Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL RAGAM ILMIAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN SOSIAL

Disusun Oleh :

Oetari Nurlinda

NIM F1F119074

Dosen Pengampu :

Prof. Drs. H.Yundi Fitrah., M.Hum., Ph.D.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

JAMBI
PENDAHULUAN

Fenomena kesenjangan sosial terjadi di hampir semua Negara di dunia


termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan
ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu
perbedaan yang sangat mencolok. Salah satu faktor penyebab kesenjangan
tersebut terjadi adalah faktor ekonomi berupa kemisikinan. Kemiskinan bukan
hanya merupakan adaptasi terhadap seperangkat syarat-syarat obyektif dari
masyarakat yang lebih luas. Namun dapat tumbuh menjadi budaya yang
turun-temurun dari tiap generasi. Budaya kemiskinan cendrung berkembang
bila sistem-sistem ekonomi dan sosial yang berlapis-lapis rusak atau berganti,
seperti masa pergantian feodalis ke kapitalis atau pada masa pesatnya
perubahan teknologi. Budaya kemiskinan juga merupakan akibat penjajahan,
yakni struktur ekonomi dan sosial pribumi diobrak, sedangkan status
golongan pribumi tetap dipertahankan rendah. Budaya kemiskinan cendrung
dimiliki oleh masyarakat strata sosial yang lebih rendah, masyarakat terasing,
dan warga urban yang berasal dari buruh tani yang tidak memiliki tanah.
Tidak semua orang dapat bertahan dalam kondisi kemiskinan ini.
Kekalutan hidup dapat menghancurkan harapan, merasa diri idak berdaya,
serta fatalistic, yang pada orang tertentu tergiring menempuh jalan pintas
dengan bunuh diri sebagai upaya membebaskan diri dari situasi tertekan.
Tindakan bunuh diri dianggap, liberatif. Tidak semua tindakan bunuh diri
karena persoalan ekonomi, tetapi bisa saja karena faktor lain. Namun, kasus
bunuh diri karena alasan ekonomi termasuk sangat tragis karena
memperlihatkan pudarnya rasa kemanusiaan dan kepedulian. Jatunya korban
karena kemiskinan sekaligus memperlihatkan kemiskinan lain, yaitu
kemiskinan nurani kolektif bangsa dan lemahnya kepedulian. Para pemimpin
juga kehilangan sensivisitas atas nasib rakyat yang bergulat dengan
kemiskinan. Sebagian uang bagi program perbaikan nasib warga miskin dicuri
dalam praktik korupsi yang semakin kompleks dan merebak luas dari pusat
sampai ke daerah-daerah.
Masalah kemiskinan mempunyai kaitan erat dengan masalah kesenjangan
sosial, karena Substansi dari kesenjangan adalah ketidakmerataan akses
terhadap sumber daya ekonomi. Sedangkan masalah kesenjangan sudah
termasuk masalah keadilan, yang berkaitan dengan masalah sosial. Oleh
karena itu diperlukan upaya yang tepat untuk dapat mengatasi permasalahan
ini baik dari masyarakat itu sendiri maupun dari pemerintah.
PEMBAHASAN
A. Kasus
Badan pusat statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia pada
september 2019 sebesar 9,22% dengan persentase penduduk miskin setara
dengan 24,97 juta orang. Sementara itu perekonomian Indonesia tumbuh 6,1
persen, melampaui target 5,8 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi ini justru
kian meninmbulkan kesenjangan di masyarakat. kelompok masyarakat yang
sangat kaya masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi malalui
konsumsi rumah tangga mereka. Sementara sektor industri berorientasi
penciptaan nilai tambah penyerap lapangan kerja, yang menjadi salah satu
indikator kesuksesan pertumbuhan ekonomi, justru kian melemah.
Selama ini yang ditonjolkan hanyalah “apa dan bagaimana serta dengan
hasil capaian berapa secara makro, lalu dibagi dengan jumlah penduduk”,
tetapi tidak pernah “oleh siapa dan untuk siapa, menurut jalur pelapisan
sosial”. Padahal struktur masyarakat kita sangat berlapis dan bertingkat,
bahkan cenderung dualistik dan dikotomik. Pelapisan dan dualisme ataupun
dikotomi sosial itu, seperti pada zaman kolonial dulu, cenderung etnosentrik
dan etnobias pula sifatnya. Artinya, kelompok terkecil masyarakat menurut
jalur etnik itu, yang umumnya adalah nonpribumi, mengusai bagian terbesar
kekayaan nasional. Sementara kelompok terbesar dari masyarakat pribumi
yang merupakan pewaris sah dari republik ini mendapatkan bagian dan porsi
terkecil.

B. Upaya Penyelesaian
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan social ini adalah
dengan memberantas kemiskinan terlebih dahulu. Karena kemiskinan
merupakan faktor terbesar yang menciptakan kelas-kelas atau tingkatan
sosial yang makin membentuk kesenjangan sosial dalam masyarakat.
Adapaun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan adalah :

 Membuat dan meningkatkan sistem peradilan yang lebih efektif, serta


melakukan pengawasan yang ketat terutama kepada pemangku kebijakan,
pelaksana kebijakan, serta para penegak hukum, sehingga penyelewengan
kebijakan bisa diminimalisir.
 Memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang terjadi di dalam
negeri.
 Membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menekan angka
pengangguran.
 Memberi fasilitas yang memadai dan subsidi gratis
 memberikan bantuan modal bagi masyarakat pedesaan untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
Berdasarkan upaya-upaya tersebut, beberapa telah direalisasikan oleh
pemerintah sebagai yang terus dijalankan hingga sekarang dengan harapan
dapat mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia, diantaranya
adalah  :

1. Program dana untuk UKM (Usaha Kecil Menengah), pembangunan


koperasi dalam bidang ekonomi.
2. Program wajib belajar 9 tahun (SD, SMP, SMA), BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) dalam bidang pendidikan.
3. Program BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan) dalam
bidang kesehatan.
4. Program pelatihan dan pemberdayaan anak-anak muda, pemeberian BLT
(Bantuan Langsung Tunai) dalam bidang kesejahteraan dan sosial.
5. Pembentukan dan pemberantasan kasus-kasus korupsi (Komisi
Pemberantasan Korupsi).
PENUTUP
Kesenjangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di
masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok.
Kesenjangan sosial terjadi akibat tingginya angka kemiskinan di Indonesia yang
menyebabkan ketimpangan sosial dalam masyarakat. Setiap orang merupakan
bagian dari masyarakatnya. Dalam kapasitas sebagai mahluk sosial ini manusia
membutuhkan “kebersamaaan” dengan manusia-manusia lain di dalam
masyarakatnya. Kesetaraan kemakmuran dalam arti perbedaan yang ada tidak
terlalu mencolok, merupakan salah satu sarana yang memungkinkan orang-orang
bisa hidup bermasyarakat dengan baik dan tenang serta tidak menimbulkan
kecemburuan sosial. Oleh karena itu penting untuk mengatasi kesenjangan sosial
yang terjadi dalam masyarakat dengan cara mengatasi kemiskinan yang terjadi
terlebih dahulu sehingga terbentuk pemerataan di semua salangan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai