Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4)

Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017


ISBN: 978-602-70570-5-0
http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

Rancang Bangun Reflektor Surya Untuk Meningkatkan


Efisiensi Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya 60 Watt

Ishak Kasim*, Redhyliansyah Muhammad Pangestu


Jurusan Teknik Elektro, Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat 11440
*Correspondence should be addressed to ishak@trisakti.ac.id, redhyliansyahmp@gmail.com

Abstrak
Energi surya merupakan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ke bumi berupa cahaya matahari yang terdiri
atas foton atau partikel. Dengan menggunakan modul surya, energi surya dikonversikan menjadi energi listrik
yang disebut juga dengan energi photovoltaic. Intensitas cahaya matahari dipengaruhi oleh waktu siklus rotasi
dan revolusi bumi, kondisi cuaca meliputi kualitas dan kuantitas awan, pergantian musim serta posisi garis
lintang. Pada daerah perkotaan, intensitas cahaya matahari juga dipengaruhi oleh pepohonan dan bangunan-
bangunan tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan intensitas cahaya matahari adalah dengan
menggunakan reflektor surya karena alat ini dapat memantulkan cahaya matahari ke permukaan modul surya.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian sudut reflektor surya yang paling optimal dalam memantulkan
cahaya matahari ke modul surya. Pengujian dibagi menjadi 3 tahap. Pada tahap 1 pengujian dilakukan tanpa
beban dan reflektor surya sebagai data awal. Pada tahap 2 pengujian dilakukan tanpa beban dengan memberi
sudut antara modul surya dan reflektor surya sebesar 45°, 60°, 75° dan 90° untuk mendapatkan sudut yang paling
optimal. Pada tahap 3 pengujian dilakukan dengan beban dan sudut yang paling optimal. Dengan sudut yang
pling optimal, nilai efisiensi modul surya dapat melebihi nilai efisiensi produksi 13-15 % dan nilai efisiensi
laboratorium 18% bahan polycrystalline. Nilai efisiensi pada modul surya 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar
20,024 %, 20,034 % dan 20,062%.

Kata kunci : Energi surya, intensitas cahaya matahari, reflektor surya

1. Pendahuluan dalamnya ke pita konduksi. Dalam hal ini


Pencarian salah satu bentuk energi alternatif cahaya matahari mengandung gelombang
dalam rangka penghematan energi sedang elektromagnetik atau energi foton yang mampu
dikembangkan. Indonesia merupakan negara menghasilkan energi kinetik untuk melepaskan
yang terletak di garis khatulistiwa yang ikatan elektron pada semikonduktor sehingga
menyebabkan energi surya menjadi salah satu menimbulkan arus listrik [1]. Batas efisiensi
bentuk energi terbarukan yang potensial untuk dari material semikonduktor tunggal adalah
dikembangkan. Energi surya selain mudah sekitar 31% [2]. Hal ini dikarenakan tidak ada
didapatkan dari alam, juga ramah lingkungan satupun material yang dengan sempurna
yaitu tidak memiliki emisi 𝐶𝑂2 sehingga mengabsorbsi sesuai dengan keseluruhan
menjadi teknologi andalan di dunia. Selain range radiasi cahaya matahari yang berkisar
daripada itu teknologi surya telah dirancang antara 0,2 – 3 eV [3]. Cahaya dengan energi
untuk mudah dalam instalasi, operasi, dan dibawah bandgap tidak akan diabsorbsi dan
perawatan. Namun kekurangannya adalah dikonversikan menjadi energi listrik sedangkan
teknologi surya ini membutuhkan investasi energi di atas bandgap akan diabsorbsi, namun
awal yang lebih mahal dibandingkan generator, kelebihan energinya akan hilang dalam bentuk
tetapi untuk pemakaian jangka panjang energi panas [4]. Penelitian sel surya pada
penggunaan teknologi surya tetap menjadi dasarnya difokuskan pada dua tujuan utama:
lebih hemat. Teknologi surya yang disebut pertama, untuk memperoleh model sel surya
juga dengan photovoltaic (PV) dibentuk dalam efisiensi tinggi dengan memanfaatkan
sebuah modul surya yang terbentuk dari bahan teknologi canggih; kedua, untuk memperoleh
semikonduktor [1]. model sel surya efisiensi rendah dengan
Bahan semikonduktor mampu memanfaatkan teknologi produksi konsumsi
menghantarkan arus listrik ketika ada energi massa. Tujuan manapun yang diprioritaskan,
kinetik yang menggerakkan partikel elektron di penelitian selalu dimulai dengan

© 20XX ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.194-200


Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 195

mengembangkan model sel surya yang akan B. Photovoltaic


diteliti [5]. Kata photovoltaic terdiri dari dua kata yaitu
Secara umum, semakin banyak radiasi yang photo dan volta. Photo yang berarti cahaya
dikonversi menjadi daya, maka efisiensinya (dari bahasa Yunani yaitu phos, photos:
akan meningkat. Karena peningkatan intensitas cahaya) dan Volta (berasal dari nama seorang
cahaya dan suhu diikuti oleh peningkatan daya fisikawan italia yang hidup antara tahun 1745-
keluaran, maka semakin meningkatnya 1827 yang bernama Alessandro Volta) yang
intensitas cahaya dan suhu juga akan berarti unit tegangan listrik. Dengan kata lain,
meningkatkan efisiensi [6]. Reflektor surya arti photovoltaic yaitu proses konversi cahaya
digunakan untuk meningkatkan intensitas matahari secara langsung untuk diubah
cahaya matahari yang nilainya sebanding lurus menjadi listrik.
dengan meningkatnya daya keluaran pada Pada solar cell terdapat sambungan
modul surya. Alat ini (reflektor surya) dapat (junction) antara dua lapisan tipis yang terbuat
memantulkan cahaya matahari ke permukaan dari bahan semikonduktor yang masing-
modul surya dan dapat diatur dengan berbagai masing diketahui sebagai semikonduktor jenis
macam sudut antara 0° sampai dengan 180°. “P” (positif) dan semikonduktor jenis “N”
Pengaruh sudut pantul terhadap intensitas (negatif). Semikonduktor jenis N dibuat dari
cahaya pada reflektor surya juga perlu kristal silikon dan terdapat juga sejumlah
diperhatikan pada implementasi modul surya material lain (umumnya phosfor) dalam
dalam kehidupan manusia. batasan bahwa material tersebut dapat
memberikan suatu kelebihan elektron bebas.
2. Tinjauan Pustaka Elektron adalah partikel sub atom yang
A. Energi Matahari bermuatan negatif, sehingga silikon paduan
Energi matahari adalah sumber energi yang dalam hal ini disebut sebagai semikonduktor
melimpah-ruah adanya, bersih, bebas polusi jenis N (negatif). Semikonduktor jenis P
dan tidak akan habis sepanjang masa, serta (positif) juga terbuat dari kristal silikon yang
merupakan extra terresterial energy yang didalamnya terdapat sejumlah kecil material
dapat dimanfaatkan melalui konversi langsung, lain yang mana menyebabkan material tersebut
seperti pada fotovoltaik dan secara tidak kekurangan satu elektron bebas. Kekurangan
langsung seperti pada pusat listrik tenaga atau hilangnya elektron ini disebut lubang
termal surya. (hole).Karena tidak ada atau kurangnya
Temperatur efektif pada permukaan elektron yang bermuatan listrik negatif, maka
matahari sebesar 5.760 K, sedangkan pada inti silikon paduan dalam hal ini sebagai
matahari mencapai kurang lebih 8 x 106 K semikonduktor jenis P (positif).
sampai dengan 40 x 106 K. Matahari
memancarkan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Radiasi tersebut tidak
seluruhnya dapat diserap oleh bumi. Besaran
konstanta radiasi matahari sama dengan 1.396
W/m². Dari besaran tersebut, 7,85% atau 105,8
W/m² dipancarkan melalui sinar ultraviolet,
47,33% atau 640,4% W/m² dipancarkan oleh
sinar yang dapat dilihat manusia (vissible light)
dan 44,85% atau 606,8 W/m² dipancarkan oleh
sinar inframerah.
Gambar 2.1 Struktur Utama Silikon
Ir = 1/3 x 103 x 4,186 = 1.396 W/m² Generik Sel Fotovoltaik
Atau C. Proses Konversi Energi
Proses pengubahan atau konversi cahaya
Ir = 1.396 W/m² ~ 442 Btu/ft² jam
Ir diatas merupakan besaran dari konstanta matahari menjadi listrik ini dimungkinkan
rapat radiasi surya pada ruang hampa angkasa, karena bahan material yang menyusun sel
sedangkan besar Ir pada permukaan bumi surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya
hanya berkisar 947 W/m² dan mendekati 300 tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni
Btu/ft² jam. Apabila besaran rapat radiasi surya jenis n dan jenis p. Semikonduktor jenis n
jatuh ke permukaan modul surya, maka energi merupakan semikonduktor yang memiliki
inilah yang dikonversi menjadi energi listrik. kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan
negatif, (n = negatif). Sedangkan
196 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

semikonduktor jenis p memiliki kelebihan permukaan modul surya (Tsc), arus hubung
hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) singkat (Isc), tegangan rangkaian terbuka
karena kelebihan muatan positif. Caranya, (Voc) serta posisi matahari terhadap bumi.
dengan menambahkan unsur lain ke dalam Pengumpulan data dilakukan dengan :
semikonduktor, maka kita dapat mengontrol 1. Mengumpulkan data kondisi cuaca dan
jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana lingkungan penelitian pada setiap harinya.
diilustrasikan pada gambar di bawah ini. 2. Melakukan pengujian tahap 1, yaitu
pengujian tanpa beban dan reflektor
dengan posisi modul surya horisontal atau
pada sudut 0°.
3. Melakukan pengujian tahap 2, yaitu
pengujian tanpa beban dengan memberi
jarak antara modul surya dan reflektor
surya sebesar sudut 45°, 60°, 75° dan 90°.
Melakukan pengujian tahap 3, yaitu
pengujian dengan beban dan sudut terbaik.
Gambar 2.6 Struktur Jenis Semikonduktor
Pada awalnya, pembuatan dua jenis B. Diagram Alir Penelitian
semikonduktor ini dimaksudkan untuk Dalam melakukan penelitian, terdapat
meningkatkan tingkat konduktifitas atau langkah-langkah yang harus dilakukan dan
tingkat kemampuan daya hantar listrik dan mengacu pada diagram alir berikut :
panas semikonduktor alami. Di dalam
semikonduktor alami (disebut dengan
Mulai
semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun
hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan
elektron atau hole dapat meningkatkan daya
hantar listrik maupun panas dari sebuah Rancang Bangun
semikoduktor. Alat

D. Pantulan Cahaya Oleh Reflektor


Salah satu sifat cahaya adalah dapat Persiapan Peralatan
dipantulkan. Pemantulan cahaya terdiri TA dan Alat Ukur
serta Menentukan
dari pemantulan baur (pemantulan difus) Lokasi Pengujian
dan pemantulan teratur. Pemantulan baur
terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang
tidak rata dan arah sinar pantulnya tidak
beraturan. Pengujian Tahap 1/2/3
Sedangkan pemantulan teratur
terjadi apabila cahaya mengenai
permukaan yang rata, mengkilap atau licin
seperti misalnya cahaya yang dipantulkan oleh
cermin yang datar dan sinar hasil pantulannya Kondisi Cuaca TIDAK
memiliki arah yang teratur. Adapun benda Cerah >100 W/m²
yang memiliki sifat cahaya yang ini ialah
cermin. Berdasarkan bentuk permukaannya
cermin dibedakan menjadi cermin datar dan YA
cermin lengkung. Cermin datar merupakan
cermin yang permukaannya tidak melengkung. A

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian (1)

3. Metodologi Penelitian
A. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini beberapa variabel yang
memenuhi kebutuhan dalam pengumpulan data
meliputi intensitas cahaya matahari (Ir), suhu
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 197

Solar
3 1 10 A ; 12
A Charge
. buah V 120 W
Controller
4 1 35 Ah ; 12
Accumulator
. buah V

Mencatat nilai-nilai dari: Tabel 2. Daftar Alat Ukur


Intensitas Radiasi Matahari (Ir), Juml Keteranga
No. Alat
ah n
Suhu Permukaan Modul Surya (T),
1 Multimeter 1 Max. 50
Tegangan Terbuka (Voc),
. Digital 1 buah VDC
dan Arus Hubung Singkat (Isc) 2 Multimeter 1 Max. 10
. Digital 2 buah ADC
3 Solar Power 1 < 1000
. Meter buah W/m²
4 Thermomete 1
°C
Menghitung Daya Masukan (Pin) . r Digital buah
dan Daya Keluaran (Pout)
Tabel 3. Daftar Perangkat Lunak
Juml Keterang
No. Alat
ah an
1 Sunearthtool 1
Website
. s app
Membuat grafik dari:
2 1
Intensitas Radiasi Matahari (Ir), Suhu Clinometer Digital
. app
Permukaan Modul Surya (T), 3 1
Tegangan Rangkaian Terbuka (Voc), Arus Kompas 1 Analog
. buah
Hubung Singkat (Isc), Daya Masukan (Pin), 4 1
Kompas 2 Digital
dan Daya Keluaran (Pout) terhadap waktu . app

4. Hasil dan Pembahasan


Perhitungan yang dilakukan berfokus pada
perhitungan Fill Factor (FF), Daya Masukan
Analisa Grafik dan
(Pin) dan Daya Keluaran (Pout) pada setiap
Pembahasan
modul dan dengan sudut paling optimal yang
ditentukan dengan nilai rata-rata Iradiance
(Irr) tertinggi, yaitu 60°. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai Efisiensi (η) dari setiap
Selesai modul surya. Perhitungan dibahas pada
subsubbab : Perhitungan dan Analisis, serta
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian (2) Grafik Hasil Perhitungan.
Daya Maksimal (Pmp) : 20 W
Lokasi penelitian adalah di Universitas Teg. pada Pmp (Vmp) : 17,2 V
Trisakti Kampus A Gedung E, lantai 9 (atap) Arus pada Pmp (Imp) : 1,16 A
Teg. Rang. Terbuka (Voc) : 21,6 V
C. Daftar Peralatan Pengujian Arus Hubung Singkat (Isc) : 1,31 A
Daftar peralatan pengujian dibagi menjadi 3 Data teknis tersebut kemudian dilakukan
macam, yaitu: Daftar Peralatan Utama; Daftar perhitungan faktor pengisian yang menjadi
Alat Ukur; dan Daftar Perangkat Lunak yang parameter dalam menentukan daya maksimum
digunakan didalam melakukan pengujian alat dari modul surya. Besarnya nilai Fill Factor
Penelitian ini. dihitung dengan rumus :
Tabel 1. Daftar Peralatan Utama
Vmp ×Imp
Juml FF = Voc ×Isc
No. Alat Keterangan
ah
17,2 × 1,16
1 3 Max. 20 = = 0,7051
Modul Surya 21,6 × 1,31
. modul wp/modul
Pmp
2 Reflektor 3 357 x 576 FF =
. Surya buah x 30 mm Voc ×Isc
20
= 21,6 × 1,31 = 0,7068
198 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

Dari perhitungan diatas, nilai Fill Factor modul surya dengan reflektor surya sudut
(FF) dibulatkan menjadi 0,71. paling optimal, yaitu 60°. Besarnya nilai Daya
Keluaran / Yang Dibangkitkan (Pout) dihitung
Perhitungan Dengan Sudut Teroptimal dengan rumus:
(60°)
Perhitungan besarnya nilai rata-rata Pout = Voc x Isc x FF
Iradiance (Irr) disetiap modul surya dengan
reflektor surya sudut paling optimal, yaitu 60°. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Besarnya nilai rata-rata Iradiance (Irr) dihitung Pout = 21,6 x 1,31 x 0,71
dengan rumus : = 20,1 Watt
Ir1 + Ir2 + Ir3 … … … Ir19
Irr =
19 Selanjutnya dihitung besarnya nilai
Maka didapatkan hasil sebagai berikut : Efisiansi (η) oleh setiap modul surya dengan
Modul Surya 1 reflektor surya sudut paling optimal, yaitu 60°.
Irrm1 = 487,32 W/m² Besarnya nilai Efisiansi (η) dihitung dengan
Modul Surya 2 rumus :
Irrm2 = 487,05 W/m²
Modul Surya 3 Pout
Irrm3 = 486,11 W/m² η=
Pin

Selanjutnya dihitung besarnya nilai luas Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
permukaan (A) modul surya. Besarnya nilai Modul Surya 1
luas permukaan (A) modul surya dihitung 20,1
dengan rumus : ηm1 =
100,38
A= pxt = 0,20024
Maka didapatkan hasil sebagai berikut : = 20,024 %
A = 357 x 576 mm²
A = 205,632 mm² Modul Surya 2
A = 20,5632 cm² 20,1
A = 0,205632 m² ηm2 =
100,33
= 0,20034
Dari perhitungan diatas, nilai luas = 20,034 %
permukaan (A) modul surya dibulatkan
menjadi 0,206 m². Modul Surya 3
Selanjutnya dihitung besarnya nilai Daya 20,1
Masukkan (Pin) disetiap modul surya dengan ηm3 =
100,19
reflektor surya sudut paling optimal, yaitu 60°. = 0,20062
Besarnya nilai Daya Masukkan (Pin) dihitung = 20,062 %
dengan rumus :
Perhitungan Tanpa Reflektor
Pin = Irr x A Perhitungan tanpa dan dengan reflektor
menjadi analisis perbandingan hasil pengujian.
Maka didapatkan hasil sebagai berikut : Yang diperbandingkan adalah antara tanpa
Modul Surya 1 reflektor pada hari sudut yang paling optimal
Pinm1 = 487,31 x 0,206 (Selasa, 24 Mei 2016) dengan sudut yang
= 100,38 Watt paling optimal (Sudut 60°). Sedangkan tanpa
reflektor
Modul Surya 2
Pinm2 = 487,05 x 0,206 Besarnya nilai rata-rata Iradiance (Irr) :
= 100,33 Watt Irrh2 = 171,6947 W/m²
Besarnya nilai Daya Masukkan (Pin)
Modul Surya 3 Pinh2 = 171,6947 x 0,206 = 35,37 Watt.
Pinm3 = 486,11 x 0,206 Besarnya nilai Daya Keluaran / Yang
= 100,19 Watt dibangkitkan (Pout) :

Selanjutnya dihitung besarnya nilai Daya Pouth2 = 19,27 x 0,345 x 0,71


Keluaran / Yang Dibangkitkan (Pout) oleh = 4,72 Watt
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 199

Besarnya nilai Efisiensi (η) : surya 3 sebesar 100,19 Watt dan modul surya 4
(tanpa reflektor) sebesar 35,37 Watt.
4,72
ηm =
35,37 25
= 0,1334 = 13,34 %
22 20.024 20.034 20.062

Efiensi (%)
Grafik Hasil Perhitungan 19
Dalam subbab ini, grafik yang
dibandingkan adalah nilai rata-rata Iradiance 16
13.34
(Irr), nilai Daya Masukan (Pin) dan nilai 13
Efisiensi (η). Berikut adalah grafik
perbandingan antara sudut teroptimal (60°) 10
dengan tanpa reflektor surya. 1 2 3 4
Modul Surya
500 487.3 487.1 486.1
Gambar 4.3 Grafik Nilai Efisiensi
450
Irradiance (W/m²)

400 Pada grafik nilai Efisiensi, modul surya 1


350 memiliki nilai sebesar 20,024 %, modul surya
2 sebesar 20,034 %, modul surya 3 sebesar
300 20,062 % dan modul surya 4 (tanpa reflektor)
250 171,694 sebesar 13,34 %.
200 7
5. Simpulan
150
Setelah melakukan penelitian dan analisis
100 hasil penelitian serta melakukan perhitungan
1 2 3 4 dan perbandingan, diperoleh kesimpulan
Modul Surya sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata intensitas cahaya matahari
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-rata Iradiance (Irradiance) yang jatuh ke permukaan
modul surya pada saat tanpa reflektor
Pada grafik nilai rata-rata Iradiance, adalah : hari ke-1 sebesar 176,9 W/m²; hari
modul surya 1 memiliki nilai sebesar 487, 32 ke-2 sebesar 171,6947 W/m²; hari ke-3
W/m², modul surya 2 sebesar 487,05 W/m²; sebesar 178,71 W/m² dan hari ke-4 sebesar
modul surya 3 sebesar 486,11 W/m² dan modul 179,51 W/m².
surya 4 (tanpa reflektor) sebesar 171,6947 2. Nilai daya masukkan (Pin) modul surya
W/m². pada saat tanpa reflektor adalah : hari ke-1
sebesar 36,44 Watt; hari ke-2 sebesar
150 35,37 Watt; hari ke-3 sebesar 36,81 Watt
130 dan hari ke-4 sebesar 36,98 Watt. Dengan
nilai daya keluaran (Pout) sebesar 4,72
110 100.38 100.33 100.19 Watt.
P input (W)

90 3. Nilai efisiensi (η) modul surya pada saat


tanpa reflektor adalah : hari ke-1 sebesar
70 12,95 %; hari ke-2 sebesar 13,34 %; hari
ke-3 sebesar 12,82 % dan hari ke-4 sebesar
50 35.37 12,76 %.
30
10 Referensi
1 2 3 4
[1] Hasnawiya Hasan, “Perancangan
Modul Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya di
Gambar 4.2 Grafik Nilai Daya Masukkan Pulau Saugi”, Jurnal Riset dan
Teknologi Kelautan, Vol. 10, No. 2,
Pada grafik nilai Daya Masukkan, modul hlm. 169-180, 2012.
surya 1 memiliki nilai sebesar 100,38 Watt, [2] Fitria Yulinda, “Rancang Bangun
modul surya 2 sebesar 100,33 Watt, modul Simulasi Sistem Hybrid Tenaga Surya
200 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

dan Tenaga Angin Sebagai Catu Daya


Base Transceiver Station (BTS) 3G”,
Skripsi, Teknik Elektro, Universitas
Indonesia, Depok, 2009.
[3] Kwok K. Ng, “Complete Guide To
Semiconductor Devices”, McGrawhill,
New York, 1995.
[4] S. M. Sze, “Physics of Semiconductor
Device”, John Wiley & Sons, New
York, 1981.
[5] Muchammad, Eflita Yohana dan Budi
Heriyanto, “Pengaruh Suhu
Permukaan Photovoltaic Module 50
Watt Peak Terhadap Daya Keluaran
yang Dihasilkan Menggunakan
Reflektor Dengan Variasi Sudut
Reflektor 0°, 50°, 60°, 70°, 80°”,
Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, Vol. 12, No.
3, hlm. 14-18, 2010.
[6] Candra Prasetyo Edro, Ir. Agoes
Santoso, MSc, M.phil, C.Eng dan Irfan
Syarif Arief, ST. MT, “Perancangan
Kapal Penumpang Tenaga Surya
Untuk Penyebrangan Sungai
Bengawan Solo”, Jurnal Teknik
Sistem Perkapalan, Vol. 1, No. 1, hlm.
1-6, 2014.
[7] Budi Tjahjono, “Analisis Perhitungan
Nilai Ekonomis Pemakaian Lampu
Penerangan Jalan Umum Dengan
Solar Cell”, Jurnal Eltek Politeknik
Negeri Malang, hlm 49-58.
[8] Galih Yudhaprawita dan Sarijaya,
“Penjadwalan Unit Pembangkit
Termal, Sel Surya dan Baterai
Menggunakan Metode MIQP”, Jurnal
Nasional Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 3,
hlm. 49-53, 2013.
[9] Budi Yuwono, “Optimalisasi Panel
Surya Dengan Menggunakan Sistem
Pelacak Berbasis Mikrokontroler
AT89C51”, Skripsi, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pegetahuan Alam, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 2005.
[10] Muhammad Irfan Surbakti dan
Muhammad Sadli, “Prototipe Sistem
Area Parkir Mobil Otomatis
Menggunakan Sumber Energi Panel
Surya”, Jurnal Arus Elektro Indonesia
(JAEI),Vol. 2, No.1, hlm. 1-6, 2016.

Anda mungkin juga menyukai