Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : TEORI PASAR MODAL DAN INVESTASI

PERTEMUAN 05
“RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL”

DOSEN : Dr. GERIANTA WIRAWAN YASA, SE., M.Si

OLEH :

I WAYAN ANGGA SUDIARTAMA (1981621007)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
OKTOBER 2020
A. Pengukuran Return Realisasian

A.1 Return Total


Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode
tertentu yang terdiri dari:
1) Capital gain (loss): merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode yang lalu.
2) Yield: merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi.
Maka rumus dari return saham dapat ditulis sebagai berikut:

P t−Pt −1 Dt
Return saham = +
P t−1 Pt−1

A.2 Return Relatif


Return total dapat bernilai negatif dan positif. Kadangkala pada perhitungan rata-rata
geometrik dibutuhkan suatu nilai yang positif, maka digunakan return relatif (relative return)
yaitu dengan menambahkan nilai satu terhadap nilai return total sebagai berikut:

Return Relatif = (Return Total +1)

A.3 Kumulatif Return


Total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif (cumulative wealth index) yang dapat
mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KK0) dapat diketahui dengan
menggunakan rumus IKK sebagai berikut:
IKK = KK0 (1 + R1) (1 + R2) …. (1 + Rn)

A.4 Return Disesuaikan


Akibat dari adanya tingkat inflasi menyebabkan return nominal perlu disesuaikan yang
disebut dengan return riil (real return) atau (inflation adjusted return).  Selain itu, diversifikasi
internasional juga dapat memengaruhi tingkat risiko. Karena jika investasi dilakukan di luar
negeri,  return yang diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang yang berlaku.

A.5 Rata-Rata Geometrik


Rata-rata geometrik (geometric mean) digunakan untuk menghitung rata-rata yang
memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Metode rata-rata
geomertrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang harus melibatkan pertumbuhan, sedangkan
metode rata-rata aritmatika lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata untuk satu periode
yang sama dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan.

B. Return Ekspektasi
Return Ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan untuk
pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis.

B.1 Berdasarkan Nilai Ekspektasi Masa Depan


Adanya ketidakpastian (uncertainty) berarti investor akan memperoleh return di masa
mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return yang diharapkan diperoleh di masa
depan membutuhkan estimasi-estimasi mengenai kemungkinan yang akan terjadi dan prediksi
terjadinya probabilitas-probalitas kejadian masa depan. Distribusi probabilitas ini dapat diperoleh
dengan cara estimasi secara subyektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis di masa lalu yang
pernah terjadi.

B.2 Berdasarkan Nilai-Nilai Return Historis


Ketidakakuratan yang terjadi pada penghitungan hasil masa depan dapat dikurangi
dengan menggunakan data historis untuk menghitung ekspektasi, yaitu sebagai berikut:
1) Metode rata-rata (mean method): mengasumsikan bahwa return ekspektasi dapat
dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya.
2) Metode tren (trend method): dapat digunakan jika pertumbuhan akan diperhitungkan.
3) Metode jalan acak (random walk method): beranggapan bahwa distribusi data return
bersifat acak sehingga sulit digunakan untuk memprediksi, return terakhirlah yang
dijadikan acuan tingkat yang return akan terulang di masa depan.

B.3 Berdasarkan Model Return Ekspektasian


Model-model untuk menghitung hasil ekspektasi sangat dibutuhkan. Model yang tersedia
yang populer dan banyak digunakan adalah Single Index Model dan model CAPM.
C. Risiko
Return dan risiko merupakan hal yang tak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi
merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Hubungan yang semakin positif, semakin besar risiko
yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan. Definisi risiko
menurut Reilly et al. (2003:10), risk is the uncertainly that an investment will earn its expected
rate of return. Menurut Hartono (2000), ada beberapa sumber risiko yang bisa memengaruhi
besarnya risiko investasi antara lain:
1) Risiko suku bunga, yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan tingkat suku
bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common
stock.
2) Risiko pasar, yaitu variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan pasar (pasar
saham agregat).
3) Risiko inflasi, adalah risiko daya beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi.
4) Risiko bisnis, yaitu risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam industri
khusus.
5) Risiko finansial, yaitu risiko yang berhubungan dengan penggunaan utang oleh
perusahaan jika besarnya proporsi aset yang dibiayai oleh dan besarnya variabilitas return
adalah sama.
6) Risiko likuiditas, misalnya suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan
tanpa harga yang signifikan biasanya bersifat likuid, risiko likuiditasnya akan semakin
besar jika elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) semakin tidak menentu.
7) Risiko nilai tukar adalah variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang.
8) Risiko negara (politycal risk), karena banyaknya investor yang berinvestasi secara
internasional, stabilitas ekonomi suatu negara perlu dipertimbangkan.

C.1 Risiko Berdasarkan Probabilitas


Deviasi standar dapat yang dapat digunakan untuk menghitung risiko. Risiko juga dapat
dinyatakan dalam bentuk varians (variance) yaitu kuadrat dari deviasi standar dan
disubstitusikan dengan probabilitas.
C.2 Risiko Berdasarkan Data Historis
Risiko yang diukur dengan deviasi standar yang menggunakan data historis. Nilai
ekspektasi yang digunakan di rumus deviasi standar dapat berupa nilai ekspektasi berdasarkan
rata-rata historis atau tren atau random walk.

D. Koefisien Variasi
Analisis investasi menggunakan kombinasi dua faktor yang harus dipertimbangkan yaitu
return ekspektasi dan risiko aktiva. Koefisien variasi dapat digunakan untuk mempertimbangkan
2 faktor tersebut bersamaan. Semakin kecil nilai CV semakin baik aktiva tersebut.

E. Properti Return Ekspektasi Dan Varian


Nilai-nilai ekspektasi mempunyai beberapa properti yang berhubungan dengan nilai
ekspektasi:
1) Properti 1: Nilai ekspektasi dari penjumlahan sebuah variabel acak X dengan sebuah
konstanta k adalah sana dengan nilai ekspektasi dari variabel acak itu sendiri ditambah
dengan konstantanya.
2) Properti 2: Nilai ekspektasi dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah
konstanta k adalah sama dengan nilai ekspektasi dari nilai acak itu sendiri dikalikan
dengan konstantanya.
3) Properti 3: Varian dari penjumlahan suatu variabel acak X dengan sebuah konstanta k
adalah sama dengan varian dari variabel acak.
4) Properti 4: Varian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta k
adalah sama dengan varian dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengan kuadrat
konstantanya.

F. Semivariance
Salah satu keberatan menggunakan rumus varians adalah karena rumus ini memberi
bobot yang sama besarnya untuk nilai-nilai di bawah maupun di atas nilai ekspektasi. Padahal
individu yang mempunyai perilaku berbeda terhadap risiko akan memberikan bobot yang tidak
sama terhadap kedua bobot nilai tersebut. Risiko selaku dihubungkan dengan nilai, karena risiko
adalah sesuatu yang menghilangkan atau menurunkan nilai. Jika hanya nilai-nilai satu sisi saja
yang digunakan, yaitu nilai-nilai di bawah ekspektasinya, maka ukuran risiko semacam ini
disebut semivariance.

G. Mean Absolute Deviation


Pengukuran risiko yang menghindari pengkuadratan adalah mean absolute deviation
(MAD) untuk mengurangi sensitivitas terhadap jarak dan nilai ekspektasian.

H. Hubungan Antara Return Ekspektasi Dengan Risiko


Return ekspektasi dan risiko memiliki hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu
sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Untuk return realisasi, hubungan positif tidak
dapat terjadi. Maka jika investor menginginkan return yang lebih tinggi, ia harus menanggung
risiko yang tinggi pula. Obligasi pemerintah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan
dengan SBI. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan mempunyai risiko yang lebih tinggi dari
obligasi pemerintah, sehingga return yang diharapkan juga akan lebih tinggi. Sedangkan saham
lebih berisiko daripada obligasi perusahaan , karena harganya saham yang sering berfluktuasi.
Pemegang waran dan opsi menanggung risiko yang besar yaitu risiko kehilangan. Namun yang
lebih berisiko dari opsi dan waran adalah future karena hasilnya tidak penuh ketidakpastian di
masa depan.
REFERENSI

Hartono, J. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE UGM

Jogiyanto, H.M. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 8. BPFE: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai