Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat, taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar
Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan praktikum ini dapat
Gorontalo, April,2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.2 Metode...................................................................................................12
ii
3.3 Prinsip....................................................................................................12
3.5 Analitik..................................................................................................13
4.1 Hasil.......................................................................................................14
4.2 Pembahasan...........................................................................................14
BAB V PENUTUP................................................................................................17
5.1 Kesimpulan............................................................................................17
5.2 Saran......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
(Nyoko.,dkk.2016).
yang terinfeksi makin tinggi). Hal ini dapat dibuktikan dari penelitian, bahwa
(Isni.Khoiriyah.2016).
Infeksi HIV bisa terjadi bila virus tersebut atau sel-sel yang terinfeksi
penderita yang telah terinfeksi HIV, akan terinfeksi lebih lanjut dengan
bakteri, virus, atau protozoa yang menyebabkan multiplikasi AIDS virus pada
untuk mendeteksi antibodi yang spesiÞk terhadap HIV yakni secara kualitatif
1
kualitatif) (Harti.,dkk.2014). Berdasarkan latar belakang diatas maka
Immunokromatigrafi.
Immunokromatografi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada tahun 1983 dan virusnya di temukan Luc Montagnier pada tahun 1983.
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketika Centers for
dari 6,7 juta dewasa dan 1,7 anak-anak. Di Indonesia berdasarkan data-data
jumlsh penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori “Gunung
Es” dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang
terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum
3
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu
negara. Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja mengenal
demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh negara
menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA,
yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah
putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan
tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita
4
tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia
HIV dapat menular melalui berbagai cara, salah satu cara penularan virus
HIV dengan transfusi darah maupun produk darah lainnya. Dengan masa
jendela yang cukup lama pada tubuh penderitanya serta tidak adanya gejala
khas bagi orang yang baru terjangkit virus ini menyebabkan tidak sedikit
orang yang tidak tahu bahwa ia telah terinfeksi virus HIV. Sehingga bagi
saring ditemukan adanya virus HIV maka darah tidak dapat didonorkan.
Karena hal ini tentunya justru akan membahayakan jiwa penerima donor
(Aminah.Siti.2015).
menginfeksi sel monosit makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit
folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel
5
serviks uteri dan sel-sel mikroglia otak. Virus yang masuk kedalam limfosit
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang
yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan
tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3
sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus
HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan
Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi
berisiko terkena virus HIV. Adapun tanda dan gejala yang tampak pada
2008) :
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
6
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting
normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh
pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu
cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai
macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
7
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya
berikut:
lain.
seksual.
janinnya.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya.
8
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan
dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media
berikut:
yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan dosis tinggi dan
9
2.6 Pemeriksaan HIV
menurut (Aru W, Sudoyo. 2009) ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu :
1. Tes PCR
keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering
pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat
(HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya
bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi
mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi.
Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru
lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes
PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil
Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes
antibodi HIV yang murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV
HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan
urin. Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid
test) untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel
10
liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur
dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini
dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat
Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang
memicu respon antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi
dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes
memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal. Tes ini jarang
11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2 Metode
3.3 Prinsip
Terjadinya reaksi antara antibodi spesifik (IgG, IgM, dan IgA) pada
sampel dengan antigen (gp41, p24, dan gp36) virus HIV, dengan gaya
1. Konfirmasi Pasien
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
yaitu rapid strip test ,alat tes, pipet tetes, sentrifus, buffer, serum.
3. Persiapan Pasien
12
3.5 Analitik
menit
Interpretasi hasil
Positif (reaktif) : Jika tampak garis merah pada line control dan line test.
Negatif (non rekatif) : Hanya tampak garis pada line control saja
13
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus
retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah
ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari
RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,
adalah cara yang paling banyak digunakan untuk diagnosis secara serologi.
14
Pada praktikum kali ini dalam pemeriksaan HIV Rapid Strip Test
antara antibodi spesifik (IgG, IgM, dan IgA) pada sampel dengan antigen
(gp41, p24, dan gp36) virus HIV, dengan gaya kapilaritas terjadi reaksi
test. Pada area kontol akan selalu positif sebagai kontrol prosedur, hal ini
pada alat telah berfungsi dengan baik. Sampel yang digunakan saat praktikum
adalah sampel serum. Apabila pemeriksaan ditunda maka sampel serum harus
disimpan pada suhu 2-8ºC yang dapat bertahan sampai 48 jam dan pada suhu
sampel whole blood penyimpanan harus dilakukan pada suhu 2-8ºC yang
menggunakan whole blood dengan penyimpanan lebih dari 3 hari maka akan
dimana sebelum itu sampel dan reagen dikondisikan pada suhu ruang
sebelum digunakan agar nantinya dapat terjadi reaksi antara antibodi dalam
serum atau plasma dengan antigen pada Strip Test dengan sempurna serta
agar hasil yang didapat lebih dapat diandalkan. Diambil 40μL sampel serum
15
hasil pengujian setelah 20 menit. Jangan membaca hasil test lebih dari 20
menit karena hal ini dapat memberikan hasil yang salah. Dari hasil diatas
didapatkan bahwa hasilnya negatif (-) ditunjukan dengan Hanya tampak garis
pada line control saja yang menandakan bahwa tidak terdapat virus HIV pada
serum tersebut.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya
ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang
berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu
dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan
Dari hasil diatas didapatkan bahwa hasilnya negatif (-) ditunjukan dengan
Hanya tampak garis pada line control saja yang menandakan bahwa tidak
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya pada saat penggunakan strip rapid test
hasil dan juga dapat mendapatkan hasil yang invalid akibat komponen strip
17
DAFTAR PUSTAKA
Aminah.Siti.2015. HIV Reaktif Pada Calon Donor Darah Di Unit Donor Darah
(UDD) Pembina Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Lampung Dan
Unit Transfusi Darah PMI RSUD Pringsewu Tahun 2010 – 2014.
Tanjungkarang: Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2. Hal. 4327-435.
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
18