0049)
FISIK (D.0054) SIKI : MANAJEMEN NUTRISI (D.0005) SIKI : MANAJEMEN ELIMINASI
SIKI : DUKUNG MOBILISASI 1. Identifikasi status nutrisi SIKI : TERAPI OKSIGEN FEKAL
1. Identifikasi adanya nyeri atau 2. Identifikasi alergi dan intoleransi 1. Monitor kecepatan aliran oksigen 1. Identifikasi masalah usus dan
keluhan fsik lainnya makanan 2. Monitor efektifitas terapi oksigen penggunaan obat pencahar
2. Identifikasi toleransi fisik 3. Identifikasi makanan yang disukai (mis. oksimetri, analisa gas darah) 2. Monitor buang air besar (mis. warna,
melakukan pergerakan 4. Identifikasi perlunya penggunaan jika perlu frekuensi, konsistensi, volume)
3. Monitor frekuensi jantung dan selang nasogastrik 3. Monitor tanda-tanda hipoventilasi 3. Monitor tanda dan gejala diare,
tekanan darah sebelum memulai 5. Monitor asupan makanan 4. Monitor tingkat kecemasan akibat kontipasi, atau impaksi
mobilisasi 6. Monitor berat badan terapi oksigen 4. Berikan air hangat setelah makan
4. Monitor kondisi umum selama 7. Monitor hasil pemeriksaan 5. Monitor integritas mukosa hidung 5. Sediakan makanan tinggi serat
melakukan mobilisasi laboratorium akibat pemasangan oksigen 6. Jelaskan jenis makanan yang
5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi 8. Lakukan oral hygiene sebelum 6. Bersihkan sekret pada mulut, membantu meningkatkan keteraturan
dengan alat bantu (mis. pagar makan, jika perlu hidung dan trakea, jika perlu peristaltik usus
tempat tidur) 9. Berikan makanan tinggi serat untuk 7. Pertahankan kepatenan jalan nafas 7. Anjurkan mencatat warna, frekuensi,
6. Fasilitasi melakukan pergerakan, mencegah konstipasi 8. Siapkan dan atur peralatan konsistensi, olume feses
jika perlu 10. Berikan suplemen makanan, jika pemberian oksigen 8. Annjurkan mengkonsumsi makanan
7. Libatkan keluarga untuk perlu 9. Berikan oksigen jika perlu yang mengandung tinggi serat
membantu pasien dalam 11. Hentikan pemberian makan melalui 10. Ajarkan pasien dan keluarga cara 9. Anjurkan meningkatkan asupan cairan,
meningkatkan pergerakan selang nasogastrik jika asupan oral menggunakaan oksigen di rumah jika tidak ada kontrandikasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur dapat ditoleransi 11. Kolaborasi penentuan dosis 10. Kolaborasi pemberian obat supositoria
mobilisasi 12. Anjurkan posisi duduk, jika mampu oksigen anal, jika perlu
13. Anjurkan diet yang diprogramkan 12. Kolaborasi penggunaan oksigen
GANGGUAN INTEGRITAS 14. Kolaborasi pemberian medikasi
KULIT (D.0129) GANGGUAN ELIMINASI URIN
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
SIKI : PERAWATAN (D.0040)
INTEGRITAS KULIT RISIKO JATUH (D.0143) SIKI : DUKUNGAN PERAWATAN
1. Identifikasi penyebab gg. SIKI : PENCEGAHAN JATUH DIRI (BAK)
Integritas kulit (mis. perubahan 1. Identifikasi faktor risiko jatuh 1. Identifikasi kebiasaan BAK sesuai usia
sirkulasi, perubahan status 2. Identifikasi risiko jatuh setidaknya 2. Monitor integritas kulit pasien
nutrisi, penurunan mobilitas) sekali setiap shift 3. Buka pakaian yang diperlukan untuk
2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah 3. Identifikasi faktor lingkungan yang memudahkan emilinasi
baring meningkatkan risiko jatuh 4. Dukung penggunaan toilet/commode/
3. Lakukan pemijatan pada area 4. Hitung risiko jatuh dengan pispot/urinal secara konsisten
penonjolan tulang, jika perlu menggunakan skala (mis, fall morse 5. Jaga privasi selama eliminasi
4. Gunakan produk berbahan scale), jika perlu 6. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi,
petrolium atau minyak pada kulit 5. Pastikan roda tempat tidur dalam jika perlu
kering kondisi terkunci 7. Sediakan alat bantu (mis. kateter
5. Hindari produk berbahan dasar 6. Atur tempat tidur mekanis pada posisi eksternal, urinal), jika perlu
alkohol pada kulit kering terendah
6. Anjurkan menggunakan
8. Anjurkan BAK secara rutin
7. Anjurkan memanggil perawat jika
pelembab (mis. lotion, serum) membutuhkan bantuan untuk
7. Anjurkan minum air yang cukup Daftar Pustaka
berpindah
8. Anjurkan meningkatkan asupan Yosepha. (2018). Konsep Tetraparese
nutrisi Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar Diagnosa Keperaawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperaawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI