Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

Erwanto (1962201154)
Salwan Haryono (1962201136)
Ryan Nusi (1962201163)

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019/2020
KARAKTERISTIK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

2.1 Sistem
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, menurut Suadi (1995) maka
sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang dan saling
berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan.
Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu alat dari alat lainya sebagai implementasi
strategi yang fungsinya sebagai motivasi anggota-angota organisasi untuk meraih tujuan
organisasi. Sebuah sistem membutuhkan adanya pengendalian, fungsinya supaya sistem tersebut
bisa berjalan dengan sesuai tujuan. Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan sebuah sistem, salah satunya yaitu dengan sistem pengendalian manajemen yang
penerapannya didalam manajemen.
Sistem pengendalian manajemen memiliki acuan pada desain, instalasi dan operasi dari
rencana manajemen dan juga sistem kontrol. Dalam istilah sistem pengendalian manajemen, ada
tekanan di dua subdivisi yang tidak sama, tetapi saling terhubunga dan terkadang tidak dapat
dibedakan.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal.
Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal
memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi.
Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu anggota
organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola
membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam memenuhi tujuan
organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang ada.Sedangkan sistem informal
adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam
struktur formal.
Dalam kegiatan suatu organisasi, banyak tindakan manajemen yang tidak sistematis. Hal ini
disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk menggunakan
aturan sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer menggunakan pertimbangan pibadinya
dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya berkaitan dengan interaksi antara manajer yang
satu dengan yang lainnya dan manajer dengan bawahannya. Ketepatan sistem itu sendiri
akhirnya bergantung pada kemampuan manajer mengatur sesesorang, tidak lagi berdasarkan
aturan yang ditentukan sistem tersebut.

2.2 Pengendalian
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan menerima
umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja
sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin
aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem
pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik.
Elemen-elemen tersebut adalah :
 Sensor/Detektor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam
suatu proses.
 Assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan
membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
 Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
 Jaringan Komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assesor dan
antara assesor dan efektor.
Dengan demikian pengendalian adalah suatu proses untuk mengarahkan organisasi mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2.3 Manajemen
Salah satu pengertian manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi seta pengendalian sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses pengendalian manajemen dalam hal ini
adalah proses yang menjamin anggota satu unit usaha melakukan apa yang telah menjadikan
strategi perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi:
 Merencanakan apa yang akan dicapai oleh perusahaan.
 Mengkoordinasikan kegiatan pada masing-masing bagian.
 Mengkomunikasikan informasi yang ada.
 Mengevaluasi informasi.
 Memutuskan apa yang akan dilakukan..
 Mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai dengan yang
digariskan.
Pengendalian manajemen dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan harus
sama dengan rencana. Pada prosesnya bisa saja berubah karena perbedaan waktu antara rencana
dan kegiatan. Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang dijalankan
sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jika apabila seorang manajer menemukan cara
yang lebih baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian manajemen seharusnya tidak
melarang manajer tersebut melakukan dengan cara yang menurut dia benar.

2.4 Batasan Pengendalian Manajemen


Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan
pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen merupakan
kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya. Dua kegiatan yang dimaksud adalah
perumusan strategik yang dilakukan manajemen puncak dan pengendalian tugas yang dilakukan
manajemen paling bawah.
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini adalah :
 Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi pengendalian
tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian manajemen dalam hal ini berada
ditengah-tengahnya.
 Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan pengendalian tugas
difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen dalam hal ini berada
ditengah-tengahnya.
 Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang pengendalian tugas
lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu proses perencanaan maupun
pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian manajemen.

2.5 Pengendalian Manajemen


Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi organisasi. Dari hal ini dapat diambil beberapa hal berikut:
SIFAT KEPUTUSAN
Keputusan pengendalian manajemen dibuat dalam kerangka kerja sesuai dengan strategi
organisasi. Tanpa pedoman yang jelas akan sulit menjalankan pengendalian manajemen yang
benar. Manajer dalam hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa saja lain dari yang telah
ditetapkan asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit bisnisnya.
SISTEMATIS DAN RITMIS
Dalam proses pengendalian manajemen, keputusan yang dibuat berdasarkan prosedur dan
jadwal yang dilakukan berulang-ulang tahun demi tahun.
PERTIMBANGAN PERILAKU
Proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antara individu dan interaksi tersebut
tidak sistematis. Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Yang harus dilakukan
adalah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini
disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi anggota organisasi seharusnya konsisten
dengan tujuan organisasi.
ALAT UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI
Sistem pengendalian manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan pada
pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi manajer untuk
menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat diterapkan selain pengendalian
manajemen adalah melalui pendekatan struktur organisasi, manajemen sumber daya dan budaya.
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara atasan-bawahan. Pengendalian
dilakukan melalui tingkat atas hingga ke bawah. Proses ini meliputi aktivitas komunikasi,
motivasi dan evaluasi.
METODOLOGI PENGENDALIAN MANAJEMEN
Penerapan proses pengendalian manajemen yang telah diuraikan diatas memerlukan tiga
bentuk aktivitas yaitu menentukan tujuan, pengukuran prestasi dan evaluasi prestasi. Menurut
David Outley proses pengendalian manajemen dirancang untuk menjamin bahwa tugas rutin
dijalankan oleh seluruh anggota organisasi secara bersama-sama membantu tercapainya tujuan
organisasi secara keseluruhan.
PERUMUSAN STRATEGI
Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-langkah
yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diambil oleh perusahaan tidak
tertutup kemungkinan untuk diuji kembali atau dilakukan perubahan dimana perlu. Kebutuhan
untuk mengubah strategi biasanya disebabkan oleh ancaman atau untuk memperoleh keuntungan
yang lebih baik.

2.6 Sistem Pengendalian Manajemen


Marciarello & Kirby mendefinisikan Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat
struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan
maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan
organisasi secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian
dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi
tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi
yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan memiliki
kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan
semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam
organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan
dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah
lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
Sistem pengendalian manajemen dibuat dalam sebuah organisasi, untuk itu harus memenuhi
beberapa karakteristik berikut ini:
 Sistem pengendalian manajemen diharuskan untuk selaras dengan strategi dan tujuan
organisasi
 Sistem kontrol manajemen harus dibuat dengan sesuai struktur organisasi dan bertanggung
jawah dalam pengambilan keputusan manajer individual
 Sistem pengendalian manajemen harus efektif yang memotivasi seorang manajer dan
karyawan untuk berusaha ke arah pencapaian tujuan organisasi dengan cara berbagai
penghargaan berhubungan dengan pencapaian tujuan tersebut.
2.7 Hakekat Pengendalian Manajemen
Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun agar melakukan
apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi jika menyimpang dari arah pencapaian
tujuan organisasi. Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan
suatu variabel, atau sekumpulan variabel, guna mencapai tujuan tertentu. Variabel dapat berupa
manusia, mesin, organisasi
Dalam organisasi, manusia merupakan variabel yang harus diarahkan, dituntun, dan
dimotivasi.
Ada 4 alat minimal dalam sistem pengendalian
1. Observor, detektor, atau sensor
2. evaluator, asesor, selektor
3. direktor, modifier, efektor
4. jaringan komunikasi

LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengendalian manajemen
yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
PERILAKU ORGANISASI
Proses pengendalian manajemen mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan
dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi
pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi mencapai tujuan. Disinilah
perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota organisasi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Struktur organisasi mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan
diterapkan. Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu sendiri
dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam  mencapai prestasi yang tinggi.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Suatu organisasi dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat
pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen puncak.
Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :
PUSAT BIAYA. Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban dimana biaya diukur dalam unit
moneter namun  outputnya tidak diukur dalam unit moneter.
PUSAT PENDAPATAN. Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban  dimana
output-nya diukur dalam unit moneter tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.
PUSAT LABA. Apabila suatu pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan dasar
laba, maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba.
PUSAT INVESTASI. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur atas dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan.

PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN


Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer dengan
bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut yaitu :
PERENCANAAN STRATEGI. Perncanaan strategi adalah proses memutuskan program-
program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan
menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang
beberapa tahun yang akan datang.
PENYUSUNAN ANGGARAN. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana
dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
PELAKSANAAN. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari
program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat
menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur
kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.

EVALUASI KINERJA. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat
pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara
realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

PENGENDALIAN TUGAS
Pengendalian tugas adalah proses yang menjamin bahwa tugas yang telah ditentukan 
dikerjakan secara efektif dan efisien. Penendalian tugas cenderung ke kegiatan operasional.
Aturan-aturan harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua tugas harus dijelaskan secara
berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas dengan pengendalian manajemen adalah
pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu yang scientific, sedangkan pengendalian
manajemen tidak demikian karena manusia merupakan faktor penting dalam proses pengedalian
manajemen dan manusia tidak bisa hanya diungkapkan atas dasar suatu persamaan.
Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer lainnya, sedangkan
dalam pengendalian tugas interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil. Sistem
pengendalian manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh organisasi. Sebaliknya masing-
masing tugas akan berbeda  satu organisasi dengan organisasi lain. Dalam pengendalian
manajemen fokusnya adalah pada satu unit organisasi, sementara dalam pengendalian tugas
adalah salah satu tugas daru suatu unit organisasi. Pengendalian manajemen berhubungan dengan
seluruh kegiatan perusahaan dan manajer harus memutuskan apa yang harus dilakukan,
sedangkan pengendalian tugas berhubungan dengan satu tugas tertentu dan hanya sedikit
diperlukan pertimbangan atas apa yang dilakukan.

HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN PERENCANAAN DAN


PENGENDALIAN
Sebagian orang dalam organisasi melakukan perencanaan dan sebagian lagi dalam bidang
pengendalian. Kedua hal ini saling terkait. Kebanyakan manajer melakukan pengendalian namun
sifat dari pengendalian itu sendiri berbeda dalam penerapannya  untuk penetapan strategi,
pengendalian manajemen dan pengendalian tugas. Karena itu, perencanaan dan pengendalian
tidak merupakan kegiatan terpisah tapi saling terkait satu sama lainnya.

HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN INTERNAL AUDITING


Pengendalian manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer, selain itu internal
auditing adalah kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin keakuratan informasi sesuai
dengan aturan kesalahan yang minimum terhadap pelaporan asset dan menjamin pelaksanaan
tugas secara efektif dan efisien.
2.8 Teori Kontijensi Desain Organisasi
Satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi adalah
dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memeberi otoritas dan
pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai. Tetapi
biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya terfokus pada bagiannya saja dan
berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan bagian
lain.
Manajer pusat pertanggungjawaban bisa diberi target yang jelas tentang rentang tugasnya
dan bertanggungjawab atas segala aspek pertanggungjawabannya. Dengan demikian, aspek
utama dari struktur organisasi formal adalah segmentasi kegiatan ke bagian-bagian yang bisa
ditangani oleh manajer perorangan. Proses pelengkap berupa integrasi diperlukan untuk
mengkoordinasikan kegiatan sub-unit yang berbeda dan dalam hal ini, sistem akuntansi
manajemen memerankan peran penting dalam proses tersebut.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah diformalisasikan
dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam merancang sistem
pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri karena merupakan mekanisme awal
dari akuntansi manajemen.

2.9 Teori Kontijensi Akuntansi Manajemen


Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan
sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada suatu
organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :
LINGKUNGAN. Satu hal yang mendasa dai sistem pengendalian manajemen ini adalah adanya
pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
TEKNOLOGI. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga oleh
biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
UKURAN ORGANISASI. Ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi baik
struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
STRATEGI. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.
2.10 Ukuran Dan Penghargaan Kinerja
Dalam membentuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator kinerja yang perlu
diperhatikan adalah :
 Tujuan organisasional adalah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan mudah menjadi
satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun tingkat
keuntungan sering digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi.
 Jika ukuran kinerja bertingkat digunakan, beberapa hal tentang kebutuhan kepentingan
harus dikomunikasikan.
 Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer, misalnya sistem harga transfer.
 Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif, walaupun kecenderungan yang
ada adalah ukuran kuantitatif lebih banyak dipakai daipada ukuran kualitatif.
 Esensi kerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering tidak bisa ditentukan terlebih
dahulu, pernyataan tentang kinerja sering merupakan pernyataan subjektif.
 Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer harus
bertanggungjawab namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa
dikendalikan dan tidak bisa dilihat dengan jelas.
 Manajemen berada dalam lingkungan yang tidak pasti dan kompleks sehingga penghargaan
prestasi yang diberikan mungkin tidak mencakup swluruh aspek kerja anggota organisasi.

2.11 Penggunaan Informasi Dalam Penghargaan Kinerja


Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan informasi akuntansi dalam prilaku
manajerial terjadi pada saat penggunaan evaluasi kinerja. Jika manajer meyakini bahwa
kinerjanya kan dievaluasi berdasarkan informasi akuntansi, maka ia akan berusaha untuk
mempengaruhi informasi tersebut sehingga kelihatan menguntungkan manajer tersebut. Perilaku
ini akan mengganggu kegiatan organisasi secara keseluruhan.
Penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja seringkali
menghasilkan perilaku tidak baik. Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan perilaku
manajerial yang layak mengakibatkan perlu adanya monitoring dan penghargaan atas kerja.
Ukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuan kinerja melibatkan ukuran-ukuran
akuntansi dan menggunakan anggaran sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja
anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun target yang
ditetapkan tidak tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan karena anggaran yang
ditetapkan biasanya fleksibel.

2.12 Gaya Penggunaan Informasi Akuntansi


Dalam hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis dan fleksibel. Anggaran
statis melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara ketat dalam memenuhi
anggaran biayanya. Sedangkan anggaran fleksibel masih mempertimbangkan kelayakan
pencapaian anggaran, namun manaje senior hendaknya diberi penjelasan masuk akal atas
kelebihan pengeluaran. Jika informasi akuntansi tidak merupakan informasi yang sempurna akan
kinerja sesungguhnya anggota organisasi, maka penggunaan gaya statis tidak layak dan
membawa ke tingkat stress yang tinggi, konsekuensinya bisa timbul perilaku negatif seperti
manipulasi data akuntansi. Anggaran fleksibel jika dikaitkan dengan hal diatas tampaknya lebih
layak digunakan.
Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana penganggaran
dan informasi ditunjukkan sebagai dasar evaluasi yang lebih layak. Ditemukan bahwa gaya
evaluasi statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik. Namun, manipulasi penganggaran
yang dilakukan dihubungkan dengan kinerja unit-unit yang dikelola, dimana unit yang berkinerja
jelek menunjukkan bias anggaran paling besar. Hasil temuan ini, dengan konteks yang lebih luas
dimana standar akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap tentang kinerja
pekerjaan akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan Dalam
kondisis ketidakpastian yang tinggi.
Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya dievaluasi dengan
memperhatikan juga pendekatan subyektif jika unit tersebut menghadapi tingkat ketidakpastian
yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan pengaruh pengendalian akuntansi. Yakni ia
merupakan cara dimana informasi akuntansi digunakan manajer puncak dan penghargaan yang
dibuat kontijensi dengan pencapaian anggaran adalah kritis dalam penentuan pengaruh  sistem
informasi akuntansi. Kedua, pengaruh penempatan kepercayaanyang tinggi atas ukuran
akuntansi terhadap kinerja kontijensi dengan keadaan karena tingkat pengetahuan yang kita
punyai tentang perilaku manajerial mengkontribusikan ke arah kinerja yang sukses.
Bila menghadapi ketidakpastian eksternal dan internal, maka yang diperlukan adalah sistem
penghargaan dimana diperlukan dukungan inovasi dan menghindari kegagalan jika manajer
kemudian bisa mencapai kesuksesan daripada menghindari kegagalan.
Sistem Pengendalian Manajemen
a. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting. Keputusan
yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan yang diambil
biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor ekonomi tapi juga
faktor lainnya.
b. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah dapat
diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah pendapatan tidak
merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter, maka ukuran pendapatan
disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan. Kualifikasi yang biasanya dilakukan
adalah :
1) Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut dugaan
berhubungan dengan tujuan organisasi.
2) Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan kegiatan yang
dijalankan oleh pemerintah.
3) Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan
menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.
Pengendalian efektif membutuhkan tiga persyaratan dasar:
 Standards yang merefleksikan outcomes ideal
 Information yang menunjukkan adanya deviasi antara actual & standard results
 Corrective action bagi semua deviasi antara actual & standard results
Tanpa standar, tidak dapat diketahui situasi pembanding; dan tanpa provisi tindakan
korektif, semua proses pengendalian tidak bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

Halim Abdul, Achmad Tjahjono dan Muh. Fakhri Husein. 2000. Sistem Pengendalian
Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
http://ekonominator.blogspot.com/2017/03/sistem-pengendalian-manajemen_74.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-sistem-pengendalian-manajemen-
karakteristik-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
http://bisnismaestro.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai