhadap kualitas
pembelajaran.
d. Kondisi Kelas (X3) memiliki nilai koefisien 0,750, artinya jika
variabel bebas lain nilainya tetap dan penambahan nilai variabel
kondisi kelas sebasar satu satuan dalam skala Ordinal akan
meningkatkan Kualitas Pembelajaran sebesar 0,750 satu-satuan.
Dilihat dari nilai (P-Value) sebesar 0,534 > 0,05 variabel kondisi kelas
tidak signifikan dan tidak dapat menjelaskan variabel terikat, yang
artinya tidak terdapat pengaruh signifikan kondisi kelas terhadap
kualitas pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan koefisien regresi pada penelitian ini bertanda
positif, dan dapat diartikan bahwa terjadi pengaruh positif dari variabel
Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3)
terhadap kualitas pembelajaran (Y). Pengaruh positif ini dapat diartikan
bahwa semakin tinggi nilai variabel Google classroom (X1), Waktu
Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3) maka semakin tinggi pula
pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran, begitupun sebaliknya.
Akan tetapi yang memiliki pengaruh signifikan hanya variabel Google
classroom (X1) karena nilai signifikansinya (P-Value) < 0,05 (taraf
signifikansi) sedangkan variabel lain meskipun berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan
102

1) Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)


Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (Google
classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3)) secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat
yaitu kualitas pembelajaran (YKualitas_Pembelajaran), maka dilakukan analisis
uji F, berdasarkan pada hasil analisis regresi output diketahui nilai F yang
disajikan pada tabel 4.26 sebagai berikut:
Tabel 4.26 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 503.764 3 167.921 24.565 .000b
1Residual 198.236 29 6.836
Total 702.000 32
a. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran (Y)
b. Predictors: (Constant), Kondisi_Kelas (X3), Waktu_Belajar (X2), Penggunaan_Google_Classroom (1)
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
a) Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara Google classroom
(X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3) secara
bersama-sama terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara Google classroom
(X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3) secara
bersama-sama terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
b) Menentukan F hitung dan F tabel
Berdasarkan tabel 4.26 diperoleh nilai Fhitung untuk model
regresi sebesar 24,56. Untuk menentukan F tabel menggunakan
tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df1 (jumlah variabel-1) = 3, dan
df2 (n-k-1) = 33-3-1 = 29 (n adalah jumlah siswa dan k adalah
jumlah variabel bebas), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2,93
(lihat pada lampiran F tabel).
103

c) Kriteria Pengujian
- Ho diterima bila F Hitung < F Tabel
- Ho ditolak bila F Hitung > F Tabel
d) Membandingkan F hitung dengan F tabel
Nilai F hitung > F Tabel (24,56 > 2,93), maka Ho ditolak,
dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan antara variabel bebas
(Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas
(X3)) secara bersama-sama terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran). Pada penelitian ini Google classroom (X1),
Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3) berpengaruh terhadap
kualitas pembelajaran di kelas pada XI IPS 2 MAN 1 Kota
Tangerang Selatan.
2) Koefisien Korelasi Ganda (R)
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi
antara variabel bebas Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan
Kondisi Kelas (X3) secara serentak terhadap variabel terikat
(YKualitas_Pembelajaran). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai
semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut5:
Tabel 4.27
Kategori Koefisien Korelasi
Kategori Keterangan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

5
Sugiyono, Ibid., h.257
104

Dari hasil analisis regresi, pada model summary dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.28
Hasil Analisis Korelasi Ganda (R)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .847a .718 .688 2.615
a. Predictors: (Constant), Kondisi_Kelas, Waktu_Belajar, Penggunaan_Google_Classroom
b. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 4.28 diperoleh angka R sebesar 0,847. Hal ini


menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel
bebas Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3)
terhadap variabel terikat (YKualitas_Pembelajaran).

3) Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,
X2, dan X1) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini
menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel bebas yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel terikat. Jika
nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1- k)/(n-k), artinya tidak ada sedikitpun
prosentase pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel
terikat, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel terikat. Sebaliknya jika R2 =
1 maka Adjusted R2 = (1- k)/(n-k), artinya prosentase pengaruh yang
diberikan variabel bebas adalah sempurna, atau variasi variabel bebas
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel terikat.
Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut:
105

Tabel 4.29
Analisis Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .847 .718 .688 2.615
a. Predictors: (Constant), Kondisi_Kelas, Waktu_Belajar, Penggunaan_Google_Classroom
b. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 4.29 diperoleh nilai R2 (Adjusted R Square) sebesar


0,688 atau 68,8%. Hal ini menunjukan bahwa variasi variabel bebas yang
digunakan dalam model (Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan
Kondisi Kelas (X3)) mampu menjelaskan sebesar 68,8% varibel terikat
(YKualitas_Pembelajaran). Sedangkan sisanya sebesar 31,2% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model regresi
linear berganda pada penelitian ini.
Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya
kesalahan model regresi dalam memprediksi nilai Y (Variabel Terikat).
Dari hasil regresi di dapat nilai 2,61 (Satuan angka kualitas
pembelajaran), hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam prediksi sebesar
2,61. Sebagai pedoman jika Standard Error of the Estimate lebih kecil
dari standar deviasi variabel Y, maka model regresi semakin baik dalam
memprediksi nilai Y. dalam regresi ini didapat standar deviasi nilai Y
(Kualitas Pembelajaran) sebesar 4,68 lihat lampiran, artinya Standard
Error of the Estimate < standar deviasi (2,61 < 4,68) yang artinya model
ini cukup baik.
4) Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel bebas (Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi
Kelas (X3)) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
106

terikat yaitu Kualitas Pembelajaran (YKualitas_Pembelajaran). Dari hasil analisis


output dapat dilihat pada tabel 4.30 berikut ini:
Tabel 4.30
Uji Koefisien Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12.640 3.855 3.279 .003
Penggunaan_Google_Clas
.503 .213 .489 2.357 .025
1 sroom (X1)
Waktu_Belajar (X2) 2.711 1.532 .339 1.769 .087
Kondisi_Kelas (X3) .750 1.190 .078 .630 .534
a. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran (Y)
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
a) Pengujian koefisien regresi variabel Penggunaan Google classroom
(X1)
- Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
Google classroom (X1) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara Google
classroom (X1) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
- Menentukan t hitung dan t tabel
Berdasarkan tabel 4.30 diperoleh nilai t hitung sebesar
2,357. Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 33-3-1 = 29 (n
adalah jumlah siswa dan k adalah jumlah variabel bebas),
dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) maka diperoleh
hasil untuk t tabel sebesar 2,045.
- Kriteria Pengujian
107

Ho diterima bila t hitung < t tabel


Ho ditolak bila t hitung > t tabel
- Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t Tabel (2,357 > 2,045), maka Ho ditolak,
artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara
Penggunaan Google classroom (X1) terhadap Kualitas
Pembelajaran (YKualitas_Pembelajaran). Jadi Pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa secara parsial Penggunaan Google
classroom berpengaruh positif terhadap kualitas pembelajaran
di kelas pada siswa kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Tangerang
Selatan.
b) Pengujian koefisien regresi variabel Waktu Belajar (X2)
- Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
Waktu Belajar (X2) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara Waktu
Belajar (X2) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
- Menentukan t hitung dan t tabel
Berdasarkan tabel 4.30 diperoleh nilai t hitung sebsar
1,769. Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 33-3-1 = 29 (n
adalah jumlah siswa dan k adalah jumlah variabel bebas),
dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) maka diperoleh
hasil untuk t tabel sebesar 2,045.
- Kriteria Pengujian
Ho diterima bila t hitung < t tabel
Ho ditolak bila t hitung > t tabel
- Membandingkan t hitung dengan t tabel
108

Nilai t hitung < t Tabel (1,769 < 2,045), maka Ho diterima,


artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
Waktu Belajar (X2) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran). Jadi Pada penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa secara parsial Waktu Belajar tidak berpengaruh
terhadap kualitas pembelajaran di kelas pada siswa kelas XI
IPS 2 MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
c) Pengujian koefisien regresi variabel Kondisi Kelas (X3)
- Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
Kondisi Kelas (X3) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara Kondisi
Kelas (X3) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran)
- Menentukan t hitung dan t tabel
Berdasarkan tabel 4.30 diperoleh nilai t hitung sebsar
0,630. Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 33-3-1 = 29 (n
adalah jumlah siswa dan k adalah jumlah variabel bebas),
dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) maka diperoleh
hasil untuk t tabel sebesar 2,045.
- Kriteria Pengujian
Ho diterima bila t hitung < t tabel
Ho ditolak bila t hitung > t tabel
- Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung < t Tabel (0,630 < 2,045), maka Ho diterima,
artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
Kondisi Kelas (X3) terhadap Kualitas Pembelajaran
(YKualitas_Pembelajaran). Jadi Pada penelitian ini dapat disimpulkan
109

bahwa secara parsial Waktu Belajar tidak berpengaruh


terhadap kualitas pembelajaran di kelas pada siswa kelas XI
IPS 2 MAN 1 Kota Tangerang Selatan.

b. Regresi Logistik Ordinal (Pengaruh Penggunaan Google classroom


Terhadap Hasil Belajar)
Tabel 4.31
Distribusi Data Regresi Logistik Ordinal
Variabel Penelitian
Penggunaan
Id Hasil Waktu
Google Kondisi
Siswa Belajar Belajar
classroom Kelas (X3)
(Y)* (X2)
(X1)
1 3 33 3 4
2 3 31 3 4
3 3 33 3 4
4 1 22 2 3
5 2 34 4 4
6 3 37 4 4
7 3 39 4 4
8 3 39 4 4
9 2 33 3 3
10 2 29 3 3
11 2 29 3 3
12 3 30 3 3
13 2 29 3 3
14 2 29 2 3
15 3 39 4 4
16 2 29 3 4
17 2 29 3 4
18 3 33 3 4
19 3 37 4 4
20 3 39 4 4
21 3 32 3 4
22 2 30 3 4
23 3 30 3 4
24 3 34 4 3
25 1 29 3 3
110

26 2 29 3 3
27 3 40 4 4
28 3 38 3 4
29 3 40 4 4
30 2 30 3 3
31 3 40 4 4
32 2 32 3 3
33 3 38 4 4
∑ 83 1095 109 120
*) Kategori Nilai: 1. Rendah (0- 77), 2. Sedang (78-90), 3. Tinggi (91-100)
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Pada tabel 4.31 diperoleh nilai dari hasil tes siswa kelas XI IPS 2 MAN 1
Kota Tangeran Selatan menerapkan google classroom dengan Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) nilai sebesar 78 menunjukan bahwa terdapat 2
siswa dibawah KKM atau berkriteria rendah (0-79) sebesar 6,1%, dengan nilai
sedang (80-90) sebanyak 12 siswa dengan prosentase 36,4% dan dengan nilai
tinggi (90-100) sebanyak 19 siswa dengan prosentase 57,6% .
Tabel 4.32
Prosentase Perolehan Nilai Hasil Tes
Siswa XI IPS 2 MAN Kota Tangerang Selatan
Case Processing Summary
N Marginal Percentage
Rendah (0-77) 2 6.1%
Hasil_Belajar Sedang (78-90) 12 36.4%
Tinggi (91-100) 19 57.6%
Valid 33 100.0%
Missing 0
Total 33
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
111

6%

36%
58%

Rendah (0-77) Sedang (78-90) Tinggi (91-100)

Gambar 4.3 Prosentase Frekuensi Peroleh Hasil Tes Siswa


Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
1) Uji kebaikan Model (Goodness of Fit)
Uji kebaikan model (Goodness of Fit) dilakukan untuk melihat apakah
model regresi logistik ordinal yang di dapat layak untuk digunakan. Hasil
regresi uji kebaikan menggunakan uji metode deviance pada tabel 4.33
sebagai berikut:
Tabel 4.33
Uji Kebaikan Model
Goodness-of-Fit
Chi-Square Df Sig.
Pearson 14.948 31 .993
Deviance 14.767 31 .994
Link function: Logit.
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Hipotesis:
Ho : model logit ordinal layak digunakan
Ha : model logit ordinal tidak layak digunakan
Diketahui nilai chi-square metode deviance sebesar 14,767 dengan
derajat kebebasan (df) 31. Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika D >
X2(0,05, 31) = 44,985 atau tolak Ho jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05
(α = 0,05). Nilai signifikansi pada uji deviance diatas sebesar 0,994.
112

Pada table 4.33 menunjukan nilai D (14,797) < X2 (44,985) dan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Keputusan yang diambil adalah terima
Ho yang artinya model logit layak untuk digunakan.
2) Koefisien Determinasi Model Pseudo (R2)
Pengujian ini untuk melihat seberapa besar variabel bebas menjelaskan
variabel terikat. Besarnya nilai koefisien determinasi pada model logistik
ordinal ditunjukan oleh nilai McFaden, Cox dan Snell, Nagelkerke R
Square. Dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.34
Koefisien Determinasi
Pseudo R-Square
Cox and Snell .611
Nagelkerke .746
McFadden .552
Link function: Logit.
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Table 4.34 menunjukan nilai koefisien determinasi Nagelkerte sebesar
0,746 atau 74,6%. Artinya variabel bebas (Penggunaan Google classroom
(X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi Kelas (X3)) mempengaruhi atau
menjelaskan (YHasil_Belajar) secara umum sebesar 74,6%. Sedangkan 25,4%
dipengaruhi oleh faktor dan variabel lain yang tidak dimasukan dalam
model ini.
3) Uji Koefisien Secara Bersama-sama (Uji G)
Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β
terhadap variabel respon secara bersama-sama dengan menggunakan
statistik uji. Statistik yang digunakan adalah uji G atau Likelihood Ratio
Test. Adapun hasil analisis data diperoleh nilai statistik uji G sebagai
berikut:
113

Tabel 4.35
Uji Statistik G
Model Fitting Information
Model -2 Log Chi-Square Df Sig.
Likelihood
Intercept Only 50.479
Final 19.325 31.154 3 .000
Link function: Logit.
Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.35 diketahui hasil -2 ln likelihood pada model
tanpa variabel bebas (intercept only) sebasar 50,479 dan hasil -2 ln
likelihood dengan variabel bebas (Final) sebesar 19,325. Berdasarkan data
tersebut maka diketahui nilai statistik G sebesar 31,151. Kriteria pengujian
dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (df) = 3,
berdasarkan tabel chi-square diperoleh X2(0,05, 3) = 7,81, karena nilai
statistik G = 31,151 > 7,81, dan nilai signifikansinya sebesar 0,00 < 0,05.
maka keputusannya tolak Ho dan terima Ha. Kesimpulannya adalah
terdapat salah satu βk ≠ 0, terdapat salah satu variabel bebas yang
mempengaruhi variabel terikat. Artinya secara keseluruhan variabel bebas
(Penggunaan Google classroom (X1), Waktu Belajar (X2) dan Kondisi
Kelas (X3)) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat yaitu kualitas pembelajaran (YHasil_Belajar)
4) Uji Parsial Menggunakan Uji Wald
Hasil dari Wald test ini akan menunjukkan apakah suatu variabel
prediktor signifikan atau layak untuk masuk dalam model atau tidak.
Hasil pengujian parameter wald menunjukan bahwa variabel
Penggunaan Google classroom (X1) signifikan secara parsial
mempengarui hasil belajar di kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Tangerang
Selatan karena berdasarkan data pada table 4.24 maka diketahui variabel
tersebut mempunyai nilai signifikansi 0,016 < 0,05 (α = 0,05), sedangkan
variabel waktu belajar dan kondisi kelas tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar karena nilai signifikansinya > 0,05.
114

Tabel 4.36
Hasil Uji Wald
Parameter Estimates

Estimate Std. Error Wald Df Sig. 95% Confidence


Interval

Lower Upper
Bound Bound

[Hasil_Belajar = 1] 25.037 9.127 7.526 1 .006 7.149 42.925


Threshold
[Hasil_Belajar = 2] 29.969 9.941 9.088 1 .003 10.485 49.454

Penggunaan_Google_Classroom .892 .370 5.811 1 .016 .167 1.617

Location Waktu_Belajar -1.599 1.771 .815 1 .367 -5.069 1.872

Kondisi_Kelas 1.888 1.160 2.650 1 .104 -.385 4.162

Link function: Logit.


Sumber: Data Olahan Penulis, 2018
Model logit yang di dapat adalah:

1) ( ) ( )

2) ( ) ( )

Interpretasi Model
a) Penggunaan Google classroom (X1) mempengaruhi Hasil Belajar (Y)
Sebesar e0,892 = 2,44 kali. Artinya penggunaan google classroom
berpengaruh 2,44 kali terhadap hasil belajar dan signifikan.
b) Waktu belajar (X2) mempengaruhi Hasil Belajar (Y) sebesar e-1,599 =
0,202 kali. Artinya siswa yang memiliki waktu belajar lebih lama akan
meningkatkan hasil belajar sebesar 0,202 kali akan tetapi pengaruhnya
tidak signifikan karena p-value > 0,05.
c) Kondisi Kelas (X3) mempengaruhi Hasil Belajar (Y) sebesar e1,888 =
6,606 kali. Artinya kelas yang kondusif akan meingkatkan hasil belajar
sebesar 6,606 kali dibandingkan yang tidak kondusif. Akan tetapi
pengaruhnya tidak signifikan karena p-value > 0,05.
115

E. Hasil Wawancara dan Observasi


a. Hasil Wawancara
Peneliti telah melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran ekonomi dan
dua siswa kelas XI IIS 2. Wawancara ini dilakukan setelah penyebaran angket
kepada siswa kelas XI IIS 2 MAN 1 Kota Tangerang Selatanpada 21 Mei 2018.
Berikut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi yaitu bapak Agung
Yudi Sartono, S.Pd dan hasil wawancara dengan dua siswa kelas XI IIS 2 yaitu
Zakaria Hary Septiawan dan Rizka Mandasari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi
menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran ekonomi ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan ini telah menggunakan
berbagai media, baik itu media yang sederhana maupun media yang berkaitan
dengan tekologi pembelajaran. Penggunaan media tersebut bertujuan untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Penggunaan media pembelajaran yang dilakukan guru ekonomi dalam
proses kegiatan belajar mengajar sudah digunakan dengan baik. Guru telah
menggunakan berbagai media pembelajaran seperti, power point, internet, dan
juga google classroom.
Menurut guru mata pelajaran ekonomi Google classroom merupakan media
bantu pembelajaran, baik pembahasan materi atau pengerjaan tugas yang
diberikan secara praktis tanpa alat tulis yang efisien karena dapat digunakan
dimana saja. Penggunaan google classroom memberikan berbagai kemudahan
bagi guru untuk memberikan materi ajar secara online melalui aplikasi ini,
mengupload power point, video dan soal-soal pada aplikasi ini. Namun
penggunaan google classroom ini kadang terkendala mengenai jaringan internet
yang dimiliki oleh masing-masing siswa.6
Hasil belajar siswa dilihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dari segi kognitif hasil belajar siswa dapat diperoleh dari hasil

6
Lampiran No. 5, Hasil wawancara guru mata pelajaran ekonomi kelas XI, pada Senin, 21
Mei 2018.
116

ulangan harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester. Dengan
manfaat yang diberikan google classroom membuat siswa menjadi lebih mudah
dalam memahami pelajaran sehingga dengan pemahaman yang baik terhadap
materi pelajaran akan memperoleh hasil belajar yang baik pada siswa dalam mata
pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas XI IIS 2, google classrrom
memberikan kemudahan kepada siswa dalam membaca materi pelajaran selain
dari buku ajar, membaca power point materi ajar, melihat video materi pelajaran,
mengecek tugas yang diberikan guru, dan mengumpulkan tugas tanpa harus
menggunakan kertas.
Siswa MAN 1 Kota Tangerang selatan tertarik dan menyukai pembelajaran
dengan menggunakan google classroom ini, karena memberikan kemudahan bagi
siswa dalam memahami materi dan memberikan pengalaman baru yang
menyenangkan terhadap perkembangan teknologi dalam proses belajar yang
makin mempermudah siswa dalam belajar. Google classroom ini dapat digunakan
oleh siswa maupun guru dimana saja dan kapan saja tidak terbatas oleh tempat
dan waktu asalkan terkoneksi dengan internet. Sehingga kegiatan belajar siswa
menjadi lebih efektif dan efisien.7
Kesimpulan dari wawancara ini bahwa penggunaan google classroom dalam
kegiatan pembelajaran memberikan kemudahan siswa dalam memahami
pelajaran, pembelajaran menjadi lebih efekif dan efisien, dan memberikan hasil
belajar yang baik bagi siswa.
b. Hasil Observasi
Berikut adalah hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti
sebagai alat pengumpulan data yang bersifat sekunder mengenai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan media
google classroom, yaitu8:
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi dalam

7
Lampiran No. 5, Hasil wawancara siswa kelas XI IPS 2, pada Senin, 21 Mei 2018.
8
Lampiran No. 6, Hasil Observasi, pada 20 April 2108.
117

proses belajar mengajar sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kegiatan


pembelajaran dimulai dengan kondisi dimana seluruh siswa telah duduk
ditempatnya masing-masing dan siap untuk belajar kemudian membaca doa,
absen kehadiran siswa, apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, penyampaian
materi dan melakukan evaluasi. Supaya tercipta proses belajar mengajar yang
baik maka guru harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum pelaksanaan
belajar dimulai seperti membuat RPP, menyiapkan materi ajar, media
pembelajaran, dan kelompok belajar untuk pelaksanaan diskusi.
Selama kegiatan belajar mengajar, sebagian besar siswa berperan aktif
didalamnya dengan cara siswa ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dari guru, berdiskusi dengan
teman, dan mengemukakan pendapat. Walaupun masih terdapat beberapa siswa
yang pasif dalam belajar.
Upaya lain yang dilakukan guru dalam pengelolaan kelas antara lain yaitu
dengan menggunakan berbagai metode belajar, strategi belajar dan fasilitas
belajar yang ada di sekolah. Metode pembelajaran yang digunakan tidak hanya
ceramah atau teacher center, tetapi menggunakan berbagai strategi belajar yang
kooperatif dimana siswa di tuntut untuk lebih aktif dalam belajar. Sedangkan
media pembelajaran yang digunakan yang telah disediakan sekolah seperti
infocus, laptop, power point, internet dan google classroom yang penggunaannya
disesuaikan dengan materi pelajaran ekonomi.
Google classroom digunakan sebagai media untuk membantu siswa
memahami pelajara. Pada google classroom siswa dapat membaca materi
pelajaran selain dari buku ajar, membaca power point materi ajar, melihat video
materi pelajaran, mengecek tugas yang diberikan guru, dan mengumpulkan tugas
tanpa harus menggunakan kertas. Dengan google classroom ini kegiatan belajar
siswa tidak terbatas hanya di sekolah saja, tetapi bisa digunakan di luar jam
belajar sekolah. Kegiatan pembelajaran menggunakan google classroom ini
menyenangkan dan memberikan pengalaman baru bagi siswa terhadap
perkembang teknologi belajar dan memberikan kemudahan pemahaman materi.
118

F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara penggunaan aplikasi
google classroom, waktu belajar, kondisi kelas terhadap kualitas pembelajaran dan
hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi yang dilakukan pada siswa kelas XI MAN
1 Kota Tangerang Selatan. Sasaran utama penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 2
MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian ini
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh Penggunaan Google Classroom, Waktu Belajar, dan Kondisi
Kelas Terhadap Kualitas Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi linear
berganda, menyatakan bahwa Ha1 diterima dan H01 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh penggunaan google classroom, waktu belajar dan kondisi kelas
secara simultan terhadap kualitas pembelajaran mata pelajaran ekonomi kelas
XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut diketahui dengan nilai
koefisien korelasi menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat
antara Penggunaan google classroom, waktu belajar, dan kondisi belajar
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Nilai koefisien determinasi
(Adjusted R Square) menunjukkan Penggunaan google classroom waktu
belajar, dan kondisi belajar memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
kualitas pembelajaran. Nilai koefisien regresi bersama-sama menunjukan F
hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama
antara variabel Penggunaan google classroom, waktu belajar, dan kondisi
belajar berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Pengujian hipotesis secara parsial menunjukan bahwa dari tiga variabel
dalam penelitian ini hanya satu variabel yang berpengaruh terhadap kualitas
pembelajaran yaitu variabel penggunaan google classroom. Variabel
penggunaan google classroom menunjukan nilai t hitung > t tabel, maka
terdapat pengaruh signifikan Penggunaan google classroom terhadap kualitas
pembelajaran siswa kelas XI pada mata pelajaran ekonomi di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan.
119

Adanya pengaruh tersebut terjadi karena penggunaan google classroom


memberikan berbagai kemudahan kepada siswa untuk memahami pelajaran
dengan cara memberi kemudahan dalam membaca materi pelajaran, membaca
power point, melihat video terkait pembelajaran sehingga siswa bisa belajar
dimana saja, tidak hanya belajar di kelas. Dengan adanya perkembangan
teknologi di bidang pendidikan memberikan kemudahan bagi guru dan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
Hal tersebut sesuai dengan data perolehan wawancara dan observasi
yang dilakukan peneliti, semakin baik penggunaan google classroom maka
akan semakin meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di kelas.
Penggunaan Google classroom dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan, daya tarik, motivasi dan merangsang kegiatan
belajar mengajar. Selain itu penggunaan google classroom juga dapat
membantu siswa untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran
ekonomi. Peningkatan kualitas pembelajaran yang dimaksud di sini meliputi
peningkatan baik pada proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri maupun
pada hasil akhir perolehan nilai siswa terhadap ujian yang dilaksanakan.
Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Syaiful
Bahri Djamarah dan Azwan Zain, yang menyatakan bahwa Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan
guru. Dengan perkataan lain, menggunakan media pembelajaran maka hasil
belajar yang dicapai siswa akan lebih tahan lama diingat siswa, sehingga
mempunyai nilai tinggi.9 Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya
meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Dicky Pratama dan
Hendri Sopryadi (2016) berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Google classroom
terhadap efisiensi kegiatan belajar mengajar pada STMIK”. Penelitian ini

9
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002), h.152
120

menunjukan variabel Pemanfaatan Google classroom berpengaruh terhadap


variabel efisiensi kegiatan belajar mengajar. signifikansi pengaruh variabel X
dan variabel Y sebesar 32,9%, sedangkan 67,1% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar model penelitian. Uji statistik t menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi 0,000 yang berarti variabel berpengaruh secara partial.10
Hasil pengujian secara parsial mengindikasikan bahwa penggunaan
google classroom berpengaruh terhadap kualitas belajar siswa. Semakin baik
penggunaan google classroom maka kualitas belajar siswa akan ikut
meningkat.
Sedangkan untuk variabel waktu belajar secara parsial tidak berpengaruh
siginifikan terhadap kualitas pembelajaran karena diperoleh nilai t hitung < t
tabel. Tidak terdapatnya pengaruh variabel waktu belajar diluar jam pelajaran
atau di rumah dalam penelitian ini disebabkan karena waktu belajar yang
digunakan siswa untuk belajar kurang dari 1 jam hal tersebut dibuktikan
dengan jawaban angket yang diberikan oleh siswa sebagian besar menjawab
setuju waktu belajar di rumah kurang dari satu jam.
Kemudian variabel kondisi kelas juga secara parsial tidak berpengaruh
siginifikan terhadap kualitas pembelajaran karena diperoleh nilai t hitung < t
tabel. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Mugi
Sarasputri(2015) yang berjudul “Pengaruh Manajemen Kelas Terhadap Mutu
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMPN 2 Kalibagor kelas VIII C tahun
pelajaran 2015”. Penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh yang kuat
antara manajemen kelas terhadap mutu pembelajaran dengan nilai rxy sebesar
0.811 dan manajemen kelas berpengaruh sebesar 65,7 % terhadap mutu
pembelajaran.11
Tidak terdapatnya pengaruh variabel kondisi kelas dalam penelitian ini

10
Dicky Pratama dan Hendri Sopryadi, Pengaruh Pemanfaatan Google classroom terhadap
efisiensi kegiatan belajar mengajar pada STMIK XYZ, Jurnal Jatisi, Vol. 03 No. 1, 2016.
11
Mugi Sarasputri, Pengaruh Manajemen Kelas Terhadap Mutu Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam SMPN 2 Kalibagor kelas VIII C tahun pelajaran 2015, skripsi pada Universitas
Muhamadiyah Purwakarta, 2015.
121

dikarenakan mata pelajaran ekonomi dikelas XI IPS 2 ini berlangsung pada


jam ke 7-8 atau pukul 12.30 s/d 13.50 WIB. Pada waktu tersebut kondisi fisik
siswa mulai lelah dan dan mengantuk dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut
dibuktikan dengan jawaban angket yang diberikan oleh siswa sebagian besar
menjawab setuju kondisi belajar cukup kondusif dalam kegaitan pembelajaran
b. Pengaruh Penggunaan Google Classroom, Waktu Belajar, dan Kondisi
Kelas Terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi logistik
ordinal menyatakan bahwa Ha3 diterima dan H03 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh penggunaan google classroom, waktu belajar dan kondisi kelas
secara simultan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Hal ini ditunjukan dengan nilai
koefisien determinasi Pseudo R Square (Nagelkerke) menunjukkan
Penggunaan google classroom waktu belajar, dan kondisi belajar memiliki
pengaruh cukup besar terhadap hasil belajar. Nilai koefisien regresi bersama-
sama menunjukan terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara
variabel Penggunaan google classroom, waktu belajar, dan kondisi belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial menggunakan parameter Wald
menunjukan bahwa penggunaan google classroom berpengaruh 2,44 kali
terhadap hasil belajar secara signifikan. Berdasarkan hal tersebut menyatakan
Penggunaan google classroom berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
Hal tersebut sesuai dengan data perolehan wawancara dan observasi
yang dilakukan peneliti, semakin baik penggunaan google classroom maka
akan memberikan kemudahan siswa dalam memamahi materi pelajaran
sehingga hal tersebut meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
Media pembelajaran sebagai alat pembelajaran yang berfungsi melancarkan
jalannya kegiatan belajar mengajar. Melalui penggunaan google classroom
secara efektif dan efisien yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan
122

membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, proses belajar siswa


menjadi lebih interaktif, jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi,
kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan proses belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat
dengan baik.
Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slameto
yang menyatakan bahwa terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekternal terdiri dari faktor keluarga, faktor
masyarakat dan faktor sekolah. Faktor sekolah ini juga sangat mempengaruhi
belajar siswa faktor sekolah mencakup metode guru mengajar, kurikulum,
hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
media pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan bangunan
sekolah, dan tugas-tugas guru yang diberikan guru kepada siswa.12
Pengukuran hasil belajar tidak hanya dapat diukur dari hasil akhirnya saja
namun terdapat proses dalam suatu kegiatan pembelajaran. Hal ini diperkuat
dengan pendapat dari Taksonomi Bloom bahwa yang diukur dalam hasil
belajar adalah (1) Ranah Kognitif (Pengetahuan) , (2) Ranah Afektif (Sikap),
dan (3) Ranah Psikomotor (Keterampilan).13
Dari indikator tersebut dapat menjadi landasan dalam penilaian hasil
belajar di sekolah, apabila seorang siswa dapat menguasai tiga ranah tersebut
maka besar kemungkinan siswa akan mendapatkan nilai yang optimal. Selain
itu Terdapat faktor-faktor yang menjadi pendukung suatu hasil belajar
diantaranya adalah kecerdasan dan bakat dibidang Pendidikan, adanya
motivasi dari diri sendiri dan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Diemas Bagas Panca
dan Rina Harimurti (2017) berjudul “Pengaruh Penggunaan Tools Google
classroom Pada Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil

12
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010)., h. 60-71
13
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme
Guru Abad 21 (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 90
123

Belajar Siswa”. Penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar


yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran
berbasis proyek digabungkan dengan Google classroom dan kelas kontrol
yang hanya menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Hasil belajar siswa
dengan penggunaan Tools Google classroom pada model pembelajaran
Project Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa
pada model pembelajaran Project Based Learning tanpa menggunakan Tools
Google classroom.14 Sesuai juga dengan penelitian Siti Shofiah (2016)
berjudul “Pengaruh Penggunaan Android dan E-learning Terhadap Hasil
belajar Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMPN 3 Kepanjen Malang”. Penelitian
ini menunjukan terdapat pengaruh positif signifikan penggunaan android
terhadap hasil belajar dengan nilai t hitung > t tabel (3.204> 2.01) dengan
nilai signifikansi 0.002. Artinya penggunaan android sebagai sumber belajar
dan media belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.15
Hasil analisis data di atas mengindikasikan bahwa penggunaan google
classroom berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Semakin baik
penggunaan google classroom maka hasil belajar siswa akan ikut meningkat.
Sedangkan waktu belajar berpengaruh 0.202 kali dan kondisi kelas
6.606 kali terhadap hasil belajar. Kedua variabel tersebut memiliki pengaruh
tetapi tidak mempengaruhi secara signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian
dari Dina Kurnianingtyas (2016) yang berjudul “pengaruh pemanfaatan waktu
belajar siswa di luar jam pelajaran dan perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMAN 2 Sleman” penelitian ini
menunjukan pengaruh positif pemanfaatan waktu belajar siswa di luar jam
pelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMAN 2

14
Diemas Bagas Panca dan Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google classroom
Pada Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal IT-Edu Vol.
02 No. 01, 2017.
15
Siti Shofiyah, Pengaruh Penggunaan Android dan E-learning Terhadap Hasil belajar
Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMPN 3 Kepanjen Malang, Skripsi pada Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016.
124

Sleman dengan nilai t hitung > t tabel (3.621 > 2.005).16 Sesuai juga dengan
penelitian dari Ria Aini (2014) yang berjudul “pengaruh pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di
SMAN 8 Pontianak”. Penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh signifikan
manajemen kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 1 Pademaran Ogan
Komering Ilir dengan nilai t hitung > t tabel (5.192 > 2.003).17
Hasil analisis data di atas mengindikasikan bahwa waktu belajar dan
kondisi kelas berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan.
Semakin baik penggunaan waktu belajar dan kondisi kelas maka hasil belajar
siswa akan ikut meningkat.
G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai prosedur ilmiah, akan
tetapi masih memiliki keterbatasan antara lain:
a. Penelitian menggunakan nilai ulangan harian pada materi kerja sama ekonomi
internasional yang belum menggambarkan kemampuan siswa secara
seutuhnya.
b. Disadari bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, sementara
ini peneliti hanya melibatkan tiga variabel saja yaitu pengguanaan google
classroom sebagai variabel utama, waktu belajar dan kondisi belajar sebagai
variabel kontrol dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
c. Meskipun variabel bebas dan variabel terikat berpengaruh, dimana
Penggunaan google classroom waktu belajar, dan kondisi belajar berpengaruh
secara bersama-sama terhadap kualitas pembelajaran sebesar 68,8%, tetapi
masih terdapat sebesar 31,2% dari faktor lain yang tidak diteliti dalam

16
Dina Kurnianingtyas, Pengaruh Pemanfaat Waktu Belajar Siswa Di Luar Jam Pelajaran
Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Sleman,
skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2016.
17
Ria Aini, pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi kelas X IPS di SMAN 8 Pontianak, Artikel penelitian Universitas Tanjungpura Pontianak,
2014.
125

penelitian ini. Kemudian penggunaan google classroom waktu belajar, dan


kondisi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 74,6%, sedangkan
sisanya sebesar 25,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hal
ini menunjukan bahwa tiga variabel yang telah diteliti belum dapat
menjelaskan secara menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.
d. Variabel waktu belajar dan kondisi kelas dalam penelitian ini tidak
berpengaruh secara signifikan karena hanya menggunakan satu indikator saja
dari masing-masing variabel. Variabel waktu belajar hanya diukur pada waktu
belajar yang kurang dari satu jam selama di rumah. Sedangkan variabel
kondisi kelas yang kurang kondusif karena pembelajaran terjadi pada siang
hari.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
Penggunaan google classroom berpengaruh positif terhadap kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan. Hal ini ditunjukan menggunakan regresi linear berganda
diperoleh nilai r 0.847, Nilai Adjusted R2 sebesar 0.688, dan nilai t hitung > t
Tabel (2,357 > 2,045) dengan siginifikansi 0.025 (pengujian dua sisi). Dengan
demikian semakin baik penggunaan google classroom maka akan semakin
baik kualitas pembelajaran yang ada di kelas pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
Penggunaan google classroom berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan. Hal ini ditunjukan menggunakan regresi logisik ordinal
diperoleh nilai R2 (Nagelkerke) sebesar 0.746 , dan nilai estimate sebesar
0.892 yang dieksponensialkan menjadi 2.44 dengan signifikansi 0.016 < 0.05.
dengan demikian semakin baik penggunaan google classroom maka akan
semakin baik kualitas pembelajaran yang ada di kelas dan semakin baik pula
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Dengan mengetahui penggunaan google classroom memberikan dampak
positif pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran
ekonomi, siswa diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan google
classroom dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman

126
127

terhadap materi dan memotivasi siswa untuk memperoleh kualitas belajar


hasil belajar yang lebih baik.
2. Bagi guru
Dengan mengetahui penggunaan google classroom memberikan dampak
positif pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran
ekonomi, guru diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme yaitu
dengan mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran berbasis
teknologi dan meningkatkan metode pengajaran yang lebih baik.
3. Bagi sekolah
Dengan mengetahui penggunaan google classroom memberikan dampak
positif pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran
ekonomi, diharapkan sekolah dapat meningkatkan fasilitas media
pembelajaran, tata ruang kelas dan kondisi belajar yang nyaman bagi guru
dan siswa agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
4. Bagi akademisi, peneliti dan pembaca
Dengan mengetahui penggunaan google classroom memberikan dampak
positif pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran
ekonomi, diharapkan dapat melanjutkan penelitian mengenai penggunaan
aplikasi google classroom dalam pembelajaran dengan menggunakan
indikator lain yang mempengaruhi kualitas dan hasil belajar serta
menggunakan nilai hasil penilaian tengah Semester atau hasil penilaian
akhir semester agar penelitian selanjutnya memiliki pengaruh lebih besar,
sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. 2013.
Djamarah, Syaiful B. dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2006.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit-Undip. 2013.
Irham, Muhammad dan Novan Ardy W. Psikologi Pendidikan-Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2016.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006.
Nachrowi, Nachrowi Djalal. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT.
RajaGarfindo. 2002.
Prawiradilaga, Dewi Salma. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning. Jakarta:
Prenadamedia Group. 2013.
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta. 2013.
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2015.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. 2009.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
2010.
Suartama, I Kadek dan I Dewa Kade Tastra. E-learning Berbasis Moodle.
Yogyakarta: Grahala Ilmu, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta. 2015.

128
129

Sukmadinata, Nana Syaodih. LAndasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya. 2011.
Suprihatiningsih. Perspektif Manajemen Pembelajaran Program Keterampilan.
Yogyakarta: Deepublish. 2016
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.
Thoifah, I’anatut. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif. Malang:
Madani. 2015.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran-Menciptakan Proses Belajar Mangajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Yusuf, A. Muri. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
2015.
Zulaiha, Rahma. Analisis Butir Soal Manual. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan
Balitbang Depdiknas. 2007.
JURNAL

Aini, Ria. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS di SMAN 8 Pontianak, Artikel penelitian
Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014.
Bora, M. Ansyar. Analisa Kepuasan Penggunaan E-Learning Cloud Sekolah Tinggi
Teknik (STT) Ibnu Sina Batam. Jurnal Kreatif Industri (JIK) Sekolah Tinggi
Teknik (STT) Ibnu Sina Batam. Vol. 1 No. 1. 2017.
Dicky Pratama dan Hendri Sopryadi, Pengaruh Pemanfaatan Kelas Elektronik
Terhadap Efektifitas dan Efisiensi Proses Belajar STMIK XYZ, Jurnal Jatisi,
Vol. 03 No. 1 Tahun 2016, STMIK GI MDP, Palembang.
Hakim, Abdul Barir. Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom
Dan Edmodo. Jurnal I-Statement Vol. 02 No 1. 2016.
Hardiyana, Andri. Implementasi Google Classroom Sebagai Alternatif Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Sekolah. Karya Tulis Ilmiah (LKTI)
Tingkat Nasional. SMAN 1 Losari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
Provinsi Jawa Barat. 2015.
130

Hidayat, Syamsir, dkk. Pengaruh Pemberian Assessment Essay terhadap Pencapaian


Kompetensi Siswa dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan
Ekspositori dan Inkuiri di Kelas XI IA SMAN 1 Kecamatan Suliki Kabupaten
Lima Puluh Kota. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 2012.
Imaslihkah, Sitti, dkk. Analisis Regresi Logistik Ordinal terhadap Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Predikat Kelulusan Mahasiswa S1 di ITS Surabaya. Jurnal
Sains Dan Seni Pomits Vol. 2 No. 2. 2013. ISSN: 2337-3520.
Iftakhar, Shampa. “Google Classroom: What Works And How?”. Journal of
Education and Social Sciences. Vol. 3. 2016.
Lestari, Indah. Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika. Jurnal Formatif 3. ISSN: 2088-351X.
Pradana, Diemas Bagas Panca dan Rina Harimurti. Pengaruh Penerapan Tools
Google Calssroom Pada Model Pembelajaran Project Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal IT-Edu Universitas Negeri Surabaya.
Vol 02 No 01. 2017.
Sofi, Euis. Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri. Jurnal
Penelitian Manajemen Pendidikan (TANZHIM) Vol 01 No.1 2016. MTs N 1
Model Pandeglang.
Surayya, Ely. Pengaruh Media Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal AT-TA’LIM;
Vol. 3. 2012.
Wicaksono,Vicky Dwi dan Putri Rachmadyanti, Pembelajaran Blended Learning
Melalui Google Classroom Di Sekolah Dasar, Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa, Universitas Negeri
Surabaya, h. 515
SKRIPSI

Kurnianingtyas, Dina. “Pengaruh Pemanfaat Waktu Belajar Siswa Di Luar Jam


Pelajaran Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Sleman”. Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta. 2016.
131

Sarasputri, Mugi. “Pengaruh Manajemen Kelas Terhadap Mutu Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam SMPN 2 Kalibagor kelas VIII C tahun pelajaran
2015”. Skripsi pada Universitas Muhamadiyah Purwakarta. 2015.
Shofiyah, Siti. “Pengaruh Penggunaan Android dan E-learning Terhadap hasil
Belajar Mata Pelajaran IPS”. Skirpsi pada Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. 2016.
Syahrin, Siti Alfi. “Pengaruh Model Pembelajaran Blanded Learning Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 8 Di SMPN 37 Jakarta”.
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
PERATURAN PEMERINTAH/ UNDANG-UNDANG
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.65 tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 Tahun 2015 tentang Kriteria
Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Ujian Nasional
Peraturan BSNP No. 0044/P/BSNP/XI/2017 tentang Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. pasal 3.
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
WEBSITE
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), Infogarfis Penetrasi dan
Perilaku Pengguan Internet di Indonesia Tahun 2017. 2018. h.31.
(https://www.apjii.or.id/survei2017). diakses pada 24 Februari 2018 pukul
21.09 WIB.
Arka, Keuntungan dan Kelemahan kelas Maya (Vitual Class).
https://www.google.co.id/amp/s/arkatkj.wordpress.com/2014/11/29/pengertia
n-keuntungan-dan-kelemahan-kelas-maya-virtual-class/amp/ di akses pada 10
Desember 2017 pukul 19:46 WIB.
132

Lampiran 1

KUESIONER
PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda.
2. Jawaban merentang mulai 1 sampai dengan 4 dengan ketentuan jawaban sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
3. Pastikan semua pertanyaan tidak ada yang terlewat.

Nama :
Kelas :

KUESIONER MENGENAI PENERAPAN GOOGLE CLASSROOM


Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
1 2 3 4
1 Saya mengetahui aplikasi google classroom
Dengan diterapkannnya google classroom, memudahkan saya
2
dalam melaksanakan proses pembelajaran
Dengan diterapkannnya google classroom, saya dapat belajar
3 dan mengerjakan tugas kapan pun ketika saya memiliki waktu
luang
Dengan diterapkannnya google classroom dapat belajar dan
4 mengerjakan tugas dimana pun saya berada ketika saya
terhubung dengan internet
Aplikasi google classroom sangat fleksibel bagi saya dalam
5
memanfaatkan media pembelajaran digital
Aplikasi google classroom lebih ramah lingkungan karena
6
meminimalisir penggunaan kertas untuk materi ajar
Sejak menggunakan google classroom saya tidak perlu
7
menggunakan banyak kertas untuk mengerjakan tugas.
Aplikasi google classroom memberikan saya manfaat dalam
8
proses pembelajaran
Saya memiliki pengalaman yang menyenangkan selama
9
menggunakan google classroom
133

Saya merasa bangga dengan menggunakan aplikasi google


10
classroom
Saya selalu meluangkan waktu untuk belajar (minimal 1 jam)
11
sebelum dimulainya pembelajaran di kelas
12 Kondisi kelas sagat kondusif dalam proses pembelajaran

KUESIONER MENGENAI KUALITAS PEMBELAJARAN


Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
1 2 3 4
Guru memberikan pokok-pokok materi yang akan diajarkan
13
kepada peserta didik di google classroom
Guru membuat rangkuman atas materi yang telah diajarkan
14
setiap kali pertemuan
Memberikan tugas kepada peserta didik tentang materi tertentu
15
yang akan dibahas secara mandiri
16 Guru membuat kriteria penilaian atas penguasaan materi
Guru tidak hanya menggunakan metode ceramah dalam
17
penyampaian pembelajaran
18 Guru menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran
19 Guru menggunakan berbagai media dalam pembelajaran
Guru memberikan pujian kepada peseta didik yang memiliki
20
nilai bagus.
21 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
Guru memanfaatkan Wi-fi, Proyektor sebagai fasilitas
22
penunjang kegiatan pembelajaran
Suasana kelas selama proses pembelajaran menjadi
23
menyenangkan
24 Peserta didik berperan aktif dalam kegaitan pembelajaran
25 Kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien
134

Lampiran 2
Instrumen Tes
MATERI KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL

Kelas / Program : XI IPS Mata Pelajaran : Ekonomi


Hari / Tanggal : Mei 2018 Waktu : 90 menit

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E untuk jawaban yang di anggap paling benar !
1. Suatu kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh satu negara dengan negara lain secara sekaligus disebut ….
a. Perdagangan internasional
b. Kerja sama internasional
c. Hubungan internasional
d. Perjanjian internasional
e. Kebijakan internasional

2. Kerja sama ekonomi internasional adalah. . . .


a. Kerja sama antara dua negara atau dengan beberapa negara lain sekaligus
b. Kerja sama ekonomi antara dua negara dalam satu kawasan yang saling menguntungkan
c. Kerja sama di bidang ekonomi antara dua negara atau lebih yang saling menguntungkan
d. Kerja sama ekonomi antara dua Negara di bidang pertukaran barang yang saling menguntungkan
e. Kerja sama ekonomi dari beberapa Negara yang memiliki sejarah dan nasib yang sama dalam
bidang kemanuasiaan

3. Salah satu tujuan dari kerja sama ekonomi internasional adalah . . . .


a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri
b. Kebijakan Perdagangan yang merugikan Negara Lain
c. Konflik dan Peperangan
d. Menyatukan perbedaan ideologi
e. Menyatukan negara karena persamaan nasib

4. Manfaat utama kerja sama ekonomi internasional adalah . . . .


a. Kemajuan perekonomian negara yang bekerja sama
b. Memungkinkan mendapat pinjaman tanpa bunga
c. Mendapatkan bantuan sewaktu terjadi bencana
d. Kemungkinan untuk dapat pengetahuan dan alih teknologi
e. Meningkatkan rasa persahabatan antarnegara

5. Perhatikan faktor berikut!


(1) Terbatasnya kemampuan memproduksi barang dan jasa
(2) Perbedaan SDA, Iklim, dan Sosbud
(3) Perbedaan Ideologi
(4) Adanya konflik dan perang
(5) Tuntutan era globalisasi
(6) Kebijakan yang merugikan negara lain
Berdasarkan faktor di atas, yang termasuk faktor pendorong kerja sama ekonomi internasional adalah . . . .
a. (1), (2) dan (5) c. (2), (4) dan (5) e. (3), (4) dan (6)
b. (1). (2) dan (6) d. (2), (3) dan (4)
135

6. Beriku ini yang termasuk faktor penghambat kerja sama ekonomi internasional adalah . .
a. Tuntutan era globalisasi d. konflik dan peperangan
b. Perbedaan SDA, Iklim e. terbatasnya kemampuan produksi
c. Keinginan memperoleh keuntungan

7. IMF, IFC, dan ADB merupakan kerja sama ekonomi internasional di bidang . . . .
a. Bidang pertahanan d. Bidang perburuhan
b. Bidang produksi e. Bidang keuangan
c. Bidang perdagangan dan tarif

8. Di bawah ini adalah beberapa contoh badan kerjasama Internasional :


(1) International Monetery Fund (4) General Agreement on Tariff and Trade
(2) World Bank (5) World Trade Organization
(3) Consulative Group on Indonesia (6) Asean Free Trade Area
Organisasi kerjasama internasional yang bergerak dalam bidang perdagangan adalah ... .
a. (1), (3) dan (4) c. (2), (5) dan (6) e. (4), (5) dan (6)
b. (1), (3) dan (5) d. (3), (5) dan (6)

9. Organization of Petrolium Exporting Countries (OPEC) adalah bentuk lembaga kerja sama ekonomi
internasional . . . .
a. Bilateral d. Antarregional
b. Regional e. Multilateral
c. Berdasarkan tujuan dan lapangan usaha

10. Perhatikan bagan kerjasama ekonomi antar negara berikut ini!

Amerika

Jepang Singapur
aa

Jerman Inggris

Bagan di atas adalah merupakan bentuk kerjasama ekonomi . . . .


a. Bilateral c. Antarreginal e. Multilateral
b. Regional d. Internasional

11. Perbedaan kerja sama bilateral dengan kerja sama multilateral adalah …
a. kerja sama bilateral berlaku pada bidang ekonomi saja, sedangkan kerjasama multilateral yaitu
pada bidang yang tidak terbatas
b. kerja sama bilateral terbatas pada bidang tertentu, sedangkan kerja sama multilateral mencakup
berbagai bidang
c. kerja sama bilateral terbatas pada kawasan tertentu, sedangkan kerja sama multilateral mencakup
kawasan yang tidak terbatas
d. kerja sama bilateral berlaku pada jangka waktu tertentu, sedangkan kerja sama multilateral untuk
jangka waktu yang tidak terbatas
e. kerja sama bilateral terbatas pada dua negara, sedangkan multilateral terjadi dengan banyak cara
136

12. Tujuan berdirinya ASEAN adalah bekerja sama di bidang . . . .


a. Menjaga perdamaian wilayah di Asia Tenggara
b. Pengembanagn nuklir untuk tujuan damai
c. Ekonomi dan kebudayaan
d. Penyediaan bahan bakar alternative
e. Teknik pencarian minyak di bawah laut

13. Sekertariat ASEAN berkedudukan di …


a. Phnom penh, Kamboja c Sarawak, Malaysia . e. Vientiane, LAOS
b. Jakarta, Indonesia d. Manila, Filipina

14. Indonesia telah dua kali menjadi tempat pertemuan APEC Economic Leaders Meeting. Pertemuan kedua
para pemimpin negera anggota APEC di lakukan di
a. Bogor c. Jakarta e. Semarang
b. Bali d. Yogyakarta

15. Tujuan utama pendirian International Development Association (IDA) adalah . . . .


a. Kerja sama untuk mendapat pinjaman dari World Bank
b. Kerja sama dalam bidang pengembangan pelestarian lingkungan hidup
c. Kerja sama dalam pelestarian budi daya hutan
d. Kerja sama di bidang penyediaan pangan dan sandang
e. Saling membantu untuk menangani bencana alam

16. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan dari pendirian Organization of Petrolium Exporting Countries
(OPEC) adalah . . . .
a. Memenuhi kebutuhan minyak dunia
b. Menentukan harga minyak dunia
c. Menghindari persaingan antara sesama Negara
d. Menstabilkan harga minyak dunia
e. Menjalin kerja sama sesama anggota

17. Badan ini merupakan pengganti General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan berdiri tahun 1947
dengan tujuan mengatur masalah tarif dan perdagangan dunia. Badan yang dimaksud adalah . . . .
a. OPEC c. ECOSOC e. WTO
b. ECAFE d. UNDP

18. Lembaga kerja sama ekonomi internasional yang berdiri pada tanggal 10 Mei 1950 dan beranggotakan
Mesir, Syiria, Irak, Saudi Arabia, Yordania, Maroko, Tunisia, Kuwait, dan Aljazair adalah . . . .
a. WTO c. Liga Arab e. Asia Pasifik
b. Bank Dunia d. Liga Timur

19. NAFTA didirikan pada tanggal …


a. 27 Desember 1974 c. 27 September 1945 e. 12 Agustus 1992
b. 8 Agustus 1967 d. 1 Juli 1967

20. Berikut ini yang bukan tujuan dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) adalah . . . .
a. Pengaturan impor dan produksi sesama anggota
b. Mengusahakan perlindungan bagi konsumen
c. Pengembangan penggunaan nuklir untuk meningkatkan produktivitas
137

d. Meningkatkan kegiatan ekonomi para anggota


e. Mengusahakan standarisasi

21. Salah satu tujuan dari Economic and Social Council (ECOSOC) adalah . . . .
a. Mempertinggi mutu kehidupan, bantuan ekonomi dan social
b. Membantu negara anggota untuk mengingkatkan hasil produksi pertanian melalui bantuan teknik
c. Membantu negara-negara berkembang untuk kemajuan industry
d. Membantu negara anggota dalam meningkatkan ekspor
e. Mengatur bea an tarif dalam rangka kelancaran perdagangan

22. Lembaga kerjasama ekonomi internasional yang bertujuan mengusahakan keseimbangan perdagangan dan
harga di pasar dunia dengan memperkecil hambatan perdagangan internasional yang menyangkut tarif (bea
masuk) adalah ….
a. IMF c. WTO e. APEC
b. World Bank d. UNDP

23. Lembaga ekonomi yang didirikan untuk mengembangkan negara-negara asia timur di bidang ekonomi dan
sosial adalah . . . .
a. IDB c. IFC e. UNDP
b. ECAFE d. WTO

24. Lembaga ekonomi internasional International Monetary Fund (IMF) didirikan dengan salah satu tujuannya
adalah ….
a. membantu negara-negara anggota yang mengalami defisit neraca pembayaran
b. membantu negara-negara anggota dalam permodalan
c. membantu negara-negara berkembang di bidang pertanian
d. membantu perkembangan ekonomi, kebudayaan, dan kesehatan
e. mengatasi hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional

25. Berikut ini termasuk dampak negatif dari adanya kerjasama ekonomi internasional adalah….
a. Terjadinya pasar bebas yang mengancam keberadaan industri dalam negeri
b. Meningkatnya Devisa Negara
c. Memperoleh Keuntungan dari Spesialisasi Perdagangan
d. Memperoleh Transfer Teknologi Modern dan Pendampingan Teknis
e. Meningkatkan kepercayaan pasar
138

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Guru Mata pelajaran Ekonomi


Nama : Agung Yudi Sartono, S.Pd

Pertanyaan : Apa yang bapak ketahui tentang media pembelajaran?


Jawaban : Media pembelajaran ini berkaiatan dengan sarana yang digunakan
untuk memperlancar dalam menyampaikan materi kepada siswa
agar siswa mampu memahami materi, media ini bisa berbentuk
teknologi dan ada pula yang berbentuk media sederhana. Yang
jelas media yang digunakan ini harus bisa membantu
menyampaikan materi agar anak bisa lebih mengerti.
Pertanyaan : Apakah selama kegiatan belajar mengajar bapak selalu
menggunakan media pembelajaran?
Jawaban : Media yang saya gunakan bervariasi, diantaranya ada infocus,
chart, internet, dan lain-lain. Ada juga siswa yang membawa media
dari rumah yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan
misalkan pada materi pasar.
Pertanyaan : Media pembelajaran seperti apa yang di terapkan di sekolah saat
ini?
Jawaban : Secara umum di sekolah ini menggunakan media seperti papan,
tulis, spidol, power oint, infocus, dan laptop.
Pertanyaan : Apa yang bapak ketahui tentang google classroom?
Jawaban : Google classroom ini berkaitan dengan sebuah media
pembelajaran, dimana siswa diberi keleluasaan untuk mengakses
internet dan siswa bisa melihat materi dan menginput tugas selama
pembelajaran.
Pertanyaan : Bagaimana pendapat bapak tentang pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi google classroom?
Jawaban : Menurut saya pembelajaran menggunakan google classroom itu
sangat bagus sekali dan membantu pembelajaran tetapi harus
didukung oleh jaringan internet yang baik, apalagi penggunaan
google classroom ini bisa diakses melalui handphone sehingga
menjadi lebih fleksibel
Pertanyaan : Apakah bapak pernah menggunakan google classroom atau yang
sejenisnya sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran
ekonomi?
Jawaban : Saya pernah menggunakan media ruang guru tetapi bukan untuk
139

pembelajaran penuh, hanya untuk latihan soal saja. Dan untuk


google classroom sendiri saya belum pernah menggunakannya,
baru awal semester dua ini saya melihat penerapannya di kelas.
Pertanyaan : Apakah google classroom memberikan kemudahan dalam
memberikan tugas dan menilai tugas dalam proses pembelajaran?
Jawaban : Kalau saya amati memang google classroom ini memberikan
banyak manfaat ya, memudahkan dalam memeriksa tugas siswa dan
menyampaikan materi tambahan dalam pada suatu materi tertentu,
dan memudahkan guru untuk mengecek antara siswa yang sudah
mengumpulkan tugas dan yang belum mengumpulkan.
Pertanyaan : Apakah menurut bapak penggunaan aplikasi google classroom
merupakan media yang tepat untuk mata pelajaran ekonomi?
Jawaban : Menurut saya dalam mata pelajaran ekonomi ini penggunaan
google classroom saya rasa sudah tepat. Tetapi google classroom
ini tidak bisa digunakan secara menyeluruh dalam semua materi,
tentunya ada beberapa materi yang lebih memerlukan untuk
dipantau secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Pertanyaan : Menurut bapak apa kekurangan dan kelebihan dari aplikasi google
classroom?
Jawaban : Menurut pengamatan saya, google classroom ini kelebihannya
banyak bisa mempermudah dalam pengumpulan tugas, tidak perlu
menggunakan banyak kertas, memudahkan siswa dalam melihat
materi pelajaran, siswa mengetahui kriteria penilaian dan batas
waktu pengumpulan sehingga membuat mereka lebih disiplin.
Sedangkan untuk kekurangannya sendiri aplikasi ini harus
terkoneksi dengan internet, terkadang ada siswa yang sudah
mengirim tugas tetapi belum masuk ke grup karena terkendala
jaringan internet. Lebih banyak kelebihannya disbanding
kekurangannya.
Pertanyaan : Berikan saran bapak untuk penggunaan google classroom!
Jawaban : Sebisa mungkin untuk penggunaan google classroom ini bisa
membantu siswa untuk lebih memahami materi, serta diberikan fitur
untuk membuat meteri dan video menjadi lebih menarik, serta
adanya fitur untuk mengecek kesamaan isi dari tugas yang
dikerjakan siswa.
Pertanyaan : Menurut Bapak, bagaimana kualitas pembelajaran yang ada di
sekolah ini?
Jawaban : Secara umum kualitas pembelajaran di sekolah ini cukup baik.
Dalam artian ada yang sudah baik dan ada pula yang masih kurang
140

baik. Kualitas pembelajaran ini berkaiatan dengan siswa, daya


dukung dan materi pelajaran. Ketika materi yang tidak terlalu
kompleks, daya dukung fasilitas, dan daya tangkap siswa yang baik
tentunya kualitas belajarnya akan baik. Selain itu kualitas belajar
itu sendiri dipengaruhi oleh peran guru dalam membimbing siswa
dalam kegiatan pembelajaran agar berjalan dengan baik.
Pertanyaan : Apakah penggunaan google classroom dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah?
Jawaban : Menurut pengamatan saya penggunaan google classroom bisa
meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas, dimana siswa bisa
menjadi lebih mudah mengakses atau membaca materi pelajaran
apalagi dengan menggunakan handphone, selain itu membuat siswa
menjadi lebih disiplin dalam pengumpulan tugas. Karena dengan
google classroom ini bisa menampilkan siapa saja yang sudah
mengumpulkan dan yang belum, sehingga bisa memotivasi siswa
agar lebih rajin dan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
141

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Siswa
Nama : Zakaria Hary Septiawan

Pertanyaan : Apa yang kamu ketahui tentang media pembelajaran?


Jawaban : Sepengetahuan saya Media pembelajaran adalah alat bantu dalam
Kegiatan belajar mengajar agar lebih memudahkan siswa dalam
mengerti materi yang disampaikan.
Pertanyaan : Media pembelajaran seperti apa yang di terapkan di sekolah ini?
Jawaban : Media yang sering digunakan Media pembelajaran disekolah
ini sangat membantu proses pembejaran beberapa diantaranya
video, film, dan power point.
Pertanyaan : Apa yang kamu ketahui tentang google classroom?
Jawaban : Bagi saya google classroom adalah media bantu pembelajaran baik
pembahasan materi atau pengerjaan tugas yang diberikan secara
praktis tanpa alat tulis yang efisien karena dapat digunakan dimana
saja
Pertanyaan : Apakah kamu menyukai pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan aplikasi google classroom?
Jawaban : Iya tentu ,karena google classroom lebih mempermudah saya saat
pemberian materi dan dalam pengerjaan tugas yang diberikan
sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar yang lebih efektif.
Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan dalam pelajaran ekonomi
dengan menggunakan aplikasi google classroom?
Jawaban : Saya merasa lebih tertarik dalam proses belajar menggunakan
google classroom sehingga mempermudah saya dalam memahami
setiap materi yang diberikan , dengan learning managemen system
akan memberikan pengalaman terbaik bagi guru maupun bagi saya
dalam proses belajar
Pertanyaan : Apakah google classroom memudahkan kamu dalam proses
pembelajaran
Jawaban : Iya tentu, karena google classroom mengikuti perkembangan
teknologi dalam proses belajar yang makin mempermudah siswa
dalam belajar
Pertanyaan : Media pembelajaran seperti apa yang kamu sukai? Menggunakan
media aplikasi google classroom atau media biasa?
Jawaban : Saya memnyukai keduanya, Saya suka media pembelajaran biasa
dengan suatu alasan tertentu tetapi saya juga menyukai media
142

belajar pada google classroom yang semakin mempermudah saya


dalam belajar,sehingga saya menyukai media belajar google
clasroom
Pertanyaan : Apa kekurangan dan kelebihan dari aplikasi google classroom
dalam proses pembelajaran?
Jawaban : Kelebihannya Pembelajaran akan lebih menarik dengan fitur yang
tersedia, mempermudah proses belajar sehingga menarik
minat siswa dalam memahami pelajaran, menghemat kertas,
Belajar lebih efisien, dengan media google classroom kita dapat
mengerjakan tugas atau memahami materi yang diberikan dimana
saja dan kapan saja sehingga siswa dapat memanfaatkan waktu
luang dimanapun untuk belajar. Sedangkan kekurangannya harus
terkoneksi dengan internet, menurut saya ini adalah kelemahan
paling mendasar karena tidak semua siswa memliki koneksi internet
yang cukup sehingga tidak dapat mengoperasikan google
classroom, dampak lainya saat penggunaan google classroom
dilakukan itu akan mengurangi proses interaksi sosial didalam
lingkungan sekitar.
Pertanyaan : Berikan saranmu terhadap penggunaan aplikasi google classroom
pada mata pelajaran ekonomi!
Jawaban : Dalam pembelajaran ekonomi yang telah menggunakan media
google classroom telah meningkatkan kualitas belajar saya ,
dengan fitur yang disediakan sangat membantu saya dalam
memahami pembelajaran dengan baik, namun sebaiknya
ditambahkan fitur yang menarik dan akses yang mudah sehingga
makin mempermudah siswa dalam memahami materi yang
diberikan ,mungkin itu saja saran dari saya pribadi.
Pertanyaan : Menurut Kamu, bagaimana kualitas pembelajaran yang ada di
sekolah ini?
Jawaban : Menurut saya kualitas pemebelajaran yang ada di sekolah sudah
baik, sudah tersedianya fasilitas yang menunjang kegiatan
pembelajaran, belajarnya menggunakan games dan diskusi.
Pertanyaan : Apakah penggunaan google classroom dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah?
Jawaban : Menurut saya iya, karena dengan menggunakan google classroom
mengikuti perkembangan teknologi dalam proses belajar yang
makin mempermudah siswa dalam belajar. Sehingga waktu belajar
lebih efektif dan efisien.
143

Narasumber : Siswa
Nama : Rizka Mandasari

Pertanyaan : Apa yang kamu ketahui tentang media pembelajaran?


Jawaban : Menurut saya media pembelajaran adalah suatu bentuk alat yang
memudahkan proses pembelajaran
Pertanyaan : Media pembelajaran seperti apa yang di terapkan di sekolah ini?
Jawaban : Media yang ada di sekolah ini yaitu Power point dan internet
Pertanyaan : Apa yang kamu ketahui tentang google classroom?
Jawaban : Menurut saya google classroom membantu pembelajaran para
siswa baik materi maupun tugas yang diberikan dikerjakan dengan
mudah karna siswa/i zaman sekarang yang lebih banyak
manggunakan handphone.
Pertanyaan : Apakah kamu menyukai pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan aplikasi google classroom?
Jawaban : Iya, karna google classroom lebih mempermudah dalam pemberian
materi dan mengerjakan tugas
Pertanyaan : Apa perbedaan yang kamu rasakan dalam pelajaran ekonomi
dengan menggunakan aplikasi google classroom?
Jawaban : Dengan menggunakan google classroom saya bisa belajar di mana
saja kapan pun asal terkoneksi internet, mengetahui tugas yang
diberikan guru mapel, dan memudahkan dalam pengumpulan tugas
Pertanyaan : Apakah google classroom memudahkan kamu dalam proses
pembelajaran
Jawaban : Iya, karna google classroom mengikuti perkembangan teknologi
yang mempermudah siswa dalam proses belajar maupun
mengerjakan tugas.
Pertanyaan : Media pembelajaran seperti apa yang kamu sukai? Menggunakan
media aplikasi google classroom atau media biasa?
Jawaban : Antara media biasa dengan media google classroom saya lebih
suka dengan media biasa, tetapi saya juga suka dengan media
google classroom.
Pertanyaan : Apa kekurangan dan kelebihan dari aplikasi google classroom
dalam proses pembelajaran?
Jawaban : Kelebihannya pembelajaran lebih jadi lebih menarik dan mudah,
Mengerjakan tugas jadi lebih mudah, Belajar dan mengerjakan
tugas jadi lebih efisien karna kita dapat mengakses google
classroom kapan saja dan dimana saja. Sedangkan kekurangannya
koneksi internet, karna tidak semua siswa memiliki koneksi internet
144

yang lancar sehingga terkadang menghambat pengiriman tugas dll.


Pertanyaan : Berikan saranmu terhadap penggunaan aplikasi google classroom
pada mata pelajaran ekonomi!
Jawaban : Sebaiknya ditingkatkan lagi pada fungsi aplikasinya, dan
mempermudah orang dalam menggunakanya sehingga
memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan.
Pertanyaan : Menurut Kamu, bagaimana kualitas pembelajaran yang ada di
sekolah ini?
Jawaban : Menurut saya kualitas pemebelajaran yang ada di sekolah sudah
baik, adanya ada wifi, infocus, dan fasilitas lainnya yang
menunjang kegiatan belajar, dan pembelajarannya tidak hanya
ceramah.
Pertanyaan : Apakah penggunaan google classroom dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah?
Jawaban : Menurut saya iya, karena google classroom mengikuti
perkembangan teknologi dalam proses belajar yang makin
mempermudah siswa dalam belajar. Sehingga waktu belajar lebih
efektif dan efisien karna siswa/i zaman sekarang yang lebih banyak
manggunakan handphone.
145

Lampiran 4
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI


I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing Sebelum memulai pelajaran, siswa duduk ke
siswa tempatnya masing-masing. Siswa duduk dengan
formasi empat baris, setiap satu meja terdiri dari
dua orang siswa, dan siswa merapikan barisan
tempat duduknya masing-masing.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Ada siswa yang sudah siap dan ada juga yang
belum siap ketika pembelajaran akan dimulai.
Siswa yang siap membuka buku paket dan buku
tulis masing-masing.
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru tentang Siswa menjawab pertanyaan guru ketika awal
materi pelajaran sebelumnya kegiatan pembelajaran, walaupun menjawab
secara serentak.
2. Mendengarkan penjelasan tentang Siswa pun mendengarkan penjelasan yang di
kompetensi yang hendak dicapai sampaikan oleh guru, namun ada pula yang masih
berbicara dengan teman sebangkunya.
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi Siswa memperhatikan dengan baik materi yang
pelajaran disampaikan oleh guru, tetapi kadang ada
keributan muncul karena siswa asik berbicara
dengan siswa lain (temannya).
2. Bertanya saat proses penjelasan Ada siswa yang bertanya saat proses
materi pembelajaran.
3. Interaksi antar siswa Ada, ketika pembelajaran dilakukan siswa yang
satu bertanya dan siswa lainnya membantu
menjawab pertanyaan.
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa- Interaksi antar siswa-guru pun berjalan dengan
materi pelajaran baik ketika guru sedang menyampaikan materi
pelajaran.
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan Siswa ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran
belajar dengan cara membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dari guru.
2. Mengemukakan pendapat ketika Ada siswa yang mengemukakan pendapat ada
diberikan kesempatan pula yang tidak. Yaitu ketika ada salah seorang
siswa bertanya dan lainnya ada yang menjawab.
3. Mencatat penjelasan yang Sebagian besar siswa mencatat materi yang
disampaikan guru dijelaskan oleh guru selama proses pembelajaran
4. Mengikuti proses pembelajaran Cukup aktif. Dan siswa mengikuti proses
146

pembelajaran sampai waktu yang diberikan.


C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media Interaksi antara siswa dan media pembelajaran
pembelajaran yang digunakan guru yang digunakan oleh guru cukup baik. Hal ini
ditunjukkan dari aktifnya siswa ketika proses
pembelajaran.
2. Tertarik pada materi yang Siswa lebih tertarik ketika memakai media.
disajikan dengan media
pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar
sumber belajar yang ditentukan yang ditentukan guru sudah baik, siswa dengan
guru sungguh-sungguh mempelajari materi sesuai yang
dibaca di buku paket, atau yang dijelaskan oleh
guru.
4. Siswa telah bergabung ke dalam Siswa bergabung ke dalam kelas yang ada di
kelas di google classroom google classroom dengan menggunakan akun
gmail dari masing-masing siswa serta memasukan
6 digit kode kelas saat akan bergabung ke dalam
kelas
5. Membuka aplikasi google Siswa membuka aplikasi google classroom untuk
classroom melihat materi ajar dan tugas.
6. Membuka materi pelajaran yang Selama kegiatan pembelajaran siswa
sudah di upload pada google diperbolehkan mengakses google classroom
classroom untuk melihat materi ajar yang telah di upload
oleh guru
7. mengupload tugas dan hasil Setelah siswa mengerjakan tugas yang diberikan
presentasi di google classroom guru, kemudian siswa mengupload tugas tersebut
sesuai dengan tenggang waktu yang diberikan.
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang Siswa mengerjakan latihan yang ada di buku
diberikan guru paket.
2. Menjawab pertanyaan guru dengan Ada siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar benar, namun ada pula yang kurang tepat.
IV PENUTUP
Keterlibatan dalam memberi Beberapa siswa ikut terlibat dalam memberikan
rangkuman/kesimpulan kesimpulan.

Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Agung Yudi Sartono, S.Pd.


NIP. 197709182005011003
147

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI


I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing- Tempat duduk sudah teratur dengan baik, formasi
masing siswa tempat duduk yaitu empat baris, setiap satu meja
diisi oleh dua orang siswa. Semua siswa sudah
duduk di tempatnya masing-masing.
2. Pengkondisian kesiapan Guru meminta siswa berdoa sebelum melakukan
pelaksanaan pembelajaran pembelajaran, setelah itu guru menjawab salam
dan kemudian memeriksa daftar kehadiran siswa.
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan
materi pembelajaran yang telah dilakukan
sebelumnya tentang perdagangan internasional
2. Memberikan penjelasan tentang Guru memberikan tujuan pembelajaran yang
kompetensi yang hendak dicapai hendak dicapai.
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memberikan penjelasan materi Guru memberikan penjelasan mengenai materi
pelajaran yang diajarkan, dan siswa menyimak materi yang
disampaikan oleh guru, walaupun ada beberapa
siswa yang asik berbicara dengan siswa lain
(temannya).
2. Mengajukan pertanyaan saat Guru sesekali mengajukan pertanyaan disela
proses penjelasan materi waktu materi masih berlangsung mengenai materi
yang dijelaskan
3. Memfasilitasi adanya interaksi Guru memberikan pertanyaan kepada setiap siswa
antar siswa dan meminta siswa untuk saling berinteraksi
dengan saling memberikan tanggapan.
4. Memfasilitasi interaksi antara Guru membuat siswa aktif dengan membaca
siswa-guru, siswa-materi pelajaran bergantian dari materi yang diajarkan, karena
untuk menumbuhkan minat membaca setiap
siswa.
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran aktif Guru telah melaksanakan pembelajaran yang
aktif, dimana siswa yang dituntut untuk aktif
mengolah materi.
2. Memberikan kesempatan kepada Ada, guru memberikan kesempatan siswa untuk
siswa untuk bertanya bertanya.
3. Memberikan respon terhadap Guru memberikan respon positif dengan
pertanyaan dan jawaban siswa menambahkan atau meluruskan jawaban dari
siswa serta menjawab pertanyaan dari siswa baik
sesuai dengan materi ataupun pengetahuan lain.
4. Memotivasi siswa untuk bertanya Ada, guru memberikan motivasi belajar dengan
148

memberikan nilai tambahan.


C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media Guru mampu dan terampil menggunakan
pembelajaran berbagai media pembelajaran berupa power point
dan papan tulis
2. Kesesuaian media dengan materi Media yang digunakan sudah disesuaikan dengan
dan strategi materi dan indikator pencapaian.
3. Penggunaan sumber belajar selain Ada, guru menggunakan materi dari power point.
buku ajar
4. Membuat kelas di Google Guru telah membuat kelas di google classroom
Classroom sejak awal Februari 2018 sebagai media yang
akan digunakan dalam pembelajaran
5. Membuka aplikasi Google Guru membuka aplikasi google classroom selama
Classrom kegiatan pemeblajaran untuk menampilkan siswa
yang telah bergabung, menampilkan materi, dan
tugas.
6. Memberikan materi pelajaran yang Guru telah mengupload materi pelajaran, video,
sudah di upload di google power point selain dari buku ajar utama.
classroom
7. Mengupload tugas dan kriterian Guru mengupload tugas-tugas dengan diberikan
penilaian di Google Classroom kriteria penilaian dan tenggang pengumpulan
tugas
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan Ada, setiap materi selesai dijelaskan guru
memberikan latihan soal.
2. Melakukan penilaian Ada, setiap indikator selesai guru melakukan
penilaian kepada siswa yang aktif di kelas
IV PENUTUP
Memberikan kesimpulan Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan
pembelajaran kesimpulan dengan melibatkan peserta didik pula.
Guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa

Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Agung Yudi Sartono, S.Pd.


NIP. 197709182005011003
149

Lampiran 5

Hasil Uji Coba Instrumen Angket dan Tes

A. Uji Validitas Angket


1. Variabel Penggunaan Google Classroom
150

2. Variabel Kualitas Pembelajaran


151

B. Uji Reliablitas Angket


1. Variabel Penggunaan Google Classroom
152

2. Variabel Kualitas Pembelajaran


153

A. Uji Validitas Instrumen Tes


154

B. Uji Reliabilitas Instrumen Tes


155

C. Uji Daya Pembeda Soal


156

D. Uji Tingkat Kesukaran Soal


Lampiran 6
Tabulasi Data Penelitian
1. Tabulasi Data Angket

157
2. Tabulasi Data Tes

158
159

Lampiran 7

Hasil Analisis Prasyarat Data

A. Hasil Uji Normalitas Residual


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Residual

N 33
Mean .0000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.48895
Absolute .135

Most Extreme Differences Positive .101


Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .777
Asymp. Sig. (2-tailed) .583

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

B. Hasil Uji Multikolinearitas

Model T Sig. Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant) 3.279 .003

Penerapan_Google_Classroom 2.357 .025 .226 4.425


1
Waktu_Belajar 1.769 .087 .265 3.767

Kondisi_Kelas .630 .534 .632 1.582

Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran


160

C. Hasil Uji Heteroskedastisitas

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -2.261E-015 3.855 .000 1.000

Penerapan_Google_Clas
.000 .213 .000 .000 1.000
1 sroom

Waktu_Belajar .000 1.532 .000 .000 1.000

Kondisi_Kelas .000 1.190 .000 .000 1.000

a. Dependent Variabel: Rasidual


161

Lampiran 8

Hasil Analisis Data

A. Hasil Pengujian Regresi Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12.640 3.855 3.279 .003
Penerapan_Google_Classroom (X1) .503 .213 .489 2.357 .025
1
Waktu_Belajar (X2) 2.711 1.532 .339 1.769 .087
Kondisi_Kelas (X3) .750 1.190 .078 .630 .534
a. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran

B. Hasil Uji secara bersama-sama (Uji F)


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 503.764 3 167.921 24.565 .000b
1Residual 198.236 29 6.836
Total 702.000 32
a. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran (Y)
b. Predictors: (Constant), Kondisi_Kelas (X3), Waktu_Belajar (X2), Penerapan_Google_Classroom (1)

C. Hasil Koefisien korelasi ganda dan determinasi Adjusted R2

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .847 .718 .688 2.615
a. Predictors: (Constant), Kondisi_Kelas, Waktu_Belajar, Penerapan_Google_Classroom
b. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran

D. Hasil uji secara parsial (Uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 12.640 3.855 3.279 .003

Penerapan_Google_Classroom (X1) .503 .213 .489 2.357 .025


1
Waktu_Belajar (X2) 2.711 1.532 .339 1.769 .087
Kondisi_Kelas (X3) .750 1.190 .078 .630 .534
a. Dependent Variabel: Kualitas_Pembelajaran (Y)
162

E. Hasil Uji Kebaikan Model

Goodness-of-Fit
Chi-Square Df Sig.
Pearson 14.948 31 .993
Deviance 14.767 31 .994
Link function: Logit.

F. Hasil koefisien determinasi model pseudo (R2 )

Pseudo R-Square
Cox and Snell .611
Nagelkerke .746
McFadden .552
Link function: Logit.

G. Hasil Uji secara bersama-sama (Uji G)

Model Fitting Information


Model -2 Log Chi-Square Df Sig.
Likelihood
Intercept Only 50.479
Final 19.325 31.154 3 .000
Link function: Logit.

H. Hasil uji secara parsial (Uji Wald)


Parameter Estimates

Estimate Std. Error Wald Df Sig. 95% Confidence

Interval

Lower Upper
Bound Bound

[Hasil_Belajar = 1] 25.037 9.127 7.526 1 .006 7.149 42.925


Threshold
[Hasil_Belajar = 2] 29.969 9.941 9.088 1 .003 10.485 49.454
Penerapan_Google_Classroom .892 .370 5.811 1 .016 .167 1.617

Location Waktu_Belajar -1.599 1.771 .815 1 .367 -5.069 1.872

Kondisi_Kelas 1.888 1.160 2.650 1 .104 -.385 4.162

Link function: Logit.


163

Lampiran 9
DOKUMENTASI

Wawancara Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Wawancara siswa/I kelas XI IPS 2

Ulangan harian materi

Pembelajaran Materi Ekonomi Kelas XI IPS 2


164

Penggunaan google classroom di kelals

Siawa menggunakan google classroom

Tampilan awal kelas Kode kelas XI IPS 2

Tugas materi ke-2 ekonomi Pengumpulan dan penialain tugas siswa


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI/ Genap
Materi Pokok : Kerja Sama Ekonomi Internasional
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan pengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
KOMPETENSI DASAR
KD 3.8 Mendeskripsikan kerja sama ekonomi internasional. .
KD 4.8 Menyajikan bentuk dan manfaat kerja sama ekonomi internasional.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
INDIKATOR
3. 8. 1. Menjekaskan pengertian kerja sama Ekonomi Internasional
3. 8. 2. Menjelaskan tujuan kerja sama Ekonomi Internasional
3. 8. 3. Menjelaskan manfaat kerja sama ekonomi internasional.
Mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penghambat kerja sama ekonomi
3. 8. 4.
internasional.
3. 8. 5. Menjelaskan bidang-bidang kerja sama ekonomi internasional
3. 8. 6. Menjelaskan bentuk kerja sama ekonomi internasional
3. 8. 7. Menjelaskan Lembaga-lembaga kerja sama ekonomi internasional.
3. 8. 8. Menjelaskan dampak kerja sama ekonomi internasional
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai kerja sama ekonomi
4. 8. 1.
internasional.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kerja sama Ekonomi Internasional
2. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan kerja sama Ekonomi Internasional
3. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat kerja sama ekonomi internasional.
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penghambat
kerja sama ekonomi internasional.
5. Peserta didik dapat menjelaskan bidang-bidang kerja sama ekonomi
internasional
6. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk kerja sama ekonomi internasional
7. Peserta didik dapat menjelaskan Lembaga-lembaga kerja sama ekonomi
internasional.
8. Peserta didik dapat menjelaskan dampak kerja sama ekonomi internasional
9. Peserta didik dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai kerja
sama ekonomi internasional.
E. Materi Pembelajaran (Terlampir)
Materi pokok : Kerja sama ekonomi internasional.
1. Pengertian kerja sama ekonomi internasional.
2. Tujuan kerja sama ekonomi internasional
3. Manfaat kerja sama ekonomi internasional.
4. Faktor pendorong dan penghambat kerja sama ekonomi
internasional
5. Bidang kerja sama ekonomi internasional
6. Bentuk kerja sama ekonomi internasional
7. Lembaga-lembaga kerja sama ekonomi internasional.
8. Dampak kerja sama ekonomi internasional
F. Metode Pembelajaran
 Pendeketan : Scientific Approach
 Metode : Tak Terarah
 Model : Make a match, Ceramah, Diskusi.
G. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media:
a. Power Point untuk menampilkan materi kerja sama ekonomi internasional.
b. Google Classroom
2. Alat/Bahan:
a. Buku
b. Laptop
c. LCD Projector
d. Papan Tulis
e. Spidol
f. Kertas karton
g. Kartu pernyataan
H. Sumber Belajar
 Alam dan Rudianto. Ekonomi 2 untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013
yang Disempurnakan Kelompok Peminatan. Jakarta: Erlangga. 2016.
 Internet.
I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Indikator Pencapaian Kompetensi:
a. Menjelaskan pengertian kerja sama ekonomi internasional
b. Menjelaskan tujuan kerja sama ekonomi internasional
c. Mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penghambat kerja sama ekonomi internasional.
d. Menjelaskan manfaat kerja sama ekonomi internasional.
e. Menjelaskan bentuk dan bidang kerja sama ekonomi internasional
Tahap Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Orientasi 10 menit
Pendahuluan  Mengawali pembelajaran dengan salam  Peserta didik menjawab salam dan berdo’a
pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik  Peserta didik menjawab daftar hadir
 Mengkondisikan peserta didik untuk siap  Peserta didik mempersiapkan diri untuk
melakukan pembelajaran. memulai pembelajaran
 Menyampaikan materi atau topik yang akan  Peserta didik menyimak penjelasan guru
dibahas  Peserta didik menyimak penjelasan guru
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Apersepsi
 Guru bertanya, tentang materi apa yang telah  Peserta didik menjawab pertanyaan guru
di ajar sebelumnya?
 Guru bertanya tentang apa yang diketahui  Peserta didik menjawab pertanyaan guru
dari kerja sama ekonomi internasional?
Motivasi
 Memberikan motivasi kepada peserta didik  Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
bahwa kerja sama ekonomi internasional
sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-
hari
Kegiatan inti Mengamati 70 menit
 Menampilkan video tentang kerja sama  Peserta didik mengamati Video tentang materi
ekonomi internasional perdagagan internasional.
 Menjelaskan materi pada slide power point  Peserta didik mengamati slide power point
tentang pengertian, manfaat, faktor tentang pengertian, manfaat, faktor
penghambat dan pendorong kerja sama penghambat dan pendorong kerja sama
ekonomi internasional ekonomi internasional
Menanya
 Guru memberikan kesempatan untuk peserta  Peserta didik bertanya tentang pengertian,
didik bertanya tentang pengertian, manfaat, manfaat, faktor penghambat dan pendorong
faktor penghambat dan pendorong kerja kerja sama ekonomi internasional
sama ekonomi internasional
Mengumpulkan informasi
 Guru menjelaskan materi tentang pengertian,  Peserta didik mengumpulkan data/ informasi
manfaat, faktor penghambat dan pendorong tentang pengertian, manfaat, faktor
kerja sama ekonomi internasional penghambat dan pendorong kerja sama
ekonomi internasional
 Memberikan intruksi kepada siswa akan  Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
menggunakan metode pembelajaran Make a
Match
Mengasosiasi
 Guru menyiapkan kartu-kartu yang terdiri  Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
dari kartu soal dan kartu jawaban
 Guru membagikan kartu pada masing-  Peserta didik menerima kartu masing-masing
masing peserta didik secara acak. (soal atau jawaban)
 Guru meminta peserta didik untuk mencari  Peserta didik mencari pasangan kartu yang
pasangan kartu yang cocok dengan kartu cocok dengan kartu yang mereka pegang.
yang mereka pegang.
 Guru meminta peserta didik untuk menyusun  peserta didik untuk menyusun materi utuh
materi utuh berdasarkan kata kunci pada berdasarkan kata kunci pada kartu,
kartu,
Mengomunikasikan
 Guru meminta peserta didik untuk  Peserta didik menkomunikasikan hasil diskusi
menyampaikan hasil diskusi (berpasangan)
 Guru menambahkan penjelasan dan memberi  Peserta didik menyimak penjelasan yang
respon terhadap kelompok yang baru saja diberikan guru
mempresentasikan.
Kegiatan  Melakukan refleksi terhadap proses  Peserta didik menyimak evaluasi yang 10 menit
Penutup pembelajaran dengan penguasaan materi, disampaikan oleh guru
pendekatan dan model pembelajaran yang
digunakan.
 Memberikan kesempatan kepada peserta  Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum
didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
dipahami.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan  Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran. materi pembelajaran.
 Memberikan tugas untuk membaca materi  Peserta didik mencatat tugas yang diberikan
kerja sama ekonomi internasional oleh guru
 Mengakhiri pembelajaran dengan membaca  Peserta didik berdo’a dan menjawab salam
doa dan mengucapkan salam
Pertemuan ke-2
Indikator Pencapaian Kompetensi:
a. Menjelaskan Lembaga-lembaga kerja sama ekonomi internasional.
b. Menjelaskan dampak kerja sama ekonomi internasional.

Tahap Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Orientasi 10 menit
Pendahuluan  Mengawali pembelajaran dengan salam  Peserta didik menjawab salam dan berdo’a
pembuka dan berdo’a untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik  Peserta didik menjawab daftar hadir
 Mengkondisikan peserta didik untuk siap  Peserta didik mempersiapkan diri untuk
melakukan pembelajaran. memulai pembelajaran
 Menyampaikan materi atau topik yang akan  Peserta didik menyimak penjelasan guru
dibahas
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.  Peserta didik menyimak penjelasan guru
Apersepsi
 Guru bertanya, tentang materi apa yang telah  Peserta didik menjawab pertanyaan guru
di ajar sebelumnya?
 Guru bertanya tentang apa yang diketahui  Peserta didik menjawab pertanyaan guru
dari lembaga-lembaga kerja sama ekonomi
internasional?
Motivasi
 Memberikan motivasi kepada peserta didik  Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
bahwa perdagangan internasional sangat
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari
Kegiatan inti Mengamati 70 menit
 Menjelaskan materi pada slide power point  Peserta didik mengamati slide power point
tentang bidang, bentuk dan lembaga kerja tentang bidang, bentuk dan lembaga kerja
sama ekonomi internasional sama ekonomi internasional
Menanya
 Guru memberikan kesempatan untuk peserta  Peserta didik bertanya tentang bidang, bentuk
didik bertanya tentang bidang, bentuk dan dan lembaga kerja sama ekonomi
lembaga kerja sama ekonomi internasional internasional
Mengumpulkan informasi
 Guru menjelaskan materi tentang bidang,  Peserta didik mengumpulkan data/ informasi
bentuk dan lembaga kerja sama ekonomi tentang bidang, bentuk dan lembaga kerja
internasional sama ekonomi internasional
Mengasosiasi
 Guru membagi peserta didik dalam 5  Peserta didik berkumpul dengan
kelompok kelompoknya
 Guru membagikan sebuah amplop yang  Peserta didik menerima amplop berisi materi
berisikan materi pada masing-masing
kelompok
 Guru meminta peserta didik berdiskusi  Peserta didik berdiskusi mengenai lembaga-
mengenai lembaga-lembaga kerja sama lembaga kerja sama ekonomi internasional
ekonomi internasional
 Guru meminta peserta didik untuk menyusun  Peserta didik untuk menyusun rangkaian
rangkaian materi yang telah dibagikan pada materi pada kertas yang sudah disediakan
sebuah kertas yang sudah disediakan
Mengomunikasikan
 Guru meminta peserta didik untuk  Peserta didik menkomunikasikan hasil diskusi
menyampaikan hasil diskusi (kelompok)
 Guru menambahkan penjelasan dan memberi  Peserta didik menyimak penjelasan yang
respon terhadap kelompok yang baru saja diberikan guru
mempresentasikan.
Kegiatan  Melakukan refleksi terhadap proses  Peserta didik menyimak evaluasi yang 10 menit
Penutup pembelajaran dengan penguasaan materi, disampaikan oleh guru
pendekatan dan model pembelajaran yang
digunakan.
 Memberikan kesempatan kepada peserta  Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum
didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
dipahami.
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan  Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran. materi pembelajaran
 Memberikan tugas latihan soal materi kerja  Peserta didik mencatat tugas yang diberikan
sama ekonomi internasional oleh guru
 Mengakhiri pembelajaran dengan membaca  Peserta didik berdo’a dan menjawab salam
doa dan mengucapkan salam
J. Evaluasi
1) Prosedur Evaluasi : Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Latihan Soal
2) Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis ( Pilihan Ganda )
c. Penilaian Keterampilan : Penilaian kinerja
3) Instrumen Penilaian (Terlampir)

Tangerang Selatan, 7 April 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa PPKT

Agung Yudi S, S.Pd Ernawati


NIP.197709182005011003 NIM.11140150000024
MATERI PEMBELAJARAN
KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL
PERTEMUAN 1
PENGERTIAN KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
Kerjasama ekonomi internasional adalah hubungan antara suatu negara dengan negara
lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang
prinsip keadilan dan saling menguntungkan
Banyak negara yang melakukan kerja sama ekonomi internasional karena menyadari bahwa
kerja sama ekonomi internasional memberikan manfaat. Kerja sama ini dapat dilakukan antara
negara maju dengan negara berkembang, atau antara sesama negara maju. Kerja sama antara
negara maju dengan negara berkembang diwujudkan dalam bentuk tukar-menukar barang
mentah dengan barang jadi, atau pertukaran barang mentah dengan modal dan tenaga ahli.
Sedangkan kerja sama antara sesama negara maju diwujudkan dalam bentuk pertukaran tenaga
ahli serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Dilihat dari letak geografisnya, kerja sama ekonomi internasional dapat dibedakan menjadi
tiga sebagai berikut:
a. Kerja sama ekonomi internasional, yaitu kerja sama di bidang ekonomi yang dilakukan
oleh banyak negara di dunia.
b. Kerja sama ekonomi regional, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh negara-
negara yang berada dalam suatu kawasan tertentu.
c. Kerja sama ekonomi antarregional, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh negara-
negara yang berada dalam satu kawasan dengan negara-negara yang berada di kawasan
yang lain.
Berdasarkan banyaknya negara peserta, kerja sama ekonomi internasional dapat dibedakan
menjadi dua sebagai berikut :
a. Kerja sama ekonomi bilateral, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh dua negara.
b.Kerja sama ekonomi multilateral, yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh lebih dari
dua negara.

TUJUAN KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL

Kerja sama ekonomi antarnegara memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan Ekspor Impor. Untuk memperlancar ekspor impor, Indonesia bergabung


dalam organisasi perdagangan sehingga mengetahui kebijakan perdagangan antarnegara.
Dengan begitu, Indonesia bisa meningkatkan kinerja ekspor tanpa melanggar aturan.
2. Mempercepat Pembangunan Nasional. Kerja sama ekonomi antarnegara berguna untuk
mendapatkan modal dan bantuan pembangunan. Kebutuhan dana tersebut disalurkan
melalui Bank Pembangunan Asia, Bank Dunia, atau lembaga keuangan internasional
lainnya.
3. Membebaskan Negara dari Keterbelakangan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tiap-tiap
negara berbeda-beda. Kerja sama ini diharapkan mampu mengurangi ketertinggalan
melalui pemberian bantuan berupa modal, teknik, dan sumber daya manusia yang ahli.
4. Mempererat Jalinan Persahabatan Antarnegara. Keterlibatan negara-negara di dunia dapat
mempererat persahabatan antarnegara di dunia. Kondisi ini memberikan sinyal positif
dalam menjaga persaudaraan antarnegara.
5. Memelihara Perdamaian Dunia. Untuk mewujudkan perdamaian dibutuhkan peran aktif
beberapa negara di dunia. Perdamaian dunia dapat terwujud melalui kerja sama ekonomi
antarnegara.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERJA SAMA ANTARNEGARA


Faktor-faktor yang memengaruhi kerja sama ekonomi internasional antara lain yaitu:
a. Terbatasnya Kemampuan Negara dalam Memproduksi Barang dan Jasa.
Jenis barang dan jasa yang dibutuhkan penduduk suatu negara sangat beragam. Terutama
negara yang jumlah penduduknya besar seperti Indonesia. Di sisi lain, kemampuan untuk
memenuhi semua kebutuhan itu terbatas. Penyebabnya antara lain tidak memiliki sumber
daya alam atau teknologi. Untuk mengatasinya, negara tersebut melakukan perdagangan
dengan negara lain.
b. Perbedaan Sumber Daya Alam, Iklim, dan Sosial Budaya
Faktor-faktor alami yang dimiliki tiap-tiap negara tidaklah sama. Contohnya, sumber
daya alam, iklim, dan keadaan sosial budaya di Indonesia berbeda dengan
Jepang.Indonesia bisa menghasilkan kayu tropis yang berdiameter tebal, sedangkan
Jepang tidak. Masyarakat Jepang yang membutuhkan kayu untuk bahan bangunan bisa
membeli dari Indonesia. Hal ini akan mendorong kerja sama antara dua negara tersebut.
c. Tuntutan Era Globalisasi
Terjadinya era globalisasi menyebabkan tidak ada satu negara di dunia yang dapat hidup
sendiri. Tiap-tiap negara saling terintegrasi satu sama lain. Kemajuan teknologi
menyebabkan batas-batas negara seolah menjadi kabur. Globalisasi harus dimanfaatkan
sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kerja sama ekonomi.
d. Keinginan Membuka Kerja Sama, Hubungan Politik, dan
Dukungan dari Negara Lain Selain keuntungan yang bersifat ekonomi, kerja sama
didasari faktor nonekonomi. Setiap negara yang berdaulat pasti ingin membuka kerja
sama, hubungan politik, dan dukungan negara lain.
e. Keinginan Memperoleh Keuntungan dan Meningkatkan Pendapatan Negara
Setiap kerja sama ekonomi yang dijalankan Indonesia pada dasarnya dilandasi keinginan
untuk memperoleh keuntungan. Bentuk keuntungan misalnya pemasukan devisa negara
dari kegiatan ekspor. Indonesia tengah menggalakkan ekspor komoditas nonmigas,
misalnya barang-barang kerajinan. Selain devisa, keuntungan dalam kerja sama juga
berupa transfer teknologi dan keahlian dari negara maju.
FAKTOR PENGHAMBATAN DALAM KERJA SAMA EKONOMI
Beberapa hambatan dalam kerja sama ekonomi antarnegara sebagai berikut :
1. Ideologi Negara Berbeda.
Perbedaan ideologi dapat menghambat kerja sama ekonomi antarnegara. Misalnya, Cina
yang berideologi komunis pernah menutup diri untuk bekerja sama dengan negara lain.
Saat ini Cina menjadi negara yang terbuka. Faktanya, saat ini hampir tidak ada negara
yang menutup diri dari kerja sama ekonomi antarnegara.
2. Konflik dan Peperangan.
Kondisi politik dan keamanan suatu negara tidaklah sama. Ada yang kondisinya stabil,
tetapi ada yang sedang goyah akibat konflik di dalam negeri atau peperangan. Kondisi ini
akan menghambat kerja sama ekonomi antarnegara di dunia.
3. Kebijakan Perdagangan yang Merugikan Negara Lain.
Dalam kegiatan ekspor impor, suatu negara sering menerapkan kebijakan yang bertujuan
melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan daya saing. Dampak kebijakan ini
juga dapat mempengaruhi hubungan antarnegara sehingga menghambat kerja sama
ekonomi.
4. Perbedaan Kepentingan Tiap-Tiap Negara.
Kerja sama dibutuhkan bagi perkembangan dan masa depan negara di dunia. Akan tetapi,
dalam kerja sama antarnegara tiap-tiap negara memiliki kepentingan yang berbeda.
Perbedaan ini& dapat menghambat kerja sama yang harmonis.

MANFAAT KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL


Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari kerja sama ekonomi internasional yang
dilakukan bagi perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Kemajuan pada bidang perekonomian, dapat dilihat dari perjalanan ekspor-impor
barang dan jasa. Jika ekspor tinggi maka akan bermanfaat karena devisa akan
meningkat.
b. Indonesia memiliki kesempatan dalam menimba ilmu pengetahuan dan juga teknologi
dari negara maju.
c. Memperkuat daya tawar dan posisi indonesia dalam dunia internasional.
d. Kegiatan ekonomi di indonesia dapat berkembang karena modal asing dapat masuk.
e. Tingginya permintaan akan barang dan jasa baik itu dari dalam maupun juga dari luar
negeri yang dapat menekan harga pokok per unit produksi.
f. Negara dapat mengimpor barang-barang tertentu yang jika diproduksi akan lebih
mahal.
g. Meningkatkan kecerdasan, keterampilan dan kreativitas tenaga pekerja dari tuntutan
kegiatan ekspor ke luar negeri yang meningkat.
h. Adanya kemudahan dalam mendapatkan bahan baku dan bahan penolong yang
diperlukan dalam setiap proses produksi.
i. Membuka lapangan kerja dan menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.
BENTUK-BENTUK KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL
1. Kerja Sama Bilateral
Kerja sama ekonomi bilateral adalah kerja sama ekonomi yang terjadi antara dua
negara, misalnya antara negara Indonesia dengan Jepang. Bentuk kerja sama ekonomi
internasional secara bilateral lebih sering dilakukan seperti pertukaran kedutaan besar
dan kunjungan antarnegara.
2. Kerja Sama Ekonomi Regional
Kerja sama ekonomi regional adalah bentuk kerja sama ekonomi yang dilakukan antara
negara yang terletak pada suatu kawasan tertentu. Contoh lembaga kerja sama ekonomi
regional adalah APEC, AFTA, dan ASEAN.
3. Kerja Sama Ekonomi Multilateral
Kerja sama ekonomi multilateral adalah bentuk kerja sama yang dilakukan antara dua
negara atau lebih yang tidak dibatasi oleh wilayah tertentu dengan bersifat internasional
Contohnya IMF dan ILO
4. Kerja Sama Ekonomi Antarregional
Kerja sama ekonomi antarregional adalah bentuk kerja sama yang dilakukan antara dua
atau lebih lembaga-lembaga ekonomi regional. Contoh kerja sama ekonomi
antarregional adalah ASEAN dan Uni Eropa.
5. Kerja Sama Ekonomi Berdasarkan Tujuan dan Lapangan Usaha
Kerja sama ekonomi ini adalah tidak terbatas pada wilayah dan hubungan internasional
saja, melainkan kerja sama yang dibentuk dengan dasar tujuan dan lapangan usaha.
Contohnya OECD dan OPEC.

BIDANG-BIDANG KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

a. Kerjasama di bidang pertahanan


Organisasi seperti NATO yaitu salah satu organisasi yang dilakukan sama di
bidang pertahanan. Pola sebelum Negara-negara konunis eropa timur memiliki Negara-
negara merdeka terdapat organisasi historia warsawa yang merupakan aksi sama bidang
pertahanan Negara-negara komunis terutama di europe timur.
b. Kerja sama di aspek produksi
Kerja sama di sini. dilakukan oleh Negara-negara produsen barang tertentu untuk
mengontrol flukruasi harga, mutu barang, pembatasan jumlah produksi (kuato),
perlindungan hokum, persaingan serta pemasaran. Misalnya Negara-negara produsen
minyak membentuk kerja persis dalam wadah organisasi OPEC.
c. Kerjasama Di bidang keuangan
Untuk kepentingan di bidang moneter internasional, Negara-negara yang
mengoperasikan perdagangan internasional suatu semasa sangat memerlukan bantuan
moneter internasional dalam menyelesaikan kenda;la deficit/surplus neraca
pembayarannya lalu menjaga stabilitas moneter onternasional dengan membentuk IMF,
IFC, dan ADB.
d. Kerjasama di bidang perburuhan
Bagi melindungi hak dan tugas pekerja si setiap Pelosok dibentuk serikat-serikat
kerja kemudian untuk kepentingan kebersamaan di dalam dunia internasional dibenguk
organisasi buruh/pekerja internasional, yaitu ILO (Internasional Labour Organization).
e. Kerjasama di aspek perdagangan dan tariff
Agar agar perdagangan dapat berjalan lannnnnnncar dantidak ada hambatan-
hambatan sebab proteksionisme yang dijalankan dengan suatu Negara terhadap Negeri
lain maka Negara-negara yang melakukan perdagangan membentuk organisasi yang
disebut GATT (General Agreement on Tariff and Trade) yang kemudian beralih,
berganti, bersalinbertukar menjadi WTO (World Investment Organization). Apabila ada
pelanggaran dalam perdagangan dunia yang dilakukan oleh suatu Negeri WTO
amempunyai wewenang utk menindaknya dan menyalurkannya pada hokum
internasional.

LEMBAGA-LEMBAGA EKONOMI INTERASIONAL


Kerja sama ekonomi internasional antara lain terdiri atas badanbadan dunia dalam wadah
organisasi PBB. Badan-badan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. ASEAN (Association of South East Asian Nations)
ASEAN merupakan bentuk kerja sama regional antara negara-negara Asia
Tenggara. Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya dan
politik. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Jumlah anggota
ASEAN menjadi 11 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina,
Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Timor Leste. Tujuan
berdirinya ASEAN yaitu:
a. Menjaga perdamaian di kawasan asia tenggara
b. Membangun kerja sama dalam bidang industry, perdagangan, dan pertanian.
c. Memajukan pertumbuhan ekonomi, sosial dan kebudayaan di kawasan Asia
Tenggara.
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan antarnegara.
e. Saling memberi bantuan di bidang pendidikan, komunikasi, teknologi, dan
kesehatan.
2. ASEAN Free Trade Area (AFTA)
Pada tahun 1992, disepakati pembentukan AFTA (ASEAN Free Trade Area). AFTA
merupakan kesepakatan perdagangan bebas antarnegara yang tergabung dalam ASEAN.
Tujuan berdirinya AFTA yaitu:
a. Meningkatkan kerja sama ekonomi negara-negara anggota ASEAN agar
terciptanya pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkesinambungan
b. Meningkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antarnegara ASEAN
c. Meningkatkan produksi dan jumlah ekspor setiap negara anggota ASEAN.
ASEAN menetapkan AFTA serentak di setiap negara ASEAN pada tahun 2015.
Dengan demikian diharapkan setiap negara akan mendapatkan keuntungan dengan
penetapannya kerena tidak ada bea masuk barang produksi ke setiap negara-negara
AFTA.
3. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
pada KTT ASEAN 2007, disepakati target pembentukan Masyarakat Ekonomia ASEAN
pada tahun 2015. MEA terdiri dari tiga pilar yaitu political-security community, economic
community dan socio-cultural community. Tujuan pembentukan MEA yaitu:
a. Mewujudkan ASEAN sebagai kawasan pasar tunggal dan basis produksi dengan
dipermudahnya arus perdagangan untuk sector barang , jasa, investasi, pekerja
terampil dan modal.
b. Menjadi kawasan yang memiliki daya saing tinggi di dunia.
c. Mewujudkan suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata
d. Beperan aktif dan berintegrasi penuh dalam ekonomi global.
4. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
APEC didirikan pada bulan November 1989. APEC dipahami sebagai bentuk kerja
sama ekonomi regional antar negara Asia Pasifik Selatan (negara sedang berkembang).
APEC mempunyai anggota sebanyak 21 Negara. Tujuan pembentukan APEC adalah
sebagai berikut:
a. Menjalin kerja sama di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kerja sama yang saling
menguntungkan
Indonesia telah dua kali menjadi tempat pertemuan APEC Economic Leaders’
Meeting, yaitu pertemuan para pemimpin negara anggota-anggota APEC. Pertama kali di
Bogor pada November 1994 dan kedua kali di Bali pada Oktober 2013
5. Asian Productivity Organization (APO)
APO didirikan pada tahun 1961 dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas di
negara-negara Asia. Yaitu untuk meningkatkan peranan produktivitas dan pengembangan
ekonomi, dan untuk meningkatkan usaha-usaha di bidang kegiatan tertentu khususnya
pertanian dan perindustrian.
6. BANK DUNIA
Bank dunia didirikan pada 27 Desember 1945 dan bertugas memberikan bantuan
ekonomi untuk perbaikan usaha-usaha dalam bidang pertanian, industry, jalan raya, dan
perhubungan negara di dunia. Bantuan kredit jangka panjang pada umumnya diberikan
kepada negara berkembang dengan bunga yang rendah.
7. UNI EROPA
Uni Eropa didirikan pada tahun 1957, awalnya dengan nama European Economic
Community (EEM) atau Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dengan anggota enam negara
eropa barat. EU dibentuk untuk menyusun politik perdagangan bersama dan mendirikan
daerah perdagangan bebas antarnegara Eropa. Tujuan EU berisikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Memperoleh perkembangan yang harmonis dalam kegiatan ekonomi antarnegara
anggota.
b. Meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya negara-negara anggota
c. Mempererat kerja sama ekonomi para anggotanya.
EU sejak 1999 memperkenalkan mata uang bersama yang diberi nama euro.
8. International Trade Organization (ITO)
Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk memajukan perdagangan
internasional dengan cara membatasi atau mengadakan peraturan yang bersifat
menghambat kelancaran pertukaran barang-barang internasional, dan berusaha untuk
meningkatkan volume perdagangan dunia dengan cara meliberalisasikan perdagangan
internasional. Pada tahun 1948, ITO ditandatangani oleh 53 negara anggota di Havana.
9. International Labour Organization (ILO)
ILO atau organisasi buruh sedunia yang didirikan 11 April 1919. ILO didirikan
sebagai bagian dari persetujuan Versailles setelah perang dunia I. tujuan pendirian ILO
adalah untuk mendorong terciptanya peluang memperoleh pekerjaan yang layak bagi
perempuan dan laki-laki,mempromosikan berbagai hak tenaga kerja di tempat kerja,
meningkatkan perlindungan sosial, dan mengadakan berbagai dialog untuk mengatasi
berbagai permasalahan terkait dengan dunia kerja.
10. Organization of Petrolium Exporting Countries (OPEC)
OPEC merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak didirikan pada 14
September 1960 atas prakarsa lima negara, yaitu Irak, Iran, Kuwait, Arab Saudi dan
Venezuela. Tujun OPEC adalah:
- menentang penurunan harga minyak
- mengusahakan seragamnya harga minyak di pasaran dunia.
- menghimpun negara-negara penghasil dan pengekspor minyak,
- menjaga kestabilan harga minyak,
- menghindarkan persaingan antara negara penghasil minyak,
- berusaha untuk memenuhi kebutuhan minyak di seluruh dunia.
11. International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional
Badan ini lahir pada tanggal 27 Desember 1945 setelah diadakan Konferensi di
Bretton Woods, Amerika. Dengan maksud untuk melancarkan kembali moneter
internasional yang meliputi penetapan kurs devisa, pemeliharaan kurs devisa, membantu
negara anggota dalam menghadapi kesulitan neraca pembayaran, memberi saran
pencegahan inflasi, dan sebagainya.
Tujuan IMF antara lain:
a. memajukan kerja sama moneter internasional dengan jalan mendirikan lembaga
(IMF),
b. memperluas perdagangan dan investasi dunia,
c. memajukan stabilitas kurs valuta asing,
d. mengurangi dan membatasi praktik-praktik pembatasan terhadap pembayaran
internasional,
e. menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam bentuk pinjaman jangka
pendek dan jangka menengah,
f. memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau surplus neraca
pembayaran.
12. LIGA ARAB
Kerja sama ini didirikan pada tanggal 10 Mei 1950. Pada awalnya Liga Arab
beranggotakan Mesir, Syiria, Irak, Saudi Arabia, dan Yordania. Saat ini jumlah negara
anggota mencapai 22 negara. Negara Arab lain yang menggabingkan diri misalnya
Maroko, Tunisia, Kuwait, dan Aljazair. Kerja sama antarnegara di Liga Arab meliputi
bidang-bidang sebagai berikut:
a. Ekonomi dan keuangan
b. Perhubungan yang mencakup perkeretaapian, jalan raya, hubungan udara,
perkapalan, pos dan telegraf.
c. Kebudayaan dan sosial
d. Kebangsaan, pemberian visa dan paspor, penyerahan para pelanggar pidana dan
soal hukuman.
13. Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia
Bank Pembangunan Asia bergerak dalam bidang pembangunan di negara-negara
Asia yang sedang membangun. Tujuan utamanya adalah meminjamakan dana dan
memberikan bantuan teknik kepaa negara yang sedang membangun. Negara yang
menjadi anggota ADB adalah negara di kawasan Asia Timur Jauh, termasuk Pasifik
Selatan.
14. North American Free Trade Agreement (NAFTA)
NAFTA atau persetujuan perdagangan bebas Amerika Utara ini didirikan untuk
memajukan dan meningkatkan perdagangan di kawasan Amerika Utara. Perjanjian
perdagangan bebas tersebut dilakukan dengan cara menghilangkan atau mengurangi
hambatan-hambatan di bidang perdagangan, baik dalam bentuk hambatan tariff maupun
nontarif.
15. Islamic Development Bank (IDB)
IDB atau Bank Pembangunan Islam ini didirikan pada tanggal 23 April 1975,
dengan tugas utama untuk membantu negaranegara anggota, yaitu negara-negara Islam
dalam meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dan sosial. Iuran dan setonan
anggota IDB dinyatakan dalam satuah ID (Islamic Dinar).
16. International Development Association (IDA)
IDA atau Perhimpunan Pembangunan Internasional didirikan tahun 1960 di
Washington DC, Amerika Serikat. IDA bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi
negaranegara yang sedang berkembang dan memberi pinjaman dengan syarat yang
ringan.
17. International Finance Corporatiom (IFC)
IFC adalah bagian dari bank dunia yang membantu mengalirkan “private foreign
investment” ke nagara-negara yang sedang berkembang. Badan ini memberi pinjaman
kepada pengusaha swasta dengan cara membantu investasi di bidang produksi melalui
bantuan modal dan manajemen. IFC hanya membantu permodalam bukan menanamkan
modal. Indonesia menjadi anggota IFC sejak 1965.
18. International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID)
ICSID adalah salah satu badan dari bank dunia yang memberi jasa di bidang
penanaman modal. Indonesia adalah salah satu anggota ICSID dan telah mendapatka
bantuan melalui PMA.
19. United Nations Development Program (UNDP)
UNDP atau program pengembangan PBB merupakan suatu badan yang
memberikan sumbangan untuk membiayai survei jalan di Indonesia, dan menangani
program pengalihan teknologi.
20. Economic and Social Council (ECOSOC)
Economic and Social Council (ECOSOC) atau Dewan Ekonomi dan Sosial adalah
badan dunia yang mengurusi masalah ekonomi dan sosial. Badan ini pertama kali
melakukan pertemuan pada tanggal 23 Januari 1946 di London. Badan ini bertugas
mengoordinasi pekerjaan ekonomi dan sosial PBB, menampung isu-isu tentang hak asasi
manusia, serta memfasilitasi kerja sama budaya dan pendidikan internasional.
21. Economic Commision for Asia and The Far East (ECAFE)
Badan ini adalah bagian dari ECOSOC untuk mengembangkan negara-negara asia
timur jauh di bidang ekonomi dan sosial.
22. World Trade Organization (WTO)
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia adalah
badan yang menangani masalah perdagangan antarnegara. Perdagangan antarnegara
diatur atau kesepakatan negara-negara anggota. WTO berdiri pada tanggal 1 Januari 1995
di Geneva, Swiss. Sistem perdagangan bebas telah ada sejak tahun 1947. Pada tahun
1947 terdapat aturan tentang tarif dan perdagangan dunia, sering disebut dengan General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Sejak berdirinya WTO, kesepakatan tentang
perdagangan antarnegara diatur badan tersebut. WTO bertugas menyelesaikan sengketa
dagang di antara negara-negara anggota. Badan ini membuat aturan dalam Understanding
on Rules and Procedures Governing the Settlement of Disputes (DSU). DSU dilengkapi
pengadilan banding bagi negara yang tidak setuju terhadap sanksi yang diberikan atas
keputusan WTO
DAMPAK KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL

1. Dampak Positif Kerja Sama Ekonomi sebagai berikut:


a. Mendorong Proses Pembangunan Nasional. Proses pembangunan membutuhkan faktor-
faktor pendorong, salah satunya adalah modal. Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia
bisa memperoleh pinjaman modal dari negara sahabat dan lembaga ekonomi dunia.
b. Semakin Diakuinya Indonesia dalam Kancah Pergaulan Dunia. Bangsa Indonesia
menjalankan prinsip luar negeri bebas aktif. Melalui kerja sama ekonomi, Indonesia
dapat berperan aktif dalam pergaulan dunia. Indonesia dapat menyuarakan kepentingan
ekonomi nasional dalam berbagai organisasi dan perundinganperundingan
internasional.
c. Memperoleh Keuntungan dari Spesialisasi Perdagangan. Sebab utama Indonesia
melakukan kerja sama perdagangan dengan negara lain adalah memperoleh keuntungan
dan spesialisasi. Meskipun Indonesia dapat memproduksi barang yang sama jenisnya,
tetapi ada kalanya Indonesia mengimpor karena harganya lebih murah. Hal ini juga
berlaku sebaliknya, yaitu ketika Indonesia mampu menghasilkan produk dengan harga
lebih murah, Indonesia bisa mengekspor ke negara lain.
d. Meningkatnya Devisa Negara. Kerja sama ekonomi, terutama perdagangan merupakan
penyumbang devisa negara. Devisa diperoleh dari ekspor migas (minyak dan gas) dan
nonmigas. Cadangan devisa yang besar akan memperkuat perekonomian negara.
e. Meluasnya Lapangan Kerja. Kerja sama ekonomi telah berdampak positif pada
perluasan lapangan kerja. Misalnya, melalui investasi langsung (Foreign Direct
Investment). Perusahaan asing yang mendirikan pabrik di Indonesia akan menggunakan
tenaga kerja dari Indonesia. Contoh lain adalah berdirinya usaha-usaha berbasis ekspor,
yaitu usaha kerajinan tangan, mebel, dan kaus tangan yang bersifat padat karya.
f. Memperoleh Transfer Teknologi Modern dan Pendampingan Teknis. Indonesia
melakukan kerja sama dengan negara maju untuk mendapatkan bantuan teknis dan
pendampingan. Misalnya, dalam proyek pembangunan bendungan, Indonesia meminta
bantunan ahli teknik dari Belanda. Bantuan ini bermanfaat meningkatkan kualitas
teknik bangunan.
2. Dampak Negatif Kerja Sama Ekonomi sebagai berikut.
a. Terjadinya pasar bebas yang mengancam keberadaan industri dalam negeri.
b. Potensi ekonomi terkonsentrasi di negara maju yang dapat menyebabkan
perekonomian negara berkembang menjadi tertinggal.
c. Perekonomian suatu negara menjadi tidak stabil akibat semakin bebasnya arus investasi
swasta.
d. Adanya keterlibatan pihak asing dalam pengambilan kebijakan dalam negeri yang dapat
mengurangi kemandirian suatu negara.
e. Ketergantungan perekonomian dalam negeri terhadap bantuan atau pinjaman dari luar
negeri.
f. Mendorong masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa.
TEKNIK EVALUASI
A. Penilaian Sikap
Teknik penilaian: observasi
No. Aspek yang dinilai 3 2 1 Ket.
1. Mensyukuri sumberdaya sebagai karunia Tuhan YME dalam pemenuhan kebutuhan.
2. Meninjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil,
peduli dalam melakukan kegiatan ekonomi
3 Tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok
4 Menghargai pendapat orang lain

Rubrik Penilaian Sikap


No Aspek yang dinilai Skor Rubrik
1 Mensyukuri sumberdaya sbg karunia Menunjukkan ekspresi mimik wajah senang, ceria, semangat dan
Tuhan YME dalam pemenuhan 3 gembira terhadap kompleksitas berbagai tingkat organisme
kebutuhan. kehidupan sebagai ciptaan tuhan yang maha esa.
Menunjukkan ekspresi mimik wajah senang, ceria, dan gembira tapi
2 tidak bersemangat terhadap terhadap kompleksitas berbagai tingkat
organism kehidupan sebagai ciptaan tuhan yang maha esa
Tidak menunjukkan ekspresi mimik wajah senang, ceria, semangat
1 dan gembira terhadap terhadap kompleksitas berbagai tingkat
organisme kehidupan sebagai ciptaan tuhan yang maha esa.
2 Menunjukkan perilaku jujur, 3 Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam
disiplin, tanggung jawab, kerja melakukan percobaan
keras, sederhana, mandiri, adil, Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam
2
peduli dalam melakukan kegiatan melakukan percobaan
ekonomi Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam
1
melakukan percobaan
3 Tanggungjawab dalam belajar dan Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa
3
bekerja baik secara individu maupun dilakukan, berupaya tepat waktu.
berkelompok Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun belum
2
menunjukkan upaya terbaiknya
Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan
1
tugasnya tidak selesai
4 Menghargai pendapat orang lain Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau ide,
3
menghargai pendapat peserta didik lain
Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide,
2
menghargai pendapat peserta didik lain
Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide,
1
kurang menghargai pendapat peserta didik lain
Jumlah skor
B. Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian: tes tertulis
Bentuk instrumen: soal uraian
Kisi-kisi tes tertulis

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jumlah


Mendeskripsikan 1. Menjekaskan pengertian
kerja sama kerja sama Ekonomi 1 1
ekonomi Internasional
internasional 2. Menjelaskan tujuan kerja
2 1
sama ekonomi internasional
3. Menjelaskan manfaat kerja
3 1
sama ekonomi internasional.
4. Mengidentifikasi faktor
pendorong dan faktor
4, 5, 6 3
penghambat kerja sama
ekonomi internasional.
5. Menjelaskan bidang kerja
7, 8 2
sama ekonomi internasional
6. Menjelaskan bentuk kerja
9, 10, 11, 3
sama ekonomi internasional
7. Menjelaskan Lembaga- 12, 13, 14,
lembaga kerja sama 15, 16, 17,
ekonomi internasional. 18, 19, 20, 13
21, 22, 23,
24
8. Menjelaskan dampak kerja
25 1
sama ekonomi internasional
Total 25
C. Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)
No. Nama Peserta Kemampuan Kemampuan Kemampuan Jumlah
Didik presentasi bertanya menjawab nilai
(1-4) (1-4) (1-4)

Dst.
Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1-4
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. = Amat Baik
2) Nilai akhir = Jumlah nilai dibagi 3

Rubrik Penilaian Keterampilan (Diskusi)


Mengomunikasikan Mendengarkan Berargumentasi Berkontribusi Jumlah
No. Nama
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1-4
1 = Kurang
B. = Cukup
C. = Baik
D. = Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 3
Lampiran 3
INSTRUMEN EVALUASI
Penilaian Pengetahuan
a. Indikator Pencapaian Kompetensi
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E untuk jawaban yang di anggap paling benar !
1. Suatu kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh satu negara dengan negara lain secara sekaligus disebut ….
a. Perdagangan internasional
b. Kerja sama internasional
c. Hubungan internasional
d. Perjanjian internasional
e. Kebijakan internasional

2. Kerja sama ekonomi internasional adalah. . . .


a. Kerja sama antara dua negara atau dengan beberapa negara lain sekaligus
b. Kerja sama ekonomi antara dua negara dalam satu kawasan yang saling menguntungkan
c. Kerja sama di bidang ekonomi antara dua negara atau lebih yang saling menguntungkan
d. Kerja sama ekonomi antara dua Negara di bidang pertukaran barang yang saling menguntungkan
e. Kerja sama ekonomi dari beberapa Negara yang memiliki sejarah dan nasib yang sama dalam
bidang kemanuasiaan

3. Salah satu tujuan dari kerja sama ekonomi internasional adalah . . . .


a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri
b. Kebijakan Perdagangan yang merugikan Negara Lain
c. Konflik dan Peperangan
d. Menyatukan perbedaan ideologi
e. Menyatukan negara karena persamaan nasib

4. Manfaat utama kerja sama ekonomi internasional adalah . . . .


a. Kemajuan perekonomian negara yang bekerja sama
b. Memungkinkan mendapat pinjaman tanpa bunga
c. Mendapatkan bantuan sewaktu terjadi bencana
d. Kemungkinan untuk dapat pengetahuan dan alih teknologi
e. Meningkatkan rasa persahabatan antarnegara

5. Perhatikan faktor berikut!


(1) Terbatasnya kemampuan memproduksi barang dan jasa
(2) Perbedaan SDA, Iklim, dan Sosbud
(3) Perbedaan Ideologi
(4) Adanya konflik dan perang
(5) Tuntutan era globalisasi
(6) Kebijakan yang merugikan negara lain
Berdasarkan faktor di atas, yang termasuk faktor pendorong kerja sama ekonomi internasional adalah . . . .
a. (1), (2) dan (5) c. (2), (4) dan (5) e. (3), (4) dan (6)
b. (1). (2) dan (6) d. (2), (3) dan (4)
6. Beriku ini yang termasuk faktor penghambat kerja sama ekonomi internasional adalah . .
a. Tuntutan era globalisasi d. konflik dan peperangan
b. Perbedaan SDA, Iklim e. terbatasnya kemampuan produksi
c. Keinginan memperoleh keuntungan

7. IMF, IFC, dan ADB merupakan kerja sama ekonomi internasional di bidang . . . .
a. Bidang pertahanan d. Bidang perburuhan
b. Bidang produksi e. Bidang keuangan
c. Bidang perdagangan dan tarif

8. Di bawah ini adalah beberapa contoh badan kerjasama Internasional :


1. International Monetery Fund (4) General Agreement on Tariff and Trade
2. World Bank (5) World Trade Organization
3. Consulative Group on Indonesia (6) Asean Free Trade Area
Organisasi kerjasama internasional yang bergerak dalam bidang perdagangan adalah ... .
a. (1), (3) dan (4) c. (2), (5) dan (6) e. (4), (5) dan (6)
b. (1), (3) dan (5) d. (3), (5) dan (6)

9. Organization of Petrolium Exporting Countries (OPEC) adalah bentuk lembaga kerja sama ekonomi
internasional . . . .
a. Bilateral d. Antarregional
b. Regional e. Multilateral
c. Berdasarkan tujuan dan lapangan usaha

10. Perhatikan bagan kerjasama ekonomi antar negara berikut ini!

Amerika

Jepang Singapur
aa

Jerman Inggris

Bagan di atas adalah merupakan bentuk kerjasama ekonomi . . . .


a. Bilateral c. Antarreginal e. Multilateral
b. Regional d. Internasional

11. Perbedaan kerja sama bilateral dengan kerja sama multilateral adalah …
a. kerja sama bilateral berlaku pada bidang ekonomi saja, sedangkan kerjasama multilateral yaitu
pada bidang yang tidak terbatas
b. kerja sama bilateral terbatas pada bidang tertentu, sedangkan kerja sama multilateral mencakup
berbagai bidang
c. kerja sama bilateral terbatas pada kawasan tertentu, sedangkan kerja sama multilateral mencakup
kawasan yang tidak terbatas
d. kerja sama bilateral berlaku pada jangka waktu tertentu, sedangkan kerja sama multilateral untuk
jangka waktu yang tidak terbatas
e. kerja sama bilateral terbatas pada dua negara, sedangkan multilateral terjadi dengan banyak cara
12. Tujuan berdirinya ASEAN adalah bekerja sama di bidang . . . .
a. Menjaga perdamaian wilayah di Asia Tenggara
b. Pengembanagn nuklir untuk tujuan damai
c. Ekonomi dan kebudayaan
d. Penyediaan bahan bakar alternative
e. Teknik pencarian minyak di bawah laut

13. Sekertariat ASEAN berkedudukan di …


a. Phnom penh, Kamboja c Sarawak, Malaysia . e. Vientiane, LAOS
b. Jakarta, Indonesia d. Manila, Filipina

14. Indonesia telah dua kali menjadi tempat pertemuan APEC Economic Leaders Meeting. Pertemuan kedua
para pemimpin negera anggota APEC di lakukan di
a. Bogor c. Jakarta e. Semarang
b. Bali d. Yogyakarta

15. Tujuan utama pendirian International Development Association (IDA) adalah . . . .


a. Kerja sama untuk mendapat pinjaman dari World Bank
b. Kerja sama dalam bidang pengembangan pelestarian lingkungan hidup
c. Kerja sama dalam pelestarian budi daya hutan
d. Kerja sama di bidang penyediaan pangan dan sandang
e. Saling membantu untuk menangani bencana alam

16. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan dari pendirian Organization of Petrolium Exporting Countries
(OPEC) adalah . . . .
a. Memenuhi kebutuhan minyak dunia
b. Menentukan harga minyak dunia
c. Menghindari persaingan antara sesama Negara
d. Menstabilkan harga minyak dunia
e. Menjalin kerja sama sesama anggota

17. Badan ini merupakan pengganti General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan berdiri tahun 1947
dengan tujuan mengatur masalah tarif dan perdagangan dunia. Badan yang dimaksud adalah . . . .
a. OPEC c. ECOSOC e. WTO
b. ECAFE d. UNDP

18. Lembaga kerja sama ekonomi internasional yang berdiri pada tanggal 10 Mei 1950 dan beranggotakan
Mesir, Syiria, Irak, Saudi Arabia, Yordania, Maroko, Tunisia, Kuwait, dan Aljazair adalah . . . .
a. WTO c. Liga Arab e. Asia Pasifik
b. Bank Dunia d. Liga Timur

19. NAFTA didirikan pada tanggal …


a. 27 Desember 1974 c. 27 September 1945 e. 12 Agustus 1992
b. 8 Agustus 1967 d. 1 Juli 1967

20. Berikut ini yang bukan tujuan dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) adalah . . . .
a. Pengaturan impor dan produksi sesama anggota
b. Mengusahakan perlindungan bagi konsumen
c. Pengembangan penggunaan nuklir untuk meningkatkan produktivitas
d. Meningkatkan kegiatan ekonomi para anggota
e. Mengusahakan standarisasi

21. Salah satu tujuan dari Economic and Social Council (ECOSOC) adalah . . . .
a. Mempertinggi mutu kehidupan, bantuan ekonomi dan social
b. Membantu negara anggota untuk mengingkatkan hasil produksi pertanian melalui bantuan teknik
c. Membantu negara-negara berkembang untuk kemajuan industry
d. Membantu negara anggota dalam meningkatkan ekspor
e. Mengatur bea an tarif dalam rangka kelancaran perdagangan

22. Lembaga kerjasama ekonomi internasional yang bertujuan mengusahakan keseimbangan perdagangan dan
harga di pasar dunia dengan memperkecil hambatan perdagangan internasional yang menyangkut tarif (bea
masuk) adalah ….
a. IMF c. WTO e. APEC
b. World Bank d. UNDP

23. Lembaga ekonomi yang didirikan untuk mengembangkan negara-negara asia timur di bidang ekonomi dan
sosial adalah . . . .
a. IDB c. IFC e. UNDP
b. ECAFE d. WTO

24. Lembaga ekonomi internasional International Monetary Fund (IMF) didirikan dengan salah satu tujuannya
adalah ….
a. membantu negara-negara anggota yang mengalami defisit neraca pembayaran
b. membantu negara-negara anggota dalam permodalan
c. membantu negara-negara berkembang di bidang pertanian
d. membantu perkembangan ekonomi, kebudayaan, dan kesehatan
e. mengatasi hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional

25. Berikut ini termasuk dampak negatif dari adanya kerjasama ekonomi internasional adalah….
a. Terjadinya pasar bebas yang mengancam keberadaan industri dalam negeri
b. Meningkatnya Devisa Negara
c. Memperoleh Keuntungan dari Spesialisasi Perdagangan
d. Memperoleh Transfer Teknologi Modern dan Pendampingan Teknis
e. Meningkatkan kepercayaan pasar
f. Kunci Jawaban
1. C 11. E 21. A
2. A 12. A 22. B
3. A 13. B 23. B
4. C 14. B 24. A
5. B 15. A 25. A
6. A 16. C
7. E 17. E
8. E 18. C
9. E 19. E
10. C 20. C

Pedoman penskoran
Nilai akhir = x 100
Predikat dan kriteria penilaian pengetahuan:
Sangat baik (A) = 80-100 Cukup (C) = 60-69
Baik (B) = 70-79 Kurang (D) = ≤ 60

Anda mungkin juga menyukai