Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah besarnya harga Objek baik bumi maupun bangunan atau
adalah harga untuk properti tanah dan bangunan. Jadi, sebelum menghitung besarnya PBB yang
harus dibayarkan, maka harus mengetahui terlebih dahulu harga tanah dan bangunan tersebut.
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) merupakan dasar penghitungan PBB sebagai nilai jual objek yang
akan dimasukkan ke dalam perhitungan pajak terutang. Sesuai dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 201/KMK.04/2000 tentang ketentuan persentase NJKP yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah, yaitu:
d. untuk objek pajak lainnya seperti Pedesaan dan Perkotaan dilihat dari Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) yaitu : lebih dari Rp1.000.000.000,00, sebesar 40% dan Jika kurang dari
Rp1.000.000.000,00, maka persentase sebesar 20%.
Berdasarkan uraian dari Keputusan Menteri Keuangan tersebut, maka cara untuk menghitung
NJKP adalah dengan mengalikan persentase NJKP dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
Rumus untuk menghitungnya yaitu:
Setelah NJOP dan NJKP diketahui, maka dapat diperoleh Cara Menghitung PBB dengan rumus
berikut:
Misalkan di sebuah kota terdapat bangunan yang digunakan sebagai tempat usaha seharga
Rp500.000.000,00 yang di bangun di atas tanah seluas 50 meter persegi dengan harga tanah Rp
2.000.000,00 per meter persegi.
Dari permasalahan tersebut akan diketahui besar PBB dengan cara sebagai berikut:
Jumlah = Rp 600.000.000,00
2. Tentukan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Untuk tanah dan bangunan di kota dengan harga
kurang dari Rp 1.000.000.000,00 persentasenya adalah 20%.
3. Hitung PBB
Dengan demikian, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dipungut atas aset rumah dan
bangunan tersebut sebesar Rp600.000,00 per tahun.
Cara Menghitung PBB cukup mudah, hanya saja perlu dilakukan perhitungan setiap tahunnya
karena harga properti dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan.