Anda di halaman 1dari 7

Konfigurasi Domain Name System (DNS)

di Debian

Domain Name System (DNS)

Domain Name System adalah suatu metode untuk meng-konversikan IP Address


(numerik) suatu komputer kedalam suatu nama domain (alpabetic), ataupun sebaliknya.
Yang memudahkan kita dalam mengingat komputer tersebut. Misalnya, server debian
memiliki alamat IP sekian, namun pada umumnya, orang tidak akan mudah mengingat
alamat IP dalam bentuk numerik tersebut. Dengan adanya DNS Server, kita bisa
mengakses halaman situs dari server Debian tersebut hanya dengan mengakses nama
Domain-nya contoh http://www.irmanda.net, tanpa mengingat IP Address dari komputer
tersebut.

Fungsi DNS :

 DNS merupakan suatu jenis sistem yang melayani pemetaan IP address ke


FQDN (Fully Qualifield Domain Name) dan dari FQDN ke IP address
 Menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP Address)
atau sebaliknya. Sehingga nama tersebut mudah untuk diingat oleh pengguna
internet.

Jenis DNS :

 Primary Name Server adalah DNS Server yang bertanggung jawab atas resolusi
domain dan subdomain yang dikelolanya.
 Secondary Name Server adalah DNS server yang secara hierarki setara dengan
Primary Name Server namun data-data domain dan subdomain diperoleh
dengan menyalin Primary Name Server.

Install Paket DNS

 Untuk installasi DNS kita menggunakan software BIND9 (Berkeley Internet


Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux yang sangat populer
sebagai DNS Server, dan hampir semua distro linux menggunakannya. Selain
itu, dalam konfigurasinya pun cukup mudah dimengerti, khususnya bagi pemula
awal. Install dengan perintah berikut :

root@debian:~#apt-get install bind9

Konfigurasi

 Masuk ke direktori BIND. Buka file /etc/bind/named.conf.options

File tersebut berisi DNS forward ditujukan kemana, karena kita memakai DNS
yang sudah ditetapkan dari provider maka kita gunakan DNS yang sudah ada

root@debian:~# cd /etc/bind

root@debian:/etc/bind# nano named.conf.options

 Membuat Zone Domain

Bagian ini adalah hal yang terpenting, dimana kita akan menentukan nama untuk
Domain dari Server Debian kita nantinya. Edit dan tambahkan konfigurasi untuk
forward dan reverse, pada file named.conf.local atau bisa juga pada file
named.conf. kemudian tambahkan sricpt dibawah ini.

root@debian:/etc/bind# nano named.conf.local


Keterangan :

o Zone “irmanda.net.” adalah nama domain yang akan kita pakai


o Type master adalah type master dari DNS, type yang digunakan master
karena kita akan membuat primary master name server
o File “/etc/bind/db.domain” adalah letak file domain yang akan kita
konfigurasi dalam pembuatan DNS

Keterangan :

o Zone “17.168.192.in-addr.arpa” adalah lingkup network dalam domain


yang akan kita pakai sebagai reverse. Yang perlu diingat untuk
penulisan IP harus dibalik, contoh jika IP address 192.168.17.1 maka
penulisan zone reverse menjadi 17.168.192.in-addr.arpa
o Type master adalah type dari DNS, yakni kita fungsikan sebagai Primary
DNS
o File “/etc/bind/db.ip” adalah letak file cakupan network untuk domain yang
akan kita konfigurasi dalam pembuatan DNS

 File forward

Forward berfungsi untuk konversi dari DNS ke IP address. Misalnya kita ketik
www.irmanda.net melalui browser, maka akan muncul website dari server
Debian.

Buat file konfigurasi untuk file forward dari DNS tersebut. Copy file db.local ke
db.domain(nama bebas), lalu edit file db.domain seperti gambar berikut

root@debian:/etc/bind# cp db.local db.domain

root@debian:/etc/bind# nano db.domain


Keterangan :

o $TTL = Mendefinisikan nilai default Time To Live untuk suatu zone.


o @ = Shortcut yang menyatakan nama domain yang bersesuaian dengan
zona ini
o IN = Kata kunci Protokol INTERNET
o SOA = Nama record SOA
o ns.irmanda.net = Name server yang menangani domain ini
o root.irmanda.net = Kontak administratif berupa root administrator
o Serial = Nomor urut yang dibangkitkan setiap kali ada perubahan
konfigurasi
o Refresh = Interval yang digunakan Secondary NS untuk mengontak
Primary NS
o Retry = Waktu tunggu yang digunakan oles DNS bila PNS down atau
crash
o Expire = Masa berlaku zona untuk SNS tanpa harus melakukan refresh
pada PNS jika PNS Down
o Minimum = Nilai default untuk masa berlaku data yang disimpan dalam
cache.

Penjelasan file forward :

o SOA (Start Of Authority) mengawali file zona, berisi data-data waktu


sebuah domain atau subdomain
o A menyatakan Address Internet atau alamat IP dari mesin yang
ditangani oleh DNS ini bisa dibilang proses penerjemahan
o CNAME, menyatakan nama alias(canonical name). Menyatakan nama
alias untuk sebuah domain server
o MX, menyatakan Mail Exchanger digunakan untuk menunjukan mail
server yang menangani email domain atau subdomain
 File Reverse

Reverse berfungsi untuk konversi IP address ke DNS. Copy db.127 ke


db.ip(nama bebas). lalu edit file db.ip seperti gambar berikut

root@debian:/etc/bind# cp db.127 db.ip

root@debian:/etc/bind# nano db.ip

Penjelasan :

o PTR, menyatakan pointer yaitu reversed-address. Contoh bahwa IP


192.168.17.1 dipetakan ke nama domain atau subdomain ns.irmanda.net

 Menambah dns-name-server

Tambahkan dns dan nameserver dari server Debian tersebut pada file
/etc/resolv.conf

root@debian:~# nano /etc/resolv.conf

 Restart bind9

root@debian:~# /etc/init.d/bind9 restart

Pengujian di server
Test DNS dengan perintah dig

root@debian:~# dig ns.irmanda.net

Ping dns yang telah dibuat

root@debian:~# ping ns.irmanda.net

Test dengan nslookup ip server

root@debian:~# nslookup 192.168.17.1


Pengujian di Windows Client

Anda mungkin juga menyukai