KEBIJAKAN
PERBENIHAN PADI
MASA DEPAN
} /, Penyusun
} Prof Dr. x Memen Surahman, MSc, Agr
j f Dr. It, Satoto, MSc )
i Ir, Sigit Setiawan, MM ‘
i | it Achmad Fuadi, Mi i
‘Akbar, MP
j Hastuti, SP M.Si
i S\) catur Setiawan, STP. MSi
{ Ix Khairunas, MM Y,
i Marwoso, SR. MM A,KEBIJAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPAN
Diterbitkan oleh:
Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RJ.
Jin, Harsono RM No.3 Ragunan, Jakarta Selatan
‘Telepon : 021-789 0625
Fax : 021-789 0625
Website : wwwpertaniangoid
TIM PENYUSUN
Pengarah + Ir: Hari Priyono, MSi
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian
Penanggung Jawab : Dr. Ir Kasdi Subagyono, MSc
Kepala Biro Perencanaan
Proof Reader: Prof (Riset) Dr: Sumarno
Penuls Prof. Dr. ir Memen Surahman, MSc. Agr
rr Satoto, MSe
Ir. Sigit Setiawan, MM
Ir, Achmad Fuadi, MSi
‘Akbar, MP
Hastuti, SP, MSi
Catur Setiawan, SP, MSi
te. Khairunas, MM
Marwoso, SP, MM
Cetakan Pertama : Desember 2015
ISBN: 978-979-15689-5-1
ilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
KEBUAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANatau
SAMBUTAN
Menindaklanjuti directive Bapak
Presiden untuk mewujudkan swasembada
beras, jagung dan kedelai pada akhir
tahun 2017, Kementerian Pertanian telah
melakukan upaya khusus (UPSUS) untuk
peningkatan produktivitas padi, jagung
j dan kedelai. Salah satu kegiatan utama
P yang menjadi pengungkit peningkatan
produktivitasadalah benih unggul bermutu.
Sejak awal Kabinet Kerja, pada
Oktober 2014 dan pada tahun 2015
pemerintah telah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk
penyediaan Benih Bersubsidi dalam rangka mencapai produktivitas
dan produksi sesuai yang ditetapkan. Untuk subsidi benih, anggaran
tahun 2015 yang dialokasikan sebesar Rp 939 Miliar, sedangkan
‘untuk penyediaan benih gratis bagi petani miskin anggarannya yang
dialokasikan sebesar Rp 1.1 Triliun.
Perlu dipahami, bahwa sebagian besar petani tanaman pangan
Khususnya padi adalah petani miskin yang luas kepemilikan
lahannya kurang dari 0.5 Ha, dan mereka tidak mampu untuk
membeli benih unggul bermutu. Hal ini merupakan salah satu yang
melatar belakangi perlunya subsidi benih dan penyedian benih
unggul bermutu secara gratis bagi petani miskin. Ke depan harus
dipikirkan bagaimana exit strategy agar nantinya petani bersama
kelompoknya atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) mampu
menyediakan benih untuk dirinya sendiri. Pemerintah hanya
bertugas menghasilkan atau merakit varietas baru, melepas varietas
tersebut, menyediakan benih sumber khususnya benih penjenis
(Breeder seed) dan benih dasar (Foundation seed), selanjutnya benih
KEBIJAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANpokok (Stock Seed) dan benih sebar (Extension Seed) diserahkan
kepada Pemerintah Daerah, BUMN, swasta dan penangkar benih.
Pada tahun 2015, Kementerian Pertanian telah memulai membangun
11000 desa mandiri benih dengan memberdayakan petani/kelompok
tani/gabungan kelompok tani sehingga bisa mandiri menyediakan
benih sesuai dengan sistem perbenihan yang dibangun. Selanjutnya
pembangunan desa mandiri benih akan diperluas di banyak desa.
Sayamenyambut baik diterbitkannya buku Perbaikan kebijakan
Perbenihan Padi Masa Depan ini, dan berharap semoga buku ini
‘menjadi salah satu referensi yang bermanfaat bagi semua khalayak,
Khususnya pemangku kepentingan dalam rangka penyempurnaan
kebijakan perbenihan ke depan.
air Priyono
(~) KEBUIAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANSeed) diserahkan DAFTAR ISI
penangkar benih,
ai membangun
petani/kelompok Halaman
endiri menyediakan
ss di banyak desa.
P semoga buku ini
. Selanjutnya
Perbaikan kebijakan DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUANnsonnnmnnennnsns
‘BABII. POTENSI DAN TANTANGAN PENYEDIAAN BENIH PADI
F DIINDONESIA ene eveneererernn
2.1, Potensi Penyediaan Benth Padi
21.1. Luas Tanam Padi...
2.1.2. Varietas Padi soon
2.13. Lembaga Produsen Benih (Lembaga Penelitian,
Balai Benih, BUMN, Produsen Benih dan Penangkar
Benih Swasta) .. .
2.2, Tantangan Penyedian Benth Padi
2.2.1. Keterbatasan Kemampuan Produsen Benih
2.2.2, Fluktuasi Permintaan/Kebutuhan Benih....
igi semua khalayak,
ka penyempurnaan
eaou
0
3.2. Perkembangan Perbenthan Periode antara 1991-2000
33. Perkembangan Perbenihan Periode 2000 - sekarang
‘BAB IV. PERAN BENIH DALAM MENDUKUNG UPAYA
'SWASEMBADA BERAS secs .
4.1, Produktivitas Padi Nasional.
4.2, Pengaruh Benih terhadap Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Padi
4.2.1, Peran Varietas Unggul Dan Sertifikasi Benth
4.2.2. Ragam Mutu Benih di Produsen dan
Penggunaan Benih oleh Petani
4.2.3, Peta Produktivitas Padi dari Tahun ke Tahun
4.2.4, Pengaruh Penggunaan Benih Bermutu
‘Terhadap Produksi Padi Nasional ..
- 32
33
33
38
KEBIJAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPAN.BABY, SISTEM PERBENIHAN TANGGUH MENDUKUNG UPAYA
KEMANDIRIAN PANGAN.. :
5.1. Penguatan Kelembagaan Perbenihan
5.2, Penyempurnaan Peraturan Pelepasan dan Penyebarai
Varietas 47
5.2.1, Pelepasan Varietas 7
5.2.2. Penyebaran Varietas. ae 8
5.3. Produksi dan Distribusi Benth 49
54, Sertifikasi dan Pengwasan Mutu Benih ~ sh
| 5.4.1 Tinjauan Ulang Sistem Pengkelasan Benth « 52
$42, Penyempurnaan Peraturan Kewajiban Benih
i 55
Bersertifikat...
BAB VI. KEBIJAKAN PENYEDIAAN BENIH PADI KE DEPAN ...
6.1, Penyediaan Benth Program Pemerintal mw»
6.1.1, Bantuan Benth Gratis ..
6.1.2, Subsidi Benth ...
6.2. Penyediaan Benth Swadaya Petani.
6.3. Pencukupan Kebutuhan Benth Setiap
64, Kemdirian Benth Petani
| 65. Reformulas Program Subsii Beni
6.6. Subsidi OutputDAFTAR TABEL,
Halaman
Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Padi Tahun 2010-2014 ....... 7 i
‘amish varets padi yang telah dilepas sampai dengan
Tahun 2014 10
Produkat Benih Padi Berdasarkan Produsen Benih
pada Tahun 2010-2014... 2
Jomlsh Kebutuhan, Penyediaan dan Penggunaan
15
Benih di Indonesia Tahun 2009-2014 ......
Perkembangan Produktivitas dan Produksi Padi
Tahun 2010-2014 ... cade
Standar Pengujian Muta Benih di Laboratorium weno 35
Standar kelulusan dalam pemeriksaan pertanaman 35
Sebaran Nilai Mutu dari Berbagai Kelas Benih yang
Beredar di Pasaran Jawa Tengah dan Jawa Timur ......
KEBUJAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANGambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 4.1
Gambar 4.2.
Gambar 43.
Gambar 5.1
Gambar 5.2.
(i) KEBLIAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
\Varietas Padi yang Digunakan Tahun 2009-2014 9
Kebutuhan, Penyediaan dan Penggunaan Benih Nasional .... 15
Petkembangan Produtivitas Padi, Jagung dan Kedelai
‘Tahun 1970-2013. 39
Hubungananvara produtsi padi nsional (A) dengan
produksi benih padi yang dilakukan oleh
PT. Sang Hyang Seri (B) . 41
Peikembangan Penggunaan Varies Pati Berdastkan
Potensi Produktivitas dari Tahun 1975-2014 .. 2
Lembaga Perbenihan dan Kelas Benih 50
‘Alur perbanyakan benih padi sistem polygeneration
flow-modifikasi
slBAB II. POTENSI DAN TANTANGAN
PENYEDIAAN
BENIH PADI DI INDONESIA
Salah satu Komponen penting dalam upaya mendukung,
Swasembada beras adalah melalui penyediaan benih bermute
2.1. Potensi Penyediaan Benih Padi
Benih merupakan input utama yang paling penting dan
farus ada sebelum melakukan kegiatan usaha produks! Padi.
Mclalui penggunaan benih bermutu.produktivitas tanaman ska,
mreningkat sehingga produksi pangan nasional juga akan meningkat.
Penvediaan benih padi semakin’ penting. seirng meningkatnya
teknik budidaya padi. Tersedianya varietas unggul padi perlu $
Gisediakan benihnya.dan keberadaan lembaga produksi benih Belay
Besar Penelitian Padi, Balai Benih, Perusahaan Benih dan Penangkar,
memungkinkan produksi benih berjalan dengan baik.
2.1.1, Luas Tanam Padi
KEBUIAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPAN|ANGAN
ESIA
wpaya_mendukung
an benih bermutu
ologi dan preferensi
tu dengan jumlah
nan sangat penting,
lakan benih secara
alam mencapai hal
3g Menjadi masalah
aling penting dan
na produksi padi.
ita tanaman akan
ga akan meningkat,
ing _meningkatnya
nggul padi perlu
roduksi benih, Balai
ih dan penangkar,
ak.
| unggul dalam
atribusinya dalam
gkatan Iuas tanam
tdi tingkat petani,
igkatan luas tanam
adi nasonal.
Luas lahan sawah terkurangi oleh alih fungsi lahan, yaitu
Konversi lahan sawah ke non sawah ataupun ke non pertanian.
petani, oleh bujukan pengusaha dan ijin pemerintah
/kota mengkonversi lahan karena alasan ekonomi, dan
in hidup yang meningkat dan hasil yang diperoleh dari
sawah tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,
Laas tanam padi mengalami peningkatan yang cukup tinggi
stshun 2013 yaitu meningkat, 2,09 persen dari tahun sebelumnya.
tanam, Iuas panen, produktivitas dan produksi tahun 2010-
‘depat dilihat pada Tabel 2.1.
‘24. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
2010-2014
Sey | 13728455 13676862 | 13927412 14331108 | 14291803
49.80 5136 5152
Gee diperolch dari konvers laas panen (angka BPS) = (100/96,54 x Iuas panen)
A berdasackan BPS
Psat Statistik, Tahun 2015,
Pada tahun 2010-2014, luas tanam padi berfluktuasi,
an rata-rata sebesar 1.02 persen per tahun. Peningkatan
{areal tanam padi berarti meningkatkan menjadikan kebutuhan
padi potensial yang cukup besar. Dari perkiraan berdasarkan
KEBLJAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANPenjualan benih bersertifikat, hal tersebut ternyata meningkatkan
Penggunaan benih bersertifikat, yang tetap sekitar 40 - 45% dari luas
areal tanam. Peningkatan luas tanam terdapat kemungkinan benihnya
dipenuhi oleh penangkaran benih perusahaan benih informal yang
tidak melakukan sertifikasi
Dari tabel diatas, terlihat bahwa luas panen meningkat rata-
rata sebesar 1.02 persen per tahun, produktivitas meningkat rata-
rata sebesar 0.60 persen per tahun dan produksi meningkat rata-rata
sebesar 1.64 persen per tahun. Dengan meningkatnya luas tanam,
maka potensi untuk meningkatkan Iuas panen dan produksi padi
juga akan naik. Sementara penggunaan benih padi varietas unggul
bersertifikat ditingkat petani lebih berkontribusi pada peningkatan
produktivitas padi
Penggunaan benih varietas unggul bermutu yang. diikuti
aplikasi teknologi budidaya secara tepat berpengaruh dalam
Peningkatan produktivitas, produksi dan mutu hasil produk. Tetapi
Penggunaan benih bersertifikat oleh petani sampai saat ini masih
rendah sekitar 55%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
1) Petani belum mengetahui pentingnya benih bermutu dalam proses
produksi tanaman, 2) Petani tidak mampu membeli benih bermutu
‘arena harga yang relatif mahal, 3) Benih bermutu tidak tersedia di
sekitar tempat tinggal petani schingga petani kesulitan mendapatkan
benih bermutu, 4) Petani lebih percaya dan memilih menggunakan
benih yang diproduksi oleh penangkar benih diwilayahnya, dan 5)
benih berlabel tidak selalu lebih baik dibandingkan dengan benih
tanpa label
2.1.2. Varietas Padi
Salah satu penyebab belum optimalnya produktivitas padi
disebabkan oleh penanaman varietas yang tidak sesuai dengan sifat
agroklimat setempat. Hal tersebut disebabkan benih varietas yang
sesuai dengan agroklimat setempat belum tersedia. Indicatortepat
Varietas adalah varietas yang sesuai dengan agroklimat dan
Keinginan petani dan memiliki produksi yang tinggi. Benih varietas
KEBLIAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANstemyata meningkatkan
sekitar 40-45% dari luas
kemungkinan benihnya
gan benih informal yang
S panen meningkat rata-
Ktivitas meningkat rata-
uksi meningkat rata-rata
ningkatnya luas tanam,
nen dan produksi padi
ih padi varietas unggul
busi pada peningkatan
bermutu yang diikuti
at berpengaruh dalam
utu hasil produk. Tetapi
| sampai saat ini masih
eberapa hal diantaranya:
h bermutu dalam proses
membeli benih bermutu
rmutu tidak tersedia di
kesulitan mendapatkan
memilih menggunakan
h diwilayahnya, dan 5)
idingkan dengan benih
aya produktivitas padi
dak sesuai dengan sifat
an benih varietas yang
tersedia. Indicatortepat
ngan agroklimat dan
g tinggi. Benih varietas
}Sproduksi seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan petani,
Semin lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama
Tetatasnya jumlah varietas yang ditanam petani disebabkan
tersedianya benih varietas alternativeyang lebi baru,
‘petani cenderung menanam varietas unggul lama (Gambar
2008, ,9qfilakukan oleh
tanian. Benih
n. Benih Dasar
ih Pokok (BP)
kedudukan di
odusen benih
wilayah pasar
akan mampu
ih padi tahun
nih pada Tahun
29,735.00
23,735.00
131,002.63,
350.14
‘Tantangan Penyedian Benih Padi
Dalam pelaksanaan kebijakan perbenihan terdapat beberapa
.. Beberapa hambatan dalam penyediaan benih padi di
adalah sebagai berikut:
=1. Keterbatasan Kemampuan Produsen Benih
Kemampuan produsen benih padi di Indonesia terhambat oleh
a permodalan, rendahnya ketersediaan sarana prasarana
an, danseringkali rendahnya serapan pasar benih.
‘4. Permodalan
Kemampuan produsen untuk —menyediakan modal
usahataninya sangat terbatas kemampuan membeli benih
bersertifikat menjadi lemah, Terkait dengan penyediaan
benih, produsen benih memiliki keterbatasan permodalan
Karena hingga saat ini belum adanya skema perkreditan
untuk usaha perbenihan. Lemahnya permodalan penangkar
tersebut menyebabkan rendahnya kemampuan menyediakan
benih bersertifikat.
2 Sarana Prasarana
Rendahnya ketersediaan sarana dan prasaran perbenihan
menjadi penyebab belum optimainya mutu benih yang
diproduksi oleh penangkar. Bangunan dan peralatan berupa:
transportasi perbenihan, lantai jemur, tempat prosesing dan
gudang benih yang memenuhi persyaratan belum dimiliki
oleh semua penangkar benih.
Alat dan mesin pengolahan dan pengemasan benih, tempat
pengeringan benih, alat pembersih benih (seed cleaner),
timbangan, alat/mesin penjahit karung (bag closer), alat
136177 | 164,703.51 pengelem plastik (plastic sealer), trolly benih, kemasan plastik
195,186.61 212,397.55
131675 | 76056)
dan lain-lain belum tersedia sesuai standard. Pengadaan
peralatan perludisesuaikan dengan kebutuhan penangkar
benih, berdasarkan volume benih yang dihasilkan. Gudang
benih yang berpendingin untuk memperoleh suhu 14-180C
KEBIUAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANdan kelembaban udara 50-60% masih jarang dimiliki oleh
penangkar benih.
Sumberdaya Manusia (SDM) yang Memadai
Dalam pengadaan benih, Perusahaan benih BUMN bermit
dengan para petani penangkar di berbagai wilayah
Indonesia. Petani diberi benih sumber (benih kelas $5) unt
ditanam di sawah mereka, dengan mengikuti ketentu
teknik produksi benih hasil panen adalah gabah calon ber
| yang dikembalikan kepada Perusahaan benih untuk dipro
menjadi benih.
Produsen benih mempunyai peran pentingdalam rantall
penyediaan benih bermutu. Pemahaman dan ketrampil
penangkar. Perlu dibina lebih intensif agar diperoleh be
bermutu.
4. Teknologi
‘Teknologi perbenihan dibutuhkan dalam rangka: (1) produ
benih, (2) pengolahan atau processing benih, (3) penjar
mutu benih, (4) penyimpanan, dan (5) distribusi
Dalam proses produksi benih sering terjadi banyak be
yang tidak lulus, disebabkan olehteknologi budidaya d
prosesing benih. Aspek pemupukan berpengaruh terhad:
mutu benih dan butir mengapur, jarak tanam (isolasi)
terdapatnya campuran varietaslain merupakan aspek penti
yang perlu diperhatikan dalam penyediaan benih bermu
Masalah utamadalam prosesing benih adalah kadar a
terutama pada masa panen musim hujan. Perlu pengkaji
efektivitas alat_pengering udara panas (hot air dryer)uni
pengeringan benih pada musi hujan.
Produsen benih yang berstatus perusahaan benih infon
pada umumnya merupakan teknologi _ berdasarka
pengalaman. Pelatihan SDM pada _produsen/penang
benih sangat diperlukan untuk memajukan perusahaan ber
informal tersebut.
KEBUAKAN PERBENIHAN PADI MASA DEPANjarang dimiliki oleh
tuasi Permintaan/Kebutuhan Benih
#tuhan benih nasional sampai saat ini belum bisa dipenuhi
Produsen benih formal yang memproduksi benih
= bersertifikat. Hal ini mengindikasikan munculnya kegiatan
penih ae benih lokal oleh petani untuk memenuhi kebutuhan
berbagai wilayah di faiidayenya. Di tani menggunakan benih
eae iidayanya. Dimana petani menggunakan benih dari
sendiri, sehingga penggunaan benih dari pemerintah
rendah dibandingkan dengan yang dibutuhkan, Data
Kkebutuhan, penyediaan dan penggunaan benih nasional
it pada Gambar 2.2
mengikuti_ketentuan
lah gabah calon benih
‘benih untuk diproses
Pentingdalam rantai
gan dan ketrampilan
‘agar diperoleh benih
a rangka: (1) produksi
renih, (3) penjaminan
(5) distribusi benih.
erjadi banyak benih
nologi budidaya dan
erpengaruh terhadap
tanam (isolasi) dan
pakan aspek penting
jaan benih bermutu,
h adalah kadar air,
n. Perlu pengkajian
(hot air dryer)untuk
_=Penyeciaan Benih (Tor) Penggunaan Bank Toa)
Tis west Sen gem see
esl wu sre area a
el arr eS
Sets 790l ae rasan
wae] a7
a
nr 18 ae] a
salar
“ae