98f960e27796dc1f7995e598b7c43c6d
98f960e27796dc1f7995e598b7c43c6d
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari grand theory yaitu teori legitimasi dan pengertian tentang kinerja lingkungan,
kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan sejalan dengan
sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaan merupakan
kemasyarakatan. Kegiatan sosial itu sendiri pada akhirnya harus dipahami sebagai
bagian dari seluruh aktivitas yang terjadi dalam ekosistem. Dalam pandangan ini,
kegiatan sosial itu sendiri (dimana aktivitas ekonomi adalah bagiannya) bersarang
dalam aktivitas ekosistem. Aktivitas ekonomi bukan sebagai sistem yang mandiri,
melainkan sebagai subsistem dari pilar sosial. Adapun pilar sosial (dengan pilar
14
15
Perusahaan akan selalu berinteraksi dengan masyarakat dan selalu berusaha untuk
melekat pada kegiatannya dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem
Ketika terjadi ketidakselarasan antara kedua sistem tersebut, maka akan ada
reputasi perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan
tersebut.
terancam bila perusahaan tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku
antara tindakan organisasi perusahaan dan nilai-nilai dalam masyarakat umum dan
dan nilai-nilai masyarakat ini tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan.
Tidak jarang terjadi perbedaan antara perusahaan dan nilai-nilai sosial yang dapat
16
penting dari sistem manajemen lingkungan. Hal tersebut merupakan ukuran hasil
dari sistem manajemen lingkungan yang diberikan perusahaan secara riil dan
konkrit. Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen
menunjukkan bahwa permintaan pada sumber daya yang langka dan polusi
image perusahaan akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Hal ini sejalan dengan
terjadi melalui efek insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat
seluruh pemangku kepentingan pada skala nasional (Yanti, 2015). Para pemangku
berperingkat baik dan memberikan tekanan dan dorongan kepada perusahaan yang
untuk taat pada peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan
Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam.Kriteria ketaatan berperingkat: biru, merah
dan hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan
(beyond compliance) adalah hijau dan emas. Penilaian Hijau dan Emas, dilakukan
Lingkungan.
Tabel 2.1
Peringkat Warna PROPER
sebagai salah satu pendorong inovasi dan peningkatan daya saing perusahaan.
Dengan meningkatnya daya saing maka perusahaan berusaha efektif dan efisien
Tabel 2.2
Kriteria Peringkat PROPER
dalam lampiran 2.
20
ekonomi, ekologi/lingkungan dan sosial. Hal ini sejalan dengan konsep triple
bottom line yakni profit, planet, people atau 3P (Sahla dan Aliyah, 2016). Triple
bottom line adalah suatu konsep yang mendorong perusahaan agar selain
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga
ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarganya serta
Program CSR hadir sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan dengan mudah
Yanti (2015) menyatakan bahwa CSR mampu menciptakan brand image bagi
perusahaan di tengah pasar yang kompetitif. Hal ini pada gilirannya mampu
ditetapkan.
pada masyarakat dan lingkungan. Hal ini diwujudkan dalam bentuk perilaku
sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
hidup komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas (Nugrohoet. al., 2016).
Manfaat kegiatan CSR dibagi menjadi dua yaitu dari sisi internal dan sisi
eksternal. Manfaat CSR dilihat dari aspek internal meliputi (Mursitama, 2011):
sosial.
22
aliran bahan baku, serta hubungan dengan supplier berjalan dengan baik.
Adapun manfaat kegiatan CSR dilihat dari sisi eksternal meliputi hal-hal
sebagai berikut:
(2011), ada lima hal penting yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
bidang ekonomi
jawab sosial sebagai salah satu perwujudan etika dalam membangun kinerja
sosial perusahaan pada laporan tahunan atau laporan tersendiri kepada Bapepam-
karyawan;
karena fakta bahwa perusahaan berutang tugas untuk masyarakat atau memiliki
langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk
2007 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Pasal
saham (Gray, 1994). Hal ini sejalan dengan legitimacy theory yang menyatakan
keuntungan jangka panjang kepada stakeholder. Aktivitas CSR juga terbukti dapat
2017).
yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Tema-tema yang
3) Produk dan konsumen, melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa,
4) Lingkungan hidup, yaitu aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi
konversi sumber daya alam. Gray (1994) mengatakan bahwa sifat dan volume
waktu dan antar negara. Hal ini disebabkan isu-isu yang dipandang penting
oleh satu negara mungkin akan menjadi kurang penting bagi negara lain.
28
mandiri besar yang terdiri dari beragam pemangku kepentingan yang diluncurkan
pada tahun 1997 (Sustainability Reporting Guidelines Version 3.1 tahun 2011).
Environmment Program (UNEP). GRI menjadi lembaga mandiri pada tahun 2002.
keberlanjutan yang saat ini telah digunakan oleh berbagai perusahaan di dunia.
GRI secara de facto telah menjadi standar dunia untuk pelaporan. GRI guidelines
seluruh dunia. Perusahaan dapat menggunakan pedoman ini secara sukarela untuk
dengan meluncurkan pedoman generasi ketiga, yaitu G3. Para ahli, pebisnis,
strategi dan kerangka pelaporan dan membangun aliansi yang kuat. Kemitraan
formal masuk ke dalam United Nations Global Compact, pada Organisasi untuk
Amerika Serikat pada tahun 2011 serta dirilisnya pedoman G3.1 yang merupakan
pelaporan jenis kelamin, masyarakat dan hak asasi manusia terkait kinerja. Tiga
pedoman Sektor baru juga dirilis oleh GRI yaitu pertambangan dan logam,
Sejak tahun 2013, GRI mulai menerapkan pedoman edisi terbaru yakni
G3.1 dan dapat memutuskan sendiri kapan beralih ke pedoman G4. GRI akan
tetap mengakui laporan yang berdasarkan pedoman G3.1 sampai dua kali siklus
disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat.
G3.1 terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah prinsip–prinsip pelaporan
30
alat penguji singkat untuk setiap prinsip. Bagian kedua yaitu berisikan standar
standar kriteria yang akan diterapkan oleh organisasi untuk menyiapkan laporan
a) Prinsip-prinsip GRI
atau pengaruh yang signifikan baik entitas hulu (rantai pasokan) maupun hilir
prinsip untuk menentukan konten laporan yang menjelaskan proses yang harus
membuat asesmen kinerja yang masuk akal serta mengambil tindakan yang
tepat.
b) Standar Pengungkapan
menjadi tujuh bagian yaitu strategi dan analisis, profil organisasi, aspek
profil laporan, tata kelola, serta etika dan integritas. Pengungkapan standar
bagi suatu organisasi untuk menyusun laporan keberlanjutan agar sesuai dengan
Pedoman baik itu G3.1 maupun G4. Dua opsi tersebut adalah Inti (Core) dan
organisasi dari berbagai ukuran, jenis, sektor, atau lokasi. Fokus utama dari kedua
opsi tersebut berada pada proses identifikasi aspek material. Aspek material yang
33
dan sosial yang signifikan dari organisasi atau dapat mempengaruhi secara
Opsi Inti (Core) berisi elemen esensial dari laporan keberlanjutan yakni
ekonomi, lingkungan, serta sosial dan kinerja tata kelola. Organisasi diminta
mengenai strategi dan analisis, tata kelola, serta etika dan integritas organisasi.
semua indikator yang terkait dengan aspek material yang teridentifikasi. Setiap
perusahaan, baik merupakan pelapor baru atau berpengalaman, memilih opsi yang
kepentingan.
memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang dan risiko atas
penilaian tersebut. Kinerja perusahaan sangat penting untuk dinilai atau diukur
tindakan dan hasil yang diinginkan. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang
keuangan, di mana data pokok sebagai input dalam analisis ini adalah neraca dan
laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio
elemen-elemen pasiva yang satu dengan lainnya, elemen aktiva dengan pasiva.
Oleh karena itu menurut Gantino (2016), laporan keuangan harus disajikan secara
full (penuh), fair (wajar), dan adequate (memadai). Full disclosure principle ini
mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan
Menurut Abul Hassan (2010), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
hubungan antara pos satu dengan yang lainnya sehingga dapat dengan cepat
metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca
atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
pihak dalam dan luar perusahaan untuk mengetahui dan menilai keadaan
keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa yang
akan datang. Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh
kemungkinan di masa yang akan datang. Rasio keuangan yang terpenting bagi
36
kreditur adalah rasio profitabilitas. Hal ini karena rasio profitabilitas menunjukkan
maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dan
penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat
dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang
investasi, harga saham atau nilai pasar dengan mengevaluasi tindakan akuntansi
ROE di mana merupakan laba bersih dibagi dengan total equity pemegang saham.
atas modal yang mereka investasikan dan ROE menunjukan tingkat yang mereka
peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi. Tinjauan
kinerja keuangan perusahaan yang digunakan dalam studi mereka. Hasil kajian
yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah yang ditanamkan yaitu
yang dimiliki, sehingga ROE disebut sebagai “profitabilitas modal sendiri.” Rasio
ini menunjukkan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau
investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik.
Semakin tinggi rasio ROE semakin tinggi keuntungan investor karena semakin
efisien modal yang ditanamkannya. Rasio ini sangat mendapat perhatian para
dari sudut pandang pemegang saham. Menurut Candrayanthi dan Saputra (2013),
38
indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas usaha, yaitu melalui
ROE. Rumus untuk menghitung ROE (Murhadi, 2013:64) adalah sebagai berikut:
Nor et al. (2016), meneliti tentang pemanasan global dan perubahan iklim
yang telah menjadi masalah lingkungan yang paling menantang dunia yang
sedang dihadapi masyarakat dunia. Masalah ini akan mempengaruhi masa depan
planet ini yang dapat dilihat dari sikap yang berbeda. Perhatian publik atas
dan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan. Objek dalam penelitian ini
Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara total ada 17 perusahaan yang memenuhi
yang signifikan pada ROE untuk peringkat emas. Pengungkapan CSR juga
dengan pihak luar perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan
ini dilakukan untuk menguji pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan yang
karyawan, kepuasan pelanggan, kepatuhan hukum dan sosial serta legitimasi atas
sebagai built-in, mekanisme pengaturan diri dimana bisnis akan memantau dan
perusahaan ingin bertahan maka perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya
profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada
yang sama dengan yang diteliti oleh peneliti dan menggunakan ukuran ROA dan
ROE dalam mengukur kinerja keuangan. Namun terdapat perbedaan pada fokus
pada kinerja pasar dan tahun penelitian yang berbeda yakni tahun 2012-2013
sebagian dari variabel yang diteliti oleh peneliti dengan tahun penelitian yang