MORFOFONEMIK
Mata kuliah : Morfologi
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Morfologi. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan informasi, pelajaran dan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca-Nya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun, demi
kesempurnaan dan kebaikan makalah ini.
JUDUL
KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------i
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------------ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan-----------------------------------------------------------------------------10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
karena itu, kaidah-kaidah morfofonemik dalam bahasa Indonesia perlu dipelajari agar
kesalahan penggunaannya dapat diminimalisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
proses pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca akan
memunculkan bunyi sengau [m] yang semula tidak ada.
Me + baca membaca
2) Pelepasan fonem,yakni hilangnya fonem dalam dalam suatu
proses morfologi. Misalnya,dalam proses pengimbuhan prefiks
ber- pada dasar renang,maka bunyi [r] yang ada pada prefiks
ber- dilesapkan. Contoh lain,dalam proses pengimbuhan
akhiran –nda pada dasar anak,maka fonem [k] pada dasar itu
dihilangkan.
Ber + renang berenang
Anak + nda ananda
3) Peluluhan fonem,yakni luluhnya sebuah fonem serta
disenyawakan dengan fonem lain suatu proses morfologi.
Misalkan,dalam pengimbuhan prefiks me- pada dasar
sikat,maka fonem [s] pada kata sikat itu diluluhkan dan
disenyawakan dengan fonem nasal [ny] dan pengimbuhan
prefiks pe.
Me + sikat menyikat
Pe + sikat penyikat
Terjadi pada proses pengimbuhan prefiks me- dan prefiks pe-
pada bentuk kata dasar yang dimulai dengan konsonan [s].
4) Perubahan fonem,yakni berubahnya sebuah bunyi sebagai
akibat terjadinya proses morfologi. Misalkan dalam
pengimbuhan prefiks ber- pada dasar ajar terjadi perubahan
bunyi,dimana fonem [r] berubah menjadi fonem [l]
Ber + ajar belajar
5) Pergeseran fonem,yakni berubahnya posisi sebuah fonem dari
satu suku kata kedalam suku kata lainnya. Misalkan,dalam
pengimbuhan sufiks –i pada dasar lompat,terjadi pergeseran
dimana fonem [t] yang semula berada pada suku kata pat
menjadi berada pada suku kata ti. (Susiati, 2020)
Lompat + i melompati
4
2.3.2 Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa indonesia
Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa indonesia terutama
terjadi dalam proses afiksasi. Dalam proses reduplikasi dan komposisi
hampir tidak ada.
2.3.2.1 Prefiks ber-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks ber-
berupa :
a) Pelepasan fonem [r] pada prefiks ber- , terjadi
apabila bentuk dasar yang diimbuhi mulai dengan
fonem [r],atau suku kata pertama bentuk dasarnya
berbunyi [er]. Misalnya.
Ber + renang berenang
b) Perubahan fonem [r] pada prefiks ber- menjadi
fonem [l] terjadi bila bentuk dasarnya akar ajar.
Ber + ajar belajar
c) Pengekalan fonem [r] pada prefiks ber- tetap [r]
terjadi apabila bentuk dasarnya bukan yang ada
pada bagian a dan b diatas. Misalnya. (Ii & Pustaka,
2019)
Ber + lari berlari
2.3.2.2 Prefiks me-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks me-
berupa :
a) Pengekalan fonem,disini artinya tidak ada fonem
yang berubah-ubah,tidak ada yang dilesapkan
dan tidak ada yang ditambahkan. Hal ini terjadi
apabila bentuk dasarnya diawali dengan
konsonan [r,l,w,y,n,ng, dan ny]. Misalnya.
Me + nanti menanti
b) Penambahan fonem,yakni penambahan fonem
nasal [m,n,ng dan nge]. Penambahan fonem
nasal [m] terjadi apabila bentuk dasarnya
dimulai dengan konsonan [b] dan [f]. Contoh.
Me + buru memburu
5
Me + fitnah memfitnah
Penambahan fonem nasal [n] terjadi
apabila bentuk dasarnya dimulai dengan
konsonan [d]. Contoh
Me + duga menduga
6
Penambahan fonem nasal [n] terjadi apabila bentuk
dasarnya diawali dengan konsonan [d]. Contohnya.
Pe + didik pendidik
pendidikan
Penambahan fonem nasal [ng] terjadi apabila bentuk
dasarnya diawali oleh konsonan [g,h,kh,a,i,u,e,o].
Contoh.
Pe + inap penginap
Penginapan
Penambahan fonem nasal [nge] terjadi apabila bentuk
dasarnya bentuk dasar satu suku. Contohnya :
Pe + bom pengebom
pengeboman
c) Peluluhan fonem,apabila prefiks pe- (atau pe-an)
diimbuhkan pada bentuk dasar yang diawali dengan
konsonan tak bersuara[s,k,p,dan t]. Konsonan [s]
diluluhkan dengan nasal [ny], konsoann [k] diluluhkan
dengan nasal [ng], konsonan [p] diluluhkan dengan
nasal [m],dan konsonan [t] diluluhkan dengan nasal [n].
Contoh. (Husain et al., 2014)
Pe + siram penyiram
penyiraman
2.3.2.4 Prefiks per- dan konfiksasi per-an
a) Pelepasan fonem [r] terjadi apabila brntuk dasarnya
dimulai dengan fonem [r], atau suku pertamanya [er].
Contoh.
Pe + runcing peruncing
b) Perubahan fonem [r] menjadi [l] terjadi apabila bentuk
dasarnya berupa kata ajar.
Per + ajar pelajar
c) Pengekalan fonem [r] terjadi apabila bentuk dasarnya
bukan yang disebutkan pada a dan b diatas. Contoh.
Per + lambat perlambat
7
2.3.2.5 Sufiks-an
a) Pemunculan fonem,ada tiga macam fonem yang
dimunculkan dalam pengimbuhan,yaitu fonem [w], [y]
dan fonem glotal [?]. Pemunculan fonem [w] dapat
terjadi apabila sufiks –an diimbuhkan pada bentuk dasar
yang berakhiran dengan vokal [u]. Contoh.
Pandu + an panduan
Perlu dicatat dalam sistem ejaan sekarang bunyi
[w] tidak dituliskan. Dalam literatur bunyi [w] disebut
sebagai pelancar (glider)
8
b) Perubahan fonem [r] pada prefiks ter- menjadi fonem [l]
terjadi apabila prefiks ter- diimbuhkan pada bentuk
dasar anjur.
Ter + anjur teranjur
c) Pengekalan fonem [r] pada prefiks ter- tetap menjadi [r]
apabila prefiks ter- itu diimbuhkan pada bentuk dasar
yang bukan disebutkan pada a dan b diaras. Contoh.
Ter + baik terbaik (Udayana, 2016)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Pemunculan fonem, yakni munculnya bunyi dalam proses morfologi yang pada
mulanya tidak ada.
2) Pelepasan fonem,yakni hilangnya fonem dalam dalam suatu proses morfologi
3) Peluluhan fonem,yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain
suatu proses morfologi.
4) Perubahan fonem,yakni berubahnya sebuah bunyi sebagai akibat terjadinya proses
morfologi, dan
5) Pergeseran fonem,yakni berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata kedalam
suku kata lainnya.
3.2 Saran
Dengan mengkaji masalah morfofonemik diharapkan kita mampu memahami
masalah-masalah berbahasa agar tidak terjadi kesalahan dari pemahaman berbahasa yang
kita miliki.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aulianida, D., Liestyasari, S. I., & Ch, S. R. (2019). 済無 No Title No Title. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Husain, F. N., Endang, B., & Awal, P. P. (2014). Model elaborasi bahan ajar thaharah untuk
kecakapan bersuci melalui multimedia. Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(10), 1–14.
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2019). Dicetak pada tanggal 2019-12-05 Id Doc:
589c896681944d3210493f0c. 1, 11–43.
11