Presentasi Kasus Amel 2
Presentasi Kasus Amel 2
Disusun oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Ammalia Mutiara Hikmah
20174011018
dr. Denny Anggoro Prakoso, MSc, dr. Dyah Kartika Sekar Arum
FISPH, FISCM
…………………………….
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kotagede I
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
presentasi kasus ini dengan judul “hipertensi tak terkontrol, dislipidemia dan
keluarga pada keluarga disfungsional sedang dan rumah tangga tidak ber-
phbs”.
Presentasi kasus home visit ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama ini dalam
4. dr. Dyah Kartika Sekar Arum, selaku dokter pembimbing puskesmas yang
kelancaran home visit kasus ini dan dalam penulisan presentasi kasus.
7. Pasien Ny. A dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien dan
presentasi kasus ini yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Penulis menyadari
bahwa presentasi kasus ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan
klinik kedokteran keluarga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak
yang membacanya.
DAFTAR ISI
v
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
LAPORAN KASUS.................................................................................................1
A. IDENTITAS PASIEN...............................................................................1
B. ANAMNESIS............................................................................................1
C. PEMERIKSAAN FISIK............................................................................3
D. DIAGNOSIS KLINIS.............................................................................12
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................12
F. DIAGNOSIS...............................................................................................12
G. TERAPI...................................................................................................12
H. USULAN.................................................................................................13
I. SARAN.......................................................................................................13
BAB II....................................................................................................................18
ANALISA KASUS................................................................................................18
E. DIAGNOSIS HOLISTIK........................................................................11
F. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF........................................................13
BAB III..................................................................................................................23
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................23
A. Hipertensi................................................................................................23
1. Pengertian Hipertensi..................................................................................23
2. Penyebab Hipertensi...................................................................................23
3. Patofisiologi Hipertensi..............................................................................24
4. Klasifikasi Hipertensi..................................................................................24
5. Gejala Hipertensi.........................................................................................27
7. Klasifikasi Hipertensi..................................................................................34
8. Penatalaksanaan Hipertensi.........................................................................35
8. Komplikasi Hipertensi................................................................................39
B. Dislipidemia............................................................................................40
1. Definisi........................................................................................................40
2. Klasifikasi Dislipidemia..............................................................................41
3. Epidemiologi...............................................................................................41
BAB IV..................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Usia : 66 (1 November 1951)
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Alun – alun Rt 14/04, kel. Purbayan , kec.
Kotagede, Yogyakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan Terakhir : SD
Nomor Rekam Medis : 5879
Kunjungan Puskesmas: 1 Oktober 2018
Kunjungan Rumah I : 6 Oktober 2018
Kunjungan Rumah II : 8 Oktober 2018
Jaminan Kesehatan : BPJS
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Nyeri kepala seperti diikat kencang menjalar ke tengkuk leher
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kotagede I dengan keluhan nyeri kepala
sejak ±1 minggu yang lalu. Keluhan ini sering dirasakan pasien dan hilang
timbul. Nyeri kepala yang dirasakan seperti diikat kencang di seluruh bagian
kepala hingga menjalar ke tengkuk leher. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul
dan biasanya bisa berulang >5x dalam sehari. Keluhan lain, seperti mual,
muntah, nyeri kepala yang bertambah berat dengan perubahan posisi maupun
cahaya, dan riwayat jatuh disangkal oleh pasien. Keluhan nyeri kepala sebelah
disertai pandangan ganda ataupun titik gelap disangkal. Pasien menyangkal
adanya kesulitan dalam menggerakan bahu dan lengannnya. Pasien menyangkal
adanya nyeri kepala yang berdenyut serta adanya gejala pandangan kabur,
ataupun titik hitam yang menyertai nyeri kepalanya. Pasien seringkali
mengalami keluhan yang serupa sejak awal 2018 hingga sekarang dan hanya
2
membaik jika minum obat dan istirahat (menghentikan semua aktivitas). Selama
ini pasien tidak memiliki gangguan tidur. Pada awal 2018 pasien mengikuti
program posyandu lansia dan mulai mengetahui bahwa tekanan darahnya tinggi.
Sejak saat itu pasien rutin kontrol ke Puskesmas Kotagede I.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat tuberculosis : disangkal
Riwayat asma dan alergi : disangkal
Riwayat penyakit kronis lainnya : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat tuberculosis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat penyakit kronis lainnya : disangkal
5. Riwayat Sosial dan Lingkungan
Pendidikan
Pasien pernah menempuh pendidikan formal hingga Sekolah Dasar.
Perkawinan dan keluarga
Pasien memiliki 6 orang anak terdiri dari 3 perempuan dan 3 orang
anak laki- laki. Pasien menyatakan hubungannya dengan suami harmonis
namun telah meninggal pada tahun 2004 secara mendadak saat acara
kemerdekaan. Hal ini diakui pasien sebagai masa paling berat. Pasien
sempat menarik diri dari lingkungan sekitar selama sekitar dua tahun.
Namun, seiring berjalannya waktu, pasien mengaatakan telah ikhlas.
Pasien memiliki hubungan yang dekat dengan anak keempat dan
kelimanya yang tinggal beda rumah namun masih didekat rumah pasien.
Namun, hubungan pasien dengan anak kedua dan menantu yang tinggal
satu rumah tidak akur, sering berkonflik mengenai hal-hal kecil sampai
besar terutama mengenai pekerjaan rumah tangga.
3
dari penyakit tersebut (bersifat subyektif). Illness terdiri dari 4 komponen berupa
4
perasaan, ide atau pemikiran, harapan pasien terhadap penyakit yang dialami, dan
D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg (Hipertensi primer stage II)
Nadi : 72x/menit, ireguler, isi, dan tegangan cukup
Suhu badan : 36,5oC
Pernapasan : 24x/menit
Antropometri
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 49 kg
Indeks massa tubuh: 22.184 kg/m2
Status gizi : normal (WHO Asia Pasifik)
Pemeriksaan Umum
Kulit : Luka (-), sianosis (-), ikterik (-)
Kelenjar limfe : tak teraba membesar
Otot : eutrofi (+), tonus baik (+)
5
Atonah’s Family
8 Oktober 2018
HT, Dis
A ais
Keterangan :
Laki-laki
Wanita
Meninggal
7
Satu rumah
C : Care giver
D : Decision Maker
Dis : Dislipedemia
3. Family life cycle : Pasien termasuk dalam kategori 8 yaitu keluarga usia jompo
4. Family Map
A
D C
E
F
Keterangan:
E: Cucu pasien
Kadang – Hampir
APGAR Keluarga Hampir
kadang tidak
Selalu (2) pernah (0)
(1)
1. Saya merasa puas karena saya dapat
meminta pertolongan kepada √
keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara
keluarga saya membahas berbagai √
hal dengan saya dan berbagi
masalah dengan saya
3. Saya merasa puas karena keluarga
saya menerima dan mendukung
keinginan – keinginan saya untuk √
memulai kegiatan atau tujuan baru
dalam hidup saya
4. Saya merasa puas dengan cara
keluarga saya mengungkapkan
kasih sayang dan menanggapi √
perasaan – perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta
5. Saya merasa puas dengan cara
keluarga saya dan saya berbagi √
waktu bersama
6. Family SCREEM
Purbayan , Kotagede.. Rumah pasien masuk gang dari jalan raya sekitar 500
cukup padat penduduk. Rumah pasien mempunyai luas 17m x 15m sudah
termasuk halaman depan dengan tembok yang kokoh, lantai keramik, dan atap
10
dengan rumah tetangga. Pasien tinggal bersama anak, menantu serta cucu
di bagian tengah berukuran 4x3m, ruang keluarga terletak di tengah yang cukup
rapih dan dilengkapi oleh 1 buah televise dan rak buku. Terdapat 2 kamar
mandi, 1 di kamar pasien dan 1 di luar. Terdapat 1 buah dapur. Kondisi bak
Jalanan di sekitar rumah cukup dilewati mobil, dan motor bisa bersisipan.
Terdapat sungai yang terletak dekat kira – kira 200 meter dari rumah pasien.
3. Denah rumah
utara KM
Dapur
K K
K
T T
Halaman Ruang Tamu
depan Ruang keluarga
KM
K = Kamar Tidur
KM = Kamar mandi
11
= Pintu
2. Diagnosis Holistik
Hipertensi grade I, dislipidemia pada janda usia lanjut usia disertai kurangnya
dengan anggota keluarga pada keluarga disfungsional sedang dan rumah tangga
tidak ber-PHBS.
12
I. DIAGNOSIS KLINIS
Differential Diagnosis
a. TTH
b. Hipertensi primer stage II
c. Dislipidemia
d. Migrain
e. Frozen Shoulder
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel 1.1. Riwayat Pemeriksaan Lab Darah Rutin (26 September 2018)
K. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
a. Hipertensi primer stage II
b. Dislipidemia
L. TERAPI
a) Modifikasi gaya hidup dengan mengatur pola makan serta melakukan
aktivitas fisik minimal 30 menit, dilakukan 2-3 kali dalam seminggu.
b) Farmakologis
Simvastatin tablet 100 mg diberikan 1x1 (malam hari)
R/ Simvastatin mg 10 tab no XXX
S 1 dd 1
lemak tidak jenuh dan dilakukan diet kaya serat yang tujuannya untuk
meningkatkan efek diet pada konsentrasi trigliseruda.
Membatasi konsumsi garam, maksimal satu sendok teh perhari (<6g
perhari= 2400 mg natrium) Pada pasien ini diberikan diet garam
rendah III (1000-1200 mg Na), pada pengolahan makanan boleh
menggunakan 1 sdt (4 gr) garam dapur.
Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
Mengkonsumsi air putih 8-10 gelas perhari
ii. Kontrol rutin tekanan darah setiap sebulan sekali dan kadar lemak 6
bulan sekali
iii. Pencegahan terhadap komplikasi jangka panjang
iv. Konsultasi dengan ahli gizi dalam pengelolaan makanan
M. USULAN
- Dilakukan pemeriksaan status mental (geriatric depression scale)
- Dilakukan pemeriksaan Elektokardiogram (EKG).
N. SARAN
- Memberikan edukasi terkait efek samping obat, seperti edema di kaki pada
sebagian pasien yang mengkonsumsi obat amlodipine.
- Meningkatkan edukasi mengenai pola makan yang sesuai dengan gizi
seimbang, pola olahraga, dan pentingnya untuk meminum obat secara rutin
dan kontrol tekanan darah minimal sebulan sekali serta kolesterol 6 bulan
sekali.
- Konsultasi Ahli gizi dan psikolog.
O. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
1. Upaya Promotif
jangka panjang dan harus dikontrol dari gaya hidup yang sehat.
dislipdemia, yaitu mengatur pola makan (diet rendah garam, diet asam
lemak tidak jenuh dan diet kaya serat), melakukan aktivitas fisik yang rutin
d. Pentingnya minum obat rutin dan kontrol tensi minimal setiap bulan serta
h. Sleep Hygiene, seperti memiliki kebiasaan pergi dan bangun pada waktu
2. Upaya Preventif
a. Menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi (rendah garam, diet asam
lemak tidak jenuh, dan kaya serat). Mengatur pola makan dengan
jalan 30 menit perhari selama 5 hari per minggu, atau aktivitas yang lain,
rutin.
rutin.
h. Mengurangi aktivitas naik turun tangga bagi pasien, sebisa mungkin segala
3. Upaya Kuratif
a) Farmakologis
b) Non farmakologis
yaitu
lemak tidak jenuh dan dilakukan diet kaya serat yang tujuannya untuk
vi. Kontrol rutin tekanan darah setiap sebulan sekali dan kadar lemak 6
bulan sekali
4. Upaya Rehabilitatif
5. Upaya Paliatif
BAB II
ANALISA KASUS
Masalah kesehatan yang akan dibahas pada kasus ini adalah seorang wanita
pada usia lanjut yang didiagnosis Hipertensi grade 1 dan dislipdemia ketika
memeriksakan diri ke Puskesmas Kotagede I, pasien datang nyeri kepala seperti
diikat di seluruh bagian kepala sejak ±1 minggu yang lalu yang menjalar hingga
tengkuk leher.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tekanan darah 150/90 mmHg (hipertensi
grade 1) dan BMI 22.184 (normal). Pada pemeriksaan penunjang ditemukan
Kolesterol Total 250 dan Trigliserida 273. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami Hipertensi dan
Dislipdemia. Pada pengelolaan dan pencegahan Hipertensi dan Dislipdemia
dijelaskan bahwa penatalaksanaan yang utama adalah edukasi untuk pengobatan
rutin dan kontrol rutin serta modifikasi gaya hidup dan mengatur pola makan.
Hipertensi dan dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang paling
umum ditemukan dalam praktik kedokteran primer. Menurut NHLBI (National
Heart, Lung, and Blood Institute), 1 dari 3 orang menderita hipertensi. Definisi
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi
merupakan silent killer dimana gejalanya dapat bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya, yaitu
sakit kepala/rasa berat di tengkuk, jantung berdebar-debar, mudah lelah,
penglihatan kabur, telinga berdenging dan mimisan. Berdasarkan algoritma
tatalaksana Hipertensi pada JNC 7, pada usia <60 tahun goals tekanan darah yakni
tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg. Modifikasi gaya
hidup merupakan tatalaksana yang penting bagi penderita hipertensi, antara lain :
1. Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20
mmHg/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang <94 cm untuk pria dan
<80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh <25 kg/m2 . Rekomendasi penurunan
berat badan meliputi nasihat mengurangi asupan kalori dan juga meningkatkan
aktivitas ñsik.
19
kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan dan penurunan dari fraksi
lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total (>200) kolesterol LDL (>130), Trigliserida (>150), serta penurunan kolesterol
memiliki peran yang penting dan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan yang
2. Melakukan diet asam lemak tidak jenuh. Konsumsi omega-3 (>2 gram/hari)
Menghindari asam lemak trans, seperti biskuit asin (crackers), kue kering
total. Selain itu, dilakukan diet kaya serat, seperti kacang-kacangan, buah,
berat badan. Tanpa disertai diet dan penurunan berat badan, aktivitas fisik
22
tidak berpengaruh pada kolesterol total dan LDL. Aktivitas yang dianjurkan,
Dari kelima poin diatas, pada pasien ini belum menerapkan poin no. 1,2, dan 5.
Pada poin no 4, pada pasien memang tidak memiliki riwayat merokok. Pada kasus ini,
pasien memang harus ditekankan terkait pengobatan farmakologis maupun non
farmakologis. Pasien memang harus rutin kontrol ke pelayanan kesehatan, selain itu
rutin minum obat-obatan disertai dengan penerapan gaya hidup yang sehat dan bersih.
Pasien juga harus dilakukan edukasi terkait gambaran penyakitnya, pentingnya
kesadaran dan kepedulian diri sendiri serta edukasi sleep hygiene.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan
angka kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan
ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal atau kronis dalam waktu yang lama.
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan
jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan
batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg.
2. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor
keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi
yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga
erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah
kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
merokok dan minum alkohol.
24
5. Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak
memiliki gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah diamati
antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala,
sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah,
telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan
(keluar darah dari hidung).
6. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi
Faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat dan
tidak dapat dikontrol, antara lain:
c.Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
1) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada
usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita
setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
hormone estrogen setelah menopause. (Marliani,2007). Peran
hormone estrogen adalah meningkatkan kadar HDL yang
merupakan faktor pelindung dalam pencegahan terjadinya
proses aterosklerosis. Efek perlindungan hormone estrogen
dianggap sebagai adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Pada premenopause, wanita mulai kehilangan
sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
berlanjut dimana terjadi perubahan kuantitas hormon
estrogen sesuai dengan umur wanita secara alami. Umumnya,
proses ini mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
28
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai
tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda..
Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai
menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-
benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi
banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering
terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan hormon sesudah menopause. Kondisi yang
berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
arteriosclerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan
akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya
arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri. Arteri kehilangan elastisitas
atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan
berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan.
Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan resiko
hipertensi. Prevalensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi
yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas
umur 60 tahun.
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%
32
2).Status Gizi
Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada orang dewasa
merupakan masalah penting karena selain mempunyai resiko
penyakit- penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi
produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu
cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal
atau normal. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu cara
untuk mengukur status gizi seseorang. Seseorang dikatakan
kegemukan atau obesitas jika memiliki nilai IMT≥25.0.
Obesitas merupakan faktor risiko munculnya berbagai penyakit
degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan
diabetes mellitus.
Data dari studi Farmingham (AS) yang diacu dalam
Khomsan (2004) menunjukkan bahwa kenaikan berat badan
sebesar 10% pada pria akan meningkatkan tekanan darah 6.6
mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol darah 11 mg/dl.
3). Konsumsi Na (Natrium)
Pengaruh asupan garam terhadap terjadinya hipertensi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan
darah. Faktor lain yang ikut berperan yaitu sistem renin
angiotensin yang berperan penting dalam pengaturan tekanan
darah. Produksi rennin dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam proses
konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
menyebabkan sekresi aldosteron yang mengakibatkan
menyimpan garam dalam air. Keadaan ini yang berperan pada
timbulnya hipertensi.
34
4).Stres
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stres yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah yang
menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti tetapi angka
kejadian masyarakat di perkotaan lebih tinggi dari pada di
pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres
yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Roehandi, 2008). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres
akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis.
7. Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC VII, klasifikasi hipertensi seperti berikut:
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Menghentikan merokok
Menurunkan berat badan berlebih
Menurunkan konsumsi alcohol berlebih
Latihan fisik
Menurunkan asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan
lemak
Gagal jantung
Pasca infark miokardium
Resiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi
Diabetes
Penyakit ginjal kronis
Pencegahan stroke berulang
Populasi minoritas
Obesitas dan sindrom metabolic
Hipertrofi ventrikel kanan
Penyakit arteri perifer
Hipertensi pada usia lanjut
Hipotensi postural
Demensia
Hipertensi pada perempuan
Hipertensi pada anak dan dewasa muda
Hipertensi urgensi dan emergensi
CCB dan BB
CCB dan ACEI atau ARB
CCB dan diuretika
AB dan BB
Kadang diperlukan tida atau empat kombinasi obat
Indikasi dan Kontraindikasi (KI) Kelas – kelas Utama Obat Antihipertensi menurut
ESH
DM tipe 1, proteinuria
Nefropati DM tipe 2,
Angiotensin II receptor mikSroalbuminaria diabetic, Kehamilan, hiperkalemia,
antagonist (ATI-blocker) proteinuria, hipertrofi ventrikel stenosis arteri renalis bilateral
kiri, batuk karena ACEI
Klasifikasi TDS (mmHg) TDD (mmHg) Perbaikan Pola Terapi Obat Awal Terapi Obat awal
Tekanan darah Hidup tanpa Indikasi dengan Indikasi
Memaksa Memaksa
8. Komplikasi Hipertensi
Kondisi hipertensi yang berkepanjangan sangat berpotensi
menyebabkan gangguan pembuluh darah di seluruh organ tubuh.
Secara umum kondisi darah tinggi tidak bisa diprediksi secara dini
akan menyerang organ bagian mana, tergantung organ mana yang
terlebih dahulu merespon tekanan yang abnormal. Angka kematian
40
2. Klasifikasi Dislipidemia
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit
adalah sebagai berikut:
d. Dislipidemia Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat
menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
e. Dislipidemia Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti
hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme,
nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit
hati obstruktif. Hipertrigliserida disebebkan oleh DM,
konsumsi alkohol, gahal ginjal kronik, miokard infark, dan
kehamilan. Dan dislipidemia dapat disebabkan oleh
hipotiroidisme, nefrotik sindroma, gagal ginjal akut, penyakit
hati, dan akromegali.
3. Epidemiologi
Asupan asam lemak jenuh yang dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam tubuh adalah 10% dari energi total perhari dan
kolesterol >300mg/ hari. Konsumsi asam lemak dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL. LDL bertugas membawa
kolesterol dari hati ke jaringan perifer yang didalamnya terdapat
reseptor-reseptor yang akan menangkapnya (termasuk pembuluh
darah koroner) untuk keperluan metabolik jaringan. Kolesterol
yang berlebihan akan diangkut lagi kehati oleh HDL untuk
menjadi deposit. Jika kolesterol LDL meningkat serta HDL
menurun, maka akan terjadi penimbunan kolesterol di jaringan
perifer termasuk pembuluh darah.
4. Penanganan Kondisi Dislipidemia
1. Perencanaan terapi diet
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA