Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH FISIKA TENTANG

PERKEMBANGAN MEKANIKA PADA TIAP PERIODE

OLEH :

DERI CINTIAMA 1630107007

SONI ANTRIDA YURSAL 1630107036

0KA FIRDAUS 18301017024

Dosen pembimbing

SRI MAIYENA, M.Sc

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

BATUSANGKAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah Sejarah Fisika tentang
Perkembangan Mekanika Pada Tiap Periode. Selanjutnya Shalawat beserta
Salam penulis mohonkan kepada Allah semoga selalu tercurah untuk junjungan
umat, pelita dikala malam dan pelipur lara di kala duka, yaitu Nabi Muhammad
SAW. Allahumma Shalli’Ala Muhammad, wa’ala Ali Muhammad.

Penulis menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
dan sangat diharapkan segala bentuk saran serta kritikan dari berbagai pihak
yang bersifat membangun. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala urusan kita.
Amiin

Batusangkar, 13 April 2020

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...........................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Mekanika Klasik.................................................................................2
B. Mekanika modern.........................................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mekanika merupakan cabang imu fisika tertua yang berhubungan dengan
materi (benda), yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda baik benda
diam (statiska) maupun benda yang bergerak (kinematuika dan
dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak
suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut,
sedangkan dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak
suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab
gerak benda tersebut.
Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam
perkembangan ilmu fisika, karena masalah mekanika sangat erat
kaitannya dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang
mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus
mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan
diukur. Dalam perkembangannya, mekanika di bagi menjadi dua yaitu
mekanika klasik dan mekanika modern. Mekanika klasik dititik beratkan
pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh di bawah
kecepatan cahaya, sedangkan mekanika modern dititik beratkan pada
benda-benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya. Berdasarkan
alasan tersebut maka kita perlu mengetahui sejarah perkembangan
mekanika pada tiap periode
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah perkembangan mekanika pada tiap periode?
C. Tujuan
Mengetahui perkembangan mekanika pada tiap periode
BAB II

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN MEKANIKA PADA TIAP PERIODE


Mekanika merupakan cabang ilmu fisika tertua yang berhubungan dengan materi (benda),
yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statika) maupun benda
yang bergerak (kinematika dan dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang
mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut,
sedangkan dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan
memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika
merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari
karena masalh mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang
mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan
salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur. Dalam perkembangannya, mekanika
dibagi dalam menjadi dua yaitu, mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik
dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan
cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak
mendekati kecepatan cahaya (https://www.tokoh-tokoh fisika setiap periode
perkembangan.pdf)

A. PERKEMBANGAN MEKANIKA KLASIK


Mekanika klasik adalah bagian dari ilmu fisika mengenai gaya yang bekerja pada
benda. sering dinamakan” mekanika newton” dari Newton dan Hukum gerak
Newton. Perkembangan mekanika klasik didasarkan pada perkembangan sejarah
fisika, yaitu (http://sumber fisika.blogspot.com)
1. Periode I
a. Aristoteles (384 – 332 SM)
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang
ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena
belajar di akademi Plato. Dia menetap disanan selama dua puluh tahun, dan
tidak lama kemudian Plato meninggal dunia. Aristoteles memperoleh
dorongan minat di bidang biologi dan pengetahuan praktis. Di bawah asuhan
Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis. Aristoteles seorang
filosofis. Aristoteles seorang filosof dan ilmuwan terbesar dalam dunia masa
lampau. Dia mempelopori penyelidikan tentang logika, memperkaya hampir
pada tiap cabang falsafah dan memberi sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan.
Aristoteles merupakan orang pertama pada periode ini yang mengemukakan
cabang mekanika tentang hubungan timbal balik antara gerak dan gaya yaitu
bidang dinamika. Ia mengemukakan suatu argumen tentang sifat bawaan dari
berbagai benda yang memberikan alasan untuk berbagai sifat tersebut dalam
daya intrinsik khusus dari benda itu sendiri.
Aristoteles membedakan dua jenis gerak yaitu gerak alamiah dan gerak paksa.
Menurutnya setiap unsur memiliki tempat alamiah di alam semesta ini seperti
di pusat bumi yang dikelilingi oleh air, udara dan api. Dengan cara yang sama
setiap unsur memiliki suatu gerak alamiah untuk bergerak ke arah tempat
alamiahnya jika ia tidak ada disana. Umumnya, bumi dan air memiliki sifat
berat, yaitu cenderung bergerak ke bawah, sementara udaravdan api memiliki
sifat levitasi, yaitu cenderung bergerak ke atas. Gerak alamiah eter adalah
melingkar, dan eter selalu dalam tempat alamiahnya. Gerak paksa disebabkan
oleh gaya luar yang dikenakan dan boleh ke sembarang arah. Gerak tersebut
akan berhenti segera setelah gaya dihilangkan. Salah satu kekurangan
dinamika Aristoteles adalah bahwa kecepatan sebuah benda akan menjadi tak
hingga jika tidak ada resistansi terhadap geraknya. Hal ini sangat sukar sekali
bagi para penganut aliran Aristoteles untuk membayangkan gerak tanpa
resistansi. Ini dikarenakan bahwa gerak seperti itu akan menjadi cepat secara
tak terhingga jika tidak ada gesekan dengannya seperti benda yang bergerak di
ruang kosong.
Teori Aristoteles bahwa gerak paksamembutuhkan suatu gaya yang bekerja
secara kontinyu ternyata bisa disangkal dengan memandang gerak proyektil.
Aristoteles mencontohkan pada sebuah anak panah yang ditembakkan dari
sebuah busur akan tetap bergerak untuk beberapa jarak meskipun jelas-jelas
tidak selamanya didorong. Busur tersebut akan memberi suatu daya gerak
kepada udara, yang kemudian mempertahankan anak panah tetap bergerak.
Penjelasan ini sangat tidak mmeyakinkan, dan masalah gerak peluru terus
berlanjut sehingga membuat kesal para Aristoteles selama berabad-abad.
b. Archimedes (287 – 212 SM)
Ia merupakan ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Ia adalah seorang arsitokrat. Ia
adalah anak astronom Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang
sekarang dikenal dengan nama Sisilia. Membicarakan Archimedes tidaklah
lengkap tanpa kisah insiden penemuannya pada saat dia mandi. Saat itu ia
menemukan bahwa hilangnya berat tubuh sama dengan berat air yang
dipindahkan. Dia meloncat dari tempat mandi dan berlari telanjang di jalanan
Syracuse sambil berteriak “ eureka, eureka” ( saya sudah menemukan, saya
sudah menemukan). Saat itulah Archimedes menemukan hukum pertama
hidrostatik. Kisah tersebut diawali oleh tukang emas yang tidak jujur dengan
mencampurkan perak ke dalam mahkota pesanan Hieron. Hieron curiga dan
menyuruh Archimedes untuk memecahkan problem tersebut atau melakukan
pengujian tanpa merusak mahkota. Pada saat Archimedes mandi, Archimedes
memikirkan problem tersebut.
Selain dari ilmu hidrostatika, Archimedes juga menekuni bidang statika.
Statika merupakan studi benda-benda diam karena kombinasi berbagai gaya.
Sumbangan lain dari Archimedes yaitu prinsip-prinsip fisika dan matematika
diaplikasikan oleh Archimedes seperti pompa ulir, untuk mengangkat air dari
tempat yang lebih rendah maupun untuk tujuan perang.
Memang tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan biasanya akan dipicu
oleh suatu kebutuhan mendesak. Cermin pembakar, derek untuk melontarkan
panah dan batu atau menenggelamkan kapal adalah penguasaan fisika
Archimedes yang dapat dikatakan luar biasa pada zamannya. Kontribusi
penghitungan π (pi) dari Archimedes barangkali dapat disebut sebagai awal
bagi para pengikutnya untuk meniru metode yang dipakai untuk menghitung
luas lingkaran. Perhitungan π (pi) terus dilakukan dengan memperbanyak
jumlah segi enam. Hal ini mengilhami para matematikawan berikutnya bahwa
adanya suatu ketidakhinggaan seperti paradoks Zeno, dimana hal ini
mendorong penemuan kalkulus. Archimedes adalah orang yang mendasarkan
penemuannya dengan eksperimen, sehingga dijuluki Bapak Eksperimental.
c. Erasthotenes (273 – 192 SM)
Ia melakukan perhitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia mengatakan
bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar
vertikal tepat diatas sumur pada hari pertama musim panas. Ia mengamati
fenomena ini tidak jauh dari rumahnya, ia menyimpulkan bahwa matahari
tidak akan pernah mencapai zenith di atas rumahnya di Alexandria yang
berjarak 70 dari Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah 7/360 atau 1/50
dari lingkaran bumi, dimana satu lingkaran penuh adalah 360°. Jarak antara
Syene samapai Alexandria ± 5000 stede. Dengan dasar itu dibuat perkiraan
bahwa diameter bumi berkisar:
50 x 5000 stade = 25.000 stade = 42.000 km.
Pengukuran tentang diameter bumi diketahui adalah 40.000 Km. Ternyata
astronomer zaman kuno juga tidak kalah cerdasnya, dengan deviasi kurang
dari 5%.
2. Periode II (Awal Sains 1550 – 1800 M)
a. Galileo (1564 M – 1642 M)
Aristoteles mengajarkan, benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang
benda yang lebih ringan, dan generasi-generasi ilmuwan selanjutnya menelan
pendapat ini. Tetapi, Galileo mencoba membuktikan ketenarannya dengan
melakukan eksperimen. Dari hasil eksperimennya ia menyimpulkan bahwa
Aristoteles keliru. Menurut Galileo baik benda berat maupun ringan jatuh pada
kecepatan yang sama kecuali sampai batas berkurang kecepatannya akibat
pergeseran udara. Galileo melakukan eksperimen ini di menara Pisa. Pada satu sisi
benda ringan akan menghambat benda berat dan benda berat akan mempercepat
benda ringan, dan karena itu kombinasi tersebut akan bergerak pada suatu laju
pertengahan. Di lain pihak benda-benda yang dipadu membentuk benda yang
lebih berat, sehingga harus bergerak lebih cepat dari pada yang pertama atau salah
satunya. Mengetahui hal ini, Galileo mengambil langkah-langkah lebih lanjut.
Dengan hati-hati dia mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang ditentukan
dan mendapat bukti bahwa jarak yang dilalui oleh benda yang jatuh berbanding
seimbang dengan jumlah detik kwadrat jatuhnya benda. penemuan ini (yang
berarti penyeragaman kecepatan) memiliki arti penting tersendiri. Bahkan lebih
penting lagi Galileo menganalisis hasil penemuannya dengan formula matematik.
Sumbangan besar Galileo lainnya adalah mengenai kelembaman (inersia).
Sebelumnya, orang percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung
menjadi makin pelan dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang
menambah kekuatan agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo
membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Jika kekuatan melambat seperti
misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda bergerak cenderung tetap bergerak
tanpa batas. Analisis Galileo mencapai resolusi akhir masalah gerak peluru.
Galileo menganggap bahwa sebuah benda yang menggelinding kebawah pada
suatu bidang miring yang dipercepat seragam yaitu kecepatan bertambah dengan
besar yang sama dalam tiap interval waktu yang kecil. Dia kemudian
menunjukkan bahwa asumsi ini dapat diuji dengan mengukur jarak yang dilalui
dibandingkan dengan mencoba mengukur kecepatan secara langsung.
b. Descartes (1596 M – 1661 M)
Descartes telah memunculkan hukum Gerak Descartes berdasarkan pada
perhitungan simetris dan suatu gagasan bahwa sesuatu harus ditinjau dari proses
tumbukan. Sayangnya, gagasan Descartes memiliki kekurangan seperti gagasan
Aristoteles yaitu masalah diskontinuitas. Descartes menerima prinsip Galileo
bahwa benda-benda cenderung bergerak dalam garis lurus. Dia beranggapan
bahwa tidak pernah ada sembarang ruang kosong dimana sebuah benda dapat
bergerak. Maka konsekuensinya adalah satu-satunya gerak yang mungkin adalah
rotasi dari suatu kumpulan partikel.
Pengaruh besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta.
Dia yakin, seluruh alam kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis
karena itu semua peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab
mekanis. Atas dasr ini, dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan
ketahayulan. Berarti dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara teologis.
Dari pandangan Descartes, semua makhluk hidup pada hakekatnya merupakan
mesin ruwet dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum mekanis biasa. Pendapat
ini sejak saat itu menjadi salah satu ide fundamental bagi fisiologi modern.
Descartes menyukai suatu alam dengan suatu mekanisme mesin jam yang besar
sekali, yaitu alam yang mekanistik yang diciptakan oleh Tuhan dengan suatu
pasokan materi dan gerak yang tetap. Agar mesin dunia tidak “berhenti akhirnya”,
dia berasumsi bahwa kapanpun dua partikel bertumbukan, daya dorong atau
momentum total mereka harus tetap tidak berubah. Descartes mendefenisikan
momentun sebagai perkalian massa dan kecepatan, m.v. ini tidak sepenuhnya
benar, kecuali kecepatan diperlakukan sebagai sebuah vektor yaitu suatu besaran
yang memiliki arah tertentu di dalam ruang sehingga kecepatan-kecepatan yang
sama dalam arah berlawanan akan saling menghilangkan.
c. Torricelli (1608 M – 1647 M)
Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana yang dinamakan
Torricelli Eksperimen. Pada eksperimen ini, ia menggunakan sebuah tabung kaca
dengan panjang kira-kira 1 m dan salah sat ujungnya tertutup, dan menggunakan
sarung yang menghadap keatas. Dengan menggunakan corong, ia menuangkan
raksa dari botol ke dalam tabung sampaiu penuh. Kemudian ia menutup ujung
terbuka tabung dengan jempolnya dan segera membaliknya. Cdengan cepat ia
melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung secara vertikal
dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia menmgamati permukaan raksa dalam tabung
dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm diatas permukaan
raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap diatas kolom raksa.
d. Otto von Guericke (1602 M – 1686 M)
Pada tahun 1650, Guericke menemukan pompa udara. Guericke menerapkan
barometer untuk meramalkan cuaca pad bidang meteorologi. Kemudian bidang
kajiannya dipusatkan pada listrik, tetapi sangat sedikit hasilnya. Ian menemukan
generator elektrostatik yang pertama, yaitu “Elektrisiermaschine”.
e. Blaise Pascal (1623 M – 1662 M)
Dalam bidang fisika, khususnya mekanika, Pascal melakukan percobaan dengan
cara mengukur benda tinggi barometer didasar dan dipuncak gunung. Dari
keterngannya itu dia mengemukakan prinsip hidrostatik yang kita kenal dengan
Hukum Pascal, yaitu “ Jika suatu zat cair diberikan tekanan, maka tekanan itu
akan merambat kesegala arah sama besar dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya”.
f. Isaac Newton (1642 M – 1727 M)
Penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah dibidang mekanika.
Pengetahuan tentang bergeraknya sesuatu benda didasarkan pada tiga hukum
fundamental. Hukum pertama adalah hukum inersia Galileo. Galileo melukiskan
gerak suatu objek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar. Tentu saja pada
dasarnya semua objek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang paling
penting adalah bagaimana objek bergerak dalam keadaan itu. ,masalah ini
dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan terkenal dan
dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama. Hukum kedua
menetapkan bahwa percepatan objek adalah sama denga gaya netto dibagi massa
benda (a=F/m). Hukum kedua Newton memiliki bentuk sama seperti hukum
dinamika Aristoteles (v=kF/R), dengan dua perbedaan penting, yang satu adalah
bahwa gaya menghasilkan percepatan dari pada kecepatan sehingga jika gaya
tidak ada maka kecepatan tetap konstan, perbedaan yang lain adalah bahwa
hambatan terhadap gerak disebabkan oleh massa benda itu sendiri terhadap
medium di mana ia bergerak. Terhadap kedua hukum itu Newton menambah
hukum ketiganya yamg terkenal tentang gerak (menegaskan bahwa pada setiap
aksi terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang paling
terkenal adalaah penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal.
Newton juga membedakan antara massa dan berat. Massa adalah sifat intrinsik
suatu benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan, sedangkan berat
adalah sesungguhnya suatu gaya, yaitu gaya berat yang bekerja pada sebuah
benda. jadi berat (W) sebuah benda adalah W=ma g , dimana a g adalah percepatan
gravitasi. Keempat perangkap hukum ini,jika digabungkan akan membentuk suatu
kesatuan sistem yang berlaku untuk seluruh makro sistem mekanika, mulai dari
ayunan pendulum hingga gerak planet-planet dalam orbitnya mengelilingi
matahari. Newton tidak hanya me netapkan hukum-hukum mekanika, tetapi juga
menggunakan kalkulus dan menunjukkan bahwa rumus-rumus fundamental ini
dapat dipergunakan untuk pemecahan masalah fisika.
Diantara banyak prestasi Newton, penemuan terbesarnya ialah “ Hukum
Gravitasi”. Pada penemuan ini, Newton menggunakan dengan baik penemuan
penting sebelumnya tentang pergerakan angkasa yang dibuat oleh Kepler dan
lainnya. Gerak sebuah planet mengelilingi matahari adalah suatu kombinasi gerak
garis lurus yang harus dimiliki jika tidak ada gaya yang bekerja kepadanya dan
percepatannya karena gaya gravitasi matahari.
3. Peridoe Ketiga (Fisika Klasik, 1700 M – 1900 M)
a. Daniel Bernoulli (1700 M – 1780 M)
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida peningkatan kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini merupakan penyederhanaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dala suatu
aliran yang tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur
aliran yang sama.
b. Leonard Euler (1707 M – 1783 M)
Euler khusus sebagai ahli mendemonstrasikan bagaimana hukum-hukum umum
mekanika yang telah dirumuskan oleh Isaac Newton, dapat digunakan dalam jenis
stuasi fisika tertentu yang terjadi berulang kali. Misalnya, dengan menggunakan
hukum Newton dalam hal gerak cairan, Euler sanggup mengembangkan
persamaan hidrodinamika. Juga melalui analisa yang cermat tentang kemungkinan
gerak dari benda tegar dan dengan penggunaan prinsip-prinsip Newton. Euler
berkemampuan mengembangkan sejumlah pendapat yang sepenuhnya
menentukan gerak dari benda tegar. Dalam prakteknya, tentu saja objek benda
tidak selamanya mesti tegar, karena itu Euler juga membuat sumbangan penting
tentang teori elastisitas yang menjabarkan bagaimana benda padat dapat berubah
bentuk melalui penggunaan tenaga luar.
Pengetahuan modern dan teknologi akan jatuh tertinggal tanpa adanya formula
Euler , rumus-rumus dan metodenya.
c. Hamilton
Jika ditinjau gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang, maka
diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan
mempertahankan kontak antara partikel dengan permukaan bidang. Namun tidak
selamanya gaya konstrain yang bereaksi terhadap partikel dapat diketahui.
Pendekatan Newtonian memerlukan informasi gaya total yang bereaksi pada
partikel. Gaya total ini merupakan keseluruhan gaya yang bereaksi pada partikel
termasuk gaya konstrain. Oleh karena itu, jika dalam kondisi khusus terdapat gaya
yang tidak diketahui, maka pendekatan Newtonian tidak berlaku, sehingga
diperlukan pendekatan baru dengan meninjau kuantitas fisis lain yang merupakan
karekteristik partikel, misalnya energi totalnya. Pendekatan ini dilakukan dengan
menggunakan Prinsip Hamilton. Prinsip Hamilton mengatakan bahwa dari seluruh
lintasan yang mungkin bagi sistem dinamis untuk berpindah dari satu titik ke titik
lain dalam interval waktu spesifik (konsisten dengan sembarang konstrain),
lintasan nyata yang diikuti sistem dinamis adalah lintasan yang meminimumkan
integral waktu selisih antara energi kinetik dengan energi potensial.
d. Joseph – Lagrange (1736 M – 1813 M)
Persamaan gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan Lagrange dapat
diperoleh dengan meninjau energi kinetik dan energi potensial partikel tanpa perlu
meninjau gaya yang bereaksi pada partikel. Energi kinetik partikel dalam
koordinat kartesian adalah fungsi dari percepatan, energi potensial partikel yang
bergerak dalam medan gaya konservatif adalah fungsi dari posisi. Persamaan
Lagrange merupakan persamaan gerak partikel sebagai fungsi dari koordinat
umum, dan waktu juga berpengaruh dalam persamaan ini karena persamaan
transformasi yang menghubungkan dengan koordinat kartesien dan koordinat
umum mengandung fungsi waktu. Pada dasarnya persamaan Lagrange ekuivalen
dengan persamaan gerak Newton jika koordinat yang digunakan adalah koordinat
kartesien (Maiyena, 2015: 95-106).
B. Mekanika modern
4. Periode keempat (1820 – sekarang)
a. Max Planck
Memperkenalkan ide bahwa energi terkuantisasi, dalam rangka untuk
memperoleh rumus untuk frekuensi yang diamati ketergantungan dari energi
yang dipancarkan oleh suatu benda hitam. Hipotesis kuantum oleh Max Planck
bahwa setiap sistem atom memancarkan energi secara teoritis dapat dibagi
menjadi beberapa diskrit “unsur-unsur energi” ε (epsilon) sedemikian rupa
sehingga masing-masing elemen energi tersebut adalah sebanding dengan
frekuensi v yang mereka masing-masing individu memancarkan energi.
b. Max Bohr
Pada tahun 1913, Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom hidrogen, dengan
menggunakan kuantisasi, dalam kertas Juli 1913 pada Konstitusi Atom dan
Molekul. Ungkapan mekanika kuantum pertama kali digunakan pada Max
Born’s 1924 kertas “Zur Quantenmechanik”. Di tahun-tahun untuk mengikuti,
dasar teoretis ini perlahan mulai diterapkan pada struktur kimia, reaktivitas, dan
ikatan. Lihat juga mekanika kuantum urutan waktu.
c. Erwin Schrodinger
Seorang fisikawan Austria menemukan mekanika gelombang dan non-
relativistik persamaan Scrodinger sebagai pendekatan untuk kasus generalised
teori de Broglie.
d. Pauli
Paul Dirac memulai proses menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas
khusus oleh mengusulkan persamaan Dirac untuk elektron. Para persamaan
Dirac mencapai deskripsi yang relativistik fungsi gelombang dari sebuah
elekteron yang gagal memperoleh Scrodinger. Ini memperkirakan spin elektron
dan dipipmpin Dirac memprediksi keberadaan positron. Dia juga memelopori
penggunaan teori operator, termasuk yang berpengaruh notasi bra-ket.

e. Werner Heisenberg
Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastian pada tahun 1927, dan
interpretasi Kopenhagen mulai terbentuk pada waktu yang hampir bersamaan
(https://www.tokoh-tokoh mekanika modern.pdf

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan materi tentang perkembangan mekanika pada tiap periode dapat
diambil kesimpulan:
mekanika merupakan cabang ilm u fisika tertua yang berhubungan dengan materi (benda),
yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda diam (statistika) maupun benda yang bergerak
(kinematika dan dinamika). Dalam perkembangannya mekanika dibagi menjadi dua yaitu
mekanika klasik dan mekanika modern.

B. SARAN

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai rujukan
maupun informasi terkait perkembangan mekanika pada tiap periode.
Daftar pustaka

https://www.tokoh-tokoh fisika setiap periode perkembangan.pdf) di uplod 13 april 2020

http://sumber fisika.blogspot.com) di uplod 13 april 2020

https://www.tokoh-tokoh mekanika modern.pdf) di uplod 13 april 2020

maiyena, sri.2015.sejarah fisika.batusangkar.stain batusangkar press

Anda mungkin juga menyukai