1. Adsorpsi, adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada seluruh bagian adsorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Bahan yang dijadikan adsorben harus selektif, memiliki tekanan uap
rendah, tidak korosif, mempunyai viskositas yang rendah, stabil secara termis, murah,
dan memiliki daya melarutkan bahan yang akan diadsorpsi sebesar mungkin. Dengan
demikian kebutuhan akan cairan lebih sedikit dan volum alat menjadi lebih kecil.
Teknik ini cocok untuk senyawa nonpolar yang kecil (berat molekul<5000).
Keuntungan metode ini adalah dapat memisahkan dan menahan beberapa senyawa
yang tidak bisa dilakukan dengan metode lainnya, misalnya pada pemisahan isomer
geometri. Mekanismenya dapat dilihat pada gambar berikut, zat terlarut A
mengangkat n molekul dari pelarut M dari permukaannya.
3. Partisi cair-cair, tergantung dari partisi zat padat diantara dua pelarut yang tidak dapat
bercampur. Salah satu diantaranya bertindak sebagai fase diam dan yang lainnya
sebagai fase bergerak. Bahan yang digunakan biasanya adalah silika. Mekanismenya
diberikan oleh hubungan berikut.
1) Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah suatu metode pemisahan yang di dasarkan pada pemisahan daya
adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu senyawa, baik pengotornya maupun hasil isolasinya
Kelebihan kromatografi kolom
2. Tidak membutuhkan alat-alat yang kompleks dalam melakukan metode kromatografi kolom
3. Biaya yang dikeluarkan untuk metode kromatografi kolom cukup murah jika dibandingkan dengan
metode kromatografi lainnya
2. Perlu dilakukan elusi secara bertahap agar semua fasa gerak yang digunakan akan habis dan di
tampung pada wadah yang berbedakromatografi kolom
2.Dapat diperoleh hasil yang baik walaupun dengan peralatan dan materi yang sederhana
1.Banyaknya permasalahan menyangkut cara pemasukan fasa gerak, perambatan fasa gerak, dan
penggumpalan
a. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang
diharapkan.
b. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.
c. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun
4) Kromatografi liquid sederhana (LPLC/ Low Performance LiquidChromatography)
Terdiri dari sebuah kolom dengan dasar fritted yang menjaga fasa tetap berada dalam
keseimbangan dengan pelarut. Dengan pelarut dan kondisi yang sesuai, komponen-komponen
berbeda dalam campuran akan lewat dengan kecepatan berbeda di sepanjang kolom dari
komponen lainnya sehingga terjadi pemisahan yang diinginkan dikarenakan perbedaan sifat
partisi antara fase tetap dan fase bergerak cair.
Misalnya, kita ingin memisahkan sebuah campuran yang jika ditambahkan pelarut
akan menghasilkan warna berbeda. Warna larutan awal adalah hijau. Pertama, penutup kran
dibuka untuk membiarkan pelarut yang berada di kolom mengering sehingga material
terpadatkan rata pada bagian atas. Kemudian, campuran dimasukan dengan hati-hati dari
bagian atas kolom. Setelah itu, kran dibuka lagi agar campuran berwarna diserap pada bagian
atas material terpadatkan. Karena pelarut mengalir secara terus-menerus, pelarut baru perlu
ditambahkan melalui bagian atas kolom dengan tidak merusak material terpadatkan dalam
kolom, sehingga kolom tidak pernah kering. Pelarut yang mengalir dikumpulkan dalam satu
gelas kimia.
5) Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut denganHigh
Performance Liquid Chromatography (HPLC)
merupakan metode yang dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada KCKT digunakan
tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan
terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu
retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak- puncaknya
terpisah. Prinsip dasar dari KCKT, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan
setiap komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi(kualitatif).
Untuk melakukan analisa kualitatif dengan liquid kromatografi dasarnya adalah waktu
retensi atau volum retensi suatu senyawa. Kemudian t atau V senyawa dalam sampel
dibandingkan dengan t atau V suatu senyawa standar yang telah diketahui sebelumnya. Rasio
waktu retensi dari dua komponen atau selektifitas dapat dihitung dengan cara berikut:
Sementara untuk analisa kuantitatif ada beberapa metode yang perlu diketahui diantaranya
adalah sebagai berikut:
Tinggi puncak suatu kromatogram akan sebanding dengan kadar senyawa yang
membentuk kromatogram tersebut. Pengukuran tinggi puncak didasarkan pada rumus
pengukuran tinggi suatu segitiga yaitu, suatu garis tegak lurus dari titik tengah alas
kromatogram sampai dengan perpotongan sisi segitiga kromatogram tersebut.
Metode pengukuran luas puncak.
Dapat memberikan hasil yang lebih akurat jika dibandingkan dengan cara pengukuran
tinggi puncak. Luas puncak diukur seperti menghitung luas segitiga yaitu, 1/2 x alas x tinggi.
Rumus tersebut memberikan hasill yang baik jika kromatogramnya berbentuk lancip. Cara
lain untuk bentuk kromatogram yang lain yaitu, tinggi x lebar pada 1/2 puncak.
Kromatogram yang telah digambarkan pada kertas digunting sesuai bentuknya, kemudian
guntingan-guntingan ini ditimbang. Berat dari masing-masing guntingan kromatogram ini
akan sebanding dengan kadar senyawa yang membentuk kromatogram tersebut.
Metode integrator.
Integratoremrupakan alat elektronik yang sering dijumpai pada peralatan kromatografi
modern. Alat ini akan mengubah tanda-tanda listrik dari detektor menjadi suatu gambaran
kromatogram sekaligus menghitung luas kromatogram yang dibentuk secara elektronik.
Area di bawah puncak sebanding dengan jumlah zat x yang terdeteksi. Jika larutan kurang
pekat, area di bawah puncak akan berkurang meskipun waktu retensi sama. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah puncak. Area di bawah puncak Y lebih kecil dibanding area di
bawah puncak X dapat berarti: Y lebih sedikit dari X; bisa juga erarti jumlahnya sama karena
Y mengabsorbsi sinar UV pada panjang gelombang yang lebih sedikit dibanding X.