Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi yang berbentuk oleh generalisasi

dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka

konsep tidak langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati

melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama veriabel. Jadi variabel

adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari

konsep. Variabel adalah suatu yang bervariasi. (Notoatmodjo, 2010, p.100).

Pada penelitian ini kerangka konsep yang digunakan digambarkan sebagai

berikut :

Pengomposan Menggunakan MOL tapai


dengan Konsentrasi (150 ml, 250 ml, 350
Kelompok Eksperimen (1) ml, 500 ml)

Sampah Pupuk
Organik Kompos

Kelompok Eksperimen (2)


Pengomposan Menggunakan EM4

Sampah Pupuk
Organik Kompos

Pengomposan Tanpa Menggunakan


Kelompok Eksperimen (3) Aktivator

Sampah Pupuk
Organik Kompos

Skema 3.1.
Kerangka Konsep

30
31

B. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah uraian batasan variabel yang diteliti atau

tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan(Notoadmodjo,

2012). Untuk penelitian ini definisi operasionalnya yaitu :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala


1 Waktu pangomposan Lama waktu yang Hari Ratio
dibutuhkan untuk
pengolahan sampah
organik untuk menjadi
pupuk Kompos cair
menggunakan MOL
Tapai (150ml, 250ml,
350ml, 500ml,), EM4
dan Tidak Menggunkan
Aktivator
2 pH Proses Asam atau Basa pH antara 6- pH Meter
yang terjadi dalam 7,5pH,
pengolahan sampah
Organik menjadi pupuk Ratio
Kompos cair
menggunakan MOL
Tapai (150ml, 250ml,
350ml, 500ml,), EM4
dan Tidak Menggunkan
Aktivator
3 Suhu Temperatur panas atau 54 – 60oC Thermome Ratio
dingin yang terjadi ter
dalam pengolahan
sampah Organik
menjadi pupuk Kompos
cair menggunakan
MOL Tapai (150ml,
250ml, 350ml, 500ml,),
EM4 dan Tidak
Menggunkan Aktivator
3 Warna Warna yang dihasilkan Hitam Observasi Ratio
dari pengolahan sampah Kecoklatan
Organik menjadi pupuk
Kompos cair
32

menggunakan MOL
Tapai (150ml, 250ml,
350ml, 500ml,), EM4
dan Tidak Menggunkan
Aktivator
4 Bau Bau yang dihasilkan Agak Busuk Observasi Ratio
dari pengolahan sampah
Organik menjadi pupuk
Kompos cair
menggunakan MOL
Tapai (150ml, 250ml,
350ml, 500ml,), EM4
dan Tidak Menggunkan
Aktivator

C. Hipotesis

Ha : Terdapat perbedaan efektivitas pengolahan sampah organik buah-

buahan dengan menggunakan Aktifator MOL Tapai dengan

konsentrasi (150ml, 250ml, 350ml, 500ml,), dan EM4 dan tanpa

menggunakan Aktivator

Anda mungkin juga menyukai