Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Alinea/Paragraf...................................................................... 2
B. Struktur Paragraf...................................................................................... 2
C. Syarat-syarat Paragraf.............................................................................. 3
D. Jenis Paragraf........................................................................................... 4
E. Pengembangan Paragraf........................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai
kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar
kalimat.Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan
benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian paragraf atau alinea.
2. Bagaimana struktur paragraf?
3. Bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik?
4. Jenis-jenis paragraf.
5. Bagaimana pengembangan suatu paragraph ?
D. Manfaat penulisan
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pengertian paragraf
2. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang struktur paragraf
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang syarat-syarat paragraf yang baik
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang jenis-jenis paragraf
5. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pengembangan paragraf
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas
atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide
pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama.
1. Ciri kalimat topik :
a. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
b. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
c. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
d. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
b. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
c. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung
atau kalimat transisi
d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topic
2
C. Syarat-syarat paragraf
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu,
dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu
relevan dengan topik.
Contoh:
Pada masa orde baru, masyarakat dan media massa tidak bebas
manyampaikan dan menerima informasi secara terbuka. Dalam kurun waktu yang
cukup panjang dan membosankan itu, banyak sekali pemberedelan pers, pencabutan
SIT, dan pembatalan SIUPP sebagai wujud budaya komunikasi politik yang memakai
mode top-down itu.
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia.
Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur
pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan
menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koheren, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan
dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke
fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan
kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan
yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam
hubungan.
Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan
minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan pembersih wajah. Caranya,
ambillah daun anggur secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Masaklah hasil
tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu,
ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin, baru kita gunakan untuk
3
memebersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan ber
seri-seri.
4
mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat
dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata
lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerin- tah
setempat harus membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya agar
Jakarta terbebas dari banjir.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
maka terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf
umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang
kuat, murah, dan sehat. Pihak pekerjaan umum sudah lama menyelidiki
bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang
diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli.
Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa
pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat
untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
5
Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya
dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi dan makalah. Adapun
paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan
novel.
Contoh:
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita
bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah-
sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu
kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada
tempatnya.
b. Paragraf Argumentasi
Yaitu isi paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan
yang mendukung.
Contoh:
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin
yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK
yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan
MHTK periode 2008–2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur
untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009–2010.”
c. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian. Dalam karangan atau paragraf naratif terdapat alur cerita, tokoh,
setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Perhatikan contoh berikut!
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar
lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan
rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar
rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit.
Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan
6
Nyonya Marta. Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-
peristiwa yang berurutan atau secara kronologis.
d. Paragraf deskriptif
Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan
bahasa.
Contoh:
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari
beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran
tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga
sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat
memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan
proses mencuci.
e. Paragraf eksposisi
Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh:
Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.
Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta.
Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana
Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra
yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan
terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden,
Nederland, tahun 1980-1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
7
Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok
pembicaraan dalam karangan . Sebagai bagian awal sebuah karangan,
paragraf pembuka harus difungsikan untuk:
1) Menghantar pokok pembicaraan
2) Menarik minat pembaca
3) Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
Setelah memiliki ketiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah
karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik
untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
1) Kutipan, peribahasa, anekdot
2) Pokok pembicaraan
3) Pendapat atau pernyataan seseorang
4) Uraian tentang pengalaman pribadi
5) Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6) Sebuah pertanyaan.
b. Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam
karangan dapat difungsikan untuk:
1) Mengemukakan inti persoalalan
2) Memberikan ilustrasi
3) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4) Meringkas paragraf sebelumnya
5) Mempersiapkan dasar bagi simpulan
c. Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan sebagian karangan atau simpulan seluruh
karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud
8
penulis agar lebih jelas karena mengingat paragraf penutup dimaksudkan
untuk mengakhiri karangan. bagian penutup, paragraf ini tidak boleh
terlalu panjang. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau
simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian. Sebagai bagian yang
paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat menimbulkan kesan
yang mendalam bagi pembacanya.
E. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.
1. Berdasarkan teknik
a. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah ada pada objek
atau kejadian yang di bicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam
urutan :
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya
yang berdekatan dalam sebuah ruang. Miasalnyagambaran dari depan
ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah dari kanan ke kiri,
dan sebagainya.
Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.
9
Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara
deduktif dan induktif. Dan karya ilmiah umunya berbentuk deduktif
artinya dari umum ke khusus.
2. Berdasarkan Isi
a. Perbandingan dan pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis
berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis
berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat
perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan
kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
c. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah
dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan
untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
d. Contoh-contoh
Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat
memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan
contoh-contoh yang konkret.
e. Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat.
Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat
sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
10
f. Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis
terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
g. Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokan hal-
hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya diperinci
lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
3. Berdasarkan tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima macam,
yaitu :
1. Narasi : paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir
seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia
membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka
seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa
berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut
lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap
bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan
seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya
berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
11
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi
kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin
cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal.
Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
12
Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak
orang pintar dan berkarakter.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan dalam makalah ini,
maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris baru
dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
2. Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung
3. Syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik itu ada 2, yaitu: kepaduan
bentuk[kohesif] dan kepaduan makna[koheren].
4. Pembagian jenis-jenis paragraf dapat di bagi menjadi 2 :
a. Berdasarkan posisi kalimat topic yang dibagi menjadi 3, yaitu: paragraf deduksi,
induksi, dan campuran.
b. Berdasarkan sifat dan isinya yang dibagi menjadi 4, yaitu: paragraf narasi, deskripsi,
eksposisi, dan argumentasi.
5. Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh
terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak
mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan
pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.
14
DAFTAR PUSTAKA
Warsiman. 2010. Bahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa University
Press
Keraf, Gorys. 1996. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
Finoza, Lamuddin. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
Budiharjo,Syukur dan Gunawan,Berlatih Menyusun Paragraf, Jakarta: Arya
Duta,2010.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 0543a/U/1997,Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, Surabaya: Apollo, 1997
Pratama,Aditya Bagus,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya : Pustaka
Media,2012.
http://pradana-arya.blogspot.com/2012/10/alinea-atau-paragraf.html
http://wawanhardisnyah47.wordpress.com/2012/03/02/makalah-bahasa-indonesia-
tentang- paragraf/