Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH:

Afdhal Marwan (1962201009)


Nasma Okta Wira (1962201124)
Sarah Paula (1962201159)
Yohana Maretha Siahaan (1962201102)

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019/2020
PERILAKU DALAM ORGANISASI

1. Keselarasan Tujuan
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu kelompok tertentu. Hal ini meliputi aspek yang ditimbulkan oleh pengaruh
organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia
terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaan studi ini adalah untuk mendeterminasi
bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antar
manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang prilaku, struktur dan
proses dalam organisasi. Isu utama prilaku organisasi adalahhubungan antar manusia dalam
organisasi dan organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin adanya
keselarasan tujuan dari masing-masing anggota ke arah tercapainya tujuan perusahaan.
Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang mengarahkan setiap
anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-masing sesuai dengan kepentingan
perusahaan.

 Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


Keselarasan tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang biasa disebut dengan faktor
informal dan formal. Faktor informal bisa berbentuk aspek eksternal dan bisa berbentuk aspek
internal. Aspek eksternal adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang pada kehidupan
masyarakat dimana perusahaan merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Hal ini biasa
disebut etos kerja yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan,
semangat, dan kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjlankan tugas secara tepat
waktu. Beberapa sikap tersebut bersifat lokal yaitu spesifik untuk kota atau wilayah dimana
organisasi beroperasi.
Aspek-aspek internal yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian manajemen adalah
sebagai berikut:
1. Budaya
Budaya yang dimaksud disini adalah aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan
atau sering juga disebut iklim kerja. Iklim kerja ini bisa berbentuk sikap, norma, hubungan kerja
dan asumsi yang secara eksplisit ataupun implisit diterima dan berlaku bagi seluruh anggota
organisasi.
2. Gaya manajemen
Aspek internal yang juga terpenting adalah Gaya Manajemen, termasuk sikap pimpinan
terhadap pengendalian. Sikap pimpinan biasanya juga tercermin dalam sikap bawahan. Tidak ada
satu bentuk pun bentuk yang bisa dikatakan pimpinan ideal karena tergantung dari kebutuhan
dan sudut pandang orang masing-masing.
3. Organisasi Informal
Organisasi Informal yang dimaksudkan disini adalah adanya hubungan kerja secara informal
antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga setiap orang akan mengerti arah mana yang
akan dituju perusahaan.
4. Persepsi dan Komunikasi
Perintah yang diterima oleh seorang bawahan dari atasannya bisa saja tanggapannya berbeda.
Kesalahan persepsi setiap saat bisa terjadi, dan jika tidak ditangani dengan baik maka bisa
merugikan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Untuk itulah diperlukan cara komunikasi
yang efektif yang memungkinkan informasi yang disampaikan tidak salah diterima oleh pihak
yang menerima.
5. Kerjasama dan konflik
Suatu organisasi berusaha menjaga keseimbangan yang tepat antara kekuatan yang
menimbulkan konflik dan yang menimbulkan kerjasama. Beberapa konflik memang diinginkan.
Konflik yang menghasilkan persaingan diantara pegawai untuk kenaikan pangkat atau berbagai
bentuk kompensasi adalah menyehatkan. Bentuk kerjasama tertentu juga penting. Disinilah
perlunya system pengendalian manajemen yang handal yang memungkinkan minimisasi konflik
dan menciptakan kerjasama yang baik.
Karakteristik utama bidang perilaku organisasi.

Karakteristik Pusat Perhatian


Tiga tingkatan  analisis Individu, kelompok, dan organisasi adalah
sama pentingnya untuk penelaahan dan
pemahaman perilaku dalam organisasi.
Sifat dasar interdisipliner Prinsip, konsep, dan model ilmu perilku,
yaitu psikologi, sosiologi, dan antropologi
kebudayaan.
Orientasi humanistic Penakanan atas pentingnya sikap dan
persepsi dalam pemahaman perilaku di
dalam organisasi.
Orientasi  prestasi kerja Perhatian yang berlanjut diberikan atas
pencarian cara-cara meningkatan,
memelihara, dan mendorong prestasi kerja
yang efektif.
Pengakuan adanya kekuatan Pengidentifikasian dan pengamatan
berlanjutan atas kekuatan lingkungan,
penting untuk meningkatkan perilaku
organisasi.
Penggunaan metode ilmiah Jika mungkin, metode ilmiah digunakan
untuk melengkapi pengalaman dan intuisi.
Orientasi aplikasi Pengetahuan yang dikembangkan dalam
bidang perilaku organisasi akan sangat
bermanfaat bagi manajer atau praktisi
jika  mereka dihadapkan kepada masalah
individu, kelompok, dan organisasi.

Perilaku organisasi pada hakekatnya didasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang
dikembangan dengan pusat perhatiaannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukungan paling sedikit dua komponen, yakni
individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Ciri
peradaban manusia yang bermasyarakat senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu
organisasi tertentu. Itu berarti bahwa manusia tidak bisa melepaskan dirinya untuk tidak terlibat
pada kegiatan-kegiatan berorganisasi. Masyarakat kita ini adalah masyarakat organisasi.

2. Teori Motivasi Kerja


Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi yang ada pada
seseorangg padda gilirannya akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan
mencapai sasaran kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal dapat diterapkan dalam
organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut:

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow


Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan suatu hierarki
kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia, yaitu:
 Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia,
seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya.
 Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan
dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan dari pekerjaan.
 Kebutuhan Sosial
Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang
lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan dan kasih sayang.
 Kebutuhan Penghargaan
Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
 Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk memperguanakan potensi diri, aktivitas diri,
pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang
cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada kebutuhan
yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah terpenuhi secara substansial
tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, perusahaan
perlu mengetahui anak tangga yang mana seseorang itu berada, sehingga dapat ditetukan jenis
kebutuhan yang harus diberikan.

2. Teori Dua Faktor Herzberg


Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi
perilaku adalah:
 Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti lingkunagn kerja
bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar
pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar personel, dan kualitas
pengawasan.
 Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja dan
definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya. Faktor yang
dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kesempatan untuk
berkembang.

3. Teori Pengharapan Vroom


Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency, Instrumentality, dan Valence.
Expectency adalah hubungan dimana seseorang mempercayai antar usaha dan kemampuan
dengan hasilnya diukur dalam sistem pengukuran prestasi organisasi (Hubungan upaya-
Kinerja). Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur dengan hasil yang
diharapkan untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan Valence adalah nilai
dimana seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk individu dari organsisasi
sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-Tujuan).

Lingkup Perilaku Organisasi


Untuk mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis, yaitu:
1.      Tingkatan individu, yaitu karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
2.      Tingkatan kelompok, yaitu dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya.
3.      Tingkatan organisasi, yaitu faktor-faktor organisasional yang memengaruhi perilaku.
Variabel-variabel yang memengaruhi perilaku organisasi adalah :
a.          Variabel-variabel dependen, yaitu faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau
diperkirakan dan yang terpengaruh sejumlah faktor lain (suatu respons yang dipengaruhi
oleh suatu variable bebas).
Variabel-variabel dependen tersebut antara lain:
1.    Produktivitas, yaitu suatu ukuran kinerja yang memengaruhi keefektifan dan efisiensi.
2.    Keabsenan (kemangkiran), yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja.
3.    Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), yaitu penarikan diri secara sukarela dan
tidak sukarela dari suatu organisasi.
4.    Kepuasaan kerja, yaitu suatu sikap umum terhadap pekejaan seseorang atau selisih
antara banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
b.      Variabel-variabel independen, vareabel tersebut antara lain:
1.    Variabel-variabel level individu, yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, masa
kerja.
2.    Variabel-variabel level kelompok.
3.    Variabel-variabel level system organisasi.
Sedangkan fokus dalam mempelajari perilaku keorganisasian adalah:
1.    Perilaku (perilaku individu dan organisasi).
2.    Struktur (organisasi dan kelompok).
3.    Proses (interaksi di antara anggota). Proses tersebut berupa kumunikasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, dan lain-lain.

3. Sistem Pengendalian Formal


Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem pegendalian manajamen dan
peraturan (rules).
 Peraturan (rules)
Istilah rules  dalam hal ini menunjukkan semua bentuk pengendalian dan instruksi formal.
Peraturan atau rules termasuk: instruksi yang ada, praktik-praktik yang dilakukan, job diskripsi,
prosedur-prosedur operasi standar, petunjuk pelaksanaan (manual), dan kode etik.
Beberapa bentuk dari peraturan (rules) seperti yang telah disebutkan dapat dijelaskan sebagi
berikut:
 Pengawasan Secara Fisik (Physical Controls). Termasuk didalamnya adalah penjaga
kemanan, password dikomputer, TV monitor atau alat fisik lain yang bertugas
mengawasi setiap orang.
 Petunjuk Pelaksanaan (Manual). Adalah aturan-aturan tertentu yang harus dijalankan.
Seiring dengan berjalannya waktu beberapa aturan mungkin ketinggalan zaman sehingga
secara periodik perlu dievaluasi kembali untuk diadakan perbaikan.
 Sistem Pengaman (Safeguard System). Berbagai bentuk pengawsan secara sistematis
menjamin arus informasinya akurat dan mencegah kesalahan atau kekurangan.
 Sistem Pengendalian Tugas (Task Controls System). Pengendalian tugas adalah
proses yang menjamin bahwa tugas-tugas spesifikndapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Beberapa dari tugas-tugas tersebut dikendalikan dengan menggunakan rules. Jika
sebuah tugas merupakan tugas yang otomatis, maka sistem akan bekerja sendiri secara
otomatis melakukan pengendalian.

 Proses Pengendalian Formal


Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara terus menerus bekerja
dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic plan) disiapkan untuk
mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang tersedia digunakan untuk
membuat renccaa ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi anggaran tahunan yang
difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban
secara individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga diatur dengan sejumlah perturan dan
informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini kemudian beroperasi melakukan
kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian
dibandingkan dengan rencana untuk menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini
dalam melakukan tugasnya.jika pusat pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan balik
berupa hadiah atau penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika
tidak berhasil maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada pusat
pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.
Pendekatan Studi Perilaku Organisasi
Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan
pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :
a) Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber. Pendekatan
tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :Telah mengenalkan teori-
teori rasional yang sebelumnya belum ada,Memusatkan perhatian pada peningkatan produktifitas
dan kualitas Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai bagi organisasi,
b) Penerapan pembagian kerja,
Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,mengembangkan
prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan
karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab yang
jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan kebutuhan sosial
dari individu-individu yang berada dalam organisasi.
c) Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara lainSecara
eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan interpersonal dalam
perilaku kelompok,
Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,Mempertanyakan anggapan
bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk memaksimalkan
pemenuhan kepentingan personalnya,Menunjukkan bagaimana sistem teknis dan sistem sosial
saling berhubungan,Menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dan produktifitas.

4. Tipe-Tipe Organisasi
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada
gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen
organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi
bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-fungsi
yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas aktivitas-
aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian independen
dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

 Organisasi-organisasi fungsional
Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa
pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang
berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan khusus. Seorang manajer
pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu
mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung
jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil harus
mampu melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam bidang yang sama secara lebih
baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis. Oleh karena itu, kelebihan dari struktur
organisasi fungsional adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan
yang sama dalam organisasi fungsional lebih efektif.
Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi fungsional, diantaranya :
1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara
terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut
sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Dengan demikian perusahaan akan
sulit untuk menentukan tanggung jawab terhadap laba kepada manajer setiap individual.
2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang
melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka
perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di
tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih
rendah.
3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan
produk dan pasar yang beragam.
 Unit-unit Bisnis
Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai
divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah
produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi
kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.
Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah
1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap
unit bisnis.
2. Konflik antar bisnis
3. Kurangnya kerjasama
Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah
1. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen
2. Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat
apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk menghasilkan
laba yang
3. diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi tanggung jawab

 Organisasi Matrik
Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa unit bisnis
mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis dibantu oleh beberapa
fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional. Masalah
pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk
organsasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan disesuaikan
dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus dilakukan dengan
mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga proyek-proyek dapat
diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja. Pengendalian akan sulit
manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan tanggung jawab dari beberapa manajer.
 Implikasi atas Desain Sistem
Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya soal
kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan maka bentuk divisi atau unit
usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak tergantung pada satu
kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat memberikan manfaat
ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit mencari seorang yang tepat.
Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan sistem yang bagus tersebut
harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan
puncak.
Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua
perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena dalam
organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan
kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan
perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada
kemampuan.

5. Fungsi Controller
Untuk menjamin keberhasilan sistem pengendlian manajemen diperlukan seorang yang
mengawasi kegiatan kearah pencapaian tujuan biasanya disebut controller. Fungsi controller
adalah:
 Mendesain dan menjalankan informasi dan mengawasi sistem.
 Menyiapkan laporankeuangan dan pelaporan keuangan kepada pemegang sham atau
pihak lain.
 Menyiapkan dan menganalisis prestasi dan membantu pimpinan untuk memahami
laporan, menganalisis proposal anggaran dan program, mengkonsolidasikan rencana
anggaran masing-masing bagian untuk dijadikan anggaran tahunan.
 Mengawasi prosedur internal dan eksternal audit untuk menjamin faliditas data.
 Membantu mengembangkan kemampuan masing-masing orang dengan cara pelatihan
yang berhubungan dengan fungsi controller.
 Hubungan Dengan Organisasi Lini
Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler bisaanya bertanggung
jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan
informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen.
Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil
keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan sesungguhnya berasal dari CEO
lalu turun  ke bawah  melalui jalur organisasi lini, yang menggunakan informasi yang disediakan
oleh controller sehingga controller merupakan staf CEO.
Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada beberapa kebijakan
yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang aanggota bagian
controller  memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas; seorang manajer lini lebih
suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi dan anggaran.
Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan kinerja, menjamin laporan
tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini atas beberapa tindakan yang memerlukan
perhatian. Untuk kegiatan seperti ini controller bertindak hampir seperti manajer lini.

 Controller Unit Usaha
Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi,
mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang memegang tanggung jawab operasi
sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang kesetian pada para
manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi


1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut
dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan
keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran yang
tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan
banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila
perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,
kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan
semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana
perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.
DAFTAR PUSTAKA

Halim Abdul, Achmad Tjahjono dan Muh. Fakhri Husein. 2000. Sistem Pengendalian
Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
http://dennyimamazhari.wordpress.com 
http://dian49e.blogstudent.mb.ipb.ac.id 
http://firdanisa23319.blogspot.com 
http://bownerniaga.blogspot.com/2017/03/perilaku-dalam-organisasi.html
http://personirfan17.blogspot.com/2014/06/makalah-tentang-perilaku-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai