Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan perbedaan antara IPS dengan ilmu sosial dilihat dari definisi, ruang lingkup,
objek yang dikaji, tujuan, pendekatan dan tempat pembelajaran?
2. Jelaskan karakteristik siswa SD kelas tinggi?
3. Mengapa dalam proses pembelajaran seorang guru harus mengetahui karakteristik siswa?
4. Apa hubungannya karakteristik siswa dengan mendesain pembelajaran IPS di SD Kelas
tinggi?
5. Jelaskan mengpa dalam mendesain pembelajaran IPS SD perlu memperhatikan psikologi
belajar siswa?
6. Apa hubungannya psikologi belajar dengan pembelajaran IPS SD?
7. Jelaskan teori psikologi belajar apa yang sesuai dengan pembelajaran IPS SD dikelas
Tinggi?
Jawab :
1. perbedaan antara IPS dengan ilmu social
1) Dari tingkatan
IPS : diberikan di Pendidikan Dasar dan Perguruan Tinggi
Ilmu Sosial : diberikan di Perguruan Tinggi
2) Dari batasan dan ukuran
IPS : Cakupan sempit
Ilmu Sosial : Cakupan sangat luas.
3) Dari tingkat kesulitannya
IPS : menyelidiki mengenai generalisasi dan konsep-konsep yang sulit.
Sedangkan diperlukannya penyederhanaan generalisasi dan konsep, supaya lebih
mudah dipahami siswa
Ilmu Sosial : menyelidiki aneka ragam mengenai hubungan timbal balik antar
manusia yang serba kompleks yang berkaitan dengan adat dan segala sesuatu
yang abstrak.
4) Dari tujuan
IPS : mengarah pada pengembangan Behavior, Attitude, Skill, dan Knowledge
(BASK).
Ilmu Sosial : fokus tujuannya ditetapkan dengan kebenaran ilmiah
5) Dari pendekatannya
IPS : bersifat interdisipliner
Ilmu Sosial : bersifat disipliner

2. Karakteristik umum anak pada fase kelas tinggi, yaitu dari kelas empat sampai kelas
enam di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yaitu:
 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
 Sangat realistic, ingin tahu dan ingin belajar.
 Ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai
menonjolnya bakat-bakat khusus..
 Anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan
tugas dan memenuhi keinginannya.
 Pada masa ini anak memandang nilai, terutama angka rapor sebagai ukuran yang
tepat mengenai prestasi belajarnya.
 Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan
itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah
ada), tetapi mereka akan membuat peraturan sendiri.

3. Mengenal atau mengetahui karakter anak merupakan hal yang harus dilakukan oleh
seorang pengajar/guru. Dengan mengenal karakter siswa, guru akan mampu membimbing
dan mengarahkan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik serta
mendapatkan hasil yang baik pula.Begitu banyak macam-macam karakter atau
kepribadian yang ada pada diri siswa, diantaranya yaitu, aktif, kreatif, ramah,
menyenagkan, bersahabat, memiliki sikap pemalu, menyendiri, mandiri, cerdas, nakal,
tenang, ramah, membangkang, dan sebagainya.Secara sederhana karakteristik anak dapat
dibedakan atau dikelompokanmenjadi beberapa kelompok yaitu, kelompok anak yang
mudah atau menyenangkan, anak yang biasa-biasa saja, serta anak yang sulit dalam
menyesuaikan diri, baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun dalam lingkungan
sekolah.Maka dari itu dengan guru mengenal karakter yang dimiliki siswa, maka dapat
memudahkan guru dalam menghadapi siswa, baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun
dalam menerapkan dalam lingkungan sekolah.

4. IPS memiliki karakteristik tersendiri, dalam arti tidak sama dengan karakteristik Ilmu-
ilmu Sosial. Walaupun demikian, keberadaan Ilmu-ilmu Sosial tidak dapat dipisahkan
dari IPS karena konsep-konsep Ilmu Sosial merupakan sumber utama bagi
pengembangan materi pembelajaran IPS.Ruang lingkup IPS tidak lain adalah kehidupan
sosial manusia di masyarakat. Masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek
kehidupan sosial apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial, Ekonomi,
Budaya, Kejiwaan, Sejarah, Geografi, atau Politik bersumber dari masyarakat. Oleh
karena itu, tugas seorang pembelajar adalah membelajarkan peserta didik dalam rangka
meningkatkan kompetensi yang telah para peserta didik miliki

5. Karena dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan nasional konsep belajar harus
diletakkan secara substantif-psikologis terkait pada seluruh esensi tujuan pendidikan
nasional mulai dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, konsep belajar dalam konteks tujuan pendidikan
nasional harus dimaknai sebagai belajar untuk menjadi orang yang : beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Karena
pendidikan memiliki misi psiko pedagogic dan sosio pedagogic maka pengembangan
pengetahuan, nilai-nilai dan sikap, serta keterampilan mengenai keberagaman dalam
konteks beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; keberagaman dalam
konteks berakhlak mulia; ketahanan jasmani dan rohani dalam konteks sehat; kebenaran
dan kejujuran akademis dalam konteks berilmu melekat; terampil dan cermat dalam
konteks cakap; kebaruan dalam konteks kreatif, ketekunan dan percaya diri dalam
konteks mandiri; dan kebangsaan, demokrasi dan patriotisme dalam konteks warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab seyogianya dilakukan dalam rangka
pengembangan kemampuan belajar peserta didik

Anda mungkin juga menyukai