Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

Disusun Oleh :
Eka Novia N.A (152011713001)
Tsamara Salma S (152011713024)
Aji Bagus Pamungkas (152011713027)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
Abstrak

Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Hal yang nampak adalah sesuatu yang berupa
rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal
di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian
dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negarannya.
Hubungan itu lazim disebut sebagai kewarganegaraan. Kedudukannya sebagai warga negara
menciptakan hubungan berupa status (identitas), partisipasi, hak, dan kewajiba bersifat timbal
balik (resiprokalitas). Seseorang menjadi warga negara karena ia menjadi anggota dari negara
yang bersangkutan. Ketika di masa lalu hidup bernegara belum ada, individu telah menjadi
warga dari sebuah komunitas, apakah anggota keluarga, marga, suku, atau bangsa.

Kata Kunci : Negara, Rakyat, Wilayah, Pemerintah

i
DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

2.1 Pengertian Warga Negara ............................................................................ 3

2.2 Warga Negara Dan Bukan (Non) Warga Negara ........................................ 4

2.3 Konsep Dasar Tentang Warga Negara .........................................................4

2.4 Kewarganegaraan .........................................................................................5

2.5 Asas Kewarganegaraan ............................................................................... 6

2.6 Warga Negara Indonesia ............................................................................. 8

2.7 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia ............................................. 9

2.7.1 Hak Warga Negara Indonesia ............................................................ 9

2.7.2 Kewajiban Warga Negara Indonesia ................................................. 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

3.2 Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak dan kewajiban,
antara warga negara dengan negaranya ataupun sebaliknya. Negara memiliki kewajiban
untuk memberikan keamanan, kesejahteraan, perlindungan terhadap warga negaranya
serta memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati. Sebaliknya warga negara wajib
membela negara dan berhak mendapatkan perlindungan dari negara.

Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan negara dengan


kehidupan warga negara. Masalah-masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya
misalnya, seringkali terjadi karena adanya kesenjangan antara peranan negara serta
kehidupan warga negaranya.

Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas


mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus
dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legislatif
suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat
dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di
jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah
tangan seberapa jauh negara menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa
banyak negara menuntut haknya.

Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama
ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta
menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah
kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat.
Rakyat kemudian memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan
melindunginya dari setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya.
Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk
mendapatkan kerja serta hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan,
rumah, dan tentunya hak untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu
dipenuhi oleh negara, karena

1
2

itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka
tidak bisa disebut sebuah negara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang dikaji adalah bagaimana hubungan
negara dan warga negara serta hak dan kewajiban?

1.3 Tujuan
Dalam setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai dengan tujuan yang
jelas. Tujuan tersebut akan mempermudah dalam melakukan kegiatan. Adapun yang
menjadi tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui lebih detail tentang hubungan
negara dan warga negara serta hak dan kewajiban warga negara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Warga Negara.

Kata warga negara berasal dari bahasa inggris, citizen, yang memiliki arti waga negara
atau dapat diartikan sesama penduduk dan orang setanah air. Warga negara adalah orang-
orang yang menjadi unsur negara itu sendiri. Berikut beberapa definisi warga negara
menurut beberapa ahli :

1. A.S Hakim.
Bahwa warga negara merupakan terjemahan dari citizenship, yaitu anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
2. Koerniatmanto S.
Bahwa warga negara degan anggota negara. Sebagai anggota negara, seorang warga
negara memiliki kedudukan yang khusus terhadap negaranya, yang memiliki
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal-balik terhadap negaranya.
3. Austin Ranney.
Warga negara adalah orang-orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai anggota
penuh suatu negara.
4. UU no.62 Tahun 1958.
Bahwa warga negara RI adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan
dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak
proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.

Secara umum warga mengandung arti peserta atau anggota dari suatu organisasi
perkumpulan. Jadi secara sederhana warga negara diartikan sebagai anggota dari suatu
negara. Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (Inggris). Kata citizen
secara etimologis berasal dari bangsa romawi yang pada waktu itu berbahasa latin, yaitu
“civis” atau “civitas” yang berarti anggota warga dari city-state. Selanjutnya kata ini
dalam bahasa prancis diitilahkan “citoyen“ yang bermakna warga dalam “cite” (kota
yang memiliki hak-hak terbatas. Dengan demikian, citoyen atau citien bermakna warga
atau penghuni kota.)

Selain istilah warga negara, sering juga mendengar istilah lainnya, seperti rakyat dan
penduduk. Rakyat lebih merupakan konsep politis dan menunjuk pada orang-orang yang

3
4

berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Sedangkan
penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam
kurun waktu tertentu. Lebih jauh lagi penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga
negara orang asing atau bukan warga negara.

2.2 Warga Negara Dan Bukan (Non) Warga Negara.

Jika seseorang dapat dikatakan sebagai warga negara dan bukan (non) warga negara
karena alasan-alasan berikut :

1. Seseorang disebut warga negara jika berdasarkan hukum merupakan anggota dari
wilayah negara yang bersangkutan, dengan memiliki status kewarganegaraan asli
maupun keturunan asing.
2. Seseorang disebut bukan (non) warga negara jika berdasarkan hukum merupakan
anggota dari wilayah negara yang bersangkutan, tetap tunduk pada kekuasaan
pemerintahaan negara lain. Misalnya, duta besar.
2.3 Konsep Dasar Tentang Warga Negara.
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota dari suatu negara tertentu. Setiap warga negara memiliki hak dan kewaiban
terhadap negaranya. Sebaliknya negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
warganya. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Penduduk .

Orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun waktu
tertentu. Penduduk dalam suatu negara dibedakan menjadi dua, yaitu warga negara
dan orang asing. Orang asing adalah orang-orang yang untuk sementara atau tetap
bertempat tinggal di negara tertentu, tetapi tidak berkedudukan sebagai warga
negara. Mereka adalah warga negara yang dengan izin pemerintah setempat
menetap di negara menetap di negara yang bersangkutan.

2. Bukan Penduduk.
Orang yang hanya tinggal sementara waktu saja di suatu wilayah negara. Contoh:
Orang Australia yang berada di Jakarta untuk berwisata selama beberapa waktu
tertentu bukanlah penduduk indonesia, sedangkan orang Jerman yang karena
tugasnya harus bertempat tinggal atau menetap di Bali adalah penduduk Indonesia.
Perbedaan status atau kedudukan sebagai penduduk dan bukan penduduk, juga
5

penduduk warga negara dan penduduk bukan warga negara menimbulkan


perbedaan hak dan kewajiban. Demikian juga di Indonesia misalnya, hanya warga
negara yang boleh memilih atau dipilih dalam pemilihan umum. Sedangkan untuk
orang asing tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang seperti itu.
2.4 Kewarganegaraan.
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang warga. Karakteristik
atau atribut kewarganegaraan itu mencakup :
1. Perasaan akan identitas.
2. Pemilikan hak-hak tertentu.
3. Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai.
4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah publik.
5. Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar.

Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam
lingkup nasional. Memiliki kewarganegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak dan
kewajiban yang berlaku timbal balik dengan negara. Terkait dengan hak dan kewajban
ini, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan
negaranya. Kewarganegaraan seseorang juga menjadikan orang tersebut berpartisipasi
dengan warga lainnya sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang
ada di negara tersebut.

Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identitas yang


memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak, dan kewajiban
sosial dalam komunitas politik (negara). Dalam kamus maya Wikipedia juga diutarakan
bahwa kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam
sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah
berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada
kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik. Pengertian kewarganegaraan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis


a. kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara atau kewarganegaraan sebagai status legal, dengan adanya
ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, bahwa orang
tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari
6

adanya ikatan hukum seperti akte kelahiran, suarat pernyataan, buki


kewarganegaraan, dst.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan adanya ikatan
huum, tetapi ikatan emosional seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan
nasib, dll. Dengan kata lain ikatan ini lahir dari penghayatan orang yang
bersangkutan.
2. Kewarganegaraan dalam arti formal dan material
a. Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada tempat kewarganegaran
dalam sistematika hukum. Masalah kewarganegaraan atau mengenai warga
negara berada pada hukum publik.
b. Kewarganegaraan dalam arti material menunjuk pada akibt dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban serta partisipasi warga
negara. Kedudukan seseorang sebagai warga negara akan berada dengan
kedudukan seseorang sebagai orang asing.

Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh padakekuasaan atau


kewarganegaraan negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah
hukum pada orang yang bukan warga negara.

2.5 Asas Kewarganegaraan.


Negara yang berdaulat berwenang untuk menentukan kewargaan seseorang. Ada dua
asas kewarganegaraan seseorang, yaitu sebagai berikut :
1. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran

Berdasarkan kelahiran, ada dua asas dalam menentukan kewarganegaran


seseorang, yaitu sebagai berikut :

a. Asas ius sanguinis (asas hubungan darah atau keturunan), yaitu asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kewarganegaraan
orangtuanya. Misalnya negara RRC yang menganut asas ius sanguinis, artinya
jika ada warga negara RRC yang melahirkan anak di negri A, maka secara
otomatis anak tersebut menjadi warga negara RRC.
b. Asas ius soli (asas tempat atau daerah kelahiran), yaitu asas yang menetapkan
kewarganegaraan seseorang berdesarkan tempat atau daerah di mana orang
tersebut dilahirkan. Misalnya, negara Inggris yang menganut asas ius soli.
7

Apabila ada warga negara A melahirkan anak di negara Inggris, maka secara
otomatis anak tersebut menjadi warga negara Inggris.
2. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan
a. Asas persamaan hukum, adalah asas yang memiliki pandangan bahwa suami
istri merupakan keluarga yang memiliki ikatan kesatuan yang tidak boleh
terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dengan demikian, diusahakan status
kewarganegaraan suami istri adalah sama.
b. Asas persamaan derajat, adalah asas yang memiliki pandangan bahwa
perkawinan tidak menyebabkan salah satu pihak tunduk secara hukum
terhadap yang lain. Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan
status kewarganegaraan mereka sendiri. Dengan demikian mereka memiliki
kewarganegaraan mesing-masing sebagaimana sebelum terjadi perkawinan.
Oleh karena adanya perbedaan asas yang digunakan dalam menentukan
kewarganegaraan, memungkinkan seseorang memiliki kewarganegaraan :
1. Apartide, Yaitu seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Misalnya,
seorang anak lahir di negara b yang menganut asas ius sanguinis, sementara orang
tuanya berkewarganegaraan AS yang menganut asas ius soli. Maka, anak itu tidak
memperoleh kewarganegaraan dari RRC karena bukan keturunan dari orang RRC
dan juga tidak berkewarganegaraan AS karena tidak lahir di wilayah AS.
2. Bipatride, Yaitu seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan
(kewarganegaraan ganda). Misalnya, seorang anak lahir di AS yang menganut
asas ius Soli, sementara orang tuanya berkewarganegaraan RRC yang menganut
asas ius sanguinis. Anak tersebut akan memperoleh dua kewarganegaraan, yaitu
menjadi warga negara as karena lahir di wilayah AS dan menjadi warga RRC
karena orang tuanya adalah warga negara RRC.
Dengan adanya status apatride dan bipatride, maka di dalam suatu negara terdapat
sistem yang lazim dipergunakan, yaitu sebagai berikut :
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang dapat menjadi warga negara diperlukan tindakan-
tindakan hukum tertentu secara aktif. dengan demikian, seseorang dapat
menggunakan hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang secara otomatis menjadi warga negara tanpa harus
melakukan tindakan.
8

2.6 Warga Negara Indonesia.

Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa saja yang menjadi warga negaranya.
Ketentuan tersebut tercantum pada pasal 26 UUD 1945 yang isinya sebagai berikut:

1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan hal di atas, dapat kita ketahui bahwa yang dapat menjadi warga negara
Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang menjadi warga negara.

Berdasarkan pasal 26 ayat (2) UUD 1945, penduduk negara Indonesia terdirl atas
dua, yaitu warga negara dan wanga asing. Ketentuan ini merupakan hal baru dan
sebagai hasil amandemen UUD 1945, Sebelumnya, pada masa penjajahan Belanda,
penduduk Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) yang diatur pada pasal 163 IS (Indische
Staatregeling) tahun 1972, yaitu:

a. Golongan Eropa, terdiri atas:


1. Bangsa Belanda
2. Bukan bangsa Belanda tetapi dari Eropa
3. Orang bangsa lain yang hukum keluarganya sama dengan golongan Eropa
b. Golongan Timur Asing, terdiri atas:
1. Golongan Tionghoa
2. Golongan Timur Asing bukan Cina
c. Golongan Bumiputera atau Pribumi, terdiri atas:
1. Orang Indonesia asli dan keturunannya
2. Orang lain yang menyesuaikan diri dengan orang Indonesia asli dan
keturunannya. Dengan adanya ketentuan baru mengenai penduduk Indonesia,
diharapkan tidak ada lagi pembedaan dan penamaan penduduk Indonesia atas
golongan pribumi dan keturunannya yang dapat memicu konflik antarpenduduk
Indonesia.
9

2.7. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia.

2.7.1 Hak Warga Negara Indonesia.


Hak warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 28
UUD 1945. Hak Warga Ne gara indonesia:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak: “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.”(Pasal 27 ayat 2).
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “Setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(Pasal
28A)
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. (Pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup..”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup
tumbuh, dan berkembang’’
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (Pasal 28C ayat 1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (Pasal 28C
ayat 2)
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di depan hukum. (Pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk memiliki hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.(Pasal 28
I ayat 1)

2.7.2 Kewajiban Warga Nergara Indonesia.


Kewajiban adalah sesu atu yang harus kita lakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab. Berikut adalah beberapa contoh kewajiban kita sebagai warga negara
Indonesia:
10

1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya".
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dalam upaya pembelaan
negara. Pasal 27 ayat (3) menyatakan: "Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam pembelaan negara".
3. Wajib menghormati HAM orang lain. Pasal 28] ayat (1) mengatakan:
"Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain".
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat (2) menyatakan: "Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis".
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) menyatakan: "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara".
6. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya. (Pasal 31 ayat (2)).
7. Setiap warga negara wajib menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan. (Pembukaan UUD 1945 alinea l).
8. Setiap warga negara wajib menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi
negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945 alinea IV)
9. Setiap warga negara wajib membayar retribusi dan pajak yang telah diteta
pkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
10. Setiap warga negara wajib menaati serta menjunjung dasar negara, hukum,
dan pemerintaha; tanpa terkecuali, dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
11. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah
yang lebih baik.
11

12. Setiap warga negara berkewajiban menyampaikan pendapat dan aspirasinya


di muka umum.
13. Setiap warga negara berkewajiban untuk menjaga ketuhanan, persatuan,
dan kesatuan bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Hubungan antara negara dan warga negaranya tercermin dalam hak dan kewajiban
antara negara dan warga negara. Hak dan kewajiban itu tertuang dalam pasal-pasal
konstitusi negara, UUD 1945.
Namun, dalam kenyataannya pasal-pasal dalam UUD tersebut kadang tidak
dijalankan secara sungguh-sungguh oleh negara. Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor,
misalanya lemahnya kinerja lembaga negara atau badan negara (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif). Lemahnya kinerja lembaga legislatif (penyalur aspirasi rakyat), eksekutif
(pelaksana kebijakan), dan yudikatif (pengawas pemerintah) akan berujung pada
kesejangan antara peran negara dan situasi warga negara. Supaya terdapat keseimbangan
dan keselarasan antara hak dan kewajiban antara negara dan warga negara maka negara
harus melaksanakan hak dan kewajibannya dan warga negara patuh dan taat terhadap
negara dan juga sebaliknya.
3.2 Saran.
Sesuai penjelasan diatas, sesungguhnya mempelajari hubungan negara dan warga negara
dapat menjadikan pembaca mampu memahami lebih jelas tentang warga negara dan juga
lebih memahami hak dan kewajiban kita sebagai warga negara dan pemahaman kita
menjadi lebih baik terhadap pentingnya wawasan tentang kewarganegaraan. Oleh karena
itu saran kami sebaiknya pengetahuan sebagai warga negara lebih ditekankan kepada
masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Widodo, Budi Anwar, dan Maryanto. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. (ed-1)
Yogyakarta. IKAPI

13

Anda mungkin juga menyukai