Anda di halaman 1dari 17

PERBEDAAN VISI DAN MISI

KOTA BANDA ACEH DENGAN KOTA YOGYAKARTA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembangunan Kapasitas
Publik dengan dosen pengampu Zaenal Abidin, S.IP., M.Si

Disusun oleh Kelompok 8:

Regian Hadi Guntara (6111171017)


Annisa Putri D (6111171042)
Ismiazi Ramdany (6111171014)
Intan Alfiradisty (6111171035)

Kelas: Ilmu Pemerintahan-A2

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami limpahkan atas kehadiran Tuhan semesta alam, Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan segala karunia rahmat dan hidayah-

Nya. Sehingga, pembuatan makalah dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya.

            Proses pembuatan makalah dengan judul “Perbedaan Visi dan Misi Kota

Banda Aceh Dengan Kota Yogyakarta” ini pun dapat berjalan dengan baik dan

lancar berkat bantuan dari berbagai pihak, yang tak bisa kami sebutkan satu persatu

namanya disini. Maka dari itu, kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak

tersebut.

            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu,

kami menyampaikan maaf jika ada beberapa kesalahan. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat untuk kita semua. Yang sempurna datang dari Allah, sementara manusia

hanyalah tempat salah.

Cimahi, 10 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan..................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1. Visi dan Misi........................................................................................................3
2.1.1. Visi dan Misi Kota Banda Aceh....................................................................3
2.1.2. Visi dan Misi Kota Yogyakarta....................................................................4
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................11
3.1. Kesimpulan........................................................................................................11
3.2. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan visi bagi organisasi mutlak perlu karena dengan visi, organisasi dapat
merencanakan keadaan di masa datang. Telah terbukti dalam kenyataan bahwa
organisasi-organisasi yang sukses di tingkat dunia mimiliki visi yang jelas mengenai
apa yang ingin dicapainya di masa depan, serta selalu berusaha dengan sekuat tenaga
agar visi yang telah dibuat tidak sekedar menjadi slogan belaka namun menjadi satu
guideline yang mengarahkan langkah organisasi untuk mencapai apa yang telah
dirumuskan dalam visinya.

Visi dan misi memiliki kedudukan yang penting bagi organisasi, tidak terkecuali
untuk perguruan tinggi. Visi dan misi sebagai bagian dari perencanaan strategis harus
dibuat dengan sungguh-sungguh karena di dalamnya terkandung gambaran
mengenai masa depan yang diidamkan. Visi dan misi yang baik adalah yang dibuat
secara tertulis kemudian disosialisasikan kepada seluruh stakeholder organisasi,
sehingga kesadaran akan masa depan yang diharapkan tidak hanya memandu para
pemimpin organisasi, melainkan menjadi haluan seluruh warga dalam organisasi.

Dalam pandangan Jones dan Kahaner (1999:6) yang telah melakukan riset atas
pernyatan visi dan misi perusahaan-perusahaan tingkat dunia, visi perusahaan sukses
bukan saja berupa konsep dan falsafah, melainkan gagasan yang dipikirkan masak-
masak yang membantu mereka memenuhi bahkan melampaui apa yang ingin mereka
capai.

Namun demikian, dalam prakteknya tidak semua organisasi memiliki visi


mengenai masa depan yang ingin dicapainya. Organisasi yang telah memiliki visi pun
tidak semua merumuskannya secara tertulis dan sungguh- sungguh. Masalah
berikutnya adalah sosialisasi. Tidak sedikit organisasi yang memiliki pernyatan visi
dan misi yang baik, namun hanya menjadi milik segelintir elit organisasi, warga

1
organisasi selebihnya dibiarkan dalam ketidaktahuan apa yang ingin dicapai organisasi
di masa depan.

Organisasi pemerintahan dalam hal ini adalah pemerintahan kota juga memiliki
visi & misi masing-masing dan bermacam-mcam dalam memajukan dan
mengembangkan daerah kota nya masing-masing tergantung kepada unsur penyusun
dalam daerah kota tersebut, perbedaan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dalam
pengembangan suatu darah dan muncul spekulasi apakah setiap viisi & misi daerah
kota yang maju dapat di representasikan kepada daerah kota yang masih berkembang
atau tidak.

Diantara kota-kota yang terhampar di luasnya Indonesia penyusun memilih untuk


melihat perbandingan visi & misi pada daerah kota yang memiliki unsur khusu dalam
otonomi daerah yang diberikan pemerintah pusat sebagai bentuk desentralisasi, kota
itu adalah kota Banda Aceh dan Kota Yogyakarta.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi visi dan misi Kota Banda Aceh dan Kota Yogyakarta ?
2. Bagimana perbedaan visi dan misi Kota Banda Aceh dan Kota Yogyakarta?
3. Manakah visi dan misi Kota Banda Aceh dan Kota Yogyakarta yang relevan
untuk dilakukan ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui visi dan misi Kota Banda Aceh dan Kota Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui perbedaan visi dan misi Kota Banda Aceh dan Kota
Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui manakah visi dan misi Kota Banda Aceh dan Kota
Yogyakarta yang relevan untuk dilakukan.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Visi dan Misi

Visi adalah sebuah pandangan masa depan organisasi yang realistis, bisa
dipercaya, atraktif, suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan yang sekarang
ada. (Burt Nanus, Kepemimpinan Visioner).

Menurut Peter Drucker pada dasarnya, misi merupakan alasan mendasari


eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya.

Dalam membuat misi seyogyanya harus terdapat 4 unsur atau persyaratan yang ada di
dalamnya antara lain:

 Memprioritaskan dan fokus terhadap beberapa kata yang dianggap paling


penting.
 Mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah kalimat yang paling tepat dan
mampu menunjukkan kondisi perusahaan tersebut.
 Melakukan kombinasi kata-kata yang sudah dipilih dalam bentuk kalimat atau
paragraf yang bisa menjadi gambaran misi suatu perusahaan.
 Melakukan proses penggalian ide dengan mengumpulkan beberapa kata yang
dianggap paling mampu menunjukkan kondisi perusahaan.

2.1.1. Visi dan Misi Kota Banda Aceh

Terwujudnya Kota Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah

Pejabaran visi di atas adalah sebagai berikut :

o Kota Banda Aceh

3
Menjelaskan mengenai seluruh wilayah banda aceh secara administratif yang
tertera dalam peta wilayah Indonesia, beserta masyarakatnya yang ada di
dalamnya
o Gemilang
Merupakan output yang didapat oleh kota banda aceh ketika berhasil
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai daerah kota dalam pemenuhan
pelayanan kepada masyarakat, Gemilang disini pun memiliki arti bahwa kota
banda aceh akan lebih bersinar apabila kota banda aceh dapat berhasil
menjalankan misinya.
o Bingkai syariah
Bingkai syariah disini dapat diartikan bahwa kota banda aceh ini sejauh
mereka melangkah dan melaksanakan misinya dalam perwujudan visi, kota
bandaa aceh tidak akan keluar dari nilai-nilai syariat islam yang sudah melekat
di kota banda aceh, sehingga menjadi sebuah landasan dalam pengambilan
sikap, kebijakan dan keputusan pemerintahan kota dalam menjalankan
pemerintahannya.

 Misi Kota Banda Aceh


o Meningkatkan pelaksanaan syariat islam dalam bidang penguatan aqidah,
akhlak, ibadah, muamalah dan syiar islam
o Meningkatkan kualitas pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga
o Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan kesejahteraan masyarakat
o Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
o Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik
o Membangun infrastruktur kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
o Memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

2.1.2. Visi dan Misi Kota Yogyakarta

Nyaman huni dan pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk keberdayaan
masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan.

4
 Pejabaran visi di atas adalah sebagai berikut :

Kota Yogyakarta sebagai Kota Nyaman Huni adalah:

1. Kualitas hidup masyarakat Kota Yogyakarta yang tinggi di atas rata-rata nasional,
yang tercermin dalam nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi.

2. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan perkotaan yang layak dan memadai bagi
aktivitas warga. Meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat
Pelayanan Jasa yang Berdaya Saing Kuat untuk Keberdayaan Masyarakat dengan
Berpijak pada Nilai Keistimewaan.

3. Pelayanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang terus


meningkat melampaui standar pelayanan minimal.

4. Berkembangnya perekonomian yang mampu menggerakkan pembangunan kota dan


memberikan manfaat bagi masyarakat.

5. Memberikan ruang yang kondusif bagi pengembangan nilai-nilai dan aktivitas


sosial dan budaya sehingga mampu meningkatkan keberdayaan dan kemandirian
masyaraat.

Kota Yogyakarta sebagai Kota Pusat Pelayanan Jasa yang Berdaya Saing Kuat
adalah:

1. Maju dan berkembangnya Kota Yogyakarta sebagai pusat pelayanan jasa yang
meliputi jasa penunjang pendidikan, pariwisata, perdagangan, pemerintahan,
keuangan kesehatan, transportasi dan komunikasi, serta Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang unggul baik secara komparatif maupun kompetitif.

2. Terbangunnya sistem pelayanan dan kelembagaan yang mudah, cepat dan kondusif
bagi tumbuh dan berkembangnya investasi yang memberikan manfaat bagi
pembangunan kota dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5
3. Meningkatnya aktivitas sektor swasta pariwisata dan pendidikan sebagai penopang
utama pelayanan jasa kota secara kompetitif dan sebagai gerbong utama pertumbuhan
perekonomian kota dan mampu menarik picu pergerakan sektor andalan lain.

4. Meningkatkan perbaikan efisiensi dan efektivitas sistem produksi dan distribusi


sebagai pelayanan skala lingkungan kota dan regional.

5. Menguatnya kualitas identitas kota yang mampu menjadikan diri sebagai basis kota
dalam kerjasama dan pengembangan usaha serta menjadi bagian sistem pergerakan
antar kota.

Kota Yogyakarta yang Berorientasi pada Keberdayaan Masyarakat adalah:

1. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berakhlak
mulia.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan gaya hidup sehat dan


bersih.

3. Meningkatnya etos kerja berkemajuan yaitu cerdas berteknologi, penuh prestasi,


manusiawi, menciptakan rasa aman dan mencerahkan.

4. Meningkatnya peluang kerja yang bisa menampung tenaga kerja produktif.


5. Berkembangnya kemitraan sosial dalam semangat gotong-royong yang akan
memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi berbagai kerawanan sosial.

Kota Yogyakarta yang Berpijak pada Nilai Keistimewaan adalah:

1. Berkembangnya pemerintah, pelayanan, dan aktivitas kemasyarakatan Kota


Yogyakarta yang sesuai dan menjunjung tinggi nilai keistimewaan sesuai amanat
Undang-undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Meningkatnya peran partisipasi dan kesejahteraan masyarakat atas pembangunan


daerah berbasis keistimewaan.

6
3. Menguatnya identitas sebagai kota warisan budaya luhur, pendidikan, dan
pariwisata yang menjadi bagian nilai keistimewaan.

4. Penyelenggaraan pembangunan kota berupa kemauan kuat yang bersumber pada


kekayaan budaya Ngayogyakarta Hadiningrat yang relijius, memakmurkan dan
berwawasan lingkungan serta pada daya kreatif masyarakat Jogja.
 Misi Kota Yogyakarta

1. Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat

2. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta

3. Memperkuat moral, etika dan budaya masyarakat Kota Yogyakarta

4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya

5. Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan

6. Membangun sarana prasarana publik dan permukiman

7. Meningkatkan tatakelola pemerintah yang baik dan bersih

2.1.3. Analisis Visi & Misi Yang Lebih Relevan

Dari penjabaran penjabaran visi & misi dua kota diatas diatas dapat diketahui
langkah kongkrit dari sebuah kota dalam menciptakan pembangunan berikut analisis
visi misi kedua kota tersebut:

A. Visi& Misi Kota Banda Aceh

Masyarakat Kota Banda Aceh mayoritas pemeluk agama Islam, namun di kota ini juga
berkembang agama lainnya, seperti Kristen, Hindu, Budha dan lainnya yang hidup
berdampingan dengan Muslim.

Jenis Agama :

1. Islam, 222.582 Jiwa


2. Protestan, 717 Jiwa

7
3. Katolik, 538 Jiwa
4. Hindu, 39 jiwa
5. Budha, 2755 jiwa

Jumlah Fasilitas Ibadah :

 Masjid, 104 Unit


 Meunasah, 91 Unit
 Mushalla, 90 Unit
 Gereja, 4 Unit
 Kuil, 1 Unit
 Klenteng, 1 Unit

Dalam perwujudan visi di kota Banda Aceh yang gemilaing tidak akan terlepas dari
syariat islam yang dijunjung oleh masyarakat kota Banda Aceh bahkan dalam setiap
pengambilan keputusna dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah kota tidak akan
terlepas dari syariat islam. Akan tetapi visi ini disebut relevan, ketika pemerintah
kotanya memegang teguh syariat islam akan tetapi ada masyarakat banda aceh yang
beragama non muslim, dapat dilihat dari banyaknya tempat beribadah agama non
muslim di Banda Aceh dan itu merepresentatifkan bahwasannya di kota Banda Aceh
terdapat tingkat toleransi yang baik.

 Misi dari kota Banda Aceh:

Ada beberapa poin dari misi kota Banda Aceh yang penyusun garis bawahi, yaitu
sebagai berikut;

a. Meningkatkan pelaksanaan syariat islam dalam bidang penguatan aqidah,


akhlak, ibadah, muamalah dan syiar islam

Dalam hal pelaksanaan ini dapat digaris bawahi bahwasannya misi ini
sangat relevan dalam perwujudan visi kota Banda Aceh yang gemilang dalam
bingkai syariat Islam, mengapa tidak ketika masyarakat atau komposisi
pendukung yang ada dalam kota Banda Aceh ini adalah mayoritas muslim.

8
b. Memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Berbeda dengan misi sebelumnya yang sangat relevan dengan kota Banda
Aceh, misi ini sedikit berbenturan dengan syariat islam, yang mana melakukan
pemberdayaan perempuan. Akan tetapi dalam hal ini pemberdayaan
perempuan yang dimaksud tidak dijelaskan seperti apa.

B. Visi & misi kota Yogyakarta


Nyaman huni dan pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk keberdayaan
masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan. Inti dari visi yogyakarta adalah
pada kata “berpijak pada nilai keistimewaan”, dalam menjalankan visi tersebut dan
relevansinya pada keadaan kota Yogyakarta sendiri menurut penyusun ini sangat
relevan ketika budaya-budaya yang masih kental di lingkungan masyarakat
yogyakarta itu sendiri, seperti contoh masih hadirnya keraton yogya yang juga menjadi
sisi lain dari pusat pemerintahan kota yogyakarta.

 Misi kota Yogyakarta


a. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta

Dengan yogyakarta sebagai kota wisata yang setiap tahunnya wisatawan selalu
meningkat, ini tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat yogyakarta untuk
membangun usaha kecil menengah di daerah-daerah potensi wisata dari yang potensi
wisatanya sangat minim dan potensi wisata yang sangat besar, maka menjadikan
ekonomi kerakyatan sebagai misi untuk mencapai misi yogyakarta yang berdaya saing
kuat dan pemberdayaan masyarakat, ini sangat relevan dan akan sangat baik ketika
dijalankan di yogyakarta sebagai kota dengan potensi wisata sangat baik.

b. Membangun sarana prasarana publik dan permukiman

Pertumbuhan  penduduk menjadi akibat dari pertumbuhan  permukiman. Hal


tersebut dapat dilihat dari  luas  hutan  yang berubah  menjadi  permukiman  dari
tahun 2000  hingga  2004  sebesar  tiga  hektar, sedangkan  areal  penggunaan  lain
seperti sawah,  ladang,  pekarangan,  yang  berubah menjadi  permukiman  seluas  84
hektar. Bangunan-bangunan  besar  yang  sudah dibangun  merupakan  bukti bahwa
terjadinya pertambahan  luas  wilayah permukiman.

Dengan demikian, ruang untuk  peresapan  air  sudah semakin  berkurang


sehingga dapat mengakibatkan cadangan air tanah menjadi menipis. Berkurangnya

9
ruang  peresapan air hujan menjadi dampak terjadinya banjir, baik di wilayah
perkotaan  maupun  banjir  bandang beberapa  sungai  yang  semuanya  mengalir
kearah selatan. Jika hal tersebut terus terjadi maka akan berakibat buruk bagi
masyarakat seperti kekurangan ketersediaan air bersih yang akan menimbulkan
berbagai macam wabah penyakit dan dapat menyebabkan korban jiwa.

Arah pembangunan tata ruang mengalami penurunan secara kualitas bahkan


makin meninggalkan konsep pembangunan berkelanjutan. Hal itu dilihat dari indikasi
penurunan permukaan air tanah, kemacetan lalu lintas dimana-mana, kualitas udara
yang makin menurun dan minimnya ruang terbuka hijau. “Permukaan air tanah yang
turun, kemacetan lalu lintas dan kualitas udara sudah turun. Indikasi itu cukup kuat
dari sisi kualitatif,”. Ini tidak relevan dengan misi yang diangkat oleh yogyakarta
untuk menciptakan prasarana publik dan pemukiman yang lebih banyak.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setiap daerah di Indonesia memiliki ke khasan nya masing-masing seperti Banda


Aceh ynag kental dengan kaidah syariat islam dan yogyakarta sebagai kota istimewa
dengan budaya tradisional yang melekat secara mendasar. Visi & misi sautu kota yang
baik adalah visi & misi yang mencerminkan identitas kota tersebut dalam membangun
kota melalui pemerintahan yang mengenal lebih dalam tentang kotanya

3.2. Saran

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sifat adaptif dan dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, potensi yang baik dalam kota
tersebut, dan mengetahui kemungkinan terburuknya, maka dari itu pemimpin yang
baik haruslah membuat visi & misi yang dapat dijalankan dengan karakteristik
daerahnya sehingga apat dijalankan dengan baik dan diterima oleh masyarakat

11
DAFTAR PUSTAKA

ugm.ac.id/id/berita/13377-kota-yogyakarta-darurat-tata-ruang
https://www.jogjakota.go.id/pages/visi-dan-misi
https://bandaacehkota.go.id/p/visi-misi.html

12

Anda mungkin juga menyukai