Anda di halaman 1dari 13

kumpulan makalah ilmiah

SENIN, 01 MEI 2017

Komunikasi Antar Budaya

MAKALAH

Komunikasi Antar Budaya

Untuk Melengkapi Salah-satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Komunikasi

Dosen Pembimbing:

Dudi Rustandi, S.Sos.I.,M.I.Kom

Description: Gambar terkait

Oleh: Kelompok IV

Ade Oktavia (1164020005)

Ahmad Habiburrahman (1164020010)

Akmal Ali (1164020015)

Ambar Zakiyyah (1164020020)

Atika Agustina (1164020026)

Bilal Arofah (1164020031)

Dimas Oktavian (1164020036)


Divya Diyanazliyah (1164020042)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SGD BANDUNG

TAHUN AJARAN

2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Komunikasi Antar Budaya”. Makalah ini berisikan
tentang informasi mengenai komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan yang berbeda
kebudayaan serta seluk-beluknya..

Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu trugas terstruktur Mata
Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi sekaligus untuk menambah pengetahuan penulis mengenai
komunikasi antar budaya yang berbeda.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapatkan berbagai masalah, baik yang bersumber dari penulis
sendiri maupun yang datang dari faktor dari luar diri penulis. Namun, dalam penulisan makalah ini,
penulis mendapatkan dukungan yang tak henti-hentinya dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan berpartisipasi dalam
penulisan makalah ini, terutama kepada kedua orang tua dan keluarga penulis. Tidak lupa pula kepada
dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi dan juga rekan-rekan.

Penulis mengakui dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena penulis masih dalam
proses belajar. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. penulis berharap
semoga makalah ini dapat berguna sebagai salah-satu pedoman dan menambah pengetahuan baik bagi
penulis maupun bagi pembaca.

Bandung, 2 Mei 2017


PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2

A. Pengertian komunikasi Antarbudaya................................................... 2

B. Hakikat Komunikasi antarbudaya....................................................... 3

C. Fungsi komunikasi Antarbudaya......................................................... 4

D. Tujuan Komunkasi Antarbudaya......................................................... 7

E. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya................................................. 7

F. Prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya.............................................. 9

G. Budaya dan Persepsi........................................................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 12

A. Kesimpulan..................................................................................... 12

B. Saran............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki
kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua
perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang
serta berlangsung dari generasi ke generasi.

Sebagai bagian dari budaya yang berbeda, seharusnya bangsa Indonesia saling menghargai dan saling
mempelajari antara satu budaya dengan budaya lainnya agar dapat tercipta sikap toleransi terhadap
perbedaan yang bahkan terkadang sangat mendalam.

Sebagai mata kuliah di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, maka penulis ditugaskan untuk
menyusun makalah tentang komunikasi antar budaya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian komunikasi Antarbudaya

2. Hakikat Komunikasi antarbudaya

3. Fungsi komunikasi Antarbudaya

4. Tujuan Komunkasi Antarbudaya

5. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya

6. Prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya

7. Budaya dan Persepsi

BAB II

PEMBAHASAN

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

A. Pengertian komunikasi Antarbudaya

Jane Pauley (1999) memberikan definisi khusus atas komunikasi, setelah membandingkan tiga
komponen yang harus ada dalam sebuah peristiwa komunikasi, jika satu komponen kurang maka
komunikasi takkan terjadi. Dia berkata komunikasi merupakan: transmisi informasi; transmisi
pengertian; yang menggunakan simbol-simbol yang sama.

Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan
secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain
di sekelilingnya yang memperjelas makna.
Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung
dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss:1996).

Sehingga dapat diartikan bahwa komunikasi antarbudaya adalah setiap proses pembagian informasi,
gagasan atau perasaan diantara orang-orang yang berbeda latar belakang budaya. Proses pembagian
informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui simbol-simbol tertentu seperti bahasa
tubuh, gaya atau penampilan pribadi, atau bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan dan
menghasilkan efek tertentu.

Komunikasi antarbudaya terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima
pesannya adalah anggota dari suatu budaya lain.[1]

Para ahli mengartikan komunikasi antar budaya sebagai berikut:

Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang
berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Kebudayaan
adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi
ke generasi. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka
di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

komunikasi antarbudaya itu dilakukan:

Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu
tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya
mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan
atau diperjuangkan.

Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam
komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama.

Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai
pengaruh terhadap perilaku kita.

Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan
mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.

B. Hakikat Komunikasi antarbudaya

· Enkulturasi

Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar,
bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga ke-agamaan, dan lembaga
pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka. Tarian
adalah salah satu bentuk enkulturasi budaya yang ditransmisikan sejak kecil
· Akulturasi

Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan
langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Indonesia (kultur
tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-
nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur
kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah. Contohnya budaya
minang, batak, jawa di tanah sunda.

Komunikasi antar budaya memiliki dua saluran yaitu antar pribadi dan media massa (Radio, surat kabar,
TV, Film, Majalah), saluranan komunikasi mempengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari komunikasi
antarbudaya (Lubis, 2002:5).

C. Fungsi komunikasi Antarbudaya

Secara umum ada empat kategori fungsi utama komunikasi, yakni :

Fungsi infomasi

Fungsi instruksi

Fungsi Persuasi

Fungsi menghibur

Apabila empat fungsi utama itu diperluas maka akan ditemukan dua fungsi lain,yakni fungsi pribadi dan
fungsi sosial.

1) Fungsi Pribadi

Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang
bersumber dari seorang individu.

· Menyatakan Identitas Sosial

Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan
untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara
verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial,
misalnya dapat diketahui asal usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.

· Menyatakan Integrasi Sosial

Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok
namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur.

· Menambah Pengetahuan.
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling
mempelajari kebudayaan masing-masing.

· Melepaskan Diri atau Jalan Keluar

Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar
atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang
berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.

Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda. Perilaku
seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan
komplementer, perbedaan di antara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris
dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin
pada perilaku yang lainnya.

2) Fungsi Sosial

· Pengawasan

Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator
dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi
antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin perkembangan
peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan
yang berbeda.

· Menjembatani

Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang
berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu
dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula
oleh berbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.

· Sosialisasi Nilai

Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan
suatu masyarakat kepada masyarakat lain.

· Menghibur

Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian
hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan
tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
D. Tujuan Komunkasi Antarbudaya

· Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi

· Mengkomunikasikan antar orang yang berbeda budaya

· Mengidentifikasikan kesulitan – kesulitan yang muncul dalam komunikasi

· Membantu mengatasi masalah komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya

· Meningkatan keterampilan verbal dan non verbal dalam komunikasi

· Menjadikan kita mampu berkomunikasi secara efektif

E. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya

Ada beberapa alasan mengapa perlunya komunikasi antarbudaya, antara lain:

• membuka diri dan memperluas pergaulan;

• meningkatkan kesadaran diri;

• etika/etis;

• mendorong perdamaian dan meredam konflik;

• demografis;

• ekonomi;

• menghadapi teknologi komunikasi;

• menghadapi era globalisasi.

Menurut William Howel (1982, dalam Liliweri,2004:225), setiap individu mempunyai tingkat kesadaran
dan kemampuan yang berbeda-beda dalam berkomunikasi antarbudaya. Tingkat kesadaran dan
kemampuan itu terdiri atas empat kemungkinan, yaitu:

Seorang sadar bahwa dia tidak mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini terjadi karena dia
tahu diri bahwa dia tidak mampu memahami perbedaan-perbedaan budaya yang dihadapi. Kesadaran
ini dapat mendorong orang untuk melakukan eksperimen bagi komunikaksi antarbudaya yang efektif

Dia sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini merupakan yang ideal artinya
kesadaran akan kemampuan itu dapat mendorong untuk memahami, melaksanakan, memelihara dan
mengatasi komunikasi antarbudaya,
Dia tidak sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Keadaan ini dihadapi manakala orang
tidak sadar bahwa dia sebenarnya mampu berbuat untuk memahami perilaku orang lain, mungkin orang
lain menyadari perilaku komunikasi dia.

Dia tidak sadar bahwa dia tidak mampu mengahadapi perbedaan anatarbudaya, keadaan ini terjadi
manakala seseorang sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya dia tidak mampu menghadapi
perilaku budaya orang lain.

Komunikasi antarbudaya sangat penting karena juga memiliki tujuan yang sangat berguna untuk
membangun saling percaya dan saling menghormati sebagai bangsa berbudaya dalam upaya
memperkokoh hidup berdampingan secara damai dengan jalan mempersempit misunderstandimg
dengan cara mencairkan prasangka-prasangka rasial, etnik, primordial dari satu bangsa atas bangsa lain.

Litvin (dalam Purwasito, 2003:47) mengatakan bahwa dengan adanya komunikasi multikultural akan
mempengaruhi secara langsung baik pengaruh yang bersifat kognitif maupun yang bersifat afektif yaitu:

Memberi kepekaan terhadap diri seseorang tentang budaya asing sehingga dapat merangsang
pemahaman yang lebih baik tentang budaya sendiri dan mengerti bias-biasnya,

Memperoleh kemampuan untuk benar-benar terlibat dalam tindak komunikasi dengan orang lain yang
berbeda-beda latar belakang budayanya sehingga tercipta interaksi yang harmonis dan langgeng,

Memperluas cakrawala budaya asing atau budaya orang lain, sehingga lebih menumbuhkan empati dan
pengalaman seseorang, yang mampu menumbuhkan dan memelihara wacana dan makna kebersamaan

Membantu penyadaran diri bahwa sistem nilai dan budaya yang berbeda dapat dipelajari secara
sistematis, dapat dibandingkan an dipahami.

F. Prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya

Relativitas Bahasa

Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan oleh
para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan
bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia
sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk
mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara
mereka memandang dan berpikir tentang dunia.

Bahasa sebagai cermin budaya

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik
dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan,
karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahankomunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih
besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
(bypassing).

Mengurangi Ketidakpastian

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam
komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat
lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan
ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-
pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.

kesadaran diri dan perbedaan antar budaya

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama
komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali
membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka
atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya
diri.

Interaksi awal dan perbedaan antar budaya

Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat
kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah
persepsi dansalah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi
antarbudaya.

Memaksimalkan hasil interaksi

Dalam komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha memaksimalkan hasil


interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya.
Pertama, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil
positif. Kedua, bila mendapatkan hasil yang positif, maka pelaku komunikasi terus melibatkan diri dan
meningkatkan komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif, maka pelaku mulai menarik diri dan
mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku membuat prediksi tentang perilaku mana yang akan
menghasilkan hasil positif. Pelaku akan mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi
yang diambil, perilaku nonverbal yang ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku komunikasi kemudian
melakukan apa yang menurutnya akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang
menurutnya akan memberikan hasil negatif.

G. Budaya dan Persepsi

Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga
mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama,
ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan dan citra rasa sebagai faktor-faktor internal jelas
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi tersebut terkait oleh
budaya (culture-bond). Kelompok-kelompok budaya boleh jadi berbeda dalam mempersepsikan
sesuatu. Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbicara adalah kedangkalan, sedangkan
orang Amerika berpandangan bahwa mengutarakan pendapat secara terbuka adalah hal yang baik.

Larry A Samovar dan Richard E Porter, mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung
mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni[2] :

Kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan sikap (attitudes)

pandangan dunia (worldview)

organisasi sosial (social organization)

tabiat manusia (human nature)

orientasi kegiatan (activity orientation)

persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and others).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki
kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua
perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang
serta berlangsung dari generasi ke generasi.

Hakikat Komunikasi antarbudaya : Enkulturasi dan Akulturasi

Fungsi komunikasi Antarbudaya : Fungsi infomasi, Fungsi instruksi, Fungsi Persuasi, Fungsi menghibur

Apabila empat fungsi utama itu diperluas maka akan ditemukan dua fungsi lain,yakni fungsi pribadi dan
fungsi sosial.

Tujuan Komunkasi Antarbudaya : Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik


komunikasi, Mengkomunikasikan antar orang yang berbeda budaya dll.

B. Saran
Penulis mengakui makalah ini jauh dari kesempurnaan, dan hal ini lebih disebabkan oleh kekurangan
referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu penulis mengharapkan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010

http://kuliahkomunikasi.com

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya

http://www.kompasiana.com/pairunan/fungsi-fungsi-komunikasi-
antarbudaya_56b0ab5d33977362048b456b

[1] Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 12

[2] http://kuliahkomunikasi.com

Dheoul di 20.59

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

MENGENAI SAYA

Dheoul
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai