Madzahib Tafsir
Madzahib Tafsir
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Madzahib Tafsir
Dosen pengampu: H. Zulyadain, MA.
MAHASISWA SEMESTER 5 C
PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
AL-HAMDULILLAHIRABBIL„ALAMIN...
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allaah subhanahu wa ta‟ala karena atas segala
rahmat, karunia, serta hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MADZAHIB TAFSIR DARI SEGI SUMBER” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan alam semesta yakni baginda
Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam yang kita nantikan syafa‟atnya di akhirat kelak.
Tak lupa pula penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang bersangkutan,
khususnya kepada bapak H. Zulyadain, MA selaku dosen pengampu Mata Kuliah Madzahib
Tafsir.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, sehingga akan menjadi lebih baik lagi pada
kesempatan berikutnya. Dengan demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Kelompok 4
BAB II-PEMBAHASAN
A. Tafsir Al-Ma‟tsur ............................................................................................ 2
B. Tafsir Ar-Ra‟yi ............................................................................................... 7
C. Tafsir Al-Tamaddun Al-Islami ......................................................................... 11
A. Latar Belakang
Dalam Agama Islam ada dua sumber pokok yang menjadi landasan dari semua
ajaran syari‟ah yang ada, yaitu Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Al-Qur‟an sendiri adalah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam yang
lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf.
Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup bagi umat manusia perlu difahami dan dikaji
sedalam-dalamnya. Oleh karena itu lahirlah tafsir, dalam perkembangannya dari masa ke
masa, ilmu tafsir telah menjadi disiplin ilmu yang sangat luas. Dari masa Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam hingga saat ini kajian tafsir melahirkan berbagai macam
corak dan metode dalam memahami Al-Qur‟an. Metode dalam penafsiran secara umum
ada empat, yaitu metode tahlili, metode ijmali, metode maudhu‟i, metode muqaran.
Sedangkan corak-corak dalam penafsiran diantaranya yaitu: tafsir bi al-ma‟tsur, tafsir bi
ar-ra‟yi, tafsir fiqhi, tafsir shufi, tafsir „ilmi, tafsir adabi-ijtima‟i, dll.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi, pembagian, kelebihan dan kekurangan tafsir al-ma‟tsur ?
2. Bagaimana definisi, pembagian, kelebihan dan kekurangan, serta pandangan ulama
terhadap tafsir ar-ra‟yi ?
3. Apakah yang dimaksud dengan tafsir at-tamaddun al-Islami ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi, pembagian, kelebihan dan kekurangan tafsir al-ma‟tsur,
2. Untuk mengetahui definisi, pembagian, kelebihan dan kekurangan, serta pandangan
ulama terhadap tafsir ar-ra‟yi,
3. Untuk mengetahui tafsir at-tamaddun al-Islami.
A. Tafsir Al-Ma’tsur
1. Definisi Tafsir Al-Ma‟tsur
Secara etimologi, kata al-ma‟tsur adalah isim maf‟ul dari kata atsar yang
berarti jejak, pengaruh, bekasan dan kutipan. Jadi, kata ma‟tsur pada hakikatnya
memiliki makna mengikuti atau mengalihkan sesuatu yang sudah ada dari orang lain
atau masa lalu sehingga tinggal mewarisi dan meneruskan apa adanya.
Secara terminologi, menurut az-Zarqani tafsir bi al-ma‟tsur ialah penafsiran
al-Qur‟an dengan al-Qur‟an, penafsiran al-Qur‟an dengan sunnah Nabi, dan dengan
pendapat para sahabat.1 Berbeda dengan pendapat tersebut, menurut Manna al-
Qatthan, Husen az-Zahabi dan al-Farmawi tafsir bi al-ma‟tsur adalah penafsiran al-
Qur‟an yang mendasarkan pada penjelasan Al-Qur‟an, Rasul, para sahabat, dan
aqwal tabi‟in. 2
Dapat disimpulkan bahwa tafsir bi al-ma‟tsur (disebut pula bi ar-riwayah dan
an-naql) adalah tafsir yang berdasarkan Al-Qur‟an atau riwayat, yaitu : berdasarkan
hadis Nabi, perkataan sahabat, atau pun dengan pendapat tabiin.
2. Macam-Macam Tafsir Al-Ma‟tsur
Dilihat dari definisi sebelumnya, diketahui bahwa tafsir al-ma‟tsur ada empat
jenis, yaitu :
a. Tafsir Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an
Al-Qur‟an dipandangan sebagai penafsir terbaik terhadap Al-Qur‟an, 3
karena Allah lebih mengetahui maksud dari firman-Nya. Tafsir Al-Qur‟an
dengan AlQur‟an sendiri ada beberapa bentuk, ada yang dalam bentuk
menafsirkan bagian kata tertentu dengan bagian kata lainnya dalam ayat dan
surat yang sama. Ada yang dalam bentuk penafsiran ayat yang satu dengan
ayat yang lain dalam surat yang sama dan ada pula dalam bentuk menafsirkan
1
Syarafuddin, Tafsir bi al-ma‟tsur (Kelemahan Dan Kekurangan Serta Pengembangannya), Jurnal Suhuf Vol. 29
No. 01, 2017, hal. 98.
2
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi), (Bandung : Pustaka Setia, 2018), hal. 243.
3
Ibid
....
4
Syarafuddin, Tafsir bi al-ma‟tsur (Kelemahan Dan Kekurangan Serta Pengembangannya), Jurnal Suhuf Vol. 29
No. 01, 2017, hal. 99.
5
Muhammad Sofyan, Tafsir Wal Mufasirun (Medan: Perdana Publishing, 2015), hal. 15.
9
Ibid, hal. 245.
10
Muhammad Sofyan, Tafsir Wal Mufasirun (Medan: Perdana Publishing, 2015), hal. 17.
11
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi), (Bandung : Pustaka Setia, 2018), hal. 245.
12
Ibid, hal.247.
B. Tafsir Ar-Ra’yi
1. Definisi Tafsir Ar-Ra‟yi
Secara semantik, ar-ra‟yu berarti keyakinan, analogi (qiyas), dan akal. Ar-
ra‟yu identik juga dengan ijtihad. Oleh karena itu, para pakar ilmu tafsir menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan tafsir bi ar-ra‟yi adalah menyingkap isi kandungan Al-
Qur‟an dengan ijtihad yang dilakukan oleh akal. 15
Menurut Husen Adz-Dzahabi, tafsir bi ar-ra‟yi (disebut juga tafsir bi ad-
dirayah) adalah tafsir yang penjelasannya diambil berdasarkan ijtihad dan pemikiran
mufasir setelah terlebih dahulu mengetahui bahasa Arab serta metodenya, dalil
hukum yang ditunjukan, serta problema penafsiran seperti asbabun nuzul, nasikh-
mansukh, dan sebagainya. Adapun menurut Al-Farmawi, tafsir bi ar-ra‟yi adalah
menafsirkan Al-Qur‟an dengan ijtihad setelah mufasir yang bersangkutan mengetahui
metode yang digunakan orang-orang Arab ketika berbicara dan mengetahui kosakata
Arab beserta muatan artinya.
2. Macam-Macam Tafsir Ar-Ra‟yi
Tafsir bi ar-ra‟yi dibagi menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut:
a. Tafsir bi Ar-Ra‟yi Al-Mahmud (Terpuji)
Tafsir yang terpuji adalah tafsir Al-Qur‟an yang didasarkan dari ijtihad
yang jauh dari kebodohan dan penyimpangan. Tafsir ini sesuai dengan
peraturan bahasa Arab, dan menggunakan metodologi yang tepat dan benar
13
Jani Rani, Kelemahan-Kelemahan Dalam Manahij Al-Mufassirin, Jurnal Ushuluddin Vol. XVIII No. 02, 2012,
hal. 168-169.
14
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi), (Bandung : Pustaka Setia, 2018), hal. 250.
15
Muhammad Sofyan, Tafsir Wal Mufasirun (Medan: Perdana Publishing, 2015), hal. 2-3.
16
Thameem Ushama,Methodologies of The Qur‟anic Exegesis terjem. Oleh Hasan Basri dan Amroeni (Jakarta:
Riora Cipta, 2000), hal. 15.
17
Rendi Fitra Yana dkk, Tafsir Bil Ra‟yi, Jurnal Pena Cendikia Vol. 01 No. 01, 2020, hal. 3.
18
Thameem Ushama,Methodologies of The Qur‟anic Exegesis terjem. Oleh Hasan Basri dan Amroeni (Jakarta:
Riora Cipta, 2000), hal. 15.
19
Rendi Fitra Yana dkk, Tafsir Bil Ra‟yi, Jurnal Pena Cendikia Vol. 01 No. 01, 2020, hal. 3.
20
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi), (Bandung : Pustaka Setia, 2018), hal. 256.
21
Muhammad Husain Al-Dzahabi, „Ilmu Tafsir terjem. Oleh M Nur Prabowo (Yogyakarta: Baitul Hikmah Press),
hal. 60-64.
1. Tafsir Ilmi
Adz-Dzahabi menjelaskan bahwa tafsir bi al-„ilmi adalah tafsîr yang
menerapkan beberapa istilah ilmiah terhadap teks-teks Al-Qur‟an dan
berusaha untuk mengekspresikan bermacam-macam ilmu pengetahuan
(termasuk non sains) dan ide-ide filosofis yang terkandung di dalamnya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa tafsîr bi al-ilmi adalah penafsiran yang
ditempuh oleh para mufasir dengan cara menghubungkan ayat-ayat Al-Qur‟an
dengan teori-teori dan istilah-istilah ilmiah, serta berusaha semaksimal
mungkin untuk mengekspresikan berbagai persoalan ilmu pengetahuan dan
ide-ide filosofis yang terkandung di dalamnya.
Faktor yang melatarbelakangi kehadiran tafsîr bi al-ilmi ialah keyakinan
bahwa Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup memuat seluruh aspek kehidupan
manusia; sebagian ayat-ayat Al-Qur‟an membahas tentang persoalan jagad
22
Irfan Sofyan Efendi dkk, Makalah: Tafsir Bi Al-Ra‟yi (Ponorogo: Universitas Muhammadiyah, 2017), hal. 12-13.
23
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi), (Bandung : Pustaka Setia, 2018), hal. 360.
24
Shultan Syahril, Kontroversi Para Mufasir Di Seputar Tafsir Bi Al-Ilmi, Jurnal Millah Vol. 08 No. 02, 2009, hal.
228-229.
25
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi), (Bandung : Pustaka Setia, 2018), hal. 266-267.
26
Kusroni, Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, Dan Corak Dalam Penafsiran Al-Qur‟an, Jurnal Kaca Jurusan
Ushuluddin STAI Al-Fitrah Vol. 09 No. 01, 2019, hal. 101.
A. Kesimpulan
Tafsir bi al-ma‟tsur adalah tafsir yang berdasarkan Al-Qur‟an atau riwayat, yaitu :
berdasarkan hadis Nabi, perkataan sahabat, atau pun dengan pendapat tabiin. Tafsir al-
ma‟tsur ada empat jenis, yaitu : Tafsir Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an, tafsir Al-Qur‟an
dengan sunnah, tafsir Al-Qur‟an dengan perkataan sahabat, dan tafsir Al-Qur‟an dengan
pendapat tabi‟in.
Al-Dzahabi, Muhammad Husain. 2016. „Ilmu Tafsir terjem. Oleh M Nur Prabowo. Yogyakarta:
Baitul Hikmah Press.
Anwar, Rosihon. 2018. Pengantar Ulumul Qur‟an (Edisi Revisi). Bandung : Pustaka Setia.
Efendi, Irfan Sofyan dkk. 2017. Makalah: Tafsir Bi Al-Ra‟yi. Ponorogo: Universitas
Muhammadiyah.
Kusroni. 2019. Mengenal Ragam Pendekatan, Metode, Dan Corak Dalam Penafsiran Al-
Qur‟an. Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI Al-Fitrah, Vol. 09 No. 01.
Rani, Jani. 2012. Kelemahan-Kelemahan Dalam Manahij Al-Mufassirin. Jurnal Ushuluddin, Vol.
XVIII No. 02.
Sofyan, Muhammad. 2015. Tafsir Wal Mufasirun. Medan: Perdana Publishing.
Syahril, Shultan. 2009. Kontroversi Para Mufasir Di Seputar Tafsir Bi Al-Ilmi. Jurnal Millah,
Vol. 08 No. 02.
Syarafuddin. 2017. Tafsir bi al-ma‟tsur (Kelemahan Dan Kekurangan Serta Pengembangannya).
Jurnal Suhuf, Vol. 29 No. 01.
Ushama, Thameem. 2000. Methodologies of The Qur‟anic Exegesis terjem. Oleh Hasan Basri
dan Amroeni. Jakarta: Riora Cipta.
Yana, Rendi Fitra dkk. 2020. Tafsir Bil Ra‟yi. Jurnal Pena Cendikia, Vol. 01 No. 01.